BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Penulis menggunakan hasil penelitian pada Bab ini untuk menjawab masalah pada Bab I yaitu bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas guru IPS IPS di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen 1 Salatiga. A.
Hasil Temuan peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas guru IPS di SMA Kristen 1 Salatiga
1.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Edukator
a.
Pengembangan Kurikulum dan Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai edukator untuk fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Melakukan sosialisasi dan memberlakukan bagi guru IPS menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap (penyusunan kaldik, silabus, prota, promes, RPP, penilaian dan evaluasi analisis). Ditemukan ada beberapa guru mengambil perangkat seperti, silabus, prota, promes, RPP, penilaian dan evaluasi analisis dari pihak lain tanpa mengembangkan sendiri. Pemecahan masalah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah meninjau langsung perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru IPS pada setiap awal semester. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
31
32
sebagai berikut; dalam pengembangan kurikulum sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah selalu memberikan arahan
dan sosialisasi untuk penyusunan
silabus, prota, promes, RPP dalam satu tahun. Penyusunan silabus, prota, promes dan RPP berdasar kalender akademik yang dikeluarkan kurikulum. Selain member sosialisasi, kepala sekolah juga selalu memantau kinerja guru.
b.
Memfasilitasi dan Mendorong Para Guru IPS agar Kegiatan Belajar Mengajar dapat Berjalan Efektif dan Efisien. Kepala SMA Kristen 1 Salatiga telah melakukan perannya sebagai
edukator dalam memfasilitasi dan mendorong para guru IPS agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien, yaitu menyedikan saran prasarana serta fasilitas pembelajaran yang memadai seperti; buku-buku referensi, LCD, laptop, jaringan internet, software pembelajaran, berbagai cd interaktif, laboratorium penunjang. Menerapkan sistem pembelajaran moving class untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran serta untuk menghindari tingkat kejenuhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; sebagai edukator dalam memfasilitasi dan mendorong para guru IPS agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien sudah dilakukan dengan baik. Kebutuhan akan buku referensi guru, siswa, diberikan kepala sekolah sesuai dengan kebutuhan. Kepala sekolah dibantu waka sarana dan
33
prasarana dalam memfasilitasi kelas secara lengkap. Menerapkan moving class dan tidak macet, moving class berjalan dengan lancar.
2.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajerial
a.
Menyusun
Perencanaan
Sekolah/
Madrasah
untuk
Berbagai
Tingkatan Perencanaan. Peran sebagai manajerial yang dilakukan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga, yaitu melaksanakan rapat kerja tahunan dengan mengevaluasi segala bentuk kegiatan yang telah berjalan. Melaksanakan Rapat kerja tahunan untuk mengevaluasi segala bentuk kegiatan yang telah berjalan, merancang dan memprogram kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun kedepan. Serta didalamnya Kepala SMA Kristen 1 Salatiga bersama-sama guru dan personil sekolah merancang program jangka pendek maupun jangka panjang dan disusun secara bersama-sama dengan seluruh personil sekolah termasuk di dalamnya rapat pembagian tugas untuk menyusun job description. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai manajerial sudah dilakukan dengan baik. Sebelum rapat kerja, kepala sekolah mengadakan prareker. Kepala sekolah dan guru bersama-sama menyusun program jangka pendek dan program jangka panjang.
34
3.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator
a.
Mengalokasikan Anggaran yang Memadai bagi Upaya Peningkatan Kompetensi Guru IPS Mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan
kompetensi guru IPS yang dilakukan oleh Kepala SMA Kristen 1 Salatiga yaitu mengalokasikan anggaran khusus dalam APBS melalui bidang kurikulum dengan mengelola administrasi keuangan (keluar masuknya uang) menggunakan buku Kas Umum, Kas BOS, dll. Serta menyusun laporan keuangan yang perlu dibuat yang terdiri atas (1) laporan perkembangan keuangan serta (2) laporan realisasi penggunaan dana. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; dalam mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru IPS sudah dilakukan dengan baik oleh kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga. Alokasi yang diberikan untuk guru akan dialokasikan di APBS, akan dipertanggungjawabkan bendahara di dalam pemanfaatan anggaran yang sudah digunakan. Setiap tahun ada laporan keuangan dalam raker.
35
b.
Pengelolaan Pengajaran bagi Upaya Peningkatan Kompetensi Guru IPS Sebagai peran administrator yang dilakukan Kepala SMA Kristen 1
Salatiga yaitu mewajibkan setiap guru IPS untuk berperan aktif dalam kegiatan forum ilmiah seperti; MGMP, Bintek, Workshop/ lokakarya, seminar. . Hal ini berfungsi sebagai sarana untuk berkomunikasi dan bertukar pikiran dalam rangka meningkatkan kinerja guru. Melaksanakan musyawarah guru mata pelajaran secara internal kurang maksimal, mengingat tuntutan beban kerja guru minimal 24 jam pelajaran. Hambatan ini di atasi dengan penyelenggaraan in house training (IHT) oleh rekan sejawat yang lebih berkompeten. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; sebagai administrator sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah selalu mengikut sertakan guru dalam kegiatan MGMP, Bintek, Workshop/ lokakarya, seminar, baik tingkat kota, propinsi maupun nasional.
4.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
a.
Merencanakan
Program
Supervisi
Akademik
Dalam
Rangka
Peningkatan Profesionalisme Guru IPS. Kepala SMA Kristen 1 Salatiga melakukan identifikasi terhadap guru IPS sebagai dasar penempatan urutan prioritas supervisi, menyusun program supervisi yang berisi tentang; dasar atau landasan hukum, latar belakang supervisi, tujuan
36
supervisi, sasaran supervisi, agenda atau jadwal pelaksanaan supervisi. Menyusun program pemantauan dan tindak lanjut. Merencanakan supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru IPS dalam melaksanakan pembelajaran. Supervisi yang akan dilakukan kepala sekolah yaitu supervisi akademik dan supervise administrasi.
b.
Melaksanakan Supervisi Akademik Terhadap Guru IPS dengan Menggunakan Pendekatan dan Teknik Supervisi yang Tepat Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu guru
meningkatkaan situasi belajar mengajar yang baik, Kepala SMA Kristen 1 Salatiga melaksanakan supervisi kepada guru IPS berdasarkan program supervisi yang telah disusun, dan menggunakan pendekatan yaitu dengan cara tidak langsung atau tanpa pemberitahuan lebih dulu (tidak adanya temu awal). Adapun Prosedur supervisi kelas dalam beberapa tahap: 1. Tahap persiapan: menyiapkan instrumen dan jadwal kunjungan kelas. 2. Tahap pelaksanaan: observasi kelas. 3. Tahap pelaporan: identifikasi hasil kunjungan kelas, dan analisis hasil supervisi. 4. Tahap tindak lanjut: diskusi mencari solusi bersama, sosialisasi hasil kunjungan kelas, dan komunikasi khusus dengan guru.
c.
Menindaklanjuti Hasil Supervisi Akademik Terhadap Guru IPS Dalam Rangka Peningkatan Profesionalisme Guru IPS. Kepala Sekolah dalam menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap
guru IPS dalam rangka peningkatan profesionalisme guru IPS yaitu dengan
37
Menetapkan anggaran untuk merealisasikan tindak lanjut, Bekerjasama dengan bidang-bidang terkait untuk melaksanakan tindak lanjut supervisi, dan Melaksanakan evaluasi terhadap realisasi tindak lanjut melalui program inservicetraining dan upgrading terhadap guru IPS akan dapat memberikan perbaikan mutu pengetahuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; sebagai supervisor sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah memantau setiap guru dalam administrasi (RPP ) dan pembelajaran. Kepala sekolah melakukan pengecekan administrasi ( silabus, RPP, daftar nilai ). Supervisi dilakukan secara mendadak, dari hasil supervisi akan diketahui : media yang dipergunakan, sarana prasarana pendukung, situasi dalam kelas. Kepala sekolah akan melakukan evaluasi setelah supervisi.
5.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Leader
a.
Kepemimpinan yang Berorientasi pada Tugas Kepemimpinan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai pemimpin
berorientasi pada tugas yaitu melaksanakan visi dan misi sekolah, berdasarkan permendiknas No. 13/ 2007. Artinya kepemimpinan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga adalah kepemimpinan Visioner yaitu melaksanakan tugas dan mampu mengelola sumberdaya yang dimiliki dalam upaya mencapai visi yang telah ditentukan.
38
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; sebagai pemimpin berorientasi pada tugas yaitu melaksanakan visi dan misi sekolah sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah selalu mengelola sumber daya guna mencapai visi misi.
b.
Kepemimpinan yang Memiliki Kepribadian yang Teladan Sebagai pemimpin yang memiliki kepribadian yang teladan Kepala SMA
Kristen 1 Salatiga selalu bertindak sesuai norma-norma dan aturan yang berlaku, berusaha memberikan teladan dalam seluruh aspek kehidupan yaitu dengan Sebagai pemimpin yang memiliki kepribadian yang teladan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga selalu bertindak sesuai norma-norma dan aturan yang berlaku, berusaha memberikan teladan dalam seluruh aspek kehidupan. Datang ke sekolah lebih awal dari guru dan siswa. Hal ini dilakukan agar guru dan siswa termotivasi untuk tidak datang ke sekolah terlambat. Berperan sebagai pereda konflik, menuntun dan menemukan jalan keluar yang terbaik bagi konflik-konflik yang ada disekolah. Konflik yang terjadi baik antar guru maupun antar siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; sebagai pemimpin yang memiliki kepribadian yang teladan sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah selalu datang ke sekolah lebih awal dari
39
guru yang lain, cara mengajar, cara berpakaian, administrasi dari kepala sekolah patut dijadikan teladan,
6.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Pencipta Iklim Kerja
a.
Kepala Sekolah Memotivasi Guru IPS Memotivasi guru adalah peran kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
yang dilakukan oleh Kepala SMA Kristen 1 Salatiga yaitu memberikan dukungan secara terus menerus melalui berbagai kegiatan motivasi sebelum guru melaksanakan kegiatan PBM melalui breafing pagi atau awal, dan siang setelah pulang sekolah. Mendatangkan motivator baik dari interprener ataupun motivator dari diknas yang dilaksanakan pada 1 bulan atau 2 bulan sekali, dengan tema motivator yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam memotivasi guru IPS sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah setiap hari melakukan breafing dan menyampaikan informasi.
40
b.
Kepala Sekolah Menjelaskan Tujuan Kegiatan Perlu Disusun dengan Jelas dan Diinformasikan Kepada para Guru agar Guru Mengetahui Tujuan Bekerja, para Guru dapat Dilibatkan Dalam Penyusunan Tujuan Tersebut Kepala sekolah menjelaskan tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan
jelas dan diinformasikan kepada para guru IPS sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, melalui rapat kerja akhir bulan setiap bidang untuk menyusun program kegiatan yang dilengkapi dengan tujuan kegiatan, sasaran kegiatan, waktu pelaksaan serta anggaran yang nantinya hasil kegiatan tersebut dievaluasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam menjelaskan tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas sudah dilakukan dengan baik. Disampaikan oleh kepala sekolah pada saat raker.
c.
Kepala Sekolah Memotivasi Guru IPS dari Setiap Pekerjaannya Kepala Sekolah mengungkapkan bahwa meningkatkan kinerja guru IPS
adalah dengan menyediakan fasilitas pendukung yang memadai tentang bidang studi IPS. Misalnya Kepala SMA Kristen 1 Salatiga menyediakan fasilitas bagi guru sejarah dengan memberikan media pembelajaran keluar sekolah seperti kunjungan ke museum di daerah sekitar salatiga atau luar kota salatiga. Bagi guru geografi Kepala SMA Kristen 1 Salatiga memberikan kesempatan untuk
41
pembelajaran keluar sekolah dengan kunjungan ke badan meteorologi, bahkan bagi guru ekonomi dan sosiologi dengan memberikan kesempatan belajar di luar sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam memotivasi guru IPS dari setiap pekerjaannya sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah menyediakan fasilitas bagi guru untuk pembelajaran outdor, tergantung pada mata pelajaran.
d.
Kepala Sekolah Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosio-Psiko-Fisik Guru IPS Memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru IPS yang dilakukan Kepala
SMA Kristen 1 Salatiga yaitu dengan menyediakan program berbagai jenis kegiatan sosial seperti perkunjuangan bagi guru yang sakit hingga masuk rumah sakit dan didokan bersama guru dan karyawan, biston rutin yang dilaksanakan setiap akhir bulan biasanya digabung dengan rapat rutin akhir bulan, wisata keluarga guru-guru dan karayawan SMA Kristen 1 Salatiga yang sering dilaksanakan pada akhir tahun di tempat wisata kuar kota, merayakan hari besar bersama-sama dengan keluarga guru dan karyawan SMA Kristen 1 Salatiga di sekolah, menyediakan fasilitas olah raga bagi guru yang berminat di bidang olah raga seperti basket, senam, futsal, badminton, adapun jadwal ditentukan sendiri-
42
sendiri sesuai kesepakatan bersama. Menyediakan fasilitas bermain musik yaitu studio musik yang kedap suara, dan membentuk koperasi simpan pinjam bagi guru dan karyawan SMA Kristen 1 Salatiga. Koperasi ini sangat membantu bagi guru yang membutuhkan bantuan di bidang keuangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru IPS sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah dan guru melakukan kunjungan bagi guru yang sakit hingga masuk rumah sakit dan didokan bersama guru dan karyawan, biston rutin yang dilaksanakan setiap akhir bulan biasanya digabung dengan rapat rutin akhir bulan, wisata keluarga guru-guru dan karayawan SMA Kristen 1 Salatiga.
7.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Kewirausahaan
a.
Guru Bekerja Keras Usaha Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam menumbuhkan kerja keras
guru IPS yaitu dengan menumbuhkan sense of belonging memberikan rekomendasi kepada setiap guru dan karyawan untuk dapat meminjam kredit di bank yang ditunjuk oleh Yayasan. Membuka koperasi wirausaha sekolah yang dijalankan oleh guru seperti penyediaan alat fotocopy, kantin yang dikelola oleh guru dan karyawan.
43
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai kewirausahaan sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah akan merekomendasikan ke Bank jika guru memerlukan dana, adanya koperasi dengan istilah koperasi simpan pinjam “ SKRISA “, mempermudah bagi guru untuk pinjam dengam bunga rendah, dimana kepala sekolah sebagai ketua.
Berdasarkan temuan hasil penelitian dari wawancara dengan kepala sekolah dan 2 guru IPS serta 2 guru non IPS, maka dapat disimpulkan bahwa tujuh peran kepala sekolah yaitu peran kepala sekolah sebagai edukator, manajerial,
administrator,
supervisor,
leader,
pencipta
iklim kerja dan
kewirausahaan telah dilaksanakan dengan baik oleh Kepala SMA Kristen 1 Salatiga.
44
B.
Pembahasan Peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas guru IPS IPS di SMA Kristen 1 Salatiga Bagian ini menjelaskan mengenai pembahasan atas temuan yang telah
digambarkan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II. 1.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Edukator
a.
Pengembangan Kurikulum dan Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai edukator untuk fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kepala sekolah melakukan sosialisasi dan memberlakukan bagi guru IPS menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap (penyusunan kadik, silabus, prota, promes, RPP, penilaian dan evaluasi analisis. Memberlakukan kepada guru IPS dalam KBM harus masuk kelas sesuai dengan jadwal mengajar, masuk kelas tepat waktu, pemberian materi sesuai dengan RPP, penggunaan media pembelajaran. Menurut R. Gunawan Sudarmanto seorang guru yang profesional harus mau merancang dan membuat perangkat pembelajaran yang diperlukan. Perangkat pembelajaran tidak dapat ditembak begitu saja dari belakang meja tanpa adanya analisis kondisi sekolah. Ketika merancang dan membuat perangkat pembelajaran maka seorang guru harus memahami kondisi sekolah tempat mengajarnya. Dengan cara demikian maka pembelajaran yang dilaksanakan sangat sesuai dengan kondisi warga belajar dan penunjangnya.36
36
R. Gunawan Sudarmanto. Profesionalitas Guru Kaitan Pemetaan SK-KD, Silabus, dan Analisis SK-KD untuk Pengembangan Bahan Ajar dan Media. (http://staff.unila.ac.id/radengunawan/2011/10/11/profesionalitas-guru/)
45
Kepala sekolah melakukan sosialisasi dan memberlakukan penyusunan perangkat pembelajaran secara lengkap kepada guru IPS agar kesiapan dalam kegiatan belajar mengajar berjalan dengan teratur.
b.
Memfasilitasi dan Mendorong Para Guru IPS agar Kegiatan Belajar Mengajar Dapat Berjalan Efektif dan Efisien. Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai edukator dalam
memfasilitasi dan mendorong para guru IPS agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. Kepala Sekolah menyedikan saran prasarana serta fasilitas pembelajaran yang memadai seperti; buku-buku referensi, LCD, laptop, jaringan internet, software pembelajaran, berbagai cd interaktif, laboratorium penunjang, menerapkan sistem pembelajaran moving class. Menurut Susilana & Riyana menyatakan pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana atau fasilitas pembelajaran antar sekolah sangat bervariatif. Dalam hal pengadaan sarana, ada kecenderungan bahwa sekolahsekolah yang memiliki pimpinan (kepala sekolah) yang “lincah dan gesit” serta mempunyai hubungan yang baik dengan penentu kebijakan pemberian bantuan saranalah yang akan banyak mendapatkan fasilitas pembelajaran, sedangkan untuk sekolah-sekolah dengan pimpinan yang kurang “lincah dan gesit” serta mempunyai hubungan yang belum baik dengan penentu kebijakan pemberian bantuan sarana, hanya akan mendapatkan sedikit atau bahkan tidak mendapatkan bantuan kelengkapan sarana prasarana/fasilitas pembelajaran.37 Kepala sekolah menyediakan fasilitas sarana prasarana pembelajaran yang memadai sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Membuat guru dan siswa menjadi gairah dalam proses pembelajaran yang optimal.
37
Hartati Sukirman, dkk. 1999. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. FIP IKIP Yogyakarta.
46
2.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajerial
a.
Menyusun
Perencanaan
Sekolah/
Madrasah
untuk
Berbagai
Tingkatan Perencanaan. Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai manajerial dalam menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. Kepala Sekolah menyusun program baik jangka pendek maupun jangka menengah dengan menyelenggarakan rapat pembagian tugas untuk menyusun job description bagi setiap guru dan karyawan dalam rapat kerja tahunan. Rencana kerja sekolah adalah salah satu komponen dari perencanaan program sekolah. Rencana kerja sekolah menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu sebagai dasar pengelolaan sekolah dalam mendukung peningkatan mutu lulusan. RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-SM). (Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007)38 Rapat kerja tahunan menjadi sarana atau ajang untuk membahas, merencanakan, dan mencari solusi persoalan-persoalan pokok tentang kehidupan dan tugas guru/ karyawan/ personil/ pengelola sekolah, membuat program kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guru dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
38
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007
47
3.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator
a.
Mengalokasikan Anggaran yang Memadai bagi Upaya Peningkatan Kompetensi Guru IPS Peran kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai administrator dalam
mengalokasikan anggaran. Kepala sekolah mengelola administrasi keuangan (keluar masuknya uang), mengalokasikan anggaran khusus yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru IPS dalam APBS melalui bidang kurikulum. Menurut Soewadji Lazaruth masalah keuangan adalah masalah yang peka. Oleh karena itu dalam mengelola bidang ini kepala sekolah harus berhatihati, jujur dan terbuka agar tidak timbul kecurigaan baik dari staf maupun dari masyarakat atau orang tua murid. Kepala sekolah harus mampu mengelola administrasi keuangan (keluar masuknya uang) dengan menggunakan buku Kas Umum, Kas BOS. Untuk memudahkan dan melancarkan proses administrasi keuangan, disusun pedoman keuangan yang dapat dipakai sebagai referensi sekolah dalam mengelola dan menyelenggarakan administrasi dana program. Selain itu, dengan adanya pedoman ini diharapkan sekolah menjadi lebih sadar dan peduli terhadap pentingnya pembuatan laporan keuangan yang baik dan transparan.39 Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seharusnya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
39
Soewadji Lazaruth. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawab. 1988. Kanisius. Yogyakarta
48
b.
Pengelolaan Pengajaran bagi Upaya Peningkatan Kompetensi Guru IPS Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam mengelola pengajaran bagi upaya
peningkatan kompetensi. Kepala sekolah mewajibkan setiap guru IPS untuk berperan aktif dalam kegiatan forum ilmiah seperti; MGMP, Bintek, Workshop/ lokakarya, seminar. Persoalan perubahan dalam dunia pendidikan juga bergantung dari bagaimana para guru memaknai perubahan tersebut karena setiap inovasi dan perubahan dapat terjadi jika ada usaha individu untuk memaknai perubahan pada dirinya, MGMP memiliki kedudukan yang sangat penting untuk meningkatkan pemahaman guru dalam keseluruhan proses pembelajaran, MGMP merupakan wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar, kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran serta bertukar pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai pelaku perubahan pembelajaran di kelas. MGMP diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan profesionalisme guru (Depdiknas, 2004:1)40. Peranan kepala sekolah sebagai administrator dengan menekankan guru mengikuti organisasi mata pelajaran atau MGMP merupakan tujuan dalam rangka peningkatan kompetensi guru untuk menambah dan menadapat informasi perkembangan ilmu pengetahuan dari luar sekolah.
40
Doni Koesoema. Pendidik Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter. 2009. Gramedia Widiasarana Indonesia. Bandung
49
4.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
a.
Merencanakan
Program
Supervisi
Akademik
Dalam
Rangka
Peningkatan Profesionalisme Guru IPS. Peran Kepala SMA Krinten 1 Salatiga sebagai supervisor dalam merencanakan program supervisi. Hal ini didukung dengan hasil trianggulasi waktu. Kepala SMA Kristen 1 Salatiga melakukan supervisi terhadap guru IPS dengan tidak memberitahukan terlebih dahulu karena untuk melihat sejauh mana kesiapan guru IPS mengajar tetapi beberapa guru IPS dalam persiapan supervisi masih kurang dalam kesiapan baik perangkat maupun materi yang akan diajarkan serta Kepala Sekolah melakukan supervisi akademik dan administrasi keguru IPS. Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan mempunyai kewajiban membimbing dan membina guru atau staf lainnya. Pembinaan dan bimbingan guru akan berpengaruh besar terhadap kelangsungan dan kelancaran proses belajar mengajar. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor tersebut adalah memberi bimbingan, bantuan dan pengawasan dan penilaian pada masalahmaslah yang berhubungan dengan tehnis penyelenggara dan pengembangan pendidikan, pengajaran yang berupa perbaikan program pengajaran dan kegiatan-kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik (Hartati Sukirman 1999 : 45).41 Kegiatan supervisi kelas terhadap guru sebagai bagian penting dari kegiatan supervisi haruslah direncanakaan dengan baik. Kepala Sekolah hendaknya menyusun program supervisi dalam satu tahun atau satu semester, ada tiga macam teknik supervisi yaitu supervisi dengan pemberitahuan, tanpa pemberitahuan dan undangan dari guru.42 Peranan kepala sekolah sebagai supervisor harus berjalan dengan baik langkah pertama sebagai persiapan yaitu merencanakan supervisi bagi guru yaitu menyusun program persiapan supervisi.
41 42
Hartati Sukirman, dkk. 1999. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. FIP IKIP Yogyakarta. Soewadji Lazaruth. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawab. 1988. Kanisius. Yogyakarta
50
b.
Melaksanakan Supervisi Akademik Terhadap Guru IPS dengan Menggunakan Pendekatan dan Teknik Supervisi yang Tepat Kepala SMA Kristen 1 Salatiga melaksanakan supervisi. Kepala sekolah
melakssanakan supervisi berdasarkan program supervisi yang telah disusun, dan menggunakan pendekatan yaitu dengan cara tidak langsung atau tanpa pemberitahuan lebih dulu (tidak adanya temu awal) ini dilakukan apakah guru IPS pada saat disupervisi telah siap atau tidak dalam proses pembelajaran. Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok (group techniques), maupun secara perorangan (individual techniques), ataupun dengan cara langsung atau bertatap muka, dan cara tidak langsung atau melalui media komunikasi (visual, audial, audio visual)43 Supervisi tanpa pemberitahuan adalah seorang superisor secara tiba-tiba datang ke kelas pada saat guru sedang mengajar, Supervisor dapat mengetahui keadaan yang sesungguhnya, sehingga dapat menentukan sumbangan/ bantuan apakah yang diperlukan guru tersebu dan suatu latihan dalam melaksankan tugas mengajar agar setiap guru mempersipakan diri. 44
Supervisi yang dilakukan kepala sekolah adalah supervisi secata tidak tibatiba tanpa memberitahu terlebih dahulu dengan tujuan mellihat secara nyata kesiapan dari guru dalam proses belajar mengajar.
c.
Menindaklanjuti Hasil Supervisi Akademik Terhadap Guru IPS Dalam Rangka Peningkatan Profesionalisme Guru IPS. Kepala sekolah Kepala SMA Kristen 1 Salatiga menyatakan bahwa
menindak lanjuti supervisi ini diharapkan dengan adanya pembinaan dan usaha
43
44
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Manajemen Pendidikan. 2008. Alfabeta, Bandung. Nuzuar. Pelaksanaan Supervisi “Kunjungan Kelas” (Classroom-Visitation). Skolar vol 8. STAIN, Bengkulu.
51
perbaikan pendidikan melalui program inservice-training dan upgrading terhadap guru IPS akan dapat memberikan perbaikan mutu pengetahuan Tugas supervisor dalam menindaklanjuti hasil supervisi pengajaran terdapat dua indicator utama yang harus dilakukan, yaitu: 1). Menyusun rencana program tindak lanjut bersama dengan pihak terkait sesuai dengan kebijakan sekolah. 2). Mensosialisasikan hasil supervisi ke seluruh warga sekolah dan pihak lain yang terkait sesuai dengan tugas fungsi pokoknya. Melihat tugas pokok supervisor dalam menindaklanjuti hasil supervisi pengajaran di atas, supervisor dapat merencanakan beberapa program yang menurut pertimbangan supervisor sesuai dengan kebutuhan guru-guru dengan melihat hasil supervisi sebelumnya, seperti halnya program inservice-training dan upgrading di sekolah. Diharapkan dengan adanya pembinaan dan usaha perbaikan pendidikan melalui program inservice-training dan upgrading terhadap guru-guru akan dapat memberikan perbaikan mutu pengetahuan pada para pelaksana pendidikan yaitu guru yang pada akhirnya mempunyai implikasi terhadap keberhasilan proses pengajaran sehingga menjadi pendidikan yang bermutu di sekolah yang dipimpinnya.45 Peranan kepala sekolah sebagai supervisi dalam menindak lanjuti hasil supervisi adalah untuk mengetahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran (tingkat
penguasaan kompetensi guru yang
bersangkutan), selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. 5.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Leader
a.
Kepemimpinan yang Berorientasi Pada Tugas Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai leader berorientasi pada
tugas. Kepala sekolah Kepemimpinan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga adalah kepemimpinan Visioner yang harus dapat melaksanakan tugas dan mampu 45
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd (Pendidik di Malang). Tindak Lanjut Hasil Supervisi Pengajaran. http://kabarpendidikan.blogspot.com/2011/04/tindak-lanjut-hasil-supervisi.html
52
mengelola sumberdaya yang dimiliki dalam upaya mencapai visi yang telah ditentukan. Menurut Prof. Dr. H. Dadang Suhardan dkk, bahwa kepemimpinan yang memiliki visi (visionary leadership) yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi agen perubahan (agent of change) yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang profesional dan dapat membimbing personil lainnya ke arah profesiionalisme kerja yang dapat diharapkan.46
Peranan kepala sekolah sebagai leader atau pemimpin menitik beratkan pada kepemimpinan visionary diharapkan visi kepala sekolah akan sangat menentukan kearah mana lembaga pendidikan itu dibawa. Kepala sekolah yang tidak mempunyai visi jauh ke depan hanya akan bertugas sesuai dengan rutinitas dan tugas sehari-harinya tanpa tahu kemajuan apa yang harus ia capai dalam kurun waktu tertentu.
b.
Kepemimpinan yang Memiliki Kepribadian yang Teladan Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai leader yang memiliki
kepribadian teladan. Selaku Kepala SMA Kristen 1 Salatiga yang dilakukan adalah bertindak dalam memimpin sekolah sesuai dengan norma-norma yang berlaku, sebagai figur sentral, dan mampu mengatasi konflik yang terjadi di masyarakat SMA Kristen 1 Salatiga. Kepala Sekolah menjadi figur sentral dan harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan. Bukan hanya karena lamanya pengabdian, namun idea-idea cemerlang diperlukan untuk mempersiapkan kader bangsa melalui penggodogan pendidikan di lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Jadi sekolah yang dipimpin Kepala Sekolah harus dapat menangkap misi dan visi
46
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Manajemen Pendidikan. 2008. Alfabeta, Bandung.
53
masa depan sekolah. Sehingga eksistensinya sebagai lembaga pencetak kader bangsa tetap relevan. 47 Keteladanan seorang kepala sekolah sangat besar pengaruhnya bagi guru dan karyawan, karena kepala sekolah akan dicontoh secara langsung baik sikap, perilaku bahkan kinerja akan membawa sekolah pada perkembangan yang maju.
6.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Pencipta Iklim Kerja
a.
Kepala Sekolah Memotivasi Guru IPS Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai pencipta iklim kerja. Kepala
sekolah sebagai motivator, dengan melaksanakan breafing pagi dan siang sebagai kesiapan guru mengajar serta sebagai evaluasi pembelajaran hari itu serta memberikan semangat, dorongan, gagasan maupun ide dan melaksanakan kegiatan motivasi kepada guru dan karyawan dengan mendatangkan motivator. Menurut Herzberg (dalam Arikunto, 1998) kepala sekolah sebagai motivator guru, guru memiliki motivasi kerja yang berbeda antara guru yang satu dengan lainnya. Hal ini kelak akan berakibat adanya perbedaan kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. menyatakan bahwa “Motivasi kerja bukanlah dimensi tunggal, tetapi tersusun dalam dua faktor, yaitu: faktor motivator (satisfier) dan faktor hygiene“. Faktor motivator adalah faktor yang menyebabkan terjadinya kepuasan kerja, seperti prestasi kerja, pengakuan, kemajuan, perasaan bahwa yang mereka kerjakan penting dan tanggung jawab. Faktor hygiene adalah faktor yang terbukti bisa menjadi sumber ketidakpuasan, seperti kebijakan administrasi, supervisi, hubungan dengan teman kerja, gaji, rasa aman dalam pekerjaan, kehidupan pribadi, kondisi kerja dan status.48
47
48
DR. E. Mulyasa .MPD. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. 2009. http://id.shvoong.com/humanities/arts/1898017-menjadi-kepala-sekolahprofesional/#ixzz1vqnm4Ori Arikunto, Suharsimi (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
54
Motivasi kerja guru merupakan faktor penting dalam peningkatan kinerja guru karena sebagai pendorong utama setiap guru melaksanakan tugas profesinya sesuai ketentuan yang berlaku.
b.
Kepala Sekolah Menjelaskan Tujuan Kegiatan Perlu Disusun dengan Jelas dan Diinformasikan Kepada Para Guru Sehingga Mereka Mengetahui Tujuan Bekerja, Para Guru Juga Dapat Dilibatkan Dalam Penyusunan Tujuan Tersebut Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam menjelaskan tujuan guru
bekerja. Kepala sekolah melaksanakan rapat rutin setiap akhir bulan untuk melihat sejauh mana pencapaian hasil belajar mengajar, terdapat kendala atau tidak dan memberikan pelayanan kepada siswa yang menyenangkan. Rapat bulanan merupakan rapat yang diselenggarakan sekali sebulan. Membahas masalah atau peristiwa rutin yang terjadi sebulan yang lalu atau berisi tentang penekanaan dari Kepala Sekolah yaitu evaluasi selama satu bulan kegiatan PBM.49
Peranan kepala sekolah dalam memberikan informasi pentingnya berkerja di sekolah yaitu dengan rapat rutin akhir bulan hal ini bertujuan untuk pencapaian kegiatan KBM yang telah dilaksanakan atau akan dilaksanakan.
c.
Kepala Sekolah Memotivasi Guru IPS dari Setiap Pekerjaannya Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai pencipta iklim kerja. Kepala
sekolah menyediakan fasilitas pendukung yang memadai bagi bidang studi IPS
49
E. Mulyasa. Jenis Rapat di Sekolah. 2001. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2180898-jenis-rapat-disekolah/#ixzz1vsEpsJPn
55
yaitu memberikan kesempatan belajar diluar dengan kunjungan dan memberikan reward terhadap guru IPS yang berprestasi. Pemberian penghargaan kepada guru yang berdedikasi tinggi merupakan salah satu upaya nyata untuk memposisikan guru sebagai insan pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 30 ayat (1) bahwa "Guru memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sesuai dengan prestasi kerja, dedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di Daerah Khusus.50 Pemberian reward atau penghargaan dari kepala sekolah sangat dibutuhkan oleh guru karena itu merupakan salah satu cara untuk memotivasi guru agar lebih meningkatkan kinerja dan prestasinya. d.
Kepala sekolah Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosio-Psiko-Fisik Guru IPS Kepala SMA Kristen 1 Salatiga untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-
fisik guru IPS. Kepala sekolah menyediakan program berbagai jenis kegiatan sosial seperti perkunjuangan bagi guru yang sakit, biston rutin, wisata keluarga, merayakan hari besar agama bersama-sama, menyediakan fasilitas olah raga dan musik serta membentuk koperasi simpan pinjam sekolah, tujuan ini dilakukan adalah untuk memberikan suatu kepuasan bagi personil sekolah. Usahakan memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru sehingga memperoleh kepuasan. Dengan menciptakan suasana sekolah seperti ini diharapkan etos kerja guru meningkat yang berdampak pada peningkatan kompetensi.51 Peranan kepala sekolah memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru adalah dengan memberikan perhatian dalam kegiatan sosial. Dengan kegiatan 50
51
Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar 2011. Pedoman Pemberian Penghargaan Kepada Guru Berdedikasi Di Daerah Khusus Tingkat Nasional Tahun 2011. Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan. Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
56
sosial seperti kunjungan bagi guru yang sakit setidaknya memberikan kepuasan diri bagi guru. 7.
Peran Kepala Sekolah Sebagai Kewirausahaan
a.
Guru Bekerja Keras Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai wirausaha. Kepala sekolah
meningkatkan agar guru bekerja keras tentunya menjadi pusat perhatian dari pimpinan sekolah maka Kepala SMA Kristen 1 Salatiga untuk menumbuhkan rasa kerja keras guru dengan mengembangkan sense of belonging melalui kegiatan pembinaan, motivasi, retreat, dan kegiatan kerohanian, membentuk dan mengesahkan koperasi simpan pinjam, memberikan rekomendasi kredit di BANK, dan membuka koperasi wirausaha. Profesionalitas guru sebagai tenaga profesional kini telah diakui secara syah. Juga peningkatan penghasilannya telah mengangkat martabat guru di tengah masyarakat. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran PGRI dalam memperjuangkannya. Oleh karena itu, hendaknya setiap guru meningkatkan sense of belonging (rasa turut memiliki) dan sense of responsibility (rasa turut bertanggungjawab) atas eksistensi PGRI sebagai organisasi profesi guru. 52 Kepala sekolah berperan sebagai wirausaha adalah mengajarkan guru untuk pentingnya bekerja keras, mengembangkan potensi dalam diri guru dan memajukan sekolah.
52
U. E. Wahyudi. Guru Profesional dan Bermartabat. 2001. http://uewahyudi.blogspot.com /2011/01/guru-profesional.html