BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. Sejarah Lahirnya SMA Negeri 4 Bandung Pada awal berdirinya, sekolah ini bernama Sekolah Menengah Atas Parki yang berbantuan sebagai sekolah swasta yang beralamat di Jalan Pasundan. Pada tanggal 1 Agustus 1950, Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengubah nama dan status SMA Parki menjadi SMA Negeri 3 Bandung yang terbagi menjadi dua yaitu SMA 3 Bandung Bagian A yang dipimpin oleh Bapak R.I. Karta Dipraja, sedangkan bagian B dipimpin olah Bapak Nawawi. Tahun pelajaran 1953/1954 SMA Negeri 3 Bandung berpindah ke Jalan Sumatra, menumpang di SMP Negeri 2 Bandung dan SMP Negeri 5 Bandung. Pada tahun pelajaran 1956/1957 sekolah tersebut berganti nama. SMA Negeri 3 Bandung A menjadi SMA Negri 2 Bandung menjadi SMA Negeri 2 yang sekarang disebut SMA Negeri 1 Bandung, dan SMA Negeri 3 Bandung B menjadi SMA Negri 4 Bandung. Di bawah pimpinan Bapak Drs. Saban Bratakusumah pada tanggal 12 Juli 1966 SMA Negeri 4 Bandung beralih tempat, menempati gedung bekas SD Chung Hwi di Jalan Gardujati No. 20 Bandung hingga sekarang. Pada tahun itu juga terjadi pergantian pimpinan dari Bapak Drs. Saban
78
79
Bratakusumah kepada Bapak R. Darjanto Djojosugito. Sejak saat itu terjadi 15 kali pergantian pimpinan Kepala Sekolah, mulai dari tahun 1969 yang dipimpin oleh Bapak R.K Supriatna dan sekarang tahun 2011 yang dipimpin oleh Bapak Drs. H. Cucu Saputra, M.M.Pd. 2. Lokasi Sekolah Adapun lokasi berdirinya SMA Negeri 4 Bandung cukup strategis, dimana berada di pusat kota Bandung yang beralamat di Jalan Gardujati No. 20 Bandung. 3. Visi dan Misi dan Tujuan a. Visi Visi yang dicita-citakan oleh SMA Negeri 4 Bandung adalah terwujudnya Sumber Daya Manusia berakhlak mulia yang mampu bersaing
pada era global. Yang mengacu pada Indikator sebagai
berikut : a) Bertaqwa; b) Berakhlak mulia; c) Berprestasi; d) Kreatif; e) Inovatif ; f) Kerjasama b. Misi Adapun misi yang di emban oleh SMA Negeri 4 Bandung adalah sebagai berikut : 1). Meningkatkan pengamalan ketakwaan dan akhlak mulia yang berdasarkan: a) Nilai-nilai agama; b) Rasa kebangsaan; c) Budaya bangsa; d) Lingkungan hidup.
80
2). Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas sekolah sebagai pusat ilmu pengetahuan, keterampilan, pengamalan, sikap dan nilai dengan berbasis ICT, dalam mewujudkan sekolah mandiri berstandar nasional. 3). Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi siswa secara utuh dalam rangka meningkatkan masyarakat belajar (learning society). 4). Mengembangkan sikap kebebasan berekspresi melalui: Seni & budaya, Olah raga, dan Life skill. 5). Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip MBS (management berbasis sekolah). 4. Tujuan Sekolah Adapun tujuan SMA Negeri 4 Bandung yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kecerdasan spiritual b. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan c. Meningkatkan kepribadian yang mantap dan mandiri
81
5. Sasaran Sekolah SMA Negeri 4 Bandung memiliki beberapa sasaran yang hendak dicapai, adapun sasaran yang hendak dicapai berorientasi pada :
a. Sasaran 1 Sasaran 1 mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Mengembangkan misi hidup berdasarkan pengabdian kepada al-Khalik; 2) Menumbuh kembangkan sikap jujur dalam berpikir, berbicara dan bersikap; 3) Membina kasih sayang dan kepedulian kepada sesama dalam mewujudkan kebersamaan; 4) Menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan
beragama;
5)
Mewujudkan
kepribadian
yang
mengutamakan kesucian hati. b. Sasaran 2 Sasaran 2 mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Meningkatkan nilai rata-rata kelulusan +0,5/tahun; 2) Menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS), serta kearifan; 3) Meningkatkan kemampuan dalam mengakses ICT; 4) Membuat proses belajar cepat, tepat,ceria, dan kondusif; 5) Meningkatkan kesadaran profesionalisme warga sekolah; 6) Meningkatkan budaya baca; 7) Meningkatkan berbagai macam kecerdasan (multiple intellegences); 8) Meningkatkan kemampuan mengolah dan menyampaikan informasi.
82
c. Sasaran 3 Sasaran 3 mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Menanamkan rasa cinta terhadap budaya nasional; 2) Membentuk kebiasaan memelihara dan memakmurkan lingkungan hidup 3) Menumbuh-kembangkan rasa kebangsaan; 4) Mewujudkan sikap demokratis dalam kehidupan; 5) Menanamkan sikap menjunjung tinggi aturan yang berlaku; 6) Menanamkan rasa cinta terhadap almamater;
7) Menanamkan sikap
toleran, terbuka, dan kritis sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
6. Program Unggulan SMA Negeri 4 Bandung memiliki program-program unggulan, adapun program-program unggulan tersebut diantaranya sebagai berikut : a. Menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) b. Mengembangkan Sikap dan Kompetensi Keagamaan c. Mengembangkan Potensi Siswa Berbasis Multiple Intelligance d. Mengembangkan Budaya Daerah e. Mengembangkan Kemampuan Bahasa dan Teknologi Informasi f. Meningkatkan Daya Serap ke Perguruan Tinggi Favorit
7. Kebijakan mutu kepala SMA Negeri 4 Bandung Menyediakan
jasa
pelayanan
pendidikan
melalui
upaya
peningkatan kualitas pendidikan yang berkelanjutan dalam aspek kualitas peserta didik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan fasilitas pedidikan
83
serta lingkungan sekolah dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008.
8. Keadaan Fasilitas Sivitas Akademika Sekolah (Guru, Karyawan, Siswa, Sarana PBM) a. Identitas Sekolah Tabel 4.1 Identitas SMA Negeri 4 Bandung Nama Sekolah
: : SMA Negeri 4 Bandung
NSS
: : 3032026014103
NDS
: : 3002210015
Status Sekolah
: : Negeri
Akreditasi
: : A (Amat Baik)
Izin Operasional :: Kanwil Depdikbud Alamat Sekolah :: Jl. Gardujati No. 20 Bandung No. Telepon
: : (022) 4203661
Website
: : www.sman4bdg.sch.id
Email
:
[email protected]
Kota
: : Bandung
Provinsi
: : Jawa Barat
Sumber : SMA Negeri 4 Bandung 2011
84
b. Sarana dan Prasarana Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 4 Bandung
LUAS TANAH LUAS BANGUNAN
: 4.144 M2 : 2.298 M2
Jumlah Ruang NO NAMA RUANGAN Kelas 1 Lab. Fisika/Lab Biologi 2 Lab. Kimia 3 Lab. Komputer 4 Perpustakaan 5 Ruang Kepala Sekolah 6 Ruang Wakasek 7 Ruang Divisi ICT 8 Ruang Guru 9 Ruang TU 10 Ruang Komite Sekolah 11 Masjid 12 Kantin 13 Sarana Olah Raga Indor 14 Sarana Olah Raga Outdor 15 Ruang BP/BK 16 Gudang ATK 17 Ruang Koperasi Guru 18 Ruang Koperasi Siswa 20 Ruang Kesenian 21 Ruang Dapur 22 WC Siswa 23 WC Ruang Kepala Sekolah 24 WC Ruang Guru 25 WC Ruang TU 26
JUMLAH 25 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 9 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang Sumber : SMA Negeri 4 Bandung 2011
85
c. Guru dan Karyawan Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang bertugas di SMA Negeri 4 Bandung, sebagai berikut: Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Negeri 4 Bandung No.
Tenaga Pendidik dan
Jumlah
Kependidikan 1.
Guru tetap
67 Orang
2.
Guru tidak tetap
10 Orang
3.
Tenaga TU tetap
10 Orang
4.
Tenaga TU tidak tetap
13 Orang
5.
Pelatih ekstrakulikuler
13 Orang
6.
Pembimbing Imtaq
6 Orang
Sumber: SMA Negeri 4 Bandung 2011
9. Gambaran Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung Perpustakaan dan Pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan. Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat
akselerasi
transfer
ilmu
pengetahuan.
Sedangkan
pendidikan, merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran, atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Sebagai sebuah lembaga yang memberikan kontribusinya dalam bidang pendidikan, maka perpustakaan memiliki nilai-nilai pendidikan, edukatif dan ilmu pengetahuan. Orang
86
yang mau membaca dan belajar, dapat memanfaatkan perpustakaan sebaik-baiknya. Kita mengakui pernyataan bahwa” Membaca merupakan Jendela Dunia”, dengan banyak membaca kita akan banyak tahu, dengan membaca maka kita akan penuh dengan pelangi ilmu dan akan memberikan kontribusi terhadap refleksi tindakan kita sehari-hari. Tentu kita akan dapat menilai bagaimana ucapan dan tindakan orang berilmu dengan yang tidak. Orang yang berilmu akan tampak memberi warna positif dalam kehidupannya sehari-hari. Pengaruh positif inilah yang harus kita ciptakan.
Dalam kaitannya dengan membaca, maka dilembaga pendidikan seperti SMA Negeri 4 Bandung, merupakan sesuatu yang sangat perlu memperhatikan secara sungguh-sungguh bagaimana agar para siswa menjadi sebuah komunitas yang gemar membaca. Oleh sebab itu, maka harus dipikirkan pemanfaatan perpustakaan yang mampu menjadi daya tarik bagi siswa sebagai tempat yang nyaman untuk kegiatan membaca pada khususnya atau kegiatan belajar pada umumnya. Mengingat begitu pentingnya keberadaan perpustakaan di suatu lembaga pendidikan, maka gagasan-gagasan besarpun harus mulai dimunculkan, agar setiap komponen
sekolah
mampu
memberi
masukan-masukan
positif,
tersosialisasikan dengan baik untuk mewujudkan gagasan besar tentang perpustakaan tersebut. Sebab tanpa kerjasama pemikiran dan tindakan mustahil gagasan itu akan terwujud secara baik, bahkan tidak menutup kemungkinan menimbulkan kontroversi pendapat yang akan menjadi
87
penghambat. Di SMA Negeri 4 Bandung, yang notabene sebagai sekolah berbasis ICT, maka gagasan besar yang diwacanakan bapak Kepala Sekolah dan bahkan saat ini telah direalisasikan adalah “Digital Library” SMA Negeri 4 Bandung.
Koneksitas
Perpustakaan
dengan
ICT
ini
dirasa
penting
disandingkan, karena ICT merupakan sarana yang mampu berdaya tampung tinggi untuk berbagai informasi yang akan menjadi daya dukung terhadap pembelajaran baik guru maupun siswa. Oleh sebab itu, pada saat ini Perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung dilengkapi dengan berbagai sarana ICT yang telah diisi oleh berbagai konten baik pembelajaran, informasi-informasi perkembangan teknolgi, teori-teori etika, keagamaan, estetika, olah raga dan lain-lain yang mudah diaskses dalam setiap pembelajaran. Dan para guru hendaknya mampu menginformasikan keadaan perpustakaan ini kepada para siswa, dengan harapan para siswa SMA Negeri 4 Bandung menjadi masyarakat pembaca yang akan melahirkan individu-individu berwawasan luas, penuh dengan perspektif realita.
Kini di SMA Negeri 4 Bandung terdapat satu ruang perpustakaan, yang di dalamnya terdapat perpustakaan konvensional dan perpustakaan digital. Perpustakaan konvensional sendiri terdiri dari beberapa susunan rak-rak buku yang tersusun rapi sesuai dengan jenis buku, sedangkan untuk perpustakaan digitalnya di SMA Negeri 4 Bandung terdapat 5 (lima)
88
buah komputer, diantaranya 4 buah komputer yang disusun berjajar kesamping, yaitu komputer yang dapat dipergunakan oleh siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam mengakses perpustakaan digital dan 1 (satu) komputer lagi yaitu sebagai server, komputer yang di letakkan di meja petugas jaga perpustakaan.
B. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Hasil Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan 3 (tiga) orang informan. 2 (dua) orang informan guru PKn, dan 1 (satu) orang Koordinator perpustakaan. Untuk lebih jelasnya, data informan yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu: a. Drs. H. Endang (E), sebagai guru PKn Kelas XI; b. Drs. H. Syahidin (S), sebagai guru PKn Kelas X; c. Lia Amalia, BA (LA), sebagai koordinator Perpustakaan. Wawancara yang peneliti peroleh dari SMA Negeri 4 Bandung tersebut, akan peneliti deskripsikan sesuai dengan rumusan masalah, adalah sebagai berikut: a. Informan 1 Nama
: Drs. H. Endang
Jabatan
: Guru PKn Kelas XI
Wawancara dilakukan pada hari Kamis, tanggal 16 Juni 2011 yang bertempat di ruang guru SMA Negeri 4 Bandung. Berdasarkan hasil wawancara dengan E mengenai perpustakaan digital, E mengemukakan
89
bahwa perpustakaan digital merupakan perpustakaan masa depan yang sudah menggunakan sistem modern, dimana media internet sebagai sarana penunjangnya, dan apabila kita ingin mencari buku-buku atau materi bahan ajar kita tidak usah repot-repot lagi untuk mencarinya di rak-rak buku seperti di perpustakaan biasa (konvensional). Menurut E, Perpustakaan digital mempunyai nilai lebih apabila dibandingkan dengan perpustakaan konvensional. Dimana dalam perpustakaan digital dapat menampung data buku yang lebih banyak dan data buku disimpan dalam satu komputer server. Selain itu menurut E, perpustakaan digital dapat menampung banyak data buku maupun materi bahan ajar sesuai mata pelajaran yang disimpan dalam bentuk soft file di dalam komputer server. Selanjutnya dari hasil wawancara dengan E, dapat diketahui bahwa di SMA Negeri 4 Bandung sudah terdapat perpustakaan digital, akan tetapi menurut E keberadaan perpustakaan digital di SMA Negeri 4 bandung ini masih tergolong baru. Menurut E, hal ini ditandai dengan belum optimalnya sistem perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung. Keberadaan perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung memunculkan berbagai pendapat baik dari guru-guru maupun dari siswa-siswi SMA Negeri 4 Bandung sendiri. Pendapat yang pertama menganggap bahwa dengan keberadaaan perpustakaan digital di SMA Negeri 4 Bandung ini diharapkan dapat memudahkan siswa atau guru dalam proses pembelajaran, adapun pendapat lain menganggap bahwa bukan mengenai keberadaan perpustakaan digitalnya yang membuat
90
mereka kurang setuju, akan tetapi karena tidak pahaman mereka dengan sistem atau cara yang digunakan dalam pengoperasian perpustakaan digital di SMA Negeri 4 Bandung. Hal ini dikarenakan perpustakaan digital merupakan hal baru bagi guru-guru dan siswa-siswi SMA Negeri 4 Bandung yang terbiasa menggunakan perpustakaan konvensional. Menurut E, beliau merupakan salah satu guru yang tidak begitu sering menggunakan atau mengakses perpustakaan digital dalam pembelajaran PKn, E mengakses perpustakaan digital sesuai dengan kebutuhannya, hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan E pada sistem perpustakaan digital. Akan tetapi, hal itu tidak menyurutkan E untuk tidak menggunakan perpustakaan digital dalam pembelajaran PKn. Disini E memaparkan bahwa dirinya pernah beberapa kali menggunakan perpustakaan digital dalam pembelajaran PKn. Dimana E memasukan materi ajarnya kedalam perpustakaan digital dengan bantuan penanggung jawab IT yang ada di SMA Negeri 4 Bandung. Selain itu, E juga pernah mengakses buku-buku atau artikel di perpustakaan digital yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan di ajarkan di kelas, misalnya seperti : buku-buku yang berkaitan dengan pemerintahan dan artikel-artikel yang berkaitan dengan HAM di Indonesia. Selanjutnya E mengemukakan mengenai kegunaan perpustakaan digital bagi kualitas mengajarnya di SMA Negeri 4 Bandung. Sebelumnya E mengemukakan bahwa pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, maka dari itu siswa SMA Negeri 4
91
Bandung lebih di tuntut berfikir kritis dan kretif dalam menanggapi isu-isu kewarganegaraan. Adanya perpustakaan digital di SMA Negeri 4 Bandung ini mempunyai dampak yang sangat berarti bagi kualitas mengajar E dan bagi siswa-siswi yang ada di SMA Negeri 4 Bandung. Adanya perpustakaan digital di SMA Negeri 4 Bandung dapat membantu E dalam kualitas mengajarnya, seperti penyampaian materi dalam mengajar, dengan adanya perpustakaan digital di SMA Negeri 4 Bandung E dapat dengan mudah mencari materi tambahan untuk bahan ajar di kelas sesuai dengan realita yang ada atau mengangkat masalah dan topik yang masih hangat diperbincangkan oleh orang-orang. Selain itu, menurut E kualitas hasil belajar siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung pun dapat meningkat dengan adanya perpustakaan digital. Hal ini dikarenakan siswa/siswi dapat banyak mengakses bahan-bahan untuk tugas yang diberikan oleh guru melalui perpustakaan digital. Selain itu siswa juga dapat mencari hal-hal baru selain tugas/PR yang di berikan oleh guru saja, dengan begitu siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung akan merasa terbantu dengan adanya perpustakaan digital dan diharapkan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dapat meningkat.
92
b. Informan 2 Nama
: Drs. H. Syahidin
Jabatan
: Guru PKn Kelas X
Wawancara dilakukan pada hari Kamis, tanggal 23 Juni 2011 yang bertempat di ruang guru SMA Negeri 4 Bandung. Berdasarkan hasil wawancara dengan S dapat diketahui bahwa dalam hal ini, pandangan S mengenai perpustakaan digital tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh E, dimana menurut S perpustakaan digital merupakan perpanjangan dari perpustakaan konvensional yang ada sebelumnya, hanya saja dalam perpustakaan digital buku-bukunya sudah disimpan dalam bentuk soft file yang nantinya di simpan dalam satu komputer server dan dapat diakses dimana saja dan kapanpun kita membutuhkannya, dengan menggunakan media internet sebagai sarana penunjangnya. Selanjutnya dari hasil wawancara dengan S, dapat diketahui bahwa di SMA Negeri 4 Bandung memang sudah terdapat perpustakaan digital. Mengenai keberadaan perpustakaan digital di SMA Negeri 4 Bandung S merupakan salah satu guru yang menanggapi dengan sangat positif. Menurut S hadirnya perpustakaan digital merupakan sesuai dengan tuntutan zaman saat ini, dimana orang-orang pada saat ini sangat bergantung dengan internet sebagai sumber informasi. Menurut S, posisinya sebagai tenaga pengajar sekarang ini tidak boleh menuntup diri dengan kemuajuan yang ada, akan tetapi disini kita di tuntut harus bisa
93
menerima kemajuan dalam bidang teknologi ini, kita dituntut harus bisa dan mulai menggunakan internet sebagai penunjang dalam mengajar. Disini S menuturkan bahwa S pernah mengakses perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung. Dimana S, menggunakan perpustakaan digital untuk mengakses buku-buku yang berkaitan dengan materi mengajar, selain itu S juga menyimpan bahan ajar yang di upload kedalam perpustakaan digital agar dapat di akses dimana saja oleh siswa/siswi nya di SMA Negeri 4 Bandung. Hal ini S lakukan tidak lain untuk memudahkan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam memperoleh materi-materi yang telah S berikan sebelumnya agar bisa dipahami lagi. Selain itu S juga menuturkan, bahwa di dalam perpustakaan digital tidak hanya buku-buku yang berkaitan dengan materi ajar saja yang bisa didapat, akan tetapi di dalam perpustakaan digital kita juga bisa mencari artikel, jurnal bahkan surat kabar. Disi lain S juga mengemukakan tentang perpustakaan digital kaitannya dengan mata pelajaran PKn. Dimana S dalam pembelajaran PKn menambahkan materi ajar maupun materi uji kedalam perpustakaan digital, dangan tujuan agar siswa dapat mengaksesnya
melalui
perpustakaan
memaksimalkan perpustakaan digital
digital.
Menurut
S,
siswa
dengan cara mereka mengakses
secara rutin materi yang ditugaskan oleh guru. Untuk kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa, perpustakaan digital sangat membantu dan mempengaruhi para siswa untuk pembelajaran yang lebih baik.
94
c. Informan 3 Nama
: Lia
Amalia, BA
Jabatan
: Koordinator Perpustakaan Menurut hasil wawancara pada hari Jum’at, 24 Juni 2011, yang
bertempat di ruang guru SMA Negeri 4 Bandung. Berdasarkan hasil wawancara dengan LA di lapangan dapat diketahui bawa menurut LA, secara umum gambaran perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung sama dengan perpustakaan yang ada di sekolah lainnya. Akan tetapi dalam pengoperasiannya perpustakaan digital SMA Negeri 4 Bandung masih sangat sederhana, bahkan LA merekomendasikan sekolah lain yang keberadaan perpustakaan digitalnya sudah lebih bagus. LA memaparkan bahwa model perpustakaan yang ada di SMA Negeri 4 Bandung berpedoman pada rancangan awal, rancangan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pengunjung dapat mendaftar sebagai anggota perpustakaan melalui halaman registrasi; 2) Pengunjung yang telah mendaftar akan masuk ke dalam daftar tunggu sebelum menjadi anggota resmi perpustakaan; 3). Setelah pendaftaran diproses barulah pendaftar dapat menjadi anggota resmi perpustakaan; 4) Pengalihan status dilakukan oleh administrator perpustakaan; 5) Pendaftar yang telah resmi menjadi anggota dapat melakukan login untuk masuk ke perpustakaan dan mengambil materi-materi digital yang diperlukan; 6) Pengunjung yang tidak resmi atau belum resmi menjadi anggota tidak bisa login masuk ke perpustakaan dan hanya bisa melihat-lihat koleksi perpustakaan atau hanya
95
bisa melihat deskripsi/ringkasan/abstrak materi-materi digital; 7) Anggota resmi bisa memberikan komentar pada setiap koleksi digital. Kemudian LA mengungkapkan mengenai proses digitalisasi yang ada di SMA Negeri 4 Bandung, LA mengungkapkan bahwa prosesnya sama dengan sekolah lainnya, dimana proses tersebut di bedakan menjadi tiga kegiatan utama, yaitu: 1) Scanning, yaitu dimana dokumen atau buku-buku dalam bentuk cetak dipindahkan kedalam format digital, misalnya dalam bentuk PDF; 2) Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan cara memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan sebagainya. Kebijakan mengenai hal-hal apa saja yang perlu di edit dan di lingdungi di dalam berkas tersebut disesuaikan dengan kebijakan yang telah ditetapkan perpustakaan; 3) Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas dokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload adalah berkas PDF yang berisi full text karya akhir dari mulai halaman judul hingga lampiran, yang telah melalui proses editing. Setelah proses digitalisasi di atas barulah guru dan siswa SMA Negeri 4 Bandung dapat mengaksesnya di perpustakaan digital. Mengenai koleksi buku yang ada di perpustakaan digital SMA Negeri 4 Bandung, LA mengungkapkan bahwa sudah ada kurang lebih sekitar 200 buku yang dapat di akses melalui perpustakaan digital SMA Negeri 4 Bandung. Hal ini masih dirasa kurang oleh LA, akan tetapi sampai sekarang perpustakaan digital SMA Negeri 4 Bandung masih dalam proses
96
penambahan koleksi buku agar lebih banyak lagi yang dapat di akses dalam perpustakaan digital. Antusias siswa mengenai keberadaan perpustakaan digital sangat tinggi sekali menurut LA, dimana siswa banyak yang mengakses perpustakaan digital guna mendukung proses pembelajaran di sekolah dalam mencari sumber bacaan. Selain siswa, guru-guru SMA Negeri 4 Bandung pun sangat antusias sekali dalam menyambut keberadaan perpustakaan digital, dimana guru dapat menggunakan perpustakaan digital selain sebagai tempat mencari tambahan materi ajar perpustakaan digital juga dapat digunakan oleh guru sebagai media dalam belajar, dimana guru dapat menyimpan materi belajar dan tugas-tugas siswa di dalam perpustakaan digital. Namun sayangnya, hal tersebut belum di lakukan oleh seluruh guru-guru di SMA Negeri 4 Bandung. Menurut LA ada beberapa hal yang menjadi penghambat jalannya perpustakaan digital di SMA Negeri 4 Bandung, diantaranya seperti : (a) Kurangnya sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan SMA Negeri 4 Bandung, hal ini membuat siswa banyak yang mengantri untuk mengakses perpustakaan digital; (b) Kurangnya pustaka bahan ajar dan materi untuk mendukung kemajuan perpustakaan digital SMA Negeri 4 Bandung; (c) Kurangnya sumber daya manusia yang kompeten dalam menjalankan operasional perpustakaan digital SMA Negeri 4 Bandung. Mengenai hambatan-hambatan yang ada tersebut, LA memaparkan sebagai orang yang telah di beri kepercayaan oleh sekolah dalam mengelola
97
perpustakaan digital, disini LA akan terus berusaha dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih ada, agar kelak perpustakaan digital di SMA Negeri 4 Bandung bisa berjalan dengan lebih sempurna lagi dan kebutuhan siswa akan sumber belajar bisa terpenuhi dan siswa bisa belajar lebih rajin lagi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Deskipsi Hasil Angket Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui angket di lapangan, maka diperoleh hasil yang bervariasi sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Jumlah pernyataan yang diajukan adalah 20 item. Sedangkan untuk mendeskripsikan persentase yang didapat dari hasil penelitian digunakan pedoman sebagai berikut : Tabel 4.4 Skala Skor No.
Nilai
Predikat
1.
0 – 24%
Sebagian Kecil
2.
25 – 49%
Kurang dari Setengah
3.
50%
Setengah
4.
51 – 74%
Lebih dari Setengah
5.
75 – 100%
Sebagian Besar
Sumber: Usman, 1996 dengan perubahan.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung tentang perpustakaan, maka diperoleh data sebagai berikut:
98
Tabel 4.5 Pengetahuan Siswa tentang Perpustakaan No. 1
Keterangan 1 (Perpustakaan adalah tempat
Frekuensi
Persentase (%)
1
1.5
5
7.5
11
16.4
40
59.7
10
14.9
67
100.0
penyimpanan buku) 2
2 (Perpustakaan adalah tempat membaca novel)
3
3 (Perpustakaan adalah tempat menyelesaikan tugas/PR dari guru)
4
4 (Perpustakaan adalah tempat membaca buku pelajaran)
5
5 (Perpustakaan adalah tempat membaca buku) Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan bahwa “perpustakaan adalah tempat membaca buku pelajaran”, yakni lebih dari setengahnya sekitar 59,7%. Sebagian kecil menyatakan “perpustakaan adalah tempat menyelesaikan tugas/PR dari guru”, yakni sekitar 16,4%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan bahwa “perpustakaan adalah sebagai tempat membaca buku”, yakni sekitar 14,9%. Dan sebagian kecilnya lagi yang menyatakan bahwa “perpustakaan adalah tempat membaca novel”, yakni sekitar 7,5%. Dan yang terakhir yang menyatakan bahwa “perpustakaan adalah tempat penyimpanan buku”, yakni sekitar 1,5%. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui, menurut siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung perpustakaan merupakan tempat membaca buku pelajaran.
99
Hasil penelitian mengenai kegunaan perpustakaan dapat diketahui pada tabel di bawah ini: Angket 4.6 Kegunaan Perpustakaan No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Menyimpan buku-buku)
2
3.0
2.
2 (Membaca novel)
5
7.5
3.
3 (Menyelesaikan tugas/PR dari guru)
20
29.9
4.
4 (Membaca buku pelajaran)
35
52.2
5.
5 (Membaca buku)
5
7.5
Total
67
100.0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat, bahwa siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan bahwa “kegunaan perpustakaan adalah sebagai tempat membaca buku pelajaran”, yakni lebih dari setengahnya sekitar 52,2%. Sebagian kecil yang menyatakan “kegunaan perpustakaan adalah sebagai tempat menyelesaikan tugas/PR dari guru” yakni sekitar 29,9 %. Dan sebagian kecilnya lagi menyatakan bahwa “kegunaan perpustakaan adalah sebagai tempat “membaca buku” dan “membaca novel” yakni masing-masing sekitar 7,5%. Dan terakhir menjawab paling sedikit yang menyatakan bahwa “kegunaan perpustakaan adalah sebagai tempat menyimpan buku” yakni sekitar 3,0%. Dari penjelasan diatas dapat diketahui,
bahwa
kegunaan
perpustakaan menurut siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung adalah sebagai tempat membaca buku pelajaran.
100
Hasil penelitian pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung mengenai perpustakaan digital dapat diketahui pada tabel di bawah ini. Tabel 4.7 Pengetahuan Siswa Mengenai Perpustakaan Digital No. 1.
Keterangan 1 (Perpustakaan digital adalah
Frekuensi
Persentase (%)
6
9.0
9
13.4
28
41.8
22
32.8
2
3.0
67
100.0
perpustakaan tempat mencari informasi tentang buku-buku)
2.
2 (Perpustakaan yang menggunakan media komputer)
3.
3 (Perpustakaan digital adalah tempat membaca buku dalam bentuk digital)
4.
4 (Perpustakaan digital adalah perpustakaan yang menggunakan media internet)
5.
5 (Perpustakaan digital adalah tempat penyimpanan buku dalam bentuk digital) Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menyatakan “perpustakaan digital adalah tempat membaca buku dalam bentuk digital”, yakni kurang dari setengahnya sekitar 41,8%. Sebagian kecil menyatakan bahwa “perpustakaan digital adalah perpustakaan yang menggunakan media internet yakni sekitar 32,8%, sebagian kecilnya lagi menyatakan “perpustakaan digital adalah perpustakaan yang menggunakan media komputer”, yakni sekitar 13,4%. Dan
101
sebagian kecilnya lagi menyatakan “perpustakaan digital adalah tempat mencari informasi tentang buku-buku”, yakni sekitar 9,0%. Dan yang menyatakan paling sedikit yaitu “Perpustakaan digital adalah tempat penyimpanan buku dalam bentuk digital, yakni sekitar 3,0%. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung mengenai perpustakaan digital adalah tempat membaca buku dalam bentuk digital. Hasil penelitian mengenai keberadaan perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.8 Keberadaan Perpustakaan Digital di Sekolah No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
0 (Belum ada)
0
0
2.
2 (Tidak tahu)
3
4.5
3.
3 (Baru ada)
19
28.4
4.
4 (Sudah ada)
31
46.3
5.
5 (Sudah lama ada)
14
20.9
67
100.0
Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan “sudah ada”, yakni kurang dari setengahnya sekitar 46,3 %. Sebagian kecil yang menyatakan bahwa “Baru ada”, yakni sekitar 28,4%, sebagian kecilnya lagi menyatakan “Sudah lama ada”, yakni sekitar 20,9%. Dan bahkan sebagian kecilnya lagi ada yang menyatakan “Tidak tahu”, yakni sekitar 4,5%. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa sudah banyak
102
siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang mengetahui mengenai keberadaan perpustakaan digital di SMA Negeri 4 Bandung. Hasil penelitian pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung mengenai kegunaan perpustakaan digital dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Pengetahuan Siswa Mengenai Kegunaan Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
0 (Tidak tahu)
0
0
2.
2 (Menyelesaikan tugas/PR dari
4
6.0
3
4.5
47
70.1
13
19.4
67
100.0
Guru) 3.
3 (Membaca buku pelajaran PKn dalam bentuk digital)
4.
4 (Membaca buku dalam bentuk digital)
5.
5 (Menyimpan buku-buku dalam bentuk digital) Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menyatakan “perpustakaan digital adalah sebagai tempat membaca buku dalam bentuk digital”, yakni lebih
dari
setengahnya
sekitar
70,1%.
Sebagian
kecil
menyatakan
“perpustakaan digital adalah sebagai tempat menyimpan buku dalam bentuk digital”, yakni sekitar 19,4%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan
bahwa
“perpustakaan digital adalah tempat menyelesaikan tugas/PR dari Guru”, yakni sekitar 6,0%. Dan yang terakhir, sebagian kecilnya lagi menyatakan bahwa “perpustakaan digital adalah sebagai tempat membaca buku pelajaran
103
dalam bentuk digital”, yakni sekitar 4,5%. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa menurut siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung kegunaan perpustakaan digital yang ada di SMAN 4 Bandung khususnya bagi Siswa/Siswi adalah sebagai tempat membaca buku dalam bentuk digital. Hasil penelitian mengenai fungsi perpustakaan digital bagi siswa di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.10 Fungsi Perpustakaan Digital bagi Siswa No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
0 (Tidak tahu)
0
0
2.
2 (Ya, karena dapat membaca
3
4.5
12
17.9
39
58.2
13
19.4
67
100.0
banyak buku) 3.
3 (Ya, karena dapat membantu menyelesaikan tugas/PR dari Guru)
4.
4 (Ya, karena dapat menambah wawasan)
5.
5 (Ya, karena dapat menambah ilmu) Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan “ya, karena dapat menambah wawasan”, yakni lebih dari setengahnya sekitar 58,2%. Sebagian kecil menyatakan “ya, karena dapat menambah ilmu”, yakni sekitar 19,4%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “ya, karena dapat membantu menyelesaikan tugas/PR dari Guru”, yakni
104
sekitar 17,9%. Dan sebagian kecilnya lagi menyatakan “ya, karena dapat membaca banyak buku”, yakni sekitar 4,5 %. Bahkan yang terakhir sebagian kecil menyatakan “tidak tahu”, yakni sebesar 0%. Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa banyak siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung banyak yang menyatakan bahwa perpustakaan digital memiliki fungsi yang sangat penting bagi mereka karena dapat membantu menambah wawasan. Hasil penelitian mengenai yang pernah siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung akses dalam perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.11 Yang Pernah Siswa Akses dalam Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Tidak pernah)
3
4.5
2.
2 (Blog penulis)
3
4.5
3.
3 (Jurnal & artikel PKn)
10
14.9
4.
4 (Buku-buku yang berhubungan
44
65.7
7
10.4
67
100.0
dengan PKn) 5.
5 (Modul pelajaran PKn) Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan “buku-buku yang berhubungan dengan PKn”, yakni lebih dari setengahnya sekitar 65,7%. Sebagian kecil meyatakan “jurnal & artikel PKn”, yakni sekitar 14,9%, sebagian kecilnya lagi menyatakan “modul pelajaran PKn”, yakni sekitar 10,4%. Dan sebagian kecilnya lagi menyatakan “blog penulis” dan “tidak tahu”, yakni masing-masing sekitar 7,5%. Dari penjelasan
105
sebelumnya dapat diketahui bahwa yang pernah diakses oleh siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam perpustakaan digital adalah “buku-buku yang berhubungan dengan PKn”. Hasil penelitian mengenai maksud/tujuan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung mengakses perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.12 Maksud/ Tujuan Siswa Mengakses Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
0 (Tidak tahu)
0
0
2.
2 (Membaca novel)
5
7.5
3.
3 (Menyelesaikan tugas/PR dari
10
14.9
Guru) 4.
4 (Membaca buku pelajaran PKn)
42
62.7
5.
5 (Membaca buku-buku yang
10
14.9
67
100.0
berhubungan dengan PKn) Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan “membaca buku pelajaran PKn”, lebih dari setengahnya yakni sekitar 62,7%. Sebagian kecil menyatakan “Membaca buku-buku yang berhubungan dengan PKn” dan “Menyelesaikan tugas/PR dari Guru”, masingmasing sekitar 14,9%. Dan sebagian kecilnya lagi menyatakan “membaca novel” sekitar 7,5%. Sedangkan yang menyatakan “tidak tahu” sebesar 0%. Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa siswa/siswi SMA Negeri 4
106
Bandung mengakses perpustakaan digital yaitu untuk membaca buku pelajaran PKn. Hasil penelitian mengenai materi yang sering siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung akses dalam perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.13 Materi yang Sering di Akses dalam Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Politik)
4
6.0
2.
2 (Hak Asasi Manusia)
4
6.0
3.
3 (Hukum)
14
20.9
4.
4 (Pemerintahan)
37
55.2
5.
5 (Semua materi)
8
11.9
Total
67
100.0
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang meyatakan “Pemerintahan”, lebih dari setengahnya yakni sekitar 55,2%. Sebagian kecil menyatakan “Hukum”, yakni sekitar 20,9%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “Semua materi” yaitu sekitar 11,9%. Dan sebagian kecilnya lagi menyatakan “Hak Asasi Manusia” dan “politik”, yakni masing-masing sekitar 6,0%. Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa materi yang sering di akses oleh siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam perpustakaan digital yaitu mengenai Pemerintahan.
107
Hasil penelitian mengenai intensitas siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam mengakses perpustakaan digital dalam 1 minggu di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.14 Intensitas Siswa dalam Mengakses Perpustakaan Digital dalam Satu Minggu No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (1-2 Kali)
2
3.0
2.
2 (2-3 Kali)
7
10.4
3.
3 (3-4 Kali)
11
16.4
4.
4 (Lebih dari 4 Kali)
40
59.7
5.
5 (Setiap hari)
7
10.4
67
100.0
Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menyatakan “Lebih dari 4 kali”, lebih dari setengahnya yakni sekitar 59,7%. Sebagian kecil menyatakan “3 – 4 kali”, yakni sekitar 14,9%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “Setiap hari” dan “2 - 3 kali”, yakni masing-masing sekitar 10,4%. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui, bahwa intensitas siswa/siswi SMA negeri 4 Bandung dalam mengakses perpustakaan digital idealnya yaitu lebih dari 4 kali dalam satu minggu. Hasil penelitian mengenai waktu yang dibutuhkan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung setiap kali mengakses perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
108
Tabel 4.15 Waktu yang Dibutuhkan Siswa Setiap Kali Mengakses Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (15 Menit)
3
4.5
2.
2 (30 Menit)
8
11.9
3.
3 (45 Menit)
9
13.4
4.
4 (1 Jam)
41
61.2
5.
5 (Lebih dari 1 Jam)
6
9.0
67
100.0
Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan “1 Jam”, lebih dari setengahnya yaitu sekitar 61,2%. Sebagian kecil menyatakan “45 Menit”, yakni sekitar 13,4%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “30 Menit”, yakni sekitar 11,9%. Dan sebagian kecilnya lagi menyatakan “Lebih dari 1 Jam” sekitar 9,0%. Dan yang terakhir yang menyatakan “15 menit” yakni sebagian kecilnya sekitar 4,5%. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui, bahwa waktu yang di butuhkan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam mengkases perpustakaan digital idealnya yakni sekitar “1 Jam”. Hasil penelitian mengenai cara siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam mengakses perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
109
Tabel 4.16 Cara Siswa dalam Mengakses Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Meminjam laptop teman)
4
6.0
2.
2 (Menggunakan HP)
2
3.0
3.
3 (Menggunakan fasilitas
22
32.8
perpustakaan) 4.
4 (Menggunakan laptop sendiri)
34
50.7
5.
5 (Menggunakan fasilitas komputer
5
7.5
67
100.0
sekolah) Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menyatakan “menggunakan laptop sendiri” lebih dari setengahnya, yaitu sekitar 50,7%. Sebagian kecil menyatakan “Menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah” yakni sekitar 32,8%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “Menggunakan fasilitas komputer sekolah”, yakni sekitar 7,5%. Dan sebagian kecilnya lagi menyatakan “Meminjam laptop teman” yakni sekitar 6,0%, yang terakhir sebagian kecil menyatakan “Menggunakan HP” yakni sekitar 3,0%. Dari penjelasan diatas dapat diketahui, bahwa cara yang banyak digunakan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam mengkases perpustakaan digital biasanya dengan menggunakan laptop sendiri. Hasil penelitian mengenai tempat yang dirasa nyaman oleh siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam mengakses perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
110
Tabel 4.17 Tempat yang di Rasa Nyaman dalam Mengakses Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Di Aula Sekolah)
5
7.5
2.
2 (Di Kantin Sekolah)
3
4.5
3.
3 (Di Kelas)
13
19.4
4.
4 (Di Perpustakaan Sekolah)
40
59.7
5.
5 (Di Rumah)
6
9.0
67
100.0
Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menyatakan “di perpustakaan sekolah” lebih dari setengahnya, yaitu sekitar 59,7%. Sebagian kecil menyatakan “di kelas” yakni sekitar 19,4%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “di rumah”, yakni sekitar 9,0%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “di aula sekolah” sekitar 7,5%. Dan yang terakhir sebagian kecilnya menyatakan “di kantin sekolah” yakni sekitar 4,5%. Dari penjelasan diatas dapat diketahui, bahwa tempat yang dirasa nyaman oleh siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dalam mengkases perpustakaan digital yaitu di perpustakaan sekolah. Hasil penelitian mengenai hubungan antara mata pelajaran PKn dengan mengakses perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
111
Tabel 4.18 Hubungan antara Mata Pelajaran PKn dengan Mengakses Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Tidak tahu)
6
9.0
2.
2 (Belum berhubungan)
3
4.5
3.
3 (Kurang berhubungan)
27
40.3
4.
4 (Berhubungan)
27
40.3
5.
5 (Sangat berhubungan)
4
6.0
67
100.0
Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menyatakan “berhubungan” dan “kurang berhubungan”, yakni kurang dari setengahnya masing-masing sekitar 40,3%. Sebagian kecil menyatakan “tidak tahu”, yakni sekitar 9,0%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “sangat behubungan”, yakni sekitar 6,0%. Dan yang terakhir sebagian kecilnya lagi yang menyatakan “belum berhubungan”, yakni sekitar 4,5%. Dari penjelasan diatas dapat diketahui, bahwa menurut siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung antara mata pelajaran PKn dengan perpustakaan digital berhubungan satu sama lain dan banyak pula beranggapan bahwa antara mata pelajaran PKN dan perpustakaan digital yakni kurang berhubungan satu sama lain. Hasil penelitian mengenai alas an siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung mengakses perpustakaan digital yang berkaitan dengan mata pelajaran PKn di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
112
Tabel 4.19 Alasan Mengakses Perpustakaan Digital yang Berkaitan dengan Mata Pelajaran PKn No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Disuruh oleh guru)
3
4.5
2.
2 (Menambah wawasan)
5
7.5
3.
3 (Memperkaya materi)
16
23.9
4.
4 (Memperdalam materi)
38
56.7
5.
5 (Mengaplikasi materi)
5
7.5
67
100.0
Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan “memperdalam materi” yakni lebih dari setengahnya, sekitar 56,7%. Sebagian kecil menyatakan untuk “memperkaya materi”, yakni sekitar 23,9%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan untuk “mengaplikasi materi” dan “menambah wawasan”, yakni masing-masing sekitar 7,5%. Dan yang terakhir yang menyatakan “di suruh oleh guru” hanya sebagian kecilnya yakni sekitar 4,5%. Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui, bahwa alasan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung mengakses perpustakaan digital yaitu untuk memperdalam materi tentang mata pelajaran PKn. Hasil penelitian mengenai terbantu atau tidaknya siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung dengan adanya perpustakaan digital dalam pembelajaran PKn di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
113
Tabel 4.20 Terbantu atau Tidaknya Siswa dengan Adanya Perpustakaan Digital dalam Pembelajaran PKn No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Tidak tahu)
3
4.5
2.
2 (Belum terbantu)
2
3.0
3.
3 (Kurang terbantu)
11
16.4
4.
4 (Terbantu)
41
61.2
5.
5 (Sangat terbantu)
10
14.9
67
100.0
Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan “terbantu”, yakni lebih dari setengahnya, sekitar 61,2%. Sebagian kecil menyatakan “kurang terbantu” yakni sekitar 16,4%. Sebagian kecilnya lagi bahkan menyatakan “sangat terbantu”, yakni sekitar 14,9%. Bahkan ada juha siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung yang menyatakan “tidak tahu” yakni sebagian kecilnya sekitar 4,5%. Dan yang terakhir yang menyatakan “belum terbantu” yakni sebagian kecilnya sekitar 3,0%. Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui, bahwa dengan adanya perpustakaan digital lebih dari setengahnya siswa/siswi SMA Negeri Bandung merasa terbantu dalam pembelajaran PKn. Hasil penelitian mengenai fungsi perpustakaan digital dalam meningkatkan pembelajaran PKn di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
114
Tabel 4.21 Fungsi Perpustakaan digital dalam Meningkatkan Pembelajaran PKn No. Keterangan 1. 1 (Ya, karena dengan adanya perpustakaan digital saya menjadi menyukai PKn) 2. 2 (Ya, Karena dengan adanya perpustakaan digital saya lebih semangat dalam belajar PKn) 3. 3 (Ya, karena dengan adanya perpustakaan digital saya lebih mudah untuk menyelesaikan tugas/PR dari guru) 4. 4 (Ya, karena dengan adanya perpustakaan digital saya lebih mudah mencari buku-buku sumber pelajaran PKn) 5. 5 (Ya, karena dengan adanya perpustakaan digital nilai PKn saya semakin meningkat) Total
Frekuensi 2
Persentase (%) 3.0
2
3.0
11
16.4
45
67.2
7
10.4
67
100.0
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menyatakan “Ya, karena dengan adanya perpustakaan digital saya lebih mudah mencari buku-buku sumber pelajaran PKn” yakni lebih dari setengahnya, sekitar 67,2%. Sebagian kecil menyatakan “Ya, karena dengan adanya perpustakaan digital saya lebih mudah untuk menyelesaikan tugas/PR dari guru” yakni sekitar 16,4%. Sebagian kecilnya lagi bahkan menyatakan “Ya, karena dengan adanya perpustakaan digital nilai PKn saya semakin meningkat”, yakni sekitar 10,4%. Dan sebagian kecilnya lagi menyatakan “Ya, karena dengan adanya perpustakaan digital saya lebih semangat dalam belajar PKn” dan “Ya, karena
115
dengan adanya perpustakaan digital saya menjadi menyukai PKn”, yakni masing-masing sekitar 3,0%. Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui, bahwa menurut siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung perpustakaan digital sangat berfungsi dalam meningkatkan pembelajaran PKn, hal itu dikarenakan dengan adanya perpustakaan digital siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung lebih mudah dalam mencari buku-buku sumber mengenai pelajaran PKn. Hasil penelitian mengenai siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung ingin memaksimalkan memanfaatkan perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4. 22 Ingin Meningkatkan Memanfaatkan Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Tidak tahu)
1
1.5
2.
2 (Ya, agar perpustakaan digital
4
6.0
10
14.9
38
56.7
14
20.9
67
100.0
yang ada di sekolah lebih dikenal sekolah lain) 3.
3 (Ya, agar perpustakaan digital yang ada di sekolah lebih banyak yang mengunjungi)
4.
4 (Ya, agar perpustakaan digital yang ada di sekolah lebih banyak koleksi bukunya)
5.
5 (Ya, agar perpustakaan disekolah lebih bagus pengoperasiannya) Total
116
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menyatakan “Ya, agar perpustakaan digital yang ada di sekolah lebih banyak koleksi bukunya” yakni lebih dari setengahnya, sekitar 56,7%. Sebagian kecil menyatakan “Ya, agar perpustakaan digital di sekolah lebih bagus pengoperasiannya” yakni sekitar 20,9%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “Ya, agar perpustakaan digital yang ada di sekolah lebih banyak yang mengunjungi”, yakni sekitar 14,9%. Dan sebagian kecilnya lagi menyatakan “Ya, agar perpustakaan digital yang ada di sekolah lebih di kenal oleh sekolah lain” yaitu sekitar 6,0%. Dan yang terakhir bahkan ada yang menyatakan “tidak tahu”, yakni hanya sebagian kecilnya saja sekitar 1,5%. Dari penjelasan sebelumnya diketahui, bahwa alasan siswa/siswi SMA Negeri 4
Bandung ingin memaksimalkan
memanfaatkan perpustakaan digital yaitu agar perpustakaan digital yang ada di sekolahnya lebih banyak lagi koleksi bukunya. Hasil penelitian mengenai ingin mendalami pelajaran PKn setelah memanfaatkan perpustakaan digital di Sekolah dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 4.23 Ingin Mendalami Pelajaran PKn Setelah Memanfaatkan Perpustakaan Digital No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Tidak tahu)
3
4.5
2.
2 (Ya, agar saya lebih demokratis
4
6.0
16
23.9
dalam belajar PKn 3.
3 (Ya, agar saya lebih kreatif dalam belajar PKn)
117
4.
4 (Ya, agar saya lebih kritis dalam
37
55.2
7
10.4
67
100.0
belajar PKn) 5.
5 (Ya, agar lebih bermanfaat bagi kehidupan) Total
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menyatakan “Ya, agar saya lebih kritis dalam belajar PKn” lebih dari setengahnya, yakni sekitar 55,2%. Sebagian kecil menyatakan “Ya, agar saya lebih kreatif dalam belajar PKn” yakni sekitar 23,9%. Sebagian kecilnya lagi menyatakan “Ya, agar lebih bermanfaat bagi kehidupan”, yakni sekitar 10,4%, dan sebagian kecilnya lagi menyatakan “Ya, agar lebih demokratis dalam belajar PKn”, yaitu sekitar 6,0%. Dan yang terakhir bahkan ada yang menyatakan “tidak tahu”, yakni sekitar 4,5%. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui, bahwa alasan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung ingin mendalami pelajaran PKn setelah memanfaatkan perpustakaan digital yaitu agar lebih kritis dalam belajar PKn. Hasil penelitian mengenai perpustakaan digital dapat meningkatkan hasil belajar siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung pada mata Pelajaran PKn atau tidak di Sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.24 Perpustakaan Digital dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
1 (Tidak tahu)
5
7.5
2.
2 (Belum meningkatkan)
4
6.0
118
3.
3 (Kurang meningkatkan)
10
14.9
4.
4 (Dapat meningkatkan)
38
56.7
5.
5 (Sangat meningkatkan)
10
14.9
67
100.0
Total
Berdasarkan
tabel
di
atas,
siswa
yang
menyatakan
“dapat
meningkatkan”, yakni lebih dari setengahnya, sekitar 56,7%. Sebagian kecil menyatakan “sangat meningkatkan” dan “kurang meningkatkan”, yakni masing-masing sekitar 14,9%. Bahkan sebagian kecilnya lagi ada yang menyatakan “tidak tahu”, sekitar 7,5%. Dan yang terakhir menyatakan “belum meningkatkan”, yakni hanya sebagian kecilnya sekitar 6,0%. Dari penjelasan tersebut diatas dapat
diketahui, bahwa perpustakaan digital “dapat
meningkatkan hasil belajar siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan pengamatan, sebenarnya kepentingan ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yakni kepentingan institusi (SMA Negeri 4 Bandung)
dan
kepentingan
pengguna
perpustakaan.
Dalam
kasus
perpustakaan di lingkungan sekolah, institusi yang dimaksud adalah perpustakaan itu sendiri dan sekolah sebagai lembaga yang menaungi perpustakaan. Sedangkan pengguna perpustakaan yang dimaksud adalah civitas akademika di lingkungan sekolah yakni siswa, guru, dan karyawan tata usaha. Perkembangan perpustakaan banyak dipengaruhi oleh visi dan misi yang di lembaga induknya. Sehingga apapun yang akan diterapkan dan
119
dikembangkan oleh perpustakaan harus disesuaikan dengan tujuan organisasi atau institusi itu sendiri. Hanya terkadang apa yang menjadi kepentingan institusi sepertinya “belum berpihak” banyak kepada kepentingan pengguna. Belum lagi masalah prioritas, perpustakaan masih merupakan prioritas kesekian bagi lembaga induknya dalam hal pendanaan dan pengembangan. Perkembangan perpustakaan dilihat dari kepentingan pengguna dirasakan belum menggembirakan. Masih banyak “tuntutan” pengguna yang belum dapat dipenuhi oleh perpustakaan, termasuk tersedianya akses layanan berbasis TI ini. Untuk itu perlu kiranya dipikirkan sebuah sinergitas yang mengakomodasi kedua kepentingan tersebut sehingga terjadi keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Perpustakaan, Sekolah dan Pengguna perlu berjalan bersama untuk memikirkan sebuah perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
C. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka untuk menelaah kebermaknaan hasil penelitian, maka penulis sajikan pembahasan yang menguraikan hasil penelitian dengan kajian teori yang mendasarinya. Dengan pembahasan ini diharapkan akan tergambar secara utuh pemahaman mengenai hasil penelitian dan teori yang relevan. Untuk pembahasan lebih lanjut, peneliti mencoba memaparkan berdasarkan urutan pokok masalah yang diteliti.
120
1. Bentuk dan Sistem Operasional Perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung. Hasil penelitian mengenai bentuk dan sistem pengoperasian perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung menunjukan hasil persentase kurang lebih sekitar 50%. Hasil perolehan ini menunjukan bahwa bentuk dan sistem perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 bandung ini sudah berjalan dengan cukup baik. Hal ini sejalan dengan, E, S dan LA yang memaparkan bahwa mengenai bentuk dan sistem operasional perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung memang sudah berjalan cukup baik, akan tetapi masih sederhana. Hal ini dikarenakan, dalam prakteknya perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung masih tergolong baru, sehingga SMA negeri 4 Bandung belum bisa mengoptimalkan pengadaannya baik dari segi bentuk maupun pengoperasiannya. Hal ini disebabkan karena perpustakaan digital disini jenisnya berbeda dengan perpustakaan konvensional biasa yang hanya berupa kumpulan buku tercetak yang tersusun rapih di dalam rak, perpustakaan digital disini tersimpan di dalam satu komputer server. Sama halnya dengan apa yang di paparkan Sismanto (2008) mengenai perbedaan jenis perpustakaan digital dan perpustakaan konvensional, bahwa perpustakaan digital berbeda jenisnya dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dan lain-lain. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa
121
ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer. Perpustakaan digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan perpustakaan tradisional. Mengenai perbedaan jenis antara perpustakaan digital dan perpustakaan konvensional, disini siswa SMA Negeri 4 Bandung sendiri tidak merasa canggung untuk menggunakan perpustakaan digital, malah siswa disini merasa tertantang untuk menggunakan perpustakaan jenis baru ini. Hal ini dapat dilihat dari intensitas siswa dalam mengkases perpustakaan digital dalam setiap minggunya bisa mencapai 2-3 kali dan biasanya siswa menghabiskan waktu sekitar 1 jam.
2. Penggunaan internet bagi guru dan siswa sebagai sumber informasi di SMA Negeri 4 Bandung Hasil penelitian mengenai penggunaan internet bagi guru dan siswa sebagai informasi di SMA Negeri 4 Bandung diperoleh data kurang lebih sekitar 62,75%. Hasil perolehan tersebut menunjukan bahwa baik siswa maupun guru di SMA Negeri 4 Bandung sudah banyak yang menggunakan internet sebagai sumber informasi dalam belajar. Perkembangan dan penggunaan internet memang beberapa tahun terakhir ini sangat luar biasa. Sekarang ini, internet menjadi suatu pilihan alternatif yang sangat strategis sebagai sarana penunjang dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai sumber informasi. Penggunaan
122
internet sebagai sumber informasi digunakan oleh guru dan siswa/siswi SMA Negeri 4 Bandung sebagai sarana penunjang dalam mencari sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Dapat kita ketahui bahwa sumber belajar disini sangat berperan penting sekali dalam proses pembelajaran disekolah. Hal ini sejalan dengan Saiful (2008) bahwa perpustakaan merupakan salah satu di antara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan.
3. Pemanfaatan Perpustakaan Digital dalam Pembelajaran PKn di SMA Negeri 4 Bandung. Selanjutnya hasil penelitian mengenai pemanfaatan perpustakaan digital dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 4 Bandung menunjukan bahwa terdapat kurang lebih 52 %. Hasil perolehan ini menunjukan bahwa sudah banyak siswa yang memanfaatkan perpustakaan digital dalam Pembelajaran PKn. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat dilihat bahwa adanya suatu keterkaitan antara perpustakaan digital dengan pembelajaran PKn. Hal ini berdasarkan apa yang di dapat dari narasumber yaitu E dan S, mereka mengungkapkan bahwa perpustakaan digital sangat berperan penting terhadap peningkatan mata pelajaran PKn. Dimana guru dapat memasukkan bahan ajar maupun materi dan tugas ke dalam perpustakaan digital. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mengakses tugas maupun materi yang diberikan oleh guru.
123
Wijayanti (2008), mengemukakan bahwa perpustakaan digital sebagai pendukung proses pembelajaran PKn. Dalam hal ini pemanfaatan perpustakaan digital dalam pembelajaran PKn merupakan wadah dalam memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran PKn. Dimana perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran PKn untuk menggunakan, menikmati, serta menghargai materi tersebut sebagai bahan reksreasi dan sumber informasi. 4. Pemanfaatan Perpustakaan Digital dalam mencari materi dan sebagai media belajar di SMA Negeri 4 Bandung Hasil penelitian mengenai pemanfaatan Perpustakaan digital dalam mencari materi dan sebagai media belajar di SMA Negeri 4 Bandung, didapat sebesar 57 %. Hasil perolehan tersebut menunujukan bahwa sudah banyak yang memanfaatkan perpustakaan digital dalam mencari materi atau bahan ajar dan media belajar. E dan S menambahkan bahwa guru disini melihat perkembangan perpustakaan digital sekarang ini tidak hanya dengan berdiam diri saja, akan tetapi untuk mendukung hal tersebut guru juga berusaha menyediakan bahan ajar seperti materi ajar dan uji materi siswa kedalam perpustakaan digital hal ini bertujuan agar materi ajar yang ada di dalam perpustakaan digital tersebut dapat digunakan siswa sebagai media pembelajaran bagi mata pelajaran PKn. Yunus
(2006)
mengemukakan
bahwa
penggunaan
media
perpustakaan digital dalam pembelajaran PKn mengacu pada kelebihan
124
perpustakaan digital. Hal ini dapat dimungkinkan bahwa pemanfaatan perpustakaan digital dalam pembelajaran PKn akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang di berikan oleh guru pada siswa, perpustakaan digital bukan hanya menjadikan siswa tertarik akan materi pelajaran yang di jelaskan oleh guru, namun perpustakaan digital menjadi media sekaligus materi pembelajaran yang mampu mengatasi perbedaan pemahaman antar pribadi siswa dan menyederhanakan kompleksitas materi dalam pembelelajaran PKn. Pada saat di lapangan, perpustakaan digital yang ada di SMA Negeri 4 Bandung memang sangat dominan. Sebab baik bahan ajar maupun materi yang di berikan bersumber pada perpustakaan digital. Tidak aneh apabila banyak siswa yang memanfaatkan perpustakaan digital pada saat istirahat maupun sesudah pulang sekolah. Ini bukti bahwa perpustakaan digital sangat maju untuk tahap awal, walaupun baru langkah permulaan.
5. Kualitas materi, metode, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn Hasil penelitian mengenai kualitas materi, metode, dan hasil belajar
siswa
dalam
pembelajaran
PKn
setelah
memanfaatkan
perpustakaan digital sebagai sumber belajar diperoleh hasil persentase sebesar 57%. Hasil perolehan tersebut menunjukan bahwa dengan
125
memanfaatan perpustakaan digital dapat meningkatkan kualitas metode, hasil, maupun materi pembelajaran dalam pembelajaran PKn. Perpustakaan digital sebagai sumber belajar siswa mempunyai peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Belajar merupakan kegiatan yang sangat kompleks dan meliputi banyak hal, belajar dimulai sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayatnya. Belajar merupakan proses daripada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivititas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar merupakan suatu proses, bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sardiman A.M. (2007: 20), “Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya’’. Mata pelajaran PKn sebagai bagian dari ilmu sosial lebih cenderung kepada mengutamakan pembentukan sikap dan kepribadian yang mengarah kepada tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa yaitu Pancasila. Hal ini sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh Nu’man Somantri bahwa “ Pendidikan Kewarganegaraan merupakan program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu
126
diproses guna melatih siswa berfikir kritis, analitis, dan bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. Akan tetapi, Keberhasilan pendidikan didukung oleh beberapa komponen pengajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain. Rohani dan Ahmad (1991) mengemukakan bahwa “komponen pengajaran itu meliputi tujuan, bahan, siswa, guru, metode, media, dan evaluasi”.
Noviyanti (2010) pelajaran yang menginternalisasikan konsepkonsep PKn pada siswa serta mengimplementasikan hakikat pendidikan nilai, sikap, dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari belum optimal hal ini disebabkan oleh konsep pembelajaran yang kurang menarik dengan sumber belajara buku teks, oleh karena itu perpustakaan digital dapat dipakai sebagai metode, materi dan hasil pada proses pembelajaran PKn. Kegiatan pembelajaran terfokus pada penyampaian oleh guru akibatnya siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut berdampak terhadap rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bahan pelajaran PKn, sehingga hasil belajar siswa belum memuaskan. Pemanfaatan perpustakaan digital dalam hal ini dapat digunakan sebagai sarana mencari materi yang berkaitan dengan mata pelajaran PKn, selain itu perpustakaan digital dapat pula digunakan sebagai metode dalam pembelajaran PKn. Dalam hal ini, pemanfaatan perpustakaan digital dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
127
Dengan demikian keberadaan perpustakaan digital sebagai sumber belajar sangat berperan penting terhadap peningkatan kualitas bahan ajar, materi maupun metode pembelajaran yang diterapkan kepada siswa di SMA Negeri 4 Bandung. Walaupun keberadaanya merupakan hal yang baru bagi SMA Negeri 4 Bandung, tapi tidak mengurangi kualitas perpustakaan digital sebagai sumber belajar siswa dalam meningkatkan kualitas materi, metode, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.