BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA 4.1.
Penerapan Sistem Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan desain awal. Foto hasil penerapan permodelan alat Pemberi pakan otomatis pada kondisi mati (ada pakan ) terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.1. Sistem Permodelan Alat Pakan Ikan Pada Posisi Mati
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Sedangkan foto hasil penerapan permodelan alat pemberi pakan otomatis pada kondisi standbay ( ada pakan ) terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.2. Sistem Permodelan Alat Pakan Ikan Pada Posisi Standby
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Sedangkan foto hasil penerapan permodelan alat pakan ikan otomatis pada kondisi berkerja ( ada pakan ) terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.3. Sistem Permodelan Alat Pakan Ikan Pada Posisi Berkerja
Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah sesuai atau belum sesuai dengan perancangan yang telah dirancang sebelumnya. Perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat Dari pengujian tersebut akan didapatkan data - data sejauh mana sistem tersebut dapat bekerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Pengujian alat dalam tugas akhir ini meliputi : 1. Pengujian Hardware 2. Ketepatan jadwal 3. Jumlah pakan yang konsisten dalam tiap bukaan 4. Ketepatan pembacaan Sensor Proximity 5. Pengujian Secara Keseluruhan.
4.2.
Pengujian Hardware 4.2.1. Pengujian LCD Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa progam yang akan terlihat di LCD itu bisa, seperti pada gambar sebagai berikut :
4.4. Gambar Pengujian LCD Berikut adalah Program untuk LCD : void testLcd (void) { lcd.setCursor (0, 0); lcd.print (" Test LCD "); } Program diatas adalah tulisan ”Test LCD” akan berada pada baris 0 dan Colom 0.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
4.2.2. Pengujian RTC DS1307 Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa RTC DS1307 dapat bekerja dengan baik dan bisa tampil LCD, berikut adalah tampilan waktu yang akan tampil pada LCD Gambar 4.2 Gambar Waktu yang tampil di lcd Berikut program yang digunakan untuk menampilkan waktu pada LCD : void jam() { DateTime now = RTC.now(); jam1=now.hour(); mint=now.minute(); sec=now.second(); lcd.clear(); lcd.setCursor(0,0); sprintf(buffer,"%02d/%02d/%d", now.year()); lcd.print(buffer);
}
now.day(),
now.month(),
lcd.setCursor(0,1); sprintf(buffer1,"%02d:%02d:%02d", jam1, mint, sec); lcd.print(buffer1); delay(500);
Dari Program diatas dapat menampilkan hari dan tanggal untuk dilihat pada LCD.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
4.2.3. Pengujian servo Pengujian ini dilakukan untuk menguji servo dapat bergerak apabila digunakan untuk menggerakakan katub pakan ikan. Berikut program servonya: void servo() { for(pos2 = 0; pos2 < kat; pos2 += 1) // goes from 0 degrees to 60 degrees { // in steps of 1 degree myservo.write(pos2); // tell servo to go to position in variable 'pos' delay(20); // waits 15ms for the servo to reach the position } delay(1000); } Program ini akan menjalankan servo untuk bergerak menhuju 60 derajat. void servo1() { for(pos2 = kat; pos2 >=1 ; pos2 -=1) // goes from 60 degrees to 0 degrees { // in steps of 1 degree myservo.write(pos2); // tell servo to go to position in variable 'pos' delay(15); // waits 15ms for the servo to reach the position } Program ini akan menjalankan servo untuk bergerak menhuju 0 derajat. Jadi program yang kedua ini akan berkebalikan dengan yang pertama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
4.3. Pengujian ketepatan jadwal untuk membuktikan bahwa alat dapat bekerja dengan maksimal maka di perlukan pengujian terhadap jadwal pemberian makan yaitu jadwal maka n pagi, makan siang, makan sore. Tabel 4.1 Pengujian jadwal Jadwal No
Tanggal
Makan
Makan
Makan
pagi
siang
Sore
1
05-06-2013
07.00
12.00
18.00
2
06-06-2013
07.00
12.00
18.00
3
07-06-2013
07.00
12.00
18.00
4
08-06-2013
07.00
12.00
18.00
5
09-06-2013
07.00
12.00
18.00
Dari hasil tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa alat berjalan dengan baik mengikuti jadwal timer yang sudah diseting, dan tidak terjadi kesalahan waktu sedikitpun. Dan persentase eror dari pengjian ketepatan waktu dari alat ini adalah 0 %.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
4.4.
Pengujian Banyaknya Putaran Katub untuk membuktikan bahwa alat dapat bekerja dengan maksimal maka di perlukan pengujian terhadap berapa banyak katub yang berputar selama 1 menit pada jadwal makan pagi, makan siang, makan sore. Tabel 4.2 Pengujian Banyaknya Putaran katub Jadwal No
Sudut °
Makan pagi
Makan siang
Makan Sore
(buka katub)
(buka katub)
(buka katub)
1
30°
39 kali
39 kali
39 kali
2
45°
32 kali
32 kali
32 kali
3
60°
27 kali
27 kali
27 kali
4
90°
22 kali
22 kali
22 kali
5
120°
17 kali
17 kali
17 kali
6
150°
14 kali
14 kali
14 kali
Dari hasil tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar derajat katub yang dibuka maka semakin sedikit pula putaran katub yang membuka pakan, dan dari beberapa percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa putaran katub pakan hasilnya akan sama walaupun dioperasikan beberapakali, dan persentase kesalahan dari percobaan diatas adalah 0 %.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
4.5. Pengujian Banyaknya Pakan Yang Keluar untuk membuktikan bahwa alat dapat bekerja dengan maksimal maka di perlukan pengujian terhadap berapa banyak pakan yang dikeluarkan jadwal pemberian makan yaitu jadwal makan pagi, makan siang, makan sore. Tabel 4.3. Pengujian Jumlah Pakan Yang Keluar. Jadwal alarm on
No
Sudut °
Makan pagi
Makan siang
Makan Sore
Satu kali buka katub
Satu kali buka katub
Satu kali buka katub
(butir)
(butir)
(butir)
1
30°
5 Butir
5 Butir
5 butir
2
45°
10 butir
15 butir
13 butir
3
60°
60 butir
72 butir
80 butir
4
90°
96 butir
93 butir
100 butir
5
120°
166 butir
179 butir
172 butir
6
150°
234 butir
249 butir
241 butir
Dari hasil percobaan diatas dapat diambil kesimpulan pada hasil percobaan 30° jumlah pakan yang keluar stabil untuk setiap buka katub, dan pada percobaan 45° - 150° hasil keluar pakan tidak beraturan (tidak maksimal) disebabkan oleh semakin besar derajat katub yang dibuka maka semakin banyak pula pakan yang keluar, dan banyaknya keluar pakan pun tidak sempurna, dikarenakan pakan yang keluar ada beberapa yang menempel sesama pakan dan bisa menghambat keluarnya pakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
4.6. Pengujian batas minimal untuk ketersediaan pakan Untuk menguji apakah pakan sudah mau habis atau tidak bergantung dari sensor proximity yang di pasang. Percobaan dilakukan terhadap katub dengan posisi 120°. Tabel 4.4. Tabel pengukuran terhadap jarak Jarak Sensor No
terhadap pakan (cm)
Status alarm Makan pagi
Makan siang
Makan sore
(bunyi/tidak)
(bunyi/tidak)
(bunyi/tidak)
1
2,5 – 5
Tidak
Tidak
Tidak
2
5 – 7,5
Tidak
Tidak
Tidak
3
7,5- 10
Tidak
Tidak
Tidak
4
10 – 12,5
Tidak
Tidak
Tidak
5
12,5 – 15
Tidak
Bunyi
Bunyi
Bunyi
Bunyi
Bunyi
6
>15
Dari hasil percobaan diatas terlihat bahwa pada jarak sensor terhadap pakan mulai 2 - 5 cm hingga 10 – 12,5 cm, alarm tidak berbunyi dan memberikan jumlah keluaran pakan yang stabil. Sedangkan pada jarak 12,5 – 15 cm, pada makan pagi alarm tidak berbunyi sedangkan mulai makan siang hingga makan sore alarm berbunyi hal ini disebabkan karena pada makan siang dan sore jarak sensor terhadap pakan sudah mencapai 15 cm. Pada jarak sensor > 15 cm hingga pakan habis maka alarm akan terus berbunyi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
4.7.
Pengujian Secara Keseluruhan Setelah dilakukannya pengujian Analisa dilakukan untuk melihat apakah sistem yang dibuat telah berjalan dengan baik. Berikut adalah analisa dari sistem-sistem tersebut.
Microcontroller
Arduino
berjalan
dengan
baik
dan
sesuai dengan
perancangan, hal ini terlihat ketika tombol ditekan maka microcontroller akan mengeluarkan output.
Sensor Proximity telah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari respon sensor saat pakan tersedia maupun tidak. Terbukti pada alarm yang berbunyi apabila jarak sensor dengan pakan sudah mencapai atau lebih dari 15 cm. Hal tersebut terlihat pada Fitur serial monitor yang ada pada modul arduino.
Untuk
tampilan
LCD
Modul
microcontroller
Arduino
juga
telah
mengeluarkan data pada pin-pin Output, sehingga LCD akan menampilkan tanggal dan waktu.
Pada saat katub terbuka, maka pakan akan keluar sesuai dengan derajat pembukaan katub. Semakin besar derajat pembukaan katub yang digunakan maka akan semakin banyak pakan yang keluar. Secara bersamaan, sensor akan bekerja apabila jarak sensor terhadap pakan mencapai minimal 15 cm, maka alarm akan berbunyi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Keseluruhan Jumlah Pakan Jumlah butir/menit (jumlah putaran katub x butir per putaran) No
Sudut °
Makan pagi
Makan siang
Makan Sore
(butir)
(butir)
(butir)
1
30°
195 Butir
195 Butir
195 butir
2
45°
320 butir
480 butir
418 butir
3
60°
1620 butir
1944 butir
2160 butir
4
90°
2112 butir
2046 butir
2200 butir
5
120°
2822 butir
3043 butir
2924 butir
6
150°
3276 butir
3486 butir
3374 butir
Dari hasil tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar derajat katub yang dibuka, walaupun jumlah putarannya lebih sedikit, namun karena permukaan untuk keluar pakan semakin luas sehingga banyak jumlah pakan yang dikeluarkan lebih besar. Sebaliknya apabila derajat katub kecil, walaupun jumlah putaran yang dihasilkan lebih banyak namun jumlah pakan yang keluar lebih sedikit sehingga total pakan per menit nya tetap jauh lebih sedikit dibandingkan dengan derajat katub yang lebih besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/