BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi alur maju serta hubungan kausalitas yang erat. Hal ini terlihat pada peristiwaperistiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat antara peristiwa lainnya, yang jika salah satu peristiwa dihilangkan dapat merusak jalannya cerita. Alur cerita Nagabonar Jadi 2 bersifat plausibel karena tokoh-tokoh dan peristiwa yang terdapat dalam cerita dapat dibayangkan dan layak terjadi di dalam kausalitas alur. Tindakan tokoh yang terdapat dalam cerita sejalan dengan deskripsi kepribadian yang telah dijelaskan sebelumnya oleh pengarang pada tahap awal, dan bertindak sesuai dengan motivasi yang dimilikinya. Ketidakpastian akan penyelesaian konflik pada novel ini menciptakan ketegangan dan rasa ingin tahu dalam diri pembaca. Unsur suspense yang kuat dan tetap terjaga dalam perkembangan alur dapat membuat pembaca merasa ingin tahu akhir dari cerita pada novel ini. Konflik bawahan dari novel ini terdiri dari konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal terjadi antara Nagabonar dengan Bonaga, dan Bonaga dengan Monita. Konflik internal terjadi dalam diri Nagabonar. Pertama
151
152
pertentangan dalam diri Nagabonar untuk pergi meninggalkan kampung halamannya menuju Jakarta. Kedua, pola pikirnya masih dibayangi masa lalu. Kenangan
masa
lalu
Nagabonar
berperang
melawan
penjajah
Jepang
mendasarinya untuk menolak usul Bonaga bekerja sama dengan investor dari Jepang. Nagabonar belum bisa melupakan kekejaman penjajah Jepang pada saat menyengsarakan rakyat Indonesia. Sebagai seorang ayah dari Bonaga, ia ingin melihat usaha anaknya berkembang. Konflik antara dua keinginan ini muncul ketika Nagabonar harus rela menjual perkebunan kelapa sawit yang telah ia kelola, menemani, dan menghidupinya berpuluh-puluh tahun. Konflik sentral dalam novel Nagabonar Jadi 2 muncul karena adanya pertentangan antara keinginan untuk masa depan yang lebih baik atau menuruti egoisme terhadap trauma masa lalu. Konflik ini mencapai puncaknya pada klimaks sentral dengan adanya peristiwa Bonaga pergi meninggalkan rumah. Terdapat hubungan antara konflik bawahan dengan konflik sentral. Pada umumnya konflik bawahan akan menuju pada konflik sentral. Tokoh utama dalam novel Nagabonar Jadi 2 adalah Nagabonar. Nagabonar memiliki kepribadian yang sangat kompleks sehingga masalahmasalah dalam dirinya dan kehidupannya pun kompleks dan sangat menarik untuk direnungkan. Sikap dan pola pikirnya bisa menjadi inspirasi bagi pembaca. Karakter Nagabonar mencerminkan nilai-nilai yang dapat dijadikan pelajaran hidup bagi pembaca. Tokoh bawahan yang mendukung tokoh utama tidak selalu ada dalam cerita. Namun, keberadaannya sangat memengaruhi konflik cerita dan peristiwa dalam cerita. Tokoh dalam novel Nagabonar Jadi 2 memiliki motivasi
153
yang sejalan dengan peristiwa sehinga dapat menyampaikan tema kepada pembaca. Motivasi khusus Nagabonar adalah belum bisa menyetujui usul Bonaga untuk menjual perkebunan kelapa sawit miliknya karena Nagabonar masih terbayang masa lalunya yang ditindas oleh tentara Jepang. Hal tersebut mengarah pada motivasi dasar Nagabonar yaitu pergi ke Jakarta untuk melihat perkembangan usaha milik Bonaga. Teknik pelukisan tokoh yang digunakan pengarang dalam Nagabonar Jadi 2 adalah melalui percakapan tokoh lain dan melalui deskripsi tokoh oleh pengarang. Latar waktu yang digunakan dalam Nagabonar Jadi 2 adalah latar waktu yang langsung merujuk pada waktu. Cara untuk menunjukkan latar waktu dalam novel ini terdiri dari dua cara, yaitu dengan cara langsung merujuk pada waktu tertentu, dengan cara menggunakan frasa dan kalimat yang diasosiasikan dengan waktu dan dengan mendeskripsikan keadaan sekitar tokoh yang merujuk pada perubahan waktu tertentu. Pengarang secara rinci menerangkan latar waktu penunjuk jam sehingga pembaca dapat terbawa suasana seperti waktu yang ditunjukkan oleh pengarang. Latar sejarah juga terdapat dalam novel ini, yaitu yang berkaitan dengan peristiwa pasca kemerdekaan. Latar tempat dalam novel ini dijelaskan secara rinci oleh pengarang. Latar tempat utama terdapat di Jakarta dan Medan. Latar sosial budaya yang terdapat dalam novel ini meliputi latar sosial masyarakat Medan dan masyarakat Jakarta. Atmosfer yang tergambar meliputi suasana kemarahan, kesediahan, dan keterpurukan Nagabonar yang belum bisa melupakan masa lalunya untuk menciptakan
masa
depan
cerah
bagi
anaknya.
Pengarang
menunjang
154
penggambaran karakter tokoh melalui deskripsi latar alat. Latar alat berfungsi untuk menonjolkan karakter dan memudahkan pembaca untuk membayangkan setiap peristiwa dalam cerita. Tema bawahan yang didapat dari hasil analisis novel Nagabonar Jadi 2 adalah masalah nasionalisme, masalah cinta yang sulit diekspresikan, dan rasa cinta keluarga yang berlebihan. Dari tema bawahan tersebut telah dapat diketahui tema sentral dari Nagabonar Jadi 2 adalah trauma masa lalu seharusnya dapat menjadi pembelajaran bukan untuk menghambat masa depan orang lain karena keegoisan diri sendiri. Hubungan antara alur dengan tokoh dalam Nagabonar Jadi 2 memperlihatkan bahwa alur berperan penting dalam memperkuat karakter tokoh dan tokoh tersebut berfungsi untuk menggerakkan cerita. Hubungan latar dengan alur dalam Nagabonar Jadi 2 memperlihatkan bahwa unsur latar berpengaruh terhadap alur atau jalannya cerita. Peristiwa dalam Nagabonar Jadi 2 dapat menggambarkan latar sehingga dapat dibayangkan oleh pembaca. Latar juga memengaruhi karakter tokoh. Adanya pergerakan alur, interaksi antartokoh, dan deskripsi latar dapat membentuk pola sederhana untuk menyampaikan tema yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. 4.2 Kritik dan Saran Perjalanan hidup tokoh Nagabonar memberikan pengalaman bagi pembaca melalui perjalanan alur dan pola pikir tokoh dalam menyelesaikan konflik. Terdapat bagian yang belum diceritakan secara rinci oleh pengarang, yaitu
155
mengenai perjuangan Nagabonar dalam mengelola perkebunan kelapa sawitnya hingga mampu menyekolahkan Bonaga ke Inggris. Pengarang kurang menceritakan secara mendalam kehidupan Nagabonar setelah kepergian Bonaga di Inggris. Oleh karena itu, keseluruhan cerita akan lebih bermakna apabila komponen-komponen tersebut ditambahkan dalam cerita. Secara keseluruhan novel Nagabonar Jadi 2 mengandung banyak makna yang dapat menjadi pengalaman bagi pembaca melalui tema yang disampaikan pengarang. Dengan belum dianalisisnya sarana-sarana sastra dalam penelitian ini dimungkinkan peneliti lain untuk meneliti sarana-sarana sastra dari novel Nagabonar Jadi 2.