26
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa desa Pasirgaok merupakan sentra produksi pepaya di Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu bulan April 2007 sampai Mei 2007.
4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani, penyuluh pertanian dari Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Bogor yang disertai dengan panduan kuesioner yang dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik, Perpustakaan LSI IPB, internet dan lembaga lainnya.
4.3. Metode Pengumpulan Contoh Pengambilan responden untuk petani dipilih secara acak sederhana (simple random sampling), dimana setiap populasi anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai contoh. Jumlah petani yang dijadikan responden pada penelitian ini adalah 60 orang, 30 orang petani yang telah menerapkan SPO dan 30 orang petani yang belum menerapkan SPO
27
Untuk jaringan pasarnya, responden akan ditentukan dengan menggunakan metode snow ball sampling. Metode ini digunakan berdasarkan kepada informasi dari responden sebelumnya. Dengan kata lain bahwa responden yang terpilih di saluran pemasaran akan disesuaikan dengan pola pemasaran yang terjadi di lokasi penelitian.
4.4. Metode Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, untuk data kuantitatif pengolahan datanya dilakukan dengan menggunakan kalkulator dan komputer (software Microsoft Excel). Sebelum dilakukan pengolahan data terlebih dahulu dilakukan proses editing. Editing merupakan kegiatan untuk memperbaiki
kualitas data mentah yang di dapat dari hasil
wawancara dengan petani. Setelah data diedit dan diolah kemudian dilakukan analisis data. Sedangkan untuk data kualitatif, pengolahan datanya dilakukan secara deskriptif. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah meliputi, analisis sistem usahatani, analisis pendapatan usahatani, analisis kelayakan usahatani serta analisis pemasaran.
4.4.1 Analisis Sistem Usahatani Analisis data ini dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan membandingkan keragaan antar usahatani pepaya yang menerapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) dengan usahatani pepaya tradisional. Adapun yang dibandingkan pada analisis ini adalah proses budidaya, penggunaan input dan hasil produksi dengan usahatani pepaya tradisional. Adapun yang dibandingkan pada analisis ini adalah proses budidaya, penggunaan input dan hasil produksi (output).
28
4.4.1.1 Analisis Pendapatan Usahatani Secara umum pendapatan merupakan hasil pengurangan antara penerimaan total (Total Revenue), dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan. Penerimaan usahatani merupakan nilai dari penjualan produksi total yang dihasilkan. Untuk memperoleh analisis usahatani maka dapat digunakan rumus berikut ini : Y
= TR – BT – BD ……………… (1)
TR = P x Q
……………….(2)
Dimana : Y
= Pendapatan Total
TR = Nilai Produksi BT = Biaya Tunai BD = Biaya yang diperhitungkan P
= Harga pepaya california
Q
= Jumlah pepaya california
Biaya tunai terdiri dari sarana produksi, tenaga kerja luar keluarga dan pajak lahan. Sedangkan biaya yang diperhitungkan meliputi sewa lahan, penyusutan alat dan tenaga kerja dalam keluarga. Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi nilai pembelian yang dikalikan dengan jumlahnya dengan jangka usia ekonomis pemakaian. Metode yang digunakan adalah metode garis lurus, yaitu diasumsikan nilai sisa dianggap nol. Rumus yang digunakan adalah :
Biaya Penyusutan = (Nb-Ns) n Keterangan : Nb
= Nilai pembelian (Rp)
……………..(3)
29
Ns
= Nilai sisa (Rp)
n
= Umur ekonomis (tahun)
4.4.1.2 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio) Analisis R/C rasio digunakan untuk mengetahui efisiensi kegiatan usahatani, yang dapat diketahui melalui perbandingan antara total penerimaan pada masingmasing usahatani dengan total biaya. Analisis R/C rasio secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : R/C = Total Penerimaan Biaya
……………..(4)
R/C =
……………..(5)
Q x Pq TFC + TVC
Keterangan : R
= Penerimaan (Revenue)
C
= Biaya (Cost)
Q
= Total Produksi (kg)
Pq
= Harga persatuan produk (Rp)
TFC
= Biaya tetap (total fixed cost)
TVC
= Biaya variabel (total variable cost)
Rasio R/C menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dilakukan dalam usahatani pepaya. Semakin tinggi nilai R/C, maka usahatani tersebut semakin menguntungkan. Jika nilai R/C ratio lebih dari satu (R/C >1) maka usahatani tersebut menguntungkan untuk diusahakan, sementara jika R/C ratio kurang dari satu (R/C < 1) maka usahatani tersebut tidak menguntungkan. Secara rinci metode perhitungan pendapatan usahatani pepaya California disajikan pada Tabel 4.
30
Tabel 4. Metode Perhitungan Pendapatan Usahatani Pepaya California di Desa Pasirgaok Uraian A. Produksi B. Harga Satuan (Rp) Penerimaan* (A x B) Biaya / Pengeluaran (Rp) I. Biaya Tunai a. Bibit b. Pupuk kandang c. Pupuk NPK d. Obat-obatan e. Tenaga Kerja Luar Keluarga II. Biaya Diperhitungkan a. Sewa Lahan b. Penyusutan alat c. Tenaga kerja Dalam Keluarga III. Biaya Total (Rp) Pendapatan : Tunai Diperhitungkan Total R/C Tunai R/C Total Keterangan* : panen dalam waktu 3 tahun
Metode SPO
Metode Non SPO
31
4.4.2. Analisis Kelayakan Usaha. Umur proyek ditentukan selama tiga tahun yaitu sesuai dengan umur teknis pengusahaan pepaya. Untuk melihat kelayakan usaha dari sisi penanam modal, dalam hal ini petani, perhitungan manfaat dan biaya dilakukan berdasarkan harga yang diterima atau dibayar oleh petani yang dinilai dengan satuan mata uang rupiah.
Dalam mengusahakan usahatani pepaya, petani menggunakan modal
sendiri. Net present Value (NPV) Menurut Kasmir (2007), NPV adalah nilai sekarang dari arus manfaat yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Rumus NPV (Kadariah, 1986) adalah : n
NPV =
Σ
Bt – Ct ( 1 + i )t B
t=1
Keterangan : BT = Penerimaan yang diperoleh pada tahun t B
Ct = biaya yang dikeluarkan pada tahun t t
= umur proyek ( 1,2,3,......n )
i
=
discount rate
NPV adalah nilai keuntungan sekarang.
Kriteria investasi berdasarkan NPV
adalah: NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan dapat dilaksaknakan NPV = 0, maka proyek tidak untung tidak rugi ( proyek dapat mengembalikan modal) NPV < 0, maka proyek ini merugikan karena hasil yang diperoleh lebih kecil dibanding biaya yang dikeluarkan, lebih baik tidak dilaksanakan.
32
Dengan demikian, setelah arus manfaat bersih diperoleh dari hasil perhitungan maka kemudian nilai tersebut didiskon (dikalikan dengan discount faktor) selama kisaran waktu tiga tahun sehingga akan dihasilkan nilai sekarang atau present value dari arus manfaat bersih per tahunnya. Dari penjumlahan seluruh nilai sekarang atau present value dari arus manfaat bersih selama tiga tahun tersebut akan diperoleh nilai bersih sekarang atau net present value (NPV). Discount rate yang digunakan dalam perhitungan ini adalah sebesar 8 persen per tahun. Penentuan ini berdasarkan tingkat suku bunga Bank Indonesia pada periode 2007/2008. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Setelah diperoleh NPV maka kemudian dapat dihitung net benefit cost ratio. Kriteria yang memberi pedoman yaitu bahwa proyek akan dipilih apabila net B/C lebih besar dari satu. Rumus yang digunakan (Kadariah, 1986) yaitu: n
Σ
Bt - Ct ( 1 + i )t
Untuk Bt – Ct > 0
Net B/C = n Bt – Ct Σ (1 + i ) t
Untuk Bt – Ct < 0
t=1
4.4.3 . Analisis Sensitivitas Pendapatan merupakan hasil pengurangan penerimaan usahatani dengan biayanya. Penerimaan itu sendiri merupakan hasil perkalian antara jumlah fisik output dengan harga. Dengan demikian pendapatan usahatani dipengaruhi oleh harga output, jumlah output dan biaya untuk menghasilkan output itu sendiri. Harga pepaya dapat berfluktuasi yang dipengaruhi oleh musim dan harga buah-buahan lainnya.
Demikian juga dengan tingkat produktivitas, fluktuasi
33
dapat terjadi karena kondisi alam. Untuk itu maka dilakukan analisis sensitivitas terhadap perubahan tingkat harga output dan penurunan produktivitas. Analisis sensitivitas terhadap perubahan harga pepaya dilakukan dua tingkat perubahan yaitu apabila harga turun 12 dan 25 persen dan perubahan produktivitas pepaya diperhitungkan apabila turun 10 dan 20 persen. Penentuan ini didasarkan pada keterangan petani responden mengenai fluktuasi harga dan produktivitas tanaman pepaya.
4.4.4. Analisis Struktur Pasar Analisis struktur pasar dapat dilihat berdasarkan saluran pemasaran, jumlah lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran pepaya california, mudah tidaknya memasuki pasar, dan jenis komoditas yang diperdagangkan serta informasi pasar.
4.4.5. Analisis Perilaku Pasar Perilaku pasar buah pepaya California dapat dianalisis dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian, sistem penentuan dan pembayaran harga, kerjasama diantara lembaga pemasaran, standarlisasi serta praktek-praktek fungsi pemasaran lainnya. Fungsi-fungsi pemasaran yang dimaksud adalah fungsi pertukaran, fungsi fasilitas dan fungsi fisik.
4.4.6. Identifikasi Saluran Pemasaran Identifikasi saluran pemasaran dilakukan untuk mendapatkan saluran yang dilalui dalam pemasaran buah pepaya california. Saluran pemasaran ini dapat diidentifikasi dengan melakukan wawancara kepada pedagang di pasar pengecer
34
hingga pedagang besar, sedangkan informasi saluran pemasaran di tingkat petani diperoleh dari pedagang antar wilayah dan supplier.
4.4.7. Analisis Margin dan Efisiensi Pemasaran Analisis margin pemasaran digunakan untuk melihat tingkat efisiensi pemasaran buah pepaya california. Margin pemasaran dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Besarnya margin pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran. Secara matematis menurut Limbong dan Sitorus (1987), margin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut : Mi
= Psi - Pbi
…………………… (6)
Mi
= Ci + πI
………………….…(7)
Dengan menggabungkan pemasaran (6) dan (7) maka : Psi - Pbi = Ci + πI
………………….…(8)
Sehingga keuntungan lembaga pemasaran pada tingkat ke-i adalah πI = Psi - Pbi - Ci
……………………. (9)
Keterangan : Mi
= Margin pemasaran pasar tingkat ke-i (Rp/kg)
Psi
= Harga jual pasar tingkat ke-i (Rp/kg)
Pbi
= Harga beli pasar tingkat ke-i (Rp/kg)
Ci
= Biaya pemasaran pada tingkat ke-i (Rp/kg)
πI
= Keuntungan lembaga pemasaran pada tingkat ke-i (Rp/kg)
35
Penyebaran margin pemasaran buah pepaya dapat dilihat berdasarkan presentasi keuntungan terhadap biaya pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus : rasio Keuntungan terhadap Biaya (%) = πi x 100 Ci Dimana : πI
= Keuntungan lembaga pemasaran ke-i
Ci
= Biaya pemasaran lembaga ke-i
…………………. (10)
Farmer’s share dapat digunakan juga dalam menganalisis efisiensi saluran pemasaran dengan membandingkan seberapa besar bagian yang diterima oleh petani dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Farmer’s share akan menunjukkan apakah pemasaran tersebut memberikan balas jasa yang seimbang kepada semua pihak yang terlibat dalam pemasaran. Secara matematis farmer’s share dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Fs = P/K x 100% Dimana : Fs = Farmer’s share P = Harga yang diterima petani K = Harga yang dibayar konsumen akhir
4.5. Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penerimaan usahatani (dalam rupiah) adalah merupakan nilai dari penjualan produksi total yang dihasilkan. Hasil penjualan diperoleh dari perkalian antara jumlah output yang dihasilkan dengan tingkat harga output.
36
2. Pengeluaran usahatani adalah nilai semua input yang habis terpakai dalam proses produksi tetapi tidak termasuk biaya tenaga kerja keluarga. 3. Pengeluaran tunai adalah pengeluaran yang harus dibayar dengan uang, seperti biaya pembelian sarana produksi, biaya untuk membayar tenaga kerja 4. Pengeluaran yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani kalau bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan 5. Pendapatan usahatani (net farm income) adalah selisih antar penerimaan dan pengeluaran usahatani 6. Lembaga pemasaran adalah suatu badan atau lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran, mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen melalui proses perdagangan 7. Tengkulak (pedagang pengumpul) adalah pedagang yang melakukan pembelian dari petani dan yang menyalurkan produknya langsung ke pedagang besar di pasar induk. 8. Pedagang besar adalah pedang yang menerima produk dari petani langsung atau tengkulak (pedagang pengumpul) untuk kemudian disalurkan ke pedagang pengecer. 9. Pedagang pengecer pasar tradisional adalah pedagang di pasar tradisional yang menerima kiriman produk dari pedagang besar di pasar induk maupun dari petani langsung dan kemudian dijual ke konsumen akhir. 10. Pedagang pengecer pasar modern adalah pedagang yang berasal dari minimarket, supermarket / hypermarket yang menerima kiriman produk dari pedagang besar dan menjualnya pada konsumen akhir.
37
11. Pasar tradisional adalah pasar dimana pembeli masih dilayani oleh penjual dan tidak tersedianya fasilitas berbelanja yang nyaman seperti AC. 12. Pasar modern adalah minimarket, supermarket / hypermarket dimana pembeli dapat melayani diri sendiri dengan tersedianya fasilitas berbelanja yang nyaman. 13. Margin pemasaran (marketing margin) adalah perbedaan harga yang terjadi di tingkat petani dan harga yang terjadi di tingkat pengecer yang dinyatakan dalam satuan Rp/kg. 14. Biaya pemasaran adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam pendistribusian atau pemasaran produk mulai dari sentra produksi sampai ke konsumen akhir. 15. Keuntungan pemasaran adalah selisih antar harga jual dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran produk. 16. Farmer’s share adalah proporsi dari harga yang diterima oleh petani produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir, yang dinyatakan dalam persentase. Pemasaran dikatakan efisien jika nilai marjin pemasaran semakin kecil dan farmer’s share semakin besar.