74
BAB IV KESIMPULAN
KESIMPULAN Dalam perkembangan dunia pariwisata di Indonesia, tradisi yang lakukan oleh masyarakat Suku Dayak Kenyah di Desa Budaya Pampang merupakan potensi besar yang dapat dikenalkan dan dikembangkan. Mempertahankan tradisi telinga panjang merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku Dayak Kenyah dan sejak Desa Pampang ditetapkan sebagai Desa Budaya pada 1991, menjadikan tradisi telinga panjang sebagai atraksi wisata berbasis budaya dan dikemas untuk kepentingan wisatawan. Penampilan keseharian perempuanperempuan dengan telinga panjangnya dan berada di desa yang sebagian besar bersuku Dayak Kenyah merupakan daya tarik yang mendorong rasa penasaran atau keingin tahuan wisatawan untuk datang dan melihat tradisi ini secara langsung. Bagi masyarakat di Desa Budaya Pampang, keberadaan wisatawan untuk datang dan melihat tradisi telinga panjang memberikan sebuah peluang berupa kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif sebagai pendukung kegiatan pariwisata di desa budaya tersebut. Keterlibatan masyarakat Suku Dayak Kenyah dalam mempertahankan tradisi telinga panjang berkaitan dengan fungsi menjaga nilai budaya bangsa yaitu dengan bergabung dalam LPADKT (Laskar Pemuda Adat
75
Dayak Kalimantan Timur) untuk ikut melestarikan budaya bangsa Indonesia yang sudah diwariskan oleh nenek moyang mereka dahulu. Tradisi memanjangkan telinga atau telinga panjang di dalam masyarakat Suku Dayak Kenyah semula merupakan cara untuk membedakan kaum mereka dengan monyet, karena pada saat itu mereka tinggal dan melakukan kegiatan bertani di dalam hutan sebelum akhirnya menetap di sebuah desa bernama Desa Pampang hingga saat ini. Kini, tradisi memanjangkan telinga bagi Suku Dayak Kenyah sebagai identitas untuk menjunjukkan usia mereka. Tradisi ini melekat menjadi tradisi masyarakat itu sendiri dan menjadi atraksi wisata yang ditawarkan bagi wisatawan apabila berkunjung ke Desa Budaya Pampang. Hal ini terjadi jika masyarakat dan pengelola mengemas atraksi telinga panjang menggunakan konsep yang benar dan mengelola dengan sungguh-sungguh. Tetapi, karena adanya kegiatan pariwisata di desa budaya tersebut tradisi yang hampir punah ini dapat kembali hidup dan juga memberi kesadaran bagi masyarakat Suku Dayak Kenyah untuk lebih menghargai kembali nilai-nilai tradisi leluhurnya. Tradisi telinga panjang ini merupakan sebuah peninggalan budaya dari hasil kreativitas nenek moyang Suku Dayak Kenyah yang masih terjaga hingga sekarang. Dengan hadirnya wisatawan untuk menikmati tradisi ini akan mendorong masyarakat Suku Dayak Kenyah di Desa Budaya Pampang dan pengelola untuk membangkitkan rasa ingin mempertahankan tradisi telinga panjang ditengah jaman modern. Tradisi memanjangkan telinga mempunyai fungsi sebagai ajang untuk memperkenalkan
76
kepada masyarakat luas bahwa Indonesia memiliki salah satu tradisi suku yang menarik serta sebagai ajang mendorong rasa untuk melestarikannya. Keterlibatan masyarakat yang bertelinga panjang dalam kegiatan pariwisata di Desa Budaya Pampang berkaitan dengan unsur ekonomis. Hal ini dapat dibuktikan, mereka mendapatkan tambahan penghasilan dari wisatawan yang ingin foto bersama penduduk yang bertelinga panjang. Tentu saja hal ini patut dihargai, karena mereka tetap mempertahankan tradisi yang mereka miliki ditengah perkembangan jaman yang semakin maju dan diantara masyarakat lain yang menganggap bentuk telinga mereka aneh. Jika tidak ada orang-orang seperti masyarakat Suku Dayak Kenyah di Desa Budaya Pampang, pariwisata di Kota Samarinda akan semakin tidak terlihat, karena Suku Dayak terutama Suku Dayak Kenyah merupakan suku yang identik dari Kalimantan Timur. SARAN Mempertahankan tradisi telinga panjang dan mengembangkannya sebagai daya tarik wisata dari Desa Budaya Pampang tidak hanya tugas dari masyarakat Suku Dayak Kenyah saja, tetapi adalah tugas dari semua elemen masyarakat. Saran yang dapat diberikan adalah Pemerintah Daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Samarinda harus tetap memberikan arahan tidak hanya berupa sosialisasi tetapi tindakan nyata atau contoh bagaimana mengembangkan Desa Budaya Pampang sebagai daerah tujuan wisata, serta bagaimana cara yang tepat untuk memperkenalkan
77
tradisi telinga panjang Suku Dayak Kenyah ke masyarakat luas. Serta memberikan anggaran untuk semua kegiatan pariwisata di Desa Budaya Pampang secara rutin dan sesuai dengan kebutuhan. Dan membantu mempromosikan atraksi telinga panjang sebagai daya tarik wisata dari Desa Budaya Pampang yang berada di Kota Samarinda, mengingat Kota Samarinda tidak mempunyai banyak daerah tujuan wisata, jadi pemerintah
dinas
pariwisata
dapat
memfokuskan
pekerjaannya
dalam
mengembangkan kegiatan pariwisata. Meskipun memiliki sedikit daerah wisata tetapi mutunya harus berkualitas. Bagi penduduk Desa Budaya Pampang, terutama masyarakatnya yang bertelinga panjang agar tetap berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata di Desa Budaya Pampang dengan cara mempertahankan tradisi nenek moyang yang masih terjaga sampai saat ini. Mereka harus berani mempertahankan tradisi telinga panjang ditengah kemajuan jaman tanpa harus menutup mata dari arus modern yang ada. Serta harus bisa membuktikan bahwa mempertahankan tradisi telinga panjang ini tidak siasia karena mempunyai daya tarik yang mampu menarik minat wisatawan domsetik untuk datang ke Kota Samarinda ataupun mancanegara untuk datang ke Indonesia. Dalam dunia pariwisata, atraksi telinga panjang sebagai daya tarik wisata di Desa Budaya Pampang harus dikemas secara menarik agar dapat dinikmati wisatawan yang berkunjung, jadi wisatawan tidak hanya berjalan melihat telinga panjang dan foto bersama, tetapi wisatawan yang datang mendapat pembelajaran dari tradisi telinga panjang. Agar wisatawan yang pernah berkunjung dapat bercerita
78
dengan teman atau kerabatnya di daerah asalnya masing-masing, sehingga mereka yang mendengar cerita merasa penasaran dan tergoda untuk berkunjung ke Desa Budaya Pampang yang terletak di utara Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Alasan lain yaitu menjadikan tradisi telinga panjang sebagai asset pariwisata yang dapat diandalkan. Jika masyarakat Suku Dayak Kenyah di Desa Budaya Pampang sudah merasa memiliki sesuatu yang dapat diandalkan dan beda dari daerah lain, sehingga sudah seharusnya mereka bangga mengenalkan tradisi yang „aneh‟ ini menjadi unik dan dapat dinikmati oleh orang lain.