BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara Penganiayaan yang dilakukan anak dibawah umur. Menyangkut penerapan Undang-Undang Pengadilan Anak terhadap kasus-kasus penganiyaan yang dilakukan anak di bawah umur di Gorontalo, data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2010, ada 1 kasus anak pelaku penganiyaan yang telah diselesaikan pada Pengadilan Negeri Gorontalo; sementara pada tahun 2011 terdapat 1 kasus yang telah diselesaikan dan mendapat putusan serta pada tahun 2012 ada 2 kasus masih dalam proses. Distribusi kasus tersebut seperti tergambar pada tabel berikut : Tabel I DATA PERKARA TINDAK PIDANA PENGANIYAAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR No Tahun Kasus No.Perkara Tuntutan PUTUSAN 1
2
3
2010
2011
2012 Jumlah
1
1
211/PID.B/2010/PN.GTLO
3 (Tiga) Bulan
2 (Dua) Bulan
6 Bulan dengan masa
4 (Empat)
percobaan 1 Tahun
Bulan
Masih dalam Proses
-
78/PID.B/2011/PN.GTLO
2
-
4
-
Sumber Data. PN Gorontalo.2013 Memperhatikan tabel di atas, bahwa dari tahun 2010 sampai dengan 2011 kasus anak masih rata-rata dibawah terutama yang ada di kota Gorontalo menunjukkan bahwa dari semua tindak pidana berupa penganiayaan oleh anak
39
dibawah umur yang dituntut pada setiap kasus berdasarkan pasal 351 ayat 1 Jo. Pasal 55 ayat (1) KUHP21. Pasal di atas digunakan sebagai dasar Hakim dalam memberikan putusan terhadap kasus-kasus anak pelaku penganiayaan. Dari seluruh putusan yang diberikan oleh hakim adalah berbentuk pidana penjara dan denda, walaupun putusan yang diberikan lebih ringan dari tuntutan dalam dakwaan yang diajukan oleh Jaksa penuntut umum. Dari seluruh putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa sikap Hakim pemutus perkara kental atau dipengaruhi oleh alam fikiran positivis/legalistik. Artinya suatu hukum baru dinyatakan sebagai hukum apabila terumus dalam undang-undang. Atau dengan kata lain, apa yang dinormakan dalam undang-undang, itulah yang diterapkan, tidak terkecuali bagi anak-anak pelaku penganiyaan. Putusan hakim yang sebagian bersifat kumulatif
stelsel
(dengan
mengancamkan
pidana
penjara
yang
dikumulatifkan dengan pidana denda), juga merupakan masalah, yang menunjukkan bahwa hakim kurang memiliki rasa keadilan dan kepatutan. Selain juga putusan pidana penjara yang dijatuhkan, menunjukkan bahwa hakim yang diminta oleh UU Pengadilan Anak lebih memahami segala hal ikhwal anak, seharusnya tidak begitu saja menjatuhkan pidana penjara yang di dalam aturan positif Indonesia adalah sebagai upaya yang terakhir. Menyangkut tentang kasus penganiyaan oleh anak dibawah umur, hakim sebaiknya lebih bijak melihat bahwa terhadap anak putusan yang
21
Sumber data, Pengadilan Negeri kota Gorontalo Tahun 2013
40
diberikan semata-mata memperhatikan kepentingan yang terbaik bagi anak, sebagai asas yang mendasar yang berlaku universal terhadap anak yang berkonflik dengan hukum - karena dampak negatif pidana perampasan kemerdekaan yang dapat menghambat perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak. Berkaitan dengan hal itu, akan lebih menarik apa kita menyelami lebih jauh, apa yang menjadi pertimbangan hakim sehingga menjatuhkan putusan penjara, sebagai putusan yang sebaiknya dihindarkan terhadap anak-anak yang melakukan kenakalan terlebih penganiyaan. Sebelum memperdalam
tentang
pertimbangan-pertimbangan
hakim
dalam
memberikan putusan penjara terhadap anak pelaku penganiayaan, terlebih dahulu perlu diperhatikan apa yang mempengaruhi pemidanaan atau penjatuhan pidana. Pelbagai faktor yang dapat mempengaruhi penjatuhan pidana seperti, yaitu : 1. Hal-Hal yang memberatkan pemidanaan Menyangkut tentang kasus anak, akan tidak mungkin Apabila Anak melakukan kejahatan seperti halnya kasus penganiayaan sehingga jelaslah bahwa ada beberapa hal yang mendasar hakim dalam memutuskan suatu perkara yang merupakan pemberatan pemidanaan, antara lain : a. Pengulangan Tindak Pidana (Residive); b. Perbarengan/Samenloop 1. Hal-Hal yang meringankan pemidanaan. Hal-Hal yang meringankan pemidanaan, terbagi juga menjadi tiga, yaitu :
41
1. Percobaan (Poging) 2. Pembantuan (Medeplictige) 3. Belum cukup umur (Minderjarig) Adapun penyebab anak dibawah umur melakukan pelanggaran hukum adalah : 1. Penyebab Pergaulan Dimana setiap pergaulan anak tersebut tidaklah jadi perhatian serius oleh orang tua terutama lingkungan pergaulan social anak sehingga terjadi hal-hal yang bisa merugikan masa depan anak karena terlibat masalah hukum; 2. Penyebab Ekonomi Dalam pergaulan anak tersebut tentunya haruslah di perhatikan masalah kebutuhan ekonomi anak tersebut karena bisa berdampak pada perbuatan yang melanggar hukum dimana dalam pergaulan anak tersebut terselip rasa persaingan dan ejekan dengan adanya ketidak mampuan dalam memiliki sesuatu sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa akan adanya penagniayaan tersebut; 3. Penyebab orang tua Orang tua merupakan suatu hal yang sangat berarti bagi seorang anak karena bisa menjadi tempat berlindung serta tempat untuk mendapatkan sesuatu hal yang diinginkan olehnya memang dibutuhkan keseriusan dari orang tua untuk memperhatikan anak dalam bergaul dilingkungan social.
42
Dengan pemahaman demikian, memang terhadap anak yang melakukan kenakalan, UU tentang Pengadilan Anak mengatur bahwa bagi anak yang diancam pidana penjara, kurungan, dan denda, maka ancamannya menjadi dikurangi 5 tahun. Menyimak beberapa penyebab tersebut maka sudah sepatutnyalah dalam penerapan hukum pidana lebih memperhatikan perlindungan anak serta penerapan pidana penjara adalah sanksi yang paling tepat bagi anak. Bagi anak seharusnya kebijakan untuk melihat permasalahan justru lebih dipentingkan. Apalagi apabila dilihat dari sudut ilmu Kriminologi, bahwa anak-anak yang melakukan kenakalan lebih dilatarbelakangi oleh pengaruh dari lingkungan. Sebenarnya, terhadap kasus penganiayaan oleh anak dibawah umur, akan lebih bijak kalau hakim menjatuhkan putusan, karena ada kerugiankerugian yang muncul apabila dijatuhkan pidana penjara–seperti yang tergambar pada tabel di atas bahwa seluruh kasus penganiyaan oleh anak dibawah umur dijatuhkan pidana penjara berupa : pengabaian terhadap hakhak sipil bagi anak untuk dapat mengembangkan dirinya secara sehat dan berkualitas, dapat menghambat perkembangan fisik, sosial, dan terutama mental anak secara baik dan benar, dapat terkontaminasi dari teman-teman sesama anak didik pemasyarakatan yang memang mempunyai bakat “kriminal”, dan dari sudut kelembagaan bahwa lembaga pemasyarakatan tentu akan bertambah beban. Bahwa pidana lembaga pemasyarakatan adalah merupakan suatu tempat untuk penerapan pidana penjara dan tidak akan membawa perubahan
43
ke dalam diri. Perlindungan anak Indonesia berarti melindungi potensi sumber daya insani dan membangun manusia Indonesia seutuhnya, menuju masyarakat yang adil dan makmur, material spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Upaya-upaya perlindungan anak harus telah dimulai sedini mungkin, agar kelak dapat berpartisipai secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam Pasal 2 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, ditentukan bahwa : “Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa kandungan maupun sesudah dilahirkan. Anak berhak atas perlindungan-perlindungan lingkungan
hidup
yang dapat
membahayakan
atau
menghambat
pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar”. Kedua ayat tersebut memberikan dasar pemikiran bahwa perlindungan anak bermaksud untuk mengupayakan perlakuan yang benar dan adil, untuk mencapai kesejahteraan anak22. Kelangsungan perlindungan anak dan mencegah penyelewengan yang membawa akibat negatif yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan anak. Untuk itu, kegiatan perlindungan anak setidaknya memiliki dua aspek, antara lain : 1. Aspek pertama berkaitan dengan kebijakan dan peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai perlindungan hak-hak anak;
22
Pasal 2 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
44
2. Aspek kedua, menyangkut pelaksanaan kebijakan dan peraturanperaturan tersebut. Perlindungan terhadap anak pada suatu masyarakat, merupakan tolak ukur peradaban bangsa tersebut, karenanya wajib diusahakan sesuai dengan kemampuan nusa dan bangsa. Kegiatan perlindungan anak merupakan suatu tindakan hukum yang berakibat hukum. Oleh karena itu perlu adanya jaminan hukum bagi kegiatan perlindungan anak. Kepastian hukum perlu diusahakan demi Tindak pidana penganiayaan yang diatur dalam Pasal 351 KUHP itu merupakan tindak pidana yang baru dapat dianggap sebagai telah selesai dilakukan oleh pelakunya, jika akibatnya yang tidak dikehendaki oleh undang-undang itu benar-benar telah terjadi, yakni berupa rasa sakit yang dirasakan oleh orang lain. Walaupun untuk dapat dipidana pelakunya akibat berupa rasa sakit pada orang lain harus benar-benar timbul. Artinya Kesengajaan pelaku itu harus ditujukan untuk menimbulkan luka pada tubuh atau untuk merugikan kesehatan orang lain. Di dalam surat dakwaan dipandang cukup jika orang menyebutnya dengan kata penganiayaan saja, karena kata penganiayaan itu juga merupakan suatu pengertian yang sebenarnya. Dalam undang-undang tidak memberikan perumusan apa yang dinamakan penganiayaan. Namun menurut Jurisprudensi pengadilan maka yang dinamakan penganiayaan adalah : 1. Sengaja menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan) 2. Menyebabkan rasa sakit
45
3. Menyebabkan luka-luka Penganiyaan oleh anak dibawah umur tidak saja dilakukan oleh orang dewasa, tetapi anak-anak yang masih menjalani pendidikan baik pendidikan tinggi, menengah bahkan pendidikan dasar-pun tidak luput untuk
melakukan
penganiayaan
ini.
Bahkan
jumlahnya
cukup
menghawatirkan, yang dapat diperhatikan pada tabel berikut ini : Tabel II JUMLAH KASUS PENGANIYAAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR TAHUN 2010-2012 NO
TAHUN
KASUS
PRESENTASE
1
2010
1
25
2
2011
1
25
3
2012
2
50
4
100%
JUMLAH Sumber Data. PN. Gorontalo.2013
Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah kasus penganiyaan oleh anak dibawah umur yang telah disidangkan di pengadilan negeri kota gorontalo tercatat bahwa pada tahun 2010 sampai dengan 2011 jumlah 2 kasus sudah mendapatkan putusan oleh hakim dan pada tahun 2012 ada 2 kasus masih dalam proses23.
23
Sumber Data, Pengadilan Negeri Kota Goronralo.2013
46
B. Akibat hukum yang ditimbulkan oleh Hakim terhadap perkara Penganiayaan yang dilakukan anak dibawah umur. Akibat hukum yang dapat dilakukan sehingga Hakim lebih mengedepankan putusan terhadap perkara penganiayaan yang dilakukan oleh anak dibawah umur, dengan memberikan pertimbangan ada beberapa hal yang dapat dilakukan : 1. Perlu ada pembaharuan hukum pidana menyangkut hak perlindungan kepada anak yang dituangkan dalam Undang-Undang yang bersangkutan. Artinya ada perombakan terhadap UU yang terkait untuk menambahkan bahwa hak mempertimbangkan pembaharuan juga harus dilakukan terhadap sanksi yang dicantumkan. Menyangkut sanksi yang dapat diberikan terhadap pelaku penganiayaan oleh anak dibawah umur, perlu ditambahkan sanksi yang bersifat Treatment/Tindakan - yang memang dari hak ikatnya sangat berbeda dengan sanksi dan bukan hanya sanksi pidana saja; 2). Upaya ini memang harus dilakukan, karena mengingat seluruh aparat penegak hukum, terutama hakim sebagai pemutus perkara, sangat kental dengan paradigma pikir yang positivisme. Artinya, hakim selalu dalam putusannya sangat tergantung dengan apa yang dituangkan dalam undangundang. Hakim tidak berani untuk memberi putusan lain, selain apa yang dirumuskan dalam undang-undang. Tindak pidana penganiyaan yang dilakukan anak dibawah umur merupakan masalah yang serius khususnya di
47
gorontalo. Tindak pidana yang dilakukan oleh anak dapat berakibat sebagai berikut : 1. Merugikan diri sendiri Bahwa perbuatan si anak akan dapat menjadi suatu cambukan terhadap jiwa nya, ia akan merasa bahwa ia akan di cap sebagai penjahat, si anak tidak akan seperti biasa untuk melakukan interaksi dengan teman-teman, masyarakat, dan keluarga karena si anak sudah merasa minder terhadap perbuatan yang merugikan orang lain. 2. Merugikan orang lain sebagai korban Akibat dari perbuatan anak itu bukan hanya merugikan dari segi materil tetapi akan merugikan korban secara psikologis dan akan memiliki trauma tersendiri terhadap anak pelaku tindak pidana. 3. Merugikan Keluarga Bahwa akibat dari perbuatan anak pelaku tindak pidana akan membawa pengaruh negatif terhadap nama baik keluarga. Keluarga akan ikut menanggung malu terhadap kelakuan si anak. Keluarga dapat menjadi bahan perbincangan di tengah-tengah masyarakat. 4. Merugikan Negara Bahwa jika anak pada usia dini melakukan tindak pidana akan berakibat fatal terhadap perkembangan Bangsa dan Negara, Negara akan memiliki generasi yang mempunyai karakter rusak.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Foni Uloli Wakil Panitera Pengadilan Negeri Gorontalo, 6/12/2013, bahwa analisis hukum terhadap pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara penganiayaan
48
yang dilakukan oleh anak dibawah umur dikarenakan oleh : (1). Adanya UU perlindungan Anak, (2). Adanya UU tentang upaya pemerintah dalam mensejahterakan anak; (3). Adanya pertimbangan psikologi anak24. Sebagai contoh salah satu kasus Penganiayaan yang dilakukan oleh anak, bahwa tindak pidana anak sebagai tersangka atas nama M. rizal Sunai telah melakukan pasal 351 ayat (1) KUHP sebagaimana dakwaan Jaksa Penuntu Umum dalam dakwaan. Hakim sebelum memutuskan suatu perkara memperhatikan dakwaan Jaksa Penuntut Umum, keterangan para saksi yang hadir dsalam persidangan, keterangan terdakwa, alat bukti, syarat subjektif dan objektif seseorang dapat dipidana. Dalam amar putusan, hakim menyebutkan dan menjatuhkan sanksi berupa: 1.
Menyatakan terdakwa M. rizal Sunai terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penganiyaan secara bersama-sama”;
2.
Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun.
3.
Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4.
Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan;
5.
Menetapkan terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.000 (Seribu Rupiah).
24
Hasil wawancara peneliti dengan ibu Foni Uloli Wakil Panitera Pengadilan Negeri Gorontalo, 6/12/2013
49
Hal-hal yang yang menjadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap perkara tersebut : Menimbang bahwa terdakwa dihadapkan dipersidangan dengan dakwaan sebagai berikut : Bahwa ia terdakwa alias MOH RIZAL SUNAI alias LINGGO dan saksi HERMANTO IDRUS alias ANDI pada hari senin 07 September 2010 sekitar pukul 21.30 wita atau setidak-tidaknya pada waktu lain September 2010 bertempat di kompleks jembatan di kel. atau kota selatan kota gorontalo atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Gorontalo dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang lain yakni saksi korban IRFAN UMAR dengan sengaja merusak barang atau jika kekerasan yang dilakukan itu menyebabkan sesuatu luka perbuatan mana dilakukan dengan cara sebagai berikut. -
Pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan diatas, terdakwa moh Rizal Sunai alias Linggo dan saksi Hermanto Idrus yang sedang nongkrong bersama teman-temannya melihat saksi korban Irfat Umar dan saksi oter Husain lewat dengan menumpangi sepeda bentor kemudian
saksi
hermanto
idrus
langsung
menghampiri
dan
memberhentikan bentor dengan mendorong bentor hingga besi yang menahan plastik yang terpasang dibentor menjadi bengkok, kemudian saksi Hermanto Idrus langsung memukul saksi korban dengan tangan terkepal namun saksi korban masih sempat menangkisnya, kemudian
50
saksi Hermanto Idrus mengarahkan pukulan lagi secara beruntut dan mengenai pelipis kiri, kepala dam mulut saksi korban. Pada saat saksi Hermanto memukul saksi korban datang terdakwa yang telah menghampiri saksi korban dan langsung memukulkan kayu tersebut kearah wajah, bahu dan bagian belakang kepala saksi korban -
Bahwa akibat perbuatan terdakwa Moh. Rizal Sunai dan saksi Hermanto Idrus saksi korban Irfat Umar mengalami rasa sakit pada bagian pelapis kiri, mulut serta bagian kepala kemudian pada bagian lengan sebelah kiri dan bahu bagian belakang mengalami luka memar serta rasa sakit. Hal tersebut sesuai dengan visum et repertum dari rumah sakit umum Prof. Aloei Saboe no. 353/Peng/Rs/149/2009 tanggal 15 Oktober 2009 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dokter Arifin Paramani dengan hasil pemeriksaan : @ didapatkan memar ukuran 1x1 cm dibibir bawah sebelah kiri koma memar ukuran 1x1 cm dibibir atas sebelah kiri koma, memar ukuran 4x3 cm dipipi kiri koma memar ukuran 2cm x 1 cm dikelopak mata kiri koma memar ukuran 1cm x 1,5 cm didahi dan memar ukuran 8 cm x 1 cm, koma 7 am x 1 cm dipunggung kanan bagian belakang titik. Kesimpulan : Memar didaerah wajah dan pinggang yang menurut sifatnya kelainan ini akibat benturan benda tumpul dan akan sembuh sempurna dalam waktu 5 hari titik. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diamcam pidana dalam pasal 170 ayat 1 KUHP
51
ATAU Menimbang bahwa terdakwa dihadapkan dipesidangan dengan dakwaan sebagai berikut : Bahwa ia terdakwa alias MOH RIZAL SUNAI alias LINGGO dan saksi HERMANTO IDRUS alias ANDI pada hari senin 07 September 2010 sekitar pukul 21.30 wita atau setidak-tidaknya pada waktu lain September 2010 bertempat di kompleks jembatan di kel. atau kota selatan kota gorontalo atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Gorontalo dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang lain yakni saksi korban IRFAN UMAR dengan sengaja merusak barang atau jika kekerasan yang dilakukan itu menyebabkan sesuatu luka perbuatan mana dilakukan dengan cara sebagai berikut. -
Pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan diatas, terdakwa moh Rizal Sunai alias Linggo dan saksi Hermanto Idrus yang sedang nongkrong bersama teman-temannya melihat saksi korban Irfat Umar dan saksi oter Husain lewat dengan menumpangi sepeda bentor kemudian
saksi
hermanto
idrus
langsung
menghampiri
dan
memberhentikan bentor dengan mendorong bentor hingga besi yang menahan plastik yang terpasang dibentor menjadi bengkok, kemudian saksi Hermanto Idrus langsung memukul saksi korban dengan tangan terkepal namun saksi korban masih sempat menangkisnya, kemudian saksi Hermanto Idrus mengarahkan pukulan lagi secara beruntut dan
52
mengenai pelipis kiri, kepala dam mulut saksi korban. Pada saat saksi Hermanto memukul saksi korban datang terdakwa yang telah menghampiri saksi korban dan langsung memukulkan kayu tersebut kearah wajah, bahu dan bagian belakang kepala saksi korban -
Bahwa akibat perbuatan terdakwa Moh. Rizal Sunai dan saksi Hermanto Idrus saksi korban Irfat Umar mengalami rasa sakit pada bagian pelapis kiri, mulut serta bagian kepala kemudian pada bagian lengan sebelah kiri dan bahu bagian belakang mengalami luka memar serta rasa sakit. Hal tersebut sesuai dengan visum et repertum dari rumah sakit umum Prof. Aloei Saboe no. 353/Peng/Rs/149/2009 tanggal 15 Oktober 2009 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dokter Arifin Paramani dengan hasil pemeriksaan : @ didapatkan memar ukuran 1x1 cm dibibir bawah sebelah kiri koma memar ukuran 1x1 cm dibibir atas sebelah kiri koma, memar ukuran 4x3 cm dipipi kiri koma memar ukuran 2cm x 1 cm dikelopak mata kiri koma memar ukuran 1cm x 1,5 cm didahi dan memar ukuran 8 cm x 1 cm, koma 7 am x 1 cm dipunggung kanan bagian belakang titik. Kesimpulan : Memar didaerah wajah dan pinggang yang menurut sifatnya kelainan ini akibat benturan benda tumpul dan akan sembuh sempurna dalam waktu 5 hari titik
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 351 ayat 1 KUHP Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
53
Menimbang bahwa atas dakwaan tersebut terdakwa menyatakan mengerti da tidak mengajukan keberatan (eksepsi); Menimbang bahwa untuk membuktikan dalil dakwaannya Penuntut Umum telah mengajukan alat-alat bukti berupa keterangan saksi-saksi sebagai berikut : 1. Saksi Korban Irfat Umar (keterangannya diberikan dibawah sumpah) - bahwa saksi mengerti diperiksa dipersidangan dihari ini sehubungan dengan masalah pemukulan; - bahwa yang menjadi korban adalah saksi sendiri - bahwa kejadian itu terjadi pada hari senin tanggal 07 September 2009 sekitar pukul 21.30 wita bertempat dikompleks jembatan di Kel. Tenda Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo; - bahwa yang melakukan pemukulan terhadap saksi adalah terdakwa Moh. Rizal Sunai dan saksi Hermanto Idrus; - bahwa saksi Hermanto Idrus melakukan pemukulan dengan cara menarik rambut saksi kemudian memukul pelipis sebelah kiri menggunakan tangan terkepal serta memukul saksi dengan menggunakan sebuah kayu pada bahu bagian belakang, kemudian memukul saksi pada bagian kepala sebelah kiri namun saksi tidak mengetahui apa yang dilakukan terdakwa dibelakang saksi; - akibat pemukulan yang dilakukan terdakwa bersama saksi Hemanto saksi mengalami sakit pada bagian pelipis sebelah kiri, mulut serta pada bagian kepala, kemudian pada lengan sebelah kiri saksi dan bahu bagian belakang mengalami luka memar serta sakit dan menghambat aktifitas sehari-hari saksi;
54
- bahwa awalnya saksi bersama 2 orang teman saksi yakni saksi Toni Hamzah dan oter Husain sedang mengendarai bentor, ketika melintas dikompleks jembatan tenda saksi Hermanto menghentikan bentor yang saksi tumpangi secara tiba-tiba sehingga besi penahan plastik pada bentor benjadi bengkok kemudian saksi hermanto langsung mengarahkan pukulan kepada saksi namun saksi masih sempat menangkis kemudian saksi hermanto kembali mengarahkan pukulan kepada saksi secara beruntun sehingga mengenai pelipis kiri, kepala dan mulut kemudian datang terdakwa dan langsung ikut memukul saksi pada bagian bahu belakang menggunakan kayu yang diambil disekitar tempat kejadian dan memukul lagi pada lengan sebelah kiri; - bahwa akibat perbuatan saksi Hermanto bentor milik Oter Husain mengalami rusak pada plastik pelindung sebelah kiri serta besi penahan platik bengkok sehingga tidak dapat digunakan lagi; - bahwa saksi tidak tau apa penyebab terdakwa dan saksi Hermato Idrus memukul saksi; Atas keterangan saksi terdakwa membenarkan; 2. Saksi TONI HAMZAH (keterangannya diberikan dibawah sumpah) - bahwa saksi mengerti diperiksa dipersidangan pada hari ini sehubungan dengan masalah pemukulan; - bahwa kejadian itu terjadi pada hari senin tanggal 07 September 2009 sekitar pukul 21.30 wita bertempat dikompleks jembatan di Kel. tenda Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo;
55
- bahwa saksi tidak kenal dengan terdakwa dan saksi Hermanto serta tidak ada hubungan keluarga dengan keduanya; - bahwa terdakwa bersama saksi Hermanto telah melakukan pemukulan terhadap saksi korban Irfat Umar dengan cara memukul kepala pada bagian kepala, pelipis kiri, mulut, bahu sebelah kanan serta lengan sebelah kiri; - bahwa saksi Hermanto Idrus melakukan pemukulan dengan tangan terkepal sedangkan terdakwa memukul korban dengan sebuah kayu; - bahwa terdakwa bersama saksi Hermanto Idrus melakukan pemukulan secara bersama-sama; - bahwa akibat perbuatan terdakwa korban mengalam luka memar pada pelipis mata kiri, pecah pada bibir bawah sakit pada kepala dan bahu sebelah kanan serta luka memar pada lengan kiri dan dapat menghambat aktifitas sehari-hari; - bahwa sepeda motor tersebut diparkir korban diluar rumah kontrakan pada saat itu kami sedang tidur; - bahwa pemilik bentor yang korban kendarai adalah milik Oter Husain; - bahwa saksi tidak mengetahui penyebab terdakwa dan saksi Hermanto melakukan pemukulan terhadap korban; Atas keterangan tersebut terdakwa membenarkan 3. Saksi HERMANTO IDRUS (keterangannya diberikan dibawah sumpah) - bahwa saksi mengerti diperiksa dipersidangan pada hari ini sehubungan dengan masalah pemukulan;
56
- bahwa kejadian itu terjadi pada hari senin tanggal 07 September 2009 sekitar pukul 21.30 wita bertempat dikompleks jembatan di Kel. tenda Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo; - bahwa saksi bersama terdakwa yag melakukan pemukulan terhadap korban irfat umar; - bahwa saksi yang terlebih dahulu memukul korban pada bagian wajah lebih dari satu kali dengan mengunakan kayu; - bahwa penyebab terdakwa dan saksi melakukan pemukulan terhadap korban karena saksi pernah dilempar sandal dan mengenai wajah saksi serta pernah mengancam saksi dengan sebilah parang sehingga saksi dan terdakwa membalas perlakuan saksi korban dengan melakukan pemukulan terhadap korban; - bahwa ketika sedang berkumpul bersama terdakwa, tiba-tiba terdakwa dan saksi melihat korban sedang melintas dengan menumpangi sebuah bentor kemudian saksi menghampiri bentor dan menghentikan serta mengatakan bahwa korban pernah melakukan kesalahan kepada saksi dan langsung memukul saksi sehingga kepalanya mengenai plastik yang terpasang di bentor hingga sobek dan ketika saksi sedang memukul korban datang terdakwa dan ikut memukul saksi menggunakan sebuah kayu; Atas keterangan saksi dibenarkan oleh para terdakwa Menimbang bahwa dipersidangan terdakwa telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa terdakwa membenarkan dakwaaan JPU;
57
- Bahwa kejadian itu terjadi pada hari semin tanggal 07 september 2009 sekitar pukul 21.30 wita bertempat di kompleks jembatan di Kel. Tenda Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo; - Bahwa terdakwa dan saksi Hermanto yang memukul saksi korban; - Bahwa terdakwa memukul korban kearah wajah sebanyak satu kali menggunakan kayu namun pukulan tersebut tidak sempat mengenai wajah karena korban sempat menangkis sehingga pukulan mengenai, kemudian terdakwa memukul saksi korban sebanyak satu kali pada bagian leher yakni pada bagian belakang leher, sedangkan saksi Hermanto memukul korban pada bagian wajah dengan tangan terkepal namun terdakwa tidak tahu berapa kali saksi Hermanto memukul saksi pada bagian wajah; - Bahwa awalnya saksi Hermanto yang melakukan pemukulan kemudian terdakwa datang dan ikut memukul saksi korban dengan sebuah kayu; - Bahwa penyebab terdakwa dan saksi melakukan pemukulan karena saksi Hermanto Idrus pernah diajak oleh korban untuk berkelahi dan korban juga sempat melempar sebuah sandal kewajah saksi hermanto serta melukai hermanto dengan sebuah parang, ketika korban melintasi tempat terdakwa dan saksi hermanto biasa berkumpul maka terdakwa dan saksi hermanto membalas perlakuan korban dengan pemukulan; - Bahwa kayu yang digunakan oleh terdakwa untuk memukul saksi korban adalah kayu bakar yang panjangnya 50cm; Menimbang bahwa dipersidangan telah juga diajukan surat Visum Et Repertum No.353/Peng/RS/149/2009 tanggal 15 Oktober 2009 yang dibuat dan ditanda
58
tangani oleh Dr. H.Arifin Paramani, atas nama IRFAT UMAR dengan hasil pemeriksaan: @ didapatkan memar ukuran 1cm x 1cm dibibir bawah atas sebelah kiri koma memar ukuran 4cmx3cm dipipi kiri koma memar ukuran 1cmx1,5cm didahi dan ukuran 8cmx1,5cm dipunggung kanan belakang titik @ kesimpulan : memar diwajah dan pinggang yang menurut sifatnya kelainan ini akibat benturan benda tumpul dan akan sembuh sempurna dalam waktu 5 hari titik Menimbang bahwa dari keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa serta barang bukti yang diajukan dipersidangkan apabila dihubungkanantara satu dengan lainnya, maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut : - Bahwa benar pada hari Senin tanggal 07 September 2009 sekitar pukul 21.30 wita di kompleks jembatan Kel. Tenda Kota Selatan Kota Gorontalo terdakwa Moh. Rizal Sunai bersama saksi Hermanto Idrus telah melakukan pemukulan terhadap saksi koreban Irfat Umar; - Bahwa benar saksi Hemanto Idrus terlebih dahulu memukul saksi korban pada bagian wajah sebanyak lebih dari dua kali dengan tangan terkepal kemudian disusul oleh terdakwa ikut memukul saksi korban dengan kayu: - Bahwa benar saksi Hermanto Idrus memukul korban hingga kepalnya mengenai plastik yang terpasang di bentor hingga sobek dan memukul korban pada bagian wajah secara beruntun kemudian terdakwa datang dari samping dan langsung memukul korban pada wajah setelah itu mengambil kau dan langsung memukulkan kayu tersebut pada wajah korban sebanyak dua kali dan bahu kanan;
59
- Bahwa benar akibat perbuatan terdakwa bersama saksi Hermanto Idrus saksi korban mengalami sakit pada bagian pelipis kiri, mulut serta bagian kepala, kemudian lengan sebelah kiri dan bahu belakang mengalami luka memar serta rasa sakit dan menghabat aktifiyas sehari-hari; Menimbang bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah berdasarkan alat bukti yang ada, terdakwa dapat dinyatakan terbukti bersalah atau tidak sebagaimana dakwaan Penuntut Umum; Menimbang bahwa untuk dapat dinyatakan terbukti bersalah maka perbuatan terdakwa harus memenuhi seluruh unsur-unsur pasal yang didakwakan; Menimbang bahwa terdakwa diajukan ke persidangan karena didakwakan alternative Kesatu melanggar pasal 170 ayat (1) KUHP atau Kedua melanggar pasal 351 ayat (1) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Menimbang bahwa oleh karena dakwaan disusun secara alternative maka Hakim akan langsung memilih dakwaan yang paling sesuai dengan perbuatan terdakwa yaitu dakwaan alternative kedua melanggar pasal 351 ayat (1) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KU’ unsurnya sebagai berikut : 1. Barang siapa; 2. Melakukan penganiayaan 3. Melakukan, menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan perbuatan Ad.1 Barang Siapa Menimbang bahwa untuk membuktikan barang siapa unsur ini Hakim perlu mengemukakan pengertian dan fakta hukum sebagai berikut :
60
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah subjek hukum pendukung hak dan kewajiban yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam hal ini adalah terdakwa sebagai sebjek hukum pribadi kordrati, selain itu maksud dibuatnya unsur ini adalah untuk menghindari kesalahan subjek hukum dalam perkara pidana; Menimbang bahwa dipersidangan telah diperoleh fakta hukum sebagai berikut : -
Pada persidangan telah dihadapkan terdakwa Moh. Rizal Sunai yang identitasnya selengkapnya telah disebutkan pada awal putusan, identitas mana telah dibenarkan oleh terdakwa
Menimbang bahwa dari fakta hukum tersebut Hakim menyimpulkan bahwa terdakwa
adalah
subjek
hukum
yang
mampu
dan
dapat
dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatannya, dan dalam perkara ini tidak terdapat kesalahan subjek; Menimbang bahwa berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa unsure barang siapa telah terpenuhi; Ad.2 dengan sengaja melakukan penganiayaan Menimbang bahwa menurut Yurisprodensi yang dimaksud “penganiayaan” adalah perbuatan dengan sengaja yang mengakibatkan rasa sakit, tidak enak merusak kesejahteraan atau luka bagi sikoran; Menimbang bahwa pengertian unsur diatas bila dihubungkan dengan fakta yang terjadi dipersidangan dari keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa dihubungkan dengan alat bukti visum et repertum yang saling bersesuain satu dengan lainnya ditemukan fakta bahwa benar pada hari senin tanggal 07
61
September 2009 sekitar 21.30 wita bertempat di kompleks jembatan Tenda Kota Gorontalo terdakwa Moh. Rizal Sunai telah melakukan pemukulan terhadap saksi korban Irfat Umar pada bagian wajah, setelah itu terdakwa langsung memukulkan kayu tersebut pada bagian wajah sebanyak dua kali serta pada bagian belakang kepala. Akibat pemukulan tersebut saksi korban mengalami sakit dan luka sesuai visum et repertum dari rumah sakit umum aloei saboe no. 353/Peng/RS/149/2009 tanggal 15 oktober 2009 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr.Arifin Paramani dengan Hasil Pemeriksaan : @ didapatkan memar ukuran 1cm x 1cm dibibir bawah atas sebelah kiri koma memar ukuran 4cmx3cm dipipi kiri koma memar ukuran 1cmx1,5cm didahi dan ukuran 8cmx1,5cm dipunggung kanan belakang titik @ kesimpulan : memar diwajah dan pinggang yang menurut sifatnya kelainan ini akibat benturan benda tumpul dan akan sembuh sempurna dalam waktu 5 hari titik Ad.3 melakukan, menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan perbuatan Menimbang bahwa sesuai fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan saksi-saksi keterangan terdakwa dihubungkan dengan alat bukti surat yang saling bersesuaian satu dengan lainnya maka diperoleh fakta bahwa benar pada hari senin tanggal 07 September 2009 sekitar pukul 21.30 wita bertempat di jembatan kel. tenda kota gorontalo telah terjadi pemukulan yang dilakukan oleh terdakwa Moh. Rizal Sunai bersama-sama dengan saksi Hermanto Idrus terhadap saksi korban Irfat Umar yang dilakukan dengan cara saksi Hermanto Idrus terlebih dahulu pemukulan secara beruntun dengan tangan terkepal lebih dari dua
62
kali saat itu juga terdakwa datang ikut melakukan pemukulan dengan sebuah kayu yang mengena pada bagian wajah dan bahu sebelah kanan serta dibagian belakang kepala korban; Menimbang bahwa dengan demikian hakim dapat mentimpulkan bahwa terdakwa telah ikut melakukan perbuatan pemukulan bersama saksi hermanto terhadap korban Irfat Umar dengan demikian unsur ini telah terpenuhi; Menimbang bahwa dengan telah terpenuhinya seluruh unsur dalam dakwaan alternatif kedua Penuntut Umum yaitu pasal 351 ayat (1) KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP serta adanya keyakinan dari hakim maka terbukti bahwa terdakwa Moh. Rizal Sunai telah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan kedua Penuntut Umum; Menimbang bahwa selama persidangan Hakim tidak menemukan adanya alasan pembenar maupun alasan pemaaf yang dapat melapaskan terdakwa dari pertanggungjawaban pidana, oleh karena itu terdakwa haruslah dinyatakan bersalah dandijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatannya; Menimbang bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana sedangkan terdakwa ditahan maka pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa harus dikurangkan seluruhnya dengan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa; Menimbang bahwa hakim tidak menemukan alasan untuk mengeluarkan terdakwa dari tahanan sehingga harus diperintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan;
63
Menimbang oleh karena terdakwa dinyatakan terbukti bersalah dan dihukum maka kepadanya akan dibebani untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan ditetapkan dalam amar putusan; Menimbang bahwa sebelum menjatuhkan pidana terlebih dahulu akan dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan maupun yang meringankan bagi terdakwa; HAL-HAL YANG MEMBERATKAN 1. Sifat dari perbuatan itu sendiri HAL-HAL YANG MERINGANKAN 1. Terdakwa berlaku sopan dalam persidangan 2. Terdakwa berterus terang dan mengakui perbuatannya 3. Terdakwa masih anak-anak yang masih membutuhkan bimbingan orang tua Mengingat ketentuan pasal 351 ayat 1 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP serta ketentuan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini; M E N GAD I LI: 1. Menyatakan terdakwa MOH. RIZAL SUNAI terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penganiayaan Secara Bersama-sama”; 2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan;
64
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;\ 4. Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan; 5. Menetapkan terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 1.000 (seribu rupiah) Demikian diputuskan pada hari Selasa tanggal 03 agustus 2010 oleh kami HAPSORO R. WIDODO, SH selaku Hakim Tunggal,
putusan nama
diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Tunggal tersebut dengan dibantu oleh NUR’AYIN, SH selaku Panitera Pengganti dihadiri LUKMAN H BIYA, SH selaku Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Gorontalo serta dihadapan terdakwa Berdasarkan analisis peneliti tentang pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan sanksi dalam putusan No. 211/PID.B/2010/PN.GTLO., bahwa sanksi yang diberikan sudah cukup tepat jika di lihat dari hal-hal yang meringankan dan memberatkan dari sisi terdakwa, berdasarkan akibat hukum Penganiyaan yang ditimbulkan atas putusan Hakim terhadap perkara yang dilakukan anak dibawah umur bahwa berdasarkan dari alat bukti dan barang bukti yang ada kemudian dihubungkan dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum, maka Majelis Hakim dapat memperoleh fakta-fakta dalam persidangan yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk Majelis Hakim dalam penjatuhan putusan pidana kepada terdakwa, dengan harapan dari Majelis Hakim dan sesuai dengan tujuan dari dibuatnya UU Tentang Perlindungan Anak agar terdakwa menyesali perbuatanya, korban dan keluarga ,mendapatkan rasa keadilan dan juga agar
65
terdakwa tidak mengulangi perbuatanya dikemudian hari. Sedangkan dari putusan yang ada bahwa kasus ini dikategorikan terhadap kasus yang memberatkan hanya saja disini sorang hakim memberikan pertimbangan hukum yang mengacu pada kewenangan seorang hakim berdasarkan Undang-undang nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman dan undang-undang peradilan anak tersebut. Sedangkan hasil perkara putusan 78/Pid.B/2011/PN.Gtlo juga terhadap kejahatan anak sama-sama merupakan data putusan yang peneliti peroleh dari pengadilan terhadap kasus anak dibawah umur yang melakukan kejahatan di ponis oleh hakim dengan pidana ringan. Seperti yang dijelaskan dalam putusan di bawah ini : Menimbang bahwa dengan demikian hakim dapat mentimpulkan bahwa terdakwa telah ikut melakukan perbuatan pemukulan bersama saksi hermanto terhadap korban Irfat Umar dengan demikian unsur ini telah terpenuhi; Menimbang bahwa dengan telah terpenuhinya seluruh unsur dalam dakwaan alternatif kedua Penuntut Umum yaitu pasal 351 ayat (1) KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP serta adanya keyakinan dari hakim maka terbukti bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan kedua Penuntut Umum; Menimbang bahwa berdasarkan pasal 24 nomor 3 tahun 1997 tentang peradilan anak bahwa selama persidangan Hakim tidak menemukan adanya alasan pembenar maupun alasan pemaaf yang dapat melapaskan terdakwa dari pertanggungjawaban pidana, oleh karena itu terdakwa haruslah dinyatakan bersalah dandijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatannya;
66
Menimbang bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana sedangkan terdakwa ditahan maka pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa harus dikurangkan seluruhnya dengan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa; Menimbang bahwa hakim tidak menemukan alasan untuk mengeluarkan terdakwa dari tahanan sehingga harus diperintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan; Menimbang oleh karena terdakwa dinyatakan terbukti bersalah dan dihukum maka kepadanya akan dibebani untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan ditetapkan dalam amar putusan; Menimbang bahwa sebelum menjatuhkan pidana terlebih dahulu akan dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan maupun yang meringankan bagi terdakwa; HAL-HAL YANG MEMBERATKAN 1. Perbuatan terdakwa telah menyakiti saksi korban; HAL-HAL YANG MERINGANKAN 1. Terdakwa berlaku sopan dalam persidangan 2. Terdakwa berterus terang dan mengakui perbuatannya 3. Terdakwa masih berusia muda dan berstatus pelajar; 4. Terdakwa belum pernah dihukum. Mengingat ketentuan pasal 80 ayat 1 UU Nomor 23 tahun 2002 tentang peradilan anak Jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP serta pasal 29 UU nomor 3 tahun 1997 tentang peradilan anak jo pasal 14a ayat (1) KUHP ketentuan
67
perundang-pasal-pasal dari undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP; M E N GAD I LI: 1. Menyatakan terdakwa STEVANIYANTO ABDULLAH Alias Vani telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Secara Bersama-sama melakukan penganiayaan terhadap anak”; 2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 (Empat) bulan dengan ketentuan pidana tersebut tidak perlu dijalankan, kecuali dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan hakim, kecuali terpidana sebelum waktu percobaan selama 10 bulan berakhir, telah bersalah melakukan suatu tindak pidana; 3. Menetapkan terdakwa untuk dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.000; Demikian diputuskan pada hari Kamis tanggal 28 April 2011 oleh kami SARMA SIREGAR, SH.,MH selaku Hakim Tunggal,
putusan nama
diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Tunggal tersebut dengan dibantu oleh AGUS SOETRISNO, SH selaku Panitera Pengganti dihadiri JAKSA Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Gorontalo serta dihadapan terdakwa didampingi oleh penasehat hukum terdakwa dan orang tua terdakwa.
68