47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Statisik Deskriptif Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan dari 40 perusahaan selama 3 periode, yaitu dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Dengan demikian total data yang didapatkan sebanyak 120 data (40 perusahaan x 3 periode). Dari 40 perusahaan terdapat 3 perusahaan yang dikeluarkan dari penelitian dikarenakan data Outlier. Sehingga jumlah perusahaan menjadi 37 perusahaan selama 3 periode yaitu dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Dengan demikian total data yang didapatkan sebanyak 111 perusahaan (37 perusahaan x 3 periode).
Tujuan penelitianini adalah meneliti pengaruh variable bebas, yaitu total asset turn over (TATO), net profit margin (NPM), return on asset (ROA), Debt equity Ratio (DER) dan earning per share (EPS) terhadap harga saham. Dengan demikian terdapat 5 varaibel bebas dan 1 variabel terikat. Berikut data 111 sampel perusahaan yang diteliti :
48
Tabel4.1. Deskriptif Data Variabel
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel di atas : 1) Nilai TATO terendah sebesar 0,0200 dan nilai TATO tertinggi sebesar 2,50. Dengan nilai rata-rata 0,3333 dan nilai standar deviasi sebesar 0,31535. 2) NPM memiliki nilai terendah sebesar 0,0073 dan nilai tertinggi sebesar 2,29. Dengan nilai rata-rata sebesar 0,2336 dan nilai standar deviasi sebesar 0,25741. 3) DER memiliki nilai terendah sebesar 0,0002 dan nilai tertinggi sebesar 5,70. Dengan nilai rata-rata sebesar 0,9266 dan nilai standar deviasi sebesar 0,96774. 4) ROA memiliki nilai terendah sebesar 0,0017 dan nilai tertinggi sebesar 0,49. Dengan nilai rata-rata sebesar 0,0628 dan nilai standar deviasi sebesar 0,0674.
49
5) EPS memiliki nilai terendah sebesar 0,000 dan nilai tertinggi sebesar 634,00. Dengan nilai rata-rata sebesar 44,245 dan nilai standar deviasi sebesar 105,935. 6) Harga saham memiliki nilai terendah sebesar 50 dan nilai tertinggi sebesar 3200. Dengan nilai rata-rata sebesar 647,23 dan nilai standar deviasi sebesar 603,115.
B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Uji data dilakukan dengan analisa One-Sample KolmogrovSmirnov dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : Ha : Data residual berdistribusi normal Ho : Data residual tidak berdistribusi normal
Pengambilan keputusan untuk menentukan data variabel penelitian terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut : a) Nilai Asym.Sig. (2-tailed) > 0,05, maka data berdistribusi normal b) Nilai Asym.Sig. (2-tailed) < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal.
50
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Normalitas Pada Analisis Regresi
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 21
Dari tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2tailed) nya sebesar 0,145 atau nilainya lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada penilaian ini berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti data berdistribusi normal.
51
Tabel 4.3. Grafik Normalitas
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 21
2. Uji Multikolinieritas
Dalam penelitian ini pengujian multikolinieritas menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factors). Kolinierganda (Multikolinierity) merupakan hubungan linier yang sama kuat antara variabel-variabel bebas dalam persamaan model regresi berganda. Uji Multikolinieritas digunakan
52
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara variabel independen
dalam model
regresi
(Priyatno,
2010:81).
Pengujian
multikolinieritas ini dilakukan terhadap hasil regresi antara TATO, NPM, DER, ROA, dan EPS terhadap harga saham. Dalam Uji Multikolinieritas, suatu data dalam model analisis dikatakan tidak terjadi multikolinier jika nilai VIF lebihkecildari 10. Dan sebaliknya, suatu data dikatakan terjadi multikolinier jika nilai VIF lebih besar dari 10. Hasil pengujia nmultikolinieritas terhadap model regresi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinieritas Pada Analisis Regresi
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 21
Hasil pengujian multikolinieritas pada tabel 4.4 terlihat bahwa variabel independen (TATO, NPM, DER, ROA dan EPS) yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 dan VIF juga menujukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan
53
bahwa persamaan model regresi yang diajukan bebas atau tidak ada multikolonieritas.
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t, pada kesalahan pengganggu pada period t-1. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
Tabel 4.5. HasilPengujianAutokorelasiPadaAnalisisRegresi
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 21
Dari hasil pengolahan data tabel 4.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari gejala autokorelasi, karena angka yang dihasilkan dalam kolom Durbin_Watson menunjukkan angka 1,131 yang terletak diantara -2 sam +2.
54
4. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah satu model regresi ada kesamaan atau ketidaksamaan variasi. Untuk pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Pada analisis grafik Scatterplot deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat jika tidak ada pola tertentu pada grafik Scatterplot, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.1 Scater Plot Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 21
55
Berdasarkan gambar 4.1, dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu
Y.
Kali
ini
dapat
disimpulkan
bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat tiga hipotesis yang perlu diuji secara empiris. Semua hipotesis yang diuji tersebut adalah dugaan tentang hubungan antara variable TATO, NPM, DER, ROA dan EPS terhadap harga saham. Berikut adalah uraian hasil analisis data terhadap model regresi logaritma untuk menguji hipotesis yang diajukan tersebut :
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu (TATO, NPM, ROA, DER, dan EPS) terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham. Berikut adalah hasil perhitungan koefisien determinasi terhadap model regresi:
56
Tabel 4.6. Nilai Koefisien Determinasi Pada Analisis Regresi
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 21
Dari tabel 4.6. di atas dapat diketahui bahwa angka koefisien determinasi atau Adjusted R. Square adalah 0,328 atau (32,8%) artinya pengaruh variable bebas (TATO, NPM, DER, ROA, dan EPS) mampu menjelaskan sebesar 32,8% variasi variabel dependen (Harga Saham). Sedangkan sisanya yaitu (100% - 32,8% = 67,2%)
dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
2. Uji Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk menunjukkan pengaruh TATO, NPM, ROA, DER, dan EPS terhadap harga saham secara bersama-sama. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan program spss 21.
57
Tabel 4.7. Hasil Uji Secara Simultan Pada Analisis Regresi
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 21
Dari
pengujian
regresi
pada
tabel
4.7
diperoleh
nilai
signifikansinya yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa TATO, NPM, DER, ROA dan EPS secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap harga saham secara signifikan.
3. PengujianHipotesissecaraParsial (Uji t)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan tingkat dignifikansi, masing-masing variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen, jika mempunyai tingkat dignifikansi < 0,05. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini :
58
Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesissecara Parsial pada Analisis Regresi
Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 21
Hasil pengujian dapat dilihat dari nilai uji t dan hasil signifikansi pengujiannya dapat dilihat dari tabel 4.8 di atas. Dari uji statistik t antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengaruah Total Asset Turn Over (TATO) terhadap Harga Saham Hasil pengujian terhadap variabel TotalAsset Turn Over (TATO) menunjukkan nilai t sebesar -1,875 dengan nilai signifikan sebesar 0,064 > 0,05. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa TATO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
59
2) Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham Hasil pengujian terhadap variable Net Profit Margin (NPM) menunjukkan nilai t sebesar -0,447 dengan ini signifikan sebesar 0,656 > 0,05. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa NPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
3) Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER )terhadap Harga Saham Hasil pengujian terhadap variable Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan nilai t sebesar 1,727 dengan ini signifikan sebesar 0,087 > 0,05. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
4) Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham Hasil
pengujian
terhadap
variable
Return
On
Asset
(ROA)
menunjukkan nilai t sebesar 4,194 dengan ini signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
60
5) Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham Hasil pengujian terhadap variable Earning Per Share (EPS) menunjukkan nilai t sebesar 4,400 dengan ini signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4.9. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan model regresi yang dapat dibentuk, yaitu : Harga Saham = 348.289 – 475.779 TATO – 94.143 NPM + 104.006 DER + 4634.435 ROA + 2.082 EPS
61
1) Nilai Konstanta adalah 348.289 artinya jika variabel independen (TATO, NPM, DER, ROA dan EPS) nilainya 0, maka harga saham bernilai 348.289. 2) Nilai koefisiensi regresi Total Asset Turn Over (TATO) sebesar 475.779. Hal ini menunjukkan TATO berpengaruh negatif terhadap harga saham, artinya setiap kenaikan 1% dari harga saham akan menurunkan harga saham sebesar -475.779 (nilai koefisiensinya). 3) Nilai koefisiensi regresi Net Profit Margin (NPM) sebesar –94.143. Hal ini menunjukkan NPM berpengaruh negatif terhadap harga saham, artinya setiap kenaikan 1% dari harga saham akan menurunkan harga saham sebesar nilai koefisiensinya (-94.143). 4) Nilai koefisiensi regresi Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 104.006. Hal ini menunjukkan DER berpengaruh positif terhadap harga saham, artinya setiap kenaikan 1% dari harga saham akan menaikkan harga saham sebesar nilai koefisiensinya (104.006). 5) Nilai koefisiensi regresi Return On Asset (ROA) sebesar 4634.435. Hal ini menunjukkan ROA berpengaruh positif terhadap harga saham, artinya setiap kenaikan 1% dari harga saham akan menaikkan harga saham sebesar nilai koefisiensinya (4634.435). 6) Nilai koefisiensi regresi Earning Per Share (EPS) sebesar 2.082. Hal ini menunjukkan EPS berpengaruh positif terhadap harga saham, artinya setiap kenaikan 1% dari harga saham akan menaikkan harga saham sebesar nilai koefisiensinya (2.082).
62
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh TATO, NPM, DER, ROA, dan EPS terhadap harga saham. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 1) Pengaruah Total Asset Turn Over (TATO) terhadap Harga Saham Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah TotalAsset Turn Over (TATO) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa variabel TATO (Sig. 0.064 > 0.005) cenderung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hasil ini mendukung penelitian dari Eka Prasetya Harmoni (2009), yang mengatakan bahwa nilai ROA, ROE, EPS, dan TATO tidak berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap harga saham. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak mampu memprediksi kecenderungan laba yang mungkin dihasilkan oleh aktiva.
2) Pengaruh Net Profit Margin(NPM) terhadap Harga Saham Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah NetProfit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPM (Sig. 0.656 > 0.005) cenderung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Pengujian terhadap variable berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil ini mendukung penelitian dari Husaini (2012), yang
63
menyatakan bahwa NPM berpengaruh terhadap harga saham. NPM menunjukkan
bahwa
investor
dalam
melakukan
investasi
tidak
memperhitungka nvariabel NPM untuk memprediksi harga saham NPM merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola penjualannya dalam mencapai laba. Semakin tinggi nilai NPM semakin efisien perusahaan tersebut mendapatkan laba dari penjualan. Hal itu juga menunjukkan bahwa perusahaan mampu menekan biaya – biaya dengan baik. Begitu juga sebaliknya, NPM yang semakin menurun menunjukkan ketidakmampuan perusahaan memperoleh laba atas penjualan dan mengelola biaya – biaya atas kegiatan operasionalnya, sehingga menyebabkan investor tidak tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan. NPM berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham menunjukkan bahwa investor cenderung kurang memperhatikan NPM sebagai rasio yang dapat dipertimbangkan dalam keputusan investasi mereka. Hal itu juga menunjukkan
bahwa
investor
kurang
percaya
pada
kemampuan
perusahaan dalam mengelola efisiensi kinerja operasionalnya. NPM perusahaan sektor property dan real estate mengalami fluktuasi bahkan terdapat beberapa perusahaan yang memiliki NPM negatif. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan investor untuk tidak menggunakan NPM dalam memilih obyek investasinya.
64
3) Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER )terhadap Harga Saham Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPM (Sig. 0.656 > 0.005) cenderung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Pengujian terhadap variable berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini mendukung Fitri Hartati (2013), yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Yang menyebabkan Debt to Equity Ratio (DER) tidak signifikan adalah hutang ataupun modal sendiri yang dimiliki masing-masing perusahaan mengalami peningkatan maupun penurunan.
4) Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROA (Sig. 0.000 < 0.005) cenderung berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan penelitian Husaini (2012), yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini terjadi bila penggunaan dan pengelolaan aset perusahaan yang optimal sehimgga akan menaikkan profitabilitas dan harga saham perusahaan
65
5) Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROA (Sig. 0.000 < 0.005) cenderung berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini mendukung Eka Prasetya Harmoni (2009), yang menyatakan bahwa EPS tidak berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap harga saham.