BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga, terletak di Propinsi Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo Kidul ini tepatnya di Jalan Tritis Sidorejo Kidul Tingkir Salatiga.Di puskesmas ini memberikan pelayanan kesehatan meliputi kesehatan ibu dan anak, imunisasi, ibu hamil, kesehatan masyarakat, kesehatan gigi, konseling gizi, tes laboratorium, dan keluarga berencana. Puskesmas Sidorejo berdiri dibawahi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten kota Salatiga. Sumber daya manusia yang ada di puskesmas Sidorejo Kidul ini meliputi dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat, ahli gizi, analis laboratorium.Namun puskemas Sidorejo Kidul belum menerima pasien rawat inap. Selain itu, puskesmas Sidorejo Kidul belum memiliki fasilitas lain, seperti fasilitas ambulance, gedung obat dan tempat ibadah. Berikut ini adalah peta lokasi letaknya Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga:
Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga yang terletak di Jl.Titis Mukti no.1 Sidorejo, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Puskesmas Sidorejo Kidul merupakan puskesmas induk dari puskesmas nanggulan, puskesmas kalibening, puskesmas pasar raya dan puskesmas tingkir tengah. Puskesmas Sidorejo tidak menyediakan fasilitas layanan kesehatan rawat inap 24 jam tetapi puskesmas menyediakan layanan lengkap seperti laboratorium, dokter umum, poli gigi, kesehatan ibu anak (KIA), poli gizi, apoteker, imunisasi, dan manajemen laktasi pada ibu. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2015 di puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga dengan mengambil sampel pasien ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke
puskesmas sebanyak 80 orang. Jumlah sampel yang diambil seluruhnya adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di puskesmas Sidorejo Kidul pada saat peneliti melakukan penelitian.
4.1.2 Analisa Univariat Analisa univariat digunakan untuk mengetahui frekuensi makan,
jenis
makanan,
porsi
makan
dan
kasus
anemia.Jumlah sampel yang di ambil sebesar 80 orang responden pada ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
Tabel 4.1 Distribusi Ibu Hamil yang Terkena Anemia No.
Kategori
1
Tidak teridentifikasi
Frequency
Percent
4
5,0
8
10,0
2
< 11 gr/dl
3
11 - 13 gr/dl
55
68,8
4
14 - 16 gr/dl
13
16,3
Total
80
100,0
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 diketahui ratarata responden tidak terkena anemia. Hal ini dapat dilihat dari nilai
kadar hemoglobin yang lebih dari 11 gr/dl. Dari 80 responden yang diteliti, ada 68 orang (85,1%) ibu hamil yang tidak terkena anemia, sedangkan ibu hamil yang terkena anemia sebanyak 8 orang (10%). Sedangkan sisanya sebanyak 4 orang (5%) tidak dapat didefinisikan sebab tidak memberikan nilai kadar hemoglobin pada angket yang dibagikan. Tabel 4.2 Distribusi Usia Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
No
Usia
1
Resiko Tinggi
2
Resiko
Frequency
Rendah Total
Percent
69
86,3
11
13,8
80
100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui rata-rata ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas Sidorejo Kidul berusia tepat untuk hamil.Usia yang tepat untuk seorang ibu hamil dan melahirkan adalah 20 tahun – 35 tahun, sehingga hanya sedikit ibu hamil yang beresiko mengalami anemia. Dari 80 responden yang diteliti, responden yang memiliki usia beresiko rendah terkena anemia sebanyak 69
responden (86,2%) dan
responden yang memiliki usia beresiko tinggi sebanyak 11 responden (13,8%). Tabel 4.3 Distribusi Paritas Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
No 1
Paritas Resiko Tinggi
2
Resiko Rendah Total
Frequency
Percent
3
3,8
77
96,3
80
100,0
Ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas Sidorejo Kidul rata-rata baru pertama kali hamil. Hanya ada 3 orang (3,8%) yang beresiko tinggi terkena anemia karena sudah melahirkan lebih dari 4 kali. Jadi sebanyak 77 responden (96,2%) beresiko rendah mengalami anemia karena jumlah melahirkannya masih kurang dari 4 kali.
Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
No
Status gizi dilihat dari
Frequency
Percent
Lila 1
Tidak teridentifikasi
6
7,5
2
Lila < 23,5
13
16,3
3
Lila >= 23,5
61
76,3
Total
80
100,0
Dapat dilihat dari pita lila yang diukurkan ke lengan ibu hamil. Ibu hamil yang beresiko rendah mengalami anemia adalah ibu hamil yang ukuran pita lilanya lebih dari sama dengan 23,5 cm. Berdasarkan ukuran pita lila tersebut, rata-rata ibu hamil memiliki resiko yang rendah terkena anemia, yaitu sebanyak 61 oranag (76,3%). Sedangkan yang beresiko terkena anemia berdasarkan ukuran pita lila sebanyak sebanyak 13 responden (16,2%). Sisanya adalah responden yang tidak memberikan data ukuran pita lila sehingga tidak dapat didefinisikan, yaitu sebanyak 6 responden (7,5%).
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi ANC Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
No.
Frekuensi
Frequency
Percent
ANC 1
Kurang
17
21,3
2
Cukup
63
78,8
Total
80
100,0
Frekuensi rata-rata responden dalam memeriksakan diri ke Puskesmas Sidorejo Kidul cukup, yaitu sebanyak 63 responden (78,8%).
Sedangkan
sisanya
kurang
rutin
memeriksakan
kehamilannya, yaitu sebnayak 17 responden (21,3%).
Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
No.
Pengetahuan ibu hamil terhadap
Frequency
Percent
anemia 1
Kurang
30
37,5
2
Cukup
24
30,0
3
Baik
26
32,5
Total
80
100,0
Diperlukan pengetahuan yang baik dari diri ibu hamil, sehingga dapat menunjang kehamilannya berjalan dengan baik dan lancar. Berdasarkan angket yang dibagikan mengenai pengetahuan ibu hamil terhadap anemia, rata-rata ibu hamil memiliki pengetahuan yang cukup dan baik, yaitu sebanyak 50 responden (62,5%). Sedangkan sebanyak 30 responden (37,5%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang anemia.
Tabel 4.7 Distribusi Pendidikan hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
No
Pendidikan
Frequency
1
Tidak tamat SD
5
6,3
2
Lulus SD
11
13,8
3
Lulus SMP /
25
31,3
29
36,3
S1
10
12,5
Total
80
100,0
sederajat 4
Lulus SMA / sederajat
5
Percent
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu hamil dapat memberikan pemahaman yang baik terkait dengan anemia. Banyaknya jumlah responden
tingkat pendidikan lulus
SMA/ yang sederajat sebanyak 29 responden (36,2%) akan dapat meminimalisir kasus anemia pada ibu hamil. Tingkat pendidikan ini memberikan dorongan kepada ibu hamil agar tetap menjaga asupan gizi pada masa kehamilan.
Tabel 4.8 Distribusi Pekerjaan Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga
No
Pekerjaan
Frequency
Percent
1
Petani
4
5,0
2
buruh tani
4
5,0
3
Peternak
1
1,3
4
Pedagang
11
13,8
5
PNS
5
6,3
6
Swasta
17
21,3
7
Ibu rumah
8
Tangga
29
36,3
9
Mahasiswi
3
3,8
10
Wiraswasta
6
7,5
80
100,0
Total
Keberadaan dan aktivitas ibu hamil menentukan kebiasaan responden
selama masa
kehamilan.
Responden
terbanyak
memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 29 responden (36,2% ). Berdsarkan hasil tersebut, maka diketahui bahwa responden yang memiliki waktu yang lebih banyak di rumah
dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap kesehatannya selama masa kehamilan dibandingkan dengan responden lainnya yang keberadaannya di luar rumah relatif lebih tinggi.
Tabel 4.9 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
No.
Fe
Frequency
Percent
1
Cukup
21
26,3
2
Baik
59
73,8
Total
80
100,0
Ibu hamil diharapkan dapat mengkonsumsi tablet Fe yang cukup selama hamil. Selama hamil, disarankan untuk mengkonsumsi minimal 90 tablet Fe. Kegunaan tablet Fe adalah untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Berdasarkan data respoden, rata-rata ibu hamil baik dalam mengkonsumsi tablet Fe, yaitu sebanyak 59 responden (73,8%). Sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 21 responden (26,3 %) cukup dalam mengkonsumsi tablet Fe.
4.1.3 Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; paretas dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; pendidikan dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; status gizi dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; pekerjaan dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; dan frekuensi antenatal care (ANC) dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga.
Tabel 4.10 Hubungan umur dengan kejadian anemia Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
Usia
Kadar Hemoglobin dalam darah
Tota
Tidak
< 11 gr/dl
11 – 13
14 –
teridentif
(terkena
gr/dl
16
ikasi
anemia)
p
l
ChiSquar e
gr/dl
1 Resiko tinggi
4
8
45
12
69
0,35
3,22
2. Resiko
0
0
10
1
11
8
6
4
8
13
80
rendah Total
55
Hasil uji chi-square yang dilakukan antara usia dan anemia, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan anta antara usia dan anemia. Hal ini dapat dilihat dari nilai p=0,358 berarti p > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dan resiko terkena anemia. Hal ini dapat dikarenakan meskipun berusia yang rendah resiko terkena anemia, namun terdapat 8 orang yang terkena anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa usia tidak memengaruhi ibu hamil terkena anemia atau tidak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara frekuensi makan dengan kejadian anemia.
Tabel 4.11 Hubungan paritas dengan kejadian anemia Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga.
Paritas
1. Resiko tinggi 2. Resiko render Total
Kadar Hemoglobin dalam darah Tidak < 11 gr/dl 11 – 14 – teridentifika (terkena 13 16 si anemia) gr/dl gr/dl 0 1 2 0
Total
p
69
0,501
4
7
53
13
11
4
8
55
13
80
Berdasarkan perhitungan uji chi-square yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara partitas dengan resiko terkena anemia pada ibu hamil (p > 0,05)dikarenakan meskipun beresiko tinggi, namun responden yang terkena anemia hanya ada 1 responden. Sedangkan pada responden yang beresiko rendah ada 7 orang yang terkena anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas ibu hamil dengan kejadian anemia .
ChiSquare
2,361
Tabel 4.12 Hubungan statu gizi dengan kejadian anemia Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga
Status Gizi Tidak teridentif ikasi 1
Kadar Hemoglobin dalam darah < 11 gr/dl 11 – 13 gr/dl 14 – 16 gr/dl (terkena anemia) 0 3 2
6
2. Kurang 3. Cukup
1 2
0 8
11 41
1 10
13 61
Total
4
8
55
13
80
1. Tidak teridentifik asi
Total
Status gizi yang cukup tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan resiko terkena anemia (p > 0,05). Terbukti dengan hasil penelitian yang menghasilkan ada 8 orang responden yang terkena anemia, namun status gizinya baik.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia.
P
ChiSqu are
0,308 7,14 3
Tabel 4.13 Hubungan frekuensi antenatal care (ANC) dengan kejadian anemia Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga
Paritas
1. Kurang 2. Cukup Total
Kadar Hemoglobin dalam darah Tidak < 11 11 – 14 – teridentifi gr/dl 13 16 kasi (terkena gr/dl gr/dl anemia) 2 2 10 3 2 6 45 10 4 8 55 13
Tota l
P
ChiSquare
17 63 80
0,498
2,378
Pemeriksaan ANC juga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan resiko terkena anemia (p > 0,05). Dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang membuktikan bahwa ada 6 orang responden yang cukup dalam pemeriksaaan ANC namun tetap terkena anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi atenatal care (ANC) dengan kejadian anemia .
Tabel 4.14 Hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga
Paritas
1. Kurang 2. Cukup 3. Baik Total
Kadar Hemoglobin dalam darah Tidak < 11 11 – 14 – teridentifi gr/dl 13 16 kasi (terkena gr/dl gr/dl anemia) 2 6 19 3 1 1 18 4 1 1 18 6 4 8 55 13
Tota l
P
ChiSquare
30 24 26 80
0,339
6,805
Kebanyakan responden memahami atau memiliki pengetahuan yang cukup dan baik mengenai anemia. Namun hal ini tidak membuktikan bahwa pengetahuan ibu hamil memiliki hubungan yang sigifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas Sidorejo Kidul (p > 0,05). Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ada 2 ibu hamil yang terkena anemia meskipun memiliki pengetahuan yang cukup dan baik mengenai anemia.Sedangkan ibu hamil yang kurang memiliki pengetahuan mengenai anemia ada 6 orang responden yang terkena anemia.Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia .
Tabel 4.15 Hubungan Pendidikan dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Paritas Kadar Hemoglobin dalam darah Tota P l Tidak < 11 11 – 14 – teridentifi gr/dl 13 16 kasi (terkena gr/dl gr/dl anemia) 1. Tidak 0 2 2 1 5 0,018 tamat SD 2. Lulus SD 0 0 10 1 11 3. Lulus 3 2 16 4 25 SMP / sederajat 4. Lulus 1 2 24 2 29 SMA / sederajat 5. S1 0 2 3 5 10 Total
4
8
55
13
80
Ditinjau dari tingkat pendidikan, tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p < 0,05). Namun dari hasil penelitian, ibu hamil yang tingkat pendidikan yang tinggi (S1) tetap ada 2 orang responden yang terkena anemia, yang disebabkan oleh karena ibu hamil tersebut bekerja dan beban pekerjaan yang berlebihan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa
ada
hubungan
yang
pendidikan dengan kasus kejadian anemia.
signifikan
antara
ChiSquare
24,312
Tabel 4.16 Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga
Pekerjaan
1. Petani 2. Buruh tani 3. Peternak 4. Pedagang 5. PNS 6. Swasta 7. Ibu rumah tangga 8. Mahasiswi 9. Wiraswasta Total
Kadar Hemoglobin dalam darah Tidak < 11 11 – 14 – menjawa gr/dl 13 16 b (terkena gr/dl gr/dl anemia) 0 0 4 0 0 1 2 1 0 0 0 1 0 2 7 2 0 0 2 3 1 1 11 4 3 3 21 2 0 0 4
0 1 8
3 5 55
0 0 13
Tota l
P
ChiSquare
4 4 1 11 5 17 29
0,442
24,338
3 6 90
Berdasarkan hasil penelitian di dapat hasil bahwa pekerjaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p > 0,05). Dikarenakan anemia tidak hanya diderita oleh ibu hamil yang tidak bekerja di luar rumah, tetapi ada 3 orang ibu rumah tangga yang terkena anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kasus kejadian anemia.
Tabel 4.17 Hubungan Kepatuhan mengkonsumsi Tablet Fe dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga
Konsums i tablet Fe
1. Cukup 2. Baik Total
Kadar Hemoglobin dalam darah Tidak < 11 11 – 14 – menjawa gr/dl 13 16 b (terkena gr/dl gr/dl anemia) 4 8 8 1 0 0 47 12 4 8 55 13
Tota l
P
ChiSquare
21 59 80
0,000
39,919
Dari hasil penelitian terbukti bahwa mengkonsumsi tablet Fe memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p < 0,05). Hal ini terbukti dari hasil uji crosstab yang dilakukan, bahwa ada 8 orang yang tidak cukup atau tidak teratur dalam mengkonsumsi tablet Fe mengalami kejadian anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan kasus kejadian anemia .
4.2 Pembahasan 4.2.1 Usia Hasil univariat dari hasil distribusi usia ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga, didapatkan bahwa analisa hubungan usia ibu hamil dengan kejadian anemia di Sidorejo Kidul Salatiga. adalah dari 80 responden terdapat 68 responden yang tidak mengalami kejadian anemia
dan terdapat 8 responden mengalami kejadian
anemia, sementara ada 4 responden yang tidak memberikan jawaban . Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,358 berarti > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi makan dengan kejadian anemia. Diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia .berdasrkan hasil penelitian maka diketahui bahwa kebanyakan responden masuk dalam kriteria usia matang secara psikologis. Cenderung terkait dengan keadaan biologis dan psikologis dari ibu hamil (Manuaba,
2007).Dapat
disimpulkan
bahwa
ibu
hamil
Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga lebih matang sehingga
timbulnya
sedemikian rupa.
kasus
anemia
dapat
diminimalisir
4.2.2 Paritas Hasil univariat dari hasil distribusi frekuensi makan terhadap ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa analisa hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian anemia di Sidorejo Kidul Salatiga. adalah dari 80 responden yang tidak mengalami kejadian anemia sebanyak 68 responden dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi . Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,501 berarti > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas ibu hamil dengan kejadian anemia.Secara mendalam diketahui bahwa ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga telah melahirkan lebih dari sekali, namun tetap pola makanan dan asupan makanan terjaga.Dari penelitian ini dapat dilihat ada kecenderungan bahwa meskipun makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan maka makin tetap tidak banyak kehilangan zat besi.
4.2.3 Status gizi Hasil univariat dari hasil distribusi status gizi terhadap ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari 80 responden yang tidak mengalami kejadian anemia sebanyak 68 responden dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,308 berarti > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga status gizinya masuk dalam kategori terpenuhi.Status gizi pada ibu hamil di puskemas Sidorejo Kidul keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi terpenuhi, sehingga kasus anemia relatif rendah kemunculannya. 4.2.4 Frekuensi antenatal care (ANC) Hasil univariat dari hasil distribusi frekuensi antenatal care (ANC) ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari sebanyak 68 responden dan terdapat 8
responden mengalami kejadian anemia,
dan 4 responden tidak teridentifikasi.
Hasil uji statistik
didapatkan nilai p= 0,498 berarti > 0,05. Jadi dapat diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara frekuensi atenatal care (ANC)
dengan kejadian
anemia. Secara umum frekuensi antenatal care (ANC) ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga baik sehingga dapat
meminimalisir
pemeriksaan
kehamilan
penyuluhan kehamilan
kesehatan seperti
kejadian
anemia.
(ANC) yang
ibu
mendapatkan
berhubungan
penyuluhan
gizi
Didalam
dengan
kesehatan
yang
berhubungan dengan kehamilan seperti penyuluhan gizi dan makanan juga mendapatkan tablet tambah darah dari petugas kesehatan. Selain itu jika ibu mau mengonsumsi tablet tambah darah tersebut akan memperkecil terjadinya anemia. Standar pelayanan antenatal yang berkualitas yaitu merupakan perpaduan jumlah kunjungan keseluruhan yang secara minimal 4 kali dengan jenis pemeriksaan yang disebut 7 T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, pengecekan tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi Tetanus-Toksoid (TT) pemberian tablet besi, tes penyakit kelamin dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. 4.2.5 Pengetahuan Hasil univariat dari hasil distribusi pengetahuan ibu hamil
Puskesmas
Sidorejo
Kidul
Salatiga
Salatiga
didapatkan bahwa dari 80 responden terdapat responden
68
yang tidak mengalami kejadian anemia dan
terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,339 berarti > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak
ada
hubungan
yang
signifikan
antara
pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia. Risiko kejadian
anemia
ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul
Salatiga Salatiga jauh lebih rendah. Berdasarkan atas pengetahuan ibu hamil, maka individu yang bersangkutan juga semakin memperhatikan pola konsumsi makanan terutama zat besi. Sesuai dengan pendapat Bloom dalam Notoatmodjo (2003) terkait dengan tingkatan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu hamil, maka dapat dikategorikan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil di puskesmas Sidorejo Kidul adalah cukup memahami. Diartikan sebagai sutau kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Seorang ibu yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.Pengetahuan dan frekuensi antenatal care (ANC) tidak terdapat hubungan yang signifikan dikarenakan, ibu hamil sebenarnya telah memiliki pengetahuan tetapi di kehidupan nyata ibu hamil biasanya hanya menganggap
anemia adalah suatu tanda dan gejala kehamilan.Ibu kurang memiliki dorongan melakukan antenatal care (ANC) sehingga memungkinkan terjadinya anemia dalam masa kehamilan.Referensi yang didapatkan ibu berasal dari pengalaman, bukan berdasarkan pengetahuan sehingga ibu yakin bisa mengantisipasi yang dihadapi dan tidak perlu melakukan antenatal care (ANC). 4.2.6 Pendidikan Hasil univariat dari hasil distribusi pendidikan ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari sebanyak 68 responden yang tidak mengalami kejadian anemia dan terdapat 8
responden mengalami
kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,018 berarti < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kasus kejadian anemia. Melalui pendidikan, maka seorang ibu hamil dapat menyeimbangkan
pola
konsumsinya.
Apabila
pola
konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi, sehingga kemingkinan besar bisa terhindar dari masalah anemia.
4.2.7 Pekerjaan Hasil univariat dari hasil distribusi pekerjaan ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari 68 responden yang tidak mengalami kejadian anemia dan terdapat 8
responden mengalami kejadian
anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,442 berarti p > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kasus kejadian anemia. Hasil penelitian
yang
mengindikasikan tidak
adanya
hubungan antara pekerjaan dan risiko kejadian anemia ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat kesadaran ibu hamil akan pola makanan dan pentingnya keseimbangan gizi terpenuhi. Hasil penelitian sependapat diadakan
di
Kabupaten
dengan penelitian yang Serang
dan
Tangerang
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan prevalensi anemia pada kelompok ibu yang bekerja lebih besar yaitu sebesar 56,9% jika dibandingkan dengan kelompk ibu yang tidak bekerja 55,5% (Syarief, 1994). 4.2.8 Kepatuhan mengonsumsi tablet Fe
Hasil univariat dari hasil distribusi kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet Fe di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari 80, responden yang tidak mengalami kejadian anemia sebanyak 68 responden dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi.
Hasil uji
statistik didapatkan nilai p= 0,000 berarti < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan kasus kejadian anemia. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Puskesmas
ibu
hamil
Sidorejo
mengkonsmusi Kidul
Salatiga
tablet Salatiga
Fe
di
tinggi.
Kebutuhan Fe cukup tinggi karena selain diperlukan untuk janin dan plasenta juga karena adanya proses retensi air atau penambahan cairan sebanyak 40,0% dalam tubuh ibu. Jumlah Fe yang dianjurkan pada ibu hamil adalah 18 mg perhari. Konsumsi tablet besi secara baik memberi peluang terhindarnya ibu hamil dari anemia. Mamad (1999) menemukan sebanyak 90,1% ibu hamil yang tidak cukup mengonsumsi tablet besi yang menderita anemia dan sebesar 74,1% pada ibu hamil yang mengonsumsi zat besi cukup sesuai dengan trimester kehamilannya.Tablet Fe dianjurkan di minum diantara dua kali waktu makan, karena
biovaibilitasnya lebih tinggi pasa waktu perut kosong, kecuali jika terjadi efek samping maka tablet fe dapat diminum pada waktu makan (Murtini, 2004).