BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Usaha Milik Negara yakni Perum Perumnas (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan rusun area Cengkareng. Adapun periode penelitian dilakukan pada bulan September – Mei 2017. Pada sub bab dibawah ini akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi, serta produk Perumnas. 1.
Sejarah Singkat Perusahaan PERUMNAS adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk
Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah. Perusahan didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974, diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1988, dan disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2004 tanggal 10 Mei 2004. Sejak didirikan tahun 1974, Perumnas selalu tampil dan berperan sebagai pioneer dalam penyediaan perumahan dan permukiman bagai masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Sebagai BUMN pengembang dengan jangkauan usaha nasional, Perumnas mempunyai 7 Wilayah usaha Regional I sampai dengan VII dan Regional Rusunawa.
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Helvetia Medan, Ilir Barat Palembang, Banyumanik Semarang, Tamalanrea Makasar, Dukuh Menanggal Surabaya, Antapani Bandung adalah contoh permukiman skala besar yang pembangunannya dirintis Perumnas. Kawasan Permukiman tersebut kini telah berkembang menjadi "Kota Baru" yang prospektif. Selain itu, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi juga merupakan "Kota Baru" yang dirintis Perumnas dan kini berkembang pesat menjadi kawasan strategis yang berfungsi sebagai penyangga ibukota. a.
1974 - 1982 Perumnas memulai misinya dalam membangun perumahan rakyat menengah kebawah beserta sarana dan prasarananya. Ribuan rumah di bangun di daerah Depok, Jakarta, Bekasi dan meluas hingga Cirebon, Semarang, Surabaya, Medan, Padang dan Makassar.
b.
1983 – 1991 Perumnas selain membangun rumah sederhana juga mulai merintis pembangunan rumah susun sederhana dengan tujuan mendukung program peremajaan perkotaan.
c.
1992 - 1998 Pada periode ini, Perumnas membangun hampir 50% dari total pembangunan rumah nasional. Melonjaknya produksi perumahan ini didorong oleh program pemerintah untuk membangun 500.000 rumah sederhana (RS) dan rumah sangat sederhana (RSS).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
d.
1999 - 2007 Periode pasca krisis dimana Perumnas mengalami restrukturisasi pinjaman perusahaan dan penurunan dalam capacity building akibat lemahnya daya beli masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah.
e.
2008 - 2009 Kinerja Perumnas naik hingga mencapai target RKAP 300% lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.
Perumnas menjadi pelopor dan pemimpin pembangunan
Rusuna 1.000 Tower. f.
2010 - 2015 Perumnas menuju National Housing & Urban Corporation dengan menjadi pelaku utama penyedia perumahan dan permukiman di Indonesia. Mencanangkan target pembangunan 100.000 rumah/tahun.
2.
Visi dan Misi Perusahaan
2.1 Visi Perusahaan Menjadi Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat Terpercaya di Indonesia. 2.2 Misi Perusahaan a.
Mengembangkan perumahan dan permukiman yang bernilai tambah untuk kepuasan Pelanggan.
b.
Meningkatkan professionalitas, pemberdayaan dan kesejahteraan Karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
c.
Memaksimalkan nilai bagi Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lain.
d.
Mengoptimalkan sinergi dengan Mitra Kerja, Pemerintash, BUMN dan Instansi lain.
e.
3.
Meningkatkan kontribusi positif kepada masyrakat dan lingkungan.
Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Perumnas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
4.
Produk Perusahaan
4.1 Perumahan / Landed House Perumnas sebagai Pengembang misi Pemerintah dalam menyediakan kebutuhan pokok masyarakat, yaitu perumahan dan pemukiman, sejak didirikan pada tahun 1974 telah membangun lebih dari 500.000 unit rumah dengan berbagai tipe di seluruh provinsi di Indonesia. Sebagai perintis pengembangan perkotaan, Perumnas telah berhasil melaksanakan misi pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan sampai di wilayah terpencil. Hal ini terbukti di antara kota-kota yang telah dibangun perumahan di lebih dari 150 kota. Dan Perumnas selalu konsisten fokus pada pembangunan kelas menengah ke bawah. Perumahan yang dibangun Perumnas telah dilengkapi dengan fasilitas sosialnya sehingga tercipta lingkungan yang nyaman untuk ditinggali. Beberapa tipe Rumah Sederhana Sehat (RSh, RUmah Sederhana (RS), Rumah Menengah (RM).
4.2 Rusunami Program Sejuta rumah dan program 1000 Menara telah mendorong Perumnas untuk memulai babak baru kembali ke pusat kota untuk “menata kota dan membangun rusunami” ini untuk mendekatkan msyarakat penghuninya ke tempat kerja ataupun kegiatan lainnya. Pada beberapa tahun terakhir ini Perumnas memprogramkan pembangunan perumahan bekerja sama dengan instansi, Pemda, dan lain-lain. Untuk menangani
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
konsumen kolektif agar lebih dapat memenuhi kekurangan rumah yang selama ini belum bisa terpenuhi, baik oleh pengembang, pemerintah maupun swadaya masyarakat. Prestasi saat ini sudah dibangun beberapa Rusunami di Jabodetabek, antara lain CityPark – Cengkareng, Bandar Kemayoran, Sentra Timur – Pulogebang, Center Point – Bekasi, Malaka Green – Klender dan akan terus berkembang. Sedang di luar Jabodetabek direncanakan di Antapani & Sarijadi-Bandung, Simpang 5 – Semarang, Panakukkang – Makasar, dan kota besar lainnya.
4.3 Rusunawa Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) adalah rumah susun sederhana yang disewakan kepada masyarakat perkotaan yang tidak mampu untuk membeli rumah atau yang ingin tinggal untuk sementara waktu misalnya para mahasiswa, pekerja temporer dan lain lainnya. Rusunawa yang telah dibangun oleh Perumnas tersebar di beberapa kota besar seperti di Cengkareng, Koja, Kemayoran, Pasar Jumat, Pulogebang Jakarta, Surabaya, Cirebon, Batam, Makasar, Padang, Pontianak dan Samarinda.
B. Hasil dan Pembahasan Dari data yang diperoleh pada proyek pembangunan rusun area Cengkareng diketahui bahwa total durasi proyek adalah selama kurang lebih 30 bulan atau 655 hari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
(dengan asumsi 1 bulan = 22 hari kerja) dengan total biaya sebesar Rp 438.374 (dalam miliar) dengan detail sebagai berikut : Tabel 4. 1 Detail Proyek Pembangunan Rusun Area Cengkareng Lokasi
Cengkareng – Jakarta Barat
Luas Lahan
4,10 Ha
Status Lahan
HPL Perumnas
Jumlah Tower
Total 18 Tower (6 Massa Bangunan) (Tahap I : 6 tower)
Jumlah Unit
4.332 Unit (Tahap I : 1.134 Unit)
Tipe Hunian
Studio, 1 BR& 2BR
Masa Proyek
Februari 2016 s/d September 2018
Nilai Investasi
Rp 438.374 (dalam miliar)
Dari data tersebut akan dibuat dua bentuk penjadwalan proyek baru dengan metode CPM dan metode PERT. Dan karena proyek tersebut terjadi keterlambatan dalam penyelesaiannya maka dibuatlah suatu percepatan proyek dengan alternatif penambahan 1, 2 dan 3 jam waktu kerja.
1.
Membuat Jaringan Kerja Dengan Metode CPM Sebelum membuat sebuah jaringan kerja, maka perlu diketahui terlebih dahulu
ketergantungan setiap item pekerjaan pada proyek. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum pekerjaan lain dikerjakan, dan pekerjaan mana yang dapat dikerjakan secara bersamaan. Maka dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
data WBS proyek area Cengkareng yang telah didapat diketahui logika ketergantungan seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 4. 2 Logika Ketergantungan Pelaksanaan Konsturksi & Pemeliharaan Proyek Area Cengkareng Aktivitas A B C D E F G
Penjelasan
Pendahulu Langsung A A A A B C, D, E, F
Struktur Bawah Struktur Atas Arsitektur Plumbing Mekanikal & Elektrikal Landscape Masa Pemeliharaan Total
Durasi (hari) 48 233 262 302 262 108 128 1343
Tabel 4. 3 Perhitungan Jalur Kritis Aktivitas
ES
EF
LS
LF
SL
A B C D E F G
0 48 48 48 48 281 389
48 281 310 350 310 389 517
0 48 127 87 127 281 389
48 281 389 389 389 389 517
0 0 79 39 79 0 0
Kritis (Ya/Tidak) Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya
Adapun bentuk jaringan kerja aktivitas normal yang dibuat dengan metode CPM adalah seperti gambar 4.2 dengan durasi sebanyak 517 hari dan jalur kritis berada pada kegiatan A-B-F-G . Karena proyek mengalami keterlambatan 110 hari, maka durasi penyelesaian proyek bertambah menjadi 627 hari dengan bentuk jaringan kerja seperti pada gambar 4.3 dibawah ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
B 281 281
48 48
F
233 C
0 0
Mulai 0
0
0
0
0
A
108
310 389
48 127
389 389
281 281
G
262
48
48
389 389
D
48
128
350 389
48 87
517 517
302 E
310 389
48 127 262
Gambar 4.2 Diagram Jaringan Kerja Dengan Metode CPM Kondisi Normal
B 391 391
158 158 233 C
0 0
Mulai 0
0
0
0
0
A
262
158 158 158
420 499
158 237
499 499 108 G 499 499
D 460 499
158 197
F 391 391
627 627 128
302 E
420 499
158 237 262
Gambar 4.3 Diagram Jaringan Kerja Dengan Metode CPM Kondisi Mengalami Keterlambatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
2.
Membuat Jaringan Kerja Dengan Metode PERT Penjadwalan proyek dengan metode PERT, dimulai dengan mengestimasi waktu
penyelesaian setiap item kegiatan proyek kedalam 3 jenis estimasi waktu yaitu waktu optimis (a), waktu yang paling mungkin (m), dan waktu pesimis (b). Dimana estimasi ini didapat dari hasil wawancara dengan responden yang memiliki pengalaman dalam pengerjaan proyek. Adapun hasil analisa keseluruhan proyek untuk estimasi durasi optimis (a), durasi paling memungkinkan (m) dan durasi pesimis (b) dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. 4 Estimasi Waktu Pada Metode PERT Aktivitas
Penjelasan
A B C D E F G
Struktur Bawah Struktur Atas Arsitektur Plumbing Mekanikal & Elektrikal Landscape Masa Pemeliharaan
Durasi Optimis (a) 48 200 230 280 230 80 100
Durasi Paling Mungkin (m) 158 233 262 302 262 108 128
Durasi Pesimis (b) 158 250 278 313 278 122 142
Setelah membuat estimasi waktu maka dicari nilai te (waktu yang diperkirakan) dengan menggunakan rumus : 𝑡𝑒 = Dimana : te = waktu yang diperkirakan a = waktu optimis b = waktu pesimis m = waktu paling mungkin
𝑎 + 4𝑚 + 𝑏 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Maka didapat nilai te untuk masing-masing kegiatan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4. 5 Nilai Waktu Yang Diperkirakan (te) Aktivitas A B C D E F G
Penjelasan Struktur Bawah Struktur Atas Arsitektur Plumbing Mekanikal & Elektrikal Landscape Masa Pemeliharaan
Waktu yang Diharapkan (te) = (a+4m+b)/6 ≈ 140 139.67 ≈ 231 230.25 259.33 ≈ 260 300.17 ≈ 301 259.33 ≈ 160 ≈ 106 105.67 ≈ 126 125.67
Dari hasil analisa penjadwalan dengan metode PERT dengan nilai te sebagai durasi yang digunakan dalam perhitungan, maka diketahui penyelesaian proyek (TE) selama 603 hari dan diperoleh jalur kritis pada diagram jaringan kerja pada kegiatan A-B-F-G. Berdasarkan lintasan kritis yang telah didapat pada perhitungan, kemudian tentukan nilai deviasi standard dan varians pada proyek secara keseluruhan dengan menggunakan rumus :
Nilai deviasi standar :
Nilai varians :
1 𝑆 = (𝑏 − 𝑎) 6 𝑉 (𝑡𝑒) = 𝑆 2
Maka kedua variabel ini dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Tabel 4. 6 Nilai Standard Deviasi dan Varians Kegiatan pada Metode PERT Aktivitas
Penjelasan
A B F G
Struktur Bawah Struktur Atas Landscape Masa Pemeliharaan ∑ V(te) Standard Deviasi
a (hari) 48 200 80 100
b (hari) 158 249.5 122 142
S
V(te)
18.33 8.25 7.00 7.00
336.11 68.06 49.00 49.00 502.17 22.41
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai total varians ∑ V(te) = 502.17 dan deviasi standar S = 22.41. Dari sifat kurva distribusi normal dimana 99,7% area berada dalam interval (TE-3S) dan (TE+3S) maka besar rentang 3S adalah 3 x 22.41 = 67.23. Maka kurun waktu penyelesaian proyek adalah 603 ± 67.23 hari. Perkiraan penyelesaian proyek paling cepat adalah 603 - 67.23 = 535.77 hari ≈ 536 hari. Dan perkiraan penyelesaian proyek paling lambat adalah 603 + 67.23 = 670.23 hari ≈ 671 hari. Jika dalam hal ini target yang ingin dicapai adalah waktu yang paling cepat, maka nilai T (d) = 536 hari. Kemungkinan atau ketidakpastian mencapai target jadwal pada metode PERT dinyatakan dengan z.
\
𝑧=
𝑇(𝑑 ) − 𝑇𝐸 𝑆
𝑧=
536 − 603 22.41
𝑧 = −2.99
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Dengan menggunakan tabel distribusi normal kumulatif dengan harga z = -2.99 maka diperoleh hasil 0.0014. Jadi kemungkinan proyek untuk selesai dalam jangka waktu 536 hari hanya sekitar 0.14%. Untuk analisis selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. 7 Target dan Kemungkinan Penyelesaian Proyek No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Target Penyelesaian (hari) 536 546 556 566 576 586 596 603 613 623 633 643 653 663 671
Deviasi z -2.99 -2.54 -2.10 -1.65 -1.20 -0.76 -0.31 0.00 0.45 0.89 1.34 1.78 2.23 2.68 3.03
Distribusi Normal Kumulatif 0.0014 0.0055 0.0179 0.0495 0.1151 0.2236 0.3783 0.5000 0.6736 0.8133 0.9099 0.9625 0.9871 0.9963 0.9988
Probabilitas (%) 0.14 0.55 1.79 4.95 11.51 22.36 37.83 50.00 67.36 81.33 90.99 96.25 98.71 99.63 99.88
Dari hasil analisis data diatas dapat diketahui bahwa : a.
Kemungkinan proyek dapat diselesaikan dalam waktu 536 hari adalah 0.14%.
b.
Kemungkinan proyek dapat diselesaikan dalam waktu 603 hari adalah 50.00%.
c.
Kemungkinan proyek dapat diselesaikan dalam waktu 671 hari adalah 99.88%.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
3.
Menghitung Percepatan Waktu dan Biaya Proyek Dalam percepatan proyek untuk alternatif penambahan jam kerja ini hanya berlaku
pada kegiatan yang berada pada lintasan kritis karena kegiatan pada lintasan kritis adalah kegiatan yang tidak boleh tertunda. Adapun lintasan kritis yang didapat pada metode CPM dan PERT tersebut terletak pada kegiatan A-B-F-G. Hanya ke empat kegiatan yang berada pada lintasan kritis diatas yang dipercepat dengan alternatif penambahan 1, 2 dan 3 jam waktu kerja. Alternatif tersebut dipilih agar dapat terlihat perbandingan yang signifikan. Berikut merupakan perhitungan untuk mengetahui percepatan proyek : a.
Aktivitas normal menggunakan waktu 8 jam kerja dan 1 jam istirahat (08.00 – 17.00) sedangkan kerja lembur dilaksanakan setelah waktu kerja normal mulai pukul (18.00 – 19.00) untuk penambahan 1 jam, (18.00 – 20.00) untuk penambahan 2 jam dan (18.00 – 21.00) untuk penambahan 3 jam. Alternatif Penambahan 1 Jam : Crash Duration = Durasi Normal x 8 Jam 8 Jam + 1 Jam Alternatif Penambahan 2 Jam : Crash Duration = Durasi Normal x 8 Jam 8 Jam + 2 Jam Alternatif Penambahan 3 Jam : Crash Duration = Durasi Normal x 8 Jam 8 Jam + 3 Jam Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4. 8.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Tabel 4. 8 Hasil Percepatan Proyek dengan Penambahan 1, 2 dan 3 Jam Waktu Kerja Item Pekerjaaan Struktur Bawah Struktur Atas Arsitektur Plumbing Mekanikal & Elektrikal Landscape Masa Pemeliharaan Durasi Proyek (Pada Jalur Kritis)
b.
Durasi Normal (hari) 158 233 262 302 262 108 128 627 hari
1 Jam 158 207,11 ≈ 208 262 302 262 96,00 113,78 ≈ 114
Crash Duration (hari) 2 Jam 158 186,40 ≈ 187 262 302 262 86,40 ≈ 87 102,40 ≈ 103
3 Jam 158 169,45 ≈ 170 262 302 262 78,55 ≈ 79 93,09 ≈ 94
576 hari
535 hari
501 hari
Harga upah pekerja untuk kerja lembur diperhitungkan 1,5 kali upah sejam pada kerja normal, dan untuk jam berikutnya sebesar 2 kali upah sejam normal. Jumlah pekerja
: 205 orang
Ongkos pekerja per bulan
: Rp 3.355.750,00 (UMP DKI Jakarta 2017)
Ongkos pekerja per hari
: Rp 152.534,09 (1 bulan = 22 hari)
Ongkos pekerja per jam
: Rp
19.066,76 (1 hari = 8 jam)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Alternatif biaya lembur 1 Jam : (1,5 x Rp 19.066,76 ) = Rp 28.600,14 Crash cost pekerja per hari = (8 x normal cost per jam) + (biaya lembur 1 jam) = (8 x Rp 19.066,76) + (Rp 28.600,14) = Rp 152.534,09 + Rp 28.600,14 = Rp 181.134,23 Alternatif biaya lembur 2 Jam : (1,5 x Rp 19.066,76 ) + (2 x 1 x Rp 19.066,76) = Rp 66.733,66 Crash cost pekerja per hari = (8 x normal cost perjam) + (biaya lembur 3 jam) = (8 x Rp 19.066,76) + (Rp 66.733,66) = Rp 152.534,09 + Rp 66.733,66 = Rp 219.267,76 Alternatif biaya lembur 3 Jam : (1,5 x Rp 19.066,76 ) + (2 x 2 x Rp 19.066,76) = Rp 104.867,19 Crash cost pekerja per hari = (8 x normal cost per jam) + (biaya lembur 3 jam) = (8 x Rp 19.066,76) + (Rp 104.867,19) = Rp 152.534,09 + Rp 104.867,19 = Rp 257.401,28 Untuk hasil perhitungan keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4. 9.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Tabel 4. 9 Perhitungan Biaya dengan Penambahan 1, 2 dan 3 Jam Kerja Aktivitas
Biaya Kerja Normal
Lembur 1 Jam
Lembur 2 Jam
Lembur 3 Jam
A
Rp 4.940.579.204,55
Rp 4.940.579.204,55
Rp 4.940.579.204,55
Rp 4.940.579.204,55
B
Rp 7.285.790.852,27
Rp 7.723.563.693,18
Rp 8.405.629.414,06
Rp 8.970.434.552,56
C
Rp 8.192.606.022,73
Rp 8.192.606.022,73
Rp 8.192.606.022,73
Rp 8.192.606.022,73
D
Rp 9.443.385.568,18
Rp 9.443.385.568,18
Rp 9.443.385.568,18
Rp 9.443.385.568,18
E
Rp 8.192.606.022,73
Rp 8.192.606.022,73
Rp 8.192.606.022,73
Rp 8.192.606.022,73
F
Rp 3.377.104.772,73
Rp 3.564.721.704,55
Rp 3.910.640.422,59
Rp 4.168.613.703,84
G
Rp 4.002.494.545,45
Rp 4.233.107.024,15
Rp 4.629.838.661,22
Rp 4.960.122.634,94
TOTAL
Rp45.434.566.988,64
Rp46.290.569.240,06
Rp47.715.285.316,05
Rp48.868.347.709,52
Dari hasil analisa dan perhitungan maka diperoleh nilai cost slope untuk masingmasing penambahan jam kerja seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. 10 Cost Slope Penambahan Jam Kerja No
Keterangan Waktu
1 2 3 4
Normal Penambahan 1 jam Penambahan 2 jam Penambahan 3 jam
Waktu Penyelesaian Proyek 627 hari 576 hari 535 hari 501 hari
Crash Duration
Cost Slope
0 51 92 126
Rp 0,00 Rp 16.784.357,87 Rp 24.790.416,60 Rp 27.252.227,94
Maka dari hasil perhitungan dapat dilihat hubungan waktu – biaya normal dan dipersingkat seperti pada gambar 4. 4.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Aktivitas Biaya
Penambahan Biaya Lembur 1 Jam Rp49.000.000.000,00 Rp48.500.000.000,00 Rp48.000.000.000,00 Rp47.500.000.000,00 Rp47.000.000.000,00 Rp46.500.000.000,00 Rp46.000.000.000,00 Rp45.500.000.000,00 Rp45.000.000.000,00
Crash (576 hari) Biaya : Rp 16.784.357,87 / hari
500
520
540
560 580 Waktu (Hari)
600
Normal (627 hari) 620
640
Aktivitas Biaya
Penambahan Biaya Lembur 2 Jam Rp49.000.000.000,00 Rp48.500.000.000,00 Rp48.000.000.000,00 Rp47.500.000.000,00 Rp47.000.000.000,00 Rp46.500.000.000,00 Rp46.000.000.000,00 Rp45.500.000.000,00 Rp45.000.000.000,00
Crash (535 hari) Biaya : Rp 24.790.416,60 / hari
Normal (627 hari) 500
520
540
560 580 Waktu (Hari)
600
620
640
Aktivitas Biaya
Penambahan Biaya Lembur 3 Jam Rp49.000.000.000,00 Rp48.500.000.000,00 Rp48.000.000.000,00 Rp47.500.000.000,00 Rp47.000.000.000,00 Rp46.500.000.000,00 Rp46.000.000.000,00 Rp45.500.000.000,00 Rp45.000.000.000,00
Crash (501 hari) Biaya : Rp 27.252.227,94 / hari
Normal (627 hari) 500
520
540
560 580 Waktu (Hari)
600
620
Gambar 4.4 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipersingkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
640