BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian Data perusahaan yang dipakai dalam obyek penelitian adalah data Net Operating After Tax (NOPAT), Weight Average Cost of Capital (WACC), Modal Yang Diinvestasikan, dan Economic Value Added (EVA) dari semua perusahaan dari satu tahun sebelum menerapkan Employee Stock Ownership Program (ESOP) dan satu tahun sesudah menerapkan Employee Stock Ownership Program (ESOP)dimana penentuan rentang tahun sebelum dan sesudah menerapkan Employee Stock Ownership Program (ESOP) dilihat dari event corporate action ESOP adoption pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang telah diaudit dari periode pengamatan (sebelum dan sesudah menerapkan Employee Stock Ownership Program (ESOP) dan tetap listing dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat periode pengamatan berlangsung.Adapun populasi perusahaan yang menerapkan Employee Stock Ownership Program (ESOP) adalah sebanyak 21 perusahaan. (Detail terdapat pada lampiran VII) Dari beberapa kriteria tersebut, maka jumlah sampel perusahaan dalam penelitian ini adalah 6 perusahaan. Adapun penjelasan perusahaan yang menerapkan ESOP beserta tahun penrbitannya dapat dilihat pada table 4.1 berikut :
40
41
Tabel 4.1 Perusahaan Yang Menerapkan ESOP Berdasarkan BEI
No
Tahun Penerbitan ESOP
1
2002
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Food and Beverage
2
2006
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Mining and Mining Service
3
2002
PT Ramalaya Lestari Setosa Tbk
Whole Sale Retail Trade
4
2005
PT Apexindo Pratama Duta Tbk
Mining and Mining Sevice
5
2000
PT Astra Grapia Tbk
Electronic Office Equipment
6
2003
PT Centrin Online Tbk
Others
Nama Perusahaan
Primary Sectors
Sumber:www.idx.co.id
GAMBAR 4.1 C H A R T T I T L E P E R U S A H A A N YA N G L I S T I N G D I B E I SEBELUM DAN SESUDAHMENERAPKAN ESOP 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
250000000
200000000
150000000
100000000
50000000
0 INDF
PGAS
RALS
Sumber :www.idx.co.id (detail pada lampiran 1)
APEX
ASGR
CENT
42
Chart Title diatas menunjukan bahwa pada tahun 2002 s/d 2006, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) adalah perusahaan publik yang pertama kalimenerbitkan ESOP dengan proporsi terbanyak sebanyak 228.900.000 lembar saham pada tahun 2002. PT Ramalaya Lestari Sentosa Tbk (RALS) sebanyak 70.000.000 lembar saham pada tahun 2002.PT Astra Grapia Tbk (ASGR) sebanyak 65.343.750 lembar saham pada tahun 2000. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebanyak 54.012.338 lembar saham pada tahun 2006. PT Centrin Online Tbk (CENT) sebanyak 25.000.000 lembar saham pada tahun 2002. Dan yang paling sedikit dalam menerbitkan ESOP adalah PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) sebanyak 108.566 pada tahun 2005.
B. Analisis Net Operating Profit After Tax (NOPAT) Langkah pertama untuk menghitung Economic Value Added (EVA) adalah menghitung besarnya laba operasi setelah pajak (NOPAT). Rumus untuk menghitung NOPAT adalah: NOPAT = EBIT (1-Tax) Keterangan : NOPAT
: Net Operating Profit After Tax
EBIT
: Earning Before Interest and Tax
Tax
: Tarif Pajak
Adapun hasil analisis NOPAT dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
43
Tabel 4.2 Analisis NOPAT Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI Sebelum dan Sesudah Menerapkan ESOP (Dalam Rupiah)
Emiten INDF PGAS RALS APEX ASGR CENT
Net Operating Profit After Taxes (NOPAT) Sebelum Menerapkan Sesudah Menerapkan ESOP ESOP Rp 915.209.951.107 Rp 720.931.710.287 Rp 885.309.392.676 Rp 1.262.552.388.108 Rp 193.304.000.000 Rp 145.596.000.000 Rp (31.281.730.000) Rp 380.781.608.000 Rp (35.085.693.940) Rp 21.913.078.069 Rp 4.086.424.356 Rp 4.136.686.726
Perbedaan Rp (194.278.240.820) Rp 377.242.995.432 Rp (47.708.000.000) Rp 412.063.338.000 Rp 56.998.772.009 Rp 50.262.370
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Yang Menerapkan ESOP, data diolah (2015)
Dari analisis kinerja keuangan pada perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan ESOP menggunakan NOPAT di atas dapat dilihat bahwa terdapat 2 perusahaan yang mengalami perbedaan negtif pada kinerja keuangan dan 4 per-usahaan yang mengalami perbedaan positif pada kinerja keuangan.(Hasil Peng-hitungan NOPAT terdapat di lampiran 2) Adapun perusahaan-perusahaan yang mengalami perbedaan negatif kinerja keuangan adalah : 1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengalami perbedaan negatif sebesar Rp (194.278.240.820). 2. PT Ramalaya Lestari Sentosa Tbk (RALS) mengalami perbedaan negatif sebesar Rp (47.708.000.000). Apabila dilihat dari hasil analisis penghitungan NOPAT menggambarkan bahwa semakin perusahaan mengalami penurunan EBIT dan peningkatan pajak maka perusahaan akan mengalami penurunan NOPAT.
44
Sedangkan perusahaan yang mengalami perbedaan positif kinerja keuangan adalah : 1. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) mengalami perbedaan positif sebesar Rp 377.242.995.432. 2. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mengalami perbedaan positif sebesar Rp 412.063.338.000. 3. PT Astra Grapia Tbk (ASGR) mengalami perbedaan positif sebesar Rp
56.998.772.009.
4. PT Centrin Online Tbk (CENT) mengalami perbedaan positif sebesar Rp
50.262.370.
Apabila dilihat dari hasil analisis penghitungan NOPAT menggambarkan bahwa semakin perusahaan mengalami peningkatan EBIT dan penurunan pajak maka perusahaan akan mengalami peningkatan NOPAT.
C. Analisis Weight Operating Cost Of Capital (WACC) Langkah ke dua untuk menghitung Economic Value Added (EVA) adalah menghitung Weight Average Cost of Capital (WACC) yaitu dengan cara mencari proporsi utang dikalikan dengan proporsi utang dalam struktur modal setelah pajak dan proporsi ekuitas dikalikan dengan pengembalian saham yang diharapkan oleh investor ataubisa menggunakan Return on Equity (ROE). Rumus untuk menghitung WACC adalah (PrawiranegoroPurwanti, 2008:35): (Cost of Debt) (1-T)]+[
)]
45
Keterangan : WACC
= Weight Average Cost of Capital
Debt
= Utang Jangka Panjang
Equity
= Ekuitas
Cost of Debt
= Proporsi utang dalam struktur modal
ROE
= Return on Equity
T
= Tarif Pajak
ROE
= Return on Equity
Adapun hasil analisis WACC dapat dilihat pada table 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Analisis WACC Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI Sebelum dan Sesudah Menerapkan ESOP (Dalam Rupiah)
Emiten INDF PGAS RALS APEX ASGR CENT
Weighted Average Cost of Capital (WACC) Sebelum Sesudah Menerapkan ESOP Menerapkan ESOP 0,20 0,12 0,10 0,09 0,16 0,04 0,03 0,11 7,77 0,07 0,06 0,05
Perbedaan -0,08 -0,01 -0,12 0,08 -7,70 -0,01
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Yang Menerapkan ESOP, data diolah (2015)
Dari analisis kinerja keuangan pada perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan ESOP menggunakan WACC di atas dapat dilihat bahwa terdapat 5 perusahaan yang mengalami perbedaan negtif pada kinerja keuangan dan 1 perusahaan yang mengalami perbedaan positif pada kinerja keuangan. (Hasil Penghitungan WACC terdapat di lampiran 3)
46
Adapun perusahaan-perusahaan yang mengalami perbedaan negatif kinerja keuangan setelah menerapkan ESOP adalah : 1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengalami perbedaan negatif sebesar -0,08. 2. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengalami perbedaan negatif sebesar -0,01. 3. PT Ramalaya Lestar Sentosa Tbk (RALS) mengalami perbedaan negatif sebesar -0,12. 4. PT Astra Grapia Tbk (ASGR) mengalami perbedaan negatif sebesar 7,70. 5. PT Centrin Online Tbk (CENT) mengalami perbedaan negatif sebesar -0,01. Berdasarkan hasil penghitungan WACC di atas menggambarkan bahwa semakin perusahaan mengalami perbedaan negatif itu artinya terjadi penurunan proporsi utang dalam struktur modal dan proporsi saham dalam struktur modal. Perusahaan mampu menekan proporsi utang dalam struktur modal dan proporsi saham dalam struktur modalnya. Proporsi utang dalam struktur modal akan semakin kecil apabila prosentase beban bunga yang dibayarkan juga kecil terhadap kewajiban jangka panjangnya. Sedangkan proporsi saham dalam struktur modal sangat berkaitan dengan Return on Equity (ROE). Jika tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor (dalam perhitungan Return on Equity)semakin kecil dibandingkan dengan proporsi saham biasa dalam
47
struktur modalnya maka akanberdampak pada semakin kecilnya prosentase Weight Average Cost of Capital (WACC). Sedangkan perusahaan yang mengalami perbedaan positif kinerja keuangan adalah PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yaitu sebesar 0,08. Hal tersebut disebabkan karena PT Apexindo Pratama Duta (APEX) tidak bisa menekan proporsi saham dalam struktur modal (tingkat pengembalian yang diinginkan investor terhadap prosentase saham pada struktur modalnya) sehingga berakibat pada Weight Average Cost of Capital (WACC) semakin meningkat. Jika hal tersebut terus berlanjut maka akan berakibat pada WACC yang semakin besar dari tahun ke tahun.
D. Analisis besarnya total modal yang diinvestasikan. Langkah ke tiga adalah menghitung jumlah modal yang diinvestasikan yaitu dengan cara menambahkan jumlah kewajiban jangka panjangnya dengan jumlah ekuitas. Adapun rumus untuk menghitung Modal Yang Diinvestasikan adalah sebagai berikut: Modal yang diinvestasikan = Kewajiban Jangka Panjang + Ekuitas Adapun hasil analisis Modal Yang Diinvestasikan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
48
Tabel 4.4 Analisis Modal Yang Diinvestasikan Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI Sebelum dan Sesudah Menerapkan ESOP (Dalam Rupiah)
Emiten INDF PGAS RALS APEX ASGR CENT
Modal Yang Diinvestasikan Sebelum Menerapkan Sesudah Menerapkan ESOP ESOP Rp 6.164.939.492.864 Rp 10.982.018.501.368 Rp 10.339.786.048.037 Rp 16.464.844.482.269 Rp 1.202.288.000.000 Rp 92.862.000.000 Rp 2.215.030.892.000 Rp 3.851.156.382.000 Rp 540.561.986.579 Rp 837.636.889.177 Rp 67.670.660.065 Rp 78.561.546.889
Perbedaan Rp 4.817.079.008.504 Rp 6.125.058.434.232 Rp (1.109.426.000.000) Rp 1.636.125.490.000 Rp 297.074.902.598 Rp 10.890.886.824
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Yang Menerapkan ESOP, data diolah (2015)
Dari analisis kinerja keuangan pada perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan Employee Stock Ownership Program (ESOP) menggunakan penghitungan Modal Yang diinvestasikan di atas dapat dilihat bahwa terdapat 5 perusahaan yang mengalami perbedaan positif pada kinerja keuangan dan 1 perusahaan yang mengalami perbedaan negatif pada kinerja keuangan. (Hasil Penghitungan Modal Yang Diinvestasikan terdapat di lampiran 4) Adapun perusahaan yang mengalami perbedaan positif kinerja keuangan adalah : 1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengalami perbedaan positif sebesar Rp 4.817.079.008.504. 2. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mengalami perbedaan positif sebesar Rp 6.125.058.434.232. 3. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mengalami perbedaan positif sebesar Rp 1.636.125.490.000.
49
4. PT Astra Grapia Tbk (ASGR) mengalami perbedaan positif sebesar Rp 297.074.902.598.
5. PT Centrin Online Tbk (CENT) mengalami perbedaan positif sebesar Rp 10.890.886.824.
Sedangkan perusahaan yang mengalami perbedaan negatif adalah PT Ramalaya Lestari Sentosa Tbk (RALS) yaitu sebesar Rp (1.109.426.000.000). Peningkatan modal yang diinvestasikan akan dinilai baik apabila perusahaan juga mampu menghasilkan laba yang besar dan mampu menutupi semua proporsi utang dalam struktur modal dan proporsi saham dalam struktur modal (dalam penghitungan WACC). Jika modal yang diinvestasikan kecil tetapi laba yang dieroleh besar dan WACC juga kecil maka akan berpengaruh pada Economic Value Added (EVA) positif.
E. Analisis Economic Value Added (EVA) Berdasarkan hasil penghitungan Net Operating Profit After Tax (NOPAT), Weight Average Cost of Capital (WACC) dan total modal yang diinvestasikan, maka dapatlah dihitung nilai Economic Value Added (EVA) untuk perusahaan yang listing di BEI sebelum dan sesudah menerapkan Employee Stock Ownership Program (ESOP). Adapun rumus untuk menghitung Economic Value Added (EVA) adalah sebegai berikut : EVA = NOPAT – (WACC x TA) Di mana:
50
NOPAT = Net Operating Profit AfterTaxes WACC
= WeightAverageCost of Capital
TA
= Total Aset (Total Modal)
Adapun hasil analisis Economic Value Added (EVA) dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Analisis EVA Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI Sebelum dan Sesudah Menerapkan ESOP (Dalam Rupiah) Emiten INDF PGAS RALS APEX ASGR CENT
Economic Value Added (EVA) Sebelum ESOP Sesudah ESOP Rp (288.000.573.720) Rp (578.652.057.803) Rp (139.684.680.753) Rp (179.066.620.445) Rp (2.530.127.844) Rp 141.690.897.581 Rp (93.633.090.000) Rp (30.597.072.256) Rp (4.232.580.634.775) Rp (27.567.256.107) Rp 612.150.894 Rp 1.056.025.105
Perbedaan Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(290.651.484.082) (39.381.939.692) 139.160.769.737 54.390.907.744 4.205.013.378.668 443.874.211
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Yang Menerapkan ESOP, data diolah (2015)
Dari analisis kinerja keuangan pada perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan Employee Stock Ownership Program (ESOP) menggunakan penghitungan Economic Value Added (EVA) di atas dapat dilihat bahwa terdapat 2 perusahaan yang mengalami perbedaan negatif pada kinerja keuangan dan 4 perusahaan yang mengalami perbedaan positif pada kinerja keuangan. (Hasil Penghitungan Economic Value Added (EVA) terdapat di lampiran 5) Adapun perusahaan yang mengalami perbedaan negatif kinerja keuangan adalah :
51
1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengalami perbedaan negatif sebesar Rp(290.651.484.082) 2. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) mengalami perbedaan negatif sebesar Rp (39.381.939.692) Perusahaan yang mengalami perbedaan negatif berdasarkan penghitungan Economic Value Added (EVA) menunjukan bahwa tidak terjadi nilai tambah ekonomi pada perusahaan tersebut. Laba setelah pajak yang dihasilkan tidak mampu menekan proporsi utang dalam struktur modal dan proporsi saham dalam struktur modalnya. Apabila kondisi tersebut terus dibiarkan maka akan berakibat pada hilangnya kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut. Sedangkan perusahaan yang mengalami perbedaan positif kinerja keuangan adalah : 1.
PT Ramalaya Lestari Sentosa Tbk (RALS) mengalami perbedaan positif sebesar Rp 139.160.769.737
2.
PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mengalami perbedaan positif sebesar Rp 54.390.907.744
3.
PT Astra Grapia Tbk (ASGR) mengalami perbedaan positif sebesar Rp 4.205.013.378.668
4.
PT Centrin Online Tbk (CENT) mengalami perbedaan negatif sebesar Rp 443.874.211
Perusahaan yang mengalami perbedaan positif berdasarkan penghitungan Economic Value Added (EVA) menunjukan bahwa terjadi nilai tambah
52
ekonomi pada perusahaan tersebut. Laba setelah pajak yang dihasilkan mampu menekan proporsi utang dalam struktur modal dan proporsi saham saham dalam struktur modalnya. Perusahaan diharapkan lebih mampu menekan proporsi utang dalam struktur modal dan proporsi saham dalam struktur modalnyasehingga akan meningkatkan penghitunga Economic Value Added (EVA) menjadi positif.
F. Kinerja Keuangan Perusahaan yang Menerapkan ESOP Berdasarkan analisis rasio kinerja keuanganEconomic Value Added (EVA)pada perusahaan yang menerapkan Eployee Stock Ownership Program (ESOP)yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)menunjukan bahwa dari 6 sampel perusahaan yang menjadi obyek penelitian terdapat 3 perusahaan yang mengalami peningkatan kinerja keuangan dan 3 perusahaan yang mengalami penurunan kinerja keuangan setelah menerapkan Employee Stock Ownership Program (ESOP). Adapun perusahan-perusahaan tersebut adalah : Tabel 4.6 Kinerja Keungan Pada Perusahaan Yang Menerapkan ESOP (Dalam Rupiah) Emiten INDF PGAS RALS APEX ASGR CENT
Kinerja Keuangan Sebelum ESOP Sesudah ESOP Rp (288.000.573.720) Rp (578.652.057.803) Rp (139.684.680.753) Rp (179.066.620.445) Rp (2.530.127.844) Rp 141.690.897.581 Rp (93.633.090.000) Rp 148.023.997.744 Rp (4.232.580.634.775) Rp (27.567.256.107) Rp 612.150.894 Rp 1.056.025.105
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Yang Menerapkan ESOP, data diolah (2015)
Kesimpulan Sesudah Menerapkan ESOP Lebih Buruk Lebih Buruk Lebih Baik Lebih Baik Lebih Baik Lebih Baik
53
Dari hasil analisis Economic Value Added (EVA) pada perusahaan yang listing di BEI sebelum dan sesudah menerapkan ESOP menunjukan bahwa terdapat 4 perusahaan yang mengalami peningkatan kinerja keuangan dan 2 perusahaan yang mengalami penurunan kinerja keuangan setelah menerapkan ESOP. Perusahaan yang mengalami peningkatan kinerja keuangan adalah PT Ramalaya Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), PT Astra Grapia Tbk (ASGR), PT Centrin Online Tbk (CENT). Sedangkan untuk perusahaan yang mengalami penurunan kinerja keuangan setelah menerapkan ESOP adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS). Perusahaan yang mengalami peningkatan kinerja keuangan setelah menerapkan ESOP menggambarkan bahwa perusahaan mampu memotivasi karyawannya untuk bisa mengahsilkan kinerja yang lebih baik. Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan kinerja keuangan menggambarkan bahwa perusahaan tersebut belum bisa memotivasi karyawannya untuk dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik.