61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti mengadakan persiapan agar hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum mengadakan penelitian, antara lain: 1. Peneliti meminta persetujuan kepada Kepala Madrasah MI Yosorejo 01 Gringsing. 2. Peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi fiqih. 3. Peneliti menentukan kelas yang dipilih sebagai subyek penelitian berdasarkan pertimbangan dari Kepala Madrasah, kelas yang akan dijadikan subyek penelitian yaitu kelas IV karena kelas ini mempunyai prestasi belajar yang rendah. 4. Setelah peneliti menentukan kelas sebagai subyek yang akan diteliti, peneliti dan guru kelas menentukan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian. 5. Peneliti melakukan tes uji coba instrumen pada kelas IV MI Yosorejo 01.
B. Uji Coba Instrumen 1.
Pelaksanaan uji coba
61
62
Penelitian yang baik haruslah menggunakan instrumen yang baik. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, maka instrumen yang sudah disusun diujicobakan pada siswa. Adapun siswa yang dipilih adalah siswa kelas IV MI Yosorejo 01 Gringsing yang berjumlah 12 siswa. Uji coba pra siklus dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 8 Januari 2013 pada pukul 09.15 WIB, uji coba soal instrumen siklus I pada hari Kamis tanggal 10 Januari 2013 pukul 07.15 WIB, dan uji coba instrumen siklus II pada hari Kamis tanggal 17 Januari 2013 pukul 09.15 WIB. Dalam tes uji coba waktu yang dialokasikan 40 menit dengan 10 butir soal. 2. Analisis hasil uji coba soal instrumen a. Pra siklus Pada
pelaksanaan
tahap
pra
siklus,
peneliti
belum
memberikan gambaran tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga pembelajaran berlangsung secara murni belum ada campur tangan dari peneliti. Pembelajaran tahap pra siklus ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 8 Januari 2013 oleh Bapak Ahmad Syahidin, A.Ma selaku guru Fiqih kelas IV MI Yosorejo 01. Guru seperti biasa masih menggunakan metode konvensional sebagai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu menjelaskan materi pelajaran tentang pengertian zakat, macam-macam zakat, syarat-syarat zakat dan hikmah zakat secara rinci kemudian memberikan contoh dan dilanjutkan dengan mengadakan tanya jawab dengan peserta didik tentang materi zakat dan diakhiri dengan memberikan latihan kepada
63
peserta didik. Ketika guru mengajukan pertanyaan yang berkenaan dengan materi kebanyakan peserta didik masih kebingungan atau kesulitan untuk membedakan pengertian zakat. Berdasarkan hasil penelitian pada tahap Pra siklus yang dilaksanakan di kelas IV MI Yosorejo bahwa pembelajaran fiqih masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran serta menggunakan buku paket Fiqih sebagai penunjang kegiatan belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama pra siklus maka peneliti bersama guru mata pelajaran Fiqih yaitu Bapak Ahmad Syahidin A.Ma melakukan evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan pra siklus ini dengan mengambil data dokumentasi evaluasi dari pembelajaran pada materi zakat pada tahun sebelumnya. Berdasarkan evaluasi pembelajaran tahun sebelumnya diperoleh nilai rata-rata tes formatif materi zakat setahun terakhir kelas IV MI Yosorejo yaitu 60,00. Untuk itu peneliti bersama guru Fiqih sepakat untuk melaksanakan pembelajaran fiqih dengan strategi pembelajaran active learning tipe lecture bingo sebagai usaha untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas IV.
b. Siklus I 1) Pertemuan pertama a) Pelaksanaan
64
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Langkah-langkah pada siklus I adalah penerapan pembelajaran active learning pada materi zakat dan pertemuan kedua untuk ujian pada siklus I. Langkahlangkah pada siklus I ini dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran aktif ini lebih ditekankan pada upaya menjadikan peserta didik aktif dalam membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat. Hal ini dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Pada pertemuan
yang pertama
siklus
I guru
menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator-indikatornya pada peserta didik agar peserta didik mengetahui
sasaran
yang
akan
dicapai
dalam
proses
pembelajaran. Pada pertemuan kedua siklus I diadakan evaluasi siklus I untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik pada materi yang telah diajarkan. Evaluasi siklus I ini terdiri 10 soal pilihan ganda dan 3 soal uraian. Siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 15 Januari 2013 dan dihadiri oleh 12 peserta didik. Tindakan tersebut dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama 2 x 35 menit pada jam pelajaran keempat dan kelima. Materi yang
65
akan dibahas pada siklus ini adalah pengertian zakat dan macam-macam zakat. Pertemuan pada siklus I dibuka oleh guru dengan mengucapkan salam. Pertemuan pada siklus ini diawali dengan guru melakukan absensi kepada peserta didik yang hadir dalam pembelajaran, dari jumlah 12 peserta didik semuanya hadir. Sebelum
memasuki
pembahasan
materi
zakat,
guru
memberikan apersepsi materi sebelumnya yaitu materi pengertian zakat dan macam-macam zakat. Setelah melakukan apersepsi, guru menjelaskan bahwa strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran kali ini adalah strategi pembelajaran active learning tipe lecture bingo. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian peserta didik menjadi 4 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 3 peserta didik, pembagian kelompok ditentukan sendiri oleh guru berdasarkan tempat duduk agar keadaan kelas dengan mudah dapat dikondisikan. Setelah
membagi
pengelompokan,
guru
menginstruksikan peserta didik untuk membuka buku paket fiqih dan mempelajarinya sebelum guru menjelaskan materi tentang pengertian zakat dan macam-macam zakat. Setelah guru
menjelaskan
materi
kepada
peserta
didik
guru
66
melaksanakan strategi pembelajaran active learning tipe lecture bingo. Untuk langkah awal yang dilakukan pada saat guru melaksanakan strategi pembelajaran active learning tipe lecture bingo adalah guru membagikan kartu bingo dan kartu soal kepada setiap peserta didik dalam kelompok. Kemudian Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal dan memilih jawaban pada kartu bingo dengan cara menyilang salah satu sel yang berisi jawaban. Apabila ada siswa yang telah mencapai lima jawaban yang benar dalam satu baris (horisontal, vertikal, atau diagonal) peserta diminta meneriakkan “BINGO”. Selanjutnya, guru menyelesaikan atau menyempurnakan pelajaran yang disampaikan dan meminta siswa untuk melanjutkan permainan sampai semua sel pada kartu bingo terisi. 2) Pengamatan a) Hasil pengamatan Aktivitas Peserta Didik Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan
aktivitas peserta didik dalam menerapkan
pembelajaran active learning tipe lecture bingo belum berlangsung optimal dan diketahui bahwa proses-proses belajar belum terlaksana dengan baik. Aktivitas yang diamati belum
67
sesuai, seperti yang diharapkan masih ada kategori nilai cukup untuk beberapa aktivitas yakni keaktifan peserta didik dalam kehadiran
(100%),
keaktifan
peserta
didik
dalam
memperhatikan penjelasan guru (43,75%), keaktifan peserta didik menanyakan tentang materi yang belum dipahami (35,42%), keaktifan peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru (54,17%) dan kemampuan peserta didik dalam menyimpulkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh peserta didik (54,17%). Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar masih rendah. Kekurangankekurangannya antara lain: a) Kurangnya keaktifan peserta didik dalam kehadiran. b) Kurangnya keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru. c) Kurangnya keaktifan peserta didik menanyakan tentang materi yang belum dipahami. d) Kurangnya kemampuan peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. e) Kurangnya
kemampuan
peserta
didik
dalam
menyimpulkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh peserta didik.
68
Ini menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik dalam belajar masih bisa ditingkatkan dan upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dapat dilihat dalam siklus II.
b) Hasil pengamatan guru Adapun
hasil
observasi
aktivitas
guru
selama
pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I No
Aktivitas yang diamati
1.
Apersepsi
2.
Motivasi
3.
Penguasaan materi
4.
Penguasaan strategi pembelajaran
5.
Membagikan kartu bingo dan kartu soal
6.
Memantau kegiatan belajar siswa
7.
Memeriksa kegiatan belajar siswa
8.
Memberikan kesempatan kepada siswa
Persentase
55%
untuk bertanya 9.
Membuat kesimpulan
10. Pemberian tugas untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya
69
3) Refleksi Langkah-langkah dalam refleksi adalah: a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. b) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan
hasil
pengamatan.
Langkah
selanjutnya
membuat suatu refleksi apakah ada hal-hal yang perlu dipertahankan atau diperbaiki. c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk tindakan berikutnya. d) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I. Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan tujuan antara lain untuk mengetahui: 1)
Aktivitas peserta didik. Aktivitas
peserta
didik
kelas
IV
mengalami
peningkatan yang cukup meskipun hasil yang didapatkan belum memuaskan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi sesuai lembar observasi antara lain: a) Kurangnya keaktifan peserta didik dalam kehadiran. b) Kurangnya keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru. c) Kurangnya keaktifan peserta didik menanyakan tentang materi yang belum dipahami.
70
d) Kurangnya kemampuan peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. e) Kurangnya
kemampuan
peserta
didik
dalam
menyimpulkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh peserta didik. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada keaktifan peserta didik dan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik maka akan dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Langkah-langkah perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut: a) Guru meminta peserta didik memusatkan perhatian dalam penyampaian materi yang disampaikan guru yaitu dengan cara menjelaskan akan pentingnya bagi peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru karena peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang ada pada kartu soal dan kartu bingo. b) Guru harus mengontrol kegiatan peserta didik bekerja dalam
kelompoknya
sehingga
peserta
didik
dapat
menjawab dengan mandiri dan tenang. c) Guru hendaknya menjelaskan lebih rinci materi tentang zakat agar lebih memahamkan peserta didik.
71
2) Perkembangan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sikap peserta didik terhadap pembelajaran fiqih menunjukkan perkembangan positif dari pembelajaran yang sudah dilakukan. Oleh karena itu sangat diperlukan bagi guru menggunakan
variasi
dalam
mengajar
misalnya
dengan
menerapkan pembelajaran active learning tipe lecture bingo secara maksimal sesuai langkah-langkahnya sehingga peserta didik dapat mengungkapkan materi yang belum faham lewat kartu soal dan kartu bingo. Dengan penerapan pembelajaran active learning tipe lecture bingo diharapkan minat dan motivasi peserta didik untuk belajar fiqih meningkat sehingga aktivitas dan hasil tes peserta didik dapat ditingkatkan. 3) Pertemuan ke dua Setelah pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung, maka diadakan ujian siklus I pada pertemuan ke 2. Hasil tes siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik masih rendah. Hasil ini terlihat dari rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik pada siklus I yaitu 66,25 dan jumlah peserta didik memperoleh nilai di atas KKM yaitu >67 hanya 8 orang atau 66,67% dari jumlah peserta didik secara keseluruhan. Dilain pihak peserta didik yang belum berhasil atau masih di bawah KKM yaitu <67 sebanyak 4 orang atau 33,33%, artinya tindakan
72
yang diberikan pada siklus I belum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. c. Siklus II 1) Pertemuan I a) Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua rencana pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang telah dirumuskan pada refleksi siklus I. Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pada siklus II maka dilakukan tes siklus II. Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: Guru membuka pelajaran dengan salam peserta didik menjawab
serempak.
Guru
melakukan
absensi,
pada
pertemuan ini semua peserta didik masuk semua. Kemudian guru memberikan sedikit gambaran dari hasil evaluasi siklus I bahwa nilai yang mereka peroleh belum memuaskan dalam artian masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai rendah. Selanjutnya guru menghimbau kepada para peserta didik agar lebih giat belajar. Guru memberikan apersepsi materi sebelumnya yaitu melalui tanya jawab secara lisan terhadap peserta didik tentang
73
pengertian zakat, macam-macam zakat, syarat-syarat zakat, serta hikmah zakat. Setelah melakukan apersepsi, guru kemudian menyuruh peserta didik untuk berkumpul dengan kelompoknya seperti yang telah ditentukan pertemuan kemarin. Setelah
membagi
pengelompokan,
guru
menginstruksikan peserta didik untuk membuka buku paket fiqih dan kemudian guru menjelaskan materi tentang pengertian zakat, macam-macam zakat, syarat-syarat zakat, serta hikmah zakat. Setelah guru menjelaskan materi kepada peserta didik guru melaksanakan strategi pembelajaran active learning tipe lecture bingo. Guru membagikan kartu bingo dan kartu soal kepada setiap peserta didik dalam kelompok. Kemudian Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal dan memilih jawaban pada kartu bingo dengan cara menyilang salah satu sel yang berisi jawaban. Apabila ada siswa yang telah mencapai lima jawaban yang benar dalam satu baris (horisontal, vertikal, atau diagonal) peserta diminta meneriakkan “BINGO”. Selanjutnya, guru menyelesaikan atau menyempurnakan pelajaran yang disampaikan dan meminta siswa untuk melanjutkan permainan sampai semua sel pada kartu bingo terisi.
74
b) Pengamatan (1) Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus II Berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta didik pada siklus II sudah mengalami peningkatan dari siklus I yaitu keaktifan peserta didik dalam kehadiran (100%), keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru (72,92%), keaktifan peserta didik menanyakan tentang materi yang belum dipahami (64,58%), keaktifan peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru (56,25%) dan kemampuan peserta didik dalam menyimpulkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh peserta didik (68,75%). Ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar semakin meningkat dan upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dapat terlaksana dengan baik. (2) Hasil Pengamatan Guru Adapun hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II No 1.
Aktivitas yang diamati Apersepsi
Persentase
75
2.
Motivasi
3.
Penguasaan materi
4.
Penguasaan strategi pembelajaran
5.
Membagikan kartu bingo dan kartu soal
6.
Memantau kegiatan belajar siswa
7.
Memeriksa kegiatan belajar siswa
8.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
75%
bertanya 9.
Membuat kesimpulan
10.
Pemberian tugas untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya
c) Refleksi Berdasarkan evaluasi hasil belajar yang diperoleh peserta didik diketahui bahwa peserta didik telah mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil dan data observasi siklus II dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat pada hasil belajar peserta didik yang telah memenuhi kriteria keberhasilan. Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata kelas.
76
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan lebih rinci tentang data yang diperoleh dari hasil observasi yang dianalisis dengan tujuan kegiatan ini antara lain untuk mengetahui: (1) Perkembangan aktivitas peserta didik. Aktivitas peserta didik di kelas IV mengalami perubahan yang cukup berarti, peserta didik mampu bekerja secara mandiri, dan hasil yang didapatkan cukup memuaskan, kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar, dengan adanya pembelajaran aktif ini peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar fiqih. Pada siklus II ini terjadi peningkatan aktivitas peserta didik setiap siklusnya. Seperti aktivitas peserta didik dalam pembelajaran sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Dari tabel dapat dilihat bahwa sudah adanya peningkatan terhadap
aktivitas
peserta didik
yaitu
keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru 43,75% menjadi 72,92%, keaktifan peserta didik menanyakan tentang materi yang belum dipahami 35,42% menjadi 64,58%, keaktifan peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru 54,17% menjadi 56,25% dan kemampuan peserta didik dalam menyimpulkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh peserta didik 54,17% menjadi 68,75%. Ini menunjukkan bahwa
77
keaktifan peserta didik dalam belajar semakin meningkat dan upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dapat dapat dikatakan berhasil, begitu juga kegiatan lainnya aktivitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II karena peserta didik lebih termotivasi untuk belajar menggunakan metode pembelajaran active learning tipe lecture bingo. (2) Perkembangan
kinerja
guru
dalam
mengelola
pembelajaran. Guru sudah melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan langkah-langkah dalam mengajar sudah sesuai dengan tahap-tahap pada pembelajaran active learning tipe lecture bingo sehingga penyampaian materi pelajaran dan semakin meningkat. Peningkatan aktivitas guru pada setiap siklus dikarenakan guru sudah terbiasa menggunakan metode belajar lecture bingo dalam pembelajaran sehingga rencana pembelajaran yang sudah dibuat dapat terlaksana dengan baik. Dari pelaksanaan
hasil tindakan
pengamatan pada
diketahui
masing-masing
bahwa siklus
mengalami peningkatan. Hal ini diketahui dari hasil belajar siklus I yang diikuti 12 orang peserta didik. Nilai
78
rata-rata yang diperoleh meningkat dari 60,00 pada pra siklus menjadi 66,25 pada siklus I dan meningkat menjadi 71,88 pada siklus II. Peserta didik yang memperoleh nilai diatas KKM yaitu ≥ 67 sebanyak 11 orang, ini berarti keberhasilan klasikal telah mencapai 91,67%. Sedangkan peserta didik yang belum berhasil 1 orang atau sekitar 8,33%. Angka keberhasilan ini menunjukkan bahwa tindakan dapat dikatakan berhasil. Peningkatan hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan dikarenakan peserta didik lebih memahami dan mengingat materi yang telah diberikan dengan menggunakan metode belajar tipe lecture bingo.
b. Pertemuan Kedua Setelah pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung, maka diadakan ujian siklus II pada pertemuan ke 2. Hasil tes siklus II diketahui bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan. Hal ini diketahui dari hasil belajar siklus I yang diikuti 12 orang peserta didik. Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat dari 60,00 pada pra siklus menjadi 66,25 pada siklus I dan meningkat menjadi 71,88 pada siklus II. Peserta didik yang memperoleh nilai diatas KKM yaitu ≥ 67 sebanyak 11 orang, ini berarti keberhasilan klasikal telah mencapai 91,67%. Sedangkan
79
peserta didik yang belum berhasil 1 orang atau sekitar 8,33%. Angka keberhasilan ini menunjukkan bahwa tindakan dapat dikatakan berhasil
C. Pembahasan penelitian 1. Pra Siklus Berdasarkan informasi dari Bapak Ahmad Syahidin, A.Ma selaku guru Fiqih MI Yosorejo 01 kelas IV, bahwa nilai rata-rata ulangan harian materi zakat tahun 2011/2012 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik sedangkan peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru bahkan sebagian peserta didik berbicara sendiri. Peserta didik kurang aktif bertanya tentang materi yang tidak mereka fahami. Yang menjadi penyebab rendahnya keberhasilan peserta didik karena sulitnya memahami materi zakat sehingga peserta didik kesulitan mengaplikasikannya. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dalam penyampaian materi yang melibatkan peserta didik mengkonstruk diri sendiri dan meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran. Salah satu model yang ditawarkan peneliti adalah model pembelajaran lecture bingo. Pada prasiklus ini peneliti mengumpulkan data awal berupa nilai harian materi zakat peserta didik kelas IV tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan dokumentasi diperoleh rata-rata hasil 60,00 dengan ketuntasan klasikal 14,29% ketuntasan klasikal masih di bawah kriteria
80
yang telah ditentukan yaitu masih di bawah 75%. Nilai peserta didik menunjukkan bahwa dari 14 peserta didik yang nilainya tuntas hanya 2 orang dan terdapat 12 peserta didik yang nilainya belum tuntas masih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 67. (Lihat lampiran 19) Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih kelas IV bahwa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran fiqih materi zakat tahun lalu hanya sebesar 46,79% . Berdasarkan data yang ada pada prasiklus ini dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel 5. Hasil Prasiklus Prasiklus Keaktifan Peserta Didik
46,79%
Rata-rata Hasil Belajar
60,00
Ketuntasan
14,29%
Keaktifan Peserta Didik
60.00% 40.00%
46.79%
20.00% 0.00% Prasiklus
Grafik Keaktifan Peserta Didik pada Prasiklus
Prasiklus
81
Rata-Rata Hasil Belajar
60 50 40
60
Rata-Rata Hasil Belajar
30 20 10 0 Prasiklus
Grafik Hasil Belajar Peserta Didik pada Prasiklus
Ketuntasan
15.00% 10.00%
14.29%
Ketuntasan
5.00% 0.00% Prasiklus
Grafik Ketuntasan Klasikal pada Prasiklus
2. Siklus I Pada tahap siklus I ini belum menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari penggunaan model pembelajaran lecture bingo pada materi zakat. Peserta didik masih belum bisa mengkondisikan diri dalam
82
kelas banyak peserta didik ramai sendiri, sebagian peserta didik tidak berkonsentrasi saat guru menjelaskan materi di depan kelas sehingga mereka kesulitan dalam menyelesaikan kartu soal. Beberapa dari peserta didik masih malu untuk bertanya kepada guru secara individu. Dari hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan bahwa peserta didik belum dapat menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapa-tahapan dalam model pembelajaran lecture bingo. Kegiatan pembelajaran belum tercapai dengan baik. Peserta didik masih saling tuding teman-temannya untuk menjawab pertanyaan dari guru. Pencapaian keaktifan peserta didik pada siklus I adalah 57,50%. Jika dibandingkan dengan keaktifan pada prasiklus meningkat sebesar 10,71% yaitu dari 46,79% pada prasiklus menjadi 57,50% namun hasil keaktifan yang diperoleh belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥75%. Sedangkan keaktifan guru pada siklus I ini mencapai 55%. (lampiran 16) Berdasarkan hasil evaluasi siklus I nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dibanding dengan nilai prasiklus, nilai rata-rata hasil belajar peserta didik akhir prasiklus 60,00 dengan ketuntasan klasikal 14,29% sedangkan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik akhir siklus I adalah 66,25 dengan prosentase ketuntasan belajar 66,67%. peserta didik yang tuntas sebanyak 8 orang sedangkan 4 peserta didik tidak tuntas diantaranya adalah Ahmad Khoirur Rifqi, Diah Erli Septiani, Muhimatul Aulia, Wiranto.
83
Pencapaian hasil belajar di siklus I ini belum mencapai KKM atau indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu nilai rata-rata ≥ 67 dan ketuntasan klasikal ≥ 75%. (Lihat lampiran 11) Sehingga penerapan model pembelajaran lecture bingo pada kelas IV MI Yosorejo 01 harus melaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Siklus I Prasiklus
Siklus I
Keaktifan Peserta Didik
46,79%
57,50%
Rata-rata Hasil Belajar
60,00
66,25
Ketuntasan
14,29%
66,67%
Keaktifan Peserta Didik 60.00% 50.00% 40.00% 30.00%
57.50% 46.79%
Prasiklus Siklus I
20.00% 10.00% 0.00% Prasiklus
Siklus I
Grafik Perbandingan Keaktifan Peserta Didik Prasiklus dan SiklusI
84
Rata-Rata Hasil Belajar 68 66 64
Prasiklus 66.25
62 60 58
Siklus I
60
56 Prasiklus
Siklus I
Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Prasiklus dan Siklus I
Ketuntasan 70.00% 60.00% 50.00% 40.00%
66.67%
Prasiklus Siklus I
30.00% 20.00% 10.00%
14.29%
0.00% Prasiklus
Siklus I
Grafik Perbandingan Ketuntasan Klasikal Prasiklus dan siklus I Dari grafik keaktifan, rata-rata nilai dan ketuntasan klasikal peserta didik di atas terlihat bahwa ada peningkatan dari prasiklus ke siklus I. Siklus I telah menggunakan model pembelajaran lecture bingo oleh karena itu dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan hasil belajar meskipun
85
belum memenuhi kriteria yang telah ditentukan maka perlu dilanjutkan ke siklus II.
3. Siklus II Pada siklus II peserta didik sudah bisa mengkondisikan diri dalam kelas, peserta didik juga berkonsentrasi saat guru menjelaskan. Dari hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa peserta didik sudah dapat menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran bermodelkan active learning tipe lecture bingo. Peserta didik sudah berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
dari
guru.
Peserta
didik
sudah
terbiasa
menyimpulkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh peserta didik. Bimbingan yang diberikan guru kepada peserta didik sudah menyeluruh. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh peningkatan keaktifan peserta didik pada siklus I sebesar 57,50% sedangkan pada siklus II mencapai 75,42%. Jika dibandingkan dengan keaktifan pada prasiklus meningkat sebesar 28,63% yaitu dari 46,79% pada prasiklus menjadi 75,42% pada siklus II. Hasil ini sudah lebih mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 75%. Keaktifan guru pada siklus I hanya 55% sedangkan pada siklus II mencapai 75%. ( Lihat lampiran 17) Berdasarkan hasil evaluasi siklus II nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dibanding dengan nilai prasiklus dan siklus I, nilai pada Prasiklus adalah 60,00 dengan ketutasan klasikal 14,29%, rata-rata hasil belajar peserta didik siklus I adalah 66,25 dengan prosentase ketuntasan
86
belajar 66,67% sedangkan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik akhir siklus II adalah 71,88 dengan prosentase ketuntasan belajar 91,67%. Peserta didik yang tuntas sebanyak 11 orang sedangkan 1 peserta didik tidak tuntas yaitu Ahmad Khoirur Rifqi. Nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus II adalah 85 (Nelly Savrilia Savitri) dan terendah 50 (Ahmad Khoirur Rifqi). Pencapaian hasil belajar di siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu nilai rata-rata ≥ 67 dan ketuntasan klasikal ≥ 75% (Lihat lampiran 18). Melihat hasil pada siklus II ini, dengan demikian hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. maka dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran active learning tipe lecture bingo tepat digunakan pada materi zakat pada peserta didik kelas IV MI Yosorejo 01 Gringsing Batang tahun pelajaran 2012/2013. Secara keseluruhan hasil penelitian dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel 14. Hasil Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Keaktifan Peserta Didik
46,79%
57,50%
75,42%
Rata-rata Hasil Belajar
60,00
66,25
71,88
14,29%
66,67%
91,67%
Ketuntasan
87
Keaktifan Peserta Didik 80.00% 70.00% 60.00% 50.00%
Prasiklus 75.42%
40.00% 30.00% 20.00%
46.79%
57.50%
Siklus I Siklus II
10.00% 0.00% Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Grafik Perbandingan Keaktifan Peserta Didik
Rata-Rata Hasil Belajar 75 70 Prasiklus
65 71.88
60 55
66.25
Siklus I Siklus II
60
50 Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik
88
Ketuntasan 100.00% 80.00% Prasiklus
60.00% 91.67% 40.00%
66.67%
Siklus I Siklus II
20.00%
14.29% 0.00% Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Grafik Perbandingan Ketuntasan Klasikal Dari grafik di atas terlihat jelas bahwa setiap siklus dari prasiklus sampai siklus II mengalami peningkatan baik peningkatan pada keaktifan peserta didik, hasil belajar dan ketuntasan klasikal. Ini menunjukkan model pembelajaran active learning tipe lecture bingo tepat digunakan pada materi zakat pada peserta didik kelas IV MI Yosorejo 01 Gringsing Batang tahun pelajaran 2012/2013.