BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang di lapangan tepatnya di SDN 1 Bulila tentang pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60 m pada siswa kelas IV. Maka dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang telah dilaksanakan di lapangan yang berhubungan dengan pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60m baik dari rata-rata hasil capaian sebelum dilakukan tindakan maupun capaian rata-rata setelah dilakukan tindakan atau yang dinamakan hasil pre test dan hasil post test. Dari hasil penelitian di lapangan, maka diperoleh data dimana terjadi peningkatan kemampuan lari 60 m dalam olahraga atletik sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan latihan waktu reaksi. Adapun data hasil penelitian berikut ini merupakan rangkuman hasil penelitian di lapangan tepatnya di SDN 1 Bulila Tabel Rangkuman Hasil Pre Test dan Post Test Tentang Pengaruh Latihan Waktu Reaksi Terhadap Kemampuan Lari 60m Di SDN 1 Bulila Metode Selisih Pre Test Post Test Latihan Rata-Rata Skor tertinggi= 12,96
Skor tertinggi=09,98
245,32–
Latihan
Skor terendah= 10,47
Skor terendah= 08,22
204,16=
Waktu
Rata-rata= 11,15
Rata-rata= 9,28
51,63
Reaksi
Standar deviasi= 1,01
Standar deviasi= 0,56
Varians= 1,04
Varians= 0,31
Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat bahwa hasil capaian setelah dilakukan
tindakan berupa latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60m mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada hasil selisih rata-rata di mana data yang diperoleh sebelum (pre test) pelaksanaan tindakan berupa latihan waktu reaksi sebesar 152,9 sedangkan setelah
tindakan (pos test) meningkat sebesar 191,3. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada hasil penelitian di bawah ini. 4.2. Hasil Penelitian Dari hasil pengujian diperoleh data kemampuan pada lari jarak pendek 60m pre-test dan post-test. Hasil sebagaimana pada tabel I. TABEL I DATA HASIL PENELITIAN PRE TEST DAN POST TES NO X1 1 11,22 2 11,03 3 11,50 4 10,66 5 10,53 6 10,34 7 12,00 8 12,55 9 11,31 10 10,47 11 12,00 12 10,97 13 11,59 14 10,55 15 11,25 16 11,91 17 12,88 18 12,09 19 12,15 20 12,90 21 12,93 22 12,96 JUMLAH ∑ 245,32 4.3 Pengujian Persyaratan Analisis
X2 09,85 09,31 09,57 08,47 08,85 08,47 09,55 09,58 09,12 08,22 09,59 08,22 09,56 08,59 09,26 09,66 09,50 09,58 09,60 09,66 09,97 09,98 ∑ 204,16
GAIN (D) 1,37 1,72 1,93 2,19 1,68 1,87 2,45 2,97 2,19 2,25 2,41 2,75 2,03 1,96 1,99 2,25 3,38 2,51 2,55 3,24 2,96 2,98 ∑ 51,63
4.3.1 Pengujian Normalitas Sebelum kita masuk pada pengujian selanjutnya, maka kita perlu mengetahui apakah kita akan mengggunakan statistik non paramettrik atau statistic parametrik, oleh karena itu perlu adanya pengujian normalitas data dari sampel yang diambil dengan menggunakan Uji
Liliefors. Data yang akan dianalisis adalah data dari pre-test dan hasil dari analisis ini, berlaku untuk populasi dimana sampel berasal. Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Langkah pertama : Menentukan Hipotesis Pengujuian Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b. Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian Terima : Ho jika ≤ Lt Tolak : Ho jika > Lt Pada taraf nyata α = 0.05 ; 20 c. Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(Zi), S(Zi), dari latihan waktu reaksi serta menyusun dalam tabel pengujian normalitas. Sebelum itu perlu diketahui nilai rata-rata dari data pre-test (X1) dan post-test (X2) serta mengetahui standar deviasi data pre-test, rumus-rumus yang digunakan yaitu : Rumus rata-rata
:
Keterangan
:
= Rata-rata (mean)
:
= jumlah harga X
:n
= jumlah sampel
Rumus standar deviasi : “ Keterangan
: Sd
= Standar Deviasi
: (X- )²
= Kuadrat antara hasil pengurangan harag X rata-rata X.
: n-1 Perhitungan nilai rata-rata pre-test ( Diketahui
:
245,32
= Jumlah sampel dikurangi 1 ).
dan
n
= 22
Jadi
11,15 Riduwan, Dasar-dasar statistika cetakan III, Alfa Beta, Bandung, 2003. Hal.. 102. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfa Beta, Bandung, 2002, Hal. 143. Setelah diketahui nilai rata-rata pre-test, maka dilanjutkan dengan perhitungan standar deviasi. Untuk mempermudah perhitungan, data pre-test perlu dimasukan pada tabel. Perhitungan standar deviasi data pre-test (Sd1) Diketahui
:
11,15
TABEL II PERHITUNGAN STANDAR DEVIASI DATA PRE-TEST ( ) ( NO X1 )² 0,07 0.0049 1 11,22 2 11,03 -0,12 0,0144 3 11,50 0,35 0,1225 4 10,66 -0,49 0,2401 5 10,53 -0,62 0,3844 6 10,34 -0,81 0,6561 7 12,00 0,85 0,7225 8 12,55 1,4 1,96 9 11,31 0,16 0,0256 10 10,47 -0,68 0,4624 11 12,00 0,85 0,7225 12 10,97 -0,18 0,0324 13 11,59 0,44 0,1936 14 10,55 -0,6 0,36 15 11,25 0,1 0,01 16 11,91 0,76 0,5776 17 12,88 1,73 2,9929 18 12,09 0,94 0,8836 19 12,15 1 1 20 12,90 1,75 3,0625 21 12,93 1,78 3,1684 1,81 3,2761 22 12,96
JUMLAH
Setelah diketahui
245,32
20,8725
maka dimasukan dalam rumus berikut ini
= = = = = 1.01
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
TABEL III PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA TABEL PENGUJIAN NORMALITAS DATA X1 Zi F(Zi) S(Zi) (F(zi)-(S(zi)) 0.1664 10,34 -0.80 0.2119 0.0455 0.1605 10,47 -0,67 0.2514 0.0909 -0.61 0.1345 10,53 0.2709 0.1364 0.0958 10,55 -0.59 0.2776 0.1818 0.0848 10,66 -0.49 0.3121 0.2273 0.1559 10,97 -0.18 0.4286 0.2727 0.134 11,03 -0.12 0.4522 0.3182 0.1643 11,22 0.07 0.5279 0.3636 11.25 0.10 0.1307 0.5398 0.4091 0.1091 11,31 0.16 0.5636 0.4545 0.1368 11,5 0.35 0.6368 0.5 0.1245 11,59 0.44 0.6700 0.5455 0.1825 11,91 0.75 0.7734 0.5909 0.1404 12 0.84 0.7995 0.6591 0.1404 12 0.84 0.7995 0.6591 0.0965 12,09 0.93 0.8238 0.7273 0.0662 12,15 0.99 0.8389 0.7727 0.0995 12,55 1.39 0.9177 0.8182 0.0928 12,88 1.71 0.9564 0.8636 0.0491 12,9 1.73 0.9582 0.9091 0.0063 12,93 1.76 0.9608 0.9545 -.0367 12,96 1.79 0.9633 1
Keterangan : Untuk Zi digunakan rumus “ Untuk mendapatkan F(Zi) Dilihat pada daftar distribusi normal baku.
Untuk mendapatkan S(Zi) digunakan rumus Dari perhitungan pada tabel III diperoleh nilai selisih yang tertinggi atau L observasi (Lo) yaitu 0.1825. Berdasakan tabel nilai kritis LUji Liliefors pada α = 0.01 ; n = 22, ditemukan L tabel atau (Lt) yaitu 0.200 jadi L observasi (Lo) lebih kecil daripada Lt. Kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Lo ≤ Lt, maka Ho diterima. Dengan demikian pengujian normalitas ini dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga pengujian selanjutnya digunakan uji t. 4.4. Pengujian Persyaratan Analisis Data yang akan dianalisis adalah data dari post-tes dan hasil dari analisis ini, berlaku untuk populasi dimana sampel berasal. Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Langkah pertama : Menentukan Hipotesis Pengujuian Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b. Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian Terima : Ho jika ≤ Lt Tolak : Ho jika > Lt Pada taraf nyata α = 0.05 ; 22 c. Langkah ketiga : Menghitung Zi, F (Zi), S(Zi), dari latihan waktu reaksi serta menyusun dalam tabel pengujian normalitas. Sebelum itu perlu diketahui nilai rata-rata dari data post tes (X1) dan post tes (X2) serta mengetahui standar deviasi data pre-test, rumus-rumus yang digunakan yaitu : Rumus rata-rata
:
Keterangan
:
= Rata-rata (mean)
:
= jumlah harga X
:n
= jumlah sampel
Rumus standar deviasi : “ Keterangan
: Sd
= Standar Deviasi
: (X- )²
= Kuadrat antara hasil pengurangan harag X
dan
rata-rata X. : n-1
= Jumlah sampel dikurangi 1
Perhitungan nilai rata-rata post tes ( Diketahui
: n
).
9,28 = 22
Jadi
9,28 Setelah diketahui nilai rata-rata post tes, maka dilanjutkan dengan perhitungan standar deviasi. Untuk mempermudah perhitungan, data post tes perlu dimasukan pada tabel.
TABEL II PERHITUNGAN STANDAR DEVIASI DATA POST TES NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X2 09.85 09.31 09.57 08.47 08.85 08.47 09.55 09.58 09.12 08.22
(
) 0.57 0.03 0.29 -0.81 -0.43 -0.81 0.27 0,3 -0.16 -1.06
(
)² 0.3249 0.0009 0.0841 0.6561 0.1849 0.6561 0.0729 0.09 0.0256 1.1236
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 JUMLAH
Setelah diketahui
09.59 08.22 09.56 08.59 09.26 09.66 09.50 09.58 09.60 09.66 09.97 09.98 204,16
0.31 -1.06 0.28 -0.69 -0.02 0.38 0.22 0.3 0.32 0.38 0.69 0,7
0.0961 1.1236 0.0784 0.4761 0.0004 0.1444 0.0484 0.09 0.1024 0.1444 0.4761 0.49 6,4894
maka dimasukan dalam rumus berikut ini
=
=
= = = 0,56
4.5. Pengujian Homogenitas Varians Pengujian kesamaan varians dari latihan waktu reaksi. Untuk menguji homogenitas atau kesamaan varians dari populasi yang diambil menjadi sampel penelitian pada latihan digunakaan rumuss sebagai berkut: F= Pengujian kesamaan varians atau pengujian homogenitas dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
F= F= F = 3.47 Hasil pengujian kesamaan varians. Berdasarkan hasil
pengujian diperoleh
F
observasi (Fo) yaitu 1.86. Dari tabel distribusi F atau (Ft) pada α = 0.05 ; jadi (Fo) lebih kecil dari pada (Ft)= 2.05, berdasarkan kriteria pengujian jika Fo ≤ Ft, maka Ho diterima. Dengan demikian kesimpulan pengujian ini memiliki kesamaan atau homogen. 4.6. Analisis Pengujian Penelitian Berdasarkan pengujian persyaratan analisis data yang menggunakan Uji normalitas data, dengan tehnik Uji Liliefors dan Uji homoggenitas dengan tehnik Uji varians diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribbusi normal dan memiliki kesamaan varians atau homogenitas, dengan pengujian selanjutnya menggunakan rumus Uji t. Dari perumusan hipotesis pertama, menyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan pada lari jarak pendek 60 meter dan untuk membuktikan hal tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Langkah pertama : Rumusan pengujian hipotesis Ho : d = 0 : Tidak terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60 meter. Ha :
d > 0 : Terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60
meter. langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian Terima Ho jika to ≤ tt (α = 0.05 ; pada n-1) Tolak Ho jika to > tt (α = 0.05 ; pada n-1) b. Langkah ketiga : Menentukan statistik Uji t
Untuk menguji hipotesis dan pos-test
pengaruh latihan waktu reaksi terhadap
kemampuan lari 60 meter yang ada pada tabel 1 serta dengan menggunakan rumus uji t pasangan observasi, maka dapat diajukan dengan tehnik uji berikut ini. Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
D 1,37 1,72 1,93 2,19 1,68 1,87 2,45 2,97 2,19 2,25 2,41 2,75 2,03 1,96 1,99 2,25 3,38 2,51 2,55 3,24 2,96 2,98 ∑ 51,63
d -0.98 -0.63 -0.42 -0.16 -0.67 -0.48 0.1 0.62 -0.16 -0.1 0.06 0.4 -0.32 -0.39 -0.36 -0.1 1.03 0.16 0.2 0.89 0.61 0.63
0.96 0.40 0.18 0.03 0.45 0.23 0.01 0.38 0.03 0.01 0.00 0.16 0.10 0.15 0.13 0.01 1.06 0.03 0.04 0.79 0.37 0.40 5.92
Jadi dapat dihitung : t= t= t= t= t = 21.36
Kriteria pengujian : Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh t observas.i .= 21.36 dari tabel nilai t atau t tabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga t tebel
= 1.721. dengan
demikian t observasi lebih besar dari pada t tabel , kriteria pengujian menyatakan bahwa tolak Ho jika t observasi (to) > (tt), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap lari 60 meter.
Ho
HA -21.36
HA -11.721
0
1.721
21.36
GAMBAR 1 : Kurva Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis
4.7 Pembahasan Atletik merupakan induk dari seluruh cabang olahraga. Atletik sering dikenal dengan istilah 3L yaitu lari, lompat dan lempar. Atletik merupakan olahraga yang banyak digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa baik tua maupun muda dan bisa untuk siapa saja dalam mengembangkan minat dan bakat atau potensi yang ada dengan tidak mengeluarkan biaya besar. Atletik terdiri dari nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Salah satu nomor dalam atletik yang dibahas dalam penelitian ini yaitu nomor lari yang lebih difokuskan pada lari jarak pendek dengan melihat kemampuan dalam melakukan waktu reaksi. Kemampuan melakukan waktu reaksi pada lari 60m ini membutuhkan latihan-latihan yang tidak mudah
dan secepat mungkin. Tetapi memiliki beberapa tahapan pelatihan yang telah disusun dalam program latihan yang sitematis dan terencana dengan baik. Dalam usaha untuk meningkatkan waktu reaksi pada lari 60m sangat diperlukan bentuk-bentuk pelatihan untuk menunjang waktu reaksi tersebut.
Salah satunya adalah
dengan menerapkan bentuk latihan waktun reaksi.. Penelitian dengan metode eksperimen ini dimaksud untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60m . Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik, menunjukan bahwa adanya peningkatan latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60m secara signifikan setelah dilakukannya eksperimen atau latihan kecepatan reaksi. Hal ini ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata pengaruh latihan latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60m yaitu, sebelum diberikan latihan waktu reaksi rata-rata teknik bermain yang diperoleh adalah 11,15 dan sesudah diberikan latihan waktu reaksi memperoleh nilai rata-rata 9,28. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan latihan waktu reaksi selama 2 bulan, memberikan pengaruh terhadap kemampuan lari 60m pada lari jarak pendek. Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh t observasi .= 21,36 dari tabel nilai t atau t tabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (22-1 =21) diperoleh harga t tebel = 1.721. dengan demikian t observasi lebih besar dari pada t tebel , criteria pengujian menyatakan bahwa tolak Ho jika t observasi (to) > (tt), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60m. Sehingga hipotesis H0 yang menyakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60m, ditolak dan menerima hipotesis HA yang menyatakan; diterima atau terdapat pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60m.