54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Lokasi Pnenelitian a. Profil SMAN 1 Srandakan SMAN 1 Srandakan merupakan lembaga pendidikan sekolah menengah atas yang beralamatkan di Jl. Pandansimo Km.1, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, kabupaten Bantul, Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini berada dipingiran kota sekaligus berada di pinggir kali progo dan tidak jauh dari pusat pemerintahan desa srandakan. Keberadaan sekolah yang mudah di jangkau karena tidak jauh dari jalur utama Srandakan- kulon progo. SMAN 1 Srandakan dilewati jalur utama obyek wisata pantai baru sehingga keberadaanya mudah diketahui. Keadaan lingkungan sekolah yang berada pada lokasi strategis, berada dipinggiran kota sehingga jauh dari kebisingan dan keramaian kota yang menjadikan suasana menjadi nyaman dan tenang sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi kondusif. Meskipun suasana lingkungan sekolah yang dirasa cukup panas karena berada di pinggiran kali progo namun usaha penghijauan selalu dilaksanakan untuk menciptakan suasana yang asri (Observasi, 15 juli 2012). SMAN 1 Srandakan memiliki suasana yang harmonis antara siswa, karyawan dan guru. Siswa menghormati guru selaku orang tua ketika disekolah dengan selalu memberi salam tiap
55
bertemu. Terciptanya suasana seperti ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras guru selaku pendidik serta karyawan sekolah. Peran aktif guru dalam mendidik siswa agar menjadi peserta didik yang berkualitas selalu ditunjukan tanpa mengenal lelah. Unggulan dari sekolah ini terdapat pada bidang seni membatik dimana siswa di ajarkan cara membatik serta diberikan kesempatan untuk mengali kemampuan setiap individu mengenai seni membatik (Observasi, 15 juli 2012). Pada peringatan 17 agustus siswa diberikan kesempatan untuk menjadi peserta dan pengibar bendera merah putih. SMAN 1 Srandakan menjadi perwakilan untuk terlibat langsung di lapangan pemerintah desa Srandakan. Sebuah kehormatan bagi siswa yang mewakili sekolah untuk tingkat kecamatan srandakan. Selain itu siswa menciptakan ahlak dan moral setiap bulan ramadhan selalu melakukan kegiatan agama secara rutin. Serta setiap harinya siswa dibiasakan untuk sholat Dzuhur berjamaah sehingga siswa menjadi terbisa untuk melaksanakan hal-hal yang positif (Observasi, 15 juli 2012). b. Sejarah Berdirinya SMAN 1 Srandakan SMAN 1 Srandakan pada awalnya bernama SMA PGRI Srandakan yang berlokasi di jalan Mangiran. SMA PGRI menempati gedung desa yang berada di dekat pasar mangunan. Setelah dirasa tempatnya yang tidak mendukung untuk kegiatan
56
belajar mengajar yang letaknya di dekat jalan raya dan gedung yang terbatas. Sebelum dipindahkan siswanya hanya berjumlah 60 orang (Dra, Badriah S.PD, wawancara 25 Januari 2013). Pergantian dari SMA PGRI menjadi SMAN 1 Srandakan terlaksana semenjak 2002. Pada awal pembangunan hanya tersedia 9 ruang yakni 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru dan ruang TU. Untuk meningkatkan jumlah siswa SMAN 1 Srandakan memiliki Visi, Mendidik siswa yang cerdas, terampil, kompetitif, dan Berkepribadian Indonesia serta Berakhlak mulia. Serta memiliki misi, Menyelenggarakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan berbasis Iptek dan Imtaq, menyelenggarakan pembelajaran keterampilan hidup (life skill) sebagai bekal hidup di masyarakat, menyelenggarakan pembelajaran
muatan
lokal
dan
kebudayaan
Indonesia,
menyelenggarakan pendidikan akhlak mulia, percaya diri, tertib, disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Namun sekarang SMAN 1 Srandakan memiliki siswa sebanyak 256 siswa, 20 guru serta 12 ruang kelas (Observasi, 25 januari 2013) c. Gambaran Umum SMAN 1 Srandakan a. Kondisi fisik SMAN 1 Srandakan berdiri diatas tanah seluas 200.000 m2, dengan luas bangunan 1.481 m2, halaman 1.625 m2, lapangan olahraga 1.000 m2 serta luas kebun 15.894 m2.
57
Memiliki 12 kelas yang diantaranya kelas X 4 ruang kelas, XI 4 ruang kelas dan kelas XII 4 ruang kelas. Dalam rangka meningkatkan potensi guru, siswa dan karyawan SMAN 1 Srandakan dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung diantaranya adalah (Observasi, 25 Januari 2012) a. Fasilitas Ruang 1) Ruang kelas terdiri dari 4 kelas X, 4 ruang kelas XI, dan 4 Ruang kelas XII 2) Laboratorium Biologi 3) Laboratorium Kimia 4) Laboratorium Fisika 5) Laboratorium Komputer b. Fasilitas Penunjang 1) Masjid 2) Perpustakaan 3) Lapangan upacara 4) Unit Kesehatan Siswa 5) Bimbingan Konseling 6) Lapangan Sepak Bola 7) Lapangan Basket 8) Lapangan Sepak Takrau 9) Lapangan Basket 10) Parkir luas
58
B. Hasil Penelitian 1. Realitas Pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Srandakan Pembelajaran sejarah di SMAN 1 Srandakan kelas XI IPS 1 selama
ini
masih
menggunakan
metode
pembelajaran
yang
konvensional. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya mengunakan modul dan dan penugasan. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dalam setiap pertemuanya, siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal kemudian dibahas secara bersama-sama. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru bertujuan untuk melatih siswa cakap dalam penyelesaian tugas berupa soal-soal untuk pencapaian materi pembelajaran. Namun terdapat kelemahan yakni siswa yang tidak serius mengerjakan soal akan mendapatkan nilai yang rendah serta pehaman materi yang tidak merata (Dra. Hariningsih,wawancara, 28 Februari 2013). Ketika pelajaran akan dimulai masih banyak siswa yang berkeliaran dan sebagian siswa masih mengobrol dengan temanya. Keaktifan siswa dikelas masih kurang, ditunjukkan dengan siswa hanya menjadi pendengar dan tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan pengunaan media dan penerapan metode yang lebih menarik sehingga siswa berminat dalam mengikuti pelajaran sejarah (Observasi, 28 Februari 2013).
59
2.
Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Melalui Metode Group Investigation di Kelas XI IPS I a. Kegiatan Pra-Tindakan Sebelum peneliti menjabarkan secara detail mengenai hasil penelitian. Terlebih dahulu menjabarkan proses sebelum pelaksanaan tindakan. Terlebih dahulu meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian, peneliti kemudian mencari surat izin secara resmi melalui badan penelitian daerah (Bapeda). Peneliti mengurus surat perizinan penelitian dari kampus yang ditujukan kepada Sekretariat Daerah Yogyakarta. Kemudian mengurus perizinan ke Bapeda Bantul. Setelah mendapatkan surat menyurat akhirnya mengurus perijinan kembali ke SMAN 1 Srandakan. Pengajuan surat ditujukan kepada kepala sekolah kemudian baru berdiskusi dengan guru mata pelajaran. Pengajuan surat perizinan penelitian bertujuan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi seorang peneliti sebelum melakukan penelitian. Setelah semua proses perizinan selesai barulah peneliti melakukan diskusi atau percakapan dengan guru mengenai proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
Group
Investigation untuk meningkatkan minat belajar siswa (Observasi, 12 November 2012). Setelah melakukan percakapan dan perbincangan yang panjang dengan Ibu Dra, Hariningsih di SMAN 1 Srandakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
60
sejarah di SMAN 1 Srandakan memiliki jumlah jam pelajaran yang sedikit serta materi yang banyak sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif yang sering dikejar oleh waktu dan pembagian materi yang dirasa tidak terpenuhi karena materi sejarah yang banyak. Ketertarikan siswa untuk mengikuti dan memperhatikan pelajaran yang masih rendah, seperti ketika pelajaran akan dimulai masih banyak siswa yang berkeliaran di luar kelas dan saat pelajaran dimulai sebagian siswa masih mengobrol dengan rekannya. Keaktifan siswa dikelas yang masih kurang, ditunjukkan dengan siswa hanya menjadi pendengar yang tidak aktif untuk bertanya dan menanggapi penjelasan guru. Selain permasalahan diatas, kurangnya minat siswa terhadap pelajaran sejarah membuat siswa semakin sulit untuk memahami materi pembelajaran sejarah (Dra, Hariningsih, wawancara, 29 Januari 2013). Berdasarkan hasil perbincangan tersebut terlihat bahwa tugas guru untuk memecahkan permasalahan tersebut. Perlu adanya perubahan dalam pembelajaran agar mampu meningkatkan minat belajar siswa. Karena dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa semakin tertarik untuk mengikuti pelajaran. Ketika siswa merasa senang terhadap suatu proses pembelajaran akan berpengaruh pula pada nilai-nilai dan rasa ketertarikan untuk mengikuti pelajaran sejarah. Metode pembelajaran baru yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan metode Group Investigation (Dra,Hariningsih, wawancara, 29 Januari 2013).
61
Fokus utama adalah mengubah pola pikir siswa yang selama ini menganggap pelajaran sejarah membosankan diperlukan metode pembelajaran yang menarik, manyenangkan. Dijelaskan kepada guru sejarah bahwa penelitian ini dibatasi pada peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode Group Investigation yang lebih menekankan kerja sama dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi. Dengan melakukan Investigasi diharapkan siswa dapat berfikir kritis sehingga dalam memecahkan masalah dapat mereka lakukan yang akhirnya dapat meningkatkan keaktifan dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran sejarah (Dra. Hariningsih, wawancara, 29 Januari 2013) Di SMAN 1 Srandakan terdapat 12 kelas, untuk kelas X 4 kelas, XI 4 kelas dan XII 4 kelas. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan pertimbangan yang matang untuk menentukan sempel kelas mana yang akan digunakan. Berhubung penelitian ini dilaksanakan pada semester genap maka tidak mungkin menggunakan kelas XII, karena kelas akan UAN. Berdasarkan pertimbangan guru, peneliti beserta guru memutuskan penelitian akan dilakukan di kelas XI IPS (Obsevasi, 29 Januari 2013) Berdasarkan pertimbangan dari guru dan hasil observasi, kelas yang diambil untuk diteliti adalah kelas XI IPS 1. Dipilih kelas XI IPS 1 digunakan sebagai tempat penelitian karena minat siswa dalam
62
mengikuti pelejaran yang tergolon rendah, pemahaman materi yang tidak merata, serta keaktifan dalam kegiatan pembelajara yang masih rendah. Namun pada dasarnya kelas ini memiliki keberanian untuk berpendapat yang lebih dibandingkan kelas lainya. Selain itu yang menjadi pertimbangan adalah sewaktu melakukan kegiatan PPL peneliti mengampu kelas ini sehingga dirasa sudah saling kenal antar siswa sehingga dalam pengamatan tidak mengalami hambatan. Penelitian dimulai pada tanggal 4 Februari 2013 dengan Ibu Dra, Hariningsih sebagai observer sekaligus kolaborator dan peneliti sebagai guru yang mengajar (Observasi, 29 Januari 2013) Peneliti menjelaskan mengenai pokok-pokok yang harus dilakukan guru maupun peneliti sebelum melakukan metode Group Investigation. Peneliti bersama guru kolaborator menentukan materi yang akan digunakan sebagai penelitian. Peneliti sebagai guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation dengan sejelas mungkin terhadap siswa. Peneliti juga harus mampu membantu siswa dalam pembelajaran sejarah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanaan tiga siklus dengan standar kompetensi menganalisis perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh barat sampai dengan pendudukan Jepang. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Srandakan yang berjumlah 21 siswa (observasi, 30 Januari 2013).
63
b. Penyusunan Rencana Tindakan Rancangan dibuat sebagai pedoman untuk guru sejarah, sehingga dapat mempermudah dalam proses pembelajaran. Selain itu rancangan dibuat untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode Group Investigation. Guru berperan sebagai observer atau pengamat sekaligus kolaborator yang membantu proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode Group Investigation. Tugas guru sebagai observer adalah mengamati berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation terutama tentang minat belajar siswa. Rencana penelitian dilakukan dalam tiga siklus atau tiga putaran yang masing-masing siklus memiliki materi yang berbeda. Siklus I pertemuan pertama yakni Menganalisis Perlawanan Rakyat Maluku, Perang Paderi, Perang Diponegoro, Perang Aceh. Siklus I pertemuan kedua yakni Mengidentifikasi Paham Nasionalisme, Liberalisme, Sosialisme, dan Paham Demokrasi. Siklus II pertemuan pertama yakni, menganalisis Organisasi Budi Utomo, Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, Indische Partij. Siklus II pertemuan kedua yakni Mengidentifikasi Terbentuknya PPPKI, Kongres Pemuda, Petisi Suetarjo, dan GAPI(Gabungan Politik Indonesia). Siklus III pertemuan pertama menganalisis masuknya Jepang ke wilayah Indonesia, Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat, Perlawanan rakyat terhadap Jepang. Siklus III pertemuan kedua yaitu dampak pendudukan jepang
64
bidang politik dan ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, menganalisis BPUPKI, dan PPKI. Setelah masing-masing rancangan tindakan berakhir, peneliti selalu melakukan diskusi dengan kolaborator sebagai bentuk refleksi untuk memperbaiki tindakan pada siklus selanjutnya.
c. Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing pelaksanaanya dilakukan dua kali pertemuan. Sehingga jumlah dari tiga siklus adalah enam kali pertemuan hasilnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Siklus I a. Perencanaan 1) Standar Kompetensi : Menganalisis Perkembangan Bangsa Indonesia Sejak Masuknya Pengaruh Barat Sampai Dengan Pendudukan Jepang 2) Kompetensi dasar : Menganalisis perkembangan pengaruh Barat dan perubahan ekonomi, demografi, dan kehidupan sosial budaya masyarakat di Indonesia pada masa kolonial 3) Indikator
: Menganalisis Kedudukan dan Dampak
Kehidupan Masyarakat Pada Masa Kolonial 4) Sumber belajar a. Modul
:
65
b. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 2 Kelas XI Program Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. c. M. Habib Mustopo. 2007. Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira. 5) Metode
: Metode Group Investigation
b. Pelaksaan Siklus I dilakukan dalam dua tahapan yaitu pertemuan pertama 4 Februari 2013 1x45 Pukul 10.15-11.00 wib dengan materi menganalisis perlawanan rakyat Maluku, Perang Paderi, Perang Diponegoro, Perang Aceh, dan pertemuan kedua 7 Februari 2013 2x45 pukul 10.15- 11.45 wib, dengan materi menganalisis Paham
Nasionalisme,
Liberalisme,
Sosialisme
dan
Paham
Demokrasi. Pelaksanaan pembelajaran ini menggunakan metode Group Investigation dipadukan dengan penggunaan modul bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mengamati materi secara singkat dan jelas. a) Pertemuan Pertama 1) Guru
Membuka
salam,
doa
dan
Presensi,
guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti pelajaran sejarah 2) Guru
membagikan
dilaksanakan
angket
sebelum
pembelajaran
66
3) Guru menyampaikan pembelajaran dengan menerapkan dan menyampaikan langkah-langkah pelaksanaan metode Group Investigation 4) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dengan masing- masing kelompok terdiri dari 4 siswa, karena siswa yang hadir hanya 17 dari 21 siswa keseluruan 5) Guru membagikan sumber bacaan dan Modul 6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas Perlawanan Rakyat Maluku, Kelompok 2 membahas Perang Pederi, Kelompok 3 Perang diponegoro, dan kelompok 4 Perang Aceh 7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama kelompok 8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi hasil diskusi, disertai dengan proses tanya jawab 9) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan membahas jalanya diskusi 10) Guru membagikan angket setelah tindakan 11) Guru
menyampaikan
materi
pertemuan
selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya 12) Penutup mengucapkan salam dan doa
67
b) Pertemuan Kedua 1) Guru
Membuka
salam,
doa
dan
Presensi,
guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti pelajaran sejarah 2) Guru
membagikan
angket
sebelum
pembelajaran
dilaksanakan 3) Guru menyampaikan pembelajaran dengan menerapkan dan menyampaikan langkah-langkah pelaksanaan metode Group Investigation 4) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dengan masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa, karena siswa yang hadir hanya 17 dari 21 siswa keseluruan 5) Guru membagikan sumber bacaan dan Modul 6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas Nasionalisme, Kelompok 2 membahas Liberalisme, Kelompok 3 Sosialisme, dan kelompok 4 Paham Demokrasi 7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama kelompok 8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi hasil diskusi, disertai dengan proses tanya jawab 9) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan membahas jalanya diskusi 10) Guru membagikan angket setelah tindakan
68
11) Guru
menyampaikan
materi
pertemuan
selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya 12) Penutup mengucapkan salam dan doa c. Pengamatan a) Pengamatan Terhadap Guru Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus pertama ini guru telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik. RPP telah dibuat dengan lengkap dan sesuai dengan Standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasarnya. Guru juga telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sekaligus memberikan apresiasi di awal pertemuan dengan baik. b) Pengamatan Terhadap Siswa Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dengan metode Group Investigation yang telah dipersiapkan peneliti. Maka minat siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat diketahui sebagai berikut. 1) Minat belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada saat sebelum dan sesudah tindakan. a. Minat belajar siswa sebelum tindakan Minat sebelum tindakan secara keseluruhan sebesar 59,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori
69
variabelnya adalah Rendah sebesar 17,64%, sedang 23,52%, Tinggi 35,29%, Sangat Tinggi 23,52%. b. Minat belajar siswa sesudah tindakan Minat sebelum tindakan secara keseluruhan sebesar 59,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori variabelnya adalah Rendah sebesar 17,64%, sedang 23,52%, Tinggi 35,29%, Sangat Tinggi 23,52%. Berdasarkan angket sebelum dan setelah tindakan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa setelah menggunakan metode Group Investigation sebesar 59,00% menjadi 64,00% atau mengalami peningkatan sebesar 5%. Diketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa pada siklus I sebesar 64,00% maka berdasarkan indikator keberhasilannya menunjukkan ≤ 70% maka siklus I dikatakan belum berhasil karena belum memenuhi kategori pencapaian keberhasilan minatnya. d. Refleksi Berdasarkan penelitian pada siklus I proses pembelajaran dengan penerapan metode Group Investigation
yang diperoleh
hasil dari pengisian angket sebelum dan sesudah tindakan maka dapat diketahui minat belajar siswa berdasarkan tabel berikut ini.
70
Tabel 10.. Minat Belajar Siswa Pada Siklus I. I Angket
Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan
Ratarata
Rendah
Pencapaian Sedang Tinggi
59,00%
17,64%
23,52%
35,29 35,29%
Sangat Tinggi 23,52%
64,00%
17,64%
23,52%
35,29 35,29%
29,42%
Diketahui bahwa pada Siklus I rata-rata minat belajar siswa sebelum tindakan sebesar 59,00%,, setelah tindakan menjadi 64,00% atau mengalami peningkatan sebesar 5%. Dengan masingmasing masing kategori variabelnya sebelum tindakan sebesar rendah 17,64%, Sedang 23,52%, Tinggi 35,29% dan Sangat Tinggi 23,52%. Sedangkan minat mina siswa setelah tindakan dengan masingmasing kategori variabelnya variabelnya Rendah 17,64%, Sedang 23,52%, Tinggi 35,29%, dan Sangat Tinggi 29,41%. Maka untuk mengetahui peningkatan minat pada siklus I dapat dapa dilihat dari gambar grafik berikut. ber
64% 80% 60% 40%
59% 35.29% 29.41% 23.52%35.29% 5% 17.64%23.52% 23.52% 17.64%
20% 0% Rata-rata Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan Minat
Gambar 4. Minat Belajar Siswa Siklus I
71
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka refleksi pada siklus I dapat diketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa sebelum tindakan sebesar 54,00% dan setelah tindakan sebesar 69,00% yang mengalami peningkatan sebesar 5%. Setelah dilakukan pengamatan terdapat beberapa kelemahan diantaranya. a.
Siswa mengalami kebingungan dalam penjelasan langkahlangkah pembelajaran penerapan metode Group Investigation.
b.
Siswa mengalami kesulitan dalam mencari dan menemukan informasi dari sumber-sumber buku.
c.
Banyak siswa yang belum melakukan koordinasi dengan baik atau kerja sama dengan kelompoknya. Adapun usaha perbaikan atau solusi yang dilakukan yakni
pada siklus selanjutnya. d. Guru menjelaskan secara detail, dan pemggunaan bahasa yang mudah dipahami siswa dalam menjelaskan langkah-langkah metode Group Investigation. e. Guru mengarahkan dan memberikan bantuan informasi sumber buku
yang
akan
digunakan
serta
menunjukkan
cara
menentukan pokok-pokok dalam temuan. f. Guru memberikan dorongan dan arahan kepada setiap siswa mengenai tindakan yang dilakukan dalam kegiatan kerja sama antar kelompoknya.
72
Berdasarkan temuan kelemahan yang terjadi pada siklus I dijadikan sebagai perbaikan dan penyempurnaan penelitian dan dilanjutkan ke siklus II untuk mencapai indikator keberhasilan sebesar ≥ 70% untuk pencapaian indikator dikatakan berhasil.
Siklus II a. Perencanaan 1) Standar Kompetensi : Menganalisis Perkembangan Bangsa Indonesia Sejak Masuknya Pengaruh Barat Sampai Dengan Pendudukan Jepang 2) Kompetensi
Dasar
:
Menganalisis
Hubungan
Antara
Perkembangan Paham Baru dan Transformasi Sosial dengan Kesadaran dan Pergerakan Kebangsaan 3) Indikator
: Menganalisis Hubungan Paham Baru
Dengan Munculnya Kesadaran Kebangsaan 4) Sumber belajar
:
a. Modul b. Hand Out c. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 2 Kelas XI Program Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. d. M. Habib Mustopo. 2007. Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira. 5) Metode
: Metode Group Investigation
73
b. Pelaksanan Siklus II dilakukan dalam dua tahapan yaitu pertemuan pertama 11 Februari 2013 1x45 Pukul 10.15-11.00 wib dengan materi menganalisis terbentuknya Organisasi Budi Utomo, Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, dan Indische Partij dan pertemuan kedua 14 Februari 2013 2 x 45 pukul 10.15- 11.45 wib, dengan materi menjelaskan terbentuknya PPPKI, Kongres Pemuda, Petisi Sutarjo, dan Perkembangan GAPI. Pelaksanaan pembelajaran ini menggunakan metode Group Investigation yang dipadukan dengan media Modul dan Hand Out. Penggunaan modul mempermudah siswa
meringkas
materi
dan
pemahaman
secara
singkat.
Penggunaan media Hand Out bertujuan untuk memudahkan dalam pemahaman dengan meberikan ringkasan dan penjelasan materi secara runtut dan jelas. Sehingga melalui media Hand Out dapat meningkatkan ketertarikan siswa dan perhatian siswa yang dapat mempermudah dalam memahami informasi sumber sehingga minat belajar siswa meningkat. a) Pertemuan Pertama 1) Guru
Membuka
salam,
doa
dan
Presensi,
guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti pelajaran sejarah 2) Guru
membagikan
dilaksanakan
angket
sebelum
pembelajaran
74
3) Guru menerapkan dan menegaskan langkah-langkah pelaksanaan metode Group Investigation 4) Guru memberikan media Modul dan Hand Out 5) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dengan masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa, karena siswa yang hadir hanya 19 dari 21 siswa keseluruan 6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas Organisasi Budi Utomo, Kelompok 2 membahas Sarekat Islam, Kelompok 3 Perhimpunan Indonesia, dan kelompok 4 Indische Partij. 7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama kelompok 8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi hasil diskusi 9) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan menanggapi dalam kegiatan presentasinya 10) Guru memberikan penguatan dalam hasil diskusi 11) Guru bersama kolaborator menyimpulkan dan membahas jalanya diskusi 12) Guru membagikan angket setelah tindakan 13) Guru
menyampaikan
materi
pertemuan
selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya 14) Penutup mengucapkan salam dan doa
75
b) Pertemuan Kedua 1) Guru
Membuka
salam,
doa
dan
Presensi,
guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti pelajaran sejarah 2) Guru
membagikan
angket
sebelum
pembelajaran
dilaksanakan 3) Guru menerapkan dan menegaskan kembali langkahlangkah pelaksanaan metode Group Investigation 4) Guru memberikan media Modul dan Hand Out 5) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dengan masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa, karena siswa yang hadir hanya 19 dari 21 siswa keseluruan 6) Guru membagikan sumber bacaan dan lembaran Hand out, 7) Guru menugaskan kelompok 1 membahas terbentuknya PPPKI, Kelompok 2 membahas Kongres Pemuda, Kelompok
3
Petisi
Sutarjo,
dan
kelompok
4
Perkembangan GAPI 8) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama kelompok 9) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi hasil diskusi 10) Guru memberikan penguatan dalam hasil diskusi
76
11) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan menanggapi dalam kegiatan presentasinya 12) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan membahas jalanya diskusi 13) Guru membagikan angket setelah tindakan 14) Guru
menyampaikan
materi
pertemuan
selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya 15) Penutup mengucapkan salam dan doa c. Pengamatan a) Pengamatan terhadap guru Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus dua ini guru telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik. RPP telah dibuat dengan lengkap dan sesuai dengan Setandar Kompetensi maupun Kompetensi Dasarnya. Guru sudah membuat media dengan baik dan menarik. Guru membuat media Modul dan Hand out, dan telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sekaligus memberikan apersepsi di awal pertemuan dengan baik. b) Pengamatan terhadap siswa Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dengan metode Group Investigation yang telah dievaluasi pada siklus I. Maka minat
77
siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat diketahui sebagai berikut. (1) Minat siswa pada siklus II dapat dilihat pada saat sebelum dan sesudah tindakan. g.
Minat siswa sebelum tindakan Minat sebelum tindakan secara keseluruhan sebesar 63,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori variabelnya adalah Rendah sebesar 21,05%, sedang 15,78%, Tinggi 31,57%, Sangat Tinggi 31,57% .
h. Minat siswa setelah tindakan Minat sesudah tindakan secara keseluruhan sebesar 74,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori variabelnya adalah Rendah sebesar 10,52%, sedang 15,78% , Tinggi 36,84% , Sangat Tinggi 36,84%. Berdasarkan angket sebelum dan sesudah tindakan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sebelum menggunakan metode Group Investigation sebesar 63,00% setekah tindakan menjadi 74,00% atau mengalami peningkatan sebesar 11%. Diketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa pada siklus II sebesar 74,00% maka berdasarkan indikator keberhasilannya menunjukkan ≥70% maka siklus II dikatakan mencapai keberhasilan karena telah memenuhi kategori pencapaian keberhasilan minatnya.
78
d. Refleksi Berdasarkan penelitian pada siklus II proses pembelajaran dengan penerapan metode Group Investigation yang diperoleh dari hasil pengisian angket sebelum dan sesudah tindakan maka dapat diketahui minat belajar siswa berdasarkan tabel berikut ini. Tabel 11. Minat Belajar Siswa Pada Siklus II. Angket
Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan
Ratarata
Rendah
Pencapaian Sedang Tinggi
63,00%
21,05%
15,78%
31,57%
Sangat Tinggi 31,57%
74,00%
10,52%
15,78%
36,84%
36,84%
Diketahui bahwa pada Siklus II rata-rata minat belajar siswa sebelum tindakan sebesar 63,00%, setelah tindakan menjadi 74,00% setelah tindakan atau mengalami kenaikan sebesar 11%. Dengan masing-masing kategori variabelnya sebelum tindakan sebesar rendah 21,05%, Sedang 15,78%, Tinggi 31,57% dan Sangat Tinggi 31,57%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan sebesar dengan masing-masing kategori variabelnya Rendah 10,52%, Sedang 15,78%, Tinggi 36,84%, dan Sangat Tinggi 36,84%. Maka untuk mengetahui peningkatan minat pada siklus II dapat dilihat dari gambar grafik berikut.
79
74% 80%
63% 36.84%
36.84%
60%
11% 15.78%31.57% 10.52% 21.05% 15.78%
40%
31.57%
20% 0% Rata-rata Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan Minat
Gambar 5. Minat Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang ng
telah
diketahui
mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 5% kemudian pada siklus II minat belajar siswa meningkat menjadi 11% atau ata mengalami
peningkatan
sebesar
6%.
Setelah
dilakukan
pengamatan terdapat beberapa kelemahan diantaranya. a.
Sebagian siswa masih pasif dalam kegiatan presentasi
b.
Siswa belum percaya diri dalam penyampaian hasil presentasi dikelas. Adapun usaha perbaikan atau solusi yang dilakukan pada
siklus selanjutnya. a. Guru membimbing bing siswa yang pasif untuk lebih berperan dan diberikan perhatian serta kesempatan untuk bertanya dan menanggapi dalam kegiatan presentasi. b. Guru memberikan motivasi dan semangat kepada siswa agar lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya.
80
Berdasarkan temuan kelemahan yang terjadi pada siklus II dijadikan sebagai perbaikan dan penyempurnaan penelitian dilanjutkan ke siklus III yang digunakan sebagai pemantapan pelaksanaan siklus sebelumnya. Karena pada siklus II dapat dikatan penelitian berhasil meskipun perlu perbaikan agar permasalahan yang timbul dapat teratasi pada siklus selanjutnya. Pada siklus II sebesar 74,00% berdasarkan indikator keberhasilan
≥ 70%
menunjukkan
sebagai
penelitian
berhasil
yang
dilanjutkan
pemantapan pada siklus ke III.
Siklus III a. Pengamatan 1) Standar Kompetensi : Menganalisis Perkembangan Bangsa Indonesia Sejak Masuknya Pengaruh Barat Sampai Dengan Pendudukan Jepang 2) Kompetensi Dasar
: Menganalisis Proses Interaksi Indonesia
Jepang dan Dampak Pendudukan Militer Jepang Terhadap Kehidupan Masyarakat di Indonesia 3) Indikator
: Menganalisis Zaman Pendudukan Jepang
di Indonesia 4) Sumber belajar a. Modul
:
81
b. Hand Out c. Power Point d. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 2 Kelas XI Program Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. e. M. Habib Mustopo. 2007. Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira. 5) Metode
: Metode Group Investigation,
b. Pelaksanaan Siklus III dilakukan dalam dua tahapan yaitu pertemuan pertama 21 Februari 2013 2 x 45 Pukul 10.15-11.45 wib dengan materi menganalisis masuknya Jepang ke wilayah Indonesia, Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang, dan pertemuan kedua 28 Februari 2013 2 x 45 pukul 10.15- 11.45 wib, dengan materi menjelaskan dampak Pendudukan Jepang Bidang Politik dan Ekonomi, Dampak Pendudukan
Jepang
Bidang
menganalisi
BPUPKI,
dan
Pendidikan PPKI.
dan
Kebudayaan,
Penggunaan
modul
mempermudah siswa meringkas materi dan pemahaman secara singkat. Penggunaan media Hand Out
bertujuan untuk
memudahkan dalam pemahaman dengan memberikan ringkasan dan penjelasan materi secara runtut dan jelas. Sehingga melalui media Hand Out dapat meningkatkan ketertarikan siswa dan perhatian siswa yang dapat mempermudah dalam memahami
82
informasi sumber sehingga minat belajar siswa meningkat. Penggunaan media Power Point bertujuan untuk memberikan daya tarik karena dapat menampilkan penjelasan materi secara menarik, runtut dan singkat. Melalui penggunaan power point diharapkan siswa
dalam
mendeskripsikan
dan
berimajinasi
terhadap
pendudukan jepang lebih jelas karena memperhatikan alur peristiwa dan gambar tokoh yang dapat menimbulkan kemampuan berfikir kritis siswa sehingga minat belajar siswa meningkat.
a) Pertemuan Pertama 1) Guru
Membuka
salam,
doa
dan
Presensi,
guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti pelajaran sejarah 2) Guru
membagikan
angket
sebelum
pembelajaran
dilaksanakan 3) Guru menerapkan metode Group Investigation 4) Guru mengarahkan siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri dari 4-5 siswa per kelompoknya, 5) Guru membagikan sumber bacaan dan Modul, Hand Out, Power Point 6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas menganalisis masuknya Jepang ke wilayah Indonesia, Kelompok 2 membahas Gerakan Tiga A, Kelompok 3 membahas Pusat
83
Tenaga
Rakyat
(Putera),
Kelompok
4
membahas
Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang. 7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama kelompok 8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi hasil diskusi 9) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan menanggapi dalam kegiatan presentasinya 10) Guru bertindaak sebagai penguat dari hasil presentasi diskusi 11) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan melakukan refleksi jalanya diskusi 12) Guru membagikan angket setelah tindakan 13) Guru
menyampaikan
materi
pertemuan
selanjutnya
dengan pemberian tugas pada setiap kelompoknya 14) Penutup mengucapkan salam dan doa b) Pertemuan Kedua 1) Guru
Membuka
salam,
doa
dan
Presensi,
guru
memberikan semangat kepada siswa untuk mengikuti pelajaran sejarah 2) Guru
membagikan
angket
sebelum
pembelajaran
dilaksanakan 3) Guru menerapkan metode Group Investigation
84
4) Guru mengarahkan siswa bergabung dengan masingmasing kelompok terdiri dari 4-5 siswa 5) Guru membagikan sumber bacaan dan Modul, Hand out, Power Point 6) Guru menugaskan kelompok 1 membahas menjelaskan dampak Pendudukan Jepang Bidang Politik dan Ekonomi, Kelompok 2 membahas dampak Pendudukan Jepang Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Kelompok 3 menganalisi BPUPKI, Kelompok 4 membahas PPKI. 7) Guru memberikan waktu untuk siswa berdikusi bersama kelompok 8) Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi hasil investigasi 9) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan menanggapi dalam kegiatan presentasinya 10) Guru pelajaran bertindak sebagai penguat hasil presentasi diskusi 11) Guru bersama kolabolator menyimpulkan dan merefleksi hasil diskusi 12) Guru membagikan angket setelah tindakan 13) Guru mengucapkan terima kasih karena telah membantu menerapkan metode Group Investigation 14) Penutup mengucapkan salam dan doa
85
c. Pengamatan a) Pengamatan Terhadap guru Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus tiga
ini
guru
telah
membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran dengan baik. RPP telah dibuat dengan lengkap dan sesuai dengan Setandar Kompetensi maupun Kompetensi Dasarnya. Guru sudah membuat media dengan baik dan menarik. Guru membuat media Hand out, Power Point dan telah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sekaligus memberikan apersepsi di awal pertemuan dengan baik. b) Pengamatan terhadap siswa Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dengan metode Group Investigation yang telah dievaluasi pada siklus I. Maka minat siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat diketahui sebagai berikut. (1) Minat siswa pada siklus III dapat dilihat pada saat sebelum dan sesudah tindakan. a. Minat siswa sebelum tindakan Minat sebelum tindakan secara keseluruhan sebesar 71,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori
86
variabelnya adalah Rendah 9,25%, sedang 19,04%, Tinggi 38,09%, Sangat Tinggi 33,33%. b. Minat siswa setelah tindakan Minat sesudah tindakan secara keseluruhan sebesar 86,00%. Apabila dihitung masing-masing kategori variabelnya adalah Rendah 4,76%, sedang 9,52%, Tinggi 38,09%, Sangat Tinggi 47,61% Berdasarkan angket sebelum dan sesudah tindakan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sebelum menggunakan metode Group Investigation sebesar 71,00% setekah tindakan menjadi 86,00% atau mengalami peningkatan sebesar 15%. Diketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa pada siklus III sebesar 86,00% maka berdasarkan indikator keberhasilannya menunjukkan dikatakan
mengalami
signifikan
karena
telah
≥70% maka siklus III
peningkatan melebihi
keberhasilan kategori
yang
pencapaian
keberhasilan minatnya. d. Refleksi Berdasarkan penelitian pada siklus III proses pembelajaran dengan penerapan metode Group Investigation yang diperoleh dari hasil pengisian angket sebelum dan sesudah tindakan maka dapat diketahui minat belajar siswa berdasarkan tabel berikut ini.
87
Tabel 12.. Minat Belajar Siswa Pada Siklus III. II Angket
Rata-rata
Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan
Rendah
Pencapaian Sedang Tinggi
71,00%
9,52%
19,04%
38,09%
Sangat Tinggi 33,33%
86,00%
4,76%
9,52%
38,09%
47,61%
Dapat dideskripsikan bahwa pada siklus III mengalami kenaikan sebelum tindakan sebesar 71,00% menjadi 86,00% sesudah tindakan atau mengalami peningkatan sebesar 15%. Dengan masing-masing masing kategori variabelnya sebesar rendah 9,52%, Sedang 19,04%, 19,04%, Tinggi 38,09% dan Sangat Tinggi 33,33%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan sebesar 86,00%. 86, Dengan masing masing kategori variabelnya Rendah 4,76%, Sedang masing-masing 9,52%, Tinggi 38,09%, dan Sangat Tinggi 47,61%. Maka peningkatan minat dapat dilihat tabel berikut.
86% 100% 80% 60% 40% 20%
71% 47.61% 38.09% 38.09% 33.33%
15% 9.52% 4.76% 19.04% 9.52%
0% Rata-rata Rendah
Sedang
sebelum Tindakan
Tinggi
Sangat Tinggi Sesudah Tindakan Minat
Gambar 6. Minat Belajar Siswa Siklus III
88
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
telah
diketahui
mengalami peningkatan dari siklus II sebesar 11% kemudian pada siklus III minat belajar siswa meningkat menjadi 15% atau mengalami peningkatan sebesar 4%. Sehingga diketahui bahwa rata-rata minat dari siklus II sampai III sebesar 5%. Setelah dilakukan pengamatan pada siklus tiga terdapat beberapa kelemahan diantaranya. a. Sebagian siswa tidak kondusif dalam melakukan sesi tanya jawab dalam presentasi Adapun usaha perbaikan atau solusi yang harus dilakukan yakni. c. Guru membimbing siswa agar lebih kondusif dan bisa mengendalikan suasan ketika dikusi presentasi dilakukan dengan memperhatikan secara khusus pada siswa yang dianggap ribut ketika sedang presentasi. Berdasarkan temuan kelemahan yang terjadi pada siklus III dijadikan sebagai refleksi perbaikan dalam siklus III. Pada siklus III dapat dikatan penelitian sudah berhasil meskipun perlu dilakukan penguatan dan renungan perbaikan agar permasalahan yang timbul dapat teratasi ketika sedang berlangsung kegiatan. Pada siklus III
indikator keberhasilan
≥ 70% menunjukkan
keberhasilan yang sudah signifikan sehingga penelitian dapat dihentikan karena sudah mencapai keberhasilan yang tinggi.
89
Setelah diketahui pencapaian kategori variabel setiap siklusnya pada peningkatan minat belajar siswa kelas k XI IPS 1 SMAN N 1 Srandakan. Maka dapat dikatan setiap siklusnya siklu mengalami kenaikan yang dilihat dari masing-masing masing siklus. Hasilnya asilnya siklus I minat siswa sebelum tindakan sebesar 59,00% dan setelah tindakan minat siswa sebesar 64,00% maka mengalami peningkatan sebesar 5%, siklus II minat siswa sebelum tindakan peningkatan sebesar 63,00% dan setelah tindakan minat siswa sebesar 74,00% maka mengalami peningkatan 11%, siklus III minat siswa sebelum tindakan 71,00% dan setelah tindakan minat siswa sebesar 86,00% maka mengalami mengala peningkatan 15%. Sesuai dengan penjabaran setiap siklusnya maka dapat dilihat dari gambar sebagai berikut. Gambar 7. Peningkatan Minat Siswa Setiap siklusnya
86% 74%
100%
64% 63.00% 59%
71.00%
50% 5%
11.00%
15.00%
0% Siklus I Siklus II Siklus III Minat Setelah Tindakan
Sesudah Tindakan
90
C. Pembahasan 1.
Realitas Pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Srandakan Pembelajaran sejarah di SMAN 1 Srandakan kelas XI IPS 1 selama
ini
masih
menggunakan
metode
pembelajaran
yang
konvensional. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya mengunakan modul dan dan penugasan. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dalam setiap pertemuanya, siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal kemudian dibahas secara bersama-sama. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru bertujuan untuk melatih siswa cakap dalam penyelesaian tugas berupa soal-soal untuk pencapaian materi pembelajaran. Namun terdapat kelemahan yakni siswa yang tidak serius mengerjakan soal akan mendapatkan nilai yang rendah. Berdasarkan realitas yang ada maka peneliti menerapkan metode baru yakni Group Investigation. Pelaksanaan pembelajaran metode Group Investigation di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Srandakan secara umum dikatan berjalan cukup baik. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari beberapa komponen yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan, pertemuan pertama dan kedua. Setiap siklusnya peneliti membagikan angket sebelum dan sesudah tindakan untuk mengetahui tingkat minat siswa dalam setiap siklusnya. Pelaksanaan metode Group Investigation
pada siklus I
siswa mengunakan sumber bacaan buku dan Modul, bekerja bersama
91
bersama kelompok melakukan investigasi dan melakukan presentasi hasil investigasi. Pada siklus II dipadukan dengan penguatan dari guru mata pelajaran dan media Modul dan Hnd Out. Kegiatan prsentasi lebih dihidupkan dari pada siklus pertama karena lebih meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswanya. Pada siklus III dipadukan dengan penguatan guru serta, Modul, Hand Out Power Point.
2.
Peningkatan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Melalui Metode Group Investigation di Kelas XI IPS 1 SMAN 1 Srandakan. Peningkatan
metode Group Investigation di SMAN1
Srandakan secara umum dapat berjalan lancar. Metode pembelajaran Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau inquiry, pengetahuan atau Knowledge, dan dinamika belajar kelompok. Penelitian dilaksanakan untuk siswa menyelesaikan sub tema masalah. Pengetahuan siswa dituangkan dalam kegiatan berkelompok melalui investigasi. Tahapan dalam penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam tahapan siklus yang terbagi berikut ini. Penerapan metode Group Investigation pada siklus I menggunakan sumber yang tersedia berupa buku dan Modul yang bertujuan sebagai bahan pembanding agar siswa mudah memahami penjelasan materi secara jelas. Pada siklus pertama materi yang
92
diajarkan adalah mengidentifikasi paham baru dan munculnya Ideologi di Asia Afrika. Setiap kelompok diberikan sub masalah dan melakukan investigasi bersama kelompok. Pada siklus I ini masih banyak siswa yang bingung dalam menerapkan langkah-langkah investigasi. Guru dan peneliti secara bersama-sama memberikan dorongan dan memberikan pengertian langkah-langkah investigasi lebih mendalam agar siswa mudah memahaminya. Minat siswa dengan penerapan metode Group Investigation pada siklus I terjadi peningkatan minat sebesar 5%. Pada Siklus I minat siswa mengalami peningkatan sebelum tindakan sebesar 59,00% menjadi 64,00% sesudah tindakan. Penggunaan modul berfungsi sebagai daya tarik agar siswa lebih mudah dalam menyimpulkan dan mencari penjelasan materi yang disajikan secara runtut. Pencapaian minat sebelum tindakan dengan masing-masing kategori variabelnya rendah 17,64%, Sedang 23,52%, Tinggi 35,29% dan Sangat Tinggi 23,52%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan dengan masing-masing kategori variabelnya Rendah 17,64%, Sedang 23,52%, Tinggi 35,29%, dan Sangat Tinggi 29,41%. Pada siklus II metode Group Investigation dipadukan dengan media Modul, Hand Out. Penggunaan media Hand Out bertujuan untuk mempermudah siswa dalam pemahaman materi yang disajikan secara runtut dan menarik. Materi yang diajarkan mengaitkan hubungan paham baru dengan munculnya kesadaran kebangsaan. Pada
93
siklus ke II ini pembelajaran berjalan dengan lancar, siswa mulai bisa meyesuaikan dengan penerapan metode ini, siswa tertarik, dan mulai aktif dalam pembelajaran dengan metode Group Investigation. Namun beberapa siswa masih ada yang belum aktif berpartisipasi dan masih malu-malu dalam mengungkapkan pendapat baik bertanya maupun menanggapi. Pada siklus II minat siswa meningkat sebesar 11%. Pada siklus II mengalami kenaikan sebelum tindakan sebesar 63,00% menjadi 74,00% sesudah tindakan. Penggunaan media Modul, dan Hand Out . Penambahan media Hand Out berfungsi sebagai media yang menarik yang dapat menarik perhatian dan meningkatkan aktifitas siswa sehingga
minat
ketertarikan
dan
siswa rasa
menjadi senang
meningkat terhadap
karena
proses
timbulnya
pembelajaran.
Peningkatan minat sebelum tindakan dengan masing-masing kategori variabelnya sebesar rendah 21,05%, Sedang 15,78%, Tinggi 31,57% dan Sangat Tinggi 31,57%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan dengan masing-masing kategori variabelnya Rendah 10,52%, Sedang 15,78%, Tinggi 36,84%, dan Sangat Tinggi 36,84%. Pada siklus III Metode Group Investigation dipadukan dengan Modul, Hand Out, dan Power Point. Penambahan media Power Point bertujuan untuk melengkapi media hand out yang dalam penampilanya lebih menarik menampilkan urutan peristiwa secara runtut dan gambar tokoh yang dapat meningkatkan imajinasi siswa dalam menganalisis
94
peristiwa yang terjadi. Pada siklus III materi yang diajarkan menganalisis zaman pendudukan Jepang di Indonesia. Pada siklus III proses pembelajaran berjalan dengan lancar, siswa sudah benar-benar memahami pembelajaran dengan metode Group Investigation. Partisipasi, minat, ketertarikan, dan kemandirian siswa sudah terlihat dalam siklus III. Siswa lebih memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam investigasi. Sebagian siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan menanggapi dalam proses presentasi sehingga siswa menjadi lebih bertangung jawab dalam melakukan investigasi kelompoknya. Pada siklus III minat siswa meningkat sebesar 15%. Pada siklus III kenaikan sebelum tindakan sebesar 71,00% menjadi 86,00% sesudah tindakan. Penggunaan media Power Point memilki fungsi sebagai media yang menarik yang dapat menampilkan materi yang disajikan secara jelas dan menarik sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan kemapuan berfikir kritis siswa dalam menanggapi permasalahan peristiwa yang dihadapinya. Pencapaian minat siswa sebelum tindakan dengan masing-masing kategori variabelnya sebesar rendah 9,52%, Sedang 19,04%, Tinggi 38,09% dan Sangat Tinggi 33,33%. Sedangkan minat siswa setelah tindakan dengan masingmasing kategori variabelnya Rendah 4,76%, Sedang 9,52%, Tinggi 38,09%, dan Sangat Tinggi 47,61%. Hasil yang diperoleh pada siklus III menunjukkan ketercapaian tindakan sebesar 86% maka dapat
95
disimpulkan berdasarkan indikator keberhasilan maka melalui penggunaan media Group Investigation yang dipadukan dengan media Modul, Hand Out dan Power Point dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga penelitian bisa dihentikan dengan menunjukkan hasil yang signifikan.
3. Kelebihan dan Kekurangan Dalam Pembelajaran Sejarah Melalui Metode Group Investigation. Penerapan metode Group Investigation di kelas XI IPS 1 di SMAN 1 Srandakan memiliki kelebihan yakni meningkatnya pertisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Siswa terlibat dalam pembentukan kelompok sampai presentasi hasil investigasi. Dengan melakukan investigasi mendalam siswa dituntut untuk terampil dan kreatif dalam menentukan hasil investigasi. Penerapan pembelajaran melalui metode Group Investigation dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa dalam mengali sumber informasi. Siswa menjadi terbiasa untuk berfikir kritis dalam menaggapi permasalahan setiap sub topiknya. Selain itu melalui pengalaman yang telah dilakukan dapat membentuk siswa lebih kreatif yang menciptakan ide-ide gagasan yang positif. Melalui penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan dinamika kelompok belajar yang ditunjukkan pada keaktifan siswa dalam kegiatan investigasi dan presentasi kelompok.
96
Dalam melakukan investigasi kelompok siswa dibebankan pada tugas masing-masing
sesuai
ketentuan
yang
telah
dibuat
bersama
kelompoknya. Siswa dituntut untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dalam kelompoknya sehingga pembagian tugas dapat merata antar anggota kelompoknya. Kekurangan dalam pembelajaran sejarah melalui metode Group Investigation yakni terdapat pada keaktifan siswa yang tidak merata dalam presentasi hasil investigasi kelompok dan kurang kondusifnya siswa dalam melakukan presentasi. Kekurangan lain yang muncul dalam pembelajaran dengan metode Group Investigation adalah siswa yang lemah mengantungkan pada siswa yang pandai. Karena dalam melakukan investigasi siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4-5 siswa) yang memiliki kemampuan yang heterogen.
4. Pokok-pokok Temuan Penelitian a. Melalui penerapan metode Group Investigation siswa menjadi aktif dan tanggap dalam menghadapi permasalahan setiap sub topik dalam kelompoknya. Keaktifan berdasarkan pada pengamatan yang dilakukan pada siklus I menunjukan bahwa sebagian siswa yang aktif mengikuti pembelajaran dengan metode Group Investigation. Namun adanya refleksi dan evaluasi akhirnya keaktifan siswa meningkat pada siklus II dan siklus III. Siswa menjadi lebih aktif
97
untuk mencari sumber informasi serta dalam melakukan presentasi. Keaktifan terlihat dari banyaknya siswa yang bertanya dan menanggapi dalam kegiatan pembelajaran. b. Melalui
penerapan
metode
Group
Investigation
dapat
menumbuhkan rasa kerja sama antar kelompoknya. Terlihat pada siklus I siswa terlihat bekerja sendiri-sendiri karena belum memahami langkah-langkah metode Group Investigation dengan baik. Maka guru melakukan pendekatan akhirnya kerjasama antar kelompok terjalin dengan baik ketika memasuki siklus II dan siklus III, karena semua kelompok memahami bahwa bekerja yang baik adalah membentuk kekompakan dan menjain komunikasi yang baik antar kelompoknya sehingga kerjasama mudah dilakukan. Dengan terjalin hubungan kerja sama maka siswa secara bersamasama dengan mudah menyelesaikan pokok masalahnya. c. Pembelajaran melalui metode Group Investigation di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Srandakan siswa menjadi lebih berfikir kritis dalam menanggapi hasil investigasi. Memiliki rasa percaya diri yang mampu mengembangkan potensi dirinya untuk melakukan sebuah investigasi dengan menyelesaikan setiap permasalahan dalam kelompoknya. Serta siswa dituntut untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diterimanya. Guru memberikan dorongan semangat untuk memotivasi siswa agar lebih berminat mengikuti pelajaran sejarah dengan menerapkan metode Group Investigation.
98
Guru menjadi lebih aktif karena berperan sebagai fasilitator atau bukan sebagai subjek pembelajaran. d. Pembelajaran sejarah melalui metode Group Investigation terdapat siswa yang lemah mengantungkan pada siswa yang pandai dalam kelompoknya.
Karena
dalam
melakukan
investigasi
siswa
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4-5 siswa) yang memiliki kemampuan yang heterogen. Selain itu siswa kurang kondusif dalam melakukan hasil presentasi investigasi.