Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Harian Kompas dan Kompas Kampus Harian Kompas merupakan media pelopor dalam media cetak. Harian Kompas pada awal berdirinya bernama Intisari, yaitu pada tanggal 7 Agustus 1963. Intisari pada awalnya merupakan buah kerjasama P. K. Ojong dengan Jacob Oetama. Mereka mendapat julukan Sang Pemula, karena memang kemudian menjadi awal (pemula) dari Kelompok Kompas Gramedia (KKG), yang awalnya berkembang dari multiple media sebagai core business, tetapi kemudian berkembang menjadi multibusiness group of companies yang terdiri related diversification dan unrealated diversification. Awal mula berganti nama menjadi sebuah koran harian Kompas sendiri karena untuk melawan koran harian yang dibuat oleh pers komunis. Semula nama yang dipilih “Bentara Rakyat”, penggunaan nama dimaksud untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa pembela rakyat yang sebenarnya bukanlah PKI. Nama Kompas sendiri merupakan pemberian dari Presiden Soekarno (saat itu), Kompas yang berarti pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan atau hutan rimba. Sementara Bentara Rakyat sendiri berdiri menjadi Yayasan Bentara Rakyat yaitu sebagai penerbit Harian Kompas. Maka, tepat pada tanggal 28 Juni 1965, Harian
Kompas lahir dengan motto “Amanat Hati Nurani Rakyat”, dengan edisi pertama terbit sebanyak empat halaman. PT Kompas Media Nusantara adalah lembaga media massa, dengan pemimpin tertinggi adalah Pemimpin Umum dibantu oleh Wakil Pemimpin Umum Bidang Non Bisnis dan Wakil Pemimpin Umum Bidang Bisnis. Lalu ada Pemimpin Redaksi yang bertanggung jawab atas bidang redaksi, dan Pemimpin Perusahaan yang bertanggung jawab bidang bisnis. Di bawah Pemimpin Redaksi adalah Redaktur Pelaksana dan di bawahnya terdapat Kepala Desk, Kepala Biro, dan Reporter. Pada Bidang Bisnis, di bawah Pemimpin Perusahaan ada General Manajer Iklan dan General Sirkulasi, serta ada General Marketing Communication. Di antara dua bidang itu ada bagian Penelitian dan Pengembangan, Direktorat SDM-Umum, dan Teknologi Informasi. Mereka sifatnya supporting dan di bawahnya ada supervisi Wakil Pemimpin Umum Non Bisnis, sementara untuk Pemimpin Perusahaan disupervisi Wakil Pemimpin Umum Bidang Bisnis. Adapun visi dari Harian Kompas, ”Menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat, serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan”. Sedangkan misi dari Harian Kompas ”Mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat secara profesional, sekaligus memberi arah
perubahan
(Trend
Setter)
menyebarluaskan informasi terpercaya”.
dengan
menyediakan
dan
Kompas Media Nusantara memiliki jaringan yang sangat luas, sudah mencakup seluruh Indonesia. Khususnya Pulau Jawa dan Bali sebagian besar, Sumatera sebagian besar, Sulawesi, dan Kalimantan. Karena pada saat ini Kompas sedang semakin giat menaikan kategori jenisnya, dari surat kabar local, menjadi surat kabar nasional. Target audience atau target khalayak dari pembaca Kompas digolongkan pada SES tingkat AB dan A, para mahasiswa dan pekerja kantoran. Seiring
perkembangan
zaman
Harian
Kompas
semakin
meningkatkan hubungan dengan pelanggannya maupun khalayak umum lainnya. Bukan hanya untuk kalangan orang tua dan pekerja saja Harian Kompas saat ini diperuntukan. Harian Kompas mulai meranggkul kaum muda-mudi, ada yaitu Kompas Muda dan Kompas Kampus yang diurus oleh mahasiswa sendiri dengan dukungan oleh pihak Harian Kompas. 4.1 Struktur Organisasi Kompas Media Nusantara
(Sumber Diklat Kompas)
Profil Perusahaan Perusahaan
: Kompas Media Nusantara
Jenis
: Media Cetak / Surat Kabar
Alamat
: Gedung Kompas Gramedia Jalan Palmerah Selatan No. 22 – 28 Unit 2 Lantai 2, Jakarta 10270
Telp.
: 021 – 5350377 / 5350388
Fax.
: 021 – 5360678
Web
: kompas.com
Facebook
: kompas kampus
Twitter
: @kompasdotcom
Logo
:
Kompas Muda adalah sebagai fasilitator dari komunitas remaja yang menggunakan media koran, internet dan mobile phone sebagai media untuk interkasi dan berekspresi. Kompas Muda lahir pada 12 Januari 2007, dengan menjunjung nilai edukatif dan tidak meninggalkan trend remaja pada saat ini, untuk itu sarana yang dipakai juga lebih semakin maju sesuai zamannya. Yang menjadi volunteer Kompas Muda adalah rentang usia remaja sekolah antara 15-18 tahun. Kompas
Muda
memperkenalkan
jurnalisme
warga
(citizen
journlism). Yaitu hanya di Kompas Muda, siapa saja yang tidak
mempunyai pengalaman dalam tulis-menulis bisa dilatih dengan cepat untuk berbagi ide dan pengalaman. Kompas Muda menampilkan jurnalisme dengan gaya bahasa khas anak muda. Anak muda adalah kelompok yang berbeda dari segmentasi Harian Kompas, yang identik dengan kelompok dewasa atau “tua”. Tentunya diperlukan treatment yang berbeda dalam menangani segmentasi ini. Oleh karena itu, Kompas Muda hadir untuk menjangkau kelompok anak muda. Untuk bisa dekat dengan pembacanya, Kompas Muda gencar mengadakan berbagai event di mana para remaja ini bisa saling bertatap muka. Selain itu, para pembaca remaja ini bisa berkontribusi dengan menulis di halaman Kompas Muda sebagai wadah menyalurkan bakat dan kreativitas di luar jam sekolah. Interaksi dengan Kompas Muda dapat melalui jejaring sosial seperti friendster maupun facebook, sarana telepon maupun sms pun bias dilakukan, serta melalui email/website
[email protected] dan www.mudaers.com. Adapun yang berhubungan langsung dengan anak muda khususnya pada ligkungan kampus, pihak Harian Kompas memiliki Kompas Kampus. Dengan memiliki volunteer yang rata-rata berusia 18-24 tahun. Kompas Kampus sendiri adalah merupakan sebuah rubrik tentang anak muda (anak kampus) yang ada pada Harian Kompas setiap hari Selasa. Kompas Kampus itu sendiri merupakan salah satu ‘wadah’ bagi mahasiswa untuk aktualisasi diri, mengeluarkan pendapat, pemikiran sampai dengan hasil-hasil penelitian. Selain itu melalui Kompas Kampus
para mahasiswa juga dapat saling memberi informasi tentang kegiatankegiatan kampusnya dan diharapkan pula melalui Kompas Kampus, para mahasiswa dapat saling berbagi tentang semangat entrepreuner sesama mahasiswa. Kegiatan-kegiatan yang rutin diadakan oleh Kompas Kampus adalah Campus Competition, Workshop and Sharing Knowledge, & Enterpreneurs Day.
4.1.2 Tupperware Tupperware Corporation yang berpusat di Orlando, Amerika Serikat, adalah perusahaan multinasional yang memproduksi serta memasarkan produk plastik berkualitas untuk keperluan rumah tangga. Dengan
sistem
penjualan
langsung
(direct
selling),
Tupperware
berkembang dan berada dilebih dari 1000 negara. Di beberapa Negara, kebanyakan Tupperware berhasil menempati perusahaan dengan direct selling rangking atas. Berkat penemuannya yang gemilang, pada tahun 1937, di Amerika (dikembangkan tahun 1946), Earl Tupper melahirkan berbagai produk inovatif
bermerek
Tupperware.
Kehadirannya
mempermudah
dan
memperindah kehidupan para ibu rumah tangga di Amerika. Salah satunya adalah Home Party, yang dikenal sebagai Tupperware Party adalah cara penjualan yang unik, informatif, dan menghibur. Cara ini diperkenalkan pertama kali oleh Brownie Wise. Kejeliannya memanfaatkan teknologi membuat Tupperware tanggap
dengan berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat. Diperkirakan hamper setiap 2,3 detik diselenggarakan Tupperware Party disalah satu sudut dunia. Tupperware selalu melahirkan produk baru berkualitas yang innovatif, berdesain unik dengan warna warni yang khas, trendy dan menarik. Bahan yang digunakanpun berkualitas terbaik, aman bagi kesehatan serta ramah lingkungan bahkan telah memenuhi ketentuan FDA,
EFSA dan FS
.
Sesuai dengan komitmennya dalam memberi kepuasan maksimal kepada semua pencinta dan penggunanya, Tupperware tak ragu untuk memberikan garansi seumur hidup (sesuai pemakaian normal). Secara resmi Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991. PT. Alif Rose di Jakarta merupakan distributor resmi pertama Tupperware, dan kini sudah lebih dari 70 Distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Didukung lebih dari 50.000 tenaga penjual independen, produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan. Pelatihan dan bimbingan yang diberikan merupakan bekal untuk menjadi tenaga penjual yang tangguh. Meski terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan, namun ada satu persamaannya yaitu bisa menyisihkan waktu untuk keluarga, sekaligus memiliki karir dan penghasilan yang sangat memuaskan.
Visi Tupperware Indonesia adalah menjadi Company of Choice dan Brand of Choice. Sedangkan misinya adalah merubah hidup lebih banyak orang menjadi lebih baik lagi.
4.2. Hasil Penelitian Bagian ini adalah merupakan deskripsi mengenai hasil penelitian yang penulis lakukan. Analisis berdasarkan sumber utama yang berhasil penulis dapatkan, serta tidak lupa berdasarkan sumber-sumber lain sebagai pelengkapnya. Yang menjadi narasumber untuk subyek penelitian ini adalah Ibu Tarrence Palar (Mar.Comm Executive) dari Harian Kompas serta penanggung jawab Kompas Kampus. Sebelum melihat apa strategi promosi yang dilakukan Kompas Kampus (Harian Kompas) hendaknya kita melihat dan menganalisa situasi dan lingkungan sekitar, serta perlunya mengetahui mengenai bauran pemasaran produknya dahulu, yaitu melihat dari susunan 4P (product, price, place, promotion). Menurut Ibu Tarrence:
“Kompas Kampus merupakan sebuah rubrik yang ada pada harian Kompas, yang ada terbit setiap hari selasa. Harian Kompas itu sendiri merupakan surat kabar (koran) yang cakupan distribusinya sudah mencapai taraf Nasional. Sedangkan Kompas Kampus sendiri pun sudah mencakup wilayah yang luas, sekalipun baru sampai Sumatera, Jawa, dan Bali. Kompas Kampus banyak melakukan kegiatan berupa event-event
yang mengangkat tema pendidikan. Kegiatan-kegiatan yang rutin diadakan oleh Kompas Kampus adalah Campus Competition, Workshop and Sharing Knowledge, & Enterpreneurs Day. Kompas Kampus sering melakukan berbagai event, dan biasanya media promosi untuk event melalui advertising, serta promosi melalui social media, yang karena meskipun tergolong murah promosi melalui social media, juga memang karena mengikuti pasar yang sesuai yaitu anak muda yang sarat akan kemajuan
teknologi
informasi.
Kompas
Kampus
juga
mengajak
mahasiswa-mahasiswa di setiap kampus yang didatangi saat melakukan kampanye brand, agar mereka mau menjadi volunteer, yang nantinya mereka yang telah menjadi volunteer akan diikutsertakan dalam berbagai bentuk kegiatan, serta agar memudahkan penyebaran issu seputar event di lingkungan kampus masing-masing”.
Berdasarkan data yang telah diberikan oleh pihak Kompas Kampus, yaitu oleh saudara Aqsa, selaku perwakilan Kompas Kampus, penulis dapat menjabarkan mengenai bauran pemasaran Kompas Kampus, yaitu: a.
Produk
: Kompas Kampus (Rubrik dalam Harian Kompas)
Jenis
: Rubrik dalam Surat Kabar (Koran)
Terbit
: 28 Juni 1965 (Harian Kompas) 12 Januari 2007 (Kompas Kampus)
Hadir
: Senin-Minggu (Harian Kompas) Selasa (Kompas Kampus)
b.
Price
: Rp. 3.500,- (Harian Kompas)
c.
Place
: Distribusi Harian Kompas bisa melalui pedagang koran
yang ada di pinggir jalan, atau melalui agen-agen (retail) koran yang
dibagikan kepada loper-loper koran, sehingga pelanggan dapat menerimanya di rumah. Penyebaran Harian Kompas sendiri sudah mencakup sebagian wilayah Nasional. Sedangkan untuk Kompas Kampus sendiri pendistribusian dikhususkan untuk wilayah kampus saja, sudah meliputi JABODETABEK, Medan dan sekitarnya, serta Surabaya dan sekitarnya. d.
Promotion
:
Sarana
yang
biasa
digunakan
untuk
mempromosikan Kompas Kampus biasa menggunakan roadshow publikasi ke kampus-kampus. Dengan begitu Kompas Kampus dapat menarik mahasiswa-mahasiswa sebagai volunteer untuk dapat mengikuti bermacam kegiatan yang diadakan oleh Kompas Kampus. Adapula sarana berpromosi lainnya, seperti advertising yang dilakukan pada Harian Kompas sendiri, serta sales promotion dan personal selling. Serta sarana media lainnya dalam social media seperti website, friendster, facebook, maupun twitter.
4.2.1 Analisa STP Dalam analisis STP (segmentation, targeting, positioning), Kompas Kampus dalam Harian Kompas kita dapat mengetahui, yaitu: a.
Segmentation (Segmentasi Pasar) Pasar dibagi-bagi menurut -
Geografis
Wilayah untuk promosi pelaksanaan kompetisi Kompas Kampus Green Living & Youth Creativity meliputi Pulau Sumatera dengan berbasis di kota Medan dan Pulau Jawa ada yang berpusat di Jakarta untuk bagian
JABODETABEK, dan ada pula yang
berpusat di Surabaya untuk lingkup Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. -
Demografis o Usia
: 18-24 tahun
o Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan -
Psikografis Dilihat berdasarkan psikografis, lebih kepada gaya hidup mahasiswa perkotaan yang senang akan kemajuan teknologi dan pengembangan ide kreatif dalam sebuah kompetisi. Jadi, secara segmentasi pasarnya, Kompas Kampus sudah
menyebar di wilayah sebagian Sumatera, pulau Jawa dan Bali. Kompas Kampus hadir di wilayah JABODETABEK, Medan dan sekitarnya, serta Surabaya dan sekitarnya. Rentang usia 18-24 tahun yang masih merupakan usia mahasiswa aktif, laki-laki dan perempuan, serta mengenai status belum menikah memang yang diharapkan hanya mahasiswa aktif saja. Gaya hidup di sini lebih kepada gaya hidup mahasiswa perkotaan, mereka yang sarat akan kemajuan teknologi dan pengembangan ide kreatif dalam berkompetisi.
b.
Targeting (Pembidikan Pasar) Yang menjadi target dari pemasaran Kompas Kampus untuk event Green Living & Youth Creativity adalah mahasiswa-mahasiswi usia 18-24 tahun. Mahasiswa perkotaan yang aktif, kreatif serta inovatif dalam menciptakan ide, dan mereka berkembang dan mampu mengimbangi kemajuan teknologi saat ini. Wilayah Medan sekitarnya, JABODETABEK, dan Surabaya sekitarnya. Targeting dipilih berdasarkan mahasiswa perkotaan. Menurut
peneliti sesuai karena memang orang-orang yang tinggal di perkotaan khususnya mahasiswa lebih memiliki pemikiran yang terbuka, lebih berani mengeksplor ide-ide mereka, karena memang mereka lebih banyak mendapat terpaan informasi. Kompas Kampus tidak terlalu membuat suatu batas jumlah targeting bagi jumlah peserta event Green Living & Youth Creativity¸ karena nantinya perwakilan dari wilayah Medan, JABODETABEK, dan Surabaya hanyalah 2 (dua) kampus saja yang akan diadakan event-nya dari Kompas Kampus. Peneliti dalam makalah ini berhasil mendapati jumlah peserta yang akan mengikuti event tersebut untuk wilayah JABODETABEK, sekitar 59 undangan promo ke beberapa kampus, dan yang akhirnya mengirimkan konsep proposalnya ada 14 peserta, ada yang mengirimkan satu kampus dua perwakilan atau lebih, hal tersebut tidak dibatasi oleh panitia selama
nama-nama perwakilannya berbeda orang. Data tersebut ada pada lampiran dari makalah ini. c.
Positioning Kompas Kampus memiliki positioning atau penempatan brand di benak
khalayak
sasarannya
adalah
sebagai
Kompas
Young
Generation. Sehingga penempatan untuk kompetisi event Green Living ini lebih kepada Youth Creativity, kaum muda yang kreatif.
Menurut Bapak Lukminto (Manager Harian Kompas):
“Kami menanamkan maksud tentang kampanye sebuah gerakan cinta lingkungan dengan memadukannya melalui kreativitas yang dimiliki dari target potensial kami, yaitu Mahasiswa. Sehingga mereka mampu menciptakan ide kreatif untuk sebuah kampanye lingkungan hijau”.
Positioning dimaksud khusus menjembatani mahasiswa (kaum muda) dalam menyalurkan ide kreatif dan inovatif mereka dalam menciptakan
dan
mengembangkan
ide
kreatifnya
untuk
mengkampanyekan tentang lingkungan hijau. Peneliti melihat dengan penempatan tema Green Living
untuk
event Kompas Kampus ini dengan menegaskan semangat Youth Creativity kepada kalangan muda khususnya mahasiswa, agar dapat mengajak mahasiswa untuk bertindak dalam penanganan lingkungan dengan segala kreatifitas mereka tanpa batasan.
4.2.2 Analisa SWOT Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Tarrence Palar selaku Mar.Comm Executive Harian Kompas dan Kompas Kampus, adanya analisa SWOT-nya yaitu: Kekuatan (strength) yang dimaksud adalah suatu kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam mengelola kinerja perusahaannya. Ibu Tarrence Palar, Marcomm Executive (Penanggung Jawab Kompas Kampus), mengatakan:
“Strength yang dimiliki Harian Kompas sendiri adalah dari segi cakupan produk yang sudah Nasional, serta merupakan media surat kabar (koran) yang sudah kredibel dengan gaya bahasa yang sangat “tajam”. Oleh sebab itu dengan mudah melakukan perekrutan volunteer-volunteer yang rata-rata mahasiswa untuk menjadi bagian dari Kompas Kampus”.
Kompas Kampus menjadikan penilaian kekuatan brand yang dimiliki karena masih dalam naungan Kompas. Hal tersebut bisa menjadi senjata utama karena, pastinya pesaing akan melihat background yang ada pada suatu organisasi . Para volunteer yang tergabung dengan Kompas Kampus juga pastinya memiliki rasa bangga, karena bisa ikut bergabung dengan Kompas Kampus. Banyak hal yang bisa didapat dengan mudah jika dalam suatu organisasi memiliki background pendukung yang kuat, bisa memudahkan pencarian sponsor, dengan mudah menarik khalayak sasaran dalam sebuah event¸atau bisa juga orang-orang yang terekrut dalam hal ini volunteer Kompas Kampus, mendapat penilaian berbeda dari
orang sekitar karena brand image yang sudah besar, seperti Kompas. Serta penulis juga melihat adanya kekuatan lain yang didapati Kompas Kampus, yaitu tidak adanya bentuk kegiatan yang sama (event) yang dilakukan oleh pesaing sejenis, khususnya dalam media cetak, surat kabar. Sehingga target potensial memungkinkan hanya akan mengikuti kompetisi event yang diadakan oleh Kompas Kampus. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan kekuatan untuk mempromosikan event Green Living & Youth Creativity dengan kekuatan dari brand Harian Kompas. Weakness adalah kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ibu Tarrence Palar, Marcomm Executive (Penanggung Jawab Kompas Kampus), mengatakan:
“Weakness dari dalam perusahaan dirasa tidak ada hanya saja mungkin dalam penyesuaian pelaksanaan event mungkin memiliki kendala bentrok dengan jam perkuliahaan volunteer Kompas Kampus dan mahasiswa peserta event, karena dominan mereka adalah anak kuliah dan juga masing-masing
aturan
birokrasi
kampus
berbeda-beda.
Sehingga
terkadang terjadi keterlambatan waktu”.
Berdasarkan wawancara di atas mengenai kelemahan yang ada, penulis berpendapat bahwa kurang sesuai hal tersebut sebagai kelemahan, hal tersebut lebih pantas menjadi sebuah ancaman (threat) dari pihak luar. Bisa saja yang menjadi kelemahan dari Kompas Kampus, yaitu masalah jangkauan, karena pada Harian Kompasnya saja sudah mencakup wilayah
Nasional, namun untuk Kompas Kampusnya masih meliputi Sumatera dan Jawa. Sehingga sebagian mahasiswa yang berada di perkotaan di luar selain pulau Sumatera dan Jawa masih belum dapat mengikuti event tersebut. Kompas Kampus juga baru berupa rubrik pada Harian Kompas sehingga masih kurangnya jam tayang untuk Kompas Kampus untuk membuktikan eksistensi dirinya. Sedangkan untuk kelemahan dari event Green Living & Youth Creativity itu sendiri tidak terlihat adanya kelemahan. Opportunity adalah peluang perusahaan untuk meningkatkan daya saing serta untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan berupa produk-produk yang berkualitas di pasaran. Peluang ini juga digunakan untuk memperluas jaringan pemasaran produk yang mereka hasilkan. Ibu Tarrence Palar, Mar.Comm Executive (Penanggung Jawab Kompas Kampus), mengatakan:
“Opportunity atau peluang-peluang bagi Kompas Kampus adalah dari adanya volunteer-volunteer yang dimiliki, yang memang mereka sengaja direkrut dari kampus-kampus yang ada, sehingga mereka dapat menjadi ambassador dari Kompas Kampus, dan dengan mudah menciptakan Word of Mouth tentang pengadaan sebuah event di Kompas Kampus”.
Sesuai dengan hasil wawancara di atas, peneliti juga beranggapan hal tersebut dapat menjadi sebuah peluang bagi Kompas Kampus, karena dengan adanya volunteer dapat secara langsung pihak Kompas Kampus memantau target sasaran, yaitu kalangan mahasiswa. Mereka dapat pula
melihat analisis situasi pasar secara langsung, dan dapat pula memasarkan langsung mengenai event yang sedang dilaksanakan oleh Kompas Kampus. Karena peluang merupakan apa yang tidak dimiliki atau tidak dilihat oleh pesaing di pasar, tetapi dilihat dan dimiliki oleh perusahaan sendiri. Sehingga peluang event Green Living & Youth Creativity untuk dikenal banyak target potensialnya. Threat adalah ancaman bagi perusahaan baik itu dari luar maupun dari dalam. Ancaman yang datang dari dalam dapat berupa adanya perpecahan yang timbul akibat suatu perbedaan tujuan dan pandangan antara satu divisi dengan divisi lain atau salah paham antar individu atau kelompok dalam sebuah organisasi perusahaan. Ancaman yang datang dari luar dapat berupa sosial budaya, pasar, biaya, pesaing, pelanggan, pemerintah, politik dan teknologi. Ibu Tarrence Palar, Mar.Comm Executive (Penanggung Jawab Kompas Kampus), mengatakan:
“Threat atau ancaman tentang pengadaan event kali ini yaitu Green Living & Youth Creativity adalah mengenai pandangan visi orang-orang kebanykan yang masih menganggap tentang lingkungan itu hal yang sepele, begitupun dari segi sosial budaya, karena masih banyak yang kurang sadar akan lingkungan sekitarnya”.
Menurut peneliti, mengenai cara pandang orang kebanyakan terlebih target sasaran tentang lingkungan memang susah untuk merubahnya, hal tersebut memang sesuai menjadi sebuah ancaman bagi
terlaksana atau tidak tujuan promosi. Namun, saat ini sudah banyak pula organisasi lain yang mengangkat tema lingkungan. Malahan menurut penulis, saat ini ada trend dikalangan anak muda khususnya mahasiswa, “kalo gk go green gk keren”, sudah banyak dilihat pada lingkungan kampus, bahwa sebenarnya kesadaran akan lingkungan itu sudah ada. Namun, bagaimana cara mengkampanyekannya kembali agar dapat menciptakan sebuah perubahan yang berarti. Ibu Tarrence Palar, beliau menyinggung tentang sebuah kelemahan (weakness) bagi Kompas Kampus, tentang penyesuaian jam antara waktu pelaksanaan event nantinya dengan kinerja peraturan dari kampus tiap masing-masing peserta kompetisi. Ibu Tarrence menganggap itu sebagai suatu kelemahan. Sementara menurut peneliti, hal tersebut masuk ke dalam ranah ancaman (threat) bagi Kompas Kampus. Karena penyesuaian jam pelaksanaan, itu nantinya merupakan prosedur yang harus peserta lakukan sendiri, pastinya dalam proposal para peserta sudah membuat acuan jadwal event terselenggara. Oleh sebab itu, bisa tidaknya para peserta menyesuaikan jam event dapat masuk ke dalam ancaman (threat) dari pihak luar Kompas Kampus.
4.2.3 Strategi Promosi Strategi promosi adalah perencanaan taktik operasional, berupa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan
untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan mengarahkan sasarannya agar membeli barang atau jasa. Penentuan sebuah strategi promosi tidak terlepas dari perumusan perencanaan awal sebuah strategi. Dimana dengan melihat analisa SWOT dari perusahaan itu sendiri serta melihat permasalahan situasi seperti hambatan-hambatan apa saja yang dapat muncul. Setiap pemasar sangat perlu penetapan strategi promosi yang terencana dan tersusun dengan baik, begitupun Kompas Kampus (Harian Kompas) dalam memperkenalkan event yang diadakan kepada khalayak sasarannya. Setelah melakukan wawancara terhadap narasumber, yaitu dari pihak Mar.Comm Harian Kompas, juga penanggung jawab Kompas Kampus, Ibu Tarrence Palar, beliau memberikan beberapa penjelasan. Menurut beliau strategi promosi yang digunakan oleh pihak Kompas Kampus menggunakan push strategy dan pull strategy. Adapun
push
strategy,
merupakan
strategi
promosi
yang
menggunakan tenaga penjualan dan promosi perdagangan untuk “mendorong” produk lewat saluran distribusi. Ibu Tarrence Palar mengatakan:
“Kompas Kampus melakukan kegiatan push strategy atau strategi mendorong, dengan melakukan publicity, sales promotion, dan social media, kompas”.
Sesuai dengan penjeasan Ibu Tarrence, mengenai push strategy, di mana untuk menciptakan sebuah penjualan maka perlu melakukan pendekatan langsung dengan target potensial dari event. Kegiatan event merupakan kegiatan yang fokus pada bentuk barang konsumen. Push Strategy, bisa berarti juga pemasar yang mendekati target potensialnya, untuk meyakinkan, mengajak, serta hingga terjadi transaksi membeli atau dalam event mereka mendaftarkan diri. Sales promotion atau promosi penjualan dari pihak Harian Kompas dengan memberikan paket berlangganan khusus bagi mahasiswa, sedangkan dari pihak Kompas Kampus dalam penyelenggaraan briefing event mereka memberikan insentif berupa pemberian kupon menonton XXI senilai Rp. 25.000,- gunanya untuk menarik target potensial agar mau mengikuti kegiatan event. Sedangkan social media yang dilakukan Kompas Kampus dengan menggunakan akun facebook Kompas Kampus, serta akun twitter @kompaskampus, mereka membuat bentuk-bentuk pesan melalui tulisantulisan yang gunanya berpromosi dan mengajak, Kompas Kampus juga beriklan dalam hal ini melalui twitter milik @kompasdotcom, tujuannya agar lebih meluas dalam penyampaian informasinya. Melalui akun facebook maupun twitter serta website Kompas Kampus,
yaitu
kompaskampus.com, seorang admin (pengurus akun) dapat langsung berkomunikasi dua arah dengan khalayak, sehingga terkadang dapat langsung melihat respon dari khalayaknya.
Namun, ada satu bauran promosi yang dilakukan Kompas Kampus dan dianggap oleh mereka masuk ke dalam push strategy, yaitu publicity. Karena bentuk kegiatan publicity pihak Kompas Kampus hanyalah berupa release yang diberikan kepada pihak redaksi Harian Kompas, dan selanjutnya pihak redaksi yang melakukan penerbitan release tersebut. Sehingga, menurut penulis, tidak terjadi bentuk interaksi langsung dan mengontrol langsung antara pemasar dengan target potensialnya, sehingga hanya bersifat mengajak. Maka, hal tersebut lebih cocok ke dalam pull strategy. Sedangkan pull strategy, merupakan strategi promosi yang menggunakan banyak biaya untuk periklanan dan promosi konsumen demi memupuk permintaan konsumen. Pull strategy juga tidak terjadi bentuk kegiatan yang mendekatkan pemasar dengan target potensial. Strategi ini hanya bersifat menarik khalayak untuk memperhatikan, dengan melalui bentuk-bentuk periklanan (advertising) maupun publicity. Ibu Tarrence Palar mengatakan:
“Sedangkan untuk pull strategy atau strategi tarik, Kompas Kampus melakukan bentuk kegiatan publicity dan advertising, dengan beriklan di surat kabar Harian Kompas dan melalui radio, serta melakukan BTL dengan membuat flyer dan poster”.
Strategi tarik atau pull strategy dilakukan oleh pihak Kompas Kampus dilakukan untuk memberikan informasi dan bersifat mengajak
target potensial secara tak langsung. Dengan menggunakan advertising atau periklanan Kompas Kampus menempatkan iklannya pada Harian Kompas rubrik Kompas Kampus, pada majalah Kompas Kampus beriklan di Majalah Hai, sedangkan beriklan melalui radio Kompas Kampus memilih Radio Sonora dan Motion Radio, serta pada media BTL, Kompas Kampus membuat poster dan flyer yang ditempel di kampus-kampus dan flyer disebarkan pula di kampus-kampus tersebut. Dengan penggunaan promosi melalui sarana periklanan atau advertising amatlah sangat memberikan pengaruh yang besar. Karena dengan menaruh iklan pada surat kabar maupun majalah orang-orang yang melihat bisa dapat melihat berulang-ulang karena ada kemungkinan surat kabar atau majalh tersebut masih dapat disimpan dan akan dibaca kembali suatu waktu. Sedangkan pada sarana radio, juga sangat menarik karena jika iklan itu bisa dibacakan oleh penyiarnya bisa menjadi terus menerus pendengarnya mendengarkan isi pesan iklan yang kita pasang, sehingga menimbulkan awareness kepada para khalayak sasaran ataupun target potensial. Sehingga mereka tertarik. Sedangkan pada sarana BTL, seperti flyer dan poster juga perlu diperhatikan selain tentunya design layout yang sudah sama dengan iklan cetaknya perlu diperhatikan penempatan pemasangan poster dan pembagian flyer. Karena jika diletakkan pada tempat yang sepi jarang ada yang lewat, akan menyia-nyiakan pesan yang sudah dibuat.
4.2.4 Bauran Promosi Dalam melakukan bauran promosi Kompas Kampus (Harian Kompas) melakukan beberapa bentuk bauran pemasaran, yaitu melalui advertising, publicity, sales promotion, dan social media. Kompas Kampus (Harian Kompas), tidak melakukan personal selling karena bentuk dari yang di pasarkan bukanlah berupa produk barang, melainkan sebuah brand image, serta Kompas Kampus tidak juga melakukan Direct Selling, karena medianya dianggap kurang dapat mengena kepada khalayak sasarannya. a.
Advertising Advertising yang dilakukan oleh pihak Kompas Kampus, sesuai
dengan wawancara oleh Ibu Tarrence Palar, Mar.Comm Executive dan Penanggung Jawab Kompas Kampus, mengatakan seputar promo event yang dilakukan:
“… melalui media cetak, khususnya KG (Kompas Gramedia): Harian Kompas pada rubrik Kompas Kampus, Majalah Hai (karena TA kalang mahasiswa/i). Menggunakan radio: Sonora dan Motion. Serta BTL: Poster dan Flyer”.
Penulis merasa sesuai dengan tindakan advertising dari Kompas Kampus, dengan beriklan pada Harian Kompas yang memang merupakan surat kabar yang masih sesuai dengan kalangan mahasiswa, karena pola berpikir mahasiswa yang sudah terbuka dengan gaya penulisan Harian Kompas. Media beriklan yang lebih tepat juga ada pada penggunaan
majalh Hai untuk beriklan. Karena target sasarannya memang hanya mencakup kalangan anak muda. Untuk media beriklan pada radio, amatlah tepat agar dapat didengar informasi seputar event, kepada orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan mendengarkan radio. Pada penggunaan poster dan flyer penting terlebih pada kampus-kampus, terlebih dengan tampilan yang menarik, para mahasiswa akan cendrung penasaran dan membaca informasi yang ada di dalam flyer dan poster.\ b.
Publicity Ibu Tarrence mengatakan tentang bauran publicity dari Kompas
Kampus:
“Bauran promosi yang dilakukan oleh Kompas Kampus dalam mempromosikan event Green Living & Youth Creativity adalah melalui publicity yaitu melakukan publikasi melalui release yang diberikan kepada bagian redaksi agar dimuat pada Harian Kompas”.
Penulis merasa kurang sesuai publicity yang dilakukan oleh pihak Kompas Kampus dengan memberikan release kepada pihak redaksi. Beliau hanya memberitahu, bahwa pihaknya, Kompas Kampus membuat release yang nantinya diberikan kepada pihak redaksi, sehingga kemungkinan redaksi membuatkan pembahasan. Penulis tidak terlalu yakin apa publicity tersebut member dampak yang besar terhadap promosi event.
c.
Sales Promotion Ibu Tarrence mengatakan tentang kegiatan sales promotion yang
dilakukan oleh pihak Kompas Kampus:
“Sedangkan sales promotion pihak Kompas Kampus menggunakan paket berlangganan
Harian
Kompas
dengan
kemasan
khusus
kepada
mahasiswa. Serta pembagian tiket XXI gratis kepada mahasiswa yang mendatangi technical meeting sebelum event tersebut”.
Promosi menggunakan sales promotion dirasa sesuai dan memang perlu melakukannya, karena dengan begitu setidaknya target sasaran megetahui bentuk kegiatan dari event Green Living & Youth Creativity. Serta pembelian intensif berupa paket berlangganan khusus mahasiswa dan juga pembagian tiket nonton XXI senilai Rp. 25.000,-. d.
Social Media Ibu Tarrence mengatakan seputar promosi melalui social media
dari Kompas Kampus:
“Pada media baru yaitu social media, Kompas Kampus menggunakan facebook (Kompas Kampus), twitter (@kompaskampus, @kompasdotcom), dan website (kompaskampus.com)”.
Bentuk kegiatan promosi melalui social media cukuplah efektif untuk membuat target sasaran menjadi sadar atau aware terhadap bentuk kegiatan Green Living & Youth Creativity. Bentuk kegiatan promosi
melalui social media juga dapat secara langsung melihat khalayak yang merespon atau tidaknya kegiatan promosi.
4.2.5 Event Event dianggap sebagai salah satu strategi dan alat bantu komunikasi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam berbagai jenis, mulai dari perkenalan hingga pelncuran produk baru. Perusahaan atau organisasi membuat suatu kegiatan promosi untuk mengkomunikasikan
produk
kepada
klien
atau
pengguna
akhir
(konsumen) disebuah tempat atau secara berpindah-pindah. Dalam penanganan sebuah event biasanya ada beberapa tim dalam membantu pelaksanaan event, yang biasanya di sebut organizer dan ada beberapa cara penyelenggaraan event dengan tujuan tertentu, yaitu: a. Program event yang diselenggarakan oleh agency-agency umum misalnya, di taman-taman dan program rekreasi. Acara seperti ini dirancang oleh para staff. b. Festival atau pesta yang diselenggarakan oleh komunitas sukarelawan (volunteer) dimana staff-nya tidak dibayar dan berada di bawah badan sukarelawan. c. Event untuk mencari keuntungan. Biasanya berupa acara-acara hiburan, pertandingan olahraga, dan acara-acara taman hiburan.
d. Program event yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan pribadi yang dirancang untuk public relations, pengenalan produk, maupun penjualan. Jika melihat dari ringkasan di atas mengenai beberapa cara dan tujuan dari penyelenggaraan event, Kompas Kampus melakukan bentuk kegiatan event Green Living & Youth Creativity berupa festival BEM kompetisi, yang tentunya diadakan oleh pihak Kompas Kampus, yang memang terdiri dari volunteer-volunteer yang sengaja direkrut oleh pihak Harian Kompas untuk mengadakan bentuk kegiatan, khususnya untuk kalangan mahasiswa. Ibu Tarrence mengatakan:
“… kami sengaja merekrut mereka dari kampus-kampus yang ada, sehingga mereka dapat menjadi ambassador dari Kompas Kampus, dan dengan mudah menciptakan Word of Mouth tentang pengadaan sebuah event di Kompas Kampus”.
Para volunteer fungsinya bisa mengurusi keperluan Kompas Kampus saja, bisa pula menjadi penyambung lidah saat promosi event kepada teman-teman kampusnya. Mereka sekaligus menjadi ambassador dari Kompas Kampus di kampusnya sendiri. Jika kebanyakan volunteer bekerja sukarela tanpa bayaran, pihak Harian Kompas tidak melakukan itu, mereka tetap dilatih profesional, sehingga memiliki tanggung jawab pula
terhadap pekerjaannya, dan mereka mendapatkan uang pendidikan sebagai volunteer Kompas Kampus dari pihak Harian Kompas. Event Green Living & Youth Creativity merupakan event yang sudah berjalan. Event tersebut tidak menggunakan organizer dari luar, melainkan mereka memiliki tenaga sendiri yaitu melalui volunteer. Event Green Living & Youth Creativity telah dilaksanakan. Dalam proses promosinya dimulai tanggal 14 April sampai dengan 29 Mei 2011 dan telah diseleksi sehingga telah diketahui siapa saja yang memenangkan kompetisi per-wilayah, sehingga nantinya event tersebut terlaksana. 4.2 Tabel Peserta Pemenang & Pelaksanaan Event NO.
NAMA
NAMA EVENT
UNIVERSITAS
WAKTU
TEMPAT
PELAKSANAAN
1
Univ. Negeri Medan (Medan)
Harmoni Alam Di Kampus Hijau, “Green Now n 2morrow!!”
6 – 7 Juni 2011
Univ. Negeri Medan
2
Univ. Sumatera Utara (USU) (Medan)
USU Green Day 2011: “Raise Your Green Sow”
3 – 4 Juni 2011
Univ. Sumatera Utara
3
STIKOM The London School of Public Relation (LSPR) (Jakarta)
METAMOR4YOUTH
30 Juni – 2 Juli 2011
4
Institut Pertanian Bogor (IPB) (Bogor)
10 – 11 Juni 2011
5
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (Surabaya)
IPB Green Living Movement: “All For Green, Green For All” It’s FRESHtival 2011, “Youth Action For Greenliving”
Kampus STIKOM LSPR, Sudirman Park Ged. Graha Widya Wisuda, IPB Area Gedung Robotica ITS, Surabaya
6
Univ. (Malang)
Malang Youth GREENeration; “The Young Leader For Environmental Stewardship”
13 – 14 Juni 2011
Brawijaya
11 – 12 Juni 2011
SamantaKrida, Univ. Brawijaya
(Sumber Kompas Kampus: Arsip CD Green Living & Youth Creativity)
4.3. Pembahasan 4.3.1 Analisa Situasi Sesuai dengan rangkaian hasil penelitian, peneliti dalam hal ini melakukan pembahasan yaitu sebagaimana mestinya yang sesuai dari fokus penelitian dari proposal ini mengenai Strategi Promosi Event Green Living & Youth Creativity, maka rangkaian pembahasan dimulai dengan melakukan analisa lingkungan yang dilihat dari identifikasi SWOT (Strenght,
Weakness,
Opportunity,
Threat)
dan
identifikasi
STP
(Segmentation, Targeting, Positioning), serta penggunaan jenis strategi promosinya seperti apa sehingga mendukung bentuk kegiatan yang sesuai dengan salah satu elemen dalam bauran promosi, dan yang terakhir mengenai event yang berlangsung yang akan menjadi obyek promosi. Sebelumnya, Ibu Tarrence memberitahu tentang tujuan dari penyelenggaraan event, yaitu:
“Yang menjadi tujuan event Green Living & Youth Creativity, ini sebagai: -
Wadah regenerasi pihak Kompas dalam hal ini diwakilkan oleh pihak Kompas Kampus sebagai penyelenggara event.
-
Sebagai brand activation dalam rubrik Kompas Kampus, yang ada setiap hari Selasa dikhususkan kepada lingkungan kampus.
-
Untuk mengkomunikasikan edukasi lingkungan”.
Peneliti mulai melakukan analisa situasi lingkungan seperti melihat berdasarkan identifikasi SWOT-nya (strength, weakness, opportunity, dan
threat), berdasarkan hasil wawancara dengan seorang Marcomm Executive, Ibu Tarrence Palar serta beliau sebagai penanggung jawab dari Kompas Kampus, beliau menjelaskan tentang identifikasi SWOT dari Kompas Kampus. Yaitu, yang menjadi strength (kekuatan) Kompas Kampus, beliau melihat berdasarkan -
Brand besar dari Harian Kompas sebagai pendukung besarnya pula nama Kompas Kampus.
-
Tidak adanya bentuk kegiatan yang sama (event) yang dilakukan oleh pesaing sejenis, khususnya dalam media cetak, surat kabar. Sehingga target potensial memungkinkan hanya akan mengikuti kompetisi event yang diadakan oleh Kompas Kampus.
-
Kompas kampus memiliki volunteer yang bisa dijadikan alat promosi secara langsung. Selanjutnya, mengenai weakness (kelemahan) dari Kompas
Kampus adalah menurut Ibu Tarrence:
“Weakness dari dalam perusahaan dirasa tidak ada hanya saja mungkin dalam penyesuaian pelaksanaan event mungkin memiliki kendala bentrok dengan jam perkuliahaan volunteer Kompas Kampus dan mahasiswa peserta event, karena dominan mereka adalah anak kuliah dan juga masing-masing
aturan
birokrasi
kampus
terkadang terjadi keterlambatan waktu”.
berbeda-beda.
Sehingga
Identifikasi ketiga mengenai opportunity atau peluang. Banyak peluang yang ada di luar perusahaan atau organisasi yang dapat membangun atau membantu proses kegiatan bentuk promosi.
“… adanya volunteer-volunteer yang dimiliki, yang memang mereka sengaja direkrut dari kampus-kampus yang ada, sehingga mereka dapat menjadi ambassador dari Kompas Kampus”. (Ibu Tarrence Palar, Penanggung Jawab Kompas Kampus, Executive Mar.Comm)
Identifikasi selanjutnya mengenai threat (ancaman). Ibu Tarrence mengatakan, treath atau ancaman yang didapati oleh Kompas Kampus,
“… mengenai pandangan visi orang-orang kebanykan yang masih menganggap tentang lingkungan itu hal yang sepele, begitupun dari segi sosial budaya, karena masih banyak yang kurang sadar akan lingkungan sekitarnya”.
Dilihat dari ketiga analisa SWOT tersebut peneliti melihat bahwa bentuk kekuatan maupun peluang dari analisa tersebut amat sangat dapat emmbantu keberlangsungan dari proses promosi yang dilakukan oleh pihak Kompas Kampus dalam penetapan strategi promosi yang dilakukan oleh Kompas Kampus. Yaitu dengan kekuatan dari brand besar Harian Kompas yang berada di belakang nama Kompas Kampus, mampu membantu mudahnya bentuk kegiatan dari elemen-elemen bauran promosi yang Kompas
Kampus lakukan. Karena banyak orang yang sudah mengakui kredibilitas dari perusahaan Harian Kompas. Selanjutnya mengenai peluang yang dimiliki oleh Kompas Kampus, dengan memiliki volunteer atau tenaga sukarelawan yang ratarata adalah mahasiswa ini merupakan dapat memperlancar kegiatan promosi. Para volunteer
sendiri adalah merupakan ambassador dari
Kompas Kampus yang ada di beberapa kampus-kampus yang ada, sehingga mereka bisa berfungsi pula melakukan WOM (word of mouth) di kampusnya sendiri agar pesan dari promo event tersebut dengan cepat menyebar di kalangan kampus masing-masing. Dalam merubah cara pandang seseorang tentang lingkungan sekitar memang sangat sulit, sangatlah tepat bila Ibu Tarrence melihat hal tersebut menjadi sebuah ancaman (threat) bagi Kompas Kampus dalam promosi event Green Living & Youth Creativity. Karena pengaruh sosial budaya tiap individu berbeda-beda. Menurut peneliti untuk itulah fungsi dari volunteer dapat berjalan, selain sebagai saranan penyampaian langsung dari mulut ke mulut (WOM), para volunteer dapat sekaligus benar-benar membujuk dan mengajak. Karena informasi dari teman sendiri lebih mudah diserap dan diikuti oleh teman-teman sekitarnya. Adapun berdasarkan analisa STP (Segmentation, Targeting, Positioning), yang menjelaskan tentang segmentasi pasar dari event Green Living & Youth Creativity itu dilihat berdasarkan demografisnya ada pada
wilayah perkotaan Sumatera dan perkotaan di Pulau Jawa, dengan range usia 18-24 tahun, yang rata-rata mahasiswa dan mahasiswi, dengan pendekatan psikologis berdasarkan gaya hidup mahasiswa/i perkotaan yang sarat akan perkembangan teknologi dan pengembangan ide kreatif dalam pelaksanaan kegiatan serta yang mampu bekerja dalam tim. Sedangkan targeting dari event adalah “… target dari pemasaran Kompas Kampus adalah mahasiswa-mahasiswi usia 18-24 tahun. Mahasiswa perkotaan yang aktif, kreatif serta inovatif dalam menciptakan ide, dan mereka berkembang dan mampu mengimbangi kemajuan teknologi saat ini”. Mereka adalah target potensial dari Kompas Kampus. Wilayah target potensial meliputi yakni, Medan dan sekitarnya, JABODETABEK, serta Surabaya sekitarnya, dan nantinya hanyalah akan ada dua kampus saja yang menjadi penyelenggara event yang bertema Green Living & Youth Creativity. Targeting untuk wilayah Sumatera, berpusat pada Medan, Sumatera Utara. Pemenangnya oleh dua Universitas yang ada di sana yaitu, Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Negeri Medan. Sedangkan pada wilayah JABODETABEK akan diadakan di STIKOM LSPR (London School of Public Relation) yang ada di Jakarta dan Istitut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor. Sedangkan pelaksanaan di Surabaya sekitarnya, yang mewakili adalah Institut Teknologi Surabaya di Surabaya dan Universitas Brawijaya, Malang.
4.3.2 Pelaksanaan Bauran Promosi Dalam penetapan bauran promosi peneliti telah mencoba membuat suatu bagan dimana sebuah perencanaan bentuk bauran promosi yang peneliti anggap memiliki hasil yang tepat bagi Kompas Kampus dalam promosi event Green Living & Youth Creativity, serta terdapat pulabentuk kegiatan yang telah dilakukan oleh Kompas Kampus. 4.3 Tabel Perencanaan Vs Pelaksanaan Perencanaan
Pelaksanaan
Publicity
Tidak
Ya
Advertising
Ya
Ya
Personal Selling
Tidak
Tidak
Sales Promotion
Tidak
Ya
Direct Marketing
Tidak
Tidak
Social Media
Ya
Ya
Dari tabel di atas, sebuah perencanaan yang peneliti buat, mengenai bentuk promosi yang seharusnya dilakukan dalam promosi sebuah event dengan membandingkan beberapa bentuk promosi yang dilakukan oleh pihak Kompas Kampus. Peneliti membuat
rancangan bentuk kegiatan tersebut dengan
menandai advertising (periklanan) dan social media adalah bentuk yang
sesuai dengan target khalayak dari event Green Living & Youth Creativity oleh Kompas Kampus. Pertama, mungkin dari segi advertising (periklanan) memang semestinya seuatu organisasi seperti Kompas Kampus, yang menargetkan khalayak sasarannya karena mencakup wilayah Medan dan sekitarnya, JABODETABEK, serta Surabaya dan sekitarnya. Sehingga karena jangkauan dari promosi event kompetisi ini tersebar maka memerlukan media yang dapat menjadi penjembatan promosi event. Bentuk kegiatan advertising (periklanan) untuk event tersebut sebagaimana yang telah ada pada hasil penelitian, yakni dengan penggunaan media beriklan pada media cetak, pada Harian Kompas dan Majalah Hai, serta adapun melalui media beriklan di radio, pada radio Sonora maupun Motion radio. Sedangkan untuk beriklan dengan media below the line, event tersebut telah disebar melalui sarana poster dan flyer ke kampus-kampus. Tentunya pemilihan media melihat khalayak sasaran yang menjadi target sasaran dari event Green Living & Youth Creativity. Kedua, menurut peneliti menggunakan saran social media. Social Media saat ini amat sangat menjadi konsumsi golongan anak muda maupun oleh para pemasar yang mencoba memperkenalkan, membujuk, bahkan menjual prpoduknya. Anak-anak muda menjadikannya konsumsi setiap harinya, karena kegiatan mereka yang memungkinkan tetap berkomunikasi dengan teman-teman atau meng-update info lainnya melalui dunia maya tersebut. Sebenarnya pada saat ini bukan hanya
golongan anak muda saja yang menggeluti social media. Untuk itu para pemasar pun giat melakukan promosi melalui social media. Begitupun Kompas Kampus dalam memperkenalkan event Green Living & Youth Creativity menggunakan media tersebut. Sebelumnya memang Kompas Kampus telah memiliki website, facebook maupun twitter Kompas Kampus, untuk dapat tetap berkomunikasi dengan sesame para volunteer maupun dengan para peserta lainnya. Kompas Kampus melakukan penyebaran informasi dengan memuatnya dalam situs website kompaskampus.com, serta melalui akun facebook Kompas Kampus yang selalu memang meliput dan memuat berita seputar Kompas Kampus pada dinding facebook, serta dengan menggunakan akun twitter @kompaskampus mereka memuat informasi singkat tentang pengadaan event Green Living & Youth Creativity, karena memang wadah alam twitter hanya memungkinkan tampilan yang singkat namun dapat tersebar melalui para volunteer Kompas Kampus sendiri. Sehingga hanya dengan menggunakan media internet atau social media pesan promosi dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru kota. Sedangkan promosi yang telah dilakukan oleh Kompas Kampus yakni diantaranya adalah advertising (periklanan), sales promotion (promosi penjualan), publicity serta social media. Merupakan bentuk kegiatan bauran promosi yang sudah tepat sasarannya. Hanya saja dengan pemakaian bauran promosi publicity kurang begitu memberikan manfaat promosi yang diharapkan sesuai untuk target potensial event Green Living
& Youth Creativity. Karena bentuk kegiatan publicity yang dilakukan oleh Kompas Kampus hanya berupa pemberian release kepada bagian redaksi sehingga dari bagian redaksi membuat rangkaian berita tentang event Green Living & Youth Creativity. Kompas Kampus menggunakan sales promotion agar dapat membantu peningkatan minat target sasaran secara langsung bahkan keputusan membeli secara langsung. Strategi sales promotion merupakan bentuk kegiatan promosi yang memberikan insentif kepada khalayak sasaran. Biasanya perusahaan atau dalam hal ini organisasi melihat sebuah insentif apa yang kiranya sesuai dan diinginlan oleh target potensialnya. Kompas Kampus dalam hal ini melakukan roadshow ke beberapa kampus sesuai lingkup event. Serta pada saat mengundang calon peserta event Kompas Kampus, Green Living & Youth Creativity, mereka memberikan insentif berupa tiket gratis nonton XXI senilai Rp. 25.000,- kepada seluruh yang dating pada hari itu, mereka juga diberikan goody bag atau bingkisan yang menarik bagi yang datang.
4.3.3. Penerapan Strategi Promosi Mengenai bentuk penerapan strategi promosi yang efektif dilakukan oleh Kompas Kampus, Ibu Tarrence mengatakan:
“Dalam event Green Living & Youth Creativity, promosi yang sering dan efektif dilakukan adalah melalui iklan di media Harian Kompas itu sendiri, lalu melalui social media seperti facebook, website, dan twitter,
serta berpromosi secara WOM (Word Of Mouth) dari mulut ke mulut oleh para volunteer Kompas Kampus kepada lingkungan sekitarnya maupun oleh para peserta Green Living & Youth Creativity”.
Bentuk kegiatan strategi promosi yang sangat efektif, karena berdampak langsung dengan adanya interaksi secara langsung dengan target potensial dari event Green Living & Youth Creativity adalah melalui iklan media cetak pada Harian Kompas maupun Majalah Hai, media beriklan dapat dilihat berkali-kali, dapat disimpan yang sewaktu-waktu akan dilihat kembali dan jangkauannya yang telah sangat mencakup jangkauan promosi event Green Living & Youth Creativity. Serta social media, yang pada saat ini dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja dan di mana saja dengan cepat. Ditambah peran volunteer sebagai ambassador pihak Kompas Kampus dapat menjalankan bentuk promosi WOM (Word Of Mouth) penyebaran informasi dari mulut ke mulut. Kompas Kampus menerapkan strategi tarik (pull strategy) dan strategi dorong (push strategy), dimana dalam pembagian antara kedua strategi tersebut menurut Ibu Tarrence adalah sebagai berikut:
“Kompas Kampus melakukan kegiatan push strategy atau strategi mendorong, dengan melakukan publicity, sales promotion, dan social media. Sedangkan untuk pull strategy atau strategi tarik, Kompas Kampus melakukan bentuk kegiatan advertising, dengan beriklan di surat kabar Harian Kompas, majalah Hai, dan melalui radio Sonora dan Motion, serta media BTL flyer dan poster”.
Strategi dorong (push strategy) adalah merupakan strategi promosi yang menggunakan tenaga penjualan dan promosi perdagangan untuk “mendorong” produk lewat saluran distribusi. Produsen mempromosikan produk kepada pedagang besar, pedagang besar kepada pengecer, dan pengecer kepada konsumen. Sedangkan, strategi tarik (pull strategy), merupakan strategi promosi yang menggunakan banyak biaya untuk periklanan dan promosi konsumen demi memupuk permintaan konsumen. Apabila strategi tarik berhasil, konsumen akan mencari produk dari pengecer, pengecer akan mencari dari pedagang besar, dan pedagang besar akan mencari dari produsen 1. Push strategy atau strategi dorong lebih mengutamakan produk yang diperkenalkan melalui saluran distribusi, bila melihat event Green Living & Youth Creativity, Ibu Tarrence menjelaskan penggunaan strategi dorong Kompas Kampus dengan menggunakan publicity, sales promotion, dan social media. Melihat dari bentuk kegiatannya menurut peneliti publicity lebih mengarah pada bentuk kegiatan pull strategy (strategi tarik), yang mana merupakan kegiatan sebagai fasilitator dan untuk menciptakan
sebuah
transaksi
penjualan.
Yang
berarti
dengan
menggunakan bentuk strategi ini pemasar ingin mendapatkan respon dari khalayak sasaran atau target potensialnya secara langsung, sehingga menciptakan transaksi, apakah mereka memutuskan utuk membeli produk. Dalam hal ini event, berarti apakah target potensial mendaftarkan diri
1
http://www.scribd.com/doc/27877468/Menurut-Philip-Kotler
menjadi peserta kompetisi. Sementara publicity hanyalah merupakan kegiatan sebagai pemberi informasi dan sarana mengajak saja (pull strategy). Sedangkan pull strategy (strategi tarik) adalah jenis strategi yang mengutamakan penyampaian informasi dan mengajak saja tanpa harus melihat langsung efek atau respon dari khalayak sasaran setelah mendapat terpaan strategi ini, serta pull strategy (strategi tarik) biasanya mengeluarkan biaya produksi lebih besar untuk periklanan (advertising) dan publisitas (publicity). Adapun media periklanan (advertising) yang dilakukan oleh Kompas Kampus melalui: -
Media etak surat kabar Harian Kompas, Rubrik Kompas Kampus
-
Majalah Hai (naungan KG, Kompas Gramedia)
-
Media radio (Sonora dan Motion)
-
Media BTL (Below The Line), yaitu poster dan flyer (Terlampir). Peneliti menganalisa bahwa bentuk strategi promosi yang sesuai
dalam mempromosikan event Green Living & Youth Creativity adalah dengan
menggunakan
elemen
bauran
promosi
yaitu
advertising
(periklanan), social media, dan WOM yang dilakukan oleh volunteer karena cendrung memiliki dampak seperti yang diharapkan dalam sebuah tujuan promosi yang dijabarkan sebagai berikut: 2 1. Menginformasikan dan membuat khalayak menyadari keberadaan produk yang ditawarkan. 2
Sulaksana, Uyung, Intergrated Marketing Communication, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2003, Hal. 24
2. Berusaha membujuk atau mempengaruhi khalayak agar masuk dalam hubungan pertukaran (exchange relationship). 3. Sebagai pengingat mengenai keberadaan produk yang ditawarkan, yang pada masa lalu pernah dilakukan transaksi pertukaran pada produk tersebut. Konsumen diingatkan bahwa produk yang dulu itu ada, dan saat ini juga masih tersedia di pasar. 4. Membujuk atau mempengaruhi khalayak untuk bertindak membeli dan menggunakan produk. Sehingga strategi Kompas Kampus paling sesuai dengan menggunakan strategi tersebut. Terlebih didukung dengan strength (kekuatan) dari Kompas Kampus, karena memiliki kekuatan brand pendukung di belakangnya yaitu Harian Kompas (Kompas Gramedia). Sehingga ada kecendrungan yang melihat iklan merasa event tersebut adalah event bergengsi yang sangat baik diikuti untuk mengembang ide kreativitas dalam membuat sebuah konsep acara.
4.3.4. Pelaksanaan Event Event Green Living & Youth Creativity merupakan event yang sudah berjalan. Event tersebut tidak menggunakan organizer dari luar, melainkan mereka memiliki tenaga sendiri yaitu melalui volunteer. Green Living & Youth Creativity adalah merupakan event kompetisi BEM, melibatkan mahasiswa-mahasiswa se-JABODETABEK, Medan dan sekitarnya, serta Surabaya sekitarnya. Para volunteer mengerjakan semua
tahapan promosi. Mulai dari 14 April 2011 hingga 29 Mei 2011, telah dilakukan tahapan promosi hingga pendaftaran. Promosi yang dilakukan melalui iklan pada media cetak yaitu surat kabar Harian Kompas khususnya pada rubrik Kompas Kampus, serta pada majalah Hai yang memang mentargetkan kepada majalah anak muda. Serta beriklan pada media radio Sonora dan Motion Radio. Adapun bentuk kegiatan melalui media below the line advertising, yaitu dengan menggunakan sarana poster dan flyer yang ditepel dan disebar ke kampuskampus. Semua bentuk kegiatan promosi dilakukan oleh volunteer Kompas Kampus. Mereka pada awalnya mengkhususkan kampus masing-masing untuk mengikuti kompetisi Green Living & Youth Creativity. Dengan menyebar poster dan flyer mereka juga melakukan penyebaran informasi dari mulut ke mulut. Seperti apa yang dikatakan oleh Ibu Tarrence:
“… kami sengaja merekrut mereka dari kampus-kampus yang ada, sehingga mereka dapat menjadi ambassador dari Kompas Kampus, dan dengan mudah menciptakan Word of Mouth tentang pengadaan sebuah event di Kompas Kampus”.
Event tersebut dipromosikan guna menarik minat mahsiswa dalam sebuah kompetisi. Karena bertemakan tentang kampanye perubahan
perilaku dengan pengurangan sampah plastik sekali buang seperti stereofoam dan botol air mineral dialihkan menjadi penggunaan wadah plastik tahan lama yang dimiliki masing-masing orang dari rumahnya. Untuk Kompas Kampus merangkul Tupperware dalam event ini karena selain memang memiliki kesamaan visi tentang hal tersebut, Tupperware juga merupakan produsen penghasil wadah makanan dan minuman untuk rumah tangga. Tupperware bersedia menjadi juri sekaligus pembica dalam event Green Living & Youth Creativity. Dengan tujuan dari terselenggaranya kegiatan tersebut menurut Bapak Lukminto W. (Manager Harian Kompas).
“kami ingin mengkomunikasikan tentang sebuah edukasi lingkungan, yaitu pengetahuan tentang pemahaman lingkungan. Dalam event ini Kompas Kampus
bekerja
sama
dengan
Tupperware
untuk
menggiatkan
pemahaman lingkungan tentang pengurangan pemakaian wadah plastik sekali buang. Kompas Kampus bekerja sama dengan Tupperware karena melihat
kesamaan
visi
untuk
mengkampanyekan
kegiatan
cinta
lingkungan.
Kompetisi tersebut memiliki tahapan, mulai promosi, pendaftaran, penyeleksian secara tertutup, hingga masuk seleksi lima besar mereka baru akan disuruh mempresentasikan isi proposal acara yang mereka buat sesuai dengan tema Green Living & Youth Creativity. Setelah mempresentasikan maka akan diseleksi dengan juri-juri yang kompeten, baik pihak Harian Kompas, Kompas Kampus, dan Tupperware. Dua
finalis kompetisi berhak atas penyelenggaraan event Green Living & Youth Creativity di Kampus masing-masing, dengan biaya penuh dari Kompas Kampus dan Tupperware. Adapun dari wilayah Medan sekitarnya, JABODETABEK, serta Surabaya sekitarnya telah didapati 6 (enam) kampus yang akan menjadi penyelenggara event Green Living & Youth Creativity, yaitu: 1. Univ. Negeri Medan, Medan, dengan judul event “Harmoni Alam Di Kampus Hijau, Green Now n 2morrow”. Pelaksanaan mulai tanggal 6 hingga 7 Juni 2011. 2. Univ. Sumatera Utara, Medan, dengan judul event “USU Green Day 2011: Raise Your Green Sow”. Pelaksanaan mulai dari 3 hingga 4 Juni 2011. 3. STIKOM London School of Public Relation, Jakarta, dengan judul event, “METAMOR4YOUTH”. Pelaksanaan pada tanggal 30 Juni hingga 2 Juli 2011. 4. Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, dengan judul event “IPB Green Living Movement: All For Green, Green For All”. Pelaksanaan mulai dari tanggal 10 hingga 11 Juni 2011. 5. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, dengan judul acara “It’s FRESHtival 2011: Youth Action For Green Living”. Pelaksanaan mulai dari tanggal 11 hingga 12 Juni 2011. 6. Univ. Brawijaya, Malang, dengan judul event “Malang Youth GREENeration: The Young Leader For Environmental Stewardship”.