BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Pengolahan Stik Ubi Jalar Hasil produksi yang di UKM Teratai dalam pembuatan stik ubi jalar
perbulannya berkisar 4 kali produksi selama satu bulan. Pembuatan stik ubi jalar meliputi bahan yang digunakan yaitu, ubi jalar, tepung tapioka, garam, gula, minyak goreng dan plastik untuk bahan pengemasan. Sedangkan alat yang digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler. Pengolahan stik ubi jalar meliputi langkah-langkah sebagai berikut, pertama-tama ubi jalar yang sudah dibersihkan dilakukan pengukusan hingga matang. Kemudian dilakukan pengupasan, setelah itu ubi jalar di giling sampai halus, selanjutnya di campurkan ubi jalar tersebut dengan telur, garam, glukosa dan tepung tapioka. Setelah semua bahan tercampurkan selanjutnya dilakukan percetakan stik ubi jalar, dilanjutkan dengan penggorengan, penirisan sampai pada pengemasan. fungsi dari bahan yang digunakan yaitu, telur berfungsi untuk melakatkan bahan yang akan diproduksi, sehingga bahan yang digiling tidak mudah patah atau hancur, sedangkan fungsi tepung tapioka berfungsi untuk merenyakan stik ubi jalar tersebut, dan kemasan fungsinya untuk memudahkan produk tidak mudah rusak. Berdasarkan hasil pengamatan, di peroleh bahwa teknik pengolahan stik ubi jalar yang dilakukan di UKM Teratai hampir sama dengan teknik pengolahan stik ubi jalar yang di lakukan oleh masyrakat pada umumnya. Perbedaannya hanya pada bahannya saja. Pengolahan stik ubi jalar di UKM Teratai tidak terlalu
16
menggunakan pencampuran bahan-bahan adonan terlalu banyak, sedangkan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya bahan yang digunakan sudah ditambahkan dengan margarin dan keju. Sehingga rasa yang dihasilkanpun berbeda. Table. Komposisi Stik Ubi Jalar Gambar 2. Bahan
Alat
Ubi jalar
(1 kg)
Wajan
Tepung tapioka
(1 kg)
Kompor
Garam
(6 g)
Pisau
Gula
(200 g)
Pengaduk
Plastik
Gilingan Daging Siler
Proses pemilihan ubi jalar yang digunakan yaitu ubi jalar yang segar dan tidak mudah rusak. Hal ini sangat berpengaruh pada kualitas produk tersebut.
Gambar. 3 setelah pengukusan
17
Setelah itu dilakukan pengupasan hingga bersih pada ubi jalar. Kemudian ubi jalar itu di giling sampai berbentuk stik.
Gambar. 4 pengilingan ubi jalar Selanjutnya semua bahan berupa ubi jalar, 2 butir telur, 100gr tepung tapioka, 200 gr gula dan 6 gr garam di campurkan sampai semua bahan tercampur dan dilanjutkan dengan percetakan ubi jalar.
Gambar .5 pencampuran adonan Kemudian stik yang setelah di cetak di lakukan penggorengan hingga berwarna kekuning-kuningan dan dilanjutkan dengan pengemasan. 18
penirisan hingga
Gambar. 6 penggorengan Produksi stik ubi jalar di UKM Teratai dilakukan 4 kali dalam satu bulan, dalam tiap olahan memiliki bahan dasar sebanyak 1 kg. dalam 1 kg bahan dasar menghasilkan 10 bungkus stik ubi jalar yang sudah dikemas dengan berat 1 ons. 4.2
Pengemasan Pengemasan stik ubi jalar pada UKM Teratai dengan menggunakan plastik
Gambar. 7 Pengemasan
19
Pengemasan dilakukan setelah stik ubi jalar dipastikan sudah dingin. hal ini sangat berpengaruh pada kualitas stik tersebut. Karena pengemasan yang dilakukan disaat stik dalam keadaan panas akan mengakibatkan stik tidak tahan lama. Sehingga dipandang perlu memperhatikan hal ini. Stik yang telah diisi dalam plastik kemasan, perlu ditimbang, hal ini bertujuan agar dapat mengetahui berapa banyak hasil dari adonan yang kita buat. Selain itu, penimbangan ini bertujuan agar berat isi dari stik ubi jalar / bungkusnya dapat disamakan. Penyileran dilakukan setelah stik ubi jalar sudah ditimbang, yang diperhatikan dalam penyileran suatu kemasan adalah rekatan plastik. Hasil penyileran yang tidak sempurna, akan mengakibatkan produk akan muda terkena angin sehingganya produk tidak akan tahan lama.
Berdasarkan hasil pengamatan, di peroleh bahwa Pengemasan stik ubi jalar sangat simple atau sederhana. Proses pengemasan yang dilakukan di UKM Teratai banyak menggunakan plastic polietilen. Polietilen memiliki sifat kuat, transparan dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik. pengemasan dilakukan setelah stik ubi jalar dipastikan sudah dingin. hal ini sangat berpengaruh pada kualitas stik tersebut. Karena pengemasan yang dilakukan disaat stik dalam keadaan panas akan mengakibatkan stik tidak tahan lama. Sehingga dipandang perlu memperhatikan hal ini. Stik yang telah diisi dalam plastik kemasan, perlu ditimbang, hal ini bertujuan agar dapat mengetahui berapa banyak hasil dari adonan yang kita buat. Selain itu, penimbangan ini bertujuan agar berat isi dari stik ubi jalar / bungkusnya dapat disamakan. Penyileran dilakukan setelah stik ubi jalar sudah ditimbang, yang diperhatikan
20
dalam penyileran suatu kemasan adalah rekatan plastik. Hasil penyileran yang tidak sempurna, akan mengakibatkan produk akan muda terkena angin sehingganya produk tidak akan tahan lama.
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan baik secara kuantitas maupun kualitas yang bertujuan membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang, mendukung perkembangan makanan siap saji, menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah, mencegah rusaknya nutrisi / gizi bahan pangan, menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan, memudahkan distribusi/pengangkutan bahan pangan. 4. 3
Pelabelan
Gambar. 8 Pelabelan Label makanan adalah informasi identitas/ “jati diri” dari produk yang menjadi hak milik perusahaan sebagai alat komunikasi tertulis pihak produsen dengan pihak konsumen dalam melakukan pelayanan jaminan persyaratan mutu
21
produk dan kesehatan. Label bisa menyatu dengan kemasan, bisa juga terpisah dari kemasan. Banyak yang mengatur dalam pelabelan makanan beserta sangsinya. Oleh karena itu diharapkan bahwa pelabelan dapat menjadi perangkat efektif pengendali mutu dan sekaligus dapat mempertinggi “alarm” keamanan pangan. Dengan adanya pelabelan konsumen mempunyai sarana untuk memberi penilaian sekaligus menjatuhkan sangsi bagi produk-produk yang tidak memenuhi syarat. Setidaknya konsumen bisa waspada untuk tidak lagi membeli produk dengan label yang sama setelah dikecewakan. Konsumen dapat meminta pertanggungjawaban produsen, karena tahu kepada siapa mereka harus meminta tanggung jawab, mereka akan menjadi pelanggan yang baik apabila sudah percaya terhadap mutu produk dengan label yang telah dipercayainya. Dengan demikian produsen memperoleh “hadiah” atas mutu yang mereka berikan kepada konsumennya. Konsumen akan merasa lebih aman membeli produk-produk “bonafid” di mata mereka dimana informasi ini mereka dapatkan dari label produk umumnya. Dengan pelabelan, baik produsen maupun konsumen dilatih untuk masuk dalam system yang secara langsung atau tidak langsung akan melibatkan adanya pengendalian mutu sekaligus penjagaan terhadap keamanan pangan. Persoalannya adalah bagaimana menggugah kedua belah pihak konsumen dan produsen berperan aktif dalamn system ini. Tanpa peran aktif keduanya tidak akan bermaknan apa-apa apabila masyarakat kita masih tumbuh subur budaya “malas baca” sehingga jarang kita lihat konsumen dari masayarakat kebanyakan menaruh perhatian pada label-label dari produk yang dibeli. Pada label
22
mengandung informasi tentang : Logo perusahaan, Nama Produk misalnya, Daftar nama bahan yang digunakan dalam produk secara terbuka dicantumkan. kecuali Istilah khusus yang digunakan untuk bahan pangan tertentu yang unik diberi penjelasan dimana konsumen umum dapat mengerti. Komposisi jumlah bahan yang menjadi rahasia perusahaan tidak bisa dicantumkan pada kemasan, hal-hal yang dicantumkan pada kemasan adalah nilai gizi, jumlah neto, berat stik yang ada didalam kemasan No daftar di Departemen terkait, misalnya no. Sertifikat halal,Tanggal kadaluarsa, Petunjuk penggunaan, Cara penyimpanan, Alamat layanan konsumen dan alamat perusahaan dicantumkan Dengan benar.
23