perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Latar Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Kudus. Sekolah dibawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus. SMPN 1 Kudus permah mengemban status sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. SMPN 1 Kudus terletak di Jl. Sunan Muria No. 10A Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, Telp (0291) 437929 / Faks (0291)
437929
Website
:
www.smp1kudus.sch.id
E-mail
:
[email protected] Dilihat dari lokasi, SMPN 1 Kudus cukup strategis. Strategis dalam arti mudah dijangkau dan mudah dikenal, hal ini karena SMPN 1 Kudus berada di perkotaan yang letaknya tidak jauh dari alun-alun kota Kudus yaitu simpang tujuh dan tidak jauh dari komplek perkantoran Kabupaten Kudus. SMPN 1 Kudus menghadap ke barat, sebelah barat berbatasan dengan Kantor Pengadilan Negeri Kudus dan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kudus, sebelah selatan berbatasan dengan Gereja Katolik Santo Yohanes Evangelista. Walaupun terletak di pinggir jalan raya, namun sekolah ini masih terasa nyaman, aman, rindang dan asri serta bersih, karena sekolah ini menyandang gelar sebagai Sekolah Adi Wiyata Mandiri Nasional.
44
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 3. SMPN 1 Kudus Kepercayaan masyarakat kepada sekolah juga baik, terbukti masih banyak warga masyarakat yang tetap ingin menyekolahkan anak-anaknya di sekolah ini dan masyarakat juga merasa ikut memiliki pada sekolah ini. Hubungan masyarakat sekitar dengan sekolah ini pun amat sangat baik. Masyarakat ikut serta menjaga keamanan sekolah. Keberadaan SMPN 1 Kudus tidak hanya diminati oleh masyarakat Kudus tetapi juga peserta yang berasal dari luar kota Kudus seperti dari Pati, Demak, Jepara dan kabupatenkabupaten lain. Pandangan dan penilaian masyarakat terhadap sekolah ini sejak dulu sampai sekarang baik dan positif. Animo masyarakat tentang SMPN 1 Kudus adalah sekolah favorit masyarakat Kudus. Sejak dulu sekolah ini selalu unggul dalam prestasi baik akademik maupun non akademik. Banyak prestasi yang di
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
raih oleh sekolah ini, disini peneliti tidak mampu menyebutkan satu per satu prestasi akademik maupun non akademik dikarenakan banyaknya prestasi yang diraih
Gambar. 4 Piala prestasi bidang akademik maupun non akademik Dalam setiap event lomba selalu meraih juara 1 atau 2 dan terbukti tahun pelajaran 2008/2009 SMPN 1 Kudus mendapat predikat RSBI karena syarat prestasi. Sekolah ini juga pernah menjuarai Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) tingkat Nasional dan mendapat juara 2. SMPN 1 Kudus juga beberapa kali menjuarai atau mewakili Lomba OSN (Olimpiade Science National) Matematika tingkat Nasional dan mendapat juara 2.
SMPN 1
Kudus juga setiap tahunnya selalu menjuarai Lomba Siswa Berprestasi dan SMPN 1 Kudus juga menjuarai Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) IPA dan Lingkungan meraih juara 3 Jawa Tengah.
perpustakaan.uns.ac.id
47 digilib.uns.ac.id
SMPN 1 Kudus pernah kedatangan Kepala Sekolah Mehmet Akif Arsoy dari Turki yaitu Mr. Faruq Atacan. Beliau melakukan kunjungan ke SMPN 1 Kudus untuk menjalin kerja sama pada bidang pendidikan. SMPN 1 Kudus juga melaksanakan kunjungan sister school ke Negara Singapura dan Malaysia yaitu Yuhua Secondary School dan Seng Kang Secondary School Singapore serta SMK Seri Bintang Selatan dan SMK St. John Malaysia. SMPN 1 Kudus berdiri pada tanggal 1 Maret 1950 dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 2248/B tahun 1950. Sekolah ini memiliki lúas tanah 5790 m2. SMPN 1 Kudus memiliki 9 gedung yang semuanya berlantai dua, kecuali gedung 2 dan gedung 4
yang merupakan bangunan cagar budaya. Gedung 1 terletak
dibagian depan terdapat 4 ruang kelas untuk kelas VIII E sampai H, kamar kecil siswa, gallery (di lantai 2), dan di lantai 1 untuk kamar cecil guru, ruang guru, ruang smart, ruang kepala sekolah, dan ruang Tata Usaha, dan tempat parkir mobil. Gedung 2 merupakan bangunan cagar budaya untuk kelas IX F H, kelas VII G sampai H, dan untuk kelas VIII A sampai D, serta ruang BK. Dibagian belakang dari gedung 2 ada WC, gudang 1, dapur dan gudang 2. Gedung 3 bagian atas untuk laboratorium bahasa dan ruang multi, sedangkan bagian bawah laboratorium multimedia dan UKS/poliklinik. Gedung 4 adalah bangsal/hall room merupakan bangunan cagar budaya, dan di sebelahnya gedung 5 terdiri 2 lantai, bagian atas untuk mushalla dan bagian bawah untuk perpustakaan. Gedung 6 juga terdiri 2 lantai yang kesemuanya untuk ELibrary (Perpustakaan Elektronik), wc dan kamar kecil siswa (urinoir).
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gedung 7 terdiri 2 lantai yang semuanya digunakan untuk ruang pembelajaran kelas VII A sampai VII F. Gedung 8 juga berlantai 2, yang bagian bawah untuk ruang kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, dan yang lantai 2 untuk kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katholik. Gedung 9 tempatnya paling belakang terdiri 2 latai, yang bawah untuk kegiatan pembelajaran kelas IX A sampai IX E, dan yang lantai 2 untuk laboratorium IPA dan Internasional Meeting Room (IMR). (Lihat lampiran 2. Denah Ruang SMPN 1 Kudus).
Gambar 5. Ruang-ruang SMPN 1 Kudus SMPN 1 Kudus memiliki Visi Terwujudnya Organisasi Sekolah Yang Cerdas, Beriman, Berwawasan Lingkungan, dan Kompetitif di Tingkat Global
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
(Establishing Smart School Organization, Religious, Environment Oriented, Competitive In Global Era). Misi SMPN 1 Kudus adalah : 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mencerdaskan olah pikir, olah rasa dann olah raga. 3. Melaksanakan peningkatan/pengembangan stándar pendidikan bertaraf internasional . 4. Mengaplikasikan ICT (Information and Communication Technology). 5. Meningkatkan daya saing di tingkat internasional. 6. Mempunyai lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang, asri dan bersih. 7. Melaksanakan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Guru-guru yang mengajar di SMPN 1 Kudus rata - rata memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang studi yang diampu. Jumlah tenaga kependidikan dan non kependidikan yaitu berjumlah 69 orang, untuk tenaga kependidikan terdiri dari 55 orang (gurú) dan tenaga non kependidikan terdiri dari 14 orang (Staf TU). Untuk kualifikasi pendidikan 80 % Lulusan SI dan 20 % lulusan S2 ( Lulusan S2 UNS dan UNNES). Selain memiliki kualifikasi pendidikan yang baik, gurú- guru SMPN 1 Kudus 85 % memiliki sertifikat guru profesional. Pada tahun Pelajaran 2013/2014 peserta didik SMPN 1 Kudus berjumlah 705 peserta didik. kelas VII terdiri dari 228 peserta didik, Kelas VIII terdiri dari 226 peserta didik dan kelas IX terdiri dari 221 peserta didik, dan kelas VII terdiri dari 8 rombongan belajar. Kelas VIII terdiri dari 8
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rombongan belajar dan IX terdiri dari 8 rombongan belajar. Kepala sekolah SMPN 1 Kudus saat, ini dipimpin oleh H. Oky Sudarto, S.Pd, M.Pd.
B. TEMUAN HASIL PENELITIAN 1.
Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis ICT (Information Communication and Technology) Kegiatan perencanaan pembelajaran merupakan suatu usaha guru mempersiapkan diri dan mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pembelajaran.
Jika
seorang
guru
menginginkan
kegiatan
berhasil
dilaksanakan dengan baik, maka seorang guru harus membuat perencanaan pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar dan berdasarkan perencanaan pembelajaran, seorang guru dapat diketahui kualitas kemampuannya dalam menjalankan profesinya. Perencanaan pembelajaran PAI pada hakikatnya adalah persiapan yang dilakukan guru sebelum mengajar yaitu proses penyusunan strategi, metode, materi, penggunaan media dan penilaian dalam suatu waktu untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, yaitu mengefektifkan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Perencanaan ini akan membantu guru dalam mengatasi persoalan-persoalan yang muncul pada saat pelaksanaan
pembelajaran.
Untuk
dapat
membantu
perencanaan
pembelajaran yang baik guru harus mampu menguasai kurikulum, menyusun, melaksanakan program pembelajaran. Perangkat pembelajaran dalam KTSP
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meliputi program tahunan, program semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan penilaian dan menentukan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sekaligus program merencanakan remedial apabila peserta didik belum mencapai KKM dan pengayaan bagi yang sudah mencapai KKM. Dari hasil wawancara dengan guru SY (Suyanto) dan pengawas SMP AJ (Achmad Junaedi) dapat diketahui bahwa sistem penyusunan program pembelajaran di SMP 1 Kudus, khususnya untuk mata pelajaran PAI
disusun bersama
lewat MGMP
PAI dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, akan tetapi pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi
dan
kondisi
di
sekolah
masing-masing.
Rencana
program
pembelajaran yang disusun melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak lagi bersifat konvensional. Dalam pelaksanaannya SMPN 1 Kudus menggunakan berbagai macam pendekatan dan media pembelajaran yang di sesuaikan dengan materi pembelajaran dan lebih melibatkan peran aktif siswa. Pernyataan Guru SY dalam wawancara yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada petikan berikut: an yang baik merupakan salah satu faktor penting penentu keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Salah satu perencanaan yang baik adalah pemilihan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang sekarang
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilaksanakan adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis ICT. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis ICT ini perlu disusun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran, pemilihan media, bentuk-bentuk dan jenis penilaiannya yang dituangkan dalam - 02 / SY lampiran 8 halaman 123)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pengawas SMP AJ dalam petikan hasil wawancara sebagai berikut: g disusun untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis ICT sudah menyajikan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, tidak lagi bersifat konvensional. Siswa dilibatkan dalam diskusi, penemuan informasi oleh siswa sendiri lewat akses internet serta (CLHW
06 / AJ
lampiran 12 hal 147)
Berdasarkan hasil análisis dokumen yang dibuat guru SY tentang program tahunan (Prota) mata pelajaran PAI kelas VIII SMPN 1 Kudus dapat dinilai bahwa guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus cukup mampu menyusun program tahunan. Pada semester 1, kompetensi dasar yang diajarkan sejumlah 9 kompetensi, sedangkan pada semester 2 sejumlah 6 Kompetensi. Alokasi waktu untuk semester 1 adalah 38 jam pertemuan dan alokasi semester 2 adalah 42 jam pertemuan (CLIIAD/ prota-Lampiran 14, halaman 154). Perangkat lain yang disusun dan dikembangkan oleh guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus adalah silabus. Silabus tersebut
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibuat dalam bentuk tabel. Melihat silabus yang dikembangkan oleh guru SY bersama rekan guru PAI yang terkait dengan stándar kompetensi Menerapkan hukum bacaan qalqalah dan ra, dapat dikatakan bahwa silabus tersebut sudah sesuai dengan KTSP dan dikembangkan nilia-nilai pendidikan karakter. Komponen silabus tersebut meliputi : (1) Stándar Kompetensi , (2) Kompetensi
Dasar,
(3)
Materi
pokok/pembelajaran
(4)
Kegiatan
pembelajaran (5) Indikator pencapaian kompetensi (6) Penilaian (7) Alokasi waktu (8) Sumber belajar dan (9) Karakter siswa yang diharapkan. (CLHAD/ Silabus - lampiran 17, halaman 163). Melihat dokumen tertulis yang berupa silabus tersebut dapat dikatakan bahwa guru SY bersama rekan guru PAI cukup memahami dengan baik cara menyusun silabus sesuai dengan Konsep KTSP. Perangkat lain yang disusun guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus selain prota, promes dan silabus adalah RPP. Berdasarkan RPP yang disusun oleh guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus dapat dilaporkan bahwa guru SY dalam menyusun RPP sesuai dengan format yang telah ditetapkan dalam KTSP tetapi sistematikanya disesuaikan dengan pendekatan dan media pembelajaran yang berbasis ICT. Sistematika yang dibuat guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus adalah sebagai berikut : 1) Penulisan judul RPP, 2) Identítas RPP yang mencakup: a) Indentitas nama sekolah, b) Mata pelajaran, c) Kelas/semester, d) Stándar kompetensi, e) Kompetensi dasar, f) Alokasi waktu, 3) Tujuan pembelajaran, 4) Karakter siswa yang diharapkan, 5) Materi pembelajaran, 6) Metode
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran, 7)Langkah-langkah kegiatan pembelajara yang meliputi a) Kegiatan pendahuluan, b) Kegiatan inti, c) Kegiatan penutup, 8)Sumber belajar, 9) Penilaian. (CLHAD / RPP . lampiran 17, halaman 163).
Gambar 6. Peneliti menanyakan perangkat pembelajaran pada Guru SY Berdasarkan temuan
data penelitian yang berkaitan dengan
perencanaan pembelajaran yang disusun guru SY bersama rekan Guru PAI SMPN 1 Kudus yang meliputi: 1) Prota, 2) Promes, 3) silabus, dan 4) RPP dapat diketahui bahwa guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus cukup menguasai cara-cara penyusunan perencanaan pembelajaran. Guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus telah mencoba menyusunnya sesuai dengan sistematika yang dianjurkan dengan melihat pada situasi dan kondisi disekolah.
Strategi,
metode,
materi
dan
media pembelajaran
yang
direncanakan guru SY disesuaikan dengan kemampuan dan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id
2.
55 digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis ICT (Information Communication and Technology) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Kudus dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam untuk kurikulum KTSP dan 3 jam untuk kurikulum 2013 setiap minggunya. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan oleh guru PAI dengan menggunakan strategi dan metode yang sudah direncaakan di dalam RPP. Strategi dan metode yang dipilih tentunya lebih melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran sehingga siswa tidak mengalami kebosanan dan motivasi siswa akan mengalami peningkatan. Pembelajaran PAI diharapkan akan mampu membentuk peserta didik yang berkarakter serta menguasai IPTEK sebagai bekal awal dalam menghadapi ero globalisasi sehingga pemilihan metode dan media sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Guru AR (Abdul Rochim) Bagian Kurikulum SMPN 1 Kudus . Berikut ungkapan guru AR selaku bagian kurikulum SMP 1 Kudus :
kurikulum 2013 yaitu 3 jam per minggu sedangkan untuk kelas 8 dan 9 mengacu pada kurikulum KTSP dengan alokasi waktu masing masing 2 jam pelajaran. Tujuan kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP 1 Kudus salah satunya adalah membentuk karakter siswa yang baik, menghasilkan prestasi akademik yang baik pula serta mampu bersaing di tingkat Global. Untuk mewujudkan hal tersebut, penerapan inovasi pembelajaran sangat diperlukan, salah satu dengan memanfaatkan media yang mampu meningkatkan motivasi siswa, diantaranya adalah penggunaan ICT dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan visi SMP 1 Kudus yaitu mampu mengaplikasikan ICT
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(CLHW
03 / AR
lampiran 9 hal 133)
Gambar 7. Peneliti melakukan wawancara dengan Bagian Kurikulum Hal yang sama disampaikan oleh Kepala SMP 1 Kudus OS (Oky Sudarto) berkaitan dengan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini: Berikut ungkapan
Kepala Sekolah OS dalam wawancara yang
dilakukan oleh peneliti:
selama ini lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga akan mengalami kebosanan yang berdampak pada hasil belajar yang kurang maksimal. Sehingga perlu inovasi dan strategi pembelajaran yang lebih bervariatif sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sehingga nantinya mampu bersaing di tingkat Global. Salah satu yang bisa diterapkan adalah Pemanfaatan
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ICT dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini sesuai dengan visi SMP 1 Kudus yaitu mampu mengaplikasikan 01 / OS lampiran 7 hal 118)
Gambar 8. Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap guru dikelas dapat dilaporkan beberapa komponen yang terkait dengan pembelajaran, yaitu a). strategi pembelajaran PAI, pembelajaran PAI
b) metode pembelajaran PAI, c) materi
d) media pembelajaran PAI dan e) Penilaían
pembelajaran PAI a. Strategi Pembelajaran PAI Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam kegiatan pembelajaran yang harus diperhatikan oleh gurú. Penggunaan strategi pembelajaran yang efektif akan membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Strategi pembelajaran yang digunakan guru SY dalam membelajarkan materi pokok Menerapkan
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hukum bacaan qalqalah dan ra, adalah dengan strategi pembelajaran aktif (Active Learning) dengan menggunakan model pembelajaran yang Inovatif dan media pembelajaran yang berbasis ICT. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar
pembelajaran
masih
banyak
peserta didik, dikarenakan ditemukan
beragam
dalam
masalah
yang
berhubungan dengan motivasi belajar peserta didik, seperti peserta didik belum dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, peserta didik masih ada yang tidak berani bertanya pada guru meskipun belum paham materi, keaktifan peserta - didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan masih kurang berantusias. Padahal motivasi peserta didik dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Perlu dikelahui bahwa kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik dalam pembelajaran ini adalah peserta didik mampu : 1. Menjelaskan hukum bacaan qalqalah dan ra. 2. Menerapkan hukum bacaan qalqalah dan ra dalam bacaan surat-surat al-
b. Metode pembelajaran PAI Keberhasilan guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh peserta didik tetapi juga ditentukan oleh metode yang digunakan gurú. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap pelaksanaan pembelajaan PAI yang dilakukan guru SY dapat dilaporkan bahwa guru
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
SY telah menerapkan metode pembelajaran yang tidak lagi didominasi dengan ceramah saja tetapi lebih melibatkan peran aktif siswa seperti metode inquirí, penugasan dengan mengaplikasikan ICT sebagai media pembelajaran. Berikut ungkapan Guru SY tentang pelaksanaan pembelajaran PAI di SMP 1 Kudus : ang saya gunakan bervariasi menyesuaikan dengan materi, dan metode yang digunakan sudah sesuai dengan KTSP. Untuk Kompetensí dasar menerapkan hukum bacaan qalqalah dan ra, maka saya menggunakan beberapa metode yaitu, metode tanya jawab, metode inquiry dan metode penugasan dengan mengaplikasikan ICT seperti slide show dan internet sebagai media pembelajaran. Metode ceramah saya gunakan untuk mereview dan memberi penguatan mataeri yang diajarkan. Penggunaan metode itupun sudah kesepakatan dengan rekan guru PAI yang lain. (CLHW - 02/ SY - lampiran 8, halaman 124).
Gambar 9. Peneliti melakukan wawancara dengan guru SY Penggunaan beberapa macam metode dan media tersebut sudah sesuai dengan perencanaan yang di buat oleh guru SY. Hal ini dapat dilihat
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari RPP yang dibuat oleh Guru SY, didalam RPP tersebut dituliskan bahwa metode pembelajaran yang digunakan meliputi : metode ceramah, metode tanya jawab metode inquiry dan metode penugasan. (CLHAD / RPP . lampiran 17, halaman 163).
c. Materi Pembelajaran PAI Setiap
kegiatan
pembelajaran
memerlukan
materi
/
bahan
pembelajaran. Materi yang digunakan guru SY diambil dari buku-buku PAI yang relevan dengan topik pembelajaran dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Kompetensi Dasar yang diharapkan dalam kurikulum adalah peserta didik mampu: 1) Menjelaskan hukum bacaan qalqalah dan ra. 2) Menerapkan hukum bacaan qalqalah dan ra dalam bacaan surat-surat alIndikator pencapaian Kompetensi Dasar adalah 1.
Menjelaskan pengertian hukum bacaan qalqalah
2.
Menjelaskan macam-macam hukum bacaan qalqalah
3.
Menyebutkan contoh-contoh bacaan qalqalah
4.
Menjelaskan pengertian hukum bacaan ra
5.
Menjelaskan macam-macam hukum bacaan ra
6.
Menyebutkan contoh-contoh bacaan ra
7.
Membaca bacaan qalqalah dengan benar
perpustakaan.uns.ac.id
8.
Membaca bacaan ra tebal dengan benar
9.
Membaca bacaan ra tipis dengan benar
61 digilib.uns.ac.id
10. Menerapkan hukum bacaan qalqalah dengan membaca QS. Al-Ikhlas dan QS. Al-Lahab 11. Menerapkan hukum bacaan ra dengan membaca potongan ayat-ayat alDalam Kompetensi Dasar Menjelaskan hukum bacaan qalqalah dan ra, guru SY mengharapkan tujuan setelah mempelajari materi, peserta didik diharapkan mampu : 1.
Menjelaskan pengertian hukum bacaan qalqalah
2.
Menjelaskan macam-macam hukum bacaan qalqalah
3.
Menyebutkan contoh-contoh bacaan qalqalah
4.
Menjelaskan pengertian hukum bacaan ra
5.
Menjelaskan macam-macam hukum bacaan ra
6.
Menyebutkan contoh-contoh bacaan ra
7.
Membaca bacaan qalqalah dengan benar
8.
Membaca bacaan ra tebal dengan benar
9.
Membaca bacaan ra tipis dengan benar
10. Menerapkan hukum bacaan qalqalah dengan membaca QS. Al-Ikhlas dan QS. Al-Lahab 11. Menerapkan hukum bacaan ra dengan membaca potongan ayat-ayat al-
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap Guru SY dan Peserta didik RM, bahwa materi
materi yang ditampilkan dalam media
ICT mudah dipahami dan dilengkapi dengan cara membaca qolqolah dan ra yang benar serta peristiwa
peristiwa yang terkait dengan materi yang
jarang kita lihat dan dengar langsung di sekitar kita Berikut pernyataan Guru SY tentang materi yang terkadung dalam ICT: alah satu factor penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran berbasis ICT, materi yang disajikan dalam media mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman anak. Hal ini tercermin dalam keaktifan anak sewaktu proses pembelajaran dan hasil belajar yang mengalami 02 / SY lampiran 8 hal 125)
Hal yang sama diungkapkan oleh peserta didik PD 10 dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh peneliti :
dipahami dengan mudah karena siswa bisa melihat peristiwa peristiwa yang terkait dalam materi yang tidak bisa dilihat secara
(CLHW
05 / PD 10
lampiran 11 halaman 143)
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 10. Peneliti melakukan wawancara dengan peserta didik
d. Media Pembelajaran PAI dan Sumber Belajar Media merupakan salah satu faktor yang mendukung kualitas pembelajaran. Dalam pembelajaran PAI, ada banyak media yang dapat digunakan.
Berdasarkan
hasil
observasi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru SY, sejauh ini sumber bahan ajar yang digunakan oleh guru SY adalah buku - buku PAI yang relevan dan lembar kerja siswa serta Internet. Selain menggunakan buku sebagai bahan pegangan yang utama bagi peserta didik, Guru SY juga menggunakan media /alat pembelaran berbasis ICT antara lain : LCD, Video (Film/ youtube), informasi melalui internet, power point dan sebagainya.
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pernyataan guru SY tersebut tampak dalam kutipan berikut, waktu menjawab pertanyaan pen (peneliti) tentang sumber belajar dan media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI. Kalau saya pribadi menggunakan buku paket dan LKS, karena itu merupakan sarana yang mudah dijangkau oleh peserta didik dan saya kadang-kadang menggunakan buku paket PAI yang lain untuk menambah wawasan pengetahuan saya dan peserta didik, saya menggunakan Internet (google) dan slide show karena lebih efektif ." (CLHW-02/ SY - lampiran 8, halaman 125).
"seperti yang saya katakan tadi anak-anak juga menggunakan buku paket yang saya pakai, Buku paket dan LKS dan mereka juga menggunakan internet sebagai sumber belajar untuk menambah pengetahuan mereka, anak-anak tinggal pinjam diperpustakaan dan anak-anak menggunakan internet dalam proses pembelajaran mereka karena di SMPN 1 Kudus tersedia jaringan internet, dan hotspot área, jadi tinggal connect saja/' ( CLHW-02/SY - lampiran 8, halaman 126).
"Mengenai Media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran PAI adalah berbasis ICT, pada waktu pembelajaran menggunakan LCD yang difasilitasi sekolah dan memanfaatkan program Microsoft Power point pada saat anak-anak presentasi, juga menggunakan internet, film dan gambar-gambar yang diproyeksikan, dengan menggunakan media tersebut, maka motivasi dan prestasi belajar anak bisa meningkat. (CLHW 03/ SY -lampiran 8, halaman 126).
Pemilihan media yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pelaksanaan
pembelajaran.
Media
seyogyanya mampu memvisualisasikan materi
yang
diterapkan
materi yang abstrak da
jarang dijumpai oleh siswa dalam kehidupan sehari
hari sehingga akan
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat membuat siswa menjadi lebih mudah untuk menyerap materi pembelajaran. Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh terhadap pengawas SMP AJ :
berdasarkan rencana yang telah dibuat dalam RPP. Guru mampu melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Tingkat kebosanan siswa sudah terkurangi dengan strategi yang diterapkan guru dalam pembelajaran Penddikan Agama Islam berbasis ICT. Motivasi siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dalam banyaknya anak yang bertanya, dan menanggapi pertanyaan terkait
(CLHW
06 / AJ
lampiran 12, halaman 147)
Dalam sebuah wawancara terhadap salah satu orang tua peserta didik CS, juga diungkapkan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif akan mampu membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar. Berikut pernyataannya dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh peneliti : Islam sekarang tidak lagi konvensional dan didominasi oleh ceramah saja. Guru sudah kreatif dengan menerapkan ICT dalam pembelajaran. Hal ini membuat siswa lebih antusias dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(CLHW
07 / CS
lampiran 13, halaman 151)
Kesimpulannya selain memakai buku-buku PAI yang relevan, juga menggunakan media ICT seperti komputer dan internet untuk mencari informasi tambahan tentang materi PAI dan juga menjadi acuan oleh guru SY dalam pembelajaran PAI.
e. Kegiatan Proses pembelajaran PAI berbasis ICT Kegiatan pembelajaran yang dilakukan gurn SY berdasarkan hasil observasi di kelas menunjukan bahwa komponen-komponen pembelajaran sudah dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru SY. (CLHAD RPP lampiran 17, halaman 163) Secara umum kegiatan pembelajaran PAI yang dilakukan guru SY terbagi dalam 2 pertemuan. Setiap pertemuan terbagi menjadi 3 tahap, yaitu kegiatan pendahuluan (Apersepsi dan motivasi, kegiatan inti ( Eksplorasi, Elaborasi dan Konfírmasi) dan kegiatan penutup (Refleksi dan Penugasan). Berikut deskripsi kegiatan pembelajaran di kelas VIII di SMPN 1 Kudus. Pada pertemuan pertama, hari Sabtu 24 Agustus 2013, jam pelajaran ke 5 dan 6, kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru masuk kelas, peserta didik duduk dengan rapi, ketua kelas memimpin doa dan peserta didik kelas VIII H siap menerima pelajaran, Guru melakukan apersepsi dan motivasi, peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dan penilaian hari itu. Setelah itu peserta didik membentuk
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelompok dengan cara berhitung satu sampai lima, kemudian yang bernomor sama bergabung menjadi satu kelompok.
Masing-masing
kelompok menentukan ketua kelompok. Pada kegiatan Inti
membagi
materi/topik untuk masing-masing kelompok dan guru menyarankan kepada setiap kelompok untuk
menggunakan
alat bantu visual,
menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan, menggunakan contohcontoh yang relevan, melibatkan teman dalam proses pembelajaran, memberi kesempatan kepada yang lain untuk bertanya.
Gambar 11. Guru SY menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi topik bahasan untuk masing-masing kelompok
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 12. peserta didik antusias mencari materi melalui internet / buku paket
Gambar 13. Peserta didik memanfaatkan hostpot untuk mencari materi
Gambar 14. Pengamat duduk dibelakang mengamati proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
69 digilib.uns.ac.id
Berikutnya guru meminta setiap kelompok menyiapkan strategi untuk menjelaskan materi kepada teman-teman sekelas. Setelah itu masing-masing kelompok bekerjasama menyusun materi dan membuat media.
Gambar 15.Guru SY berkeliling mengamati kelompok kerja Guru berkeliling mengamati dan menanggapi sesekali ada yang bertanya atau belum paham. Setelah itu setiap kelompok mempersiapkan materi dan media laptop dan LCD untuk digunakan pada saat melakukan presentasi. Pada kegiatan akhir guru dan peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran dan melakukan refleksi. Guru juga memberi tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan LKS dan berlatih. Setelah itu peserta didik dalam kelompok saling bersalaman dan menutup dengan doa. Sebelum mengucapkan salam guru mengingatkan peserta didik untuk pertemuan berikutnya kelompok pertama mempersiapkan untuk maju. Terakhir guru mengucapkan salam.
perpustakaan.uns.ac.id
70 digilib.uns.ac.id
Pada pertemuan yang kedua hari Sabtu 31 Agustus 2013 jam pelajaran ke 5 dan 6, kegiatan awal guru masuk kelas. peserta didik duduk dengan rapi, ketua kelas memimpin doa untuk memulai pembelajaran. Guru mengucapkan salam dan melakukan presentasi dan memotivasi peserta didik. Pada kegiatan inti .yang dilakukan kelompok 1sampai dengan 5 adalah maju kedepan kelas secara berurutan untuk melakukan presentasi. Sebelum maju kedepan kelas guru memeriksa terlebih dahulu materi dan media yang akan ditampilkan. Setelah kelompok 1 sampai 5 selesai, guru menanyakan pada peserta didik "bagaimana dengan penampilan masing-masing kelompok 1 dan 2 ini? " bermacam-macam jawaban yang diungkapkan peserta didik, ada yang mengatakan power pointnya kurang menarik terlalu banyak tulisan, menampilkan gambarnya ada yang tidak sesuai dengan materi, ada yang menjawab suaranya kurang keras, ada yang mengatakan intonasi terlalu cepat dan ada yang lupa materi karena grogi. Lalu guru memberi penjelasan contoh bagaimana cara menyampaikan materi yang baik agar peserta didik lebih percaya diri. Lalu guru menanyakan bagaimana dengan kelompok 3 ? "suaranya masih kurang keras, penyampaiannya sudah lucu dan menarik, gambar di power point menarik perhatian kami, tapi kelompok 3 tadi yang menjadi presenter terlihat grogi, tapi media dan materinya jauh lebih baik. Lalu guru memberi tanggapan bahwa faktor grogi itu hanya karena kurang percaya diri atau masih takut salah.
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
Selanjutnya kelompok 4 dan 5 bagaimana ?kelompok 4 dan 5 sudah baik. Guru SY memberi penilaian untuk penampilan masing-masing kelompok, dan tanggapan masing-masing kelompok. Kegiatan akhir bersama peserta didik Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan melakukan refleksi. Peserta didik dalam kelompok saling bersalaman - dan menutup dengn doa Guru menyampaikan salam tanda pertemúan hari itu berakhir. (CLHO 01 - SY, lampiran 18, halaman 174). Dalam pelaksanaan pembelajaran yang penulis amati, Guru SY sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cukup baik. Komponenkomponen kegiatan belajar-mengajar ia laksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusunnya, mulai dari strategi, metode, materi, media dan penilaian (Lihat CLHAD - RPP - lampiran 17, halaman 174).
3.
Penilaian Pembelajaran PAI berbasis ICT Evaluasi atau penilaian dilaksanakan setelah materi pembelajaran telah selesai dilaksanakan. Penilaian atau evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui daya serap atau penguasaan materi oleh peserta didik. Dalam tahapan penilaian atau evaluasi pembelajaran PAI, Guru SY menggunakan metode penilaian dengan menggunakan aplikasi ICT atau berbasis ICT. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru SY dapat dilaporkan bahwa penilaian meliputi penilaian proses da penilaian hasil belajar. Evaluasi atau penilaian dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
72 digilib.uns.ac.id
dengan metode pemberian tugas, penyajian presentasi, diskusi dan ulangan harian.
Gambar 16. Peserta didik sedang mempresentasikan hasil kerjaannya Proses penilaian yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan metode komputerisasi sebagaimana yang dikatakan oeh bagian Kurikulum SMP 1 Kudus. Berikut petikan ungkapan bagian kurikulum saat diwawancarai oleh peneliti. " Proses evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam sudah mulai dilaksanakan dengan komputerisasi sesuai dengan metode guru masing-masing. Hasil penilaian juga diinput ke SIM sebagai salah satu penerapan ISO, dimana siswa bisa mengakses nilai lewat layanan SMS Gateway. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan sudah mengaplikasikan ICT " (CLHW - 03/AR - lampiran 9, halaman 134).
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 17. SIM SMP 1 Kudus Bagian akademik Ungkapan serupa juga disampaikan oleh pengawas SMP AJ dari Dinas Pendidikan
Pemuda
dan
Olahraga
Kabupaten
Kudus.
Berikut
petikanwawancaranya : yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam sudah dilaksanakan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai dan teknik yang digunakan sesuai dengan RPP. Hasil penilaian juga bisa diakses lewat layanan SMS Gateway. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan ICT sudah diterapkan dalam proses evaluasi dan 06/ AJ lampiran 12 halaman 148)
Proses evaluasi atau penilaian dengan media pembelajaran
yang
digunakan Guru SY berhasil menciptakan suasana belajar yang membuat motivasi peserta didik menjadi lebih meningkat. Disamping itu selain berperan sebagai seorang pengajar, Guru SY juga mampu berperan sebagai fasilitator, motivator dan model bagi
peserta didik. Dalam pembelajaran PAI dengan
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan media pembelajaran yang berbasis ICT Peserta didik terlihat antusias mengikuti pelajaran karena dengan media ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Dalam mengikuti pembelajaran PAI mampu bekerjasama, mampu memaparkan materi dengan baik, mampu menumbuhkan kepercayaan diri dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan, terlebih peserta didik mampu menjelaskan materi kepada temannya sendiri, mampu menggali potensi yang dimilikinya, mampu mencari informasi tambahan materi,
bahkan
mampu membuat media yang diperlukan dalam
pembelajaran. Peserta didik berlomba-lomba untuk menjadi
yang terbaik
khususnya bagi peserta didik yang pandai dan kurang pandai merasa terpacu untuk menjadi lebih baik. Hal ini diungkapkan para peserta didik saat wawancara . ungkapan tersebut terlihat dalam kutipan dibawah ini: "Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis ICT dilaksanakan dengan cara siswa disuruh mencari informasi yang terkait dengan materi yang diajarkan dan kemudian didiskusikan dengan teman, kemudian guru memberikan penguatan materi lewat penampilan slide show. Hal ini lebih menarik dan meningkatkan motivasi daripada pembelajaran yang Pendidikan Agama Islam berbasis ICT dibandingkan secara konvensional, karena lebih melibatkan siswa secara aktif dan bisa
menjadi presenter" (PD 6). " Bisa menjelaskan kepada teman " (PD 7). "mampu mengembangkan materi sendiri" (PD3). " memahami materi dengan baik " (PD 8). Dan kami berlomba-lomba menjadi yang terbaik (PD 9) CLWH -05/ PD 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9 - Lampiran 11, halaman 142).
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
Pendapat tersebut juga dibenarkan oleh guru SY saat wawancara ketika bertanya tentang antusiasme peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran PAI "Motivasi siswa akan lebih meningkat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis ICT dibandingkan dengan metode konvensional ceramah, siswa tidak mengalamai kebosanan. Hal ini bisa dilihat dari prestasi hasil belajar peserta didik yang lebih meningkat." (CLHW -02/ SY - Lampiran 8, halaman 127).
Jadi Kesimpulannya pembelajaran PAI menggunakan media ICT mampu menumbuhkan keaktifan dan motivasi serta prestasi peserta didik.
4.
Kendala dan Solusi dalam pembelajaran PAI berbasis ICT
a. Hasil Temuan Kendala dalam pembelajaran PAI Dalam melaksanakan pembelajaran PAI berbasis ICT masih
ada
beberapa kendala yang ditemui. Kendala-kendala dalam pembelajaran PAI berbasis ICT untuk kompetensi dasar menjelaskan hukum bacaan qalqalah dan ra yang terjadi kelas VIII di SMPN 1 Kudus, berdasarkan wawancara dengan guru dan peserta didik, dapat dibedakan menjadi tiga. Tiga sumber kendala tersebut berasal dari : 1) guru 2) peserta didik, dan 3) sarana dan prasarana sekolah. Kendala yang berasal dari guru adalah sebagaimana yang ungkapkan oleh guru SY saat wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id
76 digilib.uns.ac.id
" Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis ICT adalah masih ada anak yang belum memiliki laptop atau netbook sebagai sarana dalam mengakses informasi tentang materi yang diajarkan dari internet. (CLHW 02 SY- lampiran 8, halaman 127).
Peserta didik sendiri juga mengungkapkan kendala yang peserta didik rasakan dalam mengikuti pembelajaran PAI berbasis ICT. Pernyataan para peserta didik saat di wawancarai oleh peneliti, berikut petikannya: " kadang anggota kelompok kami kurang serius, kurang siap dan masih ada yang bercanda, sudah memahami materi tapi ketika maju masih grogi sehingga pada saat menjadi presenter konsentrasi hilang. (CLHW 05 PD 12 )" susah menyampaikan dengan rangkaian katakata yang baku, baik dan benar, terkadang kita masih takut salah (PD 11). "Kurang percaya diri dalam menyampaikan materi, kadang bercanda, lupa materi, grogi jadi yang sudah dihapalkan hilang. (PD 2). "Kurang percaya diri, suaranya kurang keras, (PD 1) grogi sih jadi lupa materi, (PD 5) "karena kelompok kami anggotanya ada yang malas dan tídak mau mengerjakan tugas yang menjadi bagiannya.(PD 4) "susah dalam menyampaikan kata-kata karena kami deg degan (PD 9) "Masih grogi"(PD 6). " Masih malu-malu (PD 8). Lihat Lampiran 11, halaman 144.
Peserta didik sendiri juga mengungkapkan kendala lain yang peserta didik rasakan dalam mengikuti pembelajaran PAI berbasis ICT. Berikut petíkan pernyataan para peserta didik saat di wawancarai oleh pen. "susah mencari sumber informasi, misalnya pada saat kami mau menggunakan internet tapi tidak connect, yang fatal lagi kalau sedang menggunakan LCD tiba-tiba mati"(PD 10). "Terkadang kurang materi karena diperpustakaan bukunya terbatas tentang materi yang bersangkutan"(PD 5). "Kendala dalam mencari informasi di internet
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(CLHW-05/ PD 10- lampiran 11 halaman 144).
Jadi kendala yang dirasakan peserta didik waktu mengikuti pembelajaran PAI adalah susah merangkai kata-kata dan ada peserta didik yang malas, lupa memaparkan materi, masih malu - malu, dan kurang percaya diri (grogi) sehingga pada waktu bicara merasa nurveous. Hal ini berdampak pada penampilan saat menjadi presenter yang di lakukan peserta didik di kelas. Pemaparan menjadi tidak maksimal dan berlangsung seadanya. Kendala dalam pembelajaran PAI selain berasal dari guru dan peseta didik juga berasal dari faktor sarana dan prasarana. Hal ini tampak dalam petíkan wawancara dengan guru SY "Ada, Sarana dan prasarana yang ada terbatas, jadi dalam pembelajaran PAI tidak bisa al!. Out, seperti menghadirkan benda asli darí video ( Youtube) dan membutuhkan jaringan internet untuk
menggali atau menunjukkan informasi dari internet pada saat dibutuhkan terkadang sulit connect, tidak bisa connect biasanya sentral di sekolah dimatikan, jika harus diaktifkan dulu memakan waktu, dan penjelasan dari peserta didik sementara terputus "( CLHW02/ SY - lampiran 8, halaman 128 ).
Pernyataan yang sama juga díucapkan peserta didik wawancara berikut:
dalam petikan
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
"Benar, kadang pada waktu kita akan mengambil informasi tambahan darí internet, malah tidak connect " (CLHW -05/ PD 11 - lampiran 11, halaman 145).
Kesimpulan bahwa kendala dari sekolah adalah sarana dan prasarana yang kurang memadai. b. Solusi untuk mengatasi kcndala dalam pembelajaran PAI berbasis ICT Berdasarkan temuan dilapangan, dapat di paparkan beberapa cara untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran PAI
di kelas VIII
di SMP
Negeri 1 Kudus. Beberapa cara diuraikan berikut dibawah ini: 1)
Solusi mengatasi Kesulitan yang berasal dari gurú Mengenai kondisi kelas yang agak sedikit ramai. Kesulitan ini dapat
diatasi dengan kemampuan guru dalam mengontrol atau mengelola kelas. Guru SY untuk mengkondusifkan peserta didik dengan cara kepada peserta didik yang menjadi pendengar agar lebih aktif dengan melakukan tanya jawab.
Maka peserta didik yang bertanya atau yang dapat menjawab
pertanyaan maka akan diberi nilai. sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan semua materi dapat disampaikan secara maksimal. Selain itu guru harus benar-benar mampu memahami standart isi dalam KTSP, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum tetapi untuk dapat seperti itu harus tahap demi tahap. Pendapat tersebut ditemukan dari hasil wawancara Penulis dengan guru SY
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berikut petikan bagaimana solusi yang
lakukan untuk mengatasi kendala -
kendala dalam pembelajaran PAI rnelalui berbasis ICT "Kalau untuk kelas yang kurang kondusif atau sedikit ramai kita control, kita ingatkan dan seandaínya masih saja ramai, . Biasanya dalam proses pembelajaran ketika kelompok sedang maju melakukan presentasi maka disitu saya meminta kepada peserta didik untuk melakukan tanya jawab, kemudian baik yang bertanya maupun menjawab akan saya beri nilai apabila masih saja ramai maka saya minta peserta didik yang ramai untuk menjelaskan kembali kepada temannya, nah otomatis peserta didik memilih untuk diam dan mendengarkan dan mulai aktif bertanya dan menjawab. Guru harus memahami isi materi agar dapat mencapai target tapi harus tahap demi tahap/ menyesuaikan kondisi yang ada sesuai KTSP (CLHW-02 /SY - lampiran 8, halaman 128).
2)
Solusi mengatasi kendala yang berasal dari peserta didik dalam pembelajaran
PAI berbasis ICT .
dapat dilihat dari petikan hasil
wawancara pen dengan peserta didik. "Kendala yang berasal dari peserta didik adalah kurang serius, kurang menguasai materi, masih kurang percaya diri, suaranya kurang keras, lupa materi yang akan dijelaskan, masih takut salan dan gugup/nervous. (CLHW 05 - PD) Hal tersebut dapat diatasi dengan berlatih lebih serius dan saling rnemberi motivasi agar tidak malas-malasan dan perlu terus melatih rasa percaya diri, saling mengingatkan dalam memahami materi agar lebih menguasai, memupuk rasa keberanian agar percaya diri, mempersiapkan materi agar tidak lupa, dan berlatih menjadi presenter seolah-olah menjadi guru sungguhan. (CLHW 02- SY - lampiran 8, halaman 129).
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3)
Solusí mengatasi kendala yang berasal dari sarana prasarana Dalam pembelajaran PAI yang tidak disediakan sekolah, guru
menghimbau agar peserta didik beruasaha sendiri. Untuk mengatasi kendala jaringan Internet yang tidak connect pada saat dibutuhkan maka guru menghimbau kepada peserta didik untuk membawa modem, atau mencari materi/ sumber informasi lewat warnet. harap dipersiapkan sebelum kelompok maju atau diluar jam pelajaran. Hasil wawancara pen dapat dilihat dari petikan berikut. "Mengenai sarana prasarana, saya meminta peserta didik untuk membawa modem sendiri, atau saya minta pada peserta didik untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebelum maju kedepan sehingga wakíu dapat berjalan efektif dan efísien" (CLHW 02/SY - lampiran 8, halaman 129).
Selain itu pihak sekolah berupaya untuk meningatkan sarana dan prasarana pembelajaran seperti komputer dan LCD proyektor, pemasangat hot spot yang bisa di setiap area SMP 1 Kudus yang bisa digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. (CLHW
04 / WS
lampiran 10 hal 137)
Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap bagian sarana dan prasarana SMP 1 Kudus : prasarana merupakan salah satu factor penting penentu keberhasilan pembelajaran. Pemenuhan sarana prasarana untuk pembelajaran selalu ditingkatkan. Misalkan di kelas kelas sudah dilengkapi dengan Komputer dan LCD Proyektor, di perpustakan sudah dilengkapi dengan DVD dan pemsangan hot spot di setiap area SMP 1
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kudus
(CLHW
yang bisa digunakan untuk mendukung proses pembelajaran
04 /WS
lampiran 10 halaman 137)
Gambar 18. Peneliti melakukan wawancara dengan Bagian sarana prasarana
5.
Hasil yang dicapai
pembeiajaran PAI berbasis ICT
Peristiwa kegiatan pembeiajaran PAI berbasis ICT vang dilaksanakan guru SY terlihat dari foto/gambar. Hasil lebih lúas dari keberhasilan mengaktifkan peserta didik dan meningkatkan motivasi belajar PAI adalah beberapa peserta didik menjadi senang pelajaran PAI dan beberapa dari peserta didik mengikuti kejuaraan Mapsi, LCCI, Lomba siswa berprestasi, dan tidak kalah hebatnya setiap event lomba peserta didik mendapat juara, baik juara tingkat kabupaten maupun provinsi. Ini terbuktí pembeiajaran PAI
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
salah satunya dengan menggunakan media ICT di SMPN 1 Kudus berhasil dengan amat baik. C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.
Perencanaan pembeiajaran PAI berbasis ICT Perencanaan pembeiajaran PAI pada hakikatnya adalah persiapan yang dilakukan guru sebelum mengajar PAI yaitu penyusunan strategi, metode, materi, penggunaan/pemilihan media dan penilaian dalam suatu waktu untuk mencapai tujuan, yaitu untuk mengefektifkan pelaksanaan pembeiajaran PAI. Perencanaan ini akan membantu guru dalam mengatasi persoalan-persoalan yang mungkin muncul padá saat pelaksanaan pembelajaran. Untuk dapat membuat perencanaan pembeiajaran yang baik guru harus, menguasai kurikulum, menyusun dan melaksanakan program pengajaran (program Tahunan, Program Semester, silabus, rencana pembelajaran dan melakukan' penilaian serta mengadakan program remedial. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa (2008: 4-5) bahwa KTSP menuntut untuk guru membuktikan
ke
profesionalannya.
Guru
dituntut
untuk
mampu
mengembangkan RPP berdasarkan kompetensi dasar yang dapat digali dan dikembangkan oleh peserta didik. Guru harus mampu menggali potensi diri peserta didik, kemauan dan keaktifan peserta didik sehingga mampu mencari dan menemukan makna dari apa yang akan dipelajari. Tugas guru bukan hanya mencurahkan dan mentransfer ilmu kepada peserta didik dengan berbagái ilmu pengetahuan saja, tetapi guru berfungsi sebagai motivator, mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru harus mampu menyusun rencana
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan pembelajaran yang tidak saja baik tetapi juga mampu memberikan keleluasaan dan ruang gerak pada pseseta didik untuk mencari, membangun, membentuk, mengaplikasikan serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru harus mampu mandiri dan profesional karena pada hakikatnya KTSP adalah sebuah model pengembangan kurikulum berbasis sekolah yang menuntut kemandirian guru dan keprofesionalan gurú. Perangkat perencanaan pembelajaran mata pelajaran PAI dalam KTSP, bisa berwujud beberapa macam antara lain : Program Tahunan, Program semester, silabus, RPP, penilaian dan program remedial. Berdasarkan hasil wawancara maupun análisis dokumen yang ada dapat diketahui bahwa sistem penyusunan program pembelajaran di SMPN 1 Kudus, khususnya untuk mata pelajaran PAI, menurut guru yang disusun bersama MGMP dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), akan tetapi pelaksanaannya dikembangkan sendiri disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Rencana program pembelajaran yang disusun
melibatkan
keaktifan
siswa
dalam
pembelajaran
sehingga
pelaksanaan pembelajaran tidak lagi bersifat konvensional. Dalam pelaksanaannya SMPN 1 Kudus menggunakan berbagai macam media pembelajaran, diantaranya media pembelajaran yang berbasis ICT. Berdasarkan análisis dokumen yang dibuat guru SY tentang program tahunan mata pclajaran PAI kelas VIII SMPN 1 Kudus dapat dinilai bahwa
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
guru SY cukup mampu menyusun prota dan promes bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus. Pada semester I, kompetensi dasar yang diajarkan sejumlah 9 kompetensi, sedangkan pada semester 2 sejumlah 6 Kompetensi. Alokasi waktu untuk semester 1 adalah 38 jam pertemuan dan alokasi semester 2 adalah 42 jam pertemuan. Perangkat lain yang disusun oleh guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus adalah silabus. Silabus tersebut dibuat dalam bentuk tabel. Melihat silabus yang disusun oleh guru SY yang terkait dengan Kompetensi dasar menjelaskan hukum bacaan qalqalah dan ra, dapat dikatakan bahwa silabus tersebut sudah sesuai dengan KTSP dan dikembangkan nilai-nilai pendidikan karakter. Komponen silabus tersebut meliputi : (1) Standar Kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) materi pokok pembelajaran (4) kegiatan pembelajaran (5) indicator (6) penilaian yang mencakup teknik penilaian, bentuk instrument, contoh instrument (7) alokasi waktu dan (8) sumber belajar dan ditambahkan kolom (9) pendidikan karakter. Melihat dokumen tertulis yang berupa silabus tersebut dapat dikatakan bahwa guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus cukup memahami cara menyusun silabus sesuai dengan konsep KTSP. Hal ini sependapat dengan T Raka Joni, bahwa kemampuan merencanakan program belajar mengajar mencakup pengajaran,
kemampuan:
merencanakan
merencanakan
pengelolaan
pengorganisasian kegiatan
belajar
bahan-bahan mengajar,
merencanakan pengelolaan kelas, merencanakan. penggunaan media dan sumber belajar, merencanakan penilaian prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajar.
perpustakaan.uns.ac.id
85 digilib.uns.ac.id
Perangkat lain yang disusun guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus selain prota, promes, dan silabus adalah RPP. Berdasarkan RPP yang disusun oleh guru SY bersama rekan Guru PAI SMPN 1 Kudus dapat dilaporkan bahwa guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus dalam menyusun RPP sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah tetapi sistematika disesuaikan dengan pendekatan CTL yang ditetapkan oleh SMPN 1 Kudus. Sistematika yang dibuat guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus adalah sebagai berikut : 1) Penulisan judul RPP, 2) identitas RPP yang mencakup: Indentítas ñama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, stándar kompetensi, kompetensi dasar, dan alokasi waktu, 3) tujuan pembelajaran, 4) karakter siswa yang diharapkan, 5) materi pembelajaran, 6) metode pembelajaran, 7) kegiatan pembelajaran yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti ( Eksplorasi. Elaborasi dan Konfirmasi), penutup, 8) sumber dan alat/ media belajar, 9) penilaian proses dan hasil dan tindak lanjut 10) lampiran. Hal tersebut serupa dengan pendapat pola Prosedur Pengembangan System Instruksional (PPSI) bahwa dalam kegiatan belajar mengajar melíputi Merumuskan tujuan Instruksional, menguraikan deskriptif satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih berbagai media dan sumber belajar, menyusun instrument untuk nilai penguasaan tujuan. Perencanaan pembelajaran yang disusun guru SY bersama rekan Guru PAI SMPN 1 Kudus yang meliputi : 1) Prota, 2) Promes, 3) silabus, dan 4) RPP dapat diketahui bahwa guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus cukup menguasai cara-cara penyusunan perencanaan pembelajaran. Guru SY bersama rekan guru PAI SMPN 1 Kudus telah mencoba menyusunnya sesuai
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan sistematika yang dianjurkan dengan melihat pada situasi dan kondisi di sekolah. Strategi, metode, materi, medía pembelajaran dan penilaian yang direncanakan guru SY disesuaikan dengan kemampuan dan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah. Sejalan
dengan
pendapat
Oemar
Hamalik (2008:250) dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa komponen terkait yaitu Strategi Pembelajaran, metode pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Pemilihan metode dan media yang tepat merupakan salah satu perencanaan yang baik. Guru SY menerapkan berbagai metode yang lebih meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran serta memilih media yang mampu membuat siswa beinteraksi langsung dan membuat aktif siswa di dalam proses pembelajaran antara lain penggunaan media ICT dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Qiyun Wang and Huay Lit Woo dalam penelitiannya bahwa ICT dapat diintegrasikan dalam kurikulum, topic dan pembelajaran secara praktis. Khalid Abdullah Bingimlah (2009) dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa penggunaan ICT sangat penting untuk siswa dalam belajar. Di setiap kelas di SMP 1 Kudus telah dilengkapi LCD Proyektor dan hot spot yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran PAI berbasis ICT.
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Pelaksanaan Pembelajaran PAI berbasis ICT SMP 1 Kudus adalah salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) yang merupakan sekolah eks
RSBI yang ada di Kabupaten Kudus dimana proses
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan aplikasi ICT (Information, Communication dan Technology). Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 1 Kudus dilaksanakan dengan strategi, metode dan penggunaan media yang lebih meningkatkan peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran dengan mengacu pada Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru sebelumnya. Penggunaan strategi pembelajaran yang efektif dan pemilihan media yang tepat akan membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Perlu diketahui, bahwa kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didík dalam pembelajaran PAI meliputi 2 hal, yaitu peserta didik mampu : a) Menjelaskan hukum bacaan qalqalah dan ra ; b) Menerapkan hukum bacaan qalqalah dan ra dalam bacaan surat-surat albenar. Berdasarkan
hasil
temuan
di
lapangan,
bahwa
pelaksanaan
pembelajaran PAI berbasis ICT yang dilaksanakan oleh Guru SY sudah mengarah pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang mengacu pada belajar konstruktivisme peserta didik. Guru SY menerapkan berbagai metode dan pemilihan media yang lebih meningkatkan peran aktif siswa dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id
88 digilib.uns.ac.id
pembelajaran. Guru SY mengkombinasikan aplikasi ICT dengan metode yang diterapkan antara lain: metode inquirí, tanya jawab, serta penugasan dan metode ceramah yang hanya digunakan guru saat memberikan penguatan materi. Metode ceramah tidak bisa dihindari dalam pembelajaran karena termasuk cara untuk menanamkan konsep pada peserta didik. Pemilihan media ICT di dalam pembelajaran mampu meningkatkan peran aktif dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik dapat mencari informasi yang terkait dengan materi secara inquirí melalui jaringan internet, kemudian mempresentasikan kepada temannya dimana temannya dapat melakukan tanya jawab untuk mendapat materi yang lebih banyak dan jelas. Dengan menggunakan media ICT, materi
materi pelajaran
yang abstrak dan jarang dijumpai secara nyata dalam sehari
hari akan
tergambar jelas dan mudah ditangkap oleh peserta didik sehingga peserta didik akan lebih termotivasi dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli M (2013) bahwa Model pembelajaran dengan menggunakan ICT dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Aina, Jacob Kola (2013) dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa penggunaan ICT dalam pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih efektif. 3.
Evaluasi Pembelajaran PAI berbasis ICT Evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh Guru SY meliputi penilaian proses dan penilaian hasil belajar dan dilaksanakan sesuai dengan indikator yang ingin di capai dan teknik yang digunakan sesuai dengan yang
perpustakaan.uns.ac.id
89 digilib.uns.ac.id
ada di RPP. Berdasarkan temuan di lapangan proses evaluasi yang dilakukan oleh Guru SY dengan memberikan penilaian terhadap tampilan power point masing
masing kelompok, penyajian materi, tanggapan terhadap pertanyaan
yang diberikan, keaktifan kelompok serta ulangan harian. Untuk penilaian hasil belajar dapat dilihat dari ulangan harian. Berdasarkan pengamatan dan wawancara, bahwa guru SY sudah menerapkan metode komputerisasi dalam proses evaluasi, kemudian nilai di upload dalam sistem SMS Gatway dimana peserta didik bisa mengakses nilai secara cepat. Ketika proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode konvensional dan ceramah, hasil belajar didik ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 1 Kudus. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis ICT dilaksanakan pada kelas VIII H Tahun Pelajaran 2013/2014 membuat peserta didik lebih termotivasi sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
4.
Kendala dan Solusi dalam pembelajaran PAI berbasis ICT a. Kendala dalam pembelajaran PAI berbasis ICT Pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis ICT di SMPN 1 Kudus, terdapat beberapa kendala yang dihadapi berdasarkan wawancara dengan guru dan pesera didik, dapat di bedakan menjadí tiga kendala. Tiga sumber
perpustakaan.uns.ac.id
90 digilib.uns.ac.id
tersebut berasal dari : 1) guru, 2) peserta didik, 3) sarán dan prasarana sekolah. Kendala yang berasal dari guru adalah dalam hal pelaksanaan pembelajaran PAI dengan media ICT yang berdasarkan pada KTSP, guru mengalami kesulitan pada pengelolaan kelas,
sedangkan kendala
pelaksanaan pembelajaran PAI yang bersumber dari peserta didik adalah ada kelompok kurang serius dalam bekerja sama untuk mencari materi tambahan /informasi, pserta didik masih merasa kurang percaya diri sehingga pada waktu pada melakukan presentasi merasa nervous, grogi, sehingga materi yang akan dipaparkan sedikit dalam memaparkan materi maupun dalam melakukan tanya jawab kemungkinan takut salah. Hal ini berdampak pada presentasi peserta didik di depan kelas, dalam mempresentasikan materi yang dilakukan peserta didik menjadi tidak maksimal. Kendala dalam pembelajaran PAI dengan media ICT selain berasal dari guru dan peserta didik juga berasal dari faktor sarana dan prasarana yaitu kurang tersediannya sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran membuat peserta didik membawa sendiri media yang dibutuhkan untuk pembelajaran. b. Beberapa upaya mengatasi kendala dalam pembelajaran PAI berbasis ICT Berdasarkan hasil temuan di lapangan, dapat di paparkan beberapa cara untuk mengatasi kendala-kandala dalam pembelajaran PAI di SMPN 1 Kudus. Cara-cara tersebut di uraikan sebagai berikut, kesulitan yang berasal dari guru, yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran PAI dengan
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
media ICT
berdasarkan KTSP, guru mengalami kesulitan pada
pengelolaan kelas. Menurut guru SY kesulitan ini dapat di atasi dengan kemampuan guru dalam mengontrol atau mengelola kelas dengan caranya guru sendiri misalnya dengan memotivasi peserta didik dengan memberikan reward berupa nilai apabila peserta didik mau bertanya dan menjawab pertanyaan temannya. Guru harus benar-benar mampu mengelola kelas atau mengkodusifkan kelas sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif dan semua materi dapat di sampaikan secara maksimal. Selain itu guru harus benar-benar mampu memahami standar isi dalam KTSP, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan dalam kurikulum tetapi untuk dapat seperti itu harus dilakukan tahap demi tahap. Hal ini sependapat dengan Anieq Farizie (2005) dalam penelitiannya bahwa dengan media ICT dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran PAI. Faktor kendala dalam pembelajaran PAI yang bersumber dari
peserta didik adalah kurang serius dalam bekerja
sama mencari materi tambahan dan masih ada yang kurang kompak, peserta didik masih kurang percaya diri sehingga pada waktu presentasi merasa nerveous, materi yang sudah dipahami sedikit lupa, dan masih takut salah untuk melakukan tanya jawab, kekompakan anggota kelompok yang masih kurang optimal, kemampuan berbicara yang kurang keras dan intonasi yang kurang dinamis, dan pemahaman materi yang kurang optimál. hal tersebut dapat diatasi dengan lebih serius dalam mengerjakan tugas menean materi tambahan informasi dan mengenai presentasi di kelas
perpustakaan.uns.ac.id
92 digilib.uns.ac.id
sebelumnya bisa di dampingi guru agar peserta didik dapat mengetahui letak kesalahan dan letak kekurangannya untuk menumbuhkan rasa percaya diri, guru dapat memberikan motivasi dan memberikan pemahaman, saling membantu dan memahami materi agar bisa memaparkan materi dengan optimal, meningkatkan kekompakkan anggota kelompok agar terpupuk rasa keberanian, dan belajar seolah-olah menjadi tutor lebih maksimal. Hal ini sesuai dengan penelitian Andrej Sorgo (2009) bahwa penggunaan ICT dapat menumbuhkan sikap positif dalam pembelajaran. Upaya untuk mengatasi faktor kendala dari sarán dan prasarana untuk mendukung pembelajaran PAI berbasis ICT khususnya peralatan-peralatan yang di butuhkan, peserta didik membawa sendiri.
5.
Hasil Yang dicapai pembelajaran PAI berbasis ICT Dalam penelitian ini hasil lebih luas dari keberhasilan mengaktifkan peserta didik dan menumbuhkan motivasi belajar, menumbuhkan kreativitas peserta didik belajar PAI, menumbuhkan rasa keberanian, mampu menjelaskan materi kepada temannya sendiri dengan baik adalah beberapa peserta didik menjadi senang pelajaran PAI dan beberapa dari peserta didik mengikuti kejuaraan sepertí, LCCI, siswa berprestasi, dan tidak kalah hebatnya setiap event lomba peserta didik mendapat juara, baik juara tingkat kabupaten maupun provinsi. Ini terbukti pembelajaran PAI berhasil karena di SMPN 1 Kudus salah satunya menggunakan media ICT. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Herfen Suryati (2008) dan Zulkifli M (2003) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis
perpustakaan.uns.ac.id
93 digilib.uns.ac.id
TIK dapat meningkatkan hasil belajar. Stewart Marshall dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa ICT dan e pendidikan.
learning sukses diterapkan dalam