BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Potret Historis dan Perkembangannya TKA-TPA Masjid Aqidah beralamat di jl. Tambun Bungai No.1 dan berada di bawah yayasan Masjid Akidah. TKA-TPA Masjid Aqidah berdiri pada tahun 1992 hingga sekarang sudah berusia 21 tahun dan dirintis pertama kali oleh ustadzah Kaminah yang sekarang ini menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Pada awal berdirinya kegiatan belajar di TKA-TPA hanya berjumlah 3 orang santri dan dilaksanakan diserambi Masjid Aqidah saja karena masih belum memiliki gedung sekolah, pada saat itu yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah ustadzah Kaminah. Pada tahun 1996 TKA-TPA Masjid Akidah menempati gedung Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) yang berada di samping Masjid Aqidah,
namun
bangunan
itupun
dalam
kondisi
yang
sangat
memprihatinkan. Usaha perbaikan dan mencari donator pun dilakukan door to door, baik sumbangan uang maupun bahan bangunan, hingga pada akhirnya setelah beberapa tahun berproses berdirilah gedung TKA-TPA Masjid Aqidah seperti yang ada saat ini. Seiring bertambahnya waktu akhirnya hingga sekarang santi TKA-TPA Masjid Akidah sudah mencapai 124 santri.
36
37
TKA-TPA Masjid Aqidah dalam kurun waktu 21 tahun telah mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah dari tahun 1992-1996 dikepalai oleh ustadzah Kaminah sekaligus sebagai pendiri, pada tahun 1996-1999 dikepalai oleh bapak Dr. Shodikul Mubin, pada tahun 19992000 dikepalai oleh ibu Ida Yani, pada tahun 2000-2007 dikepalai oleh Ustadz Aswadi, pada tahun 2007 hingga sekarang dikepalai kembali oleh Bapak Dr. Shodikul Mubin sekembalinya beliau kembali dari pulau Jawa sejak tahun 1999.1 Lebih jelasnya mengenai pergantian kepemimpinan TKA-TPA Masjid Aqidah: a. Ustadzah Kaminah b. Dr. Shodiqul Mubin, M.Pd.I c. Ustadz Ida Yani d. Ustadz Aswadi e. Ustadzah Kaminah f. Ustadz Shodiqul Mubin. M.Pd.I Selama 21 tahun berkiprah TKA-TPA Masjid Akidah telah banyak menuai prestasi, bahkan menurut ustadzah Kaminah TKA-TPA Masjid Akidah kota Palangka Raya merupakan TKA-TPA yang ternama baik di dalam maupun di luar Kalimantan. Terbukti dengan ajakan kerjasama dari beberapa devisi pendidikan baik dari Jakarta maupun Jogyakarta yang ingin memilih TKA-TPA Masjid Aqidah sebagai relasi, namun karena keterbatasan gedung sekolah maka hal itu tidak bisa terealisasi. Hal ini 1
Wawancara dengan Ustadzah Kaminah (Wakil Kepala Sekolah TKA-TPA Masjid Aqidah) di TKA-TPA Masjid Aqidah, 2 September 2013.
38
sesuai dengan kata ustadzah Kaminah “ Maaf, bukannya saya ingin pamer, hanya saja ini sekedar informasi bahwa TKA-TPA kami TKA-TPA Masjid Aqidah merupakan TKA-TPA yang ternama tidak hanya di dalam maupun di luar Kalimantan. Terbukti dengan ajakan kerjasama dari beberapa devisi pendidikan baik dari Jakarta maupun Jogyakarta yang ingin memilih TKA-TPA Masjid Aqidah sebagai relasi, namun karena keterbatasan gedung sekolah maka hal itu tidak bisa terealisasi”2 Adapun jumlah ustadz-ustadzah yang mengajar di TKA-TPA Masjid Akidah pada tahun 2013 berjumlah 9 orang. Tabel 4.1 Nama-nama Ustadz dan Ustadzah TKA-TPA Masjid Aqidah 2013 Berdasarkan Tugasnya No
Nama
Jabatan
1.
Siti Zumaroh
Wali Kelas TKA I
2.
Jurniati
Pendamping
3.
Nuriah
Pendamping
4.
M. Yasin
Wali Kelas TK II
5.
Hariyati, S.Pd.I
Pendamping
6.
Mahmudi
Wali Kelas TPA I
7.
Drs. Shodiqul Mubin, M.Pd.I
Pendamping
8.
Miftahul Chasanah
Wali Kelas TPA II
9.
Kaminah
Wali Kelas TPA III
Sumber Data: Dokumen TKA-TPA Masjid Akidah 2
Wawancara dengan ustadzah Kaminah di Palangka Raya, 20 Agustus 2013
39
Tabel 4.2 Nama-Nama Ustad-Ustadzah Berdasarkan Jenjang Pendidikan No
Nama
Pendidikan
1.
Siti Zumaroh
Pesantren Raudhotul Khuffat
2.
Jurniati
Pesantren Raudhotul Khuffat
3.
Nuriah
D2 STAIN Palangka Raya
4.
M. Yasin
Pesantren Darussalam
5.
Hariyati, S.Pd.I
S1 STAIN Palangka Raya
6.
Mahmudi
SMA Manba’ul Ulum
7.
Drs. Shodiqul Mubin, M.Pd.I
S2
8.
Miftahul Chasanah
Pesantren Raudhotul Qur’an
9.
Kaminah
Pesantren Dosiklite Jombang
Terihat dari tabel 1.2 di atas bahwa jenjang pendidikan ustadzustadzah lulusan S2 satu orang, S1 ada dua orang, D2 satu orang dan pesantren setingkat SMA lima orang. Latar belakang pendidikan menurut ustadzah Kaminah yang juga adalah wakil kepala sekolah tidaklah menjadi tolak ukur untuk bisa mengajar di TKA-TPA Masjid Aqidah. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan beliau: “Kami tidak memandang seseorang dari latar belakang pendidikan yang terpenting calon ustadz-ustadzah tersebut memiliki skill yang sesuai dengan yang diharapkan karena bisa saja sarjana tapi tidak memiliki keahlian dalam mengajar dan juga tidak memiliki ilmu yang sesuai dengan yang diharapkan. Kami cukup selektif dalam
40
memilih ustadz-ustadzah namun bukan memandang dari jenjang pendidikan tetapi lebih kepada keahlian dan kemampuannya”3
Senada dengan apa yang dikatakan oleh ustadz Drs. Shodiqul Mubin, M.Pd.I: “Ustadz-ustadzah yang mengajar di TKA-TPA Masjid Aqidah tidaklah semuanya mengenyam pendidikan hingga sarjana, namun mereka terpilih karena mereka memiliki kemampuan dan keahlian mereka, masing-masing ustadz-ustadzah memiliki kemampuan yang berbeda- beda ada yang dominan di Tahfidz, Tilawah, Menggambar, Menyanyi dan lain-lain dan mereka diberi jabatan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Hal yang terpenting adalah mereka bisa membaca Al-Qur’an dan bisa mengajarkannya” 4
Tabel 4.3 Jumlah santri diklasifikasikan berdasarkan kelas No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
TKA I
20
9
29
2.
TKA II
25
15
40
3.
TPA I
12
12
24
4.
TPA II
5
5
10
5.
TPA III
5
5
10
Total
124
Sumbere Data: Dokumen TKA-TPA Masjid Aqidah
3
4
Wawancara dengan ustadzah kaminah di Palangka Raya, 20 Agustus 2013
Wawancara dengan ustadz Dr. Shodiqul Mubin, M.Pd.I ( Kepala Sekolah TKA-TPA Masjid Aqidah di Palangka Raya, 20 Agustus 2013
41
Tabel 4.3 Mata Pelajaran TKA-TPA Masjid Aqidah TKA I
TKA II
TPA I
TPA II
TPA III
SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU Sumber Data: Dokumen TKA-TPA Masjid Aqidah b. Struktur Organisasi TKA-TPA Masjid Aqidah Untuk mempermudah sistem administrasi dan kelancaran berbagai aktifitas di TKA-TPA Masjid Aqidah Palangka Raya , maka dibentuklah sistem organisasi kepengurusan TKA-TPA Masjid Aqidah. Adapun tahun 2013 sistem organisasi di TKA-TPA Masjid aqidah kota Palangka Raya adalah: Struktur Organisasi Kepengurusan TKA-TPA Masjid Aqidah
Kepala Sekolah Drs. Shodiqul Mubin
Wakil Ustadzah. Kaminah
42
Bendahara
Kurikulum
Jurniati
Mahmudi
Kesiswaan
TU & Koperasi
Hariyati, S. Pd.I
Miftahul Chasanah
Perlengkapan & Kebersihan Mahyudinnor Sumber Data: Dokumen TKA-TPA Masjid Aqidah c. Visi dan Misi TKA-TPA Masjid Aqidah Palangka Raya Visi TKA-TPA Masjid Aqidah adalah mencerdaskan anak bangsa dengan turut mengentaskan buta aksara Al-Qur’an dan peningkatan iman dan taqwa kepada Allah swt, sedangkan misinya adalah untuk menanamkan nilai-nilai keIslaman melalui pendidikan Al-Qur’an. Keberadaan TKA-TPA dimaksudkan pula dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan nasional, khususnya dalam sisi pengembangan iman dan taqwa (imtaq) dan budi pekerti luhur (akhlakul karimah). Sisi yang lebih operasional lagi adalah dalam rangka memberikan dukungan nyata atas keputusan pemerintah tentang pentingnya pengentasan buta aksara dan buta makna al-qur’an, dalam rangka penghayatan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. d. Sarana dan Prasarana TKA-TPA Masjid Akidah
43
Sarana dan prasarana penunjang yang ada TKA-TPA Masjid Aqidah kota Palangka Raya adalah: Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana TKA-TPA Masjid Aqidah NO
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1.
Mesjid
1 Buah
2.
Gedung
1 Lantai
3.
Ruangan
4 Buah
4.
Kelas
5 Buah
5.
Kamar Mandi & WC
2 Buah
6.
Tempat Berwudhu
1 Buah
7.
Papan Pengumuman
1 Buah
8.
Halaman Bermain
1 Buah
Adapun saran-sarana lain yang digunakan adalah segala bendabenda atau peralatan pendukung yang diperlukan dalam setiap kegiatan. Wujudnya dapat berupa buku-buku pegangan ustadz-ustadzah dan santri, alat peraga, perangkat elektronik (tape, kaset islami, kaset bacaan AlQur’an dll). Selain itu sarana bermain dan alat bermain adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan kegiatan BCM, penggunaan nama “Taman” pun secara psikologis menuntun konsekuensi tersendiri adanya unsur kenyamanan bagi santri yaitu tempat yang disenangi oleh anak untuk
44
bermain. Idealnya sarana dalam menerapkan metode BCM memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Menarik dan menyenangkan b. Aman dan tidak membahayakan c. Memenuhi unsur keindahan dan kerapian d. Merangsang kreatifitas santri e. Mendukung paket pengajaran yang diprogramkan B. Hasil Penelitian dan Analisis 1. Pelaksanaan Metode BCM Waktu pelaksanaan metode BCM dapat dibagi dalam 3 bagian: a. Perbulan b. Minggu c. Hari Metode BCM dilaksanakan untuk keseluruhan santri yaitu pada hari senin minggu pertama di lapangan sekaligus apel atau upacara, biasanya dilakukan bergantian oleh ustadz-ustadzah. Sedangkan perkelas dilaksanakan setiap 2 minggu yaitu pada hari jum’at dan hari sabtu minggu pertama dan minggu ke-2 jenis kegiatannya adalah habsyi dan rebbana. Sedangkan jenis kegiatan harian adalah nyanyian yang dilaksanakan setiap membuka dan mengakhiri pelajaran. Fleksibelnya metode BCM ini sehingga terkadang diterapkan sebagai selingan untuk mengisi waktu ketika masih ada waktu yang tersisa sesudah metode privat.
45
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode BCM
yang
dilakukan oleh ustadz-ustadzah di TKA-TPA Masjid Aqidah adalah: a. Persiapan materi dalam kegiatan bermain, cerita dan menyanyi. b. Berusaha menguasai permainan, cerita dan lagu-lagu c. Pemahaman terhadap psikologis santri d. Mampu mengkondisikan waktu Penerapan metode tersebut pun tentunya harus dilandasi dengan prinsip bermain. Salah satu kemungkinannya adalah dengan memadukan sejumlah metode dalam satu kali pertemuan atau divariasi dengan pendekatan seni tersendiri yaitu dengan metode BCM. Menurut Bapak Shodiqul Mubin sebuah metode tidak lengkap jika tidak dikombinasikan dengan metode BCM: “TKA-TPA Masjid Aqidah menggunakan metode BCM untuk menanamkan nilai-nilai dakwah, tidak lengkap dan tidak sempurna penggunaan metode lain tanpa metode BCM, karena metode BCM memberikan motivasi bagi santri terutama untuk lebih giat mengaji, menghafal dan mengikuti pelajaran”
Menurut ustadzah Siti Zumaroh menggunakan metode BCM memberikan dampak yang positif
terhadap perkembangan diri anak,
sehingga tidak perlu bersusah susah menyuruh anak untuk menghafal anak sudah dapat menghafal dengan baik tanpa terpaksa, sebagaimana yang dikatakan oleh beliau: “Menggunakan metode BCM memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan diri anak, sehingga tanpa bersusah susah menyuruh anak
46
untuk menghafal anak sudah dapat menghafal dengan baik tanpa terpaksa”5
Selain metode BCM menurut Bapak Shodiqul Mubin metode lain yang digunakan sebagai transformasi nilai-nilai dakwah adalah metode Iqro yang khusus digunakan untuk mempermudah membaca Al-Qur’an, metode ini merupakan metode yang sudah teruji kehandalannya. Hal ini sesuai dengan perkataan beliau: “Selain menggunakan metode BCM kita juga menggunakan metode Iqro dalam transformasi nilai-nilai dakwah. Metode Iqro ini merupakan metode yang digunakan untuk mempermudah santri dalam membaca Al-Qur’an. Selain metode Iqro terkadang juga menggunakan metode Tadabur alam hal ini untuk meningkatkan pengetahuan santri terhadap alam sebagai bagian dari ciptaan Tuhan”6
Menurut ustadzah Kaminah, menyampaikan nilai-nilai dakwah kepada anak memang lebih mudah menggunakan metode BCM namun ada beberapa tambahan metode lain seperti metode demonstrasi, metode tanya jawab dan metode ceramah. Hal ini sesuai dengan perkataan beliau: “Menyampaikan nilai-nilai dakwah kepada anak memang lebih mudah menggunakan metode BCM namun ada beberapa tambahan metode lain seperti metode demonstrasi, metode tanya jawab dan metode ceramah”.7 Serupa dengan perkataan ustadzah Kaminah, menurut ustadzah Chasanah:
5
Wawancara dengan ustadzah Siti Zumaroh di Palangka Raya, 18 September
6
Wawancara dengan Bapak Shodiqul Mubin di Palangka Raya, 20 Agustus
7
Wawancara dengan ustadzah Kaminah di Palangka Raya, 25 Agustus 2013.
2013. 2013.
47
“sejumlah metode yang juga biasa digunakan dalam transformasi nilainilai dakwah di TKA-TPA Masjid Aqidah adalah metode ceramah, metode demonstrasi, dan metode tanya-jawab.8
Metode ceramah adalah suatu cara untuk menyampaikan materi dalam bentuk penuturan atau penerangan lisan oleh ustadz-ustadzah, sebaiknya didukung oleh alat bantu seperti gambar, bagan atau sketsa. Materi yang biasa dapat disajikan dengan metode ceramah pada umumnya adalah materi yang menuntut pemahaman dan pembentukan sikap.9 Metode tanya jawab adalah suatu cara menyampaikan materi melalui proses tanya jawab, dengan tanya jawab santri dirangsang untuk bertanya atau menjawab. Metode ini bisa digunakan untuk semua materi dan bahan pengajaran 10 Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk menyampaikan materi untuk disaksikan dan ditiru oleh santri, dapat dipadukan dengan metode ceramah. Bahan pengajaran yang sesuai dengan metode ini adalah bacaan iqro’, tadarus, tajwid dan lain-lain.11 Metode-metode tersebut bisa dilakukan yaitu pada saat klasikal awal, klasikal privat ataupun klasikal akhir. Sebagaimana metode-metode tersebut metode BCM memiliki kelebihan yang tersendiri dibandingkan dengan metode yang lain: 8
Wawancara dengan ustadzah Chasanah di Palangka Raya, 25 Agustus 2013.
9
Syamsudin, dkk, Panduan Kurikulum dan Pengajaran (TKA-TPA), Jakarta: BKPRMI, 2000, h. 57. 10
Syamsudin, dkk, Panduan Kurikulum, h. 58.
11
Syamsudin, dkk, Panduan Kurikulum, h. 59
48
a. Perhatian santri lebih dipusatkan b. Nilai-nilai dakwah menjadi lebih mudah karena disampaikan dalam bentuk yang digandrungi santri c. Pengalaman dan kesan lebih melekat ketimbang menasehati murni d. Adanya unsur keakraban e. Suasana lebih bersahabat dan lebih santai f. Tidak bersifat menggurui g. Lebih fleksibel dapat digunaka meski dalam waktu yang relatif singkat h. Metode dapat digunakan untuk semua materi 2. Kegiatan Bermain, Cerita, dan Menyanyi (BCM) a. Bermain Permainan merupakan dunia anak yang sejati yang menjadi alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya. Bila ada anggapan orang tua yang mengatakan permainan tidak ada gunanya dan lebih baik anak-anak dilatih untuk melakukan pekerjaan yang berfaedah, anggapan
itu bertentangan dengan pandangan bahwa fantasi anak
paling banyak berkembang dalam kesempatan bermain. Menurut Wuntat, bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak, 12 sedangkan menurut Karl Groos
12
Wuntat dan Team Kreatif SPA, Mendidik Anak dengan Memanfaatkn Metode BCM, Jogyakarta: Pustaka Sayhida, Cetakan IV 2008, h. 15.
49
melalui bermain seorang anak menyiapkan diri untuk hidupnya kelak setelah ia dewasa. 13 Sebenarnya ada banyak jenis permainan namun permainan yang sering diaplikasikan di TKA-TPA Masjid Aqidah adalah: 1) Permainan tebak-tebakan berbisik estafet 2) Permainan Melempar kertas 3) Permainan tepuk tangan dan lagu 4) Permainan tepuk 5) Kuis Islami 6) Tebak huruf Hijaiyah Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan bermain, antara lain: 1) Manfaat fisik 2) Manfaat terapi 3) Manfaat edukatif 4) Manfaat kreatif 5) Manfaat pembentukan konsep diri 6) Manfaat sosial 7) Manfaat moral b. Cerita Fungsi cerita menurut wuntat adalah sebagai sarana kontak batin antara ustadz-ustadzah dengan santri, pendidikan imajinasi atau 13
Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Kenacana Prenada Media Group, 2011, h. 135.
50
fantasi dan emosi (perasaan), media penyampaian pesan atau nilai-nilai agama, membantu proses identifikasi diri atau perbuatan, memperkaya pengalaman bathin, hiburan atau penyegaran & penarik perhatian. 14 Cerita merupakan metode yang menuntut kreatifitas pencerita, juga merupakan lem perekat anak-anak sehingga betah untuk mengaji. Jenis cerita yang sering diterapkan adalah: 1) Cerita sejarah dan cerita teladan 2) Cerita lepas Berdasarkan teknik penyajiannya: 1) Cerita langsung atau tanpa naskah 2) Membaca cerita Berdasarkan pemanfaatan peraga: 1) Bercerita dengan alat peraga 2) Bercerita tanpa alat peraga Adapun manfaat cerita bagi anak-anak adalah: 1) Sarana kontak batin anatra ustadz-ustadzah dan santri 2) Pendidikan imajinasi atau fantasi 3) Pendidikan emosi (perasaan) santri 4) Sarana pendidikan bahasa 5) Membantu proses identifikasi diri/ perbuatan 6) Media menyampaikan pesan 7) Sarana hiburan dan pencegah kejenuhan 14
Wuntat dan Team Kreatif SPA, Mendidik Anak dengan Memanfaatkn Metode BCM, h. 22-26.
51
c. Menyanyi Menyanyi adalah seni olah vokal yang melagukan syair dengan atau tanpa iringan instrumen musik.
15
Menurut penulis menyanyi
adalah merefleksikan nilai kedalam bahasa nada. Pada anak perbendaharaan bahasa masih cukup terbatas, bahasa nada justru lebih mudah mereka kunyah dari bahasa kata-kata. Bahasa nada akan membawa anak pada suasana riang, syahdu, sedih, semangat tanpa harus mereka mengerti apa isi kandungannya. Begitulah, jauh sebelum anak mengenal bahasa kata,ia telah mengenal bahasa nada. Hal ini menjadi sangat dimengerti apabila para ulama tempo dulu menciptakan banyak lagu atau tembang sebagai sarana dakwahnya. Lagu-lagu itu sampai sekarang masih sering kita dengarkan lewat menara-menara mesjid dengan lantunan puji-pujiannya. Jenis nyanyian yang biasa diterapkan: 1) Menyanyi dengan tepuk 2) Menyanyi tanpa tepuk 3) Nyanyian yang berasal dari lagu gubahan Adapun kelebihan-kelebihan metode BCM dibandingkan dengan metode yang lain menurut ustadzah Jurniati adalah: 1) Relevan dengan psikologis santri karena menggunakan konsep Happy Learning 2) Mudah dipahami dan mudah dimengerti 15
Abdurrahman Al-Baghdadi, Seni dalam Pandangan Islam Seni Vocal, Musik dan tari. Jakarta: 1993, hal.13
52
3) Lebih berkesan dari pada menasehati murni 4) Timbulnya suasana keakraban antara ustadz-ustadzah dengan santri 5) Penggunaannya fleksibel bisa dilaksanakan kapan saja, meski dalam waktu yang terbatas dan bisa masuk dalam materi apa saja. 3. Nilai-nilai dakwah yang Terkandung dalam metode BCM Metode BCM yang diterapkan di TKA-TPA Masjid Aqidah kandungannya sarat akan nilai-nilai keIslaman baik nilai Aqidah, Syari’ah maupun Akhlak. Setiap kegiatan yang dilakukan baik bermain, bercerita maupun menyanyi tak pernah isinya melenceng dari nilai-nilai yang bernafaskan keislaman.
Sebagaimana yang dikatakan oleh ustadz Siti
Zumaroh: “Metode BCM yang diterapkan di TKA-TPA Masjid Aqidah kandungannya sarat akan nilai-nilai keIslaman baik nilai Aqidah, Syari’ah maupun Akhlak. Setiap kegiatan yang dilakukan baik bermain, bercerita maupun menyanyi tak pernah isinya melenceng dari nilai-nilai yang bernafaskan keIslaman16
Menurut ustadzah chasanah jenis-jenis permainan yang biasa diterapkan mengandung nilai-nilai akidah, syari’ah dan akhlak. Ada jenis permainan tanya jawab yang dilakukan setiap pulang sekolah misalnya selalu berisi nilai-nilai keIslaman. “Jenis-jenis permainan yang biasa diterapkan mengandung nilai-nilai akidah, syari’ah dan akhlak. Ada jenis permainan tanya jawab yang dilakukan setiap pulang sekolah misalnya selalu berisi nilai-nilai keIslaman.”17
16
Wawancara dengan ustadzah Siti Zumaroh di Palangka Raya, 5 September
17
Wawancara dengan ustadzah Chasanah di Palangka Raya, 10 September 2013.
2013.
53
Menurut ustadzah hariyati, banyak jenis permainan seperti permainan tebak-tebakan estafet, permainan tepuk, permainan tepuk dengan lagu dan permainan-permainan yang lain selalu mengandung nilainilai keislaman, sebagaimana yang dikatakan oleh beliau: “Banyak jenis permainan seperti permainan tebak-tebakan estafet, permainan tepuk, permainan tepuk dengan lagu dan permainan-permainan yang lain selalu mengandung nilai-nilai keIslaman” 18 Cerita yang biasa disampaikan biasanya adalah cerita-cerita para Nabi dan cerita-cerita teladan, cerita tersebut selain mengandung nilai akidah, mengandung nilai syari’at juga mengandung nilai akhlak. Sebagai contoh cerita Nabi Muhammad, beliau diutus selain untuk mentauhidkan manusia kepada Allah swt, memnyempurnakan syari’at dan juga menyempurnakan akhlak. 19 Cerita di TPA berbeda dengan di TKA, di TPA materi cerita diambil dari urutan ayat Al-Qur’an misalnya ketika surah Al-Baqorah maka yang diceritakan adalah cerita yang ada di dalam surah Al-Baqorah, ketika yang dibaca adalah surah maryam maka ceritanya adalah surah maryam.20 Materi cerita di TKA diambil sesuai dengan kurikulum pembelajaran di TKA tersebut.
18
Wawncara dengan ustadzah Hariyati di Palangka Raya, 15 September 2013
19
Wawancara dengan ustadzah Jurniati di Palangka Raya, 5 September 2013
20
Wawancara dengan ustadz mahmudi di Palangka Raya, 10 September 2013
54
Selain metode bermain dan cerita,
metode
menyanyipun
mengandung nilai-nilai dakwah.21 Banyak nyanyian-nyanyian yang biasa diterapkan di TKA-TPA Masjid Aqidah namun penulis hanya memuat sebagian lagu-lagu yang penulis anggap sudah mewakili ketiga aspek nilai-nilai dakwah tersebut. a. Nilai Akidah Masalah pokok yang menjadi pesan dakwah adalah akidah Islamiah yang puncaknya adalah tauhidullah. Akidah inilah yang akan membentuk moral (akhlaq) manusia, oleh karena itu yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah akidah atau keimanan, dengan iman yang kokoh akan lahir keteguhan dan pengorbanan yang selalu menyertai setiap langkah dakwah. Aspek akidah meliputi rukun iman yaitu Iman kepada Allah, iman kepada Malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya , iman kepada Rasul-Rasul-Nya, iman kepada hari akhir, iman kepada qadha-qadhar, 22
21
22
Wawancara dengan ustadza Yasin di Palangka Raya, 15 sepetember 2013.
Bambang S. Maarif, Komunikasi Dakwah ( Paradigma Untuk Aksi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010, h. 52.
55
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”.23 1) Mengakui Keesaan Allah Lagu dengan judul “Tuhan Saya Allah” mengandung nilainilai ketauhidan yakni beriman kepada Allah swt
dengan
mengakui bahwa Allah adalah Tuhan yang maha esa, adapun liriknya adalah sebagai berikut: “Allah Tuhan saya, Allah Tuhan kita Kalau bukan Allah, bukan Tuhan kita. Tuhan saya Esa, Esa Tuhan kita Kalau tidak Esa, bukan Tuhan kita” 2) Allah mencintai Hamba yang suka membaca Al-Qur’an Judul lagu “Siapa Nama Tuhanmu yang Esa” selain mengandung nilai akidah juga mengandung
anjuran untuk
membaca Al-Qur’an . Al-Qur’an sebagai Kalamullah
yang
menjadi petunjuk bagi yang membacanya ketika dibaca akan memunculkan sikap kasih sayang Allah kepada orang tersebut. Lirik lagu ini dinyanyikan dengan menggunakan tepuk, kode tepuk adalah simbol x, ketika tepuknya satu kali maka symbol x
23
Annisa [4]: 136
56
berjumlah satu dan ketika symbol x nya dua maka tepuknya dua, lirik lagu tersebut adalah: “Siapa nama Tuhanmu yang Esa (Allah) xx Allah kan menyayangi, Allah kan mencintai pada santri yang rajin mengaji xx”
3) Mengimani Malaikat Mengimani malaikat merupakan rukun Iman yang kedua. Sebagimana yang kita ketahuimalaikat merupakan makhluk gaib yang tidak bisa dilihat oleh mata kasat manusia, namun sebagai umat muslim kita wajib mempercayainya. Judul lagu “Sepuluh Malaikat”. Lagu ini memuat sepuluh malaikat yang wajib diketahui oleh umat Islam dengan lirik yang sederhana. Lirik lagu tersebut adalah: “Ada 10 malaikat Allah yang wajib kita ketahui Jibril, Mikail, Isrofil, Izro’il, Roqib, Atid, Munkar, Nangkir, Malik dan Riduan”
b. Nilai Syari’ah Syari’at Islam adalah hukum atau peraturan Islam,24 yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan. Bagi penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini. Selain itu, syariah Islam mengatur perbuatan 24
Ibid, h. 48
57
manusia dalam kaitan hukum yang terdiri dari wajib, sunnat, mubah, makruh, dan haram. Syariah sebagai aturan terdiri dari atas 2 masalah pokok, yaitu ibadah yang merupakan penghubung manusia dengan Allah Swt dan meliputi semua rukun Islam yakni syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu dan muamalah yang berkaitan ketetapan Allah berhubungan dengan kehidupan sosial manusia. 1) Rukun Islam Rukun Islam yang merupakan pilar-pilar agama Islam tertuang dalam lagu rukun Islam, dalam lagu tersebut terkandung pesan bahwa siapa yang tidak melaksanakan rukun Islam yang menjadi kewajiban bagi umat muslim maka di akhirat dia akan mendapat celaka. Adapun liriknya adalah: “Rukun Islam yang lima, syahadat sholat puasa, zakat untuk si papa haji bagi yang mampu, Siapa tidak sholat door… Celaka diakhirat Siapa tak bayar zakat Oleh Allah dilaknat”
2) Mencintai Allah, Rasul dan Berbakti Kepada Orang Tua Kunci Syurga Judul Lagu “Jalan Masuk Syurga dan Tepuk Syurga” mengandung nilai-nilai syar’iah karena menyangkut rukun Islam, yang menjadi syarat mutlak bagi umat Islam untuk mendapatkan syurga. Lirik lagu tersebut adalah: “Satu-satu aku cinta Allah Dua-dua cinta Rasulullah Tiga-tiga cinta Ibu Bapak Satu, dua, tiga, jalan masuk syurga”
58
Selain harus mencintai Allah dan Rasulnya Islam menganjurkan agar seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Isra’ ayat 23:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
3) Amal-Amal yang Disukai oleh Allah Judul lagu “Amal Apa” juga mengandung nilai-nilai syari’ah yaitu anjuran mengerjakan sholat tepat pada waktunya,
59
bersholawat kepada Nabi Muhammad dan juga berjuang di jalan Allah sebagai amalan yang sangat dicintai oleh Allah . Lirik lagu tersebut adalah: “Amal apa amal apa yang disukai Allah sembahyanglah sembahyang lah tepat pada waktunya Apalagi apalagi yang disukai Allah sholawat lah sholawatlah Pada Nabi Muhammad Apalagi apalagi yang disukai Allah berjuanglah berjuanglah berjuang di jalan Allah”
4) Rukun Sembahyang Lagu dengan judul “Rukun sembahyang” mengandung nilai-nilai syari’ah rukun Islam yang ke dua, lagu tersebut menyampaikan tata cara melakukan sembahyang. Lirik lagunya adalah: “Rukun sembahyang 13 kita sebutkan, pertama niat ke-2 berdiri betul takbiratul ihram itulah rukun ke-3, empat fatihah 5 rukuk 6 i’idal, tujuh sujud yang ke-8 duduk antara dua sujud, yang ke-9 duduk tahayat awal sepuluh tahayat akhir sebelas sholawat dua belas salam tiga belas tertib kerjakanlah baik-baik”
5) Amalan Menuju Kesholehan Judul lagu “Tepuk Anak Sholeh” adalah tepuk lagu yang mengandung nilai syari’ah yakni anjuran untuk melakukan sholat, berbakti kepada kedua orang tua dan membaca Al-Qur’an sebagai wujud untuk menggapai kesholehan. Adapun liriknya adalah: “xx aku xx anak sholeh xx rajin sholat xx rajin ngaji xx orangtua xx dihormati xx cinta Islam xx sampai mati xx laa ilaha illallah muhammadarrosulullah. Islam... Islam... Islam... Yes!!! “
60
c. Nilai Akhlak Ajaran tentang nilai etis dalam Islam disebut akhlak. Wilayah akhlak Islam memiliki cakupan luas, sama luasnya dengan perilaku dan sikap manusia. Nabi Muhammad saw bahkan menempatkan akhlak sebagai pokok kerasulannya. Melalui akal dan kalbunya, manusia mampu memainkan perannya dalam menentukan baik dan buruknya tindakan dan sikap yang ditampilkannya. Ajaran Islam secara keseluruhan mengandung nilai akhlak yang luhur, mencakup akhlak terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, dan alam sekitar. Aspek Akhlak yaitu akhlak terhadap Khaliq dan akhlak terhadap makhluk yang meliputi akhlak terhadap manusia dan akhlak manusia terhadap alam 1) Adab dalam Membaca Al-Qur’an Tepuk yang dikombinasikan dengan lagu mengandung nilai akhlak terhadap Al-Qur’an, Al-Qur’an sebagai bacaan yang sangat suci yng mengandung firman-firman Allah selayaknya dibaca dalm keadaan khusu’ dan tenang. Tepuk dengan lagu yang berjudul Tepuk Tenang liriknya adalah: “Tepuk Tenang” xx Bila aku xx sedang ngaji xx maka aku xx harus tenang 1 2 3 4
2) Berkata yang Baik Berkata
yang baik merupakan akhlak yang sudah
semestinya dijaga oleh kita semua karena merupakan cerminan
61
akhlak. Berkata yang baik sangat dianjurkan sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada Allah swt, lirik lagu tersebut adalah: “Melihat yang indah, Subhanallah Mendapat nikmat, Alhamdulillah Kaki tersandung, Innalillah Kalau bersalah, Astaghfirullah Mau makan baca bismillah Selesai makan baca hamdallah Mau tidur bacalah doa Bangun tidur bacalah doa”
3) Adab Berdoa Judul
lagu
“Mari
Kwan-Kawan
Marilah
Pulang”
mengandung nilai akhlak selain anjuran untuk mengucapkan salam ketika pulang santri juga dianjurkan untuk mengangkat kedua belah tangan ketika berdo’a. Lirik lagu tersebut adalah sebagai berikut: “Mari kawan-kawan marilah pulang Kepada ustadzah ucapkan salam Mari berdoa pada Ilahi sambil menadahkan tangan kita”
4) Akhlak Terhadap Orang Tua, Teman dan Ustdz-Ustadzah Judul “Tepuk dan Lagu Anak Sholeh” dan juga “Mari Kawan-Kawan” adalah lagu yang mengandung nilai akhlak, akhlak terhadap orang tua, terhadap kawan, terhadap ustadz-ustadzah dan akhlak terhadap Allah swt, lirik lagunya adalah: “Mau kah kau jadi anak yang sholeh (mau), hormati orangtua, jaga ustadz-ustadzah, sayang kawan dan suka memaafkan xx Maukah kau jadi anak yang sholeh (mau) belajar dan mengaji, baca Al-Qur’an suci, tegakkan sholat yang lima kali xx”
62
Dari hasil analisis, secara dasar metode BCM memang cocok untuk semua jenis materi apapun yang menyangkut teori, tetapi untuk praktikum khususnya syari’ah seperti masalah wudhu, tayamum, sholat biasanya menggunakan metode demonstrasi. Alangkah baiknya lagi jika metode demonstran dikombinasikan dengan metode BCM.