BAB IV PENUTUP 3.1
KESIMPULAN Berdasarkan hasil survei/data kuisioner yang telah dibagikan pada peserta
didik yang mengikuti kelas bahasa Korea di SMA Negeri 2 BauBau 56% peserta didiknya tidak mengenal Korea sama sekali dan 44% yang mengetahui tentang Korea pada awalnya mengganggap bahasa Korea adalah bahasa yang sulit dipelajari namun setelah mempelajari bahasa Korea, pengajar menggunakan metode-metode yang telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran tidak sedikit dari para peserta didik mengubah pemikiran awal mereka dan menganggap bahasa Korea merupakan salah satu bahasa yang mudah dipelajari. Oleh karena itu, penggunaan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran menentukan kesuksesan dalam sebuah pembelajaran. Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya pembelajaran bahasa Korea untuk peserta didik kelas XI IPA 1 sampai XI IPA 9 di SMA Negeri 2 BauBau, peneliti melakukan beberapa metode pengajaran yang menurut peneliti tepat untuk melakukan pengajaran bahasa. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dimulai dari tanggal 19 Januari 2016 sampai dengan 19 Maret 2016. Pengajaran bahasa Korea yang dilakukan selama dua bulan di SMA Negeri 2 BauBau melakukan berbagai macam metode untuk membuat pelajaran menjadi
menarik sehingga pembelajaran lebih efektif. Diketahui bahwa penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran berbahasa dapat membantu keefektifan proses belajar mengajar (PBM). Adapun beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Korea:
26. Tabel Metode Pengajaran
Metode Pengajaran
Metode Konstrutivistik 10% Metode Kontekstual 15%
Metode Komunikatif 5% Metode Respon Fisik Total 15% Metode Cara Diam 10%
Metode Tematik 35% Metode Parsipatori 10%
a.
Metode Komunikatif , Pada awal pertemuan metode ini digunakan untuk melatih peserta didik agar lebih aktif dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Keefektifan pengajaran dengan menggunakan metode ini tidak terlalu baik dikarenakan peserta didik bersifat pemalu dan kebanyakan tidak tertarik dengan Korea sehingga hanya sedikit peserta didik yang merespon ketika proses tanya jawab berlangsung.
b.
Metode Respon Fisik Total, metode ini digunakan untuk melatih keahlian menyimak peserta didik yang sangat penting dalam pembelajaran
berbahasa. Pada pertemuan kedua dan ketiga peserta didik lebih aktif dan lebih fokus dalam proses pembelajaran bebahasa dikarenakan mereka mempelajari tulisan korea dan metode ini cukup efektif yang membuat para peserta didik mulai tertarik dengan Korea. c.
Metode Cara Diam, dengan metode ini para peserta didik dilatih untuk mandiri dalam setiap mengerjakan suatu tugas tanpa meminta bantuan pengajar. Metode ini kurang efektif diajarkan pada pemula yang baru belajar berbahasa sehingga banyak peserta didik yang tidak mengerjakan tugas sendiri.
d.
Metode Parsipatori, metode ini berperan penting untuk melihat seberapa besar partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan kali ini pun potensi peserta didik kurang terlihat dikarena penghafalan hangeul membutuhkan waktu lebih lama sehingga metode ini juga tidak efektif.
e.
Metode Tematik, dalam kegiatan belajar mengajar penggunaan tema dalam pembelajaran sangat efektif khususnya dalam pembelajaran berbahasa dikarenakan materi pembelajaran tidak akan menyimpang dari pembahasan dan lebih terarah. Dengan penggunaan metode ini materi yang disampaikan sesuai dengan tema seperti contoh perkenalan diri, para peserta didik hanya perlu menghafalkan kosakata yang berhubungan dengan tema tersebut sehingga tidak membuat peserta didik harus menghafalkan kosakata yang terlalu banyak.
f.
Metode Kontekstual, metode ini digunakan untuk melatih peserta didik bagaimana mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam kegiatan belajar mengajar pada kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode ini masih berhubungan dengan materi sebelumnya membuat pembelajaran berbahasa cukup efektif sehingga para peserta didik masih mampu menguasai dan menghafalkan materi kosakata.
g.
Metode Konstrutivistik, dengan metode ini para peserta didik dilatih untuk menyelesaikan tugas yang rumit namun realistis sesuai dengan kenyataan. Pada pertemuan terakhir peserta didik diminta untuk mempraktekkan tugas yang diberikan namun kebanyakan dari peserta didik masih meragukan kemampuan diri sendiri dan masih bersifat pemalu sehingga sedikit dari mereka yang berani mempraktekkan tugasnya. Dari semua metode pembelajaran berbahasa metode yang paling efektif
adalah metode tematik, semua metode pengajaran sudah termasuk didalam pengaplikasian metode ini dan juga pengaplikasian metode komunikatif sedikit sulit karena tidak mudah membuat suasana kelas tidak terasa canggung khususnya dipertemuan pertama saat pelajaran kelas. Kemudian dalam metode respon fisik total dan metode kontekstual keefektifan metode ini sama-sama 15% ketertarikan para peserta didik dalam pembelajaran tergantung pada cara penjelasan seorang pengajar dalam menyampaikan materi ajar sehingga peserta didik mudah untuk paham dalam menguasai materi yang diajarkan lalu metode cara diam, metode parsipatori dan metode konstutivistik keefektifannya masing-masing 10%,
efektifnya metode ini tergantung dari ketertarikan dalam proses belajar mengajar para peserta didiknya sendiri. Dilihat dari jumlah responden yang mengisi kuisioner atau angket yaitu sebanyak 279 peserta didik, jumlah KPopers lebih sedikit dibanding peserta didik non KPopers , berikut adalah tabel responden setiap kelas :
27. Tabel Diagram Kpopers dan Non KPopers Diagram Responden Kpopers 26 19 16
16
IPA 1
IPA 2
IPA 3
27
24
16
4
Non
13 5
7
5
IPA 4
IPA 5
IPA 6
20 14
21 15
IPA 7
IPA 8
21 11
IPA 9
Dari kelas XI IPA 1 jumlah KPopers ada 19 orang dan yang bukan KPopers ada 16 orang setelah mengajar bahasa Korea dari 35 responden 31 peserta didik merespon baik adanya pelajaran bahasa Korea, sedangkan dikelas XI IPA 2 jumlah responden ada 20 orang, dikelas ini jumlah KPopers ada 16 orang dan yang bukan KPopers ada 4 orang setelah mengajar bahasa Korea seluruh responden merespin baik adanya pelajaran bahasa Korea, berbeda halnya dikelas XI IPA 3 responden kelas ini paling banyak dibanding kelas lain ada 42 orang, jumlah KPopers adalah 16 orang sedangkan yang bukan KPopers ada 26 orang setelah mengajar bahasa Korea dari 42 orang tersebut 36 orang merespon baik adanya pelajaran bahasa Korea selanjutnya dikelas XI IPA 4 jumlah respondennya adalah
18 orang, jumlah KPopersnya ada 5 orang dan bukan KPopers ada 13 orang setelah mempelajari bahasa Korea 11 orang merespon baik adanya pembelajaran bahasa Korea. Kemudian pada kelas XI IPA 5 jumlah responden ada 31 orang, KPopers jumlahnya ada 7 orang dan bukan KPopers ada 24 orang setelah mereka mendapatkan pelajaran bahasa Korea 22 orang merespon baik adanya pelajaran bahasa Korea tidak berbeda jauh dengan kelas XI IPA 6 yang jumlah KPopersnya ada 5 orang dan bukan KPopers ada 27 orang setelah mereka mengikuti pelajaran Bahasa Korea dari 32 responden 20 orang merespon baik adanya pelajaran bahasa Korea berbeda juga dengan kelas XI IPA 7, dikelas ini KPopersnya lebih banyak dari kelas lain yaitu 20 orang sedangkan bukan KPopers ada 14 orang setelah mengikuti kelas Bahasa korea dari 34 jumlah responden 32 orang merespon baik adanya pelajaran Bahasa Korea kemudian dikelas XI IPA 8 jumlah KPopers adalah 15 orang dan bukan KPopers ada 21 orang dari 36 responden dikelas ini 29 orang merespon baik adanya pembelajaran ahasa Korea setelah mengikuti pelajaran bahasa Korea dan terakhir adalah kelas XI IPA 9, jumlah responden dikelas ini ada 32 orang, jumlah KPopers ada 11 orang dan bukan KPopers ada 21 orang setelah mereka mengikuti pelajaran bahasa Korea dari 32 responden 29 orang merespon baik dengan adanya pelajaran bahasa Korea. Dari data diatas disimpulkan bahwa dari 279 peserta didik yang merupakan responden kuisioner jumlah KPopers seluruh kelas ada 113 orang dan bukan KPopers 166 orang.
3.2
SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran
antara lain : a.
Mencari materi pengajaran yang alat media bantu ajarnya mudah untuk dicari dan dibuat.
b.
Memberikan peserta didik hadiah bagi yang dapat menjawab pertanyaan.
c.
Dapat menjaga komunikasi antara pengajar dan peserta didik sehingga tidak ada kecanggungan dalam kegiatan belajar mengajar.
d.
Harus dapat memahami materi yang diberikan kepada peserta didik.