56
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1.
Orientasi Kancah Penelitian Penelitian tentang tingkat depresi pada ibu rumah tangga di tinjau dari
KDRT dilaksanakan di Yogyakarta. Tempat yang menjadi sasaran penelitian adalah dusun-dusun yang penduduknya padat di Yogyakarta. Dusun-dusun yang menjadi sasaran dalam penelitian ini dilakukan di tiga tempat yaitu untuk tryout dilakukan jalan Kaliurang dusun Baransari RW 42, sedangkan untuk pengambilan data dilakukan dijalan Parangtritis Dusun Jogokaryan RW 11 dan jalan Kadipaten Dusun Kadipaten Kidul No.44 RW 05 Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara lepas yang dilakukan peneliti dengan beberapa ibu-ibu rumah tangga di Yogyakarta, terungkap bahwa sebagian ibu-ibu rumah tangga secara tidak sadar mengalami depresi diakibatkan oleh kehidupan rumah tangganya dan berbagai masalah yang dialami dalam kehidupan seharihari. Pada umumnya ibu-ibu rumah tangga tidak menyadari bahwa prilaku-prilaku dan respon-respon dalam menghadapi masalah dalam kehidupan berumah tangga menyebabkan depresi yang ditunjukkan dengan beberapa gejala yang mengarah pada depresi. Gejala depresi yang banyak ditunjukkan antara lain adalah hilangnya nafsu makan, sulit tidur, kehilangan keinginan untuk melakukan kegiatan yang disukai dan lain-lain. Wanita khususnya ibu rumah tangga mudah
57
untuk mengalami depresi dengan banyaknya masalah yang dialami dalam kehidupan rumah tangganya terutama yang berhubungan dengan prilaku suami dan juga mengurus anak-anak. Dan beberapa dari ibu rumah tangga mendapatkan perilaku yang kurang menyenangkan dari suami, baik itu berupa secara fisik (ditampar), psikologis (diancam untuk bercerai), seksual (dipaksa untuk berhubungan), dan penelantaran rumah tangga (tidak memenuhi kehidupan keluarga secara ekonomi). Dengan adanya berbagai masalah berhubungan dengan perilaku suami terhadap istri yang sering disebut dengan kekerasan dalam rumah tangga menyebabkan tingkat depresi yang berbeda-beda yang dialami oleh ibu rumah tangga. Dengan mengacu pada fenomena tersebut, peneliti ingin mengungkap lebih jauh lagi tingkat depresi yang dialami oleh ibu rumah tangga yang ditinjau dari kekerasan dalam rumah tangga di Yogyakarta. Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti mengambil tempat Yogyakarta sebagai tempat penelitian yaitu: a. Belum ada penelitian mengenai tingkat depresi ibu rumah tangga yang ditinjau dari kekerasan dalam rumah tangga di Yogyakarta. b. Kondisi kehidupan ibu-ibu dalam berumah tangga yang beragam dengan tinggal di pemukiman yang padat di Yogyakarta, memungkinkan terjadinya respon yang berbeda dalam menyikapi depresi pada ibu rumah tangga terkait dengan KDRT yang mungkin dialami. c. Perizinan yang tidak sulit, dengan harapan penelitian ini sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat.
58
2.
Persiapan Penelitian a. Persiapan Administrasi Penelitian dimulai dengan mempersiapkan surat izin penelitian. Permohonan izin penelitian dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia, surat izin yang pertama yaitu dengan No. 293/Dek/70/Akd/III/2009 tertanggal 1 April 2009 untuk kepentingan uji coba alat ukur (try-out) dan surat izin yang kedua yaitu dengan No. 427/Dek/70/Akd/IV/2009 tertanggal 13 Mei 2009 untuk kepentingan pengambilan data. Sebelum pengambilan data penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan perizinan terhadap pihak yang terkait dalam proses penelitian ini. Ada dua proses perizinan yang dilakukan, yang pertama adalah perizinan uji coba alat ukur (try-out) kepada ketua RW 42 dusun BaransariGentan Sleman untuk melakukan uji coba alat ukur (try-out) pada tanggal 26 April 2009 pukul 14.00 WIB, dimana peneliti melakukan uji coba alat ukur di rumah ibu Waryanto di acara perkumpulan ibu-ibu PKK Baransari. Jumlah ibu-ibu di dusun Baransari yaitu 70 orang yang terbagi dalam dua RT yaitu RT 04 dan RT 05, tetapi yang hadir dalam perkumpulan tersebut hanya 41 orang sehingga subjek yang di gunakan untuk tryout berjumlah 41 orang. Perizinan yang kedua yaitu perizinan penelitian (pengambilan data) yang ditujukan kepada ketua RW 11 dusun Jogokaryan dan ketua RW 03 dusun Kadipaten Kidul no. 44 sebagai tempat pengambilan data.
59
Pengambilan data di dusun Jogokaryan dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2009 pukul 16.00 WIB acara perkumpulan ibu-ibu PKK di rumah ibu Martadi, jumlah ibu-ibu PKK disana yaitu 80 orang tetapi yang hadir hanya 72 orang. Sedangkan pengambilan data di dusun Kadipaten Kidul dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2009 - 01 Juni 2009 yang dilaksanakan dengan membagikan angket kepada ibu-ibu dengan datang ke rumah-rumah mereka (door to door). Jumlah ibu-ibu yang memiliki karakter subjek yang sesuai hanya berjumlah 60 orang tetapi 6 orang tidak bersedia untuk menjadi responden sehingga data yang di peroleh berjumlah 54 orang. b. Persiapan Alat Ukur Sebelum digunakan sebagai alat ukur penelitian, skala diujicobakan terlebih dahulu. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa skala depresi (Beck Depression Inventori) dan skala kekerasan dalam rumah tangga 1) Skala Depresi (Beck Depression Inventori) Skala Depresi (Beck Depression Inventori) ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana tingkat depresi yang dialami subjek. Skala ini merupakan adaptasi Beck Depression Inventori mengacu pada gejalagejala depresi menurut Beck (1985). Skala depresi ini berjumlah 21 aitem, dimana tidak dilakukan validitas aitem karena aitem skala tersebut adalah skala yang telah ditetapkan oleh standarisasi yang ada sehingga walaupun dilakukan validitas aitem dan ternyata ditemukan aitem yang gugur maka
60
aitem tersebut akan tetap digunakan untuk menjaga orisinalitas alat ukur yang asli. 2) Skala KDRT Skala KDRT
ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana
KDRT yang dialami subjek. Skala ini disusun oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada aspek-aspek KDRT menurut Wahab (2006) dalam undang-undang
Penghapusan
Kekerasan
Dalam
Rumah
Tangga
(PKDRT) No.23 Tahun 2004 tentang bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga. Skala KDRT ini berjumlah 40 aitem yang mencakup aitem favorable dan aitem unfavorable.
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian Penelitian (pengambilan data) dilakukan pada di RW 05 dusun Jogokarian dan RW 03 dusun Kadipaten Kidul no. 44. Pengambilan data di dusun Jogokarian dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2009 pukul 16.00 WIB acara perkumpulan ibuibu PKK di rumah ibu Martadi. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan angket secara langsung kepada subjek penelitian, jumlah ibu-ibu PKK disana yaitu 90 orag tetapi yang hadir hanya 80 orang. Sedangkan pengambilan data di dusun Kadipaten Kidul dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2009-01 Juni 2009 yang dilaksanakan dengan membagikan angket kepada ibu-ibu dengan datang ke rumah-rumah mereka (door to door). Jumlah ibu-ibu yang memiliki karakter subjek yang sesuai hanya berjumlah 60 orang tetapi 6 orang tidak bersedia untuk menjadi responden sehingga data yang di peroleh berjumlah 54 orang.
61
Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan 140 eksemplar angket. Dari 140 eksemplar angket yang disebar tersebut didapatkan 14 eksemplar angket yang tidak dikembalikan karena saat mengisi angket kondisinya tidak kondusif dengan keberadaan anak-anak yang mereka bawa saat perkumpulan ibu-ibu PKK tersebut sehingga angket di bawa pulang atau belum selesai mengisi angket anaknya sudah meminta ibunya untuk pulang. Didapatkan 126 angket yang kembali, dengan demikian subjek penelitiannya berjumlah 126 orang. Setelah pengambilan data dilakukan, peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 for Windows. Seleksi aitem untuk skala KDRT menggunakan batas kritis > 0,25 (Azwar, 2007) sehingga aitem yang memiliki nilai di bawah batas kritis tidak digunakan (gugur). 1. Skala KDRT Skala KDRT terdiri dari 40 aitem. Setelah dianalisis, diketahui bahwa terdapat 12 aitem yang gugur antara lain: 3, 9, 10, 14, 16, 23, 25, 27, 29, 30, 33 dan 35 sehingga tersisa 28 aitem yang valid. Koefisien korelasi bergerak dari rbt= 0,251 hingga rbt= 0,565. Uji reliabilitas menunjukkan koefisien alpha (α) = 0,858. Secara lengkap distribusi aitem KDRT dapat dilihat pada tabel 7.
62
Tabel 7 Distribusi Butir Skala Kekerasan Dalam Rumah Tangga Setelah Uji Coba Butir Favorable Butir Unfavorable Aspek Jum Juml Nomor Butir lah Nomor Butir ah 1(1),3,5(4), 7(6),9
3
2(2),4(3),6(5) ,8(7),10
4
11(8),13(10), 15(11),17(12) ,19(14)
5
12(9),14,16,18(13) ,20(15)
3
21(16),23,25,27,29
1
22(17),24(18), 26(19),28(20),30
4
31(21),33,35 ,37(25),39(27)
3
32(22),34(23) ,36(24),38(26) ,40(28)
5
1. kekerasan fisik (physicly violence) 2. kekerasan psikologis (psychical violence) 3. kekerasan seksual (sexual violance) 4. penelantaran rumah tangga (family displaced person)
Jumlah 12 Catatan: angka dalam kurung ( ) adalah nomor urut butir baru setelah uji coba.
C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan data-data yang didapat dari instrumen pengumpul data (kuisioner) maka diperoleh gambaran umum mengenai subjek seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut ini:
16
63
Tabel 8 Deskripsi Subjek Penelitian No. Deskripsi 1
2
3
4
Usia 22 tahun - 31 tahun 32 tahun - 41 tahun 42 tahun - 52 tahun 53 tahun - 72 tahun Jumlah subjek Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil Wiraswasta Buruh Penjahit Pensiunan SPG Karyawan Pembantu rumah tangga Guide Kraton Dosen Perawat Jumlah subjek Tahun pernikahan Tahun 1960 - Tahun 1976 Tahun 1977 - Tahun 1988 Tahun 1989 - Tahun 1998 Tahun 1999 - Tahun 2008 Jumlah subjek Jumlah anak 1 orang anak 2 orang anak 3 orang anak 4 orang anak 5 orang anak 6 orang anak 7 orang anak 8 orang anak Jumlah subjek
Jumlah subjek
32 35 36 23 126 74 10 21 3 2 6 1 5 1 1 1 1 126 18 28 39 44 126 38 45 30 7 3 1 1 1 126
64
2. Deskripsi Data Penelitian Hasil yang didapat dari pengumpulan data adalah tingkat depresi pada ibu rumah tangga dan tingkat kekerasan dalam rumah tangga. Untuk mendeskripsikan hasil penelitian agar lebih bermanfaat dan memberikan gambaran mengenai subjek penelitian, peneliti menetapkan kriteria kategorisasi skala depresi dan skala kekerasan dalam rumah tangga. Subjek penelitian digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Kategorisasi subjek penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 9 Kriteria Kategori Kategori Tinggi Sedang Rendah x m SD
Nilai x < m - 1 SD m – 1 SD ≤ x < m + 1 SD m + 1 SD ≤ x
= skor total = mean empirik = standar deviasi Kriteria kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam
kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek terdistribusi secara normal (Azwar, 2007). Lebih lanjut deskripsi data penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10 Deskripsi Data Penelitian Skor Hipotetik Variabel Xmin Xmax Mean KDRT 0 84 42 Depresi 0 63 31,5
SD 14 10.5
Xmin 2 0
Skor Empirik Xmax Mean 55 19,63 35 17,56
SD 11,12 7,63
65
a. Skala KDRT Skala KDRT dalam penelitian ini terdiri atas 28 aitem dengan skor minimum 0 dan skor maksimum 3. Standar deviasi hipotetik skala KDRT adalah 14 dan standar deviasi empiriknya adalah 11,12 , sedangkan mean hipotetiknya sebesar 42 dan mean empiriknya sebesar 19,63. Deskripsi data penelitian yang telah disebutkan di atas digunakan untuk menentukan skor KDRT dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Gambaran umum kategorisasi KDRT pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11 Kategorisasi Skor Variabel KDRT Skor Kategori x < 28 Redah 28 ≤ x < 56 Sedang 56 ≤ x Tinggi
Frekuensi 102 24 0 126
Prosentase 80,95 % 19,05 % 0% 100%
Dari data di atas, terlihat bahwa mayoritas subjek sebesar 80,95 % berada pada kategori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat KDRT subjek tidak bertendensi ke arah tinggi maupun sedang.. b. Skala Depresi Skala depresi dalam penelitian ini terdiri atas 21 aitem dengan skor minimum 0 dan skor maksimum 3. Standar deviasi hipotetik skala depresi adalah 10,5 dan standar deviasi empiriknya adalah 7,63 , sedangkan mean hipotetiknya sebesar 31,5 dan mean empiriknya sebesar 14,86. Deskripsi data penelitian yang telah disebutkan di atas digunakan untuk menentukan
66
skor depresi dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Gambaran umum kategorisasi depresi pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12 Kategorisasi Skor Variabel Depresi Skor Kategori x < 21 Rendah 21 ≤ x < 42 Sedang 42 ≤ x Tinggi
Frekuensi 96 30 0 126
Prosentase 76,19 % 23,81 % 0% 100%
Dari data tersebut, terlihat bahwa mayoritas subjek sebesar 76,19 % berada pada kategori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa depresi subjek tidak bertendensi ke arah tinggi maupun sedang.
3. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, ada beberapa syarat untuk memastikan bahwa data yang digunakan layak untuk dianalisis, yaitu terpenuhinya asumsiasumsi parametrik. Oleh karena itu, dilakukan uji normalitas dan uji linearitas terhadap sebaran data penelitian agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. a) Uji Normalitas Uji asumsi normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor subjek terdistribusi secara normal atau tidak. Sebaran yang normal merupakan gambaran bahwa data yang diperoleh telah mewakili keseluruhan data. Kaidah yang digunakan yaitu jika p>0,05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p<0,05 maka sebaran data tidak normal.
67
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Variabel
Skor K-SZ
p
Kategori
KDRT
1,157
0,137
Normal
Depresi
0,633
0,817
Normal
Uji normalitas dilakukan terhadap distribusi score KDRT pada subjek dengan menggunakan teknik One- Sample Kolmogorov- Smirnov Tes dari program SPSS 16.0 for Windows. Sebaran score suatu variabel penelitian dikatakan mengikuti distribusi kurva normal jika harga p dari nilai K-S-Z lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Dari hasil pengolahan data KDRT diperoleh koefisien K-SZ = 1,157 dengan p = 0,137 (p > 0,05) dan data depresi diperoleh K-SZ = 0,633 dengan p = 0,817 (p > 0,05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data KDRT dan Depresi, terdistribusi atau tersebar dengan normal.
Hasil uji normalitas ini
menunjukkan bahwa tingkat depresi dan KDRT memiliki sebaran mengikuti kurve normal. b) Uji Linearitas Sama halnya dengan uji normalitas, uji linieritas perlu dilakukan untuk menguji apakah hubungan antar variabel KDRT dan depresi mengikuti garis linier (membentuk garis lurus). Linieritas terpenuhi jika harga p dari nilai F linierity lebih kecil dari 0.05 dan harga p dari nilai F deviation of
68
linierity lebih besar dari 0.05. Hasil perhitungan linieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 14 Hasil Uji Linieritas Variabel KDRT dan Depresi
F
p
Linierity
39,732
0.000
Linier
Deviation of linierity
1.475
0.069
Linier
Keterangan
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel KDRT dan tingkat depresi mempunyai hubungan yang linear. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linear apabila p<0,05. Begitu pula sebaliknya, hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linear apabila p>0,05. Hasil uji linearitas dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan teknik Compare Means menunjukkan nilai F = 39,732; p= 0,000. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel KDRT dan tingkat depresi linear karena p<0,05.
4. Uji Hipotesis Setelah melalui uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linieritas, peneliti melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak antara variabel KDRT dengan variabel Depresi. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yaitu uji korelasi product moment
69
dari Pearson dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Program for Social Science) 16.0 for Windows karena data kedua variabel memenuhi syarat uji normalitas yaitu skor terdistribusi secara normal dan memiliki hubungan yang linier. Hasil uji hipotesis yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 15. Analisis Product Moment KDRT dan Depresi KDRT dan Depresi Product Moment (Pearson Correlation) Sig. 1 tailed
0.467
0.000
Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara variabel KDRT dan tingkat depresi, dengan nilai r = 0,467 dengan p = 0,000 (p<0,01), sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara KDRT dengan tingkat depresi, semakin tinggi KDRT maka tingkat depresi yang dialami ibu rumah tangga semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah KDRT maka tingkat depresi ibu rumah tangga semakin rendah, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini terbukti diterima. Hasil R square change pada analisis product moment Pearson diketahui bahwa variabel KDRT dengan depresi sebesar 0.218. Hal ini berarti bahwa sumbangan efektif variabel KDRT terhadap depresi adalah sebesar 21.8 %.
70
5. Analisis Tambahan Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis tambahan berupa analisis aspek – aspek Kekerasan Dalam Rumah Tangga terhadap Tingkat Depresi pada ibu rumah tangga. Analisis tambahan terhadap data penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing aspek dalam variabel Kekerasan Dalam Rumah Tangga terhadap variabel Tingkat Depresi pada ibu rumah tangga. Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat hasil analisis tambahan pada variabelvariabel yang terkait : Tabel 16 Analisis Regresi Aspek KDRT
R Square (R2)
Sig. F Change
Sig. {1-tailed} (p)
Aspek penelantaran rumah tangga (family displaced person)
0,061
0,005
0,003
Berdasarkan hasil analisa tambahan di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek KDRT yang memiliki hubungan positif paling besar pada tingkat depresi subjek penelitian adalah penelantaran rumah tangga (family displaced person) dengan koefisien korelasi r sebesar 0.061 dan p = 0.003 (p < 0.05). Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa aspek penelantaran rumah tangga (family displaced person) memiliki pengaruh yang paling besar dan dapat berfungsi sebagai prediktor bagi variabel depresi. Aspek penelantaran rumah tangga (family displaced person) ini memberikan sumbangan efektif untuk dapat memprediksi
71
variabel depresi sebesar 6.1 %//. Sumbangan ini dapat dilihat dari nilai R Square (R2) sebesar 0.061 yang dihasilkan dari uji regresi. D. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang telah diajukan, yaitu ada hubungan positif antara kekerasan dalam rumah tangga dan tingkat depresi pada ibu rumah tangga diterima. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kekerasan dalam rumah tangga dengan tingkat depresi yang dialami ibu rumah tangga. Hipotesis yang diajukan, yaitu ada hubungan positif antara KDRT dengan tingkat depresi pada ibu rumah tangga yang terbukti signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji korelasi product moment dari Pearson dengan nilai r = 0,467 dengan p = 0,000 (p<0,01). Dengan demikian semakin tinggi KDRT maka tingkat depresi yang dialami semakin tinggi, sebaliknya semakin semakin rendah KDRT maka tingkat depresi yang dialami semakin rendah.
Tinggi rendahnya depresi yang dialami ibu rumah tangga berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga, salahsatunya berkaitan dengan kecenderungan KDRT yang diterima oleh ibu rumah tangga. Apabila subjek mengalami KDRT yang tinggi maka kecenderungan tingkat depresi yang dialami akan semakin tinggi. Beberapa pendapat mendefinisikan kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan suami terhadap istri yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
72
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (Rustam dkk, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Ritter dkk (dalam Jumeriah, 2008) menemukan bahwa ada hubungan yang tidak signifikan antara dukungan sosial dengan kecendrungan depresi wanita berkeluarga tanpa anak, menurut Shiberr (dalam Jumeriah, 2008) gejala depresi tidak bisa diprediksi dalam suatu dukungan keluarga, hal ini berlaku bukan hanya pada wanita tetapi berlaku juga pada lakilaki, hal ini disebabkan tidak adanya hubungan dukungan keluarga atau sosial yang diberikan terhadap kecendrungan depresi bukan karena masalah besar atau kecilnya dukungan yang diberikan tetapi letak masalahnya pada bagaimana individu bisa menerima atau menolak dukungan yang diberikan padanya. Menurut Macejewski dkk (dalam Indriani, 2003) menyatakan bahwa depresi masa lampau berakibat negatif terhadap taraf efikasi diri melalui event-event dalam hidup yang traumatis. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa hubungan yang terjadi adalah sebaliknya masa lalu dan kini, yang di cetuskan oleh eventevent traumatis. Menurut Khan dkk (dalam Indriana, 2003) bahwa peran wanita sebagai ibu rumah tangga merupakan sesuatu yang sangat penting didalam masyarakat kita.menurunnya fungsi dalam kehidupan sosial dan keluarga ketika anak-anak telah menjadi dewasa dan mandiri merupakan tambahan beban psikologis tersendiri bagi kaum wanita dalam usia menoupouse ini. Dengan banyaknya masalah yang dialami baik fisik maupun psikologis, maka tak jarang wanita dalam fase kehidupan tersebut mengalami depresi pada suatu masa dalam hidupnya,
73
jumlah ini jauh lebih tinggi daripada jumlah kasus depresi pada pria penelitian dalam skala besar menunjukkan bahwa sebagian besar masalah depresi dimulai ketika wanita berusia duapuluh tahun atau lebih muda. Menurut Heise (Rustam, 2006) secara psikologis, kekerasan menyebabkan gangguan emosi seperti kecemasan, depresi dan perasaan rendah diri dan sebagainya. Keguguran juga merupakan problem yang dialami perempuan karena stress psikologis maupun ada insiden fisik akibat kekerasan terhadap istri. Kekerasan terhadap istri juga sering menyebabkan korban menderita penyakit kronis, sehingga menyebabkan kematian secara perlahan. Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah kesehatan utama yang dapat melemahkan vitalitas fisik dan emosi wanita, serta menurunkan rasa percaya diri. Hal tersebut memperkuat hasil penelitian ini, dimana kekerasan dalam rumah tangga yang di alami ibu rumah tangga baik itu berbentuk fisik maupun non fisik akan memberi dampak psikologis yang menyebabkan depresi. Menurut Meiyenti (Darmawan, 2007) dari data penelitian tindak kekerasan suami terhadap istri, ibu rumah tangga menduduki urutan tertinggi yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dibandingkan profesi istri yang lainnya (istri bekerja). Ibu rumah tangga yang mengalami kekerasan psikologis pada umumnya mengalami tekanan batin yang lebih kompleks dibanding istri yang bekerja diluar rumah tangga karena konsentrasi psikisnya hanya terfokus pada urusan rumah tangga dan suaminya. Ketergantungan istri kepada suami dalam bidang ekonomi karena status istri tidak bekerja merupakan faktor yang mendorong suami bertindak semaunya dalam berbagai bentuk tindakan kekerasan.
74
Skor tingkat depresi dan KDRT dalam penelitian ini menunjukkan bahwa subjek penelitian berada pada level rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan mean empirik depresi sebesar 17,56 yang berarti tingkat depresi subjek penelitian lebih rendah dari pada yang diperkirakan. Sedangkan untuk KDRT ditunjukkan dengan mean empirik sebesar 19,63 , ini menunjukkan bahwa KDRT yang dimiliki oleh subjek penelitian lebih rendah dari pada yang diperkirakan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) diidentifikasikan sebagai faktor yang memberi pengaruh terhadap tingkat depresi yang dialami oleh ibu rumah tangga. Namun demikian, melihat sumbangan efektif KDRT terhadap depresi yang berada pada kisaran 21,8%, maka dapat disimpulkan bahwa KDRT bukanlah satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi depresi pada ibu rumah tangga. Masih ada 78,2% faktor-faktor lain yang mempengaruhi depresi seperti: perceraian, ditinggalkan anak-anak yang sudah dewasa dan berkeluarga, gagal dalam pekerjaan atau tidak mendapat pekerjaan, penyakit yang tak kunjung sembuh, memasuki masa pensiun, kematian dari orang yang dicintai, hilangnya kekayaan, kesulitan dalam keuangan (Prasetyono, 2007). Tingkat depresi pada ibu rumah tangga di Yogyakarta berada pada kategori ringan, secara umum dijelaskan pada aspek-aspek teori depresi dengan melihat gejala-gejala yang dialami individu menurut Beck (1985) yaitu mengalami simptom emosional yang rendah, simptom kognitif yang rendah simptom motivasional yang rendah, simptom gejala fisik-Vegetatif yang rendah dan simtom delusi (khayalan) yang rendah juga.
75
Akhirnya, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini, oleh karena itu peneliti berharap bahwa hal ini mampu menjadi bahan evaluasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa kelemahan, yaitu kurangnya referensi yang digunakan oleh peneliti baik mengenai KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) maupun depresi sehingga teori yang digunakan dalam penelitian ini menjadi kurang beragam. Selain itu adapun kekurangan dalam proses pelaksanaan pengambilan data dalam penelitian ini yaitu terdapat beberapa angket atau alat ukur yang tidak direspon secara benar oleh subjek pada saat proses pengambilan data. Namun begitu, secara keseluruhan penelitian ini telah berjalan lancar.