BAB IV BERBAGAI JENIS PERILAKU KRIMINAL Berdasarkan pengertian kriminalitas sebagaimana telah diuraikan di bagian muka, dapat dikemukakan beberapa jenis perilaku kriminalitas sebagai berikut : A. Berdasar tingkatan Berdasar tingkatannya, oleh William L. Marshall dan William L. Clark, kriminalitas dibedakan ke dalam tiga tingkatan meliputi : 1. Treason atau Penghianatan Dalam hukum yang umum, Treason atau penghianatan masih dibagi lagi menjadi: Penghianatan besar dan Penghianatan kecil. Penghianatan besar, meliputi : Pembunuhan terhadap "raja" memberi bantuan dan membuat senang musuh dan lain-lain. Sementara itu penghianatan kecil meliputi : perilaku istri membunuh suami atau suami membunuh istri. 2. Felonies atau Kekejaman Felonies atau kekejaman ini biasanya mendapat hukuman seberatberatnya berupa hukuman mati. Adapun perilaku yang tergolong felonies atau kekejaman ini di antara lain meliputi : Pembunuhan, Perkosaan, Sodomi, Perampokan/ pembegalan, Pencurian dan lain-lain. 3. Misdemeanors atau Kejahatan Sejumlahperilaku yang tidak tergolong dalam treason dan felonies, adalah perilaku kejahatan. B. Berdasar Proses Pelaksanaannya Berdasar proses pelaksanaannya, perilaku kriminal dapat dibedakan menjadi : Kriminalitas terorganisasi dan kriminalitas tak terorganisasi. 1. Kriminalitas terorganisasi Kriminalitas
terorganisas
imerupakan
perilaku
kriminal
yang
proses
pelaksanaannya dilakukan dengan perencanaan yang rapih dan dilakukan oleh sejumlah orang yang tergabung dalam organisasi tertentu, dan dilakukan secara
Universitas Gadjah Mada
terkoordinir. Contohnya, meliputi : Jaringan penjualan obat-obatan terlarang dan narkotika, perampokan terencana, pembunuhan terencana dan lain-lain. 2. Kriminalitas tak terorganisasi Kriminalitas tak terorganisasi merupakan jenis perilaku kriminal yang proses pelaksanaannya dilakukan dengan cara individual atai freelance dan tanpa koordinasi. C. Berdasar Kalangan Pelakunya Berdasar kalangan pelakunya, kriminalita dapat dibedakan menjadi :Kriminalita berkrah putih (White collar crime) dan Kriminalita berkrah biru (Blue Collar Crime). Kejahatan yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi biasanya disebut sebagai kriminalita berkrah putih, seperti : pemalsuan data komputer, pemalsuan ijasah dan lain-lain. Sementara itu kriminalita yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi rendah, biasanya disebut kriminalita berkrah biru. D. Kenakalan Dalam sejarah kehidupan, rasanya tiada hari terlewati tanpa adanya keterlibatan perilaku kriminal yang dilakukan oleh kalangan usia muda atau usia remaja. Suatu tindakan melanggar hukum, apakah kriminal ataukah bukan, apabila dilakukan oleh kalangan muda berusia dibawah 18 tahun disebut : Perilaku Nakal. Seperti halnya perilaku kriminal yang lain, perilaku nakal atau kenakalan yang dilakukan oleh kalangan usia muda atau remaja, disebabkan pula oleh faktor-faktor penyebab yang identik dengan faktor penyebab terjadinya perilaku kriminal. Oleh karena itu dalam sub bab ini tidaklah perlu diuraikan kembali mengenai sesuatu yang isinya senada dengan uraian sebelum ini. Hanya saja satu hal yang patut dicatat adalah, bahwa usia remaja merupakan usia yang berada pada masa transisi, yaitu suatu usia yang dialami oleh sekelompok anggota masyarakat yang berada pada peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dan peralihan antara masa berinteraksi internal dengan keluarga atau orang tua kemasa interaksi dengan anggota masyarakat yang lebih luas.
Universitas Gadjah Mada
Keadaan remaja yang baru saja meninggalkan masa kanak-kanaknya itu, sebenarnya belum mampu menjalani masa kedewasaan secara utuh, sehingga segala sesuatu yang dijalaninya masih bersifat mencoba-coba. Oleh karena itu seringkali menimbulkan hal-hal yang kurang menyenangkan. Baik bagi dirinya maupun bagi orang lain, Ciri utama yang menonjol pada masa remaja itu, biasanya nampak dalam perbuatan-perbuatan, sikap. perasaan maupun kehendaknya. Ciri-ciri tersebut antara lain meliputi : suka menentang pendapat orang tua, mau menangnya sendiri. terombangambing dalam kehidupannya, sering gelisah dan nampak tidak tenang, berperilaku tidak sopan, kurang berhati-hati, malas bekerja, cepat tersinggung dan lain-lain. Kondisi-kondisi sebagaimana tersebut di atas, apabila tidak tertanggulangi, tidak jarang mengakibatkan terjadinya perbuatan yang tidak menguntungkan. Berdasar uraian singkat ini, dapatlah dikemukakan bahwa, khusus bagi remaja ini, faktor pendorong terjadinya tindak kenakalan lebih banyak bersumber dari aspek internal, khususnya aspek kondisi kejiwaan.
E. Kriminalitas Di Amerika Menurut Ramsey Clark, kriminalitas merupakan refleksi dari karakter manusia. Kriminalitas merupakan kenyataan sakit yang setiap anggota masyarakat tidak menginginkannya. Premis—premis lain sangat mudah menerima, sebab-sebab lain juga sangat mudah untuk mengontrol. Akan tetapi bukanlah suatu hal yang sederhana untuk menghapuskan karakter yang tidak sempurna. Seperti : keras kepala, tahan banting dan merasa kuat. Semua kualitas dalam kehidupan manusia tersebut, dapat menjadi penyebab manusia menaruh minat untuk berperilaku kriminal. Sampai disini, nampaknya Clark akan berpendapat bahwa segenap tindak kriminal, berasal dan disebabkan oleh faktor-faktor individual sebagaimana diilustrasikan di atas. Akan tetapi ternyata, lebih lanjut ia menyatakat, bahwa : Heredity and envivorment, the interaction of individual and society, the totality of human nature and human experience---- this are the elental origins of crime.
Universitas Gadjah Mada
(warisan dan lingkungan, interaksi antara individu dan masyarakat, totalitas hakekat dan pengamalan manusia --- semuanya merupakan elemen murni dari kriminal ita). Melalui pernyataan di atas dapat ditangkap pengertian, bahwa Ramsey Clark pun merupakan ilmuwan yang juga berpendapat bahwa perilaku kriminalitas, tidak hanya bersumber dari faktor internal, akan tetapi faktor eksternal dan bahkan perpaduan antara faktor internal dan eksternal. Pada uraian-uraian berikutnya Clark bahkan banyak berbicara mengenali aspek sosial khususnya ketika is mencoba menjelaskan keterkaitan antara perubahan sosial dan perilaku kriminalitas. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, baik yang berdimensi struktural maupun kultural, dinyatakannya sebagai pertalian erat dengan proses terjadinya tindak kriminal. Jumlah penduduk yang kian membanyak, keadaan penduduk yang semakin heterogen dan kegiatan manusia yang semakin kompleks, telah memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap terjadinya perilaku kriminal. Adapun jenis kriminalitas yang banyak ditemukan di Amerika, oleh Ramsey Clark diyebutkan beberapa jenis sebagai berikut : (I) White-Collar Crime; (2) Organized Crime; (3) Crime in The Street; (4) Crime of Passion; (5) Violations of Regulations; (6) Revolutionary Crime ; (7) Corruption in Public Office dan Police Crime. Jenis-jenis kriminalitas di atas memberi pentunjuk bahwa konsep mengenai kriminalitas sebagaimana telah diuraikan pada Bab-Bab di muka, ternyata berlaku juga di Amerika. F. Kriminalita di Indonesia : Versi POLRI POLRI membedakan kriminalitas dalam pengertian luas ke dalam beberapa jenis sebagai berikut : 1. Kriminalitas konvensional, suatu perilaku kriminal yang secara umum terjadi dimana-mana, baik di negara kita maupun negara lain. 2. Kriminalitas non konvensional, suatu perilaku kriminal yang lebih bersifat spesifik, yang bahkan kadang kala belum ada dasar hukum yang mengaturnya. 3. Delik adat dan tindakan a sosial, suatu perilaku kriminal yang pertalian dengan adat yang berlaku di dalam masyarakat, serta perilaku asosial.
Universitas Gadjah Mada
4. Illegal Abuses of Economic Power, suatu perilaku melawan hukum yang didasarkan pada penyalahgunaan kekuatan atau kemampuan ekonomik 5. Illegal Abuses of Public Power, suatu perilaku melawan hukum yang didasarkan pada penyalahgunaan kekuatan atau kemampuan menguasai publik. 6. Pelanggaraan U.U., Namun Tak Terjangkau Oleh Hukum, suatu perilaku kriminal yang sampai kini, belum ada dasar hukum yang mengaturnya. 7. Bencana Alam, suatu kerusakan atau bencana yang bersumber pada atau dari ulah manusia. 8. Bencana Masal, suatu bencana yang menimpa banyak pihak, dan terjadi oleh karena ulah manusia. Disamping jenis jenis perilaku kriminal di atas didapati juga jenis pelanggaran terhadap Undang-Undang Lalu Lintas yang berkaitan dengan sejumlah faktor, yang antara lain meliputi : 1. Sistem Tata Kota, suatu pelanggaran yang terjadi oleh karena penataan kota yang belum sempurna. 2. Sistem Transport Umum, suatu pelanggaran yang terjadi oleh karena sistem transport umum yang belum mamadai. 3. Sistem Setoran Kendaraan Umum, suatu pelanggaran yang terjadi oleh karena masih banyaknya kelemahan dalam sistem setoran kendaraan umum. 4. Sistem Pemilikan Pribadi, pemilikan kendaraan pribadi yang kurang sempurna pengaturannya, dapat pula menjadi penyebab terjadinya pelanggaran. 5. Sistem Perpakiran, Sistem parkir yang belum teratur, jelas akan menjadi sumber penyebab terjadinya pelanggaran. 6. Sistem Perkreditan, yaitu sistem kridit kendaraan yang dapat menjdi penyebab terjadinya tindak pelanggaran 7. Sistem Produksi Otomotif, yaitu sistem produksi yang tidak diatur jelas akan menjadi penyebab munculnya tindak pelanggaran. Dari serangkaian kasus di atas dapat dinyatakan beberapa hal sebagai berikut : 1. Tindakan sosial tidak terjadi begitu saja akan tetapi berakar dari sistem sosial budaya; politik dan berkepribadian masing-masing anggota masyarakat yang bersangkutan.
Universitas Gadjah Mada
2. Kriminalitas sebagai salah satu bentuk perilaku yang mempunyai kaftan yang erat dan berakar pula dengan pola kehidupan masyarakatnya. 3. Pola penanggulangan kriminalitas haruslah melekat dalam masyarakat, yang antara lain meliputi : a. Sistem antitoksin terhadap kriminalitas b. Mekanisme anti kejahatan c. The hidden latent law enforcement.
Universitas Gadjah Mada