BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMODELAN DEFORMASI CO-SEISMIC
Berikut ini akan di jelaskan pengukuran GPS di segmen Aceh, strategi pengolahan data dan pemodelan deformasi dengan menggunakan program RNGCHN, untuk memperoleh besarnya pergeseran pada titik-titik batas, baik itu batas negara maupun batas daerah.
IV.1 Pengukuran GPS di Segmen Aceh Untuk melihat mekanisme dari gempa bumi Aceh 2004 serta pengaruh dan besarnya deformasi co-seismic-nya dapat dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS). Data GPS dapat dengan baik melihat deformasi yang mengiringi tahapan mekanisme terjadinya Gempa Bumi. Data GPS dalam
pemonitoran
deformasi
co-seismic
ini
diperoleh
dari
kegiatan
survei
penelitian. Survey lapangan di cari titik-titik yang masih utuh tidak rusak akibat terjangan tsunami. Dalam tugas akhir ini dipakai besaran parameter faults, hasil dari program SEAMERGES yaitu besaran slip (U1, U2, U3), dip angle, depth, strike, letak patahan (x dan y)serta lebar dan panjang bidang patahan (geometri patahan). Besaran parameter ini di dapat dari data GPS hasil dari survey program SEAMERGES (South East Asia Mastering Environmental Research with Geodetic Space Technique) yang telah mengumpulkan data-data GPS lebih dari 60 stasiun titik pengamatan yang berkaitan dengan pergerakan lempeng di Asia Tenggara Strategi pengukuran co-seismic deformation gempa Aceh 2004 dilakukan dengan cara membandingkan koordinat titik-titik kontrol yang telah memiliki nilai sebelum terjadinya gempa, dengan koordinat yang di cari setelah terjadinya gempa bumi. Ketika survey lapangan di cari titik-titik yang masih utuh atau tidak rusak akibat terjangan tsunami. Selain itu pada survei lapangan juga di pasang titik-titik baru guna pemantauan pergerakan tanah di sekitar Aceh pasca gempa bumi 2004.
34
Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya co-seismic deformation akibat gempa Aceh 2004 di beberapa titik pantau near field adalah sebagai berikut: titik Banda Aceh terdeformasi 2.4 meter, titik pulau Sabang telah terdeformasi 1.8 meter, Sigli mengalami deformasi 70 centimeter, titik Meulaboh terdeformasi 1.9 meter dan Lok Nga terdeformasi sebesar 2.7 meter (Irwan dan Andreas, 2005). Dari hasil co-seismic deformation gempa Aceh 2004, kita kemudian membuat model co-seismic slip (pergeseran pada bidang sesar) dengan menggunakan formula elastic half space modeling (Okada 1999). Input parameter utama yaitu vektor coseismic deformation, kemudian beberapa parameter untuk pendekatan model yaitu geometri bidang patahan (panjang dan lebar bidang sesar), letak patahan (x dan y), depth, strike serta informasi sudut kemiringan bidang sesar. IV.2 Persiapan Pengolahan Sebelum melakukan pegolahan data dengan menggunakan elastic half space modeling, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan trelebih dahulu, yaitu: 1. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Perangkat lunak yang digunakan dalam pengolahan citra ini yaitu: •
Pograman RNGCHN yang dioperasikan dalam sistem operasi Linux.
•
SKI PRO
•
MATLAB
•
Microsoft Office.
2. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : •
Daftar koordinat titik pangkal Republik Indonesia
•
Daftar koordinat titik landas kontinen RI-malaysia di selat Malaka
•
Daftar koordinat titik trijunction, serta titik batas seabed RI-India-Thailand
•
Daftar koordinat titik-titik batas provinsi ( Aceh-Sumut) dan kabupaten di Aceh (batas antara Aceh Barat, Aceh Besar dan Kabupaten Pidie)
35
•
Data fault berupa besaran parameter dari fault sepserti letak fault (x dan y), α, f, d, δ, µ, besaran slip (U1, U2 dan U3), lebar dan panjang bidang patahan (L dan W). Data fault ini dapat dilihat pada gambar IV.14
IV.2.1 Koordinat titik-titik batas Seluruh koordinat titik-titik batas tersebut diperoleh dalam bentuk koordinat geodetik dalam lintang dan bujur, yang didapat dari berbagai sumber, yaitu: •
Koordinat titik trijunction dan batas kontinen serta batas seabed ketiga negara di laut
Andaman
“PERSETUJUAN
yang
didapat
dari
persetujuan
THAILAND-INDIA-INDONESIA
India-RI-Thailand,
MENGENAI
TITIK
TRIJUNCTION DAN BATAS KE TIGA NEGARA DI SEKITAR LAUT ANDAMAN” tanggal 22 Juni tahun 1978.
TABEL IV.1
Koordinat titik trijunction dan batas kontinen serta batas seabed ketiga
negara (RI-Thailand dan India) di laut Andaman (hasil perjanjian 22 Juni tahun 1978). NAMA
BESAR KOORDINAT
TRIJUNCTION
LAT 7°47'00"N LONG 95° 31'48"E LAT 7°46'6"N
BATAS KONTINEN INDONESIA-INDIA
BATAS SEA-BED BOUNDARY THAILAND-INDIA BATAS SEA-BED BOUNDARY THAILAND-INDONESIA
LONG 95° 31'12"E LAT 7°48'00"N LONG 95° 32'48"E LAT 7°46'1"N LONG 95° 33'1"E
36
•
Koordinat titik batas kontinen RI-Malaysia di selat Malaka yang dambil hanya 3 titik yang berada dekat dengan Aceh yang didapat dari “Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia Tentang Penetapan Garis Batas Landas Kontinen Antara Kedua Negara Tahun 1969” TABEL IV.2 Koordinat titik kontinen RI-Malaysia di selat Malaka (hasil perjanjian tahun 1969). NAMA
BESAR KOORDINAT
KONTINEN1
Lat Long Lat Long Lat Long
KONTINEN2 KONTINEN3
•
05º27.0’ 98º17.5’ 04º55.7’ 98º41.5’ 03º59.6’ 99º43.6’
Daftar koordinat titik-titik pangkal kepulauan RI ysng didapat dari “Lampiran PP RI Nomor 38 Tahun 2002 Tanggal 28 Juni 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Ttitik-titik Garis Pangkal Kepulauan IIndonesia”. Titik-titik yang diambil adalah titik-titik yang berada di daerah Aceh. TABEL IV.3 Koordinat titik titik pangkal (Lampiran PP RI Nomor 38 Tahun 2002 Tanggal 28 Juni 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Ttitik-titik Garis Pangkal Kepulauan IIndonesia) NAMA
BESAR KOORDINAT
Lat Long Lat Ug. Pidie Long Ug.Peusangan Lat Long Tg. Jamboaye Lat Long P. Paru Buso Lat Long Ug. Peureula Lat
05° 53' 50" U 95° 20' 03" T 05° 30' 12" U 95° 53' 16" T 05° 16' 31" U 96° 49' 57" T 05° 15' 04" U 97° 29' 40" T 05° 13' 01" U 97° 32' 54" T 04° 53' 38" U
Long
97° 54' 49" T
Ug. Le Meule
37
•
Kordinat beberapa titik-titik batas Kabupaten di Provinsi Aceh, yang didapat dari interpolasi pada peta rupa bumi, lembar peta nomor 0421, skala 1:250000
Titik-titik batas daerah di Aceh antara Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie TABEL IV.4 Koordinat titik-titik batas Titik-titik batas daerah di Aceh antara Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie (dari interpolasi titik-titik batas pada garis batas pada peta skala 1:250000)
NAMA KAB1 KAB2 KAB12 KAB13 KAB14 KAB15 KAB16
BESAR KOORDINAT LAT 5°00'00"N LONG 95° 48'9"E LAT 5°3'48"N LONG 95°43'34"E LAT 5°10'00"N LONG 95° 48'6"E LAT 5°16'11"N LONG 95°45'57"E LAT 5°22'23"N LONG 95°44'10"E LAT 5°26'26"N LONG 95°45'57"E LAT 5°35'7"N LONG 95°43'34"E
38
Titik-titik batas daerah di Aceh antara Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Barat
TABEL IV.5 Koordinat titik-titik batas daerah di Aceh antara Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Barat (dari interpolasi titik-titik batas pada garis batas pada peta skala 1:250000) NAMA
BESAR KOORDINAT
LAT LONG: KAB4 LAT LONG: KAB5 LAT LONG: KAB6 LAT LONG: KAB7 LAT LONG: KAB8 LAT LONG: KAB9 LAT LONG: KAB10 LAT LONG: KAB11 LAT LONG: KAB3
5°4'17"N 95° 36'33"E 5°2'59"N 95°31'47"E 5°00'00"N 95° 25'57"E 5°06'26"N 95° 36'41"E 5°12'16"N 95° 34'00"E 5°12'30"N 95° 26'00"E 5°13'41"N 95° 18'27"E 5°13'41"N 95° 18'27"E 5°10'00"N 95° 18'34"E
39
•
Titik-titik batas Provinsi Aceh dan Sumatra Utara., yang didapatkan dari interpolasi pada software Google earth. TABEL IV.6 Koordinat titik-titik batas Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatra Utara (dari interpolasi titik-titik batas pada garis batas pada Google earth) NAMA
TITIK PROV 1 TITIK PROV 2 TITIK PROV 3 TITIK PROV 4 TITIK PROV 5 TITIK PROV 6 TITIK PROV 7 TITIK PROV 8
BESAR
LAT LONG: LAT LONG LAT LONG LAT LONG LAT LONG LAT LONG LAT LONG LAT LONG
KOORDINAT
2°10'22.53"N 98° 7'30.78"E
2°23'17.36"N 98° 6'4.66"E 2°39'40.42"N 98° 4'20.83"E 2°56'15.02"N 97°52'42.76"E 3°17'5.43"N 97°53'46.07"E 3°40'21.59"N 97°45'52.48"E 3°57'36.24"N 97°58'49.41"E 4°11'53.86"N 98°15'8.34"E
IV.2.2 Transformasi Koordinat titik-titik batas Seluruh koordinat titik-titik batas tersebut diperoleh dalam bentuk koordinat geodetik dalam lintang dan bujur, sehingga diperlukan suatu tranformasi ke bidang toposentrik yang satu sistem dengan data faults yang digunakan dalam
program
RNGCHN tersebut. Pada tahap pertama, titik-titik koordinat dalam sistem koordinat geodetik tersebut di ubah menjadi titik-titik koordinat dalam sistem geosentrik, untuk pada akhirnya diubah menjadi dalam sistem koordinat toposentrik. Pengubah menjadi titik-titik koordinat dalam sistem geosentrik ini dengan bantuan software SKI PRO. Sehingga diperoleh koordinat dalam sistem geosentrik.
40
TABEL IV.7 Hasil transformasi titik-titik koordinat pada pada software SKIPRO dari sistem geodetik ke sistem koordinat geosentrik
NAMA kab1 kab2 kab3 kab4 kab5 kab6 kab7 kab8 kab9 kab10 kab11 kab12 kab13 kab14 kab15 kab16 kontinen1 kontinen2 kontinen3 jamboaye lemeule parubuso peureula peusangan pidie KONT-INA-IND SEABED-THAI-INA SEABED-THAI-IND TRIPLEJUNCTION prov8 prov7 prov6 prov5 prov4 prov3 prov2 prov1
X (m) -642390.350 -633900.472 -620988.442 -612241.070 -601554.957 -620065.152 -616170.338 -601452.883 -594106.930 -587545.521 -587817.062 -642133.334 -638076.582 -634692.474 -637899.454 -633366.100 -915675.302 -960305.560 -1074975.582 -828432.648 -589822.199 -834400.400 -874960.887 -755596.543 -651275.768 -607940.041 -611416.729 -610821.943 -607918.450 -913030.679 -883403.404 -859947.768 -874783.491 -873133.230 -894691.824 -898054.574 -900822.506
Y (m) 6321471.679 6321711.326 6322913.684 6323979.009 6325488.217 6322651.096 6322061.124 6323439.049 6323934.225 6324547.208 6325139.582 6319856.360 6319225.490 6318501.183 6317471.297 6316382.186 6283123.383 6281735.283 6271290.229 6297289.003 6317131.097 6296848.727 6294519.270 6306196.100 6315440.819 6290681.609 6290344.647 6289925.861 6290458.202 6295270.533 6301388.625 6306767.295 6307353.709 6309686.750 6308172.878 6309038.535 6309600.554
Z (m) 552183.960 559160.549 560047.874 557661.251 552183.960 563994.810 574702.458 575130.731 577302.643 577302.643 570541.963 570541.963 581890.971 593268.716 600699.934 616629.942 601739.628 544288.602 441209.700 579841.555 650953.357 576079.039 540493.636 582502.725 607610.539 856400.896 856400.896 859870.788 858044.561 463816.391 437539.942 405829.681 363024.035 324673.126 294159.664 263993.650 240213.172
41
Oleh karena Sistem koordinat toposentrik faults ini bersifat lokal, dengan salib sumbu nol yang tidak diketahui, maka dicari titik sekutu yang memiliki koordinat di kedua sistem. Titik sekutunya adalah titik fault, dengan koordinat : Toposentrik: e = 555727 m n = 558105 m u=0m Geosentrik x = -553790.0141 m y = 6329848.8264 m z = 552183.96 m Geodetik Lat = 50 U lon = 950 T h
=0m
Dengan titik sekutu tersebut,maka koordinat geosentrik tersebut dapat diubah kedalam sistem koordinat yang satu sistem dengan fault file. Trnsformasi ini menggunakan software MATLAB dengan rumus:
Formulasi transformasi titik P pada koordinat geosentrik ke koordinat toposentrik, relatif terhadap Q (slide kuliah IHG 2, Prijatna dan Kuntjoro, 2005)
Dengan:
Dimana: •
titik P adalah titik yang dicari besar koordinat toposentriknya, dengan titik sekutu adalah titik Q yang
dianggap sebagai pusat salib sumbu sistem koordinat
toposentrik lokal tersebut.
42
•
ϕ dan λ adalah lintang dan bujur pada sistem koordinat geodetik.
•
x, y, z adalah koordinat dalam sistem geosentrik
•
N, e dan u, adalah koordinat dalam sistem koordinat toposentrik
Gambar IV.1. letak titik P pada sistem koordinat toposentrik, relatif terhadap Q (Prijatna, Kuntjoro, 2005)
Hasil dari penghitungan diatas adalah transformasi koordinat dari sistem koordinat geosentrik ke sistem toposentrik, dengan asumsi bahwa titik Q memiliki besar koordinat n = 0, e = 0 dan u = 0. sedangkan pada kenyatannya koordinat Q memiliki besar koordinat toposentrik yaitu: e = 555727 m n = 558105 m u = 0 m, sehingga setelah didapatkan hasil perhitungan diatas perlu ditambahkan pengaruh pergeseran akibat titik nol sementara di titik Q ke titik nol pada salib sumbu koordinat toposentrik lokal tersebut. Hasil koordinat toposentrik ini diplot di MATLAB dan dapat dilihat pada Lampiran 3. Dengan begitu maka semua koordinat yang didapatkan berada pada satu sistem koordinat toposentrik lokal yang satu sistem dengan besaran faults pada program RGNCHN.
43
TABEL IV.8 Hasil transformasi titik-titik koordinat batas pada sistem koordinat toposentrik
No Nama Titik 1 titik kontinen1 2 titik kontinen2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
titik kontinen3 titikKAB1 titikKAB2 titik KAB3 titik KAB4 titik KAB5 titik KAB6 titik KAB7 titik KAB8 titik KAB9 titik KAB10 titik KAB11 titik KAB12 titik KAB13 titik KAB14 titik KAB15 titik KAB16 titik lemeule titik parubuso titik peureula titik peusangan titik pidie titik jamboaye titik kont_INA_IND titik seabed_THAI_INA titik seabed_THAI_IND titik TRIPLEJUNCTION titik prov1 titik prov2 titik prov3 titik prov4 titik prov5 titik prov6 titik prov7 titikprov8
Koordinat east (km) north (km) 928.345 607.956 972.926 550.505 1,088.070 652.757 644.279 631.311 622.504 611.727 630.414 626.586 611.804 604.443 597.853 598.072 652.642 648.656 645.348 648.632 644.211 600.768 846.183 886.792 766.864 662.135 840.199 621.122 624.612 624.058 621.120 911.241 908.532 905.258 883.649 885.497 870.768 894.604 924.651
447.854 557.335 564.329 565.206 562.803 557.296 569.168 579.916 580.334 582.511 582.507 575.719 575.765 587.157 598.580 606.048 622.046 656.505 581.818 546.262 588.005 613.007 585.574 863.329 863.332 866.830 864.986 245.619 269.379 299.531 329.960 368.355 411.162 443.040 469.523
Toposentrik up (km) -10631.090 -13140.851 -22534.361 -620.871 -512.120 -362.635 -272.893 -180.338 -359.393 -349.815 -222.860 -179.957 -141.318 -119.099 -646.229 -635.399 -656.391 -752.337 -838.388 -884.342 -6303.093 -8194.700 -3308.935 -1003.706 -6056.381 -7653.919 -7686.461 -7851.286 -7734.248 -17153.730 -15879.198 -14401.106 -12111.114 -10940.649 -9079.949 -9617.517 -10826.630
44
IV.3 Pemodelan Deformasi Co-seimic Pergeseran pada permukaan bumi akibat gempa bumi biasa disebut deformasi coseismic. Deformasi co-seismic menyediakan informasi tentang sumber sismik pada patahan. Pengukuran deformasi co-seismic memerlukan pengukuran sebelum gempa bumi terjadi, bahkan stasiun survei harus dekat dengan episenter untuk memperoleh deformasi yang signifikan, karena magnitudo sinyal dirusak oleh invers dari kuadrat jarak dari sumber gempa (Aki, Richard, 1980). Untuk menerangkan deformasi co-seismic, Geometri dari co-seismic slip dapat kita tentukan dengan menggunakan pemodelan matematik. Model yang terkenal yaitu elastic half space modeling (Okada 1992 dalam vigny 2004) sebuah model sederhana dari dislokasi pada sebuah elastic half space yang bisa memberikan suatu pendekatan yang baik. Parameter-parameter yang dibutuhkan diantaranya nilai deformasi di permukaan (surface) sekitar daerah gempa, sebaran gempa susulan (afterschok), informasi dip angle dari bidang sesar (fault plane), dan parameter kondisi fisis batuan (rigiditas) (Andreas, 2007). Program RNGCHN menggunakan formulasi dislokasi okada (1985), maka bidang dislokasi ini (x1, x2, x3) menjadi ∆uj (ξ1, ξ2, ξ3) melintang pada permukaan Σpada sebuah medium isotropic adalah
(1) formulasi dislokasi okada (1985)
Dimana: δjk
: the Kronecker delta
λ dan µ : koefisien lames
νk
: arah kosinus dari garis normal ke elemen permukaan dΣ
u i j adalah ith komponen dari displacement pada (x1,x2,x3) sampai jth (ξ1,ξ2,ξ3)
45
Gambar IV.2 hubungan pergeseran pada permukaan dan pada fault
Dan kita mengasumsikan permukaan bumi datar untuk menyederhanakan model. Dislokasi mungkin bisa sebuah titik atau suatu luasan dengan dimensi (L x W) km. Dalam kasus lain, slip pada bidang fault adalah vektor dengan komposisi U1, U2, U3. Pada penggunaan program RNGCHN ini, digunakan mapfile atau grdspec file, dengan input koordinat-koordinat titik batas, yang sebelumnya ditransformasikan pada sistem toposentrik yang satu sistem dengan fault file (besaran parameter dari fault seperti x, y, α, f, d, δ, µ,U1, U2, U3, L, W) yang didapat dari hasil pengolahan oleh SEAMERGES. Untuk memproses data pada program RNGCHN ini digunakan mapfile atau
grdspec
file
dengan
2
bagian,
yakni
coseismic_north.grdspec
dan
coseismic_east.grdspec. Satunya adalah untuk memperoleh pergeseran deformasi coseismik pada arah northing serta lainya adalah untuk memperoleh pergeseran deformasi pada arah easting.
Berikutnya ditampilkan tampilan grdspec file pada program
RGNCHN.
46
Gambar IV.3. tampilan grdcpec file dengan nama coseismic_north.grdspec yaitu untuk komponen northing
47
Gambar IV.4. tampilan grdcpec file dengan nama coseismic_east.grdspec yaitu untuk komponen easting
fault file (besaran parameter dari fault seperti x, y, α, f, d, δ, µ,U1, U2, U3, L, W) yang didapat dari hasil penelitian program SEAMERGES dapat dilihat pada gambar Gambar IV.5.
Gambar IV.5. tampilan fault file, dengan nama coseismic.faults
48
Gambar IV.6 tampilan output coseismic_north.out
Gambar IV.7. tampilan output coseismic_east.out 49
IV.4 Hasil Pemodelan Deformasi Co-seimic Dengan tahapan seperti di jelaskan diatas tadi, maka didapatkan suatu vektor pergeseran untuk arah easting dan northing, yang kemudian dicari vektor dan arahnya. Tampilan hasil pengolahan untuk komponen northing dapat dilihat pada gambar IV.6 dan tampilan hasil pengolahan untuk komponen easting dapat dilihat pada gambar IV.7. Setelah ke dua komponen easting dan northing didapat, maka dilakukan penghitungan vektor dari pergeseran yang terjadi pada titik-titik batas tersebut, sehingga didapat besar resultan ke dua komponen dan arah dari deformasi co-seismic. Hasilnya dapat dilihat pada tabel IV.9 Hasil pengolahan RNGCHN. Kemudian hasil pengolahan pada program RGNCHN tersebut di plot manual pada gambar hasil pengeplotan titik-titik batas pada google earth, pengeplotan titik-titik batas pada google earth ini karena peta digital daerah-daerah titik-titik batas yang tidak tersedia atau sulit didapat. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar IV.8 sampai dengan Gambar IV.11. Plotingnya dipisah kedalam 4 gambar dan 3 inset gambar karena untuk mengeliminasi penumpukan garis panah vektor pergeseran. TABEL IV.9 HASIL PENGOLAHAN DI RGNCHN No
Nama Titik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
titik kontinen1 titik kontinen2 titik kontinen3 titikKAB1 titikKAB2 titik KAB3 titik KAB4 titik KAB5 titik KAB6 titik KAB7 titik KAB8 titik KAB9 titik KAB10 titik KAB11 titik KAB12 titik KAB13
KoordinatToposentrik East (m)
North (m)
u east(mm)
Vector u north(mm)
pergeseran Resultan (mm)
Alpha (deg)
928.345
607.956
-270.6
-61.5
277.501
257.196
972.926
550.505
-222.2
-36.9
225.243
260.571
1088.07
447.854
-129.5
-7.4
129.711
266.730
652.757
557.335
-1380.4
-673
1535.719
244.009
644.279
564.329
-1446
-718.1
1614.492
243.590
631.311
565.206
-1643.9
-839.4
1845.806
242.950
622.504
562.803
-1842.3
-958.3
2076.634
242.518
611.727
557.296
-2192.9
-1166.1
2483.667
241.998
630.414
569.168
-1621.8
-828.1
1820.985
242.951
626.586
579.916
-1587.6
-812.1
1783.250
242.909
611.804
580.334
-1863.5
-978.1
2104.593
242.306
604.443
582.511
-2007
-1064.3
2271.736
242.063
597.853
582.507
-2184.1
-1169.4
2477.456
241.835
598.072
575.719
-2293.2
-1232.5
2603.425
241.744
652.642
575.765
-1265.9
-614.2
1407.034
244.118
648.656
587.157
-1244.8
-606.7
1384.779
244.016
50
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
titik KAB14 titik KAB15 titik KAB16 titik lemeule titik parubuso titik peureula titik peusangan titik pidie titik jamboaye titik kont Ina-
645.348
598.58
-1217.1
-594
1354.315
243.986
648.632
606.048
-1148.5
-554.6
1275.395
244.225
644.211
622.046
-1114.4
-537.6
1237.296
244.247
600.768
656.505
-1361.6
-684
1523.749
243.327
846.183
581.818
-382.1
-102.9
395.713
254.928
886.792
546.262
-315.9
-66.9
322.906
258.043
766.864
588.005
-567.4
-198.8
601.219
250.691
662.135
613.007
-1011.2
-473.2
1116.442
244.922
840.199
585.574
-392.4
-108.5
407.124
254.544
Ind
621.122
863.329
-688.6
-234
727.273
251.231
624.612
863.332
-677.6
-230.8
715.829
251.190
624.058
866.83
-676.1
-228.8
713.765
251.304
621.12
864.986
-687.1
-232.7
725.435
251.290
911.241
245.619
-94
10.1
94.541
276.133
908.532
269.379
-110.8
10.2
111.269
275.260
905.258
299.531
-135.3
9.1
135.606
273.848
883.649
329.96
-175.1
7
175.240
272.289
885.497
368.355
-213
-1.8
213.008
269.516
870.768
411.162
-273.7
-18.9
274.352
266.050
894.604
443.04
-264.8
-27
266.173
264.178
924.651
469.523
-243
-28.7
244.689
263.264
Titikseabed 27
Thai-Ina
Titikseabed 28
Thai-Ind
titik 29
Triplejuncion
30
titik prov1 titik prov2 titik prov3 titik prov4 titik prov5 titik prov6 titik prov7 titikprov8
31 32 33 34 35 36 37
51
72.54 cm
72.73 cm
71.38 cm
71.58 cm
Gambar IV.8. Tampilan ploting deformasi co-seismic pada titik trijunction dan titik batas kontinen serta seabed di dekitar laut Andaman, grafik tanpa skala (Google earth)
52
24.47 cm
26.62 cm
27.44 cm
21.30 cm
17.52 cm
13.56 cm
11.13 cm
9.45 cm
Gambar IV.9. Tampilan ploting deformasi co-seismic pada titik-titik batas provinsi, grafik tanpa skala (Google earth)
53
227.17cm 247.75cm
260.34 cm
207.66 cm 248.37cm
Gambar IV.10. Tampilan ploting deformasi co-seismic pada batas daerah kabupaten Aceh Barat dan Aceh Besar (sebelum pemekaran), grafik tanpa skala (Google earth)
54
Gambar IV.11. Tampilan ploting deformasi co-seismic pada batas daerah kabupaten Aceh Besar dan kabupaten Pidie, grafik tanpa skala (Google earth)
55
152.37cm
27.75cm 111.64cm 60.12cm 22.52cm 32.29cm
40.71cm
12.97cm
39.57cm
Gambar IV.12. Tampilan ploting deformasi co-seismic pada titik-titik batas landas kontinen Indonesia-Malaysia dan pada titik-titik pangkal grafik tanpa skala (Google earth)
56
Gambar IV.13 Hasil ploting pengukuran lapangan deformasi co-seismic (SEAMERGES)
Gambar IV.14 Co-seismic slip model gempa Aceh-Andaman 2004 yang diperoleh dari hasil pemodelan elastic half space (Okada 1999), asumsi slip homogen, software RNGCHN (SEAMERGES)
57