BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN IV. 1 Kesimpulan Interaksi sosial yang terjalin karena persamaan wilayah dan tempat tinggal membuat hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis Arab lebih bermanfaat yang kemudian karena kebutuhan dan keinginan untuk mendapatkan keuntungan dalam bidang ekonomi yang lebih besar maka relasi yang terjalin antara etnis Tionghoa dan etnis Arab menjadi relasi dagang yang saling menguntungkan tanpa melihat latar belakang, suku dan etnik. Relasi dagang dalam bidang produksi, distribusi dan konsumsi ini tercipta karena ada factor embeddedness dan trust. Embededdness dan trust terbentuk karena relasi social yang sudah lama terjalin dalam perilaku ekonomi keduanya. Relasi dagang yang terjalin keduanya tidak selalu dalam bentuk pertukaran barang tetapi relasi dagang yang terjalin keduanya terkadang dalam bentuk saling tukar menukar informasi mengenai harga, barang, bahan dan saling belajar bagaimana menjalankan usaha yang baik dan cara untuk mengembangkan usahanya. Berkenaan dengan hal tersebut maka, maka dalam penelitian tentang keterlekatan etnis Arab dan etnis Tionghoa dalam relasi dagang di kota Semarang dapat disimpulkan halhal sebagai berikut: 1. Relasi dagang yang terjalin antara etnis Tionghoa dan etnis Arab di kota Semarang ini banyak dipengaruhi sifat dan sikap budaya etnis Tionghoa dan etnis Arab. Sifat dan budaya masing-masing etnis dapat dilihat dari aktivitas ekonomi yang dilakukan masing-masing etnis. Relasi dagang antara etnis Tionghoa dan etnis Arab terlihat jelas dalam aspek distribusi dan produksi. Etnis Tionghoa dan etnis Arab saling membantu dalam
cara-cara
produksi,
hubungan-hubungan
produksi,
proses
produksi,
resiprositas, pertukaran dan transportasi. Relasi yang terjalin ini sangat erat karena 285
mereka memiliki kepentingan yang sama yaitu akumulasi keuntungan yang berlipat dari manfaat menjalin relasi dagang. Relasi ini menjadikan kedua etnis saling ketergantungan satu sama lain ditambah lagi kedua etnis bekerja dan hidup di lingkungan yang sama, yaitu di kawasan Pasar Johar. 2. Etnis Tionghoa dan etnis Arab memiliki kepentingan dan orientasi yang sama yaitu memperoleh keuntungan dan keduanya tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri, harus memerlukan dukungan dari pihak atau etnis lain. Mereka bisa saling melengkapi dan belajar untuk semakin mengembangkan usahanya. Relasi dagang yang identik dengan menjalin relasi untuk kepentingan pribadi yakni keuntungan pribadi, berdampak pada pola variasi ekonomi yang mereka lakukan. Dalam realitasnya, relasi dagang yang terjalin antara etnis Tionghoa dan etnis Arab ada embededdness dan trust. Hal tersebut disebabkan karakteristik sifat, budaya dan ajaran yang dianut etnis Tionghoa dan etnis Arab yang berbeda dan dengan perbedaan keduanya etnis Tionghoa dan etnis Arab saling membutuhkan untuk kepentingan ekonomi. 3. Dampak dari relasi dagang etnis Tionghoa dan etnis Arab ini membawa dampak positif bagi relasi sosial dan iklim usaha di kawasan Pasar Johar kota Semarang. Situasi ini tercermin dalam kegiatan sosial contohnya seperti kegiatan keagamaan dan kematian yang ada di lingkungan mereka tinggal. Relasi sosial yang terjalin antara kedua etnis ini memunculkan kolektivitas kedua etnis untuk bisa saling mendukung dan mencari solusi bersama ketika dihadapkan masalah sosial seperti keberadaan preman yang ada mengganggu lingkungan mereka (mengatasi keberadaan preman yan selalu menarik pungutan liar di lingkungan tempat tinggal yang mana juga menjadi tempat dagang mereka sehingga mengganggu kelancaran usaha dan ketentraman mereka. Iklim usaha yang ada di lingkungan di mana mereka tinggal tercermin sangat
286
baik walaupun ada persaingan dalam bidang usaha tetapi hal tersebut tidak membawa kedua etnis pada konflik sosial maupun konflik ekonomi. IV. 2 Saran Untuk etnis Tionghoa dan etnis Arab: 1. Perlu usaha untuk masing-masing etnis mengikuti kegiatan rutin organisasi sosial seperti kegiatan di RT hingga kelurahan yang ada di lingkungan masyarakat. Karena, dengan keikutsertaan etnis Tionghoa maupun etnis Arab akan semakin mempererat relasi sosial keduanya. Sehingga relasi dagang yang sudah terjalin menjadi lebih kuat dan semakin mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi etnis Tionghoa dan etnis Arab sendiri. 2. Relasi dagang yang sudah terjalin antara etnis Tionghoa dan etnis Arab semata-mata bukan terletak pada bidang ekonomi saja, namun perlu adanya kegiatan sosial lain yang didasari atas potensi hasil produksi masing-masing etnis. Contohnya seperti apa yang sudah dilakukan etnis Arab menjelang ramadhan dan selama ramadhan berlangsung yang berpusat di masjid Kauman dengan memberikan kontribusi berupa uang atau barang untuk berbuka umat muslim. Untuk pemerintah, khususnya kelurahan Kauman selaku struktur organisasi tertinggi di lingkungan masyarakat: 1. Perlu mempertimbangkan struktur sosial dan struktur ekonomi berdasarkan relasi dagang yang dilakukan etnis Tionghoa dan etnis Arab. Meskipun relasi yang terbentuk karena interaksi antara etnis Tionghoa dan etnis Arab secara individu bukan secara kelembagaan tetapi perlu adanya dukungan dari pemerintah selaku struktur organisasi tertinggi di masyarakat untuk membantu membuat wadah perkumpulan
287
pedagang antar etnis. Sehingga pedagang antar etnis dapat menjalin interaksi lebih intens yang mana pada akhirnya karena interaksi terjalin cukup baik maka akan berdampak pada terjalinnya relasi dagang antar etnis. 2. Perlu usaha untuk menghidupkan kembali organisasi social di masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang di program oleh pemerintah. Dengan partisipasi dalam proses kegiatan masyarakat tersebut maka akan membawa kebaikan bagi interaksi dan komunikasi antar etnis. Hal tersebut dapat dimulai dari memunculkan kesadaran dalam pendayagunaan
organisasi
sebagai
wahana pengembangan
diri
dan
pengembangan interaksi sosial. IV. 3 Limitasi Penelitian Meskipun secara metodelogis dan teoritis peneliti berusaha memahami realitas fenomenologis relasi dagang etnis Tionghoa dan etnis Arab, namun berbagai hambatan baik yang secara teknis dan nonteknis banyak mempengaruhi realitas yang diungkapkan oleh peneliti. Tanpa mengurangi dalam upaya memberikan konstribusi pemikiran dalam mengkaji realitas fenomena relasi dagang antara etnis Tionghoa dan etnis Arab, peneliti menyadari adanya limitasi dalam penelitian ini, yakni: 1. Secara
metodelogis,
penelitian
ini
memiliki
kelemahan
khususnya
dalam
mendapatkan informan masing-masing etnis. Banyaknya jumlah masing-masing etnis Tionghoa dan etnis Arab yang ada di pasar Johar yakni sekitar 20% etnis Tionghoa dan sekitar 5000 penduduk beragama Islam yang di dalamnya di pastikan ada 30% dari etnis Arab, banyaknya jumlah etnis Tionghoa dan etnis Arab tersebut tentu akan menghasilkan realitas yang beragam. Lazimnya dalam aktivitas penelitian, jumlah informan atau responden yang banyak diakomodir dengan pendekatan kuantitatif. Penggunaan metode kualitatif tidak terlepas dari sifat dan kebutuhan data yang ingin 288
diungkapkan oleh peneliti. Data mengenai relasi dagang di antara individu etnis Tionghoa dan etnis Arab di harapkan dapat menemukan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. 2. Secara teknis, pada sebagian proses pengumpulan informasi penelitian, peneliti di antarkan oleh salah satu rekanan atau hopengnya ketika ingin bertemu dengan etnis Tionghoa dan di antar oleh salah satu pemuka agama bagi etnis Arab. Dengan diantarkan peneliti oleh hopeng dan pemuka agama itu, peneliti mendapatkan informasi data pribadi masing-masing etnis dan mendapatkan informasi mengenai dagang dan relasinya. Tetapi kelemahannya, ketika bertemu kembali di lain waktu dan di lain tempat, dan dengan peneliti menemui sendiri, informasi yang diberikan justru tidak nyaman ketika peneliti datang dengan di dampingi hopeng dan pemuka agama tersebut. Mereka merasa sungkan ketika peneliti di dampingi dengan yang mereka kenal dan ‘sungkani’ tetapi ketika peneliti berdiri sendiri mereka merasa menjadi ‘seenaknya’. Sulitnya peneliti mendapatkan kejujuran informasi dari etnis Tionghoa dan etnis Arab ini yang berdampak pada aktivitas penelitian ini.
289