73
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Variabel 1) Kecerdasan Emosioanal Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Variabel Kecerdasan Emosional dalam penelitian ini diukur melalui lima indikator yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi emosi diri, empati dan membina hubungan dari kelima indikator tersebut akan diuraikan menjadi 15 pernyataan yang dijadikan ukuran tentang variabel kecerdasan emosional, berdasarkan perhitungan dari 64 responden. Deskripsi variabel kecerdasan emosional diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban responden sebagaiman tercantum pada lampiran. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil seperti tmapak pada gambar berikut:
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
74
Gambar 4.1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Kecerdasan Emosioanal
Kecerdasan Emosional 400 300
200 100 0 SR
R
S
T
ST
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel 4.1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Kecerdasan Emosional Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi Persentase 154 17% 378 42% 354 39% 10 1% 0 0% 896 100%
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut : Gambar 4.2 Tanggapan Responden terhadap Variabel Kecerdasan Emosional Variabel Kecerdasan Emosioanal 60 40 20 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
75
Diagram diatas menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional dinyatakan baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden untuk variabel kecerdasan emosioanl terpusat pada alternatif jawaban “T” (Tinggi), yaitu sebanyak 64 responden atau 42% dari seluruh respponden. Temuan
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
persepsi
responden tentang kecerdasan emosional yang terjadi di Puslitbang tekMIRA menyatakan setuju bahwa penerapan kecerdasan emosional dapat membatu mengatasi berbagai permsalahan yang sering terjadi yang mengganggu efektivitas komunikasi antar pegawai sehingga komunikasi yang dihasilkan oleh emosi dari setiap pegawai merupakan penentua bagi kesuksesan Puslitbang tekMIRA serta tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien melalui kerja sama yang erat dan iklim kerja yang harmonis, hal ini dikarenakan Puslitbang
tekMIRA
selalu
memperhatikan
aspek
kecerdasan
emsoional yang dirasakan, yaitu (1) mengenali emosi diri, (2) mengelola emosi diri, (3) memotivasi diri, (4) empati dan (5) membina hubungan. Dengan demikian, dalam upaya mendapatkan efektivitas komunikasi antar pegawai bagian Tata Usaha Puslitbang tekMIRA selalu memberikan perhatian yang lebih terhadap kecerdasan emosional yang dimiliki oleh setiap pegawai, sehingga hubungan kerja sama dan iklim komunikasi dapat berjalan kondusif dan produktif. Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
76
a) Tanggapan Responden Mengenai Indikator Mengenali Emosi Diri Deskripsi indikator mengenali emosi diri melalui perhitungan presemtase terhadap jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil pada tabel berikut. Tabel 4.2 Tanggapan Responden terhadap Indikator Mengenali Emosi Diri Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan data
Frekuensi Persentase 39 30% 50 39% 38 29% 1 3% 0 0% 896 100%
Rekapitulasi hasil jawaban respomden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.3 Tanggapan Responden terhadap Indikator Mengenali Emosi Diri Mengenali Emosi Diri 60 40 20 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagram di atas menunjukkan bahwa indikator mengenali emosi diri dari kecerdasan emosional dinyatakan baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden untuk indikator mengenali emosi dri terpusat
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
77
pada alternatif jawaban “T” (Tinggi), yaitu sebanyak 50 responden atau 39% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden tentang mengenali emosi diri dari kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA menyatakan baik dari sifat mengenali emosi diri dari variabel kecerdasan emosional yang diterapkan, baik dari segi mengenali emosi yang sedang dirasakan, mengenali perbedaan kadar perasaan dan tindakan dan mengenali penyebab perasaan yang timbul. Dengan demikian, dalam proses mengenali emosi diri secara tepat dan mempermudah proses komunikasi, maka pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA senantiasa meluangkan waktu untuk mengenali emosi diri yang sedang dirasakan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka memaksimalkan komunikasi antar pegawai, sehinnga komunikasi antar pegawai dapat berjalan efektif pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA. b) Tanggapan Mengenai Indikator Mengelola Emosi Diri Deskripsi indiakator mengelola emosi diri melalui perhitungan persentase terhadap jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh tabel berikut ini. Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Mengelola Emosi Diri Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi
Frekuensi Persentase 37 14% 103 40%
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
78
Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
112 4 0 256
44% 2% 0% 100.00%
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Mengelola Emosi Diri Mengelola Emosi Diri 150 100 50 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagaram di atas menunjukkan bahwa indikator mengelola emosi diri dari kecerdasan emosional dinyatakan cukup. Hal ini terlihat dari jawaban responden untuk indikator mengelola emosi diri terpusat pada alternatif jawaban “S” (Sedang), yaitu sebanyak 112 responden atau 44% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden tentang mengelola emosi diri dari kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA menyatakan cukup dari sifat mengelola emosi diri dari variabel kecerdasan emosional
yang
diterapkan,
baik
dari
segi
berfikir
positif,
mengendalikan emosi yang dirasakan, menangani ketegangan jiwa, Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
79
menggunakan emosi dalam mengambil keputusan dan menunda kesenangan sesaat. Dengan demikian, dalam proses mengelola emosi diri secara tepat dan mempermudah proses komunikasi, maka pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA senantiasa meluangkan waktu untuk mengelola emosi diri yang sedang dirasakan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka memaksimalkan komunikasi antar pegawai, sehinnga komunikasi antar pegawai dapat berjalan efektif pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA. c) Tanggapan Mengenai Indikator Memotivasi Diri Deskripsi indiaktor memotivasi diri melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh tabel berikut ini. Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Memotivasi Diri Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi Persentase 35 27% 63 49% 30 24% 0 0% 0 0% 128 100.00%
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut:
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
80
Gambar 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Memotivasi Diri Memotivasi Diri 80 60 40 20 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagaram di atas menunjukkan bahwa indikator memotivasi diri dari kecerdasan emosional dinyatakan tinggi. Hal ini terlihat dari jawaban responden untuk indikator mengelola emosi diri terpusat pada alternatif jawaban “T” (Tinggi), yaitu sebanyak 63 responden atau 49% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden tentang memotivasi diri dari kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA menyatakan tinggi dari sifat memotivasi diri dari variabel kecerdasan emosional yang diterapkan, baik dari segi kemampuan memberikan dorongan kepada diri sendiri dan dapat bertanggung jawab.. Dengan demikian, dalam proses memotivasi diri secara tepat dan mempermudah proses komunikasi, maka pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA senantiasa meluangkan waktu untuk memotivasi diri yang sedang dirasakan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka
memaksimalkan
komunikasi
antar
pegawai,
sehinnga
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
81
komunikasi antar pegawai dapat berjalan efektif pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA. d) Tanggapan Mengenai Indikator Empati Deskripsi indiakator empati melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh tabel berikut ini. Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Empati Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase 14 7% 77 40% 98 51% 3 2% 0 0% 192 100.00%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Rekapitulasi hasil scoring di atas secara
lebih jelas
digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Empati Empati 150 100 50 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
82
Diagaram di atas menunjukkan bahwa indikator empati dari kecerdasan emosional dinyatakan tinggi. Hal ini terlihat dari jawaban responden untuk indikator empati terpusat pada alternatif jawaban “S”(Sedang), yaitu sebanyak 98 responden atau 51% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden tentang empati dari kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA menyatakan sedang dari sifat empati dari variabel kecerdasan emosional yang diterapkan, baik dari segi mampu merasakan perasaan orang lain, menerima atau mengerti perspektif orang lain dan mampu membaca emosi orang lain. Dengan demikian, dalam proses empati secara tepat dan mempermudah proses komunikasi, maka pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA senantiasa meluangkan waktu untuk berempati kepada
orang
lain.
Hal
ini
perlu
dilakukan dalam
rangka
memaksimalkan komunikasi antar pegawai, sehinnga komunikasi antar pegawai dapat berjalan efektif pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA. e) Tanggapan Mengenai Indikator Membina Hubungan Deskripsi indikator membina hubungan melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh tabel berikut ini.
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
83
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Membina Hubungan Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase 29 15% 85 44% 76 40% 2 1% 0 0% 192 100.00%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Membina Hubungan Membina Hubungan 100 50 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagaram di atas menunjukkan bahwa indikator membina hubungan dari kecerdasan emosional dinyatakan tinggi. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk indikator membina hubungan terpusat pada alternatif jawaban “T” (Tinggi), yaitu sebanyak 85 responden atau 44% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden tentang membina hubungan dari kecerdasan emosional yang dimiliki Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
84
oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA menyatakan baik dari sifat empati dari variabel kecerdasan emosional yang diterapkan, baik dari segi mampu memulai dan mempertahankan interaksim dapat bekerja sama dengan setiap orang dan dapat menyesuaikan dengan tepat dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian, dalam proses membina hubungan secara tepat dan mempermudah proses komunikasi, maka pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA senantiasa meluangkan waktu untuk membina hubungan dengan orang lain. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka
memaksimalkan
komunikasi
antar
pegawai,
sehinnga
komunikasi antar pegawai dapat berjalan efektif pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA. 2) Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Variabel efektivitas komunikasi antar pegawai dalam penelitian ini
diukur
melalui
tujuh
indikator,
yaitu
(1)
Credibiliy
(Keterpercayaan), (2) Context (Pertalian), (3) Content (Isi), (4) Clarity (Kejelasan), (5) Continuity and Consistency (Kesinambungan dan Konsistensi,
(6)
Capability of
Audience
(Kemampuan Pihak
Penerima), dan (7) Channels of distribution (Saluran Pengirim Berita). Dari tujuh indikator yang ada, peneliti menguraikan menjadi 21 pernyataan berdasarkan perhitungan 64 responden.
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
85
Deskripsi variabel Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban responden sebagaiman tercantum pada
lampiran.
Berdasarkan
perhitungan, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Efektivitas Komunikasi antar Pegawai Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi Persentase 154 11% 577 44% 587 42% 22 2% 5 1% 1344 100%
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.8 Tanggapan Responden terhadap Variabel Efektivitas Komunikasi antar Pegawai Efektivitas Komunikasi antar Pegawai 1000 500 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagram di atas menunjukkan variabel efektivitas komunikasi antar pegawai dinyatakan cukup. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk variabel efektivitas komunikasi antar pegawai terpusat pada Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
86
alternatif jawaban “S” (Sedang), yaitu sebesar 44% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden tentang efektivitas komunikasi antar pegawai pada pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA paling dominan ada pada kategori sedang. Hal ini mengindikasi bahwa efektivitas komunikasi antar pegawai yang dicerminkan dalam (1) Credibiliy (Keterpercayaan), (2) Context (Pertalian), (3) Content (Isi), (4) Clarity (Kejelasan), (5) Continuity and Consistency (Kesinambungan dan Konsistensi, (6) Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima), dan (7) Channels of distribution (Saluran Pengirim Berita) belum efektif sehingga dalam menjalankan hubungan kerja sama dan iklim komunikasi yang kondusif dan produktif sebagai pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRa mengalami hambatan. Belum efektifnya komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA ditunjukkan oleh banyakknya ketidakpuasan dalam melakukan komunikasi, kurangnya keterbukaan komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha yang khususnya menangani sumber daya manusia dan perencanaan kerja instansi. Hal ini ditunjukkan oleh
angka 44%
pegawai merasakan taraf sedang atas efektivitas komunikasi antar pegawai, sementara berbeda tipis dengan responden yang menjawab tinggi terhadap efektivitas komunikasi yaitu berkisar 42% pegawai menyatakn tinggi.
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
87
Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitabng tekMIRA masih rendah dalam arti belum sepenuhnya terciptanya hubungan yang harmonis baik berupa hubungan kerja sama, keterbukaan komunikasi, iklim yang kondusif dan produktif pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA. Perepsi pegawai yang menggambarkan tingkat efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA
ini
diukur
melalui
indikator-indikator
1)
Credibiliy
(Keterpercayaan), (2) Context (Pertalian), (3) Content (Isi), (4) Clarity (Kejelasan), (5) Continuity and Consistency (Kesinambungan dan Konsistensi, (6) Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima), dan (7) Channels of distribution (Saluran Pengirim Berita). a) Tanggapan Mengenai Indikator Credibiliy (Keterpercayaan) Deskripsi indikator Credibiliy (Keterpercayaan) diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil pada tabel berikut : Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Credibility (Keterpercayaan) Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi 47 96 109 0 4 256
Persentase 18% 38% 42% 0% 2% 100%
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
88
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut Gambar 4.9 Tanggapan Responden terhadap Indikator Credibility (Keterpecayaan) Credibility (Keterpecayaan) 150 100 50 0 ST
T
S
R
SR
Sumber : Hasil Pengolahan Data Diagram di atas menunjukkan bahwa indikator credibility (keterpercayaan) dinyatakan cukup. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk indikator credibility (keterpercayaan) terpusat pada alternatif jawaban “S” (Sedang) yaitu sebanyak 42% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai credibility (keterpercayaan) didominasi pada kategori “sedang”. Hal ini mengindikasi bahwa credibility (keterpercayaan) pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA yang dicerminkan dalam ukuran
kepercayaan
atasan
dalam
menyelesaikan
pekerjaan,
kepercayaan rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan dan kesempatan
yang
diberikan
atasan
kepada
bawahan
untuk
mengeluarkan ide atau pendapat adalah belum efektif dikarenakan
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
89
atasan belum mampu memberikan kepercayaan penuh kepada bawahannya dalam menyelesaikan masalah pekerjaan. Dengan demikian, hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa
secara
ukuran
kepercayaan
setiap
pegawai
dalam
menyelesasikan pekerjaan dan kesempatan yang diberikan oleh atasan kepada bawahan untuk mengeluarkan idea tau pendapat pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA masih belum optimal, dikarenakan masih minimnya kepercayaan dari setiap pegawai menyelesaikan pekerjaan sehingga menjadi kendala dalam menjalankan komunikasi secara internal. Maka dengan hasil penelitian ini, aspek credibility (keterpercayaan) pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA perlu ditingkatkan. b) Tanggapan Mengenai Indikator Context (Pertalian) Deskripsi indikator context (pertalian) diperoleh melalui perhitungan peresentase terhadap hasil jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil pada tabel berikut : Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Credibility (Keterpercayaan) Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi Persentase 21 11% 79 41% 84 44% 7 3% 1 1% 192 100%
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
90
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.10 Tanggapan Responden terhadap Indikator Credibility (Keterpecayaan) Context (Pertalian) 100 50 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagram di atas menunjukka bahwa indikator contrext ( pertalian) dimyatakan cukup. Hal ini terlihat dari hasil jawanan responden untuk indikator context (pertalian) terpusat pada alternatif jawaban “S” (sedang), yaitu sebanyak 84 responden atau 44% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai context (pertalian) didominasi pada kategori “sedang”. Hal ini mengindikasi bahwa context (pertalian) pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA yang dicerminkan dalam ukuran pertalian komunikasi antara pegawai baik horizontal maupun sejajar, ukuran pertalian pegawai dengan fasilitas dan suasan/iklim kerja sama di unit kerja adalah belum efektif diakeranakan kurangnya keterbukaan komunikasi dan ditunjang dengan suasan iklim kerja sama di bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA belum kondusif dan produktif. Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
91
Dengan
demikian
dalam
upaya
menghasilkan
sebuah
suasana/iklim kerjasama dan keterbukaan komunikasi maka bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA perlu memperhatikan context (pertalian) komunikasi, karena bagaimanapun keterbukaan komunikasi sangat dibutuhkan oleh pegawai dan manajemen dalam sebuah instansi dalam memperlancar arus komunikasi. Dengan hasil penelitian ini, aspek context (pertalian) pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA perlu ditingkatkan. c) Tanggapan Menegenai Indiaktor Content (Isi) Deskripsi indikator content (isi) diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil pada tebel berikut ini: Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Credibility (Keterpercayaan) Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi Persentase 13 7% 66 34% 107 56% 6 3% 0 0% 192 100%
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut:
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
92
Gambar 4.11 Tanggapan Responden terhadap Indikator Credibility (Keterpecayaan)
Context (Pertalian) 150 100 50 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagram di atas menunjukkan bahwa indikator content (isi) dinyatakan cukup. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk indikator content (isi) terpusat pada alternatif jawaban responden “S” (sedang), yaitu sebanyak 107 responden atau 57% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai content (isi) didominasi pada kategori “sedang”. Hal ini mengindikasikan bahwa content (isi) pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA yang dicerminkan dalam ukuran pemahaman pesan dari instansi, atsaan dan rekan kerja adalah belum optimal, dikarenakan hubungan komunikasi yang terjalin baik dengan instansi, sesama rekan kerja belum efektif sehingga pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA belum merasa puas terhadap komunikasi antar pegawai. Dengan demikian, hasil peneltian ini memberikan gambaran bahwa komunikasi antar pegawai secara content (isi) pada bagian tata Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
93
usaha Puslitbang tekMIRA belum menunjukkan komunikasi yang efektif, hal ini dikarenakan para pegawai belum merasa puas dengan komunikasi di unit kerja mereka sehingga menjadi kendala dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pegawai. d) Tanggapan Mengenai Indikator Clarity (Kejelasan) Deskripsi indikator clarity (kejelasan) diperolehh melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil pada gambar berikut ini. Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Clarity (Kejelasan) Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi Persentase 21 16% 59 47% 48 37% 0 0% 0 0% 128 100%
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.12 Tanggapan Responden terhadap Indikator Clarity (Kejelasan) Clarity (Kejelasan) 80 60 40 20 0 ST
T
S
R
SR
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
94
Diagram di atas menunjukkan bahwa indikator clarity (kejelasan) dinyatakan baik. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk indikator clarity (kejelasan) terpusat pada alternatif jawaban “T” (tinggi), yaitu sebanyak 59 resonden atau 47% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai clarity (kejelasan) didominasi pada kateogri “tinggi). Hal ini mengindikasikan bahwa clarity (kejelasan) pada pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA yang dicerminkan dalam ukuran kejelasan informasi dari instansi, rekan kerja dan atasan langsung adalah efektif. Sehinnga para pegawai pun sudah terbiasa dengan adanya informasi baik yang diterima maupun diberikan dapat digunakan sebaik dan seefektif mungkin. Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari aspek Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) sudah menunjukkan nilai baikm sehinnga pegawai sudah sepenuhnya menjalankan tugas dan fungsinya. e) Tanggapan Mengenai Indikator Continutiy and Consistency (Kesinambungan dan Kekonsitenan) Deskripsi indikator continuity and consistency (kesinambungan dan kekonsitenan) diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
95
hasil jawaban responden (tercantum pada lampiran). Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil pada tabel berikut: Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Continuity and Consistency (Kesinambungan dan Kekonsistenan) Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi Persentase 16 13% 57 44% 55 43% 0 0% 0 0% 128 100%
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.13 Tanggapan Responden terhadap Indikator Clarity (Kejelasan)
Continuity and Consistency (Kesinambungan dan Kekonsistensian) 60 40 20 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagram di atas menunjukkan bahwa indikaor continuity and consistency (kesinambungan dan kekonsistensian) dinyatakan baik. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk indikator continuity and consistency (kesinambungan dan kekonsistensian) terpusat pada
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
96
alternatif jawaban “T” (tinggi), yaitu sebanya 57 responden atau 44% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai
continuity
and
consistency
(kesinambungan
dan
kekonsistensian) yang dicapainya didominasi pada kategori “tinggi). Hal
ini
mengindikasikan
bahwa
continuity
and
consistency
(kesinambungan dan kekonsistensian) pada pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA yang tercermin dari ukuran kesinambungan pesan dari atasan kepada bawahan, kekonsistensian pesan dari dari atasan maupun sesama rekan kerja dan arus informasi dinyatakan sudah efektif. Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari aspek Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) sudah menunjukkan nilai baikm sehinnga pegawai sudah sepenuhnya menjalankan tugas dan fungsinya. f) Tangapan
Mengenai
Indikator
Capability
of
Audience
(Kemampuan Pihak Penerima) Deskripsi indikator capability of audience (kemampuan pihak penerima) diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban
responden
(tercantum
pada
lampiran).
Berdasarkan
perhitungan, diperoleh hasil pada tabel berikut:
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
97
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima) Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi Persentase 17 7% 123 48% 111 43% 5 2% 0 0% 256 100%
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.14 Tanggapan Responden terhadap Indikator Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima)
Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima) 150 100 50
0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagram di atas menunjukkan bahwa indikaor Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima)dinyatakan baik. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk indikator Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima)terpusat pada alternatif
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
98
jawaban “T” (tinggi), yaitu sebanya 123 responden atau 48% dari seluruh responden. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima) didominasi pada kategori “tinggi”. Hal ini mengindikasikan bahwa Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima) pada pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA yang dicerminkan dalam ukuran kemampuan pihak peneriam dalam berkomunikasi atau dalam penyampaian informasi dari bawahan ke atasan maupun rekan kerja dinyatakan efektif. Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari aspek Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) sudah menunjukkan nilai baikm sehinnga pegawai sudah sepenuhnya menjalankan tugas dan fungsinya. g) Tanggapan Mengenai Indikator Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) Deskripsi indikator channels of distribution (saluran pengirim berita) diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap hasil jawaban
responden
(tercantum
pada
lampiran).
Berdasarkan
perhitungan, diperoleh hasil pada tabel berikut:
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
99
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Indikator Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) Alternatif Jawaban Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data
Frekuensi Persentase 19 10% 96 50% 73 38% 4 2% 0 0% 192 100%
Rekapitulasi hasil jawaban responden di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut: Gambar 4.15 Tanggapan Responden terhadap Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) 150 100 50 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagram di atas menunjukkan bahwa indikaor Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) dinyatakan baik. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk indikator Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) terpusat pada alternatif jawaban “T” (tinggi), yaitu sebanya 96 responden atau 50% dari seluruh responden.
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
100
Temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA adalah baik, yang dicerminkan dalam ukuran pemahaman terhadap media komunikasi, efektivitas penggunaan media dan kecukupan media adalah baik. Hal ini ditunjang dengan persepsi responden mengenai Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA didominasi pada kategori “tinggi” Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari aspek Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) sudah menunjukkan nilai baikm sehinnga pegawai sudah sepenuhnya menjalankan tugas dan fungsinya. 4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan data untuk uji hipotesis meliputi uji normalitas dan linieritas. 1) Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Dengan bantuan Microsoft Excel, (Muhidin dan Abdurahman, 2007,85), dengan rumus nilai hitung, X2 =(In10)(Σ db n-1. Log.Si2) Keterangan: Si2 = Varians tiap kelompok Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
101
db n-1
=Derajat Kebebasan tiap kelompok
B = Nilai barlett = (Log S2 gab) (Σdbi) S2 = Varians gabungan = S2 gab=
db 𝑠𝑖2 𝑑𝑏
Selanjutnya, diperoleh hasil pengujian homogenitas pada variabel Kecerdasan Emosional diperoleh X2 hitung sebesar 0.051 pada α = 0.05 dan db= 9 nilai tabel X2 tabel = 9.4877 . Dengan demikian nilai hitung X2 < dari nilai tabel X2, dan pada hasil pengujian homogenitas variabel Efektivitas Komunikasi antar Pegawai diperoleh X2 hitung sebesar 0.2707 pada α= 0.05 dan db= 14, nilai tabel X2 = 12.5915 (tercantum pada lampiran). Dengan demikian kedua variabel memiliki nilai hitung X2 < dari nilai tabel X2 Hasil ini menunjukkan bahwa hasil jawaban pada variabel terikat dengan hasil jawaban pada variabel bebas memiliki varians yang homogen. Dengan kata lain hasil jawaban responden pada variabel terika yaitu Efektivitas Komunikasi antar Pegawai yang berpasangan dengan variabel bebas Kecerdasan Emosional merupakan variabel yang homogen 2) Uji Linieritas Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji linieritas sebagaimana berikut ini.
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
102
Pengujian linieritas data Kecerdasan Emosional atas Efektivitas Komunikasi antar Pegawai, diperoleh Fhitung sebesar -0.365 nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α=5% dan db TC=k – 2= 23-2 dan db E = n – k = 64-23 adalah F(1 – 0.05)(21,41) =0.510. Dengan demikian nilai hitung F < nilai tabel F. hasil ini menunjukkan data variabel Kecerdasan Emosional atas Efektivitas Komunikasi antar Pegawai adalah linier (tercantum pada lampiran) Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa data pada variabel terikat mempunyai linieritas dengan data pada variabel bebas. Hasil ini memberikan makna bahwa pengolahan data memungkinkan dilanjut dengan menggunakan statistic parametric. 4.1.3 Uji Hipotesis Pada bagian ini diuraikab mengenai hasil uji hiporesis terhadap proposisi hipotetik yang diajukan. Seluruh pengolahan data untuk pengujian hipotesi menggunakan bantuan Microsoft Excel. Ada dua hipotesi yang hendak diuji dalam penelitiab ini. Pengujian ketiga tersebut dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah uji linieritas regresi adalah: a. Merumuskan Hipotess Statisitik H0: β = 0
: Besarnya pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Efektivitas Komunikasi antar Pegawai pada Bagian Tata Usaha PUSLITBANG tekMIRA Kota Bandung tidak ditentukan oleh mengenali emosi diri, mengelola
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
103
emosi,
memotivasi
diri,
empati
dan
membina
hubungan. H0: β ≠ 0
: Besarnya pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Efektivitas Komunikasi antar Pegawai pada Bagian Tata Usaha Puslitbang tekMIRA Kota Bandung ditentukan oleh mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi
diri,
empati
dan
membina
hubungan. b. Menentuka taraf kemaknaanya / nyata α : α= 0.05 c. Menentukan dan menghitung statistic uji F, sebagai berikut: =
𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (𝑏/𝑎 ) 𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠
=
5538.446 79.637
= 69.5467 d. Menentukan daerah dan titik kritis sebagai berikut : dbreg = 1 dan dbres = n – 2 db 64-2 = 62 didapat Fhitung > Ftabel (69.5467 > 3.9959), karen Fhitung > nilai tabel F, maka H0 ditolak e. Dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya pengaruh kecerdasan emosiona terhadap efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA ditentukan oleh mengenali emosi diri,
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
104
mengelola emosi diri, memotivasi diri, empati dan membina hubungan. 4.2
Pembahasan 1) Kecerdasan Emosional Bagian Tata Usaha Puslitbang tekMIRA Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat kecerdasan emosional dari setiap pegawai pada bagian Tata Usaha Puslitbang tekMIRA Bandung?” Kecerdasan emosional secara tidak sadar manusia dapat mengontrol emosi yang dimilikinya masing-masing tetapi terkadang jika dipengaruhi oleh faktor tertentu manusia terkadang hilang kendali untuk mengontrol kadar emosi mereka. Sehingga setiap instansi secara tidak langsung harus menerapkan kecerdasan emosional agar dapat meciptakan suasana atau iklim kerja yang harmonis, perusahaan yang baik adalah perusahaan yang tidak mencampur adukkan perasaan dengan tugas pekerjaannya. . Secara empirik kecerdasan emosional pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA belum optimal. Hal ini ditunjukan oleh jawaban responden terhadap angket variabel kecerdasan emosional yang memiliki hasil jawaban responden terpusat pada alternatif 3 (sedang), hal tersebut tampak pada gambar sebagai berikut : Gambar 4.16 Tanggapan Responden terhadap Variabel Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional
Dynna Widyawati, 2012 400 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata 300 Usaha Puslitbang Tekmira Bandung 200 | repository.upi.edu Universitas Pendidikan Indonesia
100 0
105
Diagram di atas menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional dinyatakan baik. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk variabel kecerdasan emosional terpusat pada alternatif jawaban “T” (tinggi), yaitu sebanyak 42% dari seluruh responden. Artinya kecerdasan emosional pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA sudah menunjukkan kecerdasan emosional yang baik dalam arti hubungan kerjasama, dalam memahami emosi diri dan berempati kepada orang lain sudah dinyatakan optimal. Secara teoritis, Menurut Salovey (dalam Goleman, 1998:58-59) mengemukakan ada lima aspek dalam memperluas kemampuan utama dalam mengembangkan kecerdasan emosional diantaranya adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Mengenali emosi diri Mengelola emosi Memotivasi diri sendiri Empati Membina hubungan
Dalam hal ini kecerdasan emosional kemampuan dalam berpikir dan bertindak dengan baik. Hal ini diperkuat oleh pendapat Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Mayer dan Salovey (dalam Sternberg, 2001:412) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah The ability to perceive accurately, appraise, and express emotion; the ability to acces and/or generate feelings when they Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
106
facilitate thought;the ability to understand emotion and emotional knowledge; and the ability to regulate emotions to promote emotional and intellectual growth Adapun syarat-syarat dari variabel kecerdasan emosional dalam penelitian ini diuraikan menjadi lima indikator yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan membina hubungan. a. Memahami emosi diri Memahami emosi diri sudah dinyatakan baik, dikarenakan para pegawai telah mengenali penyebab emosi yang timbul dan dapat memikirkan dengan baik sebelum bertindak sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan bekerja atau konflik sesama pegawai. Hal ini dilihat berdasarkan pengolahan data, secara empirik mengenali emosi diri dalam mengembangkan kemampuan kecerdasan emosional yang diterapkan oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA cenderung tinggi atau baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tanggapan responden dimana responden menjawab pada alternatif jawaban Tinggi yaitu sesbesar 39% dari seluruh responden. Sesuai dengan pendapat Robert. K. Cooper dan Ayman Sawaf (dalam Ary Ginanjar 2002:44) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai berikut : Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energy, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi.
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
107
Berdasarkan pendapat di atas kecerdasan emosional dapat diperloleh dengan penerapan memahami emosi diri yang dirasakan oleh pegawai,
jawaban responden terhadap indikator
ini
menunjukkan hasil yang baik, memahami emosi diri dapat menghasilkan pegawai yang dapat bertindak dengan baik sesuai emosi yang dirasakan dan dipikirkan sebelumnya. Sehingga dalam berkomunikasi pegawai dapat bertindak dengan baik karena mereka telah memahami emosi yang timbul. Adanya miss communication pun dapat diminimalisir dengan baik. b. Mengelola emosi diri Mengelola
emosi
diri
dinyatakan
belum
optimal,
dikarenakan rasa bertoleransi sesama pegawai belum diterapkan dengan baik serta kurangnya kemampuan menggunakan emosi dengan tepat dalam pengambilan keptusan sehingga dapat berfikir negatif terhadap kritik yang diterima dengan dimasukkan ke hati. Hal ini dilihat berdasarkan pengolahan data, secara empirik mengelola emosi diri dalam mengembangkan kemampuan kecerdasan emosional yang diterapkan oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA cenderung sedang atau cukup. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tanggapan responden dimana responden menjawab pada alternatif jawaban Sedang yaitu sesbesar 44% dari seluruh responden. Hal ini mengindikasikan pegawai kurang mampu dalam mengelola emosi, sehinnga adanya tumpang tindih Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
108
antara gejolak perasaan dan tindakan yang akan dilakukan. Komunikasi pun akan terhambat karena emosi yang menguasai dalam segala tindakan atau topik pembicaraan. c. Memotivasi diri Memotivasi diri sudah dinyatakan baik, dilihat dari para pegawai yang sudah bertanggung jawab terhadap pekerjaan kantor dan tanpa mencampurkan perasaan-perasaan pribadi ke dalam kegiatan pekerjaan. Hal ini dilihat berdasarkan pengolahan data, secara empirik mengelola emosi diri dalam mengembangkan kemampuan kecerdasan emosional yang diterapkan oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA cenderung tinggi atau baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tanggapan responden dimana responden menjawab pada alternatif jawaban Tinggi yaitu sesbesar 49% dari seluruh responden. Sesuai dengan pendapat Daniel Goleman
(1998:58)
“Orang
yang
memiliki
keterampilan
memotivasi diri cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan”. Berdasarkan pendapat tersebut pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA diindikasikan telah mampu bekerja produktif sesuai dengan prosedur dan dapat berkomunikasi dengan baik dalam setiap kegiatan kerja hal ini dikarenakan pegawai telah mampu mengembangkan kemampuan memotivasi diri dalam setiap kegiatan kerja. d. Empati Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
109
Empati belum dapat dinyatakan baik, dikarenakan belum adanya kemampuan dalam membaca emosi orang lain dan kurang dapat menerima kritik dengan terbuka sehingga suasana dan iklim kerja menjadi tidak harmonis. Hal ini dilihat berdasarkan pengolahan data, secara empirik empati dalam mengembangkan kemampuan kecerdasan emosional yang diterapkan oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA cukup atau sedang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tanggapan responden dimana responden menjawab pada alternatif jawaban Sedang yaitu sesbesar 51% dari seluruh
responden.
Menurut
Daniel
Goleman
(1998:404)
menjelaskan bahawa: Empati : Membaca emosi 1. Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain 2. Memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain 3. Lebih baik dalam mendengarkan orang lain Berdasarkan pendapat di atas bahwa empati dapat membaca
dan
mengerti
perasaan
orang
lain,
hal
ini
mengindikasikan pegawai kurang peka terhadap perasaan orang lain sehingga dalam berkomunikasi atau dalam kegiatan rapat kurang mampu dalam menerima sudut pandang orang lain sehingga terjadi hambatan dalam proses tersebut. e. Membina hubungan dapat dinyatakan tinggi, dikarenakan para pegawai dapat bekerja sama dengan kelompok dan dapat menyesuaikan diri dalam suasana atau iklim kerja apapun Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
110
sehingga dalam menjalin hubungan dapat berlangsung dengan baik. Hal ini dilihat berdasarkan pengolahan data, secara empirik membina
hubungan
dalam mengembangkan kemampuan
kecerdasan emosional yang diterapkan oleh pegawai bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA cukup atau sedang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tanggapan responden dimana responden menjawab pada alternatif jawaban Sedang yaitu sesbesar 44% dari seluruh responden. 2) Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat efektivitas komunikasi yang terjadi antar pegawai pada bagian Tata Usaha Puslitbang tekMIRA Bandung? Efektivitas komunikasi antar pegawai sebagai hasil atau tingkat keberhasilan instansi dalam mengatur sumber daya manusianya, sehingga pegawai merasa nyaman, puas terhadap lingkunga instansi, yang memungkinkan bila terjadi efektivitas komunikasi maka akan menciptakan hubungan ang harmonis, penuh pengertian dan dukungan positif. Secara teoritis efektivitas komunikasi dianggap berhasil jika komunikator dan komunikan timbul adanya feed back hal ini serupa dengan pendapat Alo Liliweri (2001:64) menyatakan : Efektivitas komunikasi terletak pada keberhasilan komunikator dan komunikan yang membentuk makna yang sama atas pesan yang mereka tukarkan. Kebersamaan dalam makna itu merupakan hasil proses pambagian informasi, melalui tindakan, pertukaran Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
111
pikiran saling mengisi dan melengkapi kekurangan satu sama yang lainnya. Secara empirik efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA belum optimal. Hal ini ditunjukan oleh jawaban responden terhadap angket variabel efektivitas komunikasi antar pegawai yang memiliki hasil jawaban responden terpusat pada alternatif 3 (sedang), hal tersebut tampak pada gambar sebagai berikut : Gambar 4.17 Tanggapan Responden terhadap Variabel Efektivitas Komunikasi antar Pegawai Efektivitas Komunikasi antar Pegawai 800 600 400 200 0 ST
T
S
R
SR
Sumber: Hasil Pengolahan Data Diagram di atas menunjukkan bahwa variabel efektivitas komunikasi antar pegawai dinyatakan cukup. Hal ini terlihat dari hasil jawaban responden untuk variabel efektivitas komunikasi antar pegawai terpusat pada alternatif jawaban “S” (sedang), yaitu sebanyak 44% dari seluruh responden. Artinya efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA belum menunjukkan efektivitas komunikasi antar pegawai yang tinggi, dalam arti hubungan kerjasama, keterbukaan komunikasi dan iklim Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
112
komunikasi belum optimal sehingga menjadi kendalam dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pegawai. Belum terciptanya efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA terlihat dari belum optimalnya syarat-syarat dari efektivitas komunikasi antar pegawai. Adapun syarat-syarat dari variabel efektivitas komunikasi antar pegawai dalam penelitian ini diuraikan menjadi tujuh indikator yaitu Credibiliy (Keterpercayaan), Context (Pertalian), Content (Isi), Clarity (Kejelasan), Continuity and Consistency (Kesinambungan dan Konsistensi, Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima), dan Channels of distribution (Saluran Pengirim Berita). a. Credibility (Keterpercayaan) Dalam indikator credibility (keterpercayaan) yang dimiliki oleh setiap pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari hasil penelitian dari hasil perhitugan jawaban responden diketahui bahwa indikator credibility (keterpercayaan) berada pada kategori cukup. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang terpusat pada alternatif jawaban “S”(sedang) yaitu sebesar 42%. Hasil perhitungan di atas menyatakan bahwa keterpecyaan kepada rekan kerja atau kepada atasan pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA memiliki keterpercayaan yang cukup, sehingga masih banyaknya pegawai yang kurang memiliki kesempatan dalam menyyelesaikan permasalahan pekerjaan serta masih kurangnya Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
113
kesempatan yang diberikan kepada pegawai untuk mengeluarkan ide atau pendapatnya.
b. Context (Pertalian) Dalam indikator context (pertalian) yang dimiliki dimiliki oleh setiap pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari hasil penelitian dari hasil perhitugan jawaban responden diketahui bahwa indikator context (pertalian)
berada pada
kategori cukup. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang terpusat pada alternatif jawaban “S”(sedang) yaitu sebesar 44%. Dari hasil perhitungan tersebut disebabkan masih kurangnya keterbukaan komunikasi antar pegawai sehingga suasan/iklim kerjasama diunit kerja dirasakan masih kondusif dan produktif. Sehingga diindikasikan para pegawai belum memahami dari masing-masing ego pegawai, disini perlu adanya keterbukaan sehingga peran komunikasi dapat diterapkan dengan baik da efektif. c. Content (Isi) Dalam indikator content (isi) yang dimiliki dimiliki oleh setiap pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari hasil penelitian dari hasil perhitugan jawaban responden diketahui bahwa indikator content (isi) berada pada kategori cukup. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang terpusat pada alternatif Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
114
jawaban “S”(sedang) yaitu sebesar 56%. Dari hasil perhitungan tersebut masih belum optimal dikarenakan masih rendahnya pemahaman pesan dari instansi, atasan dan rekan kerja sehingga mengakibatkan pegawai merasa tidak puas terhadap komunikasi yang didapat. Pesan yang disampaikan diindikasikan tidak dapat dipahami oleh seluruh tingkatan pegawai, dikarenakan latar belakang pendidikan setiap pegawai berbeda sehingga dibutuhkan isi pesan yang umum sehingga dapat dipahami oleh semua kalangan dalam satu unit bagian tata usaha. d. Clarity (Kejelasan) Dalam indikator clarity (kejelasan) yang dimiliki dimiliki oleh setiap pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari hasil penelitian dari hasil perhitugan jawaban responden diketahui bahwa indikator clarity (kejelasan) berada pada kategori baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang terpusat pada alternatif jawaban “T” (tinggi) yaitu sebesar 47%. Dari hasil perhitungan tersebut indikator kejelasan sudah dinyatakan baik. Dikarenakan informasi yang diberikan oleh instansi, atasan dan rekan kerja baik berupa tugas perautran, kebijakan instansi disosialisasikan telah jelas dan informasi yang dihasilkan sudah diterima dengan baik. e. Continutiy
and
Consistency
(Kesinambungan
dan
Kekonsistensian) Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
115
Dalam indikator continutiy and consistency (kesinambungan dan kekonsistensian) yang dimiliki dimiliki oleh setiap pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari hasil penelitian dari hasil perhitugan jawaban responden diketahui bahwa indikator
continutiy and consistency
(kesinambungan dan
kekonsistensian) berada pada kategori baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang terpusat pada alternatif jawaban “T” (tinggi) yaitu sebesar 44%. Dari hasil perhitungan tersebut kesinambungan dan kekonsistensian sudah dinytakan tinggi. Dikarenakan komunikasi yang telah terjalin pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA berlangsung secara terus menerus dan informasi yang diberikan dapat dikatakan tetap atau tidak berubahudah. Adanya kegiatan yang kontinuitas sehingga para pegawai mulai terbiasa dengan komunikasi yang biasa terjadi, pegawai tidak perlu canggung atau sungkan apabila berkomunikasi dengan rekan kerjanya. f. Capability of Audience (Kemampuan Pihak Penerima) Dalam indikator continutiy capability of audience (kemampuan pihak penerima) yang dimiliki dimiliki oleh setiap pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari hasil penelitian dari hasil perhitugan jawaban responden diketahui bahwa indikator continutiy capability of audience (kemampuan pihak penerima) berada pada kategori baik. Hal ini terlihat dari jawaban Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
116
responden yang terpusat pada alternatif jawaban “T” (tinggi) yaitu sebesar 48%. Dari hasil perhitungan kemampuan pihak penerima sudah dapat dikatakan baik, ini dapat terlihat dari para pegawai memiliki fisik yang baik dalam menanggapi informasi yang diterima dan memiliki pengetahuan yang luas. Selain fisik yang baik komunikan maupun komunikator juga telah memiliki mental yang baik sehingga peran komunikasi dapat berjalan dengan baik. g. Channels of Distribution (Saluran Pengirim Berita) Dalam indikator channels of distribution (saluran pengirim berita) yang dimiliki dimiliki oleh setiap pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA dilihat dari hasil penelitian dari hasil perhitugan jawaban responden diketahui bahwa indikator channels of distribution (saluran pengirim berita)
berada pada kategori
baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang terpusat pada alternatif jawaban “T” (tinggi) yaitu sebesar 50%. Dari hasil perhitungan tersebut, saluran pengirim berita dapat dikatakan baik, hal ini dikarena media komunikasi sudah terpenuhi dan pemahaman pegawai akan penggunaan media komunikasi tersebut sudah baik. Media yang digunakan sudah tersedia dan lengkap di setiap ruangan sehingga pegawai tidak perlu sulit lagi mencari alat tersebut
dan juga pegawai sudah memahami
bagaimana
menggunakan media komunikasi secara tepat.
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
117
Dengan demikian efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagiant tata usaha Puslitbang tekMIRA secara umum berada pada katergori baik. Artinya efektivitas komunikasi antar pegawai sudah diterapkan semaksimal mungkin dan efektif mungkin sehingga tujuan perusahaan pun dapat tercapai dengan baik. 3) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian Tata Usaha Puslitbang tekMIRA Bandung ? Peneliti melakukan uji atatisitik, setelah diketahui bahwa data penelitian berdistribusi normal dan linier, kemudian peneliti menggunakan statistic parametrik dalam menguji hipotesi peneltian. Pengujian hipotesis yang peneliti lakukan, bertujuan untuk suatu kesimpulan bahwa kecerdasan emosional pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA memberikan pengaruh terhadap efektivitas komunikasi antar pegawai, artinya tinggi atau rendahnya efektivitas komunikasi antar pegawai dipengaruhi oleh kecerdasan emosional. Berdasarkan hasil perhitungan regresi diperoleh persamaan regresi linier efektivitas komunikasi antar pegawai atas kecerdasan emosional yaitu Ŷ = 17.003 + 1.061X. Hal ini berarti efektivitas Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
118
komuniksi antar pegawai bernilai 17.003 jika tidak ada kecerdasan emosional yang baik, tetapi jika ada kecerdasab emosional yang baik maka efektivitas komuikasi antar pegawai akan meningkat sebesar 1.061. Dalam hasil perhitungan, diperoleh Koefisien Determinasi (KD) dari pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Efektivitas Komunikasi antar Pegawai sebesar 52.868%. Berdasarkan
hasil
tersebut,
penelitian
telah
menjawab
pertanyaan peneliti yang terdapat pada rumusan masalah yaitu seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional terhadap efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian tata usaha Puslitbang tekMIRA. Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis diperoleh F hitung sebesar 69.5467 sedangkan Ftabel dengan tingkat kesalahan α= 0.05 dan dk reg b/a = 1 dan dk res= n-2= 62 sebesar 3.9959, artinya Fhitung > Ftabel (69.5461 > 3.9959). Maka H0 ditolak dan tentu saja H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis “Besarnya pengaruh kecerdasan emosional terhadap efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian Tata Usaha Puslitbang tekMIRA Bandung ditentukan oleh mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan membina hubungan”. Dengan demikianm dari hasil perhitungan yang telah dijabarkan di atas, diperoleh nilai koefisien determinasi variabel kecerdasan emosional terhadap efektivitas komunikasi antar pegawai sebesar Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
119
47.132%. dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dalam penelitian ini. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut dengan variabel lebih banyak dan jumlah sampel yang lebih besar. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini telah menjawab pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah, yaitu adakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap efektivitas komunikasi antar pegawai pada bagian Tata Usaha Puslitbang tekMIRA Bandung. Penelitian ini telah membuktikan bahwa kecerdasan emosional terbukti
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
efektivitas
komunikasi antar pegawai sehinnga semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai maka semakin efektif cara berkomunikasi dengan pegawai.
Dynna Widyawati, 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tekmira Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu