16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Umum Balai Pengawasan dan sertifikasi benih (BPSB) Jawa Tengah merupakan lembaga instansi pemerintahan yang bertugas sebagai pengawas dan mengurusi masalah pembenihan di seluruh daerah Jawa Tengah BPSB berdiri resmi tahun 2001 dan disyahkan oleh dinas pertanian Provinsi jawa tengah. Untuk mendirikan lembaga ini atau instansi seperti BPSB Jawa Tengah ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar dan oleh karena itu disetiap propinsi hanya terdapat satu instansi saja. Berikut ini tahapan-tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah : Tabel 4.1 tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah No
Tahap kegiatan tahunan
1
1971
2
1978
3
1982
4
1994
5
2001
Keterangan Produksi benih bermutu Mulai pembentukan seksi pengawasan mutu dan menyatu dengan BBI Resmi berdiri sebagai BPSB untuk 13 propinsi Perubahan struktur menjadi Balai pengawasan benih tanaman pangan dan hortikultura Otonomi daerah menjadi BPSB jawa tengah
Sumber : BPSB Setelah terjadinya otonomi daerah BPSB Jawa Tengah resmi berdiri sebagai satu-satunya lembaga instansi pemerintah yang mengawasi dan menangani masalah perbenihan diseluruh daerah Jawa Tengah. Seiring berkembangnya teknologi BPSB Jawa Tengah bida menjalankan tugas dengan baik maka pada tahun 2005 mendapatkan penghargaan dari pemerintah yaitu : Piagam Abdi Bakti Tani dan Piala Abdi Bakti Tani kantor BPSB Jawa Tengah commityang to user juga dilengkapi dengan laboratorium sudah diakreditasi dan dipercaya
16
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemerintah sebagai salah satu instansi pemerintah yang menguji, mengawasi, dan menangani, kegiatan perbenihan di seluruh daerah jawa tengah. Lokasi kantor BPSB Jawa Tengah sangat strategis yaitu berada tepat di pnggir jalan raya yang beralamatkan di “Jalan-Raya Solo-Jogja Km 15 Sraten Gatak Sukoharjo”. Sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan jalur darat. Dalam menjalankan tugasnya BPSB Jawa Tengah dibagi menjadi beberpa bagian yaitu bagian penerimaan benih, Bagian sertifikasi, bagaian kultivar, bagian laboratorium, bagian pemasaran, dan bagian wilayah surakarta. 2.
Letak Geografis Balai Pengawasan dan Serifikasi Benih Jawa Tengah BPSB merupakan
lembaga instansi pemerintah yang bergerak dalam pengawasan dan sertifikasi benih tanamanan pangan dan hortikultura yang berada diseluruh daerah Jawa Tengah. Kantor BPSB terletak jl. Raya Solo-Jogja Km 15 Sraten, Gatak Sukoharjo. Daerah terletak diantara ketinggian 300 m dpl
sehingga sangat
strategis dijangkau oleh kendaraan darat. Dengan letak yang strategis maka masyarakat Jawa Tengah dapat dengan mudah untuk menjangkaunya sehingga proses sertifikasi benih di daerah Jawa Tengah dapat berjalan dengan baik. 3.
Struktur organisasi BPSB Struktur organisasi yang ada di balai pengawasan dan sertifikasi benih
propinsi jawa tengah menggunakan sistem lurus yaitu setiap bagian di BPSB langsung bertanggung jawab kepada kepala BPSB. Pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang jelas. Struktur organisasi di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kepala BPSB Propinsi Jawa tengah
Kelompok fungsional
Subag Tata Usaha
Seksi Pelayanan Teknis
Seksi Pengembangan Dan Pengendalian Mutu
Gambar : 4.1 Struktur organisasi Balai pengawasan dan sertifikasi benih propinsi Jawa Tengah Keterangan : 1. Kepala BPSB Mengkoordinasikan seluruh kegiatan di BPSB 2. Sub. Bag TU (Tata Usaha) Mengurus seluruh kegiatan di BPSB 3. Kelompok Fungsional Melaksanakan pengawasan mutu dan teknis benih 4. Seksi Pelayanan teknis Melaksanakan
kegiatan
administrasi
dan
informasi
teknis
serta
perencanaan dan pengelolaan secara teknis 5. Seksi pengembangan dan pengendalian mutu Melaksanakan pengembangan, pengendalian, pengwasan mutu benih dan sertifikasi serta membuat aturan yang di usulkan ke pusat Berkenaan dengan sistem ketenagakerjaan di BPSB terdapat beberapa kendala yaitu tentang jumlah pengawas benih belum ideal dibandingkan volume kegiatan, dikaenakan pegagawai semakin berkurang adanya purna tugas. Sampai dengan pertengahan 2010 lalu BPSB Jawa tengah memiliki 94 orang tenaga commit to user dan 6 orang tenaga fungsional profesional khusus (Pengawas Benih Tanaman)
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
umum yang bertugas sebagai Pengawas Benih Tanaman (Belum fungsional). Kurangnya penguasaan teknologi informasi menjadi kendala dalam memenuhi tuntutan umum perkembangan, kecepatan, dan ketepatan pelayanan. Upaya pemberdayaan staf teknis untuk diangkat sebagai tenaga fungsional Pengawas Benih Tanaman yang digunakan sebagai dasar untuk menjadi seorang petugas fungsional pengawas benih tanaman. Menanggapi tentang sarana di BPSB yaitu dengan melakukan upaya penyempurnaan sarana dokumentasi kegiatan sesuai prnsip-prinsip penyimpanan dokumen terkendala sarana penyimpanan dokumen yang representatif. Sarana tersebut anatara lain almari arsip, dan gudang penyimpanan arsip contoh benih. Keterbatasan sarana pelaporan, sehingga belum mampu mendukung tuntutan kecepatan pelayanan. Sarana terebut adalah komputer, note book, dan mesin ketik manual. Sarana yang ada sekarang terbatas dan sudah banyak yang rusak. Keterbatasan gudang penyimpanan arsip contoh benih akbitanya arsip contoh benih tidak tersimpan dengan baik. Manajemen
di
BPSB
juga
memerlukan
peningkatan
tentang
pengembangan sistem administrasi kegiatan terkendala oleh sarana (software) dan keterbatasan Sumber Daya Manusia. Pengawas benih tanaman yang sesuai dengan petunjuk teknis fungsional terkendala jumlah dan sebaran jabatan pengawas benih. Tenaga fungsional jumlahnya sangat terbatas, sehungga salah satu orang melaksanakan pekerjaan, akibatnya pekerjaan tidak dapat tepat waktu dan kurang optimal. Kendala pelayanan di BPSB yaitu produksi benih yang tidak merata tiap bulan menyebabkan tingginya volume pelayanan pada bulan-bulan tertentu. Namun pada bulan yang lain kegiatan tersebut sangat sedikit. Kondisi ini ditambah
dengan
kurangnya
kemampuan
perencanaan
produsen
dalam
pennyesuaian dengan salah satu kebutuhan benih. Belum optimalnya pemanfaat teknologi serta keterbatasan Sumber daya Manusia menyebabkan optimalisasi kecepatan pelayanan belum sesuai dengan yang diharapkan. Jumlah pegawai benih yang tidak seimbang dengan volume kegiatan, menyebabkan pelayanan commit to user kurang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
4. Fungsi BPSB Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah mempunyai beberapa fungsi antara lain: a. Sebagai pengawas seluruh kegiatan perbenihan di seluruh daerah Jawa Tengah b. Sebagai pembimbing petani benih binaan seJawa Tengah c. Megadakan uji laboratorium untuk sampel atau cintoh benih tanaman pangan dan tanaman holtikultura seluruh daerah jawa tengah d. Kemitraan dengan pelaku agribisnnis dengan pemerintah e. BPSB sebagai satu-satunya lembaga instansi pemerintah yang bertugas sebgai kegiatan perbenihan tanaman pangan dan tanaman hortikultura diseluruh daerah Jawa tengah. 5.
Kegiatan Umum BPSB Kegiatan umum dalam magang yang telah dilaksanakan di Balai
Pengawasan Benih dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah meliputi : Pemeriksaan pendahuluan, Pemeriksaan pertanaman, Pelaporan, Pemberian sertifikasi dan pelabelan serta pengawasan peredaran bibit dipasaran. Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tugas para pegawai di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah membagi beberapa bagian yang bertugas dibidang masing-masing diantaranya bagian sertifikasi, bagian laboratorium, bagian tata usaha, bagian penerimaan benih, bagian kultivar, bagian pemasaran, dan bagaian wilayah Surakarta. Dengan pembagian tugas-tugas tersebut sehingga dapat mempermudah berlangsungnya proses pengujian mutu benih. Selain hal tesebut, untuk mengawas dan menangani bidang perbenihan yang khususnya yang berada di daerah Jawa Tengah. Petugas-petugas pengawas bibit atau benih tersebut bertugas memantau dan mengawasi proses perbenihan di setiap Kabupaten yang sudah ada dimana petugas tersebut ditugaskan. Setiap petugas yang menjadi pengawas bibit atau benih diwajibkan membuat pelaporan sebagai bukti dokumen dan sebagai bukti bahwa petugas tersebut telah menjalankan tugasnya dengan baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
BPSB Jawa Tengah menetapkan beberapa peraturan dan prosedur untuk sertifikasi bibit atau benih yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap produsen benih atau penangkar bibit. Dengan adanya peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh BPSB diharapkan bisa membawa kejujuran dan kedisiplinan bagi setiap produsen benih. BPSB Jawa Tengah memiliki tenaga kerja yang terampil dan ahli. Dalam hal ini tenaga terampil merupakan pelaksanan lanjutan dan penyelia sedangkan tenaga ahli terdiri dari tenaga ahli pertama, ahli muda, dan ahli madya. Pembagian tugas disesuaikan dengan jabatan masing-masing pegawai. Sehingga hal ini sesuai dengan tingkat pengetahuan dan ketrampilan masing-masing karyawan atau pegawai. Dengan adanya pembagian tugas yang sudah disesuaikan dengan jabatan masing-masing pegawai ini akan menunjukan profesionalisme BPSB Jawa Tengah dan melaksanakan tugasnya. Sebelum bekerja atau menjalankan tugas setiap pegawai BPSB Jawa Tengah dimulai hari Senin-Kamis pukul 07.00-15.30 dan hari Jumat pada pukul 07.00-11.00 WIB dan diawali dengan apel pagi. Dengan adanya apel pagi maka akan emnunjukan kedisiplinan para pegawai.
B. Prosedur Sertifikasi Benih 1. Pengertian a. Produsen benih adalah perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang melakukan proses produksi benih bina. b. Tipe simpang adalah tanaman atau benih yang menyimpang dari sifatsifat suatu varietas sampai di luar batas kisaran yang telah ditetapkan. c. Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui penyerbukan tetapi melalui organ vegetatif umbi atau stek batang. d. Tanda daftar adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang dan berlaku sebagaimana layaknya izin. e. Standar mutu adalah spesifikasi teknis benih yang baku mencakup mutu fisik, genetik, fisiologis dan atau kesehatan benih. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
f. Isolasi barrier adalah penanaman tanaman tertentu atau penanaman dalam rumah kassa atau kaca dengan tujuan untuk menghalangi terjadinya penyerbukan silang. 2. Permohonan sertifikasi benih Permohonan sertifikasi benih ini dilaksanakan bagi produsen yang belum memperoleh sertifikasi sistem mutu benih tanaman pangan dan hortikultura. Dengan ketentuan persyaratan dan tata cara sertifikasi benih tanaman ini merupakan pedoman sertifikasi secara umum, sekaligus merupakan tindak lanjut penerapan dilapangan terhadapa ketentuan-ketentuan mengenai sertifikasi benih yang ada. Pemohon sertifikasi benih adalah orang atau badan hukun atau instansi pemerintah yang ingin memproduksi benih yang bermutu, yang terdaftar atau mempunyai ijin memproduksi benih dari Bupati atau walikota. Pemohon adalah orang atau badan hukum, maka benih tersebut disertifikasi atas nama orang atau badan hukum yang menandatangani sertifikasi. Apabila pemohon sertifikasi berjumlah dua orang atau lebih yang bekerja sama, maka pemohon dapat ditanda tangani oleh satu orang atas nama seluruhnya atau oleh setiap pemohon sesuai dengan perjanjian kerja samanya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan yang bersangkutan apabila masing-masing akan meminta sertikasi atas bagiannya. 3. Pemeriksaan permohonan Sertifikasi a. Permohonan sertifikasi diajukan oleh pemohon kepada instansi penyelenggara sertifikasi. b. Permohonan hanya dapat diajukan oleh produsen benih yang memenuhi syarat 1) Menguasai lahan yang akan digunakan untuk memproduksi benih 2) Memiliki atau menguasai benih sumber 3) Mampu memelihara dan mengatur lahan dan pertanamannnya 4) Mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku 5) Mempunyai fasilitas sesuai dengan jenis tanaman yang diusahakan 6) Bersedia membayar biaya pemeriksaan lapangan dan pengujian benih to user sesuai dengan ketentuancommit yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
c. Permohonan diajukan kepada penyelenggara sertifikasi benih paling lambat 10 hari sebelum tanam dan mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah ditentukan. d. Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlaku untuk satu unit sertifikasi yaitu, terdiri dari satu varietas dan satu kelas benih dalam satu kesatuan lahan. e. Pada permohonan dilampiri label sumber benih yag akan ditanam dan sket peta lapangan. f. Pemerikasaan kebenaran dokumen dilaksanakan sebelum benih ditanam untuk mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan dalam permohonan sertifikasi benar-benar sesuai dengan keadaan yang berada dilapangan. 4. Persyaratan dan produser sertifikasi benih kentang a. Benih Sumber Benih sumber yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Varietas telah dilepas oleh Menteri Pertanian 2) Menggunakan benih sumber yang lebih tinggi kelasnya dari kelas benih yang akan diproduksi b. Klasifikasi benih 1) Kelas benih G0 setara dengan Benih Penjenis (BS) yang merupakan populasi yang dilepas. 2) Kelas benih G1 dengan Benih Dasar Satu (BD1) yang dihasilkan dari BS. 3) Kelas benih G2 setara dengan Benih dasar Dua (BD2) yang dihasilkan dari BD1 . 4) Kelas benih G3 setara dengan Benih Pokok (BP) yang dihasilkan dari BD2 . 5) Kelas benih G4 setara dengan Benih Sebar (BR) yang dihasilkan dari BP c. Unit sertifikasi 1) Unit sertifikasi adalah lahan perbanyakan benih yang harus dinyatakan commit to user dengan jelas batas-batasnya.
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
2) Satu unit dapat terdiri dari beberapa petak dengan jarak antara petak maksimal 7 hari. 3) Satu unit sertifikasi merupakan satu varietas, satu kelas benih dan satu kali penangkaran pada satu lokasi. 4) Luas satu unit sertifikasi untuk benih kentang yang perbanyakannya diluar rumah kaca antara 0,5-1 ha dalam satu hamparan. d. Persyaratan dan Prosedur sertifikasi 1) Pemeriksaan Pendahuluan a) Lahan untuk sertifikasi Lahan yang digunakan untuk penangkaran adalah bebas dari tanaman lain (volunteer), lahan bera, atau tidak ditanami dengan tanaman yang satu famili minimal 1 tahun atau 3 musim tanam sebelumnya. b) Benih sumber Pemerikasaan benih sumber dilaksanakan dengan mengkonfirmasi ketempat asal benih didapat atau berdasarkan keterangan atau label, atau rekomendasi dari pemulia. 2) Isolasi Pertanaman kentang yang disertifikasi harus jelas terpisah dari pertanaman kentang lainnya dan atau familinya dengan jarak minimal 10 m. 3) Pemeriksaan Lapang a) Pemberitahuan pemeriksaan lapang harus disampaikan pada instansi yang berwenang peling lambat satu minggu sebelum pemeriksaan. b) Sebelum pemeriksaan pertanaman pemohon atau penangkar wajib memelihara tanaman dengan jalan melakuakan seleksi (roguing), pembuangan tipe simpang, dan varietas lain serta kegiatan lain yang dianggap perlu . c) Metode pemeriksaan Dalam satu unit penangkaran minimal diambil 1000 tanaman / ha secara acak. Untuk luas areal lebih dari 1 ha digunakan rumus: X = (Y + 4) x 200 commit to user X = Jumlah tanaman yang diperiksa.
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Y = Luas areal dalam hektar. d) Pemeriksaan pertanaman Pemerikasaan dilakukan pada setiap karakteristik tanam berdasarkan deskripsi tanaman yang bersangkutan. i.
Pertama : -
Dilaksanakan pada umur 30-40 hari setelah tanam (HST)
-
Parameter yang diamati tipe pertumbuhan, warna batang, warna dan bentuk daun, varietas lain dan tipe simpang, serta kesehatan tanaman.
ii.
kedua : -
Pada fase menjelang panen 40-50 HST
- Parameter yang perlu diamati tipe pertumbuhan, vrietas lain dan tipe simpang, warna daun, bentuk daun, warna dan bentuk umbi, serta kesehatan tanaman. Varietas lain (VL) atau tipe simpang (TS) dan serangan Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dihitung dengan rumus Jumlah VS atau TS atau tanaman Terserang OPT / jumalah tanaman yang diperiksa x 100% e) Pemeriksaan ulang Dapat diajukan apabila areal penangkaran tidak memenuhi standar pemeriksaan -
Penangkar atau produsen sanggup memperbaiki kondisi lapangan.
-
Kesempatan pemeriksaan ulang hanya satu kali pada setiap tahap pemeriksaan
-
Fase pertumbuhan belum berakhir pada tahap pmeriksaan yang dimaksud
4) Pemeriksaan umbi a) Waktu pemeriksaaan dilakukan setelah panen, sortasi, dan pembuatan lot, serta sebelum pengemasan dan pengiriman commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Contoh umbi yang dipaksa diambil secara acak sebanyak 100 butir kentang dari setiap lot dengan volume 15 ton. Untuk tonase, lebih dari 15 ton digunakan rumus X = Y/3 x 200 X = Jumlah contoh minimal Y = tonase (volume lot) dalam ton c) Pemeriksaan ulangan dapat diajukan apabila pemeriksaan umbi sebelumnya tidak memenuhi syarat. Pemeriksaan ini hanya berlaku satu kali dan harus ada perbaikan kondisi lot/kelompok benih yang bersangkutan. d) Faktor yang diamati adalah adanya varietas lain, serangan OPT dan kerusakan mekanis. Presentase VL, umbi yang terserang penyait atau penggerek dan kerusakan mekanis.
5) Pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan lapang dan pemeriksaan umbi dilakukan oleh petugas pengawas benih yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan. e. Penggabungan Kelompok benih Beberapa unit sertifikasi dapat digabungkan menjadi satu kelompok bila bila memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Jenis, kelas, dan vaietas sama. Bila kelas berbeda, maka kelas benih gabungan menggunakan benih terendah. 2) Perbedaan tanggal panen tidak lebih dari 7 hari. 3) Masing-masing kelompok telah diketahui identitas mutunya. 4) Kelompok benih divampur sedemikian rupa sehingga homogen. 5) Volume benih kelompok gabungan tidak boleh melebihi ketentuan yang berlaku. Bila lebih harus dibagi menjadi dua kelompok atau lebih denngan nomor lot yang baru. 6) Standar mutu benih gabingan harus memenuhi standar mutu kelas benih yang dimaksud. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Pemeriksaan Ulang 1) Pemeriksaan ulang daat dilakukan apabila areal penangkaran tidak memenuhi standar pemeriksaan. Syarat pemeriksaan ulang : -
Penangkar atau produsen sanggup memperbaikai kondisi lapang.
-
Kesempatan pemeriksaan ulang hanya satu kali pada setiap tahap pemeriksaan. Fase pertumbuhan belum berakhir pada tahap pemeriksaan yang dimaksud
2) Untuk benih yang berbentuk umbi pemeriksaan ulang dapat dilakukan bila pemeriksaan sebelumnya tdak memenuhi syarat, berlaku satu kali dan harus ada perbaikan kondisi lot. 3) Hasil pengujin terakhir dari kelompok benih yang diuji ulang merupakan hasil pengujian resmi yang menentukan dipenuhi atau tidaknya standar sertifikasi. g. Peralatan Produksi dan Pengolahan Benih Peralatan yang akan digunakan dalam proses produksi dan dan pengolahan benih harus bersih dan bebas dari kemungkinan tercampur dengan benih varietas atau tanaman lain. Pemeriksaan dan pengesahan kebersihan perlatan tersebut dilakukan oleh petugas pengawas benih. h. Pelaporan 1) Laporan hasil pemeriksaan dibuat oleh petugas atau pengawas benih dengan mengisi formulir yang telah ditentukan 2) Laporan tersebut dikirim kepada produsen paling lambat 7 hari kerja setelah pelaksanaan pemeriksaan. i. Sertifikasi dan Label 1) Sertifikat Sertifikat diberikan kepada penangkar atau produsen untuk setiap lot benih kentang yang lulus pada pemeriksaan lapng maupun commit user pemeriksaan umbi kentang di to gudang.
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Label i.
label atau informasi mutu diberikan untuk setiap kemasan benih dari lot yang lulus sertifikasi, dengan isi minimal : Jenis tanaman
-
Varietas
: ..........
-
Kelas benih
: ..........
-
Volume kemasan
: .......... kg
-
No. Lot
: ..........
-
Nama produsen
: ..........
-
Alamat produsen
: ..........
-
Perlakuan bahan kimia
: ..........(bila ada)
-
Tanggal pnen
: ..........
ii.
-
: ..........
Warna label sesuai dengan kelas benih
-
Kuning untuk benih penjenis
-
Putih untuk benih dasar
-
Ungu untuk benih pokok
-
Biru untuk benih sebar
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Standar Pemeriksaan a. Tabel 4.2 Standar Pemeriksaan Lapang Kelas benih Parameter
G1
G2
G3
G4
%
0,0
0,0
0,1
0,5
m
10
10
10
10
%
0,1
0,1
0,5
2,0
%
0,5
0,5
1,0
1,0
%
10,
10,0
10,0
10,0
0,0
0,0
Satuan
a. Campuran varietas lain dan tipe simpang (maks). b. Isolasi jarak (maks)
%
c. Penyakit (maks) Ø Virus Ø PLRV, PVS, PVX, PVY Ø Penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) Ø Penyakit busuk daun
0
(Phytopthora %
insfestancs)
0,0 0,0
Ø Nematoda Sista Kuning (NSK) (Globodera rostochiensis) d. Pengelolaan lapang lain *)
Catatan : standar pemeriksaan lapang kelas benih G1 ( BD1) sama dengan G2 (BD2)
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Tabel 4.3 Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang Kelas benih Parameter
Satuan
G1
G2
G3
G4
%
0,0
0,3
0,5
0,5
%
0,5
3,0
5,0
5,0
%
0,1
1,0
3,0
3,0
%
0,5
1,0
5,0
5,0
%
0,5
3,0
5,0
5,0
%
0,0
0,0
0,0
0,0
%
0,0
0,0
0,1
0,5
%
0,5
3,0
5,0
5,0
a. Kesehatan umbi Jumlah umbi terserang : -
Busuk coklat dan
lunak
(maks) -
Common
scab,
black
scruft, powdery scab, late blight
(infeksi
ringan)
(maks) -
Busuk kering (maks)
-
Kerusakan oleh penggerek umbi(phthorimaca operculella) (maks)
-
Nematoda
bintil
akar
(maks) (Infeksi ringan) -
Nematoda sista kuning (Globodera roctochiensis) (maks)
b. Campuran varietas lain (maks) c. Kerusakan mekanis (maks)
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.4 Realisasi Produksi Benih Sayuran Bersertifikat untuk Kentang tahun 2012 Produksi (Ton) No
Komoditi BD
1
BP
BR
Jumlah
Kentang
77.355
118.595
137.469
333.419
Jumlah
77.355
118.595
137.469
333.419
Sumber : Data BPSB Sukoharjo 6. Karakter Penciri Khusus Varietas Kentang Kumpulan karakter morfologi yang merupakan ciri khusus suatu varietas dapat digunakan untuk membedakan suatu varietas dengan varietas yang lain. Karakter morfologi yang dapat digunnnakan untuk membedakan antar varietas kentang adalah sebagai berikut a. Karakter tanaman terdiri dari tinggi tanaman yang berukuran sangat pendek, pendek, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tipe tanaman berupa tipe batang, intermediate dan tipe daun. Tipe tumbuh tanaman kentang yaitu tegak, setangah tegak, dan terkulai. b. Karakter batang terdiri dari ketebalan batangnya tipis, sedang, dan tebal. Penyebaran antosiani pada batang berbeda-beda, ada yang sangat samar bahkan tidak ada, samar, jelas, dan sangat jelas. c. Karakter daun terdiri dari ukuran daun yang merupakan perbandingan panjang dan lebar daun. Intensitas warna hijau daun yaitu muda, sedang, dan gelap. Penyebaran antosiani pada tulang daun berbeda-beda, ada yang sangat samar bahkan tidak ada, samar, sedang, jelas, dan sangat jelas. Susunan daun majemuk atau jarak antar helai daun berbentuk tertutup atau helaian daun saling menutup, antara tertutup dan terbuka, dan terbuka atau antar helaian daun saling menutup. Frekuensi daun terkulai yaitu rendah, sedang, dan banyak. Gelombang pada tepi daun yaitu tidak ada, lemah, sedang dan kuat dan sangat kuat. Antosianin pada daun muda ada dan tidak ada. Jenis permukaan daun atas bertekstur kusam, sedang, dan mengkilat. Frekuensi daun sekunder pada tulang terjung (terminal) ada dan tidak ada. Frekuensi commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
daun sekunder pada tulang lateral (samping) berjumlah sedikit, banyak dan tidak ada. d. Karakter bunga kentang terdiri dari ukuran karangan bunga berukuran kecil sedang, dan besar. Ukuran mahkota bunga ada yang sangat kecil, kecil, sedang, besar, dan sangat besar. Mahkota bunga ada yang berwarna putih, merah kekuningan, dan biru keunguan. Antosian mahkota bunga berwarna putih ada dan tidak ada. Frekuensi tanaman kentang berbunga kadang sedikit, sedang, dan kuat. e. Karakter umbi terdiri dari jumlah umbi yang biasanya jarang, beberapa, sedang, banyak, dan sangat banyak. Umbi kentang berbentuk bulat, lonjong pendek, lonjong, dan lonjong panjang. Tingkat kedalaman mata umbi yaitu sangat dangkal, dangkal, sedang, dalam, dan sangat dalam. Kulit umbi ada yang licin, sedang, dan kasar. Warna kulit umbi yaitu kuning, kemerahan, dan kebiruan. Sedangkan warna daging umbi yaitu putih, kuning muda, krem, kuning, dan kuning tua. f. Tunas tanaman kentang mempunyai berbagai bentuk seperti bentuk bola (spercal), seperti telur (oval),meruncing (conical), silindris melebar (broad Cylindrical),
dan silindris sempit ( Narrow Cylindrical). Tunas biteral
berukuran pendek, sedang, dan panjang. Warna antosiannya merah violet dan biru violet. Intensitas warna antosian yaitu lemah sedang, kuat, dan sangat kuat. Ukuran ujung tunas sangat bervariasi. Ujung tunas mempunyai karakter tertutup. Semi tertutup, dan terbuka. Jumlah akar ada yang sedikit, banyak, dan sedang.
7. Kegiatan di KBH Kledung Kabupaten Wonosobo Kentang yang dibudidayakan di KBH Kledung adalah jenis kentang (Granolla L) yang merupakan jenis kentang G 0 yang merupakan jenis kentang benih penjenis (BS). Pada saat
penelitan di KBH Kledung kegiatan yang
dilakukan yaitu saat menjelang panen dan ada juga tanaman kentang yang baru ditanam sekitar 20 hari. Media yang digunakan yaitu campuran sekam serta to user sekitar satu minggu sebelum di campuran pupuk dan tanah yangcommit di diamkan
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
Tanami benih kentang. Luas lahan yang digunakan untuk jenis kentang G 0 adalah 15 x 10 m pada saat ditinjau tanaman kentang sudah terdapat umbi. Pupuk yang digunakan untuk pemupukan tanaman kentang digunakan pupuk daun dan pupuk kandang dan setelah satu bulan tanam digunakan pupuk organik. Dari penanaman sampai panen diperlukakan waktu sekitar 3 – 4 bulan. Penanaman dilakukan di dalam rumah kaca yang bertujuan untuk menghindari serangan hama dari luar, karena tanaman kentang sangat rentan seakali terserang penyakit apabila salah satu tanaman kentang tersearang yang lain dengan cepat akan ikut terserang. Jarak tanam yang digunakan yaitu 15 cm antar setiap tanaman, Penyiraman dilakukan dengan cara dikicir atau dengan air yang memutar diatas tanaman kentang. Penyakit yang menyerang yaitu penyakit busuk umbi. Hama yang menyerang yaitu orong – orong dan ulat bumi. Tata cara urutan panen kentang di KBH Kledung Wonosobo yaitu tanaman kentang dicangkul kemudian diambil umbinya selanjutnya kentang dimasukan ke dalam keranjang. Setiap panen menghasilkan 8-9 ton, dalam satu tahun dapat panen 3 sampai 4 kali. Setelah kentang dijemur kemudian di cuci dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan diblower. Kentang dijemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih 3 jam yang bertujuan untuk menghilangkan tanah yang melekat pada umbi. Setelah kentang kering masukan ke dalam keranjang kembali. Selanjutnya dilakukan penyortiran dan masingmasing keranjang yang berisi kentang di beri obat bubuk untuk menghindari penyakit dari luar. Masukan kentang tersebut ke dalam ruangan yang kedap cahaya agar mempercepat muculnya tunas baru dan kentang tersebut tidak mudah busuk kira-kira selama 1 bulan. Hal tersebut merupakan cara untuk sertifikasi umbi kentang. Adapun tahap-tahap dalam sertifikasi umbi kentang yaitu pada saat tanaman kentang berumur satu bulan atau sampai umur 40 hari setelah tanam. Benih tanaman kentang muncul tunas kecil. Selnjutnya benih tanaman kentang dibawa ke laboratorium untuk uji penyakit dan serangan hama. Untuk sertifikasi benih kentang tidak dilakukan proses uji daya kecambah commit to user pada tanaman yang dengan jenis dan uji kadar air,uji tersebut hanya di lakukan
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
tanaman yang berbentuk biji. Karena uji tersebut menggunakan kertas uji kecambah yang dibasahi dengan air, sebelum itu juga dilakukan kemurnian [ada tanaman yang berbentuk biji seperti jagung, kacang tanah, padi, dll.
8. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) OPT tanaman kentang yang utama adalah virus, bakteri, jamur, nematoda, dan hama yang menyerang tanaman di lapangan maupun umbi di gudang a. Virus 1) Potato leaf Roll Virus (PLRV) Penularan PLVR ditularkan oleh aphid Myzus persicea dan umbi. Penularan oleh alphid dapat terjadi di pertanaman maupun pada saat penyimpanan. Gejala Serangan Secara umum tampak tegak dan kerdil, helaian daun menggulung, kecilkecil dan menguning. Gejala spesifik adalah pada pucuk daun tegak dan warna daun lebih menguning. Gejala PLRV pada tanaman di dataran rendah (suhu tinggi) kurang spesifik dan tanaman tidak terlalu kaku. Sedangkan gejala tanaman di dataran tinggi (suhu rendah) lebih spesifik, yaitu kaku dan ujung helai daun bawah yang menggulung sering disertai nekrosis. Tanaman yang kekeringan menunjukan gejala yang menyerupai PLVR. Gejala serupa dapat ditimbulkan oleh trips pada tanaman yang sudah tua. Pemeriksaan gejala yang efektif dilakukan pada umur tanaman 30-40 hari. 2) Potato Virus X (PVX) Penyakit ini telah tersebar lua di daerah sentra produksi kentang di Jawa dan Sumatra. Tanaman inang PVX adalah kecubung (Datura sp), kembang gundul (Gomphrena globosa), tambakau dan tomat. Penularan Penularan melalui umbi dan kontak mekanis misal: kontak anatr tanaman, antar akar, antar tunas umbi, melalui gigitan serangga dan pisau pemotong commit to user tanaman.
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
Gejala serangan PVX dikenal sebagai virus laten kentang, gejala motle atau mosai laten (mild mosaic). Gajala pada kebanyakan varietas tidak tampak, atau tampak lemah tergantung pada strain virus, varietas pada kondisi lingkungan. Pada beberapa varietas menunjukan beberapa gejala rugose, warna daun kusam dan mengkerut, pada daun tua yang mengkuning tampak urat tetap hijau. Strain tertentu dapat menyebabkan gejala nekrotik pada daun umbi serta mematikan tanaman. Gejala tanaman samar pada suhu diatas 28oC. Gejala pada umbi sakit tidak dapat diidentifikasi sacara visual. 3) Potato Virus Y (PVY) Penyakit ini telah tersebar luas disentra produksi kentang di Jawa dan Sumatera. Tanaman inang PVY adalah teembakau, kecubung, tomat, cabai, dan Cheneopodium amaranticolor. Penularan PVY ditularkan melalui umbi oleh alphid secara non persisten, luka, dan gesekan daun. Terdapat lebih dari 30 spesies kutu alphid (green peach alphid) yang dapat menularkan virus, tetapi yang paling dominan dan efektif sebagi vektor PVY adalah myzus persicae yang bersayap. Gejala Penampakan gejala tampak pada varietas, strain virus dan kondisi lingkungan. Varietas yang kurang peka terhadap PVY tetp tumbuh baik meskipun menunjukan gejala mosik lemah aatau gejalanya tidak tampak (symtom less). Gejala akibat PVY umumnya daun lebiih kecil dan tepi daun bergelombang. Permukaan daun mosai dan mengkerut, daun kelihatan lemah dan kadang-kadang tanaman kerdil. Pada serangan PVY strain O terjadi epinastty disertai ggurnya daun bagian bawah. Gejala infeksi pada umbi sakit tidak dapat diidentifikasi secara visual. Kombinasi serangan PVY dengan PVX pada saat bersamaan gejala mosaik dan rugoso menjadi lebih berat dengan permukaan daun tidk rata dan bergelombang. b. Jamur 1) Penyakit busuk daun (Latecommit blight)to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
Penyebab Phytophthora infestans. Disebut juga penyakit hawar atau bodoh. Penularan Spora yang ada pada daun terbawa oleh air hujan melalui permukaan batang dan masuk ke tanah sehingga menginfeksi umbi. Penyebaran spora efektif bila lingkungan lembab dan banyak angin. Galaja Daun yang terinfeksi ditandai dengan bercak-bercak berwarna coklat, kemudian bercak meluas sehingga akhirnya daun membusuk dan kering. Pada daun yang bergejala terdapat serbuk putih yang mengandung banyak sopra. Umbi yang terserang permukaannya busuk violet dan bila dibelah vertical tampak pinggiran daging umbi busuk berwarna violet sampai kehitaman. 2) Busuk kering atau penyakit kering (Dry out) Penyebab Fusarium spp. Penularan Melalui tanah dan umbi yang terluka pada saat panen/transportasi. Gejala Penyakit ini berkembang di areal tanaman kentang yang memiliki suhu relatif tinggi atau pada musim panas. Pada tanaman yang terserang ditandai degan layu yang berawal dari sebagian daun dan tangkainya, serta tanaman menguning. Vaskular batang mengalami diskolorasi, kerusakan pada akar, stolon, dan pangkal batang berwarna coklat. Gejala pada umbi terlalu menonjol, tetapi pada permukaan umbi ada cacat/rusak dan bila dibelah terdapat diskolorasi pada vaskuler, tanpa disertai lendir. Gejala pada umbi biasanya diawali dengan bercak coklat pada permukaan umbi, kemudian berkembang menjadi busuk cekung, kering, dan keriput dan tempat tersebut biasanya ditumbuhi miselium putih. 3) Kudis lak/kanker (Black scurf) Penyebab Rhizoctania Solana commit to user Penularan
perpustakaan.uns.ac.id
37 digilib.uns.ac.id
Melalui tanah, di daerah dataran tinggi dengan temperatur tanah rendah (optinum 18oC) dan kelembaban tinggi. Gejala Pada tanaman : Tanaman tegak, kerdil, dan roset pada bagian pucuk, daun menggulung kedalam, tepi daun warna ungu, internodia (ruas) batang pendek, nerkosis pada pangkal akar, stolon busuk, warna coklat sampai dengan hitam, dan sering tumbuh umbi pada batang di atas permukan tanah. Umbi : Biasanya bentuk umbi tidak beraturan (disformasi), cracking, pitting pada permukaan kulit umbi melekat sklerotia (seperti kotoran) warna coklat tuahitam dan sulit sekali dilepas meski dengan pencucian. Benih yang baru tumbuh dapat terserang sehingga tunas warnanya coklat dan akhirnya mati. c. Bakteri 1) Layu Baktri atau Rayad atau Lumpuh Penyebab Ralstonia solanacearum syn, Pseudomonas solonancearum. Penularan Melalui tanah dan umbi, sisa-sisa tanaman sakit dan air yang mengalir. Sel bakteri dapat bertahan didalam tanah sampai bebrapa tahun, meskipun tak ada inang. Setiap fase pertumbuhn dapat terserang, tetapi biasnya gejala serangan akan lebih tampak pada tanaman usia tua. Perkembangan penyakit sangat cepat pada suhu tinggi (optimum 20 – 37oC) dan kelembaban tinggi dan terhambat pada suhu 8 – 10oC. Penyebaran -
Hampir di seluruh pertanaman kentang di setiap musim
-
Dapat menyerang hampir semua faili solonanceae
-
Dilaporkan di Sumatera, Jawa, Bali, dan NTB
Gejala a. Pada tanaman di lapang Tanaman layu sebagian atau secara keseluruhann dengan bagian dun commit to user menguning dan akhirnya kering. Kelayuan dimulai dari bagian pucuk.
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bila tanaman dicabut masih terasa kokoh, karena sistem perakarannya tidak terganggu, tetapi bila bagian pangkal batang ditekan dengan kuat maka akan keluar lendir berwarna putih susu yang merupakan massa bakteri. b. Gejala pada umbi disebut busuk coklat Umbi dari tanaman yang terserang layu juga turut terinfeksi. Hal ini ditandai dengan lengketan tanah yang melekat pada ujung stolon atau bagian mata umbi karena lendir keluar melalui bagian tersebut. Umbi yang dibelah tampak adanya perubahan warna coklat tua disekeliling vaskuler tersebut akan keluar lendir warna putih keabu-abuan. 2) Busuk lunak Penyebab penyakit Erwinia carotavora Penularan Melalui luka, kontak umbi sehat dan umbi sakit, bakteri masuk melalui lendir sel pada kulit umbi. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi perkembangan penyakit pada umbi adalah kelembagaan tinggi, kurang sinar, kurang oksige, adanya luka mekanis, dan umbi masih muda. Bakteri ini tidak berkembang pada kondisi kering. Gejala a. Pada tanaman Tanaman yang terinfeksi menunjukan pangkal batang lembek, busuk berlendir, dan mengeluarkan aroma busuk yang khas. Batang menjadi keropos di dalamnya. b. Pada umbi Umbi terinfeksi menunjukan busuk lunak bergranula. Bagian umbi yang membusuk tidak pada baian vaskulernya, tetapi tergantung pada bagian yang terinfeksi, aroma busuk khas. 3) Penyakit Kudis (Common Scab) Penyebab Streptomyces scabies Penularan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
39 digilib.uns.ac.id
Penyakit ini banyak berjangkit pada musim kering, suhu optimum untuk perkembangan penyakit adalah 25-30oC. Gejala Pada permukaan umbi yang terinfeksi terdapat borok/kudis yang menonjol keluar dan biasanya sirkulernya dengan diameter 6,8 mm. Gejala mulamula hanya bercak kecil berupa pecahan seperti bintang yang kemudian berkembang dan berwarna gelap. c. Nematoda 1) Nematoda bintil akar (Root Knot Nematoda) Penyebab Meloidogyne spp Penularan Melalui tanah dan umbi. Larva Meloidogyne dalam tanah menyerang dan masuk ke dalam jaringan akar merusak sel-sel jaringan korteks yang menimbulkan reaksi hiperplasia (pembelahan sel yang terlampau cepat) sehingga muncul gejala-gejala bintil-bintil pada permukaan akar. Tanah berpasir kebasah-basahan dengan suhu 25-28oC merupakan lingkungan yang baik unutk perkembangbiakan nematoda. Inang: hampir semua tanaman sayuran termasuk gulma. Gejala a. Pada tanaman Tanaman yang terinfeksi sulit diidentifikasi, karena gejala akan tampak bila populasi nematoda tinggi. Secara umum tanaman yang terserang berat menjadi kerdil, menguning, dan cenderung layu pada cuaca panas. Daun yang menguning akhirnya kering dan jatuh. b. Pada umbi Pada permukaan umbi terinfeksi tumbuh binti-bintil seperti jerawat yang letaknya lebih banya sekitar lekukan calon mata tunas. Jerawatjerawat tersebut akan pecah dan menimbulkan bekas berupa kawahkwah kecil sehingga seperti kulit yang mengelupas. Bila bintil-bintil dipecah maka dalamnya tampak adanya Meloidogyne betina bentknya commit to user seperti buah pir.
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
2) Nematoda Sista Kuning (NSK) Penyebab Globodera rostochiensis Penularan Melalui sisa-sisa bahan tanaman, tanah, dan benih. Lokasi siste pada benih terdapat pada tanah yang menempel dipermukaan umbi. Inang : kentang, terong, tomat, kecubung, solonum spp, dan lain-lainya. Penyebaran Eropa, Afrika, Asia (Filipina, Malaysia, Indonesia), dan New Zealand. Mulai tahun 2003 telah dilaporkan di Jawa Barat, jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Gejala Gejala pada tanaman akan terlihat apabila populasi NSK dalam tanah cukup besar. Infestasi NSK yang berat akan menyebabkan tanaman tanaman layu dan pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil) serta perkembangan akan terhambat. Tanaman menguning dan kering tidak merata diseluruh areal pertanaman kentang. Bila tanaman dicabut perlahan, terlihat nematoda betina yang berbentuk bulat, warna putih, kuning, atau keemasan yang menempel berderet pada akar. Warna bentuk nematoda beragsur-angsur berubah coklat dan menjadi sista/ berisi kumpulan telur dan dapat bertahan hidup sampaib beberapa tahun. Sista dapat juga tersebar ditanah sekitar sekitar perakaran. c. Hama 1) Penggerek Umbi (Phthoriumaea opercullella) Disebut juga amatoromi, salisip, atau omo slendep Penluranan Melalui umbi dari lapang yangg telah terinfeksi telur penggerek yang ada di dalam umbi, atau ngengat bertelur pada umbi (didekat mata umbi). Biasanya umbi yang muncul dipermuaan tanah merangsang ngengat untuk bertelur di tempat tersebut. Oleh karena itu umbi-umbi yang berwarna hijua (umbi yang tak tertutup tanah) sebaiknya disortir agar tidak masuk commit to user dalam penyimpanan.
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
Hama berkembang pada musim kemarau, suhu panas, dan hama tidak berkembang didaerah beriklim dingin dengna suhu dibawah 10oC. Siklus generasi dapat dicpai dalam waktu 20-30 hari pada suhu 28oC. Gejala Serangan pada umbi Kerusakan pada permukaan umbi tidak beraturan dan berlubang atau hanya tampak larikan-larikan akibat adanya dorongan didalam umbi akibat gerakan larva. Perbedaan gejala akibat serngan seranggga lainnya yaitu adanya gugus kotoran larva berwarna coklat tua pada kulit umbi. Serangan berat menyebabkan umbi busuk. Gejala di lapang Larva masuk menembus dan memakan daun serta membuat akur-alur (gerekan) pada tulang dan batang daun. Kerusakan yang timbul adalah hilangnya jaringan daun, matinya titik tumbuh, batang lemah, dan rapuh. Gejala lain yang timbul adalah adanya lipatan kecil dan kering pada permukaan daun yang didalamnya terhadap penggerek. 2) Aphid (kutu daun) Serangan ini lebih dikenal sebagai vektor virus dibanding sebagai serangga hama virus kentang yang ditularkan oleh aphid adalah PLRV, PYV, PVS, PVM, PVA, dan CMV. Ukuran 1,8 – 2,3 mm, ada yang bersayap dan ada yang tidak. Warna hijau muda atau hijau kekuning – kuningan. Hidupnya berkoloni dan tinggal dibalik daun. Gejala Daun yang terserang menjadi keriput, pertumbuhan menjadi terhambat karena cairan sel dihisap, serangan hebat daun menjadi gugur. Belum ada laporan aphid menyerang umbi, tetapi dilaporkan dapat menular PLRV diantara umbi selama penyimpanan. 3) Trips Serangga ini selain sebagai hama juga bertindak sebagai vektor (pembawa) Tomato Wilt Virus (TWV) pada tomat. commit to user Gejala kerusakan
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gejala kerusakan akibat trips adalah permukaan daun keriput disertai dengan adanya spot/bintik kuning bekas tusukan, daun seperti mosaik, kaku dan pinggir daun tidak beraturan, dibawah permukaan daun tampak warna keperakan. Kadang – kadang gejala yang ditimbulkan mengaburkan dengan gejala serangan virus yang muncul pada daun tanaman, terutama pada daun muda. Serangan berat pada daun muda adalah mosaik disertai adanya bintik – bintik kuning dan pada tanaman agak tua daun tampak menggulung ( leaf roll), tanaman menjadi kerdil dan tidak produktif. Belum ada laporan trips menyerang umbi. 4)
Lalat penggorok daun ( Liriomyza huidobrensis) Ukuran lalat sangat kecil, aktif pada siang hari dan saat paling aktif pukul 07 -11 pagi. Tanaman inang lalat ini adalah hampir semua jenis sayuran dataran tinggi, kedele, bunga – bungaan, dan gulma. Gejala Serangan lalat dewasa Daun berlubang kecil karena lalat makan dengan cara melubangi jaringan tanaman dengan alat peletak telur (ovipositor) dan memakan cairan tanaman yang keluar dari daun. Serangan larva Pada permukaan daun tampak alur - alur bekas gerekan larva kedalam jaringan daun, akibatnya daun mongering. Larva dapat ditemukan pada tulang daun yang diserangnya. Kerusakan fisiologis pada umbi Kerusakan ini tidak menjadi target pemeriksaan sertifikasi tetapi sebaiknya tidak digunakan sebagai benih. Gejala kerusakan tersebut antara lain : ·
Umbi hijau ( greening)
·
Pertumbuhan
sekunder
yaitu
timbulnya
permukaan umbi atau bentuk umbi ganda. commit to user
umbi
kecil
pada
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Gejala fisik seperti retak – retak pada permukaan umbi, biasanya akibat bahan organis dalam tanah yang kontak secara fisik dengan umbi.
commit to user