BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL
Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang terangkum dalam rumusan masalah. Karena untuk menganalisa tentang peranan majelis taklim AlHaq wal Haż dalam membina moral remaja Poncol dibutuhkan data analisa dari pelaksanaan pendidikan majelis taklim Al-Haq wal Haż dan moral remaja majelis taklim Al-Haq wal Haż Poncol. A. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Majelis Taklim Al-Haq wal Haż Poncol Keberadaan majelis taklim sebagai lembaga pendidikan Islam non formal telah diakui oleh pemerintah. Atas dasar inilah diharapkan majelis taklim bersama-sama dengan pendidikan formal maupun non formal lainnya mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan umum suatu majelis taklim adalah membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah Swt. Sedangkan tujuan khusus dari majelis taklim adalah memasyarakatkan ajaran Islam.1 Majelis taklim Al-Haq wal Haż jika dilihat dari pelaksanaannya tidak berbeda dengan majelis taklim pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari 1
Azizah Az Zahra. “Majelis Taklim (Seputar Pengertian, Kedudukan, fungsi dan Tujuan) http://bintuahmad.wordpress.com/2012/04/09/majelis-talim-seputar-pengertian-kedudukan-fungsidan-tujuan/. (09 april 2012), diakses, 25 juni 2013.
65
66
sarana pembelajaran yang masih sederhana dan metode yang klasik dimana ustaẓ membacakan materi dan santri menyimak serta menulis materi tersebut. 1. Ustaz Ustaz majelis taklim Al-Haq wal Haż Poncol Pekalongan seringkali melibatkan keaktifan para santri untuk bertanya dan menyampaikan pendapat agar para santri paham terhadap materi yang disampaikan. Materi yang akan disampaikan dalam pengajian, terlebih dulu beliau kuasai dan amalkan karena dalam prinsip beliau, amar makruf nahi munkar harus dilaksanakan terlebih dahulu oleh guru sebelum diajarkan kepada santri. Hal ini menunjukkan bahwa beliau berusaha meniru sifat keteladanan Rasulullah saw.2 2. Materi Materi yang diajarkan menggunakan kitab kuning yang umum dipakai di pondok pesantren tradisional. Meski demikian, materi tersebut sudah mewakili semua aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah para santri, seperti kitab Fathul Muin yang berisi tentang cara ibadah, Riyadus Shalihin yang berisi tentang amalan-amalan ibadah yang utama, kitab al-Hikam yang berisi tentang ketauhidan, dan kitab Tafsir Jalalain yang membantu para santri dalam memahami ayat-ayat Alquran sehingga materi yang dikaji di majelis taklim dapat mengarahkan santri agar memiliki moral yang baik.
2
Hasil wawancara dengan ustaz Abdur Rozak, tanggal 30 Agustus 2012.
67
3. Metode Metode yang digunakan dalam penyampaian materi masih bersifat klasik di mana sang ustaẓ membacakan sebuah kitab kemudian memberikan keterangan dari apa yang telah dibacakannya, sedangkan para santri menyimak dan menulis keterangan tersebut. Seringkali para santri dipancing untuk bertanya agar santri dapat memahami materi yang disampaikan. Penggunan metode tersebut cukup efetif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
B. Analisis Moral Remaja Majelis Taklim Al-Haq wal Haż Poncol Pemasalahan moral yang dialami oleh remaja berkaitan dengan kondisi keseharian remaja tersebut, yang diantaranya meliputi: kondisi biologis, kondisi psikologis dan sondisi sosiologis. Dari hasil penelitian, telah diketahui kondisi umum dari remaja majelis taklim Al-Haq wal Haż Poncol baik secara keagamaan, psikis maupun sosiologis. Maka langkah selanjutnya adalah menganalisa moral remaja dalam penelitian ini. 1. Kondisi Keagamaan Masa remaja adalah masa gejolaknya perasaan yang kadangkadang bertentangan satu sama lain, oleh karena itu keyakinan remaja akan ajaran agamanya banyak berubah-ubah sesuai dengan kondisi emosinya sehingga mengalami maju mundur, giat atau menurun dan bisa
68
kuat atau lemah. Kondisi keimanan tersebut adalah salah satu ciri khas remaja yang sedang mengalami kegoncangan jiwa. Kondisi keagamaan menyangkut pengamalan remaja terhadap ajaran agama yang bersifat ibadah, keinginan untuk mempelajari ajaran agamanya secara mendalam serta keaktifannya dalam mengikuti kegiatankegiatan keagamaan di lingkungannya. Secara keseluruhan remaja majelis taklim Al-Haq wal Haż, termasuk remaja yang menjalankan ibadah dengan baik, hal ini dapat dilihat dari ketaatan mereka dalam menjalankan shalat lima waktu, puasa ramadan dan zakat fitrah. Motivasi mereka dalam memperdalam ilmu agama juga sangat tinggi meski mereka memiliki kesibukan sehari-hari. Mereka juga terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan kegamaan di masjid atau mushala di lingkungan sekitarnya. 2. Kondisi Psikologis Meneliti kondisi psikologis santri remaja majelis taklim Al-Haq wal Haż berarti meneliti tentang keadaan remaja tersebut dalam kaitannya dengan kejiwaan serta mempelajari gejala-gejala yang muncul dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui gejala-gejala psikis santri remaja majelis taklim Al-Haq wal Haż yang muncul pada masa kehidupan mereka yang menyangkut kecerdasan emosi dan perubahan tingkah laku. Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa sebagian besar dari remaja majelis taklim mampu mengendalikan emosinya dengan baik sehingga mereka tidak mudah marah. Para remaja juga mampu menjaga
69
sikap dan tingkah lakunya sehingga dapat mencerminkan sifat-sifat seorang muslim seperti ikhlas, sabar dan mampu menjaga sopan santun. Hal ini dikarenakan mereka mengamalkan ilmu yang dikaji di majelis taklim Al-Haq wal Haż. 3. Kondisi Sosiologis Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua santri remaja majelis taklim memiliki hubungan sosial yang baik dalam keluarganya, dengan lingkungan sosialnya, dan remaja lainnya. Hal ini karena mengetahui dan memahami tentang arti penting menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia baik dalam lingkup keluarga maupun sosial. Dilihat dari kondisi keagamaan, psikologis, dan sosiologis maka dapat disimpulkan bahwa remaja majelis taklim Al-Haq wal Haż memiliki moral yang positif, hal ini dikarenakan: a. Santri remaja remaja majelis taklim Al-Haq wal Haż sudah bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing, artinya mereka memiliki kesibukan setiap harinya b. Santri remaja majelis taklim Al-Haq wal Haż masih tinggal serumah dengan keluarganya masing-masing, ini menunjukkan bahwa mereka masih memperoleh perhatian dari anggota keluarganya. c.
Ilmu yang didapatkan para santri remaja majelis taklim Al-Haq wal Haż sangat baik, diantaranya melalui: 1) Kegiatan pengajian majelis taklim al-Haq wal Hadh 2) Bimbingan moril dari pengasuh majelis taklim al-Haq wal Hadh
70
3) Kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat 4) Tradisi dan kebiasaan masyarakat Poncol yang mengutamakan persaudaraan dan saling tolong menolong.
C. Peranan Majelis Taklim Al-Haq wal Haż dalam membina Moral Remaja Poncol Kerusakan moral remaja merupakan salah satu masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat karena kelalaian dan kurangnya perhatian keluarga dan lingkungan. Peningkatan tingkat kerusakan moral remaja disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pergaulan bebas, kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua, tingkat pendidikan yang rendah, dan pengaruh budaya asing yang merusak. Pada umumnya, remaja sekarang makin suka menikmati dan menghabiskan masa remajanya dengan kegiatan yang kurang bermanfaat bahkan sama sekali tidak berguna bagi masa depannya. Kebanyakan mereka hanya mencari kesenangan untuk menghibur hati dengan tidak memperdulikan halal haramnya. Penurunan kualitas moral terjadi dalam segala aspek mulai dari tutur kata, cara berpakaian, kebiasaan hidup hingga perilaku. Permasalahan hidup yang ada seringkali membuat remaja menjadi putus asa sehingga tidak jarang mereka terjerumus mengkonsusi miras dan narkoba, bahkan ada pula remaja yang tidak kuat menghadapi masalah kemudian mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
71
Perlu diketahui bahwa moral itu berkembang mulai dari bayi sampai akhir hayat, namun moral akan menjadi baik apabila pada saat moral berkembang diiringi dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik yang meluhurkan peradaban kemanusiaan. Pembiasaan ini dapat berupa pendidikan agama, budaya, sopan santun, tanggung jawab dan lail-lain. Pengasuh majelis taklim Al-Haq wal Haż melalui pengajian dan kegiatan-kegiatan lainnya melakukan usaha-usaha yang sangat baik dalam rangka membina para santri remaja agar memiliki moral yang luhur dan akhlak yang mulia sebagai bekal dalam menjalani kehidupan. Dari sinilah terlihat peran nyata majelis taklim al-Haq wal Haż dalam membina moral remajanya. Adapun peranan majelis taklim Al-Haq wal Haż moral remaja adalah sebagai berikut: 1. Secara tidak langsung majelis taklim Al-Haq wal Haż mencegah para remajanya terhindar dari pergaulan negatif melalui kegiatan pengajian yang dilaksanakan setiap hari. 2. Dilihat dari segi materi yang diajarkan memuat tata cara ibadah dan amalan-amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, menumbuhkan rasa sabar dan ikhlas, dan saling menjaga hubungan yang harmonis serta kasih sayang terhadap sesama dan lingkungannya. 3. Ustaz merupakan guru yang patut dijadikan teladan karena beliau mengamalkan ilmu yang akan diajarkan, selain itu beliau juga sebagai
72
tempat curhat dan bimbingan bagi santri yang memiliki masalah pribadi. Sehingga kehidupan para santri dapat terarah melalui bimbingannya. 4. Kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan oleh majelis taklim Al-Haq wal Haż dapat menumbuhkan sikap kekeluargaan, bekerja sama, saling menghormati, dan saling tolong menolong diantara para santri dan sikap kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.