BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem dan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. Pengujian terlebih dahulu dilakukan secara terpisah pada masing-masing unit rangkaian dan kemudian dilakukan kedalam sistem yang telah terintegrasi. Pengujian yang dilakukan dalam setiap tahap ini antara lain: •
Pengujian rangkaian driver rellay
•
Pengujian rangkaian tombol
•
Pengujian LCD
•
Pengujian optocoupler
•
Pengujian sistem secara keseluruhan
Peralatan yang dipakai untuk pengukuran atau pengujian: •
Multimeter Digital
•
Power supply
36
37
•
Minimum sistem AVR ATmega 8535
•
LCD
•
Lampu
•
Komputer
4.1 Pengujian Terhadap Rangkaian Driver Rellay. 4.1.1
Tujuan: •
Untuk mengecek apakah rangkaian driver rellay tersebut bekerja dengan baik.
•
Untuk mengetahui prinsip kerja dari rangkain driver rellay. Pengujian terhadap rangkaian driver rellay dilakukan dengan cara
mengukur tegangan masukan terhadap ground dan mengukur tegangan output direllay yaitu kaki NC terhadap ground. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan sinyal digital melalui port A.0. Cara pengujiannya terlihat seperti pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Pengujian rangkaian driver rellay
38
4.1.2
Hasil dan analisa: Dari data hasil pengukuran yang dilakukan terhadap rangkaian driver rellay, seperti yang tertera pada table 4.1, diketahui bahwa saat diberikan tegangan masukan sebesar ≅ 5 volt, maka output rangkain rellay sebesar 12 volt. Sedangkan pada saat tegangan masukan sebesar ≅ 0 volt maka output dari rangkain rellay 0 volt. Fungsi lampu pada rangkain rellay sebagai indikator jika output 12 volt maka led akan menyala atau ON dan sebaliknya jika lampu tidak menyala atau OFF maka output 0 volt.
Tabel 4.1. Hasil pengujian rangkaian driver rellay INPUT
OUTPUT
KETERANGAN
0V
0V
Lampu tidak menyala (OFF)
5V
12 V
Lampu Menyala (ON)
4.2 Pengujian Terhadap Rangkaian Tombol 4.2.1
Tujuan: • Untuk mengetahuai kebenaran dari karakteristik dari tombol.Untuk mengecek apakah rangkaian tombol tersebut bekerja dengan baik. Pengujian tersebut dilakukan dengan cara memberikan tegangan VCC sebesar 5 V kemudian mengukur tegangan output atau tegangan keluaran dari rangkaian tombol tersebut. Pengujiannya seperti ditunjukan pada gambar 4.2.
39
Gambar 4.2. Pengujian rangkaian tombol
4.2.2
Hasil dan analisa: Dari data hasil pengukuran yang dilakukan terhadap rangkaian tombol, seperti yang tertera pada table 4.2, diketahui bahwa rangkaian saklar batas tersebut sesuai dengan karakteristik sebenarnya yaitu jika saklar batas tersebut dalam kondisi ON (saklar ditekan) maka tegangan keluaran tersebut sebesar ≅ 0 volt. sedangkan ketika salar dalam kondisi OFF (saklar tidak ditekan) maka tegangan keluaran tersebut sebesar ≅ 5 volt.
40
Tabel 4.2. Hasil pengujian rangkaian tombol
INPUT
OUTPUT
KETERANGAN
5V
Tombol tidak Aktif
0V
Tombol Aktif
Tombol tidak ditekan Tombol ditekan
4.3 Pengujian Terhadap LCD 4.3.1
Tujuan: •
Untuk mengecek apakah LCD tersebut bekerja dengan baik. Pengujian LCD tersebut dilakukan dengan menghubungkan
pin data LCD ke Port C mikrokontroler yang telah terisi program untuk test LCD. //…………………TAMPILAN LCD………………… lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("UNIV MERCU BUANA"); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf(" TEKNIK ELEKTRO "); delay_ms(2500);
Hasil dan analisa: Dari hasil pemrograman yang dilakukan terhadap mikrokontroler dan menghubungkan pin data LCD ke Port C mikrokontroler, maka pada LCD menampilkan tulisan seperti ditunjukan pada bambar 4.3.
41
Gambar 4.3. Tampilan Test LCD
4.4. Pengujian Optocoupler Tujuan: ¾ Untuk mengetahui apakah sensor optocoupler bekerja dengan baik sesuai dengan keinginan. ¾ Untuk mengetahuai secara pasti cara kerja optocoupler.
Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan halangan diantara infra red dan fototransistor . Kemudian pada foto transistor pin ground dihubungkan ke ground dan pin out dihubungkan ke tester. Kemudian optocoupler di berikan halangan di bagian tengahnya. Dalam pengujian ini digunakan alat ukur multitester dengan posisi selektor ohmmeter. Untuk lebih jelasnya cara pengujian ini dapat dilihat pada gambar 4.4.
42
Gambar 4.4. Pengujian optocoupler
Hasil dan analisa: Dari hasil data pengukuran pengujian yang dilakukan, optocoupler bekerja sesuai dengan karakteristiknya yaitu jika ada halangan maka saklar elekronisnya tidak akan aktif sehingga pin outnya tidak terhubung dengan com. Pada saat optocoupler tidak mendeteksi adanya halangan maka pin out dan com akan terhubung. Pada sistem ini, sensor pada pin com diberikan input ground agar dapat diproses oleh pengendali mikro. Data dari hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.3.
43
Tabel 4.3. Hasil pengujian sensor Optocoupler
INPUT
Pin Out dan Pin Com
KETERANGAN
Tidak diberikan
Terhubung
Optocoupler aktif
Tidak terhubung
Optocoupler tidak aktif
halangan Diberikan halangan
4.6. Pengujian Rangkain Secara Keseluruhan Tujuan: ¾ Untuk melihat apakah program yang didownload ke mikrokontroler sebagai unit proses dapat bekerja dengan baik. ¾ Untuk mengetahui secara pasti kerja dari semua rangkaian.
Pada pengujian ini keseluruhan perangkat keras (elektronika) dan perangkat lunak yang telah terintegrasi. Pengujian yang dilakukan adalah dengan mengamati secara langsung proses kerja semua sistem saat program simulasi dijalankan. Hasil dari pengujian ini akan menjadi referensi untuk perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan pada simulasi ini, baik perbaikan pada bagian elektronik, ataupun perbaikan pada perangkat lunaknya.
Cara Menggunakan Alat
Saat dinyalakan alat akan menunggu sampai ± 2 detik mengeluarkan pesan pertama ada LCD. Pesan ini adalah merupakan tampilan awal pada LCD, yang kemudian diteruskan dengan tampilan standby.
44
Pada saat keadaan standby, semua sensor juga dalam keadaan standby.
Pada saat roda berputar optocoupler akan membaca kecepatan roda dan akan ditampilkan pada LCD
Saat dipilih mode manual, lampu akan menyala sesuai dengan pilihan yang dipilih saat ditekan tombol S/L.
Saat dipilih mode otomatis, kecepatan yang terbaca akan menentukan lampu yang menyala.
Saat kecepatan masih dibawah 60 Km/H lampu yang menyala adalah lampu dekat, dan saat kecepatan mencapai 60 Km/H atau lebih lampu yang akan menyala adalah lampu jauh.
Saat mode dipilih OFF maka lampu akan mati.
Hasil dan Analisa Dari hasil menggabungkan semua piranti menjadi satu serta menjalankan stepstep diatas maka didapat hasil analisa sebagai berikut:
Tabel 4.4. Hasil pengujian Alat
SET MODE
POSISI
STATUS
KETERANGAN
Off
S
Lampu Mati
-
Off
L
Lampu Mati
-
Manual
S
Menyala lampu dekat
-
Manual
L
Menyala lampu jauh
-
Otomatis
10 km/jam
Menyala lampu dekat
-
45
Otomatis
20 km/jam
Menyala lampu dekat
-
Otomatis
30 km/jam
Menyala lampu dekat
-
Otomatis
40 km/jam
Menyala lampu dekat
-
Otomatis
50 km/jam
Menyala lampu dekat
-
Otomatis
60 km/jam
Menyala lampu jauh
-
Otomatis
70 km/jam
Menyala lampu jauh
-
Otomatis
80 km/jam
Menyala lampu jauh
-
Otomatis
90 km/jam
Menyala lampu jauh
-
Otomatis
100 km/jam
Menyala lampu jauh
-
Otomatis
110 km/jam
Menyala lampu jauh
Buzer On
Otomatis
120 km/jam
Menyala lampu jauh
Buzer On
Dari hasil analisa tersebut maka dipastikan program yang di download ke mikrokontroler sebagai unit proses telah bekerja dengan baik, dan semua rangkaian telah bekerja dengan baik.