BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Centro Lifestyle Department Store Centro Lifestyle Department Store berdiri pada bulan November 2003 di The Plaza Semanggi Jakarta. The Plaza Semanggi merupakan pilihan yang tepat, karena terletak ditengah kawasan sentra bisnis yang strategis dan eksklusif. Perkembangan selanjutnya, Centro kembali mendirikan gerai-gerai baru diberbagai kota besar di Indonesia, yaitu Centro Discovery Shopping Mall Bali, Centro Margo City Depok, Centro Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, Centro Mall of Indonesia Kelapa Gading, Centro Galaxy Mall Surabaya, Centro Solo Paragon Mall, dan Centro Summarecon Mal Serpong yang berdiri sejak November 2006. Sebagai department store, Centro selalu menyediakan segala kebutuhan fashion dan lifestyle untuk masyarakat kalangan menengah dan menengah ke atas. Untuk memenuhi kepuasan Customer, Centro menghadirkan koleksi fashion dan lifestyle untuk Ladies, Men, Kids, Shoes, Bags, Accessories dan Home Décor & Appliances dari berbagai brand internasional ternama seperti Guess, Elle, Hush Puppies, Levi’s, Lee Cooper, Animal Planet dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu saja, brand nasional seperti Raden Sirait, Nikicio, Yongki Komaladi dan lainnya pun bisa ditemukan diseluruh gerai Centro. Centro juga memiliki berbagai program istimewa, salah satunya CentroFriends, sebuah program membership yang memberikan banyak manfaat,
51
52
seperti informasi paling update mengenai fashion dan lifestyle serta promo yang sedang berlangsung di Centro. Selain itu, member CentroFriends juga akan mendapatkan diskon tambahan untuk promo tertentu.
4.1.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Centro Summarecon Mal Serpong Sumber : Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong
53
4.2 Profil Responden Dalam penelitian ini, karyawan Centro Lifestyle Department Store Summarecon
Mal
Serpong
diambil
untuk
menilai
analisis
pengaruh
organizational citizenship behavior dan organizational commitment terhadap turnover intention. Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong memiliki jumlah populasi sebanyak 115 orang, maka untuk hasil yang lebih akurat akan mengambil seluruh populasi untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Berikut profil responden yang dibagi berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta lamanya bekerja.
4.2.1 Jenis Kelamin Responden Dari penelitian ini, data responden yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah Sumber : Data Primer, 2012
Jumlah Responden 52 63 115
Persentase 45% 55% 100%
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa presentase jumlah responden pria adalah 45% sedangkan wanita 55%. Jadi dengan demikian karyawan Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong lebih dominan wanita dibandingkan pria. Dalam hal ini perusahaan lebih membutuhkan karyawan wanita karena sebagian besar produk yang ditawarkan merupakan produk untuk wanita seperti cosmetic, accessories dan sebagainya. Dimana karyawan wanita dipercaya lebih
54
multitasking dalam menawarkan produk tersebut. Dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Data Primer, 2012
4.2.2 Usia Responden Dari penelitian ini, data responden yang diperoleh berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut :
55
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia Usia < 20 tahun 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun Jumlah Sumber : Data Primer, 2012
Jumlah Responden 33 43 30 7 2 115
Persentase 29% 37% 26% 6% 2% 100%
Tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 115 responden yang mengisi kuesioner yang berusia 20-30 tahun sebanyak 43 orang atau 37%. Responden yang berusia 31-40 tahun sebanyak 30 orang atau 26%. Responden yang berusia 41-50 tahun sebanyak 7 orang atau 6% dan responden yang berusia diatas 50 tahun adalah sebanyak 2 orang atau 2%. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika dilihat berdasarkan usia para karyawan yang paling dominan adalah yang berusia 20-30 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dalam perekrutan karyawan masuk dalam kategori usia produktif, langkah tersebut dilakukan agar para karyawan dapat bekerja secara maksimal pada perusahaan. Dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
56
Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia Sumber : Data Primer, 2012
4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden Dari penelitian ini, data responden yang diperoleh berdasarkan kelompol tingkat pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan SMA D3 S1 Lainnya Jumlah Sumber : Data Primer, 2012
Jumlah Responden 36 29 38 12 115
Persentase 31% 25% 33% 11% 100%
57
Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 115 responden yang mengisi kuesioner karyawan dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat adalah sebanyak 36 orang atau 31%. Karyawan dengan tingkat pendidikan D3 adalah sebanyak 29 orang atau 25%. Karyawan dengan tingkat pendidikan S1 adalah sebanyak 38 orang atau 33% dan karyawan dengan tingkat pendidikan selain SMA, D3 dan S1 adalah sebanyak 12 orang atau 11%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan terakhirnya adalah pendidikan S1 sebanyak 38 orang, dengan tingkat pendidikan tersebut mereka diharapkan bisa bekerja secara profesional dan menguntungkan bagi perusahaan. Dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sumber : Data Primer, 2012
58
4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Lamanya Kerja Dari penelitian ini, data responden yang diperoleh berdasarkan kelompok lamanya bekerja adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Lamanya Kerja Lamanya Kerja <1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun >5 tahun Jumlah Sumber : Data Primer, 2012
Jumlah Responden 29 31 38 17 115
Persentase 25% 27% 33% 15% 100%
Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 115 responden yang mengisi kuesioner karyawan yang lama bekerjanya kurang dari setahun adalah sebanyak 29 orang atau 25%. Karyawan yang lama bekerjanya 1-3 tahun adalah sebanyak 31 orang atau 27%. Karyawan yang lama bekerjanya 3-5 tahun adalah sebanyak 38 orang atau 33% dan karyawan dengan yang lama bekerjanya lebih dari 5 tahun adalah sebanyak 17 orang atau 15%. Berdasarkan hasil tersebut hasil tersebut menunjukkan bahwa lama kerja sebagian karyawan Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong, yaitu selama 3-5 tahun. Lama bekerja seseorang di perusahaan dapat menjadi ukuran loyalitas seorang karyawan terhadap perusahaan. Dengan masa kerja 3-5 tahun dapat menjadi ukuran bahwa selama ini perusahaan selalu memperhatikan tingkat keberadaan dan keinginan karyawan, sehingga mereka tetap bertahan untuk bekerja di perusahaan. Dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
59
Gambar 4.5 Profil Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Sumber : Data Primer, 2012
4.3 Analisis Hasil Penelitian 4.3.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan guna mencari tau apakah terdapat pengaruh variabel organizational citizenship behavior (X1), variabel organizational commitment (X2), dan variabel turnover intentiaon (Y) pada karyawan Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong, didapatkan data mentah dalam skala ordinal. Untuk menganalisis lebih lanjut maka data tersebut harus mempunyai skala interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik karena data setidak-tidaknya berskala interval (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro 2008, p30). Untuk transformasi data dari ordinal menjadi interval menggunakan software Method Successive Interval (MSI) sehingga (X1), (X2), (Y) dapat diolah lebih lanjut. Dalam
60
kuesioner pernyataan 1 sampai dengan 27 memiliki 5 opsi jawaban yaitu sebagai berikut : Sangat Setuju (SS)
=5
Setuju (S)
=4
Ragu – Ragu (R)
=3
Tidak Setuju (TS)
=2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Setelah dilakukan transformasi data dari ordinal menjadi interval dengan menggunakan Method Successive Interval (MSI) terhadap jawaban dari pernyataan variabel X1, X2 dan Y, didapat nilai baru dari data dengan beberapa perubahan.
4.3.1.1 Transformasi variabel organizational citizenship behavior (X1) Transformasi
variabel
organizational
citizenship
behavior
(X1)
ditunjukkan pada tabel 4.10 berikut ini : Tabel 4.5 Transformasi Variabel Organizational Citizenship Behavior Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
Menjadi
1,00
Nilai Alternatif Jawaban 2
Menjadi
1,76
Nilai Alternatif Jawaban 3
Menjadi
2,43
Nilai Alternatif Jawaban 4
Menjadi
3,45
Nilai Alternatif Jawaban 5
Menjadi
4,77
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
61
4.4.1.2 Transformasi variabel organizational commitment (X2) Transformasi variabel organizational commitment (X2) ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut ini : Tabel 4.6 Transformasi Variabel Organizational commitment Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
Menjadi
1,00
Nilai Alternatif Jawaban 2
Menjadi
2,02
Nilai Alternatif Jawaban 3
Menjadi
2,88
Nilai Alternatif Jawaban 4
Menjadi
3,87
Nilai Alternatif Jawaban 5
Menjadi
5,10
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 4.4.1.3 Transformasi variabel turnover intention (Y) Transformasi variabel turnover intention (Y) ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.7 Transformasi Variabel Turnover Intention Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
Menjadi
1,00
Nilai Alternatif Jawaban 2
Menjadi
1,83
Nilai Alternatif Jawaban 3
Menjadi
2,61
Nilai Alternatif Jawaban 4
Menjadi
3,61
Nilai Alternatif Jawaban 5
Menjadi
4,86
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
62
4.3.2 Uji Validitas Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan pada jumlah data sebanyak 115 responden dengan menggunakan software SPSS 16.0, caranya yaitu dengan membandingkan antara tingkat nilai kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam penelitian ini adalah 115, sehingga nilai df = 113. Dengan begitu, diperoleh nilai ttabel =1,66. Selanjutnya dengan menggunakan rumus rtabel, maka diperoleh nilai rtabel = 0,15. Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas adalah sebagai berikut : •
Jika rhitung > 0,15 maka butir pertanyaan tersebut valid
•
Jika rhitung < 0,15 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
Sedangkan, dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai berikut: •
Jika Cronbach Alpha > 0,15 maka data reliabel
•
Jika Cronbach Alpha < 0,15 maka data tidak reliabel
Pada penyebaran kuesioner uji coba terhadap 115 populasi, diperoleh hasil bahwa semua butir pertanyaan valid. Sehingga semua butir tersebut akan terus digunakan dalam penelitian selanjutnya terhadap 115 responden. 4.3.2.1 Uji Validitas Variabel Organizational Citizenship Behavior Variabel X1 diukur memlalui butir pertanyaan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 diperoleh hasil sebagai berikut :
63
Tabel 4.8 Validitas Variabel Organizational Citizenship Behavior Butir Pertanyaan
Item – Total
rtabel
Keterangan
Correlation 1
0,476
0,15
Valid
2
0,565
0,15
Valid
3
0,571
0,15
Valid
4
0,302
0,15
Valid
5
0,720
0,15
Valid
6
0,691
0,15
Valid
7
0,660
0,15
Valid
8
0,625
0,15
Valid
9
0,633
0,15
Valid
10
0,554
0,15
Valid
11
0,318
0,15
Valid
Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan
tabel
4.8,
maka
semua
pernyataan
didalam
variabel
Organizational Citizenship Behavior adalah valid semua, karena hasil r hitung > 0.15 dan akan digunakan dalam proses analisa selanjutnya.
4.3.2.2 Uji Validitas Variabel Organizational commitment Variabel X2 diukur melalui butir pertanyaan 12,13,14,15,16,17,18,19. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 maka diperoleh hasil sebagai berikut :
64
Tabel 4.9 Validitas Variabel Organizational commitment Butir Pertanyaan
Item – Total
rtabel
Keterangan
Correlation 1
0,726
0,15
Valid
2
0,655
0,15
Valid
3
0,576
0,15
Valid
4
0,550
0,15
Valid
5
0,457
0,15
Valid
6
0,575
0,15
Valid
7
0,407
0,15
Valid
8
0,560
0,15
Valid
Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan
tabel
4.9,
maka
semua
pernyataan
didalam
variabel
Organizational commitment adalah valid semua, karena hasil r hitung > 0.15 dan akan digunakan dalam proses analisa selanjutnya.
4.3.2.3 Uji Validitas Variabel Turnover Intention Variabel Y diukur melalui butir pertanyaan 20,21,22,23,24,25,26,27. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 diperoleh hasil sebagai berikut :
65
Tabel 4.10 Validitas Variabel Turnover Intention Butir Pertanyaan
Item – Total
rtabel
Keterangan
Correlation 1
0,481
0,15
Valid
2
0,679
0,15
Valid
3
0,569
0,15
Valid
4
0,463
0,15
Valid
5
0,585
0,15
Valid
6
0,570
0,15
Valid
7
0,384
0,15
Valid
8
0,509
0,15
Valid
Sumber : Hasil Ouput SPSS
Berdasarkan tabel 4.10, maka semua pernyataan didalam variabel turnover intention adalah valid semua, karena hasil r hitung > 0.15 dan akan digunakan dalam proses analisa selanjutnya.
4.3.3 Uji Reliabilitas Untuk melihat konsistensi responden dalam menanggapi semua pernyataanpernyataan yang merupakan dimensi pada variabel, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Sesuai dengan rumus, pernyataan dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > r perhitungan dari SPSS 16 :
tabel.
Berikut ini adalah hasil
66
Tabel 4.11 Reliabilitas Variabel
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Organizational Citizenship Behavior
0,855
Sangat Reliabel
Organizational commitment
0,834
Sangat Reliabel
Turnover Intention
0,812
Sangat Reliabel
Sumber : Hasil Output SPSS Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai berikut : •
Jika Cronbach Alpha > 0,15 maka data reliabel
•
Jika Cronbach Alpha < 0,15 maka data tidak reliabel
Dilihat dari tabel 4.11 nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel Organizational Citizenship Behavior (X1) adalah sebesar 0.855, untuk variabel Organizational commitment (X2) adalah sebesar 0.834, dan untuk variabel turnover intention (Y) adalah sebesar 0.812. Maka nilai Cronbach’s Alpha ketiga variabel tersebut > r tabel (0.15).
Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut reliabel. Tabel 4.12 Tingkat Reliabilitas Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 – 0,40
Agak Reliabel
>0,40 – 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 – 0,80
Reliabel
>0,80 – 1,00
Sangat Reliabel
Sumber : (Sekaran, 2006)
67
4.3.4 Uji Normalitas 4.3.4.1 Uji Normalitas Variabel Organizational Citizenship Behavior Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 diperoleh hasil sebagai berikut dalam tabel 4.13 dan Gambar 4.5 : Tabel 4.13 Test of Normality Variabel Organizational Citizenship Behavior Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic OCB
df
.071
Shapiro-Wilk
Sig. 115
Statistic *
.200
.972
df
Sig. 115
.016
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Gambar 4.5 Grafik Normalitas Variabel Organizational Citizenship Behavior Sumber : Hasil Output SPSS
68
Dasar Pengambilan Keputusan : Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal Keputusan : Variabel X1 memiliki Sig = 0,200
≥ 0.05 maka data berdistribusi normal,
sehingga variabel X1 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya. 4.3.4.2 Uji Normalitas Variabel Organizational commitment Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 diperoleh hasil sebagai berikut dalam tabel 4.14 dan Gambar 4.6 :
Tabel 4.14 Test of Normality Variabel Organizational commitment
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic OrganizationalCommitment a.
.076
Lilliefors Significance Correction
Sumber : Hasil Output SPSS
df
Shapiro-Wilk
Sig. 115
.096
Statistic .975
df
Sig. 115
.032
69
Gambar 4.6 Grafik Normalitas Variabel Organizational commitment Sumber : Hasil Output SPSS
Dasar Pengambilan Keputusan : Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal Keputusan : Variabel X2 memiliki Sig = 0,096
≥ 0.05 maka data berdistribusi normal,
sehingga variabel X2 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
70
4.3.4.3 Uji Normalitas Variabel Turnover Intention Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 diperoleh hasil sebagai berikut dalam tabel 4.15 dan Gambar 4.7 : Tabel 4.15 Test of Normality Variabel Turnover Intention
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic TurnoverIntention
.075
Df
Shapiro-Wilk
Sig. 115
.151
Statistic .970
df
Sig. 115
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Hasil Output SPSS
Gambar 4.7 Grafik Normalitas Turnover Intention Sumber : Hasil Output SPSS
.011
71
Dasar Pengambilan Keputusan : Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal Keputusan : Variabel Y memiliki Sig = 0,151 ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Y dapat digunakan dalam analisis selanjutnya. 4.3.5 Analisis Statistik Deskriptif Untuk mengintepretasikan statistik deskriptif data, akan dibuat suatu kriteria mengenai arti nilai masing-masing variabel yang diteliti, yaitu variabel Organizational Citizenship Behavior (X1), Organizational commitment (X2), dan Turnover Intention (Y). Untuk menentukan kriteria tersebut, digunakan rumus Sturges untuk menghitung jumlah kelas (k) dan lebar kelas (l), dimana jumlah kelas (k) telah ditentukan terlebih dahulu yaitu sebanyak 5 kelas, yaitu kelas pertama “sangat tidak setuju”, kelas kedua “tidak setuju”, kelas ketiga “raguragu”, kelas keempat “setuju”, kelas kelima “sangat setuju”. Adapun rumus Sturges untuk lebar kelas (l) yaitu: l = (Xmax-Xmin)/k Untuk variabel X1, X2, dan Y menggunakan nilai baru pada skala interval, sehingga kriteria penilaian jawaban untuk variabel X1, X2, dan Y adalah sebagai berikut dalam tabel 4.16:
72
Tabel 4.16 Intepretasi Nilai Variabel X1, X2, dan Y Organizational Citizenship
Organizational commitment
Behavior (X1)
(X2)
Turnover Intention (Y)
Interval
Kriteria
Interval
Kriteria
Interval
Kriteria
1,000-1,754
Sangat Tidak
1,000-1,820
Sangat Tidak
1,000-1,772
Sangat Tidak
Setuju
Setuju
Setuju
1,755-2,509
Tidak Setuju
1,821-2,650
Tidak Setuju
1,773-2,545
Tidak Setuju
2,510-3,264
Ragu-Ragu
2,651-3,480
Ragu-Ragu
2,546-3,318
Ragu-Ragu
3,265-4,019
Setuju
3,490-4,310
Setuju
3,319-4,091
Setuju
4,020-4,774
Sangat Setuju
4,320-5,140
Sangat Setuju
4,092-4,864
Sangat Setuju
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 Rata - rata variabel X1, X2, dan Y dapat diketahui dengan menggunakan bantuan SPSS yaitu sebagai berikut, dilihat pada tabel 4.18 : Tabel 4.17 Descriptive Statistics Descriptive Statistics N
Sum
Mean
Std. Deviation
X1
115
430.61
3.7445
.58783
X2
115
431.73
3.7542
.63680
Y
115
422.10
3.6704
.62999
Valid N (listwise)
115
Sumber : Hasil Output SPSS Pada tabel 4.17, terlihat mean (rata-rata) dari variabel Organizational Citizenship Behavior (X1) adalah 3,7445 yang mengacu pada tabel 4.16 maka
73
dapat disimpulkan bahwa tingkat Organizational Citizenship Behavior pada karyawan Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong adalah baik. Organizational commitment (X2) memiliki mean (rata-rata) sebesar 3,7542 dengan mengacu pada tabel 4.16 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat Organizational commitment pada karyawan Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong adalah Baik. Sedangkan tingkat Turnover Intention (Y) dengan mean (rata-rata) 3,6704 termasuk kedalam kriteria baik. Berdasarkan tabel 4.17, juga dapat dilihat bahwa Standart Deviation untuk variabel X1, X2, dan Y cenderung seragam. 4.3.6 Analisis Korelasi Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu melakukan analisis korelasi untuk mengetahui sifat hubungan antara setiap variabel yang diteliti. Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokan sebagai berikut (Riduwan 2005:136) : 1. 0.00 sampai dengan 0.199 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah. 2. 0.20 sampai dengan 0.399 berarti korelasi memiliki keeratan lemah. 3. 0.40 samppai dengan 0.599 berarti korelasi memiliki keeratan cukup kuat. 4. 0.60 sampai dengan 0.799 berarti korelasi memiliki keeratan kuat. 5. 0.80 sampai dengan 1.000 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.
74
Tabel 4.18 Correlations
Correlations X1 X1
Pearson Correlation
X2 1
Sig. (2-tailed) N X2
Y
Pearson Correlation
**
.469
**
-.457
.000
.000
115
115
115
**
1
.469
Sig. (2-tailed)
.000
N
115
Pearson Correlation
Y
**
-.457
**
-.646
.000 115
115
**
1
-.646
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
115
115
115
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Hasil output SPSS
a. Analisis Korelasi Antara Organizational Citizenship Behavior (X1) dan Turnover Intention (Y) Hipotesis H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Organizational Citizenship Behavior (X1) dengan Turnover Intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong H1: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Organizational Citizenship Behavior (X1) dengan Turnover Intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong
75
Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara Organizational Citizenship Behavior (X1) dengan Turnover Intention (Y) memiliki hubungan secara signifikan, dimana hubungan tersebut bersifat cukup kuat dan tearah. Hubungannya bersifat cukup kuat karena nilai korelasinya sebesar -0,457 berada dalam range 0,40 – 0,599. Dikatakan hubungannya tidak searah karena korelasi bernilai negatif. Jadi, hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik perilaku OCB yang dimiliki karyawan, maka rentan sekali mempunyai hasrat untuk keluar dari organisasi. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik perilaku OCB yang dimiliki karyawan maka semakin turun tingkat turnover intention. Begitu juga sebaliknya.
76
b. Analisis
Korelasi
Antara
Organizational
commitment(X2)
dan
Turnover Intention(Y) Hipotesis H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Organizational commitment (X2) dengan Turnover Intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong H1: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Organizational commitment (X2) dengan Turnover Intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara Organizational commitment (X2) dengan Turnover Intention (Y) memiliki hubungan secara signifikan, dimana hubungan tersebut bersifat kuat dan searah. Hubungannya bersifat kuat karena nilai korelasinya sebesar -0,646 berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya tidak searah karena korelasi bernilai negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi organizational commitment yang dimiliki karyawan maka tingkat turnover intention semakin turun. Begitu juga sebaliknya.
77
c. Analisis Korelasi Antara Organizational Citizenship Behavior (X1) dan Organizational commitment (X2) Hipotesis H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Organizational Citizenship Behavior (X1) dengan Organizational commitment (X2) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong H1: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Organizational Citizenship Behavior (X1) dengan Organizational commitment (X2) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara Organizational Citizenship Behavior (X1) dengan Organizational commitment (X2) memiliki hubungan secara signifikan, dimana hubungan tersebut bersifat cukup kuat dan searah. Hubungannya bersifat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,469 berada dalam range 0,40 – 0,599. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif. Jadi, jika semakin baik Organizational Citizenship Behavior (X1) yang dimiliki karyawan, maka tingkat Organizational commitment (X2) juga semakin
78
meningkat. Begitu juga sebaliknya, jika Organizational Citizenship Behavior (X1) buruk, maka tingkat Organizational commitment (X2) juga akan menurun. Hasil Uji korelasi Pearson antara variabel X1, X2 dan Y diatas dapat diringkas sebagai berikut:
Tabel 4.19 Uji Korelasi Pearson antara Variabel X1, X2 dan Y Hubungan antara Korelasi X1 dengan Y -0,457 X2 dengan Y -0,646 X1 dengan X2 0,469 Sumber: Hasil output SPSS
Sifat Hubungan Cukup Kuat, Tidak Searah dan Signifikan Kuat, Tidak Searah dan Signifikan Cukup Kuat, Searah dan Signifikan
4.3.7 Analisis Regresi 4.3.7.1 Analisis Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (X1) Terhadap Turnover Intention (Y) Tabel 4.20 sampai 4.23 menunjukan pengaruh Organizational Citizenship Behavior (X1) terhadap Turnover Intention (Y) SPSS 16 : Tabel 4.20 Variables Entered/Removed X1 Variables Entered/Removed Variables Entered
Model 1
Variables Removed
a
X1
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS
b
Method . Enter
79
Pada tabel 4.20 variables entered / removed menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan, dengan kata lain variabel bebas dimasukan dalam perhitungan regresi.
Tabel 4.21 Model Summary X1 b
Model Summary
Model 1
R
R Square a
.457
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.209
.202
.56272
a. Predictors: (Constant), X1 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS 1) Angka R square pada tabel 4.21 model summary adalah 0,209. Hal ini berarti turnover intention dapat dipengaruhi oleh organizational citizenship behavior sebesar 20,9%. Sedangkan sisanya sebesar 79,1% dipengaruhi oleh faktor lain. 2) Angka R pada tabel 4.21 model summary menunjukkan bahwa korelasi gaya organizational citizenship behavior (X1) dengan turnover intention (Y) adalah 0,457. Angka 0,457 menunjukkan hubungan yang cukup kuat karena berada dalam range 0,40 – 0,599.
80
Tabel 4.22 Anova b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
9.463
1
9.463
Residual
35.782
113
.317
Total
45.245
114
F 29.886
Sig. a
.000
a. Predictors: (Constant), X1 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS Kemudian, variabel X1 dan Y, harus dilakukan pengujian signifikan pengaruh antara organizational citizenship behavior (X1) terhadap turnover intention (Y). Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat tabel 4.24 anova, yaitu: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara organizational citizenship behavior (X1) terhadap turnover intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara organizational citizenship behavior (X1) terhadap turnover intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong
Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil: Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak
81
Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan antara organizational citizenship behavior (X1) terhadap turnover intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong
Tabel 4.23 Coefficients X1 a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Coefficients
Std. Error
(Constant)
5.506
.340
X1
-.490
.090
Beta
t
-.457
Sig.
16.203
.000
-5.467
.000
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Output SPSS
Pada tabel 4.23 coefficients menggambarkan persamaan regresi : Y = 5,506 + (-0,490)X1 Dimana Y = Turnover Intention dan X1 = Organizational Citizenship Behavior
Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan: 1) Konstanta sebesar 5,506 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel Organizational Citizenship Behavior (X1), maka nilai Turnover Intention (Y) adalah 5,506. 2) Nilai Organizational Citizenship Behavior (X1) adalah 0,468, menyatakan bahwa semakin baik tingkat organizational citizenship behavior (X1) yang dimiliki oleh karyawan akan meminimalkan turnover intention (Y).
82
4.3.7.2 Analisis Pengaruh Organizational commitment(X2) Terhadap Turnover Intention(Y) Tabel 4.24 sampai 4.27 menunjukan pengaruh antara Organizational commitment terhadap Turnover Intention dengan menggunakan program SPSS 16.
Tabel 4.24 Variables Entered/Removed X2 Variables Entered/Removed
b
Variables
Variables
Model
Entered
Removed
Method
1
X2
.
Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS Pada tabel 4.24 variables entered / removed menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan, dengan kata lain variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi. Tabel 4.25 Model Summary X2
Model Summaryb
Model 1
R
R Square
.646a
.417
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .412
.48302
a. Predictors: (Constant), X2 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS 1) Angka R square pada tabel 4.25 model summary adalah 0,417. Hal ini berarti Turnover Intention dapat dipengaruhi oleh Organizational
83
commitment sebesar 41,3%. Sedangkan sisanya sebesar 58,3% dipengaruhi oleh faktor lain. 2) Angka R pada tabel 4.27 model summary menunjukkan bahwa korelasi Organizational commitment (X2) dengan Turnover Intention (Y) adalah 0,646. Angka 0,646 menunjukkan hubungan yang kuat karena berada dalam range 0,60 – 0,799.
Tabel 4.26 Anova X2 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
18.882
1
18.882
Residual
26.364
113
.233
Total
45.245
114
F 80.929
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), X2 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS Kemudian, variabel X2 dan Y, harus dilakukan pengujian signifikan pengaruh antara organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y). Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat tabel 4.24 anova, yaitu: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong
84
Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil: Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan antara organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong Tabel 4.27 Coefficients X2 a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Coefficients
Std. Error
(Constant)
6.070
.270
X2
-.639
.071
Beta
t
-.646
Sig.
22.441
.000
-8.996
.000
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS Pada tabel 4.27 coefficients menggambarkan persamaan regresi : Y = 6,070 + 0,639X2 Dimana Y = Turnover Intention dan X2 = Organizational commitment Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan: 1) Konstanta sebesar 6,070 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel Organizational commitment (X2), maka nilai Turnover Intention (Y) adalah 6,070.
85
2) Nilai Organizational commitment (X2) adalah -0,639, menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat Organizational commitment (X2) yang dimiliki karyawan maka akan meminimalkan turnover intention (Y).
4.3.7.3 Analisis Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (X1) dan Organizational commitment (X2) Terhadap Turnover Intention (Y) Tabel 4.28 sampai 4.31 menunjukan pengaruh Organizational Citizenship Behavior (X1) dan Organizational commitment (X2) terhadap Turnover Intention (Y). Tabel tersebut ditunjukan dalam perhitungan SPSS 16. Tabel 4.28 Variables Entered/Removed X1 dan X2
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
a
X1, X2
b
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS
Pada tabel 4.28 variables entered / removed menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan, dengan kata lain variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi.
86
Tabel 4.29 Model Summary X1 dan X2 b
Model Summary
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.669
.448
.438
.47230
a. Predictors: (Constant), X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS 1) Angka R square pada tabel 4.29 model summary adalah 0,448. Hal ini berarti turnover intention (Y) dapat dipengaruhi oleh organizational citizenship behavior (X1) dan organizational commitment (X2) sebesar 44,8%. Sedangkan sisanya sebesar 55,2% dipengaruhi oleh faktor lain. 2) Angka R pada tabel 4.29 model summary menunjukkan bahwa korelasi organizational citizenship behavior (X1) dan organizational commitment (X2) dengan turnover intention (Y) adalah 0,669. Angka 0,669 menunjukkan hubungan yang kuat karena berada dalam range 0,60 – 0,799 Tabel 4.30 Anova X1 dan X2 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
20.262
2
10.131
Residual
24.983
112
.223
Total
45.245
114
a. Predictors: (Constant), X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS
F 45.418
Sig. a
.000
87
Kemudian, variabel bebas (X1, X2) dan variabel terikat (Y), harus dilakukan pengujian signifikan pengaruh antara organizational citizenship behavior (X1) dan organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y). Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat tabel 4.30 anova, yaitu: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara organizational citizenship behavior (X1) dan organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara organizational citizenship behavior (X1) dan organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong
Dasar Pengambilan Keputusan: Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil: Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan antara organizational citizenship behavior (X1) dan organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y) pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong
88
Tabel 4.31 Coefficients X1 dan X2 a
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
6.519
.320
X2
-.547
.079
X1
-.212
.085
Beta
t
Sig.
20.358
.000
-.553
-6.958
.000
-.198
-2.488
.014
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil output SPSS Pada tabel 4.31 coefficients menggambarkan persamaan regresi : Y = 6,519 + (-0,547) X1 + (-0,212) X2 Dimana Y = Turnover Intention, X1 = organizational citizenship behavior, X2 = organizational commitment Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan: 1) Konstanta sebesar 6,519 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel organizational citizenship behavior (X1) dan organizational commitment (X2), maka nilai turnover intention (Y) adalah 6,519. 2) Nilai organizational citizenship behavior adalah -0,547, menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat organizational citizenship behavior yang dimiliki oleh karyawan maka tingkat turnover intention semakin turun pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong 3) Nilai organizational commitment adalah -0,212, menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat organizational commitment yang yang dimiliki oleh karyawan maka tingkat turnover intention semakin turun pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong.
89
4.4 Pembahasan Penelitian Dari hasil pengolahan data, maka dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.32 Ringkasan Hasil Olah Data Hubungan Variabel X1 Y
Korelasi -0,457
Pengaruh
Persamaan Regresi
20,9%
Y = 5,506 - 0,490X1
Uji Signifikan Signifikan
41,7%
Y = 6,070 - 0,639X2
Signifikan
44,8%
Y = 6,519 - 0,547X1 Signifikan -212X2
(Cukup Kuat) X2
Y
-0,646 (Kuat)
X1,X2 Y
0,469 (Cukup Kuat)
Hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16 yaitu regresi sederhana dan regresi berganda. Dimana hasilnya dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut :
Organizational Citizenship Behavior (X1)
20,9%
44,8%
Organizational commitment (X2)
Turnover Intention (Y)
41,7%
Gambar 4.8 Bagan Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
90
Keterangan: 1) Pengaruh organizational citizenship behavior (X1) terhadap turnover intention (Y) adalah berpengaruh secara signifikan sebesar 20,9% pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong. Dimana jika karyawan menerapkan organizational citizenship behavior dengan baik, maka tingkat
turnover intention semakin menurun, begitu juga
sebaliknya. 2) Pengaruh Organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y) adalah berpengaruh secara signifikan sebesar 41,7% pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong. Dimana jika karyawan dapat meningkatkan organizational commitmentnya, maka tingkat turnover intention semakin menurun, begitu juga sebaliknya. 3) Pengaruh organizational citizenship behavior (X1) dan Organizational commitment (X2) secara simultan terhadap turnover intention (Y) adalah berpengaruh secara signifikan sebesar 44,8% pada Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong.
4.4.1 Organizational Citizenship Behavior Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa Organizational Citizenship Behavior memiliki hubungan yang cukup kuat terhadap turnover intention dengan angka korelasinya sebesar -0,457 yang termasuk dalam kategori cukup kuat. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi atau semakin baik tingkat perilaku OCB
91
yang ditampilkan karyawan maka semakin turun tingkat turnover intention. Hal ini sejalan dengan pendapat Chen et al (dalam Koopman, 2003), yang mengatakan bahwa OCB dapat menurunkan tingkat turnover intention karyawan. OCB dapat membuat karyawan lebih lama berada di dalam organisasi, memiliki kualitas perusahaan yang tinggi dan membantu kesuksesan perusahaan. Oleh karena itu, Centro
Lifestyle
Department
Store
Summarecon
Mal
Serpong
harus
memperhatikan faktor tersebut agar dapat memperbaiki tingkat turnover intention karyawan. Dari data kuesioner diatas, diketahui bahwa rata-rata skor yang paling rendah dari kelima dimensi yang ada adalah dimensi Conscientiousnes, dimana kedua butir pernyataan dalam dimensi tersebut memiliki total skor paling rendah, yaitu pernyataan bahwa responden bersedia bekerja melebihi prasyarat minimum (kerja lembur) dan responden berusaha mempergunakan jam kerjanya secara maksimal untuk bekerja. Hal ini disebabkan sebagian karyawan yang memiliki gaji diatas UMP (Upah Minimum Propinsi) tidak disarankan untuk kerja lembur. Sedangkan, rata-rata skor tertinggi dimiliki oleh dimensi Altruism, dimana karyawan bersedia membantu meringankan pekerjaan rekan kerja yang overload, bersedia membantu pelanggan yang memerlukan bantuan dan bersedia membantu karyawan yang baru beradaptasi dengan perusahaan. Hal ini sangat membantu jalannya proses operasional dalam perusahaan berjalan secara lancar. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk dapat meningkatkan solidaritas antar karyawan dengan mengadakan seminar atau workshop tentang pelatihan antar anggota tim agar karyawan dapat bekerjasama
92
lebih baik atau kompak lagi. Selain itu, perusahaan juga perlu mendorong dan memotivasi para karyawannya untuk menampilkan perilaku OCB yang lebih tinggi agar tingkat turnover intention semakin baik.
4.4.2 Organizational commitment Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa organizational commitment memiliki hubungan yang kuat dengan turnover intention karena angka korelasinya sebesar -0,646 yang termasuk dalam kategori kuat. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat organizational commitment yang dimiliki karyawan maka tingkat turnover intention semakin menurun. Hal ini sejalan dengan pendapat Robbins (2006), yang mengatakan bahwa organizational commitment dengan turnover intention saling berpengaruh. Karyawan yang memiliki organizational commitment yang tinggi, akan memiliki sense of belonging yang tinggi terhadap organisasinya, sehingga ia akan mempunyai tingkat keinginan untuk berhenti bekerja lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang kurang memiliki komitmen pada organisasinya. Oleh karena itu, Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong tetap perlu melakukan usaha-usaha agar karyawan memiliki keterikatan komitmen yang tinggi. Dari data kuesioner, diketahui bahwa rata-rata skor yang paling rendah dari ketiga dimensi yang ada adalah dimensi komitmen normatif. dimana kedua butir pernyataan dalam dimensi tersebut memiliki total skor paling rendah, yaitu pernyataan bahwa responden akan merasa bersalah jika meninggalkan organisasi ini sekarang. Dengan demikian dapat disimpulkan, karyawan kurang memiliki
93
sense of belonging terhadap perusahaannya disebabkan oleh keterikatan secara emosional. Dimana perusahaan juga membebaskan karyawannya dalam hal turnover atau dengan kata lain tidak mengikat karyawan pada jenis pekerjaannya. Sedangkan, rata-rata skor tertinggi dimiliki oleh dimensi komitmen afektif, dimana karyawan merasa senang bekerja di perusahaan ini dan merasa masalah yang di hadapi perusahaan adalah masalah mereka juga. Dimensi komitmen afektif yang tinggi mungkin dikarenakan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan kerja yang mendukung. Oleh
karena
itu,
perusahaan
perlu
melakukan
upaya-upaya
untuk
meningkatkan tingkat organizational commitment pada setiap karyawan. Salah satunya adalah dengan melakukan perbaikan atau mensosialisasikan tujuan perusahaan, sehingga mencakup tujuan pribadi para karyawannya, atau dengan kata lain perusahaan memasukan pula kebutuhan atau keinginan dalam tujuan perusahaan agar dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan yang lebih erat pada karyawan, sehingga mereka merasa lebih nyaman untuk bekerja dalam waktu yang panjang.
4.4.3 Turnover Intention Untuk meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, tingkat turnover karyawan dalam perusahaan selama setaun ini cukup tinggi. Oleh karena itu, perusahaan sangat mengharapkan kedepannya tidak mengalami kenaikan. Alasan keluarnya karyawan, menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2004 : 125-126) dibagi kedalam beberapa jenis. Sesuai dengan teori tersebut, dan
94
data yang diberikan oleh pihak perusahaan, bahwa karyawan keluar dengan berbagai alas an, di antaranya turnover secara tidak sukarela (complete contract dan melakukan pelanggaran), turnover secara sukarela (masalah penetapan gaji dan penetapan kontrak) dan karena masalah keluarga. Dari data kuesioner, diketahui bahwa rata-rata skor yang paling rendah dari keempat dimensi yang ada adalah dimensi keterikatan terhadap organisasi, dimana kedua butir pernyataan dalam dimensi tersebut memiliki total skor paling rendah. Beberapa karyawan tidak mempunyai minat untuk bekerja dalam jangka waktu panjang dalam perusahaan atau dengan kata lain loyalitas karyawan terhadap perusahaan sangat rendah. Hal ini disebabkan karyawan merasa diberikan tanggung jawab yang besar, tetapi gaji yang didapatkan tidak sesuai. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention para karyawannya. Perusahaan tidak melakukan exit interview yaitu wawancara yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu rencana pensiun dan mempelajari sebab-sebab seorang karyawan mengundurkan diri. Sehingga perusahaan tidak mengetahui alasan mengapa karyawan meninggalkan perusahaan. Maka dari itu, perusahaan harus melakukan upaya-upaya agar tingkat turnover intention karyawan semakin baik.
4.5 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisa pengaruh dan hubungan antara organizational citizenship behavior (X1) terhadap turnover intention (Y), maka diperoleh
95
kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat yaitu sebesar -0,457 dan ada pengaruh yang signifikan terhadap turnover intention. 20,9% turnover intention pada karyawan Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong dipengaruhi oleh organizational citizenship behavior. Sedangkan sisanya 79,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Hal ini berarti semakin baik perilaku organizational citizenship behavior pada setiap karyawan, maka tingkat turnover intention juga semakin baik. Berdasarkan hasil analisa pengaruh dan hubungan antara organizational commitment (X2) terhadap turnover intention (Y), maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat yaitu sebesar -0,646 dan ada pengaruh yang signifikan terhadap turnover intention. 41,7% turnover intention pada karyawan Centro Lifestyle Department Store Summarecon Mal Serpong dipengaruhi oleh organizational commitment. Sedangkan sisanya 58,3% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Hal ini berarti semakin tinggi organizational commitment yang dimiliki oleh setiap karyawan, maka tingkat turnover semakin menurun. Apabila dilihat pengaruh secara keseluruhan, pada variabel organizational citizenship behavior serta organizational commitment terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap turnover intention, yaitu sebesar 44,8%. Sedangkan sisanya 55,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
96
Dari hasil diatas maka disimpulkan bahwa variabel organizational citizenship behavior serta organizational commitment merupakan faktor-faktor penyebab turnover
intention
pada
karyawan
Centro
Lifestyle
Department
Store
Summarecon Mal Serpong. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan kedua variabel tersebut disamping variabel lainnya agar dapat meminimalkan tingkat turnover intention maupun biaya perekrutan karyawan di perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan juga diharapkan mampu mengaplikasikan manajemen retensi untuk mempertahankan karyawannya terutama karyawan yang memiliki kinerja yang baik.
101