BAB IV PENILAIAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PETANI PEMAKAI AIR DAERAH IRIGASI WAY RAREM
Pada bab ini akan dibahas mengenai penilaian pengembangan kapasitas komunitas petani pemakai air dalam pengelolaan irigasi di Daerah Irigasi Way Rarem dan identifikasi kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki oleh para petani tersebut dalam program pengelolaan irigasi (WISMP). Metode penilaian yang dipakai adalah Indeks Kapasitas Komunitas, seperti yang telah dijelaskan pada bab awal penulisan tesis ini. Penggunaan Indeks Kapasitas Komunitas ini dapat diterapkan kapan saja selama proyek berjalan, ( program WISMP Tahap I dimulai tahun 2006 sampai tahun 2009). 4.1. Penilaian Kapasitas Komunitas Petani Pemakai Air berdasarkan Indeks Kapasitas Komunitas Pengembangan kapasitas masyarakat dalam penelitian ini dinilai dalam 4 (empat) domain penilaian, yang masing-masing memiliki tingkatan kapasitas dan indikator-indikator. Domain penilaian yang dimaksud adalah Kemitraan dalam Jejaring, Transfer Pengetahuan, Problem Solving dan Infrastruktur. Adanya aktivitas dan kemampuan tertentu oleh komunitas akan menunjukkan tingkatan kapasitas yang telah dicapai. Tingkatan kapasitas bagi tiap-tiap domain akan menghasilkan suatu pembahasan tentang bagaimana kemajuan dan peningkatan kapasitas pada tingkatan yang lebih tinggi dapat dicapai. Sebelum masuk ke tahap penilaian kapasitas, terlebih dahulu akan dijelaskan bagaimana cara melakukan analisis di lapangan. a. Sebelum survey dilakukan, penulis memilih indikator-indikator yang berkaitan dengan Domain Penilaian yang ada dalam Indeks Kapasitas Komunitas. Indikator-indikator tersebut kemudian diberi bobot, yaitu tidak sama sekali/hampir tidak ada, sedikit, cukup, dan hampir seluruhnya/seluruhnya.
56
b. Bobot dari indikator tersebut diukur dengan mempertimbangkan kemungkinan jawaban dari responden, dan menggolongkan jawaban-jawaban tersebut dengan bobot yang telah dibuat sebelumnya. Untuk menentukan bobot dari kapasitas tersebut diperhatikan jawabanjawaban responden yang paling sering muncul, sehingga didapat generalisasi dari pembobotan indikator kapasitas tersebut. Dari pembobobotan pertama ini diperoleh pemetaan dari kapasitas anggota c. Setelah seluruh kapasitas dipetakan, dilakukan pembobotan kedua melalui agregasi dari pemetaan kapasitas yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk menentukan agregatnya (pembobotan kedua) dilakukan dengan skoring untuk tiap-tiap bobot kapasitas seperti terlihat dalam lampiran. d. Akan tetapi juga memperhatikan indikator mana yang paling berpengaruh dalam tingkatan kapasitas tersebut. Indikator yang paling berpengaruh adalah yang cukup mewakili seluruh indikator yang terdapat dalam satu tingkatan kapasitas tersebut sehingga jika indikator ini lebih dominan maka skor bobot akan mewakili bobot yang lebih tinggi.
Daftar pertanyaan dan hasil
wawancara terhadap partisipan program dapat dilihat pada lampiran. 4.1.1. Domain Kemitraan Dalam Jejaring Penilaian Kapasitas Komunitas a. Kapasitas Tingkat Pertama Penilaian yang dilakukan untuk kapasitas tingkat pertama dilakukan dengan memilih indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian Kemitraan Dalam Jejaring yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Terdapat calon-calon pemimpin potensial di dalam komunitas petani dan memberi perhatian terhadap kondisi irigasi.
57
Para anggota di dalam komunitas petani mampu mengidentifikasi hasil yang ingin dicapai oleh komunitas itu sendiri
Para anggota dari komunitas mampu menyebutkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Para anggota dari komunitas petani mampu mengidentifikasi kelompok atau organisasi di dalam jejaring komunitas yang memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Para anggota dari komunitas petani mampu mengidentifikasi kelompok atau organisasi di luar jejaring komunitas yang memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan untuk kapasitas tingkat pertama Domain Kemitraan Dalam Jejaring, maka diketahui bahwa:
Selain ketua kelompok (GP3A), calon pemimpin- pemimpin potensial di masa depan untuk komunitas petani pemakai air sudah cukup banyak dan terlibat dalam kegiatan komunitas seperti ketua-ketua blok yang membawahi saluran kuarter dan mantan-mantan ketua kelompok (P3A).
Belum ada anggota kelompok yang dapat mengidentifikasi hasil yang diinginkan bersama dalam program pengelolaan irigasi ini.
Masih sedikit anggota kelompok yang mampu menyebutkan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program pengelolaan irigasi.
Sumber daya yang dibutuhkan masih berasal dari eksternal komunitas seperti Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian dan tidak ada yang berasal dari internal komunitas petani pemakai air.
Agregat dari tingkat pertama dalam domain kemitraan dalam jejaring yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengerahkan organisasi dan
58
sumber daya (manusia maupun material) untuk melaksanakan dan mempertahankan sebuah program hanya dimiliki oleh sedikit anggota dari komunitas, umumnya dimiliki oleh ketua kelompok.
b. Kapasitas Tingkat Kedua Penilaian yang dilakukan untuk kapasitas tingkat kedua dilakukan dengan melihat indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian Kemitraan Dalam Jejaring yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Sudah ada anggota komunitas yang mengambil peran pemimpin yang jelas dalam pengelolaan irigasi.
Para anggota dari komunitas petani dapat menyebutkan keuntungan untuk mereka sewaktu melibatkan diri sendiri ke dalam komunitas.
Para
anggota
dari
komunitas
petani
dapat
menyebutkan
apa
keuntungan yang akan didapat oleh anggota lain jika melibatkan diri ke dalam komunitas.
Terdapat bukti yang nyata bahwa suatu sumber daya telah dialokasikan untuk sebuah program pengelolaan irigasi oleh anggota komunitas sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan untuk kapasitas tingkat kedua, domain Kemitraan Dalam Jejaring, maka diketahui bahwa:
Beberapa anggota kelompok (ketua P3A dan ketua blok kuarter) sudah mengambil
peran pemimpin yang jelas dalam aktivitas-aktivitas
komunitas, seperti keterlibatan dalam kegiatan bersama dengan jejaring internal komunitas petani pemakai air yaitu pelaksanaan pembersihan saluran di daerah mereka sendiri.
59
Hanya sedikit anggota kelompok yang dapat menyebutkan keuntungan yang akan didapat dari keterlibatan mereka dalam jejaring komunitas seperti kemudahan pelayanan kebutuhan air dan informasi jadwal tanam.
Belum adanya anggota kelompok yang mengalokasikan sumber dayanya sendiri untuk melaksanakan kegiatan bersama, dalam hal ini penggunaan dana untuk perbaikan saluran yang biasanya masih menggunakan dana kelompok yaitu dana iuran pengelolaan irigasi (IPI) yang memang sangat kecil, yaitu Rp.12500,-/ha./tahun.
Pada tingkatan ini, agregat dari tingkat kedua dalam domain kemitraan dalam jejaring yaitu kemampuan untuk melaksanakan sebuah program hanya dimiliki oleh sedikit anggota dari komunitas, c. Kapasitas Tingkat Ketiga Penilaian yang dilakukan untuk kapasitas tingkat ketiga dilakukan dengan memilih indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian Kemitraan Dalam Jejaring yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Pemimpin komunitas yang ada memiliki pengalaman, keahlian dan pengetahuan dalam usaha-usaha pembangunan kapasitas
Terdapat bukti yang nyata mengenai suatu investasi program yang diberikan
oleh organisasi atau kelompok di luar organisasi atau
kelompok yang mensponsori program pertama kali
Terdapat bukti yang nyata bahwa sebuah program sekarang sudah "dimiliki" oleh partisipan dari jejaring
Berdasarkan hasil wawancara untuk kapasitas tingkat ketiga, domain Kemitraan Dalam Jejaring, maka diketahui bahwa:
60
Sudah ada pemimpin komunitas yang memiliki pengalaman, keahlian dan pengetahuan dalam usaha-usaha pembangunan kapasitas, seperti Pak Asnawi selain sebagai ketua GP3A dia juga sebagai pemimpin pesantren di desanya.
Untuk saat ini, seluruh program berasal dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pengairan, tapi belum ada kejadian dimana organisasi/pihak lain memberikan bantuan program kepada petani pemakai air.
Walaupun begitu, anggota kelompok petani pemakai air sudah mengambil inisiatif pemeliharaan jaringan irigasi seperti dalam kegiatan pembersihan lumpur dan pemotongan rumput di saluran yang mengindikasikan bahwa sudah terdapat "kepemilikan" lokal terhadap program ini walaupun sedikit.
Pada tingkatan ini, agregat dari tingkat ketiga dalam domain kemitraan dalam
jejaring
yaitu
hampir
tidak
ada
anggota
yang
dapat
mempertahankan dan menyediakan sumber daya untuk program ini. Pemetaan kapasitas komunitas dan agregasi dari pemetaan kapasitas yang telah dilakukan sebelumnya dalam domain kemitraan dalam jejaring pada komunitas petani pemakai air ini dapat dilihat pada Tabel IV-1. Berdasarkan hasil agregasi tiap tingkatan kapasitas domain Kemitraan dalam Jejaring, maka diketahui bahwa: •
Sudah terdapat suatu jejaring kemitraan dalam komunitas petani ini, walaupun keberadaan dan daya tahan dari jejaring ini masih perlu diuji seiring berjalannya waktu. Jejaring tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu jejaring internal dan jejaring eksternal komunitas. Jejaring internal komunitas terdiri dari anggota kelompok petani pemakai air itu sendiri, sementara
jejaring
eksternal
komunitas
terdiri
dari
Koordinator
Pendamping Lapangan (KPL), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian dan Koordinator Program dari Dinas Pengairan.
61
•
Jejaring internal yang terdiri dari anggota kelompok petani pemakai air masing-masing memiliki ketua kelompok. Peran dari ketua kelompok saat ini adalah untuk mengkoordinir para anggota kelompok dalam pengelolaan irigasi di jaringan tersier seperti operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi dan membantu pemecahan permasalahan yang di hadapi oleh anggota perkumpulan petani pemakai air (P3A) yang berada di wilayahnya. Keberadaan dan fungsionalitas dari peran kepemimpinan di dalam Jejaring Komunitas saat ini dinilai cukup baik akan tetapi masih perlu dikembangkan dengan peningkatan frekuensi kegiatan bersama yang membutuhkan peran kepemimpinan ketua kelompok.
•
Walaupun masih mengalami kesulitan untuk merumuskan tujuan bersama, anggota komunitas sudah memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan kolektif bersama. Ini terlihat dari aktivitas yang dilaksanakan bersama kelompok yang juga memerlukan partisipasi dari anggota lainnya seperti pemeliharaan rutin, terdiri dari pembersihan saluran, pemotongan rumput.
•
Kapasitas dari komunitas petani ini dapat dikembangkan dengan implementasi kegiatan yang hasilnya berhubungan dengan kebutuhankebutuhan eksisting dari komunitas seperti ketersediaan air yang cukup.
62
Tabel IV-1 Domain Kemitraan dalam Jejaring Pada Komunitas Petani pemakai air KEMITRAAN DALAM JEJARING Tidak Sama Hampir Sekali/Hampir Sedikit Cukup Seluruhnya/ Tidak ada Seluruhnya
No.
Kapasitas Tingkat Pertama Terdapat calon-calon pemimpin potensial di dalam komunitas petani yang memberi
1 perhatian terhadap kondisi irigasi
Para anggota di dalam komunitas petani mampu mengidentifikasi hasil yang ingin
2 dicapai oleh komunitas itu sendiri
Para anggota dari komunitas petani mampu menyebutkan sumber daya yang
3 dibutuhkan untuk mencapai hasil yang ingin dicapai
Para anggota dari komunitas petani mampu mengidentifikasi kelompok atau 4 organisasi di dalam jejaring komunitas yang memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan
Para anggota dari komunitas petani mampu mengidentifikasi kelompok atau memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan
5 organisasi di luar jejaring komunitas yang Agregat dari Tingkat Pertama
Komunitas memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi organisasi atau kelompok dengan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan / mempertahankan sebuah program pengelolaan irigasi
Kapasitas Tingkat Kedua Sudah ada anggota komunitas yang mengambil peran pemimpin yang jelas
6 dalam aktivitas pengelolaan irigasi
Para anggota dari komunitas petani dapat menyebutkan keuntungan untuk mereka
Para anggota dari komunitas petani dapat menyebutkan apa saja keuntungan yang
7 sewaktu melibatkan diri sendiri ke dalam komunitas
8 akan didapat oleh anggota lain jika melibatkan diri ke dalam komunitas
Terdapat bukti yang nyata bahwa suatu sumber daya telah dialokasikan untuk
9 sebuah program pengelolaan irigasi oleh anggota komunitas petani sendiri Agregat dari Tingkat Kedua
Komunitas petani memiliki kapasitas untuk melaksanakan sebuah program.
Kapasitas Tingkat Ketiga Pemimpin komunitas petani yang ada memiliki pengalaman, keahlian dan
10 pengetahuan dalam usaha-usaha pembangunan kapasitas
Terdapat bukti yang nyata mengenai suatu investasi program yang diberikan oleh
11 organisasi atau kelompok di luar organisasi atau kelompok yang mensponsori
program pertama kali Terdapat bukti yang nyata bahwa sebuah program sekarang sudah "dimiliki" oleh 12 partisipan dari komunitas
Agregat dari Tingkat Ketiga Sudah terdapat sebuah komunitas yang sustainable untuk mempertahankan dan menyediakan sumber daya untuk sebuah program pengelolaan irigasi Sumber: Hasil Analisis, 2008.
63
4.1.2. Domain Transfer Pengetahuan Penilaian Kapasitas Komunitas a. Kapasitas Tingkat Pertama Penilaian yang dilakukan untuk kapasitas tingkat pertama dilakukan dengan memilih indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian Transfer Pengetahuan yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Para anggota dari komunitas telah mengidentifikasi informasi apa saja yang akan ditransfer kepada anggota lain dalam hal pemeliharaan jaringan irigasi.
Para anggota dari komunitas petani telah mengidentifikasi informasi apa saja yang berasal dari luar komunitas yang akan ditransfer kepada mereka dalam hal pengelolaan pertanian
Para anggota dari komunitas telah membahas dan mengubah kegiatan operasi jaringan irigasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan lokal
Para anggota dari komunitas telah membahas dan mengubah kegiatan operasi jaringan irigasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan komunitas
Berdasarkan hasil wawancara untuk kapasitas tingkat pertama domain Transfer Pengetahuan, maka diketahui bahwa:
Beberapa anggota kelompok sudah bisa mengidentifikasi informasi apa saja yang akan ditransfer kepada anggota lain di dalam kelompoknya sendiri seperti informasi pengelolaan irigasi yaitu rencana tanam, pembersihan lumpur di saluran dan jadwal air masuk ke sawah.
Masih sedikit anggota kelompok yang dapat mengidentifikasi informasi apa saja yang mereka butuhkan dari luar kelompok yang akan ditransfer kepada mereka. Informasi yang mereka butuhkan dari
64
luar kelompok adalah penyuluhan hukum tentang pengairan dan informasi tentang bibit yang baik.
Kemudian pengalaman anggota kelompok tentang membahas dan mengubah kegiatan operasi jaringan irigasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan kelompok sudah cukup ada. Pengubahan kegiatan tersebut adalah jadwal masa tanam. dalam hal ketidaksesuaian dengan rencana tahunan penyediaan air irigasi yang telah disepakati sehingga perlu dilakukan peninjauan kembali oleh P3A/GP3A dengan dinas yang membidangi irigasi. Hal ini mengindikasikan bahwa sudah terdapat aktivitas bersama yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan kelompok.
Agregat dari tingkat pertama dari domain Transfer Pengetahuan yaitu Kapasitas kelompok untuk mengembangkan sebuah program pengelolaan irigasi yang dapat memenuhi kebutuhan lokal sudah cukup baik. b. Kapasitas Tingkat Kedua Penilaian yang dilakukan untuk kapasitas tingkat kedua dilakukan dengan melihat indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian Transfer Pengetahuan yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Para anggota dari komunitas telah melakukan kegiatan-kegiatan transfer informasi/pengetahuan mengenai irigasi.
Para anggota dari komunitas telah membuat susunan struktural untuk memudahkan transfer informasi/pengetahuan
Berdasarkan hasil wawancara untuk kapasitas tingkat kedua domain Transfer Pengetahuan, maka diketahui bahwa:
Sudah cukup banyak anggota yang dapat melakukan kegiatan transfer informasi, walaupun dilakukan secara informal yaitu disampaikan dari
65
mulut ke mulut dalam interaksi harian antar anggota kelompok.
Tidak ada susunan struktural yang jelas dalam penyampaian informasi, karena informasi bisa langsung diperoleh dari siapa saja baik ketua kelompok atau anggota kelompok sendiri maupun anggota kelompok lain sehingga para anggota kelompok belum dapat membahas kegiatan bersama dengan proses yang baik.
Agregat dari tingkat kedua dalam Domain Transfer Pengetahuan yaitu Kapasitas kelompok untuk mentransfer informasi guna mencapai hasil yang diinginkan/mengimplementasikan sebuah program masih sedikit. c. Kapasitas Tingkat Ketiga Penilaian yang dilakukan untuk kapasitas tingkat ketiga dilakukan dengan memilih indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Para anggota dari komunitas petani mampu menyatukan sebuah program ke dalam kerangka kerja utama dari organisasi atau kelompok di dalam komunitas.
Berdasarkan hasil wawancara untuk kapasitas tingkat ketiga domain Transfer Pengetahuan, maka diketahui bahwa:
Para anggota belum memiliki kemampuan untuk menyatukan sebuah kegiatan ke dalam agenda bersama milik komunitas. Selain karena belum adanya inisiatif yang datang dari anggota, hal itu juga terjadi karena kesempatan menjadikan sebuah kegiatan menjadi agenda bersama jarang terjadi.
Agregat dari tingkat ketiga dalam Domain Transfer Pengetahuan yaitu Kapasitas kelompok untuk mengintegrasikan sebuah program ke dalam kerangka utama dari kemitraan dalam komunitas belum ada.
66
Pemetaan kapasitas komunitas dan agregasi dari pemetaan kapasitas yang telah dilakukan sebelumnya dalam Domain Transfer Pengetahuan pada komunitas petani pemakai air ini dapat dilihat pada Tabel IV-2 di bawah ini.
67
Tabel IV-2 Domain Transfer Pengetahuan Pada Komunitas Petani pemakai air TRANSFER PENGETAHUAN No.
Tidak Sama Sekali/Hampir Tidak ada
Sedikit
Cukup
Hampir Seluruhnya/ Seluruhnya
Kapasitas Tingkat Pertama 1
Para anggota dari komunitas telah mengidentifikasi informasi apa saja yang akan ditransfer kepada anggota lain di dalam komunitas petani.
2
Para anggota dari komunitas petani telah mengidentifikasi informasi apa saja yang berasal dari luar komunitas yang akan ditransfer kepada mereka
3
Para anggota dari komunitas telah membahas dan mengubah kegiatan untuk disesuaikan dengan kebutuhan lokal
4
Para anggota dari komunitas telah membahas dan mengubah kegiatan untuk disesuaikan dengan kebutuhan komunitas
Agregat dari Tingkat Pertama Komunitas memiliki kapasitas untuk mengembangkan sebuah program yang dapat memenuhi kebutuhan lokal.
Kapasitas Tingkat Kedua 5
Para anggota dari komunitas petani telah melakukan kegiatan-kegiatan transfer informasi/pengetahuan mengenai irigasi
6
Para anggota dari komunitas telah membuat susunan struktural untuk memudahkan transfer informasi/pengetahuan
Agregat dari Tingkat Kedua
Komunitas memiliki kapasitas untuk mentransfer inforrnasi/pengetahuan guna mencapai hasil yang diinginkan / mengimplementasikan sebuah program di dalam sebuah komunitas.
Kapasitas Tingkat Ketiga 7
Para anggota dari komunitas mampu menyatukan sebuah program ke dalam kerangka kerja utama dari organisasi atau kelompok di dalam komunitas petani
Agregat dari Tingkat Ketiga Komunitas memiliki kapasitas untuk mengintegrasikan sebuah program ke dalam kerangka utama, praktek dari kemitraan dalam komunitas petani
Sumber : Hasil Analisis, 2008.
68
4.1.3. Domain Problem Solving Penilaian Kapasitas Komunitas a. Kapasitas Tingkat Pertama Penilaian yang dilakukan untuk kapasitas tingkat pertama dilakukan dengan memilih indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian Problem Solving yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Para anggota dari komunitas petani mampu mengidentifikasi aktoraktor kunci di dalam komunitas untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam pengelolaan irigasi.
Para anggota dari komunitas petani mampu mengidentifikasi aktoraktor kunci di luar komunitas untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam pengelolaan irigasi.
Para anggota dari komunitas mampu mencapai persetujuan bersama untuk menyelesaikan masalah yang timbul.
Berdasarkan hasil wawancara untuk kapasitas tingkat pertama domain Problem Solving, maka diketahui bahwa:
Beberapa anggota kelompok petani pemakai air sudah mampu mengidentifikasi
aktor-aktor
kunci
di
dalam komunitas
untuk
menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam pengelolaan irigasi. Para anggota kelompok dapat mengakui keberadaan aktor-aktor kunci lain di luar jejaring internal dalam penyelesaian masalah seperti PPL dan juru pengairan karena mereka membawahi wilayah tersebut.
Anggota kelompok petani pemakai air mengakui peran ketua GP3A, ketua P3A dan kepala desa sangat penting keberadaannya dalam proses penyelesaian masalah yang timbul. Contoh kasusnya adalah ketika
69
timbul perebutan air antara anggota dan antar kelompok di beberapa areal sawah.
Anggota kelompok petani pemakai air sudah cukup mampu mencapai persetujuan bersama untuk menyelesaikan masalah yang timbul melalui musyawarah untuk mufakat.
Berdasarkan pemetaan kapasitas di atas maka agregat dari tingkat pertama dalam domain Problem Solving yaitu kapasitas petani pemakai air untuk menyelesaikan masalah secara bersama sudah cukup terbangun di dalam kelompok petani ini. b. Kapasitas Tingkat Kedua Penilaian yang dilakukan untuk kapasitas tingkat kedua dilakukan dengan melihat indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian Problem Solving yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Para anggota dari komunitas petani mampu mencapai persetujuan dengan yang lain di luar komunitas untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam pengelolaan irigasi.
Para anggota dari komunitas telah mampu mengadopsi sebuah proses pemecahan masalah yang diketahui secara umum
Para
anggota
pengidentifikasian
dari
komunitas
telah
beranjak
dari
tahap
masalah ke tahap implementasi aktivitas untuk
penyelesaian masalah di dalam komunitas. Berdasarkan hasil wawancara untuk kapasitas tingkat kedua domain Problem Solving, maka diketahui bahwa:
Anggota kelompok sudah cukup mampu mengakui keberadaan aktoraktor kunci lain di luar komunitas sebagai sumber daya untuk menyelesaikan masalah yang timbul, seperti Polisi untuk menangkap
70
pencurian air irigasi oleh petani di hulu yang bukan gilirannya mendapatkan air.
Para
anggota
kelompok
sudah
cukup
mampu
memakai
cara
musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan masalah, walaupun cara ini bukan merupakan cara yang efisien secara waktu dan efektif di lapangan.
Para anggota kelompok belum beranjak dari tahap pengidentifikasian masalah ke tahap implementasi aktivitas yang didesain untuk penyelesaian masalah dalam kelompok karena terkadang para petani tidak mengetahui solusi dari permasalahan tersebut terutama dalam hal pengelolaan irigasi seperti kerusakan berat saluran irigasi yang membutuhkan biaya yang besar. Untuk hal seperti ini, mereka masih membutuhkan peran dari pemerintah untuk penyelesaiannya.
Berdasarkan pemetaan kapasitas di atas maka agregat dari tingkat kedua dalam domain Problem Solving yaitu kapasitas untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang muncul dalam usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan sudah sedikit memadai. c. Kapasitas Tingkat Ketiga Penilaian yang dilakukan untuk kapasitas tingkat ketiga dilakukan dengan melihat indikator-indikator yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Terdapat demontrasi dari pemecahan masalah yang terjadi antar kemitraan dalam komunitas petani.
Terdapat
bukti
dari fleksibilitas
dalam
pemecahan masalah di
keseluruhan komunitas petani. Berdasarkan hasil wawancara untuk kapasitas tingkat ketiga domain Problem Solving, maka diketahui bahwa:
71
Demonstrasi penyelesaian masalah sampai saat ini belum pernah terjadi di dalam komunitas petani pemakai air ini.
Kemudian belum terlihat adanya fleksibilitas dalam penyelesaian masalah yang timbul dalam keseluruhan komunitas.
Berdasarkan pemetaan kapasitas di atas maka agregat dari tingkat ketiga dalam domain Problem Solving yaitu kapasitas untuk mempertahankan proses problem solving yang fleksibel
belum ada di dalam komunitas
petani pemakai air ini. Kemampuan Problem Solving dalam komunitas petani untuk bermufakat dan bernegosiasi dengan proses yang baik hanya dimiliki oleh ketua kelompok dan beberapa anggota yang sering mengikuti pertemuan kelompok. Kemampuan anggota kelompok untuk mengidentifikasi permasalahan diikuti dengan cara penyelesaian yang benar sudah terbangun dengan baik. Musyawarah yang diadakan untuk mufakat dalam menghadapi masalah yang timbul sampai saat ini merupakan beban dan tanggung jawab ketua kelompok sehingga para anggota kelompok tinggal menerima hasil keputusan saja atau langsung melaksanakan hasil musyawarah tersebut. Pemetaan kapasitas komunitas dan agregasi dari pemetaan kapasitas yang telah dilakukan sebelumnya dalam Problem Solving pada komunitas petani pemakai air ini dapat dilihat pada Tabel IV-3.
72
Tabel IV-3 Domain Problem Solving Pada Komunitas Petani pemakai air PROBLEM SOLVING No.
Tidak Sama Sekali/Hampir Tidak ada
Sedikit
Cukup
Hampir Seluruhnya/ Seluruhnya
Kapasitas Tingkat Pertama 1
Para anggota dari komunitas petani mampu mengidentifikasi aktor -aktor kunci di dalam komunitas untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam pengelolaan irigasi
2
Para anggota dari komunitas petani mampu mengidentifikasi aktor-aktor kunci di luar komunitas untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam pengelolaan irigasi
3
Para anggota dari komunitas mampu mencapai persetujuan bersama untuk menyelesaikan masalah yang timbul
Agregat dari Tingkat Pertama Terdapat kapasitas untuk menyelesaikan masalah secara bersama di dalam komunitas petani
Kapasitas Tingkat Kedua 4 5
6
Para anggota dari komunitas petani mampu mencapai persetujuan dengan yang lain di luar komunitas untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam pengelolaan irigasi Para anggota dari komunitas telah mampu mengadopsi sebuah proses pemecahan masalah yang diketahui secara umum Para anggota dari komunitas telah beranjak dari tahap pengidentifikasian masalah ke tahap implementasi aktivitas untuk penyelesaian masalah di dalam komunitas petani
Agregat dari Tingkat Kedua Terdapat kapasitas untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang muncul dalam usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan
Kapasitas Tingkat Ketiga 7
Terdapat demontrasi dari pemecahan masalah yang terjadi antar kemitraan dalam komunitas petani
8
Terdapat bukti dari fleksibilitas keseluruhan komunitas petani
dalam
pemecahan masalah di
Agregat dari Tingkat Ketiga Terdapat kapasitas untuk mempertahankan proses problem solving yang fleksibel
Sumber : Hasil Analisis, 2008.
73
4.1.4. Domain Infrastruktur Penilaian Kapasitas Komunitas a. Investasi Kebijakan Penilaian yang dilakukan untuk sub domain investasi kebijakan dilakukan dengan melihat indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian infrastruktur untuk investasi kebijakan yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Para anggota dari komunitas petani menginvestasikan sumber daya mereka sendiri untuk mengembangkan perencanaan dan kebijakan yang berhubungan dengan program yang sesuai untuk komunitas.
Para
anggota
dari
komunitas
petani
mampu
mengidentifikasi
keuntungan-keuntungan dari investasi mereka terhadap pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan program pengelolaan irigasi. Berdasarkan hasil wawancara untuk sub domain
investasi kebijakan
domain Infrastruktur, maka diketahui bahwa:
Tidak ada anggota kelompok yang mampu menginvestasikan sumber daya mereka sendiri untuk mengembangkan perencanaan dan kebijakan yang berhubungan dengan program yang sesuai untuk komunitas.
Para anggota dari komunitas belum ada yang mampu mengidentifikasi keuntungan-keuntungan dari investasi mereka terhadap pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan program.
Berdasarkan pemetaan kapasitas di atas maka agregat dari sub domain investasi kebijakan dalam domain Infrastruktur yaitu komunitas memiliki kapasitas untuk menyusun kebijakan yang berkaitan dengan program pengelolaan irigasi masih belum ada di dalam komunitas petani pemakai air ini.
74
Berdasarkan hasil pengamatan, walaupun sudah terdapat beberapa kebijakan mengenai pengelolaan irigasi ini, akan tetapi proses penyusunan kebijakan tersebut berasal dari eksternal komunitas seperti koordinator program WISMP dari Dinas Pengairan. Proses
penyusunan
kebijakan
tersebut
tidak
melibatkan
internal
komunitas, yaitu anggota kelompok petani. Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan mengenai pelaksanaan Operasi & Pemeliharaan jaringan irigasi dan kebijakan pelaksanaan perbaikan saluran irigasi oleh pihak ketiga yang tidak sesuai dengan permintaan petani. b. Investasi Finansial Penilaian yang dilakukan untuk sub domain finansial dilakukan dengan melihat indikator yang berkaitan dengan domain Infrastruktur untuk investasi finansial, indikator-indikator tersebut adalah :
Para anggota dari komunitas petani menginvestasikan sumber daya sehingga komunitas dapat menentukan biaya dan keuntungan dari partisipasi di dalam komunitas.
Para anggota dari komunitas petani menginvestasikan sumber daya finansial ke dalam komunitas untuk mempertahankan pendekatan kemitraan terhadap implementasi program pengelolaan irigasi.
Berdasarkan hasil wawancara untuk sub domain finansial dalam domain Infrastruktur, maka diketahui bahwa:
Belum ada anggota dari kelompok mengeluarkan biaya untuk kepentingan bersama kelompok sehingga anggota dapat menentukan biaya dan keuntungan dari partisipasi di dalam kelompok.
Belum ada anggota dari kelompok menginvestasikan sumber daya finansial ke dalam kelompok untuk mempertahankan pendekatan kemitraan terhadap implementasi program.
75
Berdasarkan pemetaan kapasitas di atas maka agregat dari sub domain finansial dalam domain Infrastruktur yaitu kemampuan untuk menghimpun modal finansial untuk pelaksanaan program juga belum terbangun dalam komunitas petani pemakai air, karena aktivitas pengelolaan irigasi sangat bergantung pada pendanaan dari pemerintah. Ketergantungan ini karena belum adanya kesadaran untuk menghimpun dan mengelola pendanaan hasil dari iuran pengelolaan air (IPI) dari anggota kelompok. c. Investasi Intelektual Penilaian yang dilakukan untuk sub domain intelektual dilakukan dengan melihat indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian Infrastruktur untuk sub domain investasi intelektual yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Para anggota dari komunitas petani bersama-sama berinvestasi untuk membantu calon pemimpin memperoleh keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan
Para
anggota
dari
komunitas
petani
mampu
mengidentifikasi
keuntungan dalam berinvestasi untuk pendidikan dan pelatihan Berdasarkan hasil wawancara untuk sub domain
investasi intelektual
domain Infrastruktur, maka diketahui bahwa
Ada beberapa anggota kelompok yang berinvestasi untuk membantu calon
pemimpin
memperoleh
keahlian
dan
pengalaman
yang
dibutuhkan walaupun dengan dana yang sedikit
Anggota kelompok sudah sedikit mampu mengidentifikasi keuntungan dalam berinvestasi untuk pendidikan dan pelatihan
Berdasarkan pemetaan kapasitas di atas maka agregat dari sub domain investasi intelektual dalam domain Infrastruktur yaitu komunitas memiliki kapasitas untuk menghimpun dan mengembangkan investasi terhadap
76
manusia/modal intelektual sudah sedikit terbangun di dalam komunitas ini. Pelatihan yang didapat bagi anggota yang merupakan calon pemimpin masih berupa pelatihan pengelolaan irigasi yang pernah mereka dapat dari program-program pemerintah sebelumnya. Pelatihan-pelatihan lain seperti pelatihan manajemen, organisasi, teknis dan keuangan kepada P3A/GP3A belum pernah diberikan oleh program pengelolaan irigasi sebelumnya. d. Investasi Sosial Penilaian yang dilakukan untuk sub domain sosial dilakukan dengan melihat indikator-indikator yang berkaitan dengan domain penilaian Infrastruktur untuk investasi sosial yang terdapat dalam Indeks Kapasitas Komunitas, indikator-indikator tersebut adalah :
Para
anggota
dari
mengembangkan
komunitas
petani
berinvestasi
dalam
dan mempertahankan hubungan sosial antara
anggota di dalam komunitas.
Terdapat bukti mengenai reaksi yang cepat tanggap terhadap masalah yang dihadapi anggota lain di dalam komunitas.
Berdasarkan hasil wawancara untuk sub domain sosial dari domain Infrastruktur, maka diketahui bahwa :
Kemampuan
anggota
mengembangkan
kelompok
untuk
berinvestasi
dalam
dan mempertahankan hubungan sosial antara
anggota sudah cukup baik.
Reaksi yang cepat tanggap terhadap masalah yang dihadapi anggota lain di dalam kelompok sudah cukup baik.
Berdasarkan pemetaan kapasitas di atas maka agregat dari sub domain sosial dalam domain infrastruktur yaitu kapasitas untuk mengembangkan modal sosial sudah terdapat hubungan kerjasama yang baik antar anggota komunitas.
77
Investasi sosial menyangkut komitmen untuk membangun kepercayaan dan hubungan kerjasama yang baik antar anggota dalam komunitas. Para anggota kelompok menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap ketua kelompok dalam hal ini ketua GP3A. Kepercayaan ini merupakan kepercayaan kekeluargaan saja karena ketua kelompok merupakan tokoh di desa mereka. Indikasi mengenai reaksi cepat tanggap terhadap permasalahan kelompok lain dapat dilihat ketika anggota kelompok lain mendapat musibah, mereka langsung memberi perhatian untuk mengadakan kunjungan. Pemetaan kapasitas komunitas dan agregasi dari pemetaan kapasitas yang telah dilakukan sebelumnya dalam domain Infrastruktur pada komunitas petani pemakai air ini dapat dilihat pada Tabel IV-4.
78
Tabel IV-4 Domain Infrastruktur Pada Komunttas Petani pemakai air INFRASTRUKTUR No.
Tidak Sama Sekali/Hampir Tidak ada
Sedikit
Cukup
Hampir Seluruhnya/ Seluruhnya
Kapasitas Tingkat Pertama Investasl Kebijakan 1
Para anggota dari komunitas petani menginvestasikan sumber daya mereka sendiri untuk mengembangkan perencanaan dan kebijakan yang berhubungan dengan program yang sesuai untuk komunitas.
2
Para anggota dari komunitas mampu mengidentifikasi keuntungankeuntungan dari investasi mereka terhadap pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan program pengelolaan irigasi
Agregat dari Investasi Kebijakan Komunitas memiliki kapasitas untuk menyusun kebijakan yang berkaitan dengan program pengeloaan irigasi
Investasi Finansial 3
4
Para anggota dari komunitas menginvestasikan sumber daya sehingga komunitas dapat menentukan biaya dan keuntungan dari partisipasi di dalam komunitas petani Para anggota dari komunitas menginvestasikan sumber daya finansial ke dalam komunitas petani untuk mempertahankan pendekatan kemitraan terhadap implementasi program pengelolaan irigasi
Agregat dart Investasl Finansial Komunitas petani memiliki kapasitas untuk menghimpun modal finansial
Investasi Intelektual 5
Para anggota dari komunitas bersama-sama berinvestasi untuk membantu calon pemimpin memperoleh keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan
6
Para anggota dari komunitas petani berinvestasi bersama dalam pendidikan dan pelatihan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan bersama komunitas
7
Para anggota dari komunitas mampu mengidentifikasi keuntungan dalam berinvestasi untuk pendidikan dan pelatihan
Agregat dari Investasi Intelektual Komunitas memiliki kapasitas untuk menghimpun dan mengembangkan investasi terhadap manusia / modal Intelektual
Investasi Sosial 8
Para anggota dari komunitas petani berinvestasi dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan sosial antara anggota di dalam komunitas
9
Terdapat bukti mengenai reaksi yang cepat tanggap terhadap masalah yang dihadapi anggota lain di dalam komunitas petani
Agregat dari Investasi Sosial Komunitas memiliki kapasitas untuk mengembangkan modal sosial
Sumber: Hasil Analisis, 2008.
79
4.2. Tingkat Sustainability Pelaksanaan Program untuk keterlibatan Komunitas dalam Pengelolaan Irigasi Pada sub-bab ini akan dibahas pencapaian sustainability pelaksanaan program oleh keterlibatan komunitas petani pemakai air dalam pengelolaan irigasi dengan merangkum penilaian-penilaian yang telah dilakukan dengan pendekatan Indeks Kapasitas Komunitas. Sustainability dirangkum dalam Indeks Kapasitas Komunitas dalam dua cara. 1. Dengan melihat kapasitas-kapasitas apa saja yang sudah ada dan dikembangkan oleh komunitas. Kapasitas komunitas sendiri merupakan agregasi dari kapasitas-kapasitas yang telah dimiliki oleh para anggota komunitas tersebut.
Semakin banyak anggota komunitas yang sudah
memiliki kapasitas tertentu semakin besar pulalah bobot dari kapasitas komunitas tersebut. 2. Dengan melihat tingkat investasi yang telah dikeluarkan oleh anggota komunitas dalam jejaring komunitas sendiri. Istilah investasi digunakan untuk menekankan bahwa pengembangan kapasitas juga merupakan bentuk investasi dalam struktur jejaring komunitas untuk meningkatkan kemampuan keseluruhan komunitas untuk mempertahankan implementasi program.
Domain infrastruktur mewakili penilaian investasi ini dalam
Indeks Kapasitas Komunitas. Pembahasan mengenai tingkat sustainability pelaksanaan program oleh komunitas petani pemakai air dalam pengelolaan irigasi berdasarkan penilaian Indeks Kapasitas Komunitas adalah sebagai berikut: 1. Daya tahan jejaring internal komunitas (kelompok petani) untuk mempertahankan sebuah program sepanjang waktu atau mangadopsi sebuah program yang baru dengan memanfaatkan jejaring yang telah terbentuk dan kemampuan pemecahan masalah dengan proses yang baik masih rendah atau masih berada pada tahap awal.
80
Hal ini dapat diketahui dari : •
Kemampuan dari kelompok untuk mempertahankan sebuah program dengan memanfaatkan jejaring yang ada sudah sedikit terbangun dan dapat dilihat dalam implementasi program selama ini, seperti yang terlihat dalam beberapa aktivitas yang dilaksanakan bersama oleh kelompok petani pemakai air yang juga memerlukan partisipasi dari anggota lainnya yaitu pemeliharaan rutin terdiri dari pembersihan saluran, pemotongan rumput. Kapasitas dari anggota komunitas ini dapat dikembangkan dengan implementasi kegiatan yang hasilnya berhubungan dengan kebutuhankebutuhan eksisting dari komunitas seperti ketersediaan air yang cukup.
•
Sedangkan kemampuan kelompok dalam pemecahan masalah sudah cukup walaupun masih juga bergantung pada eksternal komunitas selain ketua P3A/GP3A untuk menyelesaikan masalah.
•
Kemampuan untuk mengadopsi sebuah program baru dengan sumber daya sendiri masih rendah/belum ada. .
2. Jejaring internal komunitas (kelompok petani) belum memiliki investasi yang cukup secara finansial, sumber daya manusia dan modal sosial untuk melanjutkan sebuah program dengan menggunakan sumber dayanya sendiri, hal ini dapat diketahui dari : •
Investasi sosial, yang dinilai cukup signifikan keberadaannya dimana sekarang sudah terdapat hubungan kepercayaan yang tinggi dan hubungan kerja yang baik di dalam komunitas.
•
Investasi terhadap sumber daya manusia, masih berfokus dalam pengembangan satu keahlian saja, yaitu pengelolaan irigasi sedangkan keahlian
organisasi,
manajemen
dan
keuangan
belum
pernah
dilaksanakan.
81
•
Investasi finansial dari komunitas dapat dikatakan tidak ada sama sekali, dimana sampai sekarang kegiatan pengelolaan irigasi masih berasal dari sumber daya dari luar.
Berdasarkan hal di atas, kemandirian komunitas dalam segi finansial masih belum ada, sedangkan kemandirian dalam segi sumber daya manusia dan modal sosial dapat terus dikembangkan. 3. Fleksibilitas dari komunitas untuk mengubah suatu program jika terdapat suatu perubahan jika diperlukan belum terlihat. Kemampuan dari komunitas ini masih perlu diuji seiring berjalannya waktu, karena belum terdapat
suatu
keadaan
dimana
komunitas
harus
mengubah
program/kegiatannya. 4. Secara umum, tidak semua investasi dalam kelompok telah meningkatkan kemampuan dari komunitas, seperti : •
Investasi dalam kelompok telah meningkatkan kemampuan komunitas dalam
transfer
informasi/pengetahuan
karena
proses
transfer
informasi/pengetahuan sudah terlihat dalam kegiatan bersama dan aktivitas harian kelompok walaupun informasi/pengetahuan yang beredar masih mengenai operasi dan pemeliharaan yang hanya dikuasai dengan baik oleh ketua-ketua P3A. •
Investasi kelompok untuk kemampuan mengadopsi program dengan memanfaatkan jejaring yang ada masih belum ada hasilnya. Hal itu disebabkan pengaturan program kelompok masih dianggap sebagai tanggung jawab dan otoritas dari ketua GP3A/P3A.
•
Begitu juga dengan kemampuan pemecahan masalah dengan proses yang baik, sampai saat ini kemampuan dari anggota komunitas masih sebatas pengidentifikasian masalah belum beranjak ke tahap tindakan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
82
Berdasarkan pembahasan di atas, diketahui bahwa tingkat
sustainability
pelaksanaan program untuk keterlibatan komunitas sudah ada walaupun rendah jika dilihat pada aspek daya tahan, investasi yang cukup dan kemandirian komunitas, fleksibilitas komunitas dan keterbukaan terhadap perubahan, serta investasi untuk peningkatan kapasitas. Hal ini wajar karena pelaksanaan program yang masih baru.
83