POTRET MANAJEMEN MASJID DI PEDESAAN Santa Rusmalita
ABSTRAK
Masjid merupakan tempat umat Islam melaksanakan ibadah. Saat ini masjid tidak lagi hanya dijadikan sebagai tempat ibadah, namun sudah multifungsi, seperti tempat pendidikan, pelayanan kesehatan, ada lembaga zakat dan lain sebagainya. Tentu fungsi masjid tersebut dapat dimaksimalkan ketika manajemennya sduah berjalan dengan baik. Namun bagi masjid yang manajemennya kurang baik, maka akan sulit menjadikannya selain sebagai tempat ibadah. Apalagi jika masjid tersebut di pedesaan. Ini merupakan hasil penelitian melihat potret masjid di pedesaan terutama di Desa Sei-nyirih Kec. Jawai Kab. Sambas. Selain tempat ibadah, masjid di sana baru melakukan beberapa kegiatan secara rutin, seperti yasinan, majlis taklim dan PHBI. Selain itu masih belum. Ini juga dapat dilihat dari kepemimpinan pengurus masjid. Sebab manajemen tidak terlepas dari pengurus yang menggerakkan masjid.
Kata Kunci: daerah terpencil, ibadah, norma - norma A. Latar Belakang
orang muslim untuk mengerjakan shalat,
Masjid sudah menjadi ciri khas
yang terdiri dari shalat wajib dan shalat
masyarakat yang berpenduduk muslim.
sunnah,
Dari awal Islam tersebar, masjid memiliki
ataupun jama'ah. la diperuntukkan juga
peranan penting untuk aktifitas umat
untuk melaksanakan ibadah-ibadah lain
Islam. Di masa-masa awal Rasulullah
dan melaksanakan shalat Jum'at. Dalam
SAW. melakukan dakwah di Madinah,
perkembangan
maka yang paling awal dilakukannya
dipahami sebagai tempat yang dipakai
adalah mendirikan masjid.
untuk shalat rawatib dan ibadah shalat
Pengertian sosiologis,
yang
masjid berkembang
baik
secara
perseorangan
selanjutnya,
masjid
secara
Jum'at, yang sering disebut jami' atau
pada
masjid jami'. Sedangkan bangunan yang
masyarakat Islam Indonesia, dipahami
serupa
sebagai suatu tempat atau bangunan
mengerjakan shalat wajib dan sunnah di
tertentu yang diperuntukkan bagi orang-
sebut surau. ﴾ 75 ﴿
masjid
yang
dipakai
untuk
Masjid
yang
didirikan
oleh
harus mampu menyesuaikan diri dengan
Rasulullah SAW. berfungsi sebagai
perubahan zaman. Di bawah sistem
sarana pembina iman, sarana pembina
pengelolaan masjid yang tradisional,
masyarakat,
umat
sarana
pengokoh
Islam
akan
sangat
sulit
ukhuwah Islamiyah, sarana perjuangan
berkembang. Bukannya tambah maju,
dan sarana tarbiyah. (Ahmad Yani,
mereka malahan akan tercecer dan
2012) Semangat untuk menjadikan
makin jauh tertinggal oleh perputaran
masjid sebagai pusat pembinaan iman,
zaman. Masjid niscaya akan berada
pembinaan
pada posisi yang stagnan, yang pada
masyarakat
dan
lain
sebagainya bukan saja di rasakan oleh generasi
terdahulu.
Saat
akhirnya bisa ditinggal oleh jamaahnya.
Islam
Untuk
menuju
disebarkan ke Indonesia, masjid juga
masjid
menjadi ciri khas kemuliaan dan harga
memerlukan
diri
Nampaknya
Karena saat ini memang belum banyak
semangat ini dibangun di atas pondasi
masjid yang mengarah pada manajemen
nilai berdasarkan firman Allah:
modern. Saat ini masih banyak masjid
masyarakatnya.
َ َ ۡ ُۡ َ َ َ َ َٰ َ ِني أن َي ۡع ُم ُروا ْ َم ۡشك ِ ج َد ٱّلل ِ س ِ ما َكن ل ِلم ُ ۡ َ ُ َ ٰٓ َ َ َ َ ٰٓ ْ ۡ ُ ۡ ك َحب َط َٰ َ ت س ِهم ب ِٱلكف ِر أول ِئ ش ِهدِين ِ لَع أنف ِ ُ ۡ َ َ ُ َٰ َ ۡ ُ َ ِلون ِ أع َمَٰل ُه ۡم َو ِِف ٱنلارِ هم خ
yang
kepemimpinan
modern
semangat
memang
yang
besar.
yang hanya digunakan untuk ibadah shalat saja. Tidak banyak orang yang terlibat
dan
dilibatkan
dalam
kepengurusan. Apalagi memang banyak
Artinya: “Hanya yang memakmurkan
masjid
masjid-masjid Allah ialah orang-orang
kepengurusan yang memadai. (Ahmad
yang beriman kepada Allah dan Hari
Yani, 2012)
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan
zakat
dan
tidak
yang
tidak
memiliki
struktur
Kalau di kota-kota, kemungkinan
takut
untuk menerapkan manajemen masjid
(kepada siapapun) selain kepada Allah,
tidak
maka
yang
Banyaknya SDM jamaah yang mampu
diharapkan termasuk golongan orang-
berkiprah membuat tidak sulit mencari
orang yang mendapat petunjuk.” (QS.
orang-orang yang dapat menggerakkan
At-Taubah:17)
manajemen tersebut. Namun berbeda
merekalah
Menurut
orang-orang
Muhammad
terlalu
mengalami
kesulitan.
Taslim,
halnya dengan di desa. Desa yang
Mengelola masjid pada zaman sekarang
notabene penduduknya masih sedikit,
ini memerlukan ilmu dan ketrampilan
mencari orang-orang yang siap untuk
manajemen. Pengurus masjid (takmir)
digerakkan juga masih sulit. ﴾ 76 ﴿
dengan memperhatikan efisiensi dan B. Organisasi Masjid Organisasi
pengaturan fungsi-fungsi secara logis
berasal
dari
dan berorientasi pada pencapaian hasil
kata
pekerjaan.
“organisme” yang berarti bagian-bagian
menyangkut
yang terpadu dimana hubungan satu
atau
motif
didasarkan tujuan,
untuk
minat,
ikatan dan
persamaan kepentingan,
bahkan persamaan dalam menghadapi
(Zaini, 1996) Terdapat
beberapa
permasalahan
unsur
organisasi, yaitu: 1) Ada dua orang atau 2)
atas
persamaan jenis, tempat dan pekerjaan,
mencapai tujuan yang telah disepakati.
lebih;
(job
Organisasi informal kehadirannya
Kerjasama
tersebut sudah barang tentu didorong kehendak
pekerjaan
resmi dari organisasi formal.
lebih yang bekerjasama untuk mencapai
oleh
(job
specification) merupakan pedoman kerja
itu organisasi terdiri dari dua orang atau
tertentu.
uraian
kerja
description) dan spesifikasi pekerja (men
terhadap keseluruhannya. Oleh karena
tujuan
tertulis
persyaratan
requirement),
dengan yang lain di atur oleh hubungan
suatu
Ketentuan
Ada
kehendak
untuk
dan
lain-lain.
persamaan
(mutuality)
mendasari
terbentuknya
Faktor
inilah
yang
organisasi
informal.
bekerjasama; 3) Ada pengaturan kerja; 4) Ada tujuan yang hendak dicapai; Ada
Tiga
hal
yang
C. Tujuan Pengorganisasian
esensial
menurut Zaini (1996) dalam organisasi,
Tujuan pengorganisasian adalah:
yaitu: yang pertama organisasi bukanlah
a. Membagi
kegiatan-kegiatan
tujuan, melainkan sebagai alat untuk
menjadi
mencapai
atau divisi-divisi dan tugas-tugas
tujuan.
Kedua,
organisasi
adalah wadah dan sekaligus proses kerjasama
sejumlah
orang
dengan
hubungan
formal.
Ketiga,
dalam
yang terperinci dan spesifik. b. Membagi kegiatan serta tanggung jawab
organisasi terdapat kerangka struktur
formal
berkaitan
dengan
c. Mengkoordinasikan berbagai tugas
antara para pelaku.
organisasi
yang
masing-masing jabatan atau tugas
yang mengatur hubungan hiearki di
Organisasi
departemen-departemen
organiasasi dibagi dan
menjadi
d. Mengelompokkan
organisasi
pekerjaan-
pekerjaan dakwah ke dalam unit-
informal. Organisasi formal menekankan
unit.
susunan tatanan kerja secara rasional ﴾ 77 ﴿
D. Manajemen dalam sebuah Organisasi
a. Forecasting Forecasting
Dalam sebuah organisasi, baik organisasi organisasi
sederhana tidak
meramalkan, memproyeksikan, atau
maupun
mengadakan
taksiran
terhadap
berbagai kemungkinan yang akan
manajemen. Badruddin mengutip dari
terjadi sebelum suatu rencana yang
Terry (2014) mendefinisikan manajemen
lebih pasti dapat dilakukan.
tindakan
pengorganisasian, pengendalian
lepas
kegiatan
dari
sebagai
besar
adalah
perencanaan,
penggerakan,
yang
dilakukan
b. Planning
dan
Planning dirumuskan sebagai
untuk
penetapan tujuan, policy, prosedur,
menentukan, serta mencapai sasaran
budget,
yang
melalui
organisasi.
pemanfaatan sumber daya manusia dan
c. Organizing
telah
ditentukan
sumber daya lainnya. Manusia
dan
program
dari
Organizing
merupakan
faktor
suatu
merupakan
pengelompokkan
kegiatan
yang
terpenting dalam manajemen, karena
diperlukan, yakni penetapan susunan
pada dasarnya manajemen dilakukan
organisasi, serta tugas dan fungsi-
oleh, untuk dan dengan manusia. Oleh
fungsi dari setiap unit yang ada dalam
sebab itu tidak salah bila dikatakan
organisasi,
bahwa
kedudukan dan sifat hubungan antara
manajemen
proses
social
itu
merupakan
yang
mengatasi
serta
masing-masing
menetapkan
unit
tersebut.
segalanya. Dengan motivasi yang tinggi
Pengorganisasian dapat dirumuskan
manajer dapat mengerahkan sumber
sebagai
daya manusia dengan kapasitas penuh
manajemen dalam mengelompokkan
untuk mencapai hasil maksimal yang
orang-orang serta penetapan tugas,
diinginkan.
fungsi, wewenang, serta tanggung
keseluruhan
aktivitas
jawab masing-masing dengan tujuan E. Fungsi-fungsi manajemen
terciptanya
aktivitas-aktivitas
yang
berdaya guna dan berhasil guna Fungsi-fungsi
manajemen
dalam
menurut para ahli berbeda-beda. Tetapi
fungsi
manajemen
tujuan
yang
ditentukan sebelumnya.
dari semua ahli yang mengemukakan tentang
mencapai
d. Acting
terdapat
Acting
kesamaan fungsi.
pelaksanaan ﴾ 78 ﴿
merupakan dari
tindakan
rencana
yang
dibuat. Pelaksanaan dilakukan jika
berhubungan dengan usaha member
fungsi perencanaan sudah matang
bimbingan, saran, perintah-perintah
dibuat.
dalam
atau instruksi kepada bawahan dalam
dengan
melaksanakan tugas masing-masing,
Pelaksanaan
manajemen
lebih
dikenal
bahasa implementasi program.
agar
e. Staffing
tugas
dapat
dilaksanakan
dengan baikdan benar-benar tertuju
Staffing merupakan salah satu fungsi
manajemen
kepada realisasi tujuan yang telah
berupa
ditetapkan.
penyusunan personalia pada suatu organisasi
sejak
merekrut
h. Leading
tenaga
Leading merupakan pekerjaan
kerja, pengembangan tenaga kerja,
yang
sampai dengan usaha agar setiap
menyebabkan orang lain bertindak.
tenaga memberi daya guna maksimal
Leading terdiri atas lima kegiatan,
kepada organisasi. Organizing dan
yaitu
staffing
fungsi
mengadakan komunikasi agar ada
erat
saling pengertian antar manajerdan
merupakan
manajemen
yang
hubungannya. penyusunan
dua sangta
Organizing wadah
berupa
legal
dilakukan
mengambil
bawahan;
untuk
manajer
inspirasi,
member dan
yang
keputusan,
semangat,
dorongan
kepada
menampung berbagai kegiatan yang
bawahansupaya mereka bertindak;
harus
suatu
memilih orang-orang yang menjadi
staffing
anggota kelompok; serta memperbaiki
dilaksanakan
organisasi,
pada
sedangkan
berhubungan
dengan
penerapan
pengetahuan
dan
sikap-sikap
orang-orang yang kaan memangku
bawahan agar mereka terampil dalam
masing-masing jabatan yang ada di
mencapai
dalam organisasi tersebut.
ditetapkan.
f. Facilitating
dengan
yang
telah
i. Coordinating
Facilitating kegiatan
tujuan
merupakan
memfasilitasi alat
atau
Coordinating merupakan salah
karyawan
model
satu
fungsi
manajemen
untuk
yang
melakukan berbagai kegiatan agar
dibutuhkan. Fasilitas berupa barang
tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
atau jasa yang dibutuhkan.
kekosongan kegiatan dengan jalan
g. Dirrecting (commanding) Directing adalah
fungsi
atau
menghubungkan, commanding
manajemen
menyatukan
dan
menyelaraskan pekerjaan bawahan
yang
sehingga terdapat kerjasama yang ﴾ 79 ﴿
terarah dalam usaha mencapai tujuan
keterangan mengenai segala hal yang
organisasi. Usaha tersebut natara lain
berkaitan dengan tugas dan fungsi-
memberikan
fungsi kepada pejabat yang lebih
perintah,
mengadakan
instruksi,
pertemuan
untuk
tinggi
baik
secara
lisan
maupun
memberikan penjelasan, bimbingan
tertulis sehingga dalam penerimaan
atau
laporan dapat memperoleh gambaran
nasihat,
dan
mengadakan
coaching (teguran).
pelaksanaan tugas terhadap orang
j. Motivating
yang member laporan.
Motivating satu
fungsi
merupakan
manajemen
salah
m. Evaluating
berupa
Evaluating merupakan fungsi
pemberian inspirasi , semangat, dan
sebelum
dorongan
agar
korektif oleh pimpinan. Fungsi ini
bawahan melakukan kegiatan secara
dilaksanakan jika dalam organisasi
sukarela sesuai dengan apa yang
terdapat hal yang harus dievaluasi.
kepada
bawahan
pengambilan
tindakan
dikehendaki oleh atasan. Pemberian F. Kepemimpinan dalam Islam
inspirasi, semangat dan dorongan oleh
atasan
kepada
bawahan
Kepemimpinan yang baik sangat
ditujukan agar bawahan bertambah giat
dan
lebih
diperlukan dalam sebuah organisasi.
bersemangat
Seorang pemimpin organisasi memiliki
melaskanakan tugas-tugas sehingga mereka
lebih
berdaya
guna
peran
da
sebuah
berhasil guna.
juga
bawah
pengendalian
sehingga
akan
bawahan
kepemimpinannya
untuk
R Kreitner yang dikutip oleh Zaini
dapat
(1996)
melakukan tugasnya dengan benar
mendefinisikan
kepemimpinan
(leadership) yaitu: proses mempengaruhi
sesuai tujuan semula.
orang dimana pimpinan mengusahakan
l. Reporting Reporting
Organisasi
mencapai tujuan.
yaitu mengadakan pemantauan dan koreksi
organisasi.
berjalannya
menggerakkan elemen yang ada di
Controlling atau pengawasan disebut
membuat
berjalan baik jika pemimpinnya bisa
k. Controlling
sering
penting
keikutsertaan bawahan yang dengan atau
pelaporan
hasrat dan kemauan sendiri berusaha
adalah salah satu fungsi manajemen
untuk mencapai tujuan organisasi.
berupa penyampaian perkembangan
Sedangkan Fathi Yakan (2010)
atau hasil kegiatan dan pemberian
mengatakan ﴾ 80 ﴿
bahwa
kepemimpinan
adalah seni bergaul dengan manusia,
Yaitu
mempengaruhi
mengetahui
perilakunya,
seorang
pemimpin
dapat
kelemahan-kelemahan,
mengarahkannya menuju tujuan tertentu,
kekuatan, dan potensi-potensinya. 3)
dengan
metode
Suri tauladan yang baik. Karena seorang
jaminan
ketaatan,
yang
memberikan
kepercayaan
dan
pemimpin akan dilihat dan diikuti oleh
Menurutnya
umat. 4) pandangan yang tajam. Yaitu
kesuksesan seorang pemimpin dalam
kemampuan seorang pemimpin untuk
tugasnya
sejauh
melakukan prediksi yang cepat, tepat
manakah ia memiliki kualifikasi sifat
dan akurat, serta mampu mengambil
tersebut, karena ada sejumlah sifat
keputusan yang tepat dalam situasi dan
bawaan
sangat
kondisi. 5) kemauan yang kuat. Dengan
potensi-
kemauan yang kuat, segala hambatan
penghormatannya.
tergantung
yang
membantu potensi
kepada
terkadang
pengembangan kepemimpinan
seseorang,
akan
dapat
diselesaikan
kendati sampai kadar tertentu. Akan
problematika
tetapi,
Kharismatik, yang dengannya dia akan
kesempurnaan
sifat
dan
akan
dan
mampu
didukung oleh potensi dan kemampuan
kesulitan
lain. Seperti kualitas pemikiran, potensi
merupakan sifat utama yang harus ada
spiritual,
kualifikasi
dalam seorang pemimpin. Pemimpin
kepribadian.
harus selalu memiliki harapan dan jauh
beratkan
dari keputus asaan. Putus asa sangat
pada
berbahaya, karena akan mendatangkan
organisasi dakwah yaitu keberhasilannya
keruntuhan dan kehancuran. Optimisme
dapat
harus sejalan dengan akal pikiran dan
manajerial, Fathi
akhlak,
Yakan
persyaratan
dicapai
fisik, dan
menitik kepemimpinan
dengan
perencanaan,
manajemen, dan profesionalisme.
apapun.
hati 7)
umat
6)
kepribadian seorang pemimpin harus
kekuatan
menarik
terpecahkan.
tanpa
Optimisme,
perhitungan yang matang.
Fathi Yakan (2010) memberikan
M. Munir (2009) memandang
persyaratan seorang pemimpin dalam
seorang
organisasi dakwah, yaitu: 1) Memahami
ketrampilan. Secara umum menurutnya
dakwah. Yaitu problematikanya, baik
ketrampilan yang harus dimiliki adalah 1)
yang
pemikiran,
Technical skill, yaitu segala hal yang
manajerial,
berkaitan
berkenaan
perencanaan,
dengan
maupun
pemimpin
dengan
memiliki
informasi khusus
dan
sambil mengoperasionalkan kegiatannya
kemampuan
serta mengawasi segala aktivitas dan
pekerjaannya. Seperti pengetahuannya
tindakannya. 2) mengenal diri sendiri.
dengan sifat tugasnya , tuntutannya, ﴾ 81 ﴿
(skill)
harus
tentang
tanggung
jawabnya,
dan
kewajiban-
rahmat pada alam dan masyarakat
kewajibannya. Dan dalam hal ini dia harus
berusaha
untuk
belajar
sekitarnya.
dan
Ada beberapa peran pembinaan
menguasai informasi-informasi skill yang
yang berkaitan dengan masjid, yaitu:
mesti dikuasai dalam pekerjaannya. 2)
1. Bidang
Idarah
(manajemen).
Human skill, yaitu segala hal yang
Diperlukan
berkaitan dengan perilakunya sebagai
professional
individu dan hubungannya dengan orang
pengadministrasian yang rapi dan
lain
dengan
transparan. Akan menjadikan jamaah
adalah
berpatisipasi aktif baik secara mental
serta
mereka.
cara
berinteraksi
Termasuk
di
sini
perilakunya dalam hubungan dengan
manajemen
yang dengan
maupun finansial.
kepemimpinan dan interaksinya dalam
2. Pembinaan
bidang
Imarah
kelompok yang berbeda. 3) Conceptual
(memakmurkan
skill, yaitu kemampuan untuk melihat
Jamaah menjadi sangat penting untuk
secara untuh dan luas terhadap berbagai
melakukan ibadah secara berjamah.
masalah, dan kemudian mengaitkannya
3. Pembinaan
masjid)
Peranan
bidang
Ri’ayah
masjid)
menjadikan
dengan berbagai perilaku yang berbeda
(pemeliharaan
dalam organisasi serta menyelaraskan
masjid sebagai tempat yang nyaman,
antara
indah bersih dan mulia.
berbagai
dikeluarkanoleh
keputusan
berbagai
yang
organisasi,
Di
perkotaan,
ketiga
peran
yang secara keseluruhan bekerja untuk
tersebut dapat dilaksanakan. Pengurus
meraih tujuan yang telah ditentukan.
dengan mudah mendapatkan sumber daya yang dapat concern melaksanakan
G. Manajemen Masjid
tugas-tugas
oleh mereka.
Masjid adalah Aktivitas bagaimana kita
Berbeda dengan di kota, di desa
mengelola masjid dengan benar dan
jarang ada masjid yang dapat memenuhi
profesional sehingga dapat menciptakan yang
sesuai
Rasa
kepemilikan terhadap masjid juga dimiliki
Menurut Zainal Arifin, Manajemen
jamaahnya
kemasjidan.
ketiga peran tersebut. Misalnya dalam
dengan
bidang manajemen (idarah). Masjid di
keinginan Islam yaitu masyarakat yang
desa
baik, sejahtera, rukun, damai, dengan
ada
yang
melaksanakan
manajemen dalam mengelola masjid dan
ridha, berkah dan rahmat Allah SWT.
ada yang tidak menggunakannya. Salah
Sehingga masyarakatnya memberikan
satu penyebabnya adalah sumber daya ﴾ 82 ﴿
manusia yang kurang. Ada juga masjid yang
menyelenggarakan
Bidang
pelayanan
sebuah
shalat
masjid dapat dilihat dari peran masjid
berjamaah hanya tiga waktu, yaitu shalat
dalam memberikan pelayanan pada
Subuh, Maghrib dan Isya. Masyarakat
masyarakat,
yang
kesehatan, pelayanan koperasi, dll.
mata
pencariannya
bertani,
seperti
itu
pelayanan
nelayan atau tukang, sulit bagi mereka
Sementara
dalam
untuk shalat lima waktu di masjid.
sebagai wadah penerangan, masjid
Pekerjaan menghalangi mereka untuk
menjadi
shalat 5 waktu di masjid.
mendapatkan
tempat
bperannya
masyarakat
informasi-informasi,
Peran dan Fungsi masjid pada
seperti informasi seputar dunia Islam,
masa kini sedikit mengalami perubahan,
informasi berita-berita aktual, dan
walaupun
Menurut
lain-lain. Selain itu masjid juga dapat
Ahmad Yani, aplikasi peran dan fungsi
menjadi wadah mencari ilmu dengan
masjid dapat dibagi pada beberapa
menjadwalkan
bidang, yaitu:
masyarakat. Yang terakhir adalah
1. Aplikasi bidang Program
peran masjid terkait usaha dana.
tidak
Dalam
signifikan.
sebuah
perencanaan
manajemen,
program
Bagaimana
perlu
masjid
bidang ubudiyah, bidang pendidikan,
direnovasi.
penerangan,
pelayanan,
Apalagi
eksis
misalnya
dibangun
atau
2. Aplikasi bidang kepengurusan Pengurus merupakan bagian
Bidang ubudiyah bagaimana masjid
yang sangat penting dalam sebuah
menjadi tempat sholat berjamaah lima
manajemen. Jika diibaratkan sebuah
waktu, sholat Jumat dan sholat ‘Idain.
tubuh, maka pengurus seperti kepala.
Untuk bidang pendidikan, mungkin
Dia yang memegang peranan penting
masjid juga menjadi pusat pendidikan.
dalam
Saat ini sudah banyak masjid yang
kepengurusan.
Ahmad
memiliki lembaga pendidikan, bahkan
mengungkapkan
bahwa
betapa
dari
banyak
yang
berhasil
TK
usaha
bidang
sedang
tetap
bagi
dana.
tingkat
bidang
masjid
keberadaanya.
dilakukan. Program masjid meliputi:
bidang
kajian-kajian
sampai
tingkat
menjalankan
masjid
roda yani
Perguruan Tinggi. Selain pendidikan
dibangun dengan biaya yang besar,
formal, di masjid juga dapat kita temui
ratusan juta bahkan milyaran rupiah,
pendidikan non formal, seperti TPQ
namun
atau TPA dan Madrasah Diniyah.
kemakmuran sebagaimana mestinya. ﴾ 83 ﴿
tidak
memperlihatkan
Salah
satu
factor
penyebabnya
rekam
jejak
perjalanan
sejarah.
adalah karena kepengurusan masjid
Makanya dengan arsip, sejarah tidak
yang tidak atau kurang handal, baik
terputus. Tapi tanpa arsip, maka
dari
wawasan
sejarah
keislaman dan kelembagaan maupun
dilacak.
segi
kepribadian,
kemampuan kerja atau kemampuan manajerial
yang
kapasitasnya
lemah
sebagai
akan
terputus
dan
sulit
5. Aplikasi bidang pembinaan remaja
dalam
masjid
pengurus
Ramaja
sebagai
masjid. Masjid dapat berkembang jika
generasi.
pengurus memiliki terobosan untuk
menggantikan
mengembangkannya. Dalam bidang
memimpin ke depan. Jika remaja
kepengurusan, jelas ada strukturnya,
masa kini baik, maka kepemimpinan
seperti ketua, wakil, sekretaris dan
ke depan juga baik. Namun jika
bidang-bidang. Jika strukturnya sudah
remaja
terbentuk,
kepemimpinan
maka
dapat
diperjelas
Merka
pelanjut
yang
peran
kini
akan orangtua
buruk, ke
depan
berpotensi
kepengurusan tidak mutlak berada di
sebagai pusat ibadah, juga harus
tangan ketua saja.
memperhatikan tentang nasib remaja.
bidang
fisik
dan
sarana
buruk.
juga
uraian kerjanya. Dengan demikian
3. Aplikasi
untuk
maka
Masjid
Mereka juga dapat diikutkan dalam
masjid
peran membangun generasi mereka. Masjid yang asri, bersih dan
nyaman untuk
membuat
berlama-lama
jamaah di
Peran
betah
serta
memakmurkan
mereka masjid
dalam membuat
dalamnya.
mereka percaya diri dan memiliki
Tidak perlu masjid berpenampilan
kemampuan dalam membuat miniatur
megah. Namun cukup dirawat dengan
kepemimpinan.
baik sudah membuat jamaah terpaut
6. Aplikasi bidang kewanitaan.
hatinya. 4. Aplikasi
Dalam bidang
administrasi
dan
laki-laki. Perempuan juga memiliki
Sebagai penunjang kegiatan mempermudah
akan
timpang jika hanya diisi oleh kaum
kesekretariatan
dan
kehidupan,
peran yang besar dalam membangun
pengarsipan,
peradababn.
maka dibutuhkan pengadministrasian
mengikutsertakan
semua
kepengurusan,
dokumen-dokumen.
Arsip-
arsip tersebut yang menjadi bukti dan
Masjid wanita atau
dapat dalam
memberikan
ruang bagi mereka untuk turut serta ﴾ 84 ﴿
dalam memakmurkan masjid. Majlis
penduduk atau masyarakat yang bersifat
taklim adalah salah satu sarana untuk
agraris, serta bangunan rumah yang
mendapatkan ilmu.
terpencar. Dari aspek jumlah penduduk, desa
H. Karakteristik Masyarakat Desa
penduduk
wilayah
yang tinggal di wilayah pedesaan. Desa Sapari
Imam
Asy’ari
diartikan
perwujudan
atas
sebagai
kesatuan
geografi,
royong. Desa-desa di Indonesia berbeda dengan tipe desa di belahan dunia manapun. Secara garis besar, desa-
administratif, definisi resmi desa yang
desa di Indonesia dapat dikategorikan
tertuang dalam Undang-Undang nomor 5
dengan:
tahun 1979, adalah “suatu wilayah yang
a. Desa-desa
penduduk
mempunyai
organisasi
hukum,
Desa-desa ini relative lebih leluasa dalam mengatur pola ruang desa atau
rumah
terirorialnya
tangganya sendiri, dalam ikatan Negara
desa
di
ini sangat bergantung pada keadaan
Menurut Muhyiddin (2002) dilihat morfologi,
desa-desa
c. Desa-desa pegunungan. Desa-desa
Setiadi dan Usman Kolip, 2011)
aspek
dari
pegunungan atau pantai
Kesatuan Republik Indonesia.” (Elly M.
dari
ini
b. Desa-desa dataran rendah (ngare).
pemerintahan
menyelenggarakan
Desa-desa
pesisir laut.
yang
terendah langsung di bawah camat dan berhak
pantai.
sangat bergantung pada pantai atau
sebagai kesatuan masyarakat, termasuk masyarakat
pencaharian
kata lain bersifat homogeny dan gotong
dengan daerah lain. Sedangkan secara
kesatuan
bermata
atau
tidak ada pengkotakan, atau dengan
dalam pengaruhnya secara timbale balik
sejumlah
penduduk
bersifat pribadi, tidak banyak pilihan, dan
yangterdapat di situ (suatu daerah)
oleh
yang
khas, yakni hubungan kekeluargaan,
social, ekonomi, politik, dan kultural
ditempati
yang
dari hubungan social penduduknya yang
sosial budaya, serta hukum. Bintaro desa
kepadatan
dari aspek social budaya, desa tampak
aspek-aspek
batasan
kecil
tanam,atau nelayan. Adapun jika dilihat
morfologi, jumlah penduduk, ekonomi,
memberikan
sejumlah
pokok di bidang pertanian, bercocok
dengan
mempertimbangkan
dengan
masyarakatnya
yang
dikutip oleh Asep Muhyiddin (2002) dapat
oleh
rendah. Dari aspek ekonomi, desa ialah
Masyarakat di Indonesia banyak
menurut
didiami
alamnya.
ialah
pemanfaatan lahan atau tanah oleh ﴾ 85 ﴿
d. Desa-desa di perkotaan atau sekitar
Selain itu, maftuh yang dikutip
kota.
oleh
e. Desa-desa pedalaman. Desa-desa ini
Asep
Muhyiddin
merangkum
(2002)
sejumlah
juga
karakter
berada jauh jauh di luar kota dan
masyarakat pedesaan yang tradisional,
relative terisolasi.
yaitu;
Para pakar sosiologi membuat sejumlah
a. Cenderung memiliki sifat homogen
karakter masyarakat pedesaan, di
dalam hal mata pencaharian, nilai-
antaranya adalah sebagai berikut:
nilai, sikap dan tingkah laku.
a. Mayoritas latar belakang komunitas
b. Lebih menekankan anggota keluarga
desa bermata pencaharian pertanian
sebagai unit ekonomi.
(termasuk peternakan dan perikanan),
c. Factor
geografis
berpengaruh
baik bertani dengan cocok tanam di
terhadap
lading atau di sawah.
misalnya sangat terikat pada tanah
b. Karakteristik masyarakat desa relative
yang
ada,
kelahirannya.
sederhana, taat pada tradisi, dan
d. Hubungan
agama.
sesama
anggota
masyarakat sangat intim,
c. Masih meyakini hal-hal yang tabu dan
e. Jumlah
mistik
anak
yang
ada
dalam
keluarga inti lebih banyak.
d. Tunduk pada orang yang dianggap
f. memiliki pandangan yang sempit
tokoh/panutan
g. adanya
e. Kehidupan warganya masih bersikap
sekaligus
gotong royong dan masing-masing
waktunya
pada
curiga
terhadap
atau menciptakan ide-ide baru,
kurang
i. Fatalism
memperhatikan efisiensi g. Ketergantungan
rasa
dan
h. Ada rasa enggan untuk menerima
f. Etos kerja dan pola kehidupan dalam pengaturan
ketergantungan
pemerintah
warganya saling mengenal.
j. Memiliki aspirasi dan keinginan yang sumberdaya
sangat rendah
alam masih sangat tinggi sesuai
k. Ketiadaan
dengan hasil pengalamannya sehari-
sifat
untuk
dapat
mengekang diri.
hari.
l. Memiliki pandangan yang terbatas
h. Adanya control social yang sangat
terhadap dunia luar
kuat i. Tingkat
kehidupan
m. Memiliki derajat yang rendah mobilisasi
masih
sangat
n. Memiliki sikap curiga terhadap orang
rendah dan statis.
yang datang dari luar. ﴾ 86 ﴿
o. Ada sikap konservatif
masyarakat pedesaan, yaitu ketaatan,
p. Pasrah
gotong royong, dan kepedulian
q. Memiliki sifat udik atau pedalaman r. Melakukan
6. Membantu dalam mencari solusi dari
pekerjaan-pekerjaan
problema
secara gotong royong
social,
budaya,
dan
ekonomi yang sedang dihadapi.
s. Perasaan lebih dominan daripada J. Daftar Pustaka
nalar t. Belum menghargai waktu
Aep Kusnawan (2004) Ilmu Dakwah, Pustaka Bani Quraisy, Bandung Ahmad Yani, (2012) Panduan Memakmurkan Masjid, Khairu Ummah, Jakarta Ali Aziz (2004) Ilmu Dakwah, Prenada Media Group, Jakarta Andy Darmawan, 2002, Metodologi Ilmu Dakwah, LESFI, Yogyakarta Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safe’i, 2002, Metode Pengembangan Dakwah, Pustaka Setia, Bandung Asep Muhyiddin dkk (2014) Kajian Dakwah Multiperspektif, Rosdakarya Bandung Badruddin (2014) Dasar-Dasar Manajemen, Alfabeta, Bandung Basrowi, (2008), Memahami Penelitian Kualitatif, Rineka Cipta, Jakarta Burhan Bungin (2012) Penelitian Kualitatif, Prenada Media Group, Jakarta Djam’an Satori dan Aan Komariah, (2012). Penelitian Kualitatif,Alfabeta, Bandung Elly. M. Setiadi dan usman Kolip (2011), Pengantar Sosiologi, Kencana, Jakarta Fathi Yakan, (2010), Memotret Wajah Dakwah (terj), Era Intermedia, Solo Hammam Abdurrahim Said, ,(2013) Qawa’iddud Da’wah Ilallah (terj), Era Inter Media, Solo Malayu S.P. Hasibuan (2014) Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta Lexy J. Moleong (2007) Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya Bandung
u. Terikat oleh adat-adat dan n ilai budaya setempat v. Kepercayaan kepada tuhan sangat mendalam. I. Metode Dakwah pada Masyarakat Desa Asep
Muhyiddin
(2002)
mengemukakan metode pengembangan dakwah di masyarakat pedesaan, yaitu sebagai berikut: 1. Menggunakan pendekatan bahasa, struktur, dan kultur yang relevan dengan
masyarakat
pedesaan
(bilisani qaumihi) 2. Melalui pendekatan dan kerjasama dengan tokoh panutannya. 3. Menggunakan
bahasa
lisan
yang
metode
pendekatan
komunikatif 4. Menggunakan karya
nyata
memprioritaskan
(amal)
dengan
kebutuhan
yang
mendesak dan menyentuh kebutuhan real masyarakat secara umum 5. Melalui
pemanfaatan
sikap
dan
karakteristik yang positif yang dimiliki ﴾ 87 ﴿
Muhammad Abdul Fattah Al-Bayanuni (2010) Ilmu Dakwah (terj) M. Munir dan Wahyu Ilaihi (2009), Manajemen Dakwah, Kencana, Jakarta Munzier Suparta dkk, (2009) Metode Dakwah, Prenada Media Group, Jakarta Rustam, dkk (2013) Konteks Pemikiran dalam Peradaban, STAIN Press, Pontianak Samsul Munir Amin (2009) Ilmu Dakwah, Amzah. Jakarta
Sayyid M. Nuh. (1998). Penyebab gagalnya Dakwah, Gema Insani Press, Jakarta Taufik Al Wa’iy (2010) Dakwah Ke jalan Allah,(terj) Robbani Press. Jakarta Thariq Muhammad As-Suwaidan, (2005) Sukses Menjadi Pemimpin Islam (terj), Maghfirah, Jakarta Zaini Muhtarom, (1996) Manajemen Dakwah , Al-Amin Press. IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta http://bosoindo.blogspot.co.id/2007/07/fu ngsi-manajemen-masjid.html Muhammad taslim dalam riri gusriani .blogspot.co.id
﴾ 88 ﴿