BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan. Angkasa Pura II adalah perusahaan milik negara yang mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara. Aktivitasnya meliputi pelayanan jasa penerbangan dari jasa penunjang bandara di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984. Pada awalnya berdiri, 13 Agustus 1984, Angkasa Pura II bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dari Bandara Halim Perdanakusuma. Tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya tanggal 2 Januari 1993, menjadi Persero sesuai dengan Akta Notaris Muhani Salim,SH No.3 tahun 1993, menjadi PT.(Persero) Angkasa Pura II. Tanggal 18 November 2008, menjadi PT.Angkasa Pura II (Persero) sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat,SH, SpN, No. 38 tahun 2008.
Saat ini Angkasa Pura II mengelola dua belas bandara utama di kawasan Barat Indonesia, yaitu: 1. Soekarno-Hatta (Jakarta) 2.
Halim Perdanakusuma (Jakarta)
3. Polonia (Medan) 4. Supadio (Pontianak) 5. Minangkabau (Ketaping dahulu Tabing) 6. Sultan Badaruddin II (Palembang) 7. Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) 8. Husein Sastranegara (Bandung) 9. Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh) 10. Raja Fisabillilah (Tanjung Pinang dahulu Kijang) 11. .Sultan Thaha (Jambi) 12. Depati Amir (Pangkal Pinang). Angkasa Pura II juga melayani jasa penerbangan untuk wilayah udara (Flight Information Region/FIR, Jakarta) Seiring dengan pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia yang meningkat pesat, Angkasa Pura II selalu mengedepankan pelayanan yang
terbaik bagi pengguna jasa bandara. Bandara yang dikelola Angkasa Pura II selalu memperoleh penghargaan Prima Pratama dari Departemen Perhubungan RI untuk kategori Terminal Penumpang Bandara. Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang handal, selama tiga tahun berturut-turut Angkasa Pura II telah memperoleh penghargaan The Best BUMN in Logistic Sector dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), The Best I in Good Corporate Governance (2006), Juara I Annual Report Award 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed dan BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance dalam Corporate Governance Perception Index 2007 Award. PT.Angkasa Pura II (Persero) selalu melaksanakan kewajibannya memberikan dividen kepada negara sebagai pemegang saham dan turut membantu meningkatkan kesejahteraan dan kepedulian terhadap karyawan dan keluarganya serta masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social Responsibility. Pengendalian lalu lintas udara yang saat ini mencapai 1.400 per hari dengan system otomatis yang dikembangkan
oleh PT.Angkasa Pura II
(Persero) lebih dikenal dengan JAATS (Jakarta Automated Air Traffic Control System) mampu meningkatkan keseluruhan wilayah udara yang menjadi tanggung jawabnya. Tantangan bagi kemajuan Angkasa Pura II ke depan tidaklah ringan. Dengan pesatnya peningkatan jumlah pengguna jasa penerbangan dari tahun
ke tahun, kapasitas terminal di beberapa bandara harus menjadi perhatian khusus agar tidak menyebabkan berkurangnya kualitas pelayanan, keamanan dan kenyamanan pengguna jasa bandara. Program pengembangan infrastruktur di bandara dengan demikian merupakan langkah antisipasi yang menjadi salah satu prioritas Manajemen Angkasa Pura II saat ini. Pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta yang akan selesai di awal tahun 2009 diharapkan dapat mengurangi kepadatan di Terminal 1 dan Terminal 2 saat ini, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan bagi pengguna jasa dan masyarakat. Demikian juga dengan proyek-proyek
pembangunan
infrastruktur
di
bandara
lain
seperti
Pembangunan Terminal baru di Bandara Sultan Iskandar Muda- Banda Aceh dan Bandara Kuala Namu- Medan, perluasan terminal di Bandara Raja Haji Fisabilillah- Tanjung Pinang, serta penambahan dan penggantian fasilitas dan peralatan penunjang keselamatan penerbangan hampir seluruh Bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Proyek-proyek pengembangan ini memilih peran cukup vital dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jasa Bandara. 4.2.
Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah Menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional. Sedangkan Misi dari PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan
manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis. Dalam mengelola bandara, Angkasa Pura II bertekad untuk memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan yang terbaik dan memenuhi standar
internasional,
dengan
menerapkan
prinsip
keadilan
dalam
memperlakukan pengguna jasa dan semua pihak yang menjadi pelanggan dan pemasoknya. Di lingkungan internal Angkasa Pura II semua sistem, kebijakan dan praktek manajemen dijalankan dengan menumbuhkan rasa keadilan di antara para anggota perusahaan dan selalu menegakkan komitmen untuk menjaga integritas sebagai warga Indonesia yang terhormat dalam kancah pergaulan bisnis kebandarudaraan yang makin mendunia dan cosmopolitan. Prinsip tata kelola perusahaan dijalankan selaras dengan visi dan misi perusahaan, untuk menciptakan nilai yang maksimal bagi para pemegang saham, yaitu Bangsa dan Negara Indonesia. Manajemen Angkasa Pura II menyelenggarakan perusahaan dengan transparan, dengan prinsip bahwa informasi perusahaan dapat diakses dan diperoleh dengan mudah oleh masyarakat dan semua pihak. Manajemen Angkasa Pura II membuka diri bagi semua masukan dan saran dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Tatanan birokrasi, sistem administrasi, dan struktur organisasi yang berlaku di Angkasa Pura II menyediakan ruang bagi fleksibilitas, agar orang dapat bekerja secara adaptif dan inovatif, dan disertai dengan akuntabilitas. Setiap tindakan yang diambil manajemen disertai dengan alasan yang lengkap
dan rasional, yang dilaporkan secara lengkap, cepat, dan tepat waktu kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penekanan pada akuntabilitas dan adopsi dari suatu pola pelaporan tertentu yang dijalankan secara konsisten, menjadi ciri dari tata kelola perusahaan di Angkasa Pura II. Manajemen melengkapi diri dengan unit dan perangkat audit yang bertanggung jawab untuk melaporkan hasil kerjanya secara langsung kepada Direksi dan atau Dewan Komisaris secara teratur. Penyelenggaraan bandara bukan hanya ditujukan untuk menciptakan nilai yang maksimal bagi para pemegang saham, tetapi juga untuk membangun kepercayaan publik pada Angkasa Pura II
4.2.1. Arti Logo PT.Angkasa Pura II (Persero)
Identitas perusahaan (Corporate Identity) adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan
lainnya.
Identitas
perusahaan
tersebut
harus
diciptakan melalui suatu rancangan dan desain khusus meliputi segala hal khas/unik berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan secara fisik. 58 Logo PT.Angkasa Pura II (Persero) mempunyai arti dari gambaran huruf A dan P dalam gerakan dinamis serta strip 1 atau strip 2 di bawah huruf P. Arti dari masing-masing unsur logo ialah sebagai berikut: a. Huruf A merupakan singkatan dari kata Angkasa b. Huruf P merupakan singkatan dari kata Pura c. Strip1 atau strip 2 masing-masing bermakna angka I atau angka II, sebagai pembeda antara PERUM Angkasa Pura I dan PERUM Angkasa Pura II d. Bentuk gambaran huruf A dan huruf P serta garis-garis pada kaki huruf A menggambarkan kedinamisan dalam pengelola perusahaan. Makna logo secara keseluruhan adalah menggambarkan ciri khas dan kedinamisan pengelolaan perusahaan.
4.2.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas . Susunan struktur PT.Angkasa Pura II (Persero) terdiri dari: 1)
Board of Directors (Dewan Direksi) mempunyai tugas pokok : Memimpin dan mengurus PT Angkasa Pura II (Persero) sesuai tugas
58
pokok
perusahaan
dan
senantiasa
berusaha
M.Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan , Bumi Aksara, Jakarta, 2002,hal. 280.
meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan. 2) President Director (Direktur Utama) Pelaksanaan tugas-tugas President Director ( Direktur Utama) diatur sebagai berikut : a. Menjalankan
tugas
pokok
perusahaan
sesuai
dengan
anggaran dasar dan melakukan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. b. Mengkoordinasikan
pelaksanaan
kebijakan
Board
of
Directors (Direksi) yang dilakukan oleh para Executive Vice
President
(Direktur)
dan
mengendalikan
pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern Perusahaan. 3) Executive Vice President of Operations and Enginerings (Direktur Operasi dan Teknik), membawahkan : a. Vice
President
of
Airport
Services
(Wakil
Direktur
Pelayanan Bandar Udara). b. Vice President of Air Traffic Services (Wakil Direktur Pelayanan lalu-lintas Bandar Udara). c. Vice
President
of
Facility Planning
(Wakil
direktur
Perencanaan Fasilitas) d. Vice President of Facility Quality Assurance (Wakil Direktur Pemastian Kualitas Fasilitas).
e. Executive Vice President of Commercial and Business Development
(Direktur
Komersial
dan
pengembangan
usaha), membawahkan : a) Vice President of Aeronautical Business Development (Wakil Direktur Pengembangan Usaha Aeronautika). b) Vice
President
of
Non
Aeronautical
Business
development (Wakil Direktur Pengembangan Usaha non Aeronautika). c) Vice President of Property and Subsidiaries Business Development (Wakil Direktur Pengembangan Usaha Property dan Anak Perusahaan). 4) Executive Vice President of Financial (Direktur Keuangan), membawahkan : a. Vice
President
of
Accounting
(Wakil
Direktur
Akuntansi). b. Vice President of Treasury (Wakil Direktur Perbendaharaan). c. Vice President of Small and Medium Enterprises Community Development (Wakil Direktur Kemitraan Usaha Kecil dan Menengah serta Pengembangan Lingkungan). d. Vice President of Budgeting.
5) Executive Vice President of Personnel and General Affairs (Direktur personalia dan umum), membawahkan : a) Vice President of Human Resources Development (Wakil Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia). b) Vice
President
of
Human
Resources
Administration
(Wakil Direktur Kepegawaian). c) Vice
President
of General Affairs(Wakil
Direktur
Umum).59 4.3. Struktur dan Uraian Tugas Public Relations PT. Angkasa Pura II (Persero) Berdasarkan struktur organisasi bahwa Public Relations berada di bawah struktur dari Corporate Secretary di mana bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama.
4.3.1. Corporate Secretary Fungsi dari Corporate Secretary sebagai Pembantu direksi dalam pengelolaan dan pengendalian unit kerja meliputi penyelenggaraan kegiatan hubungan masyarakat, hubungan antar lembaga termasuk praktik tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) di wilayah kerja perusahaan, pembinaan administrasi kesekretariatan Direksi dan Dewan Komisaris.
Standar Operasional Perusahaan, 2009, hal 57
Tugas
Corporate
Secretary
adalah
merencanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan: a.
Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan unit kerja Corporate Secretary utuk menunjang
strategi
bisnis dan kegiatan operasional Perusahaan. b.
Penyusunan kegiatan dan evaluasi program fungsi kehumasan secara korporasi termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan antara lain melalui pengelolaan Website, penerbitan Annual Report, Company Profile dan publikasi lain serta penyelenggaraan hubungan antar lembaga serta Dewan Komisaris termasuk keprotokoleran Direksi dan Dewan Komisaris.
c.
Penyusunan sistem dan prosedur kegiatan serta pembinaan teknis fungsi kehumasan secara korporasi, termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan, penyelenggaraan hubungan antar lembaga serta pembinaan administrasi kesekretariatan Direksi dan Dewan Komisaris.
d.
Penyusunan rencana kebutuhan karyawan fungsi kehumasan secara korporasi pada setiap Bandar udara di wilayah kerja Perusahaan termasuk rancangan pemenuhan standar kualifikasi karyawan sesuai peraturan yang berlaku untuk menunjang kegiatan kehumasan di wilayah kerja perusahaan.
e.
Pemantauan dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun untitunit kerja lain terkait tentang pelaksanaan fungsi kehumasan dan
hubungan antar lembaga serta praktik Good Corporate Governance (GCC) di wilayah kerja Perusahaan. f.
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan. Wewenang dari Corporate Secretary adalah:
a.
Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan unit kerja Corporate RKAP tahunan maupun triwulanan.
b.
Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
c.
Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan unit-unit kerja lain terkait dalam bidangnya untuk kepentingan perusahaan.
d.
Mewakili Direksi selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihakpihak terkait lainnya baik didalam maupun luar negeri.
4.3.2.
Public Relations Manager Fungsi dari Public Relations Manager adalah pengendali kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi fungsi kehumasan baik internal maupun eksternal antara lain pengelolaan website, company profile, penerbitan annual report serta pembentukan citra perusahaan dalam menunjang pelaksanaan usaha dan pengembangkan strategi korporasi. Tugas dari Public Relations Manager adalah merencanakan, mengkoordinasikan , mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
a.
Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Public Relations dalam menunjang program kerja perusahaan yang tertuang dalam RKAP tahunan maupun triwulan.
b.
Penyusunan
Kegiatan
dan
evaluasi
program
kerja
kehumasan
Perusahaan meliputi pengelolaan website, company profile, penerbitan annual report, publikasi, dokumentasi, hubungan dengan media termasuk penyelenggaraan Airport Community Development, seminar, lokakarya, pameran dan kegiatan seremonial perusahaan. c.
Pemantauan dan pengendalian kegiatan kehumasan perusahaan di wilayah kerja perusahaan
d.
Pemantauan dan pengajuan usulan kepada manajemen maupaun unitunit kerja lain terkait dengan kegiatan kehumasan perusahaan pada kantor-kantor cabang di wilayah kerja perusahaan.
e.
Penyusunan rencana kebutuhan karyawan fungsi kehumasan secara korporasi pada setiap bandar udara di wilayah kerja perusahaan termasuk rancangan pemenuhan standar kualifikasi karyawan sesuai peraturan yang berlaku untuk menunjang kegiatan kehumasan di wilayah kerja perusahaan.
f.
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan. Wewenang dari Public Relations Manager adalah : a. Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan unit kerja Public Relations.
b. Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien c. Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan unit-unit kerja yang terkait dengan kegiatan kehumasan perusahaan secara korporasi. d. Mewakili Corporate Secretary selaku counterpart dalam kegiatan kehumasan perusahaan dengan pihak-pihak terkait lainnya baik dalam maupun luar negeri.
4.3.3. Board of Directors Secretary Manager Board of Directors Secretary Manager berfungsi sebagai pengendali kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengelolaan dan protokoler direksi dalam menunjang pelaksanaan usaha dan strategi korporasi. Tugas dari Board of Directors Secretary Manager merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan : a)
Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Board of Corporate Secretary dalam menunjang program kerja perusahaan dalam jangka waktu per tahun maupun triwulan.
b)
Penyiapan dukungan penyelenggaraan rapat kordinasi internal maupaun rapat Direksi lainnya.
c)
Penyusunan kegiatan dan evaluasi program kerja kesekretarian meliputi kegiatan sekretaris meliputi kegiatan pembinaan administrasi sekretaris dan penyusunan rencana kebutuhan karyawan fungsi Board of Director Secretary termasuk rancangan pemenuhan standar
kualifikasi karyawan sesuai peraturan yang berlaku untuk menunjang kegiatan Board of Director Secretary d)
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan Wewenang dari Board of Director Secretary adalah :
e)
Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan unit kerja Board of Director Secretariat.
f)
Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
g)
Mewakili Corporate Secretary selaku Counterpart dalam kegiatan kesekretariatan, direksi lainnya baik dalam maupaun luar negeri.60
! ##" " $
& '" ' " $ # $ %
"$
"& " $ ' ' " $ # $ %
! " # $ %
Susunan struktur Public Relations pada PT.Angkasa Pura II (Pesero)
Ibid, Standar Operasional Perusahaan, hal.121
4.4. Public Relations PT.Angkasa Pura II (Persero) Public Relations PT.Angkasa Pura II (Persero) mempunyai unit kerja dan tanggung jawab yang berhubungan langsung dengan Direksi Manajemen dalam menjalankan suatu program yang telah dibahas terlebih dahulu. Selain itu pula Public Relations Officer juga harus melaporkan kegiatannya kepada Direktur Utama secara berkala, karena fungsi Public Relations pada PT.Angkasa Pura II (Persero) sebagai State of Beings, yang mempunyai pengaruh besar terhadap perusahaan dan khalayaknya. 4.4.1.
Kegiatan Internal Public Relations PT.Angkasa Pura II (Persero) Kegiatan Internal Public Relations PT.Angkasa Pura II (Persero) dengan melakukan : a.
Menyusun serta mendistribusikan berita (news letter), foto-foto, dan berbagai artikel untuk konsumsi kalangan media massa.
b.
Mengorganisir konferensi pers termasuk acara resepsi dan kunjungan media massa ke organisasi atau perusahaan.
c.
Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak media massa.
d.
Mengedit atau memproduksi majalah-majalah atau surat kabar internal serta mengelola berbagai bentuk komunikasi internal lainnya seperti video, presentasi, slide, dan majalah dinding.
e.
Mengedit serta memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk konsumsi pihak luar misalnya untuk para distributor, pemakai jasa perusahaan konsumen dan sebagainya
f.
Menulis dan membuat bahan cetak seperti lembaran informasi yang memuat tentang sejarah perusahaan, laporan tahunan atas hasil kerjanya, media komunikasi antar sesama pegawai, dan poster-poster.
g.
Memimpin dan mengatur acara pameran dan ekshibisi kehumasan termasuk menyediakan bahan
h.
Menciptakan dan memelihara berbagai bentuk identitas perusahaan dan ciri khasnya seperti logo, komposisi warna, tipografi dan lainlainnya.
i.
Melatih segenap staff kehumasan secara terus-menerus.
j.
Menjalin hubungan dekat dengan politisi dan birokrat.
k.
Mengumpulkan serta mengorganisir segenap umpan balik dari berbagai sumber informasi mulai dari kliping koran, berita-berita radio dan televisi serta memantau berbagai laporan dari luar.
l.
Menganalisis umpan balik dan berbagai laporan termasuk yang berhubungan dengan tingkat kemajuan pencapaian tujuan yang sudah diraih.61
61
M.Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan , Bumi Aksara, Jakarta, 2002,hal.112
4.4.2.
Kegiatan Eksternal PT.Angkasa Pura II (Persero) Kegiatan eksternal PT.Angkasa Pura II (Persero) dengan berbagai cara diantaranya : a. Konferensi press di mana kegiatan ini untuk mendapatkan informasi tentang topik yang masih dibicarakan. b. Resepsi press di mana kegiatan ini para jurnalis diundang untuk meliput suatu acara, mendengarkan keterangan resmi atau bercakapcakap guna mendekatkan hubungan antara jurnalis dengan organisasi yang bertindak sebagai penyelenggara. c. Kunjungan press di mana, sekolompok wartawan diundang guna mengunjungi keadaan perusahaan, menghadiri atau meresmikan tempat baru, demonstrasi hal yang baru terhadap perusahaan.62
4.4.3. Program Clean Airport Action (CAA) Program Clean Airport Action (CAA) atau Program Gerakan Bandara Bersih merupakan suatu tindak lanjut terhadap permasalahan yang sudah tidak menyenangkan yang diterima oleh pelanggan dalam hal ini pengguna jasa bandara. Program yang dimulai pada awal September 2008 dan sampai sekarang masih berlanjut. Program ini ditujukan untuk : a) Membuat bandara terlihat rapi dan bersih tidak hanya di luar tetapi di dalam lingkungan bandara.
62
Ibid, M. Linggar Anggoro, hal..172
b) Program ini tidak hanya ungkapan belaka namun dibuktikan dengan perubahan, perbaikan serta penambahan sarana tempat umum kepada pengguna jasa bandara, seperti yang ditunjukkan pada logo Program Clean Aiport Actions. c) Selain itu juga menciptakan suasana bersih, rapi dan nyaman sering kali diinginkan oleh publik atas pelayanan bandara yang dinilai citra dari perusahaan sedikit berkurang. d) Program ini pun tidak hanya disasarkan pada objek-objek fasilitas penunjang tetapi diharapkan komponen-komponen komunitas di Bandara menjadi lebih aktif lagi dalam melakukan
program
tersebut. Kegiatan Program Clean Airport Action dengan pemeriksaan toilet secara berkala, memasang ruang untuk merokok di area keberangkatan dan kedatangan serta pembangunan mushola di area kedatangan pada masingmasing terminal baik domestik maupun internasional.
4.5.
Arti Logo Program Airport Action Gambar sapu lidi dan botol penyemprot kaca merupakan simbol dari kebersihan dan kenyamanan dari lingkungan yang ada di bandara. Dari program tersebut diharapkan kesadaran dari pihak pengguna jasa bandara untuk menjaga kebersihan, kenyamanan dan keteraturan. Sedangkan warna hijau melambangkan keasrian dan rasa damai terhadap pelaksanaan program yang dilakukan. Gambar pesawat melambangkan program Clean Airport
Action dilaksanakan di Bandara Soekarno-Hatta dengan semua komunitas yang ada di bandara.
4.6.
Hasil Penelitian
4.6.1. Penemuan Masalah yang Terjadi dari Program Clean Airport Action (CAA) Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh penulis dari beberapa informan, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Program Clean Airport Action (CAA) merupakan salah satu pemecahan masalah yang diberikan oleh pihak manajemen PT. Angkasa Pura II (Persero). Program-program yang akan diterapkan, bagaimana pelaksanaannya serta mengapa Program CAA dilaksanakan di bandara. Untuk itu penulis menanyakan tanggapan tersebut kepada Bapak Trisno,
sebagai Public Relations Manager PT.Angkasa Pura II (Persero), berikut jawabannya:
Bandara Internasional Soekarno-Hatta sudah seharusnya memperbaiki segala kekurangan yang ada baik dari segi fasilitas pendukung maupun pelayanan. Seperti perbaikan fasilitas toilet-toilet yang berada di boarding gate (ruang tunggu penumpang), toilet kedatangan, toilet keberangkatan, mushola-mushola di seluruh terminal. Pembangunan shelter bis di tiap-tiap terminal 1A, B dan C. Penataan parkir untuk umum dan karyawan. Penambahan jadwal shuttle bis antar terminal. Pelaksanaan Program CAA dilakukan oleh semua pihak yang berada dibandara secara bertahap. Dengan Program Clean Airport Action diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menangani permasalahan yang ada dibandara. 63 Pengamanan di bandara sangat dirasakan kurang nyaman bagi pengguna jasa bandara, karena ada saja pihak pengguna jasa bandara mengadu terhadap barang bawaan atau bagasi yang dibawa hilang di bandara. Apakah pengamanan di bandara tidak bisa dideteksi dengan kamera CCTV, mengapa masih terjadi barang hilang, dan bagaimana cara mengatasi barang hilang.
Laporan tentang kehilangan bagasi atau barang milik mereka hilang mungkin kelalaian si penumpang atau kelalaian salah satu pihak, bila diantara para penumpang atau pengguna jasa merasa kehilangan segera melaporkan diri pada pihak berwajib yang sudah ada di masing-masing terminal. Untuk mendeteksi secara langsung dengan kamera CCTV harus sesuai prosedur yang berlaku dan atas permintaan jika dianggap perlu akan ditindak lanjuti untuk mengggetahui siapa perilakunya. Apakah orang tersebut orang 63
Hasil wawancara dengan Bp.k Trisno,Public Relations Manager PT.Angkasa Pura II (persero), tanggal 18 November 2009.
internal atau eksternal dari bandara. Saya berharap dengan Program Clean Airport Action ini dapat mengurangi pencurian dibandara.64
Seringkali bila masuk ke arah bandara selalu diadakan pemeriksaan khususnya arah pintu masuk terminal bukan hanya mobil pribadi terkadang taxi, tapi banyak terlihat taksi tidak resmi dan tidak berstiker masuk di area bandara. Apakah ada trasnportasi tertentu yang dapat masuk ke wilayah bandara, mengapa hanya taxi yang berstiker bisa masuk, bagaimana cara pengaturannya karena banyak yang tidak berstiker masuk ke area bandara. Pertanyaan ini pun dijawab oleh Bapak. Trisno sebagai berikut : Transportasi yang dapat digunakan oleh pengguna jasa bandara yaitu Bis Damri dengan rute yang sudah disesuaikan oleh pengguna jasa dan disetujui oleh pihak PT.Angkasa Pura II (Persero) yaitu Bogor, Rawamangun, Kp.Rambutan, Mangga dua, Tanjung Priok, Bekasi, Blok M, Lebak Bulus dan Pasar Minggu. Untuk Travel seperti Cipanganti, Xtrans, Primajasa adalah akses yang dapat digunakan oleh pengguna jasa bandara menuju Bandung baik dengan Bis maupun dengan mobil kecil yang dapat disewakan. Memang kami sudah berupaya memanggil para operator taksi untuk menertibkan rekan-rekan pengemudi taksi untuk taat pada peraturan yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk akses masuk ke area bandara boleh tidaknya mobil pribadi atau taksi yang tidak punya stiker sudah kami tegaskan, mereka bisa masuk jika ada diantara penumpang membawa tiket penerbangan yang dituju.65 Keberadaan Porter yang dianggap sebagai pelayanan yang berada di area publik dimana berhadapan langsung dengan pengguna jasa yang turun dari kendaraan. Mendapatkan kesan kurang baik, karena sikap memaksa yang dilakukan oleh pelaku porter liar kepada pengguna jasa bandara, 64
Ibid
65
Ibid
bagaimana pihak manajemen menanggapinya, dalam pertanyaan ini Bapak Haryanto memberikan jawabannya: Bila dilihat dari segi pelayanan, jasa porter amat berperan dalam pelayanan tetapi tidak dipungkuri ada saja kenakalan yang dilakukan oleh para porter, karena mereka pun jumlahnya tidak sedikit, dibandara saja ada 3 perusahaan yang membawahi langsung porterporter tersebut. Jika terjadi porter liar ada kemungkinan pihak luar yang memanfaatkan pas atau identitas yang biasa digunakan oleh mereka atau bisa juga mereka menyewakan pas kepada orang lain. Tindakan yang dilakukan oleh manajemen PT.Angkasa Pura II (Persero) yaitu tidak akan memberikan dan mengizinkan surat pembuatan pas dan akan memberi peringatan kepada perusahaan yang merekrut porter tersebut.66 4.6.2. Perencanaan dari Program Clean Airport Action.
Program CAA dilaksanakan oleh pihak pengelola bandara dalam hal ini PT.Angkasa Pura II (persero) kepada public sebagai pengguna jasa bandara dari segi pelayanan yang diberikan oleh pelaku jasa. Salah satunya kenaikan PSC (passangers service charge). Apakah kenaikan PSC berhubungan dengan salah satu Program CAA, serta mengapa PSC menjadi naik, dan bagaimana menjelaskan kenaikan PSC kepada penumpang. Hal ini pun ditanyakan langsung kepada Kepala Cabang Bandara Soekarno-Hatta yaitu Bpk. Haryanto, dan beliau pun menjelaskan :
Ada banyak rencana yang akan dilakukan dengan Program Clean Airport Action diantaranya dengan kenaikan Passangger Service Charge atau PSC. Kenaikan PSC memang sudah harus dilaksanakan Hasil Wawancara dengan Bpk. Haryanto, Kepala Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, tanggal 26 November 2009.
oleh kami sebagai pengelola bandara tapi dana tersebut akan dialokasikan dengan perbaikan mushola, ruang tunggu, toilet dan pembangunan fasilitas umum yang disediakan untuk pengguna jasa bandara. Kenaikan PSC dari Rp 30.000 menjadi Rp 40.000 untuk penerbangan domestic dan Rp.100.000 menjadi Rp.150.000 untuk internasional. Semua kenaikan tersebut didasarkan pada perhitungan tarif. Mulai dari biaya AC, cleaning service, dan biaya lainnya yang diberikan kepada penumpang oleh pihak bandara dihitung setiap penumpang itu ada komponen kualitas yang dituangkan ke dalam tarif.67 Program CAA yang sedang dijalankan pastinya akan mendapatkan respon baik positif dan negatif dari komunitas di area bandara. Dari respon pengguna jasa bandara akan diketahui Program CAA mendapat dukungan atau tidak. Harus diketahui juga mengapa Program CAA tersebut juga akan dilaksanakan kepada ke 11 Bandara lainnya di bawah pengelolaan PT.Angkasa Pura II (Persero). Hal ini pun di jawab oleh Bpk. Trisno : Program Clean Airport Action awalnya kurang mendapat respon dari komunitas bandara tetapi dengan menggunakan cara-cara yang kreatif seperti menampilkan sekelompok pantomim yang memberikan penjelasan tentang budaya bersih kepada pengguna jasa bandara juga pemasangan stiker di tempat strategis dalam menyampaikan pesan Program Clean Airport Action. Program ini pun didukung oleh semua komunitas bandara yang mempunyai kepentingan dengan bandara maupun hanya sesaat. Program ini merupakan pilot project untuk Bandara Soekarno-Hatta, yang pastinya akan dijalankan ke 11 bandara di bawah pengawasaan manajemen PT.Angkasa Pura II (Persero).68
Ibid 68
Hasil Wawancara dengan Bpk.Trisno, Public Relations Manager PT.Angkasa Pura II (persero( ) ** + ,)-.
Pihak administrator Bandara selaku Regulator di Departemen Perhubungan mengetahui kenaikan PSC ini, mengapa Dephub menyetujui kenaikan PSC, dan bagaimana tanggapan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) sebagai pihak penekan terhadap kenaikan PSC. Untuk hal ini penulis bertanya kepada Bapak Haryanto selaku Kepala Cabang (Kacab) Bandara Soekarno-Hatta. Inilah jawaban beliau: Administrator Bandara selaku Regulator menyetujui dan memperbolehkan kenaikan PSC dengan dibarengi adanya peningkatan sarana dan prasarana kepada pengguna jasa kebandarudaraan. Kenaikan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara ini merujuk surat Menteri Perhubungan RI No.PR 303/1/2/Phb 2009 tertanggal 15 Januari 2009 tentang Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara “ Kenaikan tariff ini berlaku untuk seluruh bandara yang dikelola AP 2, kecuali Bandara Polonia Medan. Kenaikan PSC tiap bandara bervariasi antara 25%-50%. YLKI memberikan pendapat terhadap kenaikan PSC, kenaikan tersebut harus didukung dengan konsekuensi perbaikan layanan public service di lingkungan bandara secara menyeluruh berkesinambungan. Kami juga akan memonitor secara terpadu agar kenaikan tersebut tepat guna.69 Tempat parkir diharapkan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi pengguna jasa bandara untuk memarkir kendaraannya namun faktor ini sedikit kurang perhatian dari pihak manajemen. Apakah area parkir sudah dikatakan layak, mengapa pihak manajemen tidak membuatkan area parkir terminal menjadi menarik dan aman serta bagaimana sikap pelayanan petugas parkir kepada pengguna jasa bandara. Inipun dijelaskan oleh Bapak Haryanto:
69
Hasil Wawancara dengan Bpk.Haryanto.Kepala Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, tanggal 23 November 2009.
Dengan Program Clean airport Action renovasi tempat parkir merupakan salah satu program tersebut. Setelah melihat kondisi tempat parkir yang tidak layak, kami segera melakukan penambahan area parkir terutama untuk parkir inap mobil, dimana kenyamanan dan keamanan pengguna mempercayai kendaraan mereka kepada pihak parkir. Sikap siap melayani akan terus kami utamakan kepada petugas parkir sesuai dengan prosedur. Hal inipun bekerja sama dengan pihak keamanan dari security bandara. Kami pun menambahkan tempat parkir untuk karyawan yang bekerja di bandara karena mereka pun termasuk dalam komponen pelaku dari Program Clean Airport Action.70
4.6.3. Aksi dan Komunikasi Penentuan dari Program Clean Airport Action ini adalah aksi atau tindakan yang harus dijalankan sehingga terlihat hasil atau setidaknya dirasakan oleh pengguna jasa bandara. Infrastruktur apa saja yang akan dibangun di bandara dalam rangka Program Clean Airport Action, mengapa harus dibangun banyak fasilitas umum di area bandara. Hal ini pun dijawab oleh Bapak Haryanto selaku pelaksana dalam Program Clean Airport Action: Insfraktruktur tersebut meliputi 100 toilet dibangun, renovasi toilet 300 buah, mushola, food court, shelters bis AC, dan lain-lainnya. Hal ini dibangun karena merupakan tindak lanjut dari Program Clean Airport Action yang telah menjadi kompensasi dari kenaikan Aiport Tax (PSC). Selain itu juga merupakan sarana baru bagi pengguna jasa bandara terhadap fasilitas umum yang ada dibandara.71 Program Clean Airport Action juga diterapkan oleh komunitas yang ada di bandara, Apakah perlu diberikan training kepada komunitas yang ada di bandara, mengapa tukang ojek, petugas cleaning service dan petugas Ibid Ibid
trolley juga diberikan training serta bagaimana dengan calo, pedagang asongan dan penjual parfum. Bapak Haryanto memberikan penjelasan terhadap siapa saja yang perlu diberikan traning service excellent :
Pastinya diberikan training kepada komunitas yang ada dibandara karena mereka secara langsung sebagai frontliner yang ada di bandara, selain itu mereka mendapatkan service excellent training selama 2 hari. Untuk tukang ojek diberikan sedikit pengarahan karena bagaimanapun juga kehadiran mereka ada di bandara. Mereka diikutsertakan dalam training agar mereka juga mengerti cara memberikan service yang baik. Demikian pula kepada petugas cleaning service dan petugas trolly. Bagi calo, pedagang asongan dan penjual parfum akan kami tertibkan dahulu karena kehadiran mereka membuat ketidaknyamanan bagi pendatang terutama orang asing dan pengguna jasa bandara. 72
Dalam hal sosialisasi kepada pengguna jasa bandara terhadap penggunaan taksi yang berstiker bandara harus terus menerus dilaksanakan, karena banyak para operator taksi menyalahi aturan yang telah diberikan oleh pihak manajemen PT.Angkasa Pura II (Persero). Apakah ada kebijakan dari pihak lain dalam menetapkan jumlah taksi yang beroperasi di bandara dan bagaimana pihak Angkasa Pura II mengatasi permasalahan taksi gelap. Pertanyaan ini pun seringkali ditanyakan oleh pengguna jasa angkutan di bandara dan Bapak Haryanto memberikan penjelasannya: Sejak mengambil alih pengawasan pengelolaan taksi di Bandara Soekarno-Hatta dari Dirjen Perhubungan Darat April 2005 lalu, pihak PT.Angkasa Pura II (Persero) menertibkan pelayanan taksi bandara dengan melakukan seleksi ketat terhadap persyaratan dan uji layak dan kendaraan tersebut ditandai dengan strikerisasi.
72
Ibid
Kerjasama dengan Dirjen Perhubungan Darat Kantor Administrasi BSH, melakukan pengawasan terhadap taksi resmi di bandara dengan strikerisasi. Memberikan penyuluhan kepada pengemudi taksi bagaimana melayani penumpang dengan baik serta terkait dengan keamanan dan kenyamanan. Jumlah taksi yang telah distikerisasi pada tahun 2009 sebanyak 1.838 kendaraan. Ini akan mempermudah pengawasan terhadap armada taksi yang beroperasi di bandara. Program ini pun bertujuan untuk meminimalisir maraknya taksi gelap yang beroperasi secara illegal di Bandara Soekarno-Hatta. Taksi gelap diperkirakan sudah mencapai 700-an dan membuat resah para pengguna jasa bandara. Tindak lanjut pihak PT.Angkasa Pura II adalah mengingatkan para pengguna jasa bandara untuk menggunakan taksi resmi berstiker agar aman dan nyaman. Bagi operator taksi gelap akan dicabut izin opersionalisasinya sampai batas tak tertentu.73 4.6.4. Pengawasan Terhadap Program Clean Airport Action. Walaupun kenaikan PSC disetujui oleh menteri perhubungan namun dalam pelaksanaan tetap dimonitor oleh pemerintah, karena mereka masih ingin melihat keseriusan pihak pengelola untuk memperbaiki semua fasilitas yang ada sekarang. Apakah tarif PSC tidak bisa diturunkan dan mengapa hanya Bandara International Soekarno-Hatta saja yang dinaikan bagaimana jika pihak pengelola bandara tidak sepenuh
hati menjalankan program
tersebut. Pertanyaan ini dijawab oleh Bpk. Tri Sunoko selaku Direktur Angkutan Udara Direktorat Perhubungan Udara, memberikan penjelasn: Tarif yang sudah ditetapkan oleh pemerintah adalah salah satu syarat agar pihak pengelola bisa meningkatkan prasana dan sarana yang ada di bandara, jika dibebankan oleh pengelola mungkin dirasakan berat. Oleh karena itu kami terus mengawasi program clean airport yang merupakan salah satu langkah pihak pengelola dalam memperbaiki pelayanan kebersihan, ketertiban dan kenyaman yang menjadi tujuan utama dalam program ini.Keputusan menaikkan airport tax bisa menjadi kontra produktif bagi perkembangan penerbangan nasional, sehingga calon penumpang akan berpikir dua 73
Ibid
kali untuk naik pesawat terbang karena besarnya PSC ini. Jika pihak pengelola menjalankan setengah hati maka akan diberikan teguran karena berdampak luas terhadap pelayanan dan peningkatan seluruh faktor dan bisa dinikmati oleh pengguna jasa bandara.74 4.6.5. Evaluasi Terhadap Program Clean Airport Action.
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam menjalankan suatu rencana atau program dalam hal ini Program Clean Airport Action. Banyak pihak yang akan mengevaluasi Program CAA yang dilakukan oleh pihak manajemen PT.Angkasa Pura II (Persero), Apakah pemerintah juga mengadakan evaluasi terhadap program ini dan mengapa pemerintah dianggap perlu mengevaluasi Program CAA serta bagaimana denggan Departemen Perhubungan yang menyetujui kenaikan PSC. Semua ini dijelaskan oleh Bapak Trisno :
Pemerintah pastinya memberikan tanggapan dan evaluasi terhadap program positif yang dilaksanakan oleh PT.Angkasa Pura II (Persero), namun pemerintah yang diwakilkan oleh Departement Perhubungan akan mengevaluasi setelah melakukan perbaikan fasilitas maupun pelayanan yang pihak manajemen PT.Angkasa Pura II (Persero) jalankan, dikarenakan pelayanan bandara masih dinilai di bawah standard sehingga pemerintah menyetujui untuk menaikkan PSC. Lembaga Konsumen seperti YLKI dan Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional (INACA). juga bisa mengevaluasi atas kenaikan PSC selain pemerintah. Mereka akan mengevaluasi setiap 6 bulan sekali, sejak tarif baru diberlakukan.75 Hasil Waeancara dengan Bpk,Tri Sunoko, Direktur Angkutan Udara Direktorat Perhubungan Udara, tanggal 07 Desember 2009 Hasil Wawancara dengan Bpk.Trisno, Public Relations Manager PT.Angkasa Pura II (persero), tanggal 10 Desember 2009.
Pemasangan CCTV merupakan Program Clean Airport Action, karena banyaknya area atau wilayah yang tidak atau kurang diawasi terutama untuk menghindari pencurian dan kegiatan yang dianggap mengganggu keamanan di sekitar bandara. Apakah ada rencana penambahan kamera CCTV, mengapa kamera yang ada dianggap kurang membantu serta bagaimana dengan area yang jarang dijangkau oleh public atau pengguna jasa bandara, perlukah diganti dengan yang baru, dan inilah penjelasan dari Bapak Trisno:
Kami akan menambah kamera CCTV dibeberapa lokasi rawan pencurian bagasi penumpang, karena saat ini tidak semua area dipasangi kamera CCTV, jumlah kamera CCTV yang sekarang ada kurang lebih 100 rencananya menjadi 285 unit yang akan dipasangkan. Kamera yang sekarang sudah cukup membantu hanya saja diperlukan penambahan sehingga semua titik kegiataan dapat diamati oleh pihak sekuriti atau pihak pengamanan bandara. Jika perlu area yang tidak dikatakan ramai oleh pengguna jasa bandara pun diberikan kamera CCTV seperti di utara runway dimana tempat tersebut tidak boleh diakses oleh pengunjung hanya petugas yang berkepentingan saja yang bisa mengakses. Perlu tidaknya diganti dengan kamera CCTV yang baru dilihat dari kondisi kamera tersebut jika dianggap perlu pastinya akan segera diganti.76 Program yang sudah ada pasti tidak berjalan lancar, apakah ada kendala dalam menjalankannya, seperti apakah kendala yang dihadapi oleh PT.Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola, mengapa Program CAA
Ibid
belum semua dirasakan oleh pengguna dan bagaimana mensosialisasikannya. Inilah penjelasan Bapak Haryanto:
Kendala yang dihadapi tidak terlalu signifikan walaupun tidak mudah merubah mind set orang yang dianggap susah. Kebiasaan buruk dalam menggunakan atau memilih moda atau penerbangan banyak yang belum paham apalagi mengurus administrasi di bandara. Ada sebagian dari pengguna jasa bandara merasakan Program CAA walaupun masih perlu ditingkatkan. Sosialisasi yang cukup jelas kepada pengguna jasa bandara memberikan wawasan dan juga pengetahuan terhadap mereka dan juga harus diingat untuk tidak membeli tiket pada calo-calo sehingga kebiasaan tersebut menjadi hilang walaupun butuh proses.77
Hasil dari Program CAA tersebut membutuhkan proses dan waktu sehingga bisa dirasakan oleh pengguna jasa bandara. Hal ini pun ditanyakan kepada Bapak Ali Imron seorang wirasswasta yang sering menggunakan jasa angkutan udara. Apakah yang dirasakan oleh Bapak dengan Program CAA yang sedang dijalankan oleh Pihak Bandara, mengapa bapak sering menggunakan jasa angkutan udara dan bagaimana dengan pelayanan yang ada. Inilah jawaban Bapak Ali imron: Sejauh ini Program CAA yang dijalankan oleh Bandara sudah kelihatan hasil. Ini dapat dirasakan dalam beberapa bulan terakhir dimana kondisi bandara makin nyaman dan tertib, meskipun masih terlihat padat antrean calon penumpang maupun masyarakat yang tidak berkepentingan yang menunggu di meeting point. Seringnya menggunakan jasa angkutan udara dikarenakan bisnis yang saya punya. Tetapi yang masih kurang yaitu pelayanan petugas airline yang tidak ramah disaat penerbangan delay atau terlambat. 77
Hasil Wawancara dengan Bpk.Haryanto.Kepala Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatts, tsnggsl 14 Desember 2009.
Diharapkan pihak PT. Angkasa Pura (Persero) bisa mengatur jadwal keberangkatan penerbangan yang lebih pasti. Sehingga calon penumpang tidak harus berlama-lama menunggu penerbangan.78
Pelayanan maksimal yang diberikan oleh petugas dari masing-masing konsesi yang terlibat langsung dalam Program Clean Airport Action, Bapak Andreas seorang staff operasional Blue Birds, memberikan tanggapan kepada penulis terhadap program tersebut. Apakah Anda sudah merasakan manfaat dari Program CAA, mengapa anda sebagai pelaksana lapangan dari operator taksi mendukung Program CAA, bagaimana dengan perbaikan yang dilakukan oleh PT.Angkasa Pura II (Persero) terhadap fasilitas umum.
Memang awalnya kami pun belum bisa merasakan dari program yang dilakukan oleh PT.Angkasa Pura II (Persero) terhadap pengguna jasa bandara tetapi setelah kami ikut terlibat dalam program tersebut. Kami pun mendukung sekali dan bagaimanapun juga berdampak positif terhadap suatu instansi seperti kami. Namun yang perlu diperhatikan kembali oleh pengelola adalah fasilitas untuk umum harus lebih nyaman terutama di area parkir, karena bila musim hujan tiba tidak ada tempat teduh yang layak sehingga para konsumen kami mengeluh, seharusnya tempat peneduh atau shelter lebih bagus dan nyaman untuk menampung tempat bagi konsumen atau pelanggan79
78
Hasil Wawancara dengan Bpk.Ali Imron, Pengguna jasa,tanggal 13 Desember 2009 Hasil Wawancara dengan Bpk.Andreas, Staff operasional taksi, tanggal 07 Desember
2009.
4.7.
Pembahasan
4.7.1. Mengumpulkan Data dan Infomasi yang dijadikan Bahan Program Clean Airport Action (CAA).
Data dan informasi yang dijadikan suatu permasalahan yang selama ini di Bandara internasional Soekarno-Hatta, berdasarkan keluhan yang meningkat terhadap sarana dan fasilitas umum yang seharusnya dilakukan perbaikan dari segi gedung dan sanitasi yang lebih baik kembali. Pelayanan porter yang kurang flexsibel dalam memberikan jasanya kepada penumpang sehingga pengguna jasa bandara merasa kurang nyaman terhadap perilaku tersebut. Operator dan pengemudi taksi yang kurang kooperatif dalam menawarkan harga untuk tujuan yang dianggap wajar dalam menentukan tarif buka pintu hingga tariff borongan ke suatu tempat. Belum lagi jumlah pedagang asongan yang menawarkan jasa semir sepatu dan parfum seringkali membuat ketidaknyaman pengguna jasa di area bandara. Situasi bandara yang banyak orang bilang seperti terminal bis dimana keteraturan dari petugas dan pengelola kurang respon sehingga menimbulkan pencurian barang-barang di dalam kendaraan pribadi padahal kendaraan tersebut terkunci di tempat parkir, banyak calo-calo tiket yang menawarkan harga tiket 2-3 kali lipat dari harga counter sebuah penerbangan.
Keterlambatan jadwal penerbangan yang dikelola oleh masing-masing maskapai penerbangan sehingga menimbulkan ketidaknyaman pengguna jasa di ruang tunggu sehingga mereka tidak segan untuk menyandra pesawat untuk diberangkatkan ke tujuan mereka tuju. Media massa dan media cetak seringkali membahas permasalahan tersebut didalam tulisan sehingga data ini memperkuat situasi dan permasalahan yang terjadi dibandara lengkap dengan kutipan wawancara dari pihak manajemen PT.Angkasa Pura II (Persero). Corporate secretary dan Public Relations membuat suatu langkah yang dilakukan bersama-sama oleh komunitas di Bandara Soekarno-Hatta dengan meluncurkan “Program Clean Airport Action (CAA)” setelah melakukan kenaikan airport tax dimana dengan kenaikan ini bisa memperbaiki dan meningkatkan prasana dan sarana umum sehingga cita perusahaan
sebagai
pengelola
bandara
dapat
meningkatkan
dan
dipertahankan sebagai Banda yang bertaraf internasional. Dengan program ini akan membawa sisi positif
bagi wisatan yang datang ke Indonesia
melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta selain melalui Bandara Ngurah rai di Bali.
4.7.2.
Perencanaan Program Clean Airport Action (CAA) Dalam Mempertahankan Citra Kebandarudaraan .
Perencanaan program PR berdasarkan diri kepada fakta dan landasan berpikir untuk disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Seorang Public Relations Officer harus benar-benar mengetahui dan paham akan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasinya. Begitupun dengan Public Relations PT.Angkasa Pura II (Persero)
menyadari akan kondisi terhadap permasalahan di
lapangan dimana manajemen pun harus ikut mengambil keputusan terhadap image yang ditimbulkan dari program yang akan dilaksanakan. Pada dasarnya rencana program Public Relations ini dapat berhasil dengan baik ada tiga dasar yang hakiki diantaranya: a. Membuat rencana program dengan teliti dan harus didukung oleh manajemen. b. Rencana program tersebut harus mempunyai tujuan. c. Tambahan pengarahan kepada rencana program tersebut.80
F.Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta , 2000, hal .33
Program public relations yang dimiliki oleh PT.Angkasa Pura II (Persero) diantaranya : 1. Mengadakan Press Conference dibulan September 2008, untuk mencanangkan Program Clean Airport Action. 2. Mengadakan media competition terhadap sarana pendukung informasi kepada public dalam menyampaikan informasi tentang clean airport action. Seperti pembuatan logo atau penggunaan bahasa yang mudah dan dapat dipahami dan dimengerti oleh public sebagai pengguna jasa bandara. 3. Membuat selebaran kepada public internal untuk bersamasama melakukan kegiataan clean airport action dengan memberikan form kepada masing-masing unit, seperti unit infeksi kebersihan dimana tugas dan tanggung jawabnya diarahkan kepada Penanggung Jawab Tugas Operasional (PTO) untuk mengecek kelengkapan apa saja yang tidak memenuhi standar dari sudah dibakukan oleh manajemen. 4. Mengajak pihak media untuk ikut membantu menjelaskan kepada public terkait dengan program ini. Sehingga publik pun dapat mengetahui apa saja yang berubah terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak pengelola. 5. Mengajak Share holder untuk ikut andil dalam rencana kerja pihak manajemen Angkasa Pura II selama 3 sampai 1 tahun kedepan serta ikut membantu mempublikasikan tentang
perbaikan-perbaikan apa saja yang sudah dijalankan dan akan dijalankan. 6. Mengundang para pakar yang ahli dalam kebandarudaraan pada acara buka bersama sebagai ajang diskusi publik terhadap program clean airport action yang dijalankan. 7. Mengexpose tentang pelayanan Angkasa Pura II (persero) menjelang ramadhan dibulan September 2008 dengan melakukan ibadah puasa, berkoordinasi dengan pihak media untuk
meliput
kegiatan
tersebut
sehingga
public
mengetahuinya. 8. Mengexpose tentang museum aviation academy yang akan dicanangkan bersamaan dengan Clean Airport Action. 9. Mengexpose tentang clean airport action dengan media elektronik. 10. Mengexpose tentang rencana relokasi pedagang asongan yang sering menjadi masalah terhadap pembenahan pedagang asongan. 4.7.3. Pelaksanaan Program Clean Airport Action (CAA) Dalam Mempertahankan Citra Kebandarudaraan . Peluncuran Program Clean Airport Action dibuka oleh Menteri Departemen Perhubungan dan Menteri Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, setelah itu diadakan sesi dialog di mana Direktur Utama dan
Kepala Cabang menjadi moderator terhadap pertanyaan seputar Program Clean Aiport Action (CAA) oleh wartawan. Kemudian berkeliling terminal dalam rangka menempelkan stiker Program Clean Airport Action (CAA) di tempat-tempat yang mudah dilihat atau strategis kepada pengguna jasa bandara untuk ikut serta menjaga program ini. Diadakan pemeriksaan kebersihan terhadap toilet baik yang berada di lobby kedatangan, lobby keberangkatan bahkan toilet di ruang tunggu, kemudian kebersihan mushola, pengaturan troli, pengaturan keluar masuk taksi diawasi oleh petugas yang ditunjuk oleh kantor pusat. Petugas Duta Bandara yang selalu stand by atau siap siaga dengan menggunakan rollblade membantu penumpang dalam memberikan informasi seputar fasilitas bandara dan jasa angkutan di Bandara Soekarno-Hatta.
Mereka juga mengawasi
kondisi
bandara dan
melaporkan kepada manajemen. Petugas ini merupakan rangkaian dari Program Clean Airport Action (CAA). Mengadakan tour de museum aviation academy kepada semua pihak yang datang pada acara tersebut. Museum aviation academy merupakan sebuah bentuk sumbangan PT.Angkasa Pura II (Persero) terhadap negara dalam memperkaya pengetahuan public tentang bagaiman bandara melakukan operasionalnya sehari-hari. Museum aviation academy terletak di Terminal 1A kedatangan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta. Mengundang anak yatim disekitar Angkasa Pura II (Persero) dalam acara ini. Dalam expose clean airport action diadakan
kompetisi blog
kepada stake holder, agar mereka turut andil dalam pelaksanaan program tersebut dan juga adanya rasa kebersamaan dalam mewujudkan program ini. Selain itu dalam pelaksanaan relokasi pedagang asongan di bulan ramadhan pihak manajemen mengadakan regular meeting dibulan Agustus 2008 minimal 1 kali seminggu. Ini diadakan untuk mendapatkan masukan dari pihak komunitas bandara berkaitan dengan acara tersebut serta meminta mereka untuk ikut berpastisipasi dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan selama clean aiport action berlangsung. Pelaksanaan ini tidak hanya untuk komunitas bandara saja, bahkan juga diberikan training kepada seluruh frontliner untuk melayani penumpang agar meningkatkan mutu pelayanan. Training ini diadakan atas kerjasama Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 4.7.3. Evaluasi
Program
Clean
Airport
Action
(CAA)
dalam
Mempertahankan Citra Kebandarudaraan.
Program Clean Airport Action (CAA) yang merupakan salah satu aktivitas Public Relations PT.Angkasa Pura II (Persero) dengan memonitor data dan laporan yang masuk terhadap saran dan kritik pada
kotak saran yang ditaruh pada area kedatangan. Selain itu pula evaluasi dilakukan dengan seberapa sering muncul berita tentang Bandara Soekarno-Hatta terhadap pelayanan, kebersihan dan kenyamanan melalui media cetak maupun media elektronik. Media juga berperan baik media cetak maupun media elektronik, dimana beberapa surat kabar nasional memberikan informasi tentang Program Clean Airport dalam hal ini fasilitas umum yang sering muncul dan dikeluhkan oleh pengguna jasa bandara. Semua itu ditindaklanjutin dengan hasil yang nyata melalui serangkaian program dengan tujuan memberikan yang terbaik untuk pengguna jasa bandara walaupun masih butuh waktu untuk mempertahankan semua itu. Pihak pengelola pun tidak boleh puas dengan hasil yang telah dilakukan tetapi bagaimana cara terus meningkatkan dan mempertahankan program tersebut. Dibawah
ini table
beberapa media cetak yang memberikan
evaluasi terhadap perubahan selama menjalankan program clean airport action tahun Januari 2008- Desember 2009. Nama Media
Isi Pesan yang
Edisi atau Tahun.
disampaikan
Radar Tangerang
Penyesuaian PJP2U
Tarif Tangerang,17 Februari 2009
Bisnis Indonesia
AP
II
perbaiki Jakarta, 18 November
Prasarana Business News
10
2009.
Target
Transportasi
sector Jakarta, 17 November Dalam 2009
Program 100 hari Suara Merdeka
Ojek
Bandara Jakarta,
Ditertibkan
03
Maret
2008
PT.Angkasa Pura II Jakarta, 04 Juni 2008
Sindo
Berjanji
Tingkatkan
Pelayanan Di Bandara DPR
Pelita
akan
Bahas Jakarta, 21 Mei 2008
Premanisme
di
Terminal IV Bandara Soetta Bisnis Indonesia
Pengelola
Parkir Jakarta 21 November
Bandara Ditender
2008
Data-data yang berupa tulisan tersebut menjadi tolak ukur atau acuan terhadap Program Clean Airport Action (CAA) yang sedang berlangsung sampai sekarang walaupun masih banyak dan butuh waktu
untuk menyempurnakan semua program tersebut dengan kerja keras dan kerjasama pihak-pihak terkait agar Bandara Soekarno-Hatta menjadi lebih baik dalam pelayanan, fasilitas dan juga kebersihan.