BAB IV ANALISIS FUNGSI KARAKTERISTIK KONFIGURASI SISTEM GARVER EKSISTING 5 BUS
4.1 Perencanaan Konfigurasi Sistem Berdasarkan Indeks Keandalan
Pertimbangan yang sangat penting diperhatikan dalam perencanaan pembangunan suatu konfigurasi jaringan listrik adalah masalah ketersediaan kapasitas daya yang dibangkitkan untuk memenuhi kebutuhan pusat-pusat beban yang ada dan pengembangan suatu jaringan transmisi yang baik untuk menunjang penyaluran daya listrik dari pusat-pusat pembangkit ke pusat-pusat beban. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap keandalan sistem dan kepuasan konsumen terutama ketika terjadi kontingensi. Selain masalah-masalah di atas, masalah peminimalan modal yang harus diinvestasikan pun menjadi salah satu kriteria yang harus diperhatikan mengingat investasi dalam bidang ketenagalistrikan merupakan investasi yang mahal. Keandalan suatu sistem daya akan sangat ditentukan oleh tingkat ketahanan sistem tersebut terhadap gangguan yang mungkin terjadi. Gangguan yang terjadi ini mungkin saja berupa gangguan di bagian pembangkitan ataupun di bagian transmisi. Gangguan yang terjadi ini dapat kita katagorikan menjadi gangguan terpaksa ataupun gangguan terjadwal. Apabila dengan adanya gangguan-gangguan ini pusat-pusat beban masih dapat tersuplai dengan baik, maka hal ini menggambarkan bahwa keandalan pusat-pusat beban tersebut tinggi dan secara tidak langsung menggambarkan pula bahwa keandalan sistem pun tinggi. Peningkatan keandalan suatu sistem daya dapat dilakukan dengan penambahan kapasitas cadangan daya ataupun penambahan saluran transmisi. Hal ini akan sangat berguna terutama ketika gangguan di bagian pembangkitan dan transmisi terjadi. Semakin banyak cadangan daya dan saluran transmisi ditambahkan pada sistem maka semakin tinggi pula keandalan sistem tersebut.
Oleh karena itu, untuk memberikan nilai keandalan yang baik pada pusat-pusat beban pada suatu sistem maka diperlukan sejumlah investasi dalam hal penyediaan daya cadangan dan saluran tambahan. Rencana penambahan pembangkit sebagai cadangan daya ataupun penambahan saluran transmisi sebagai cadangan saluran penyuplai daya ke pusat beban haruslah diperhitungkan dengan baik terutama dalam hal penempatan dan kapasitas daya/jumlah saluran yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir besarnya jumlah investasi yang harus dikeluarkan. Selain masalah tingkat keandalan dan investasi, masalah operasional yang mungkin ditimbulkan sehubungan dengan besar tingkat keandalan pun perlu diperhitungkan. Hal ini dilakukan karena tingkat keandalan yang kurang baik, secara operasional akan memberatkan keuangan. Jadi, dalam konfigurasi tambahan sistem daya, perlu dipilih konfigurasi yang memiliki besar peningkatan nilai tingkat keandalan sistem yang tinggi dengan biaya investasi dan operasi yang rendah. Pada konfigurasi yang terpilih, biaya investasi penambahan komponen saluran ataupun pembangkit akan dijadikan fungsi karakteristik sistem eksisting Garver 5 bus. Besar biaya ini nantinya akan mempengaruhi seberapa besar payoff yang diperoleh sistem eksisting apabila sistem eksisting ini berkoalisi dengan pemain lain. Payoff yang diperoleh sistem eksisting nantinya dapat berupa pengurangan biaya investasi karena sebagian biaya investasi akan ditanggung oleh pemain lain. Pemain yang mungkin berkoalisi dengan sistem eksisting ini dapat berupa perusahaan pembangkitan (GENCO), perusahaan transmisi (TRANSCO), dan beban baru yang mungkin masuk ke dalam sistem.
4.2 Analisis Keandalan Sistem Garver 5 Bus
Pada Tugas Akhir ini, analisis perubahan konfigurasi jaringan dalam rangka peningkatan nilai keandalan dilakukan pada sistem garver 5 bus [12]. Sistem Garver 5 Bus ini memiliki dua buah pusat pembangkit dengan lima buah pusat beban. Untuk penyederhanaan perhitungan, satu pusat pembangkit diasumsikan hanya terdiri dari satu unit pembangkit dan faktor beban (load factor)
diasumsikan sama dengan 1. Selain itu, untuk menganalisis nilai keandalan pusatpusat beban, kontingensi yang akan dievaluasi adalah kontingensi N-1. Pada sistem eksisting garver 5 bus, nilai keandalan pusat-pusat bebannya masih cukup rendah. Hal ini dikarenakan pada saat terjadi kontingensi N-1, pusatpusat beban tidak mendapatkan suplai daya yang cukup. Untuk mengatasi hal ini, maka tingkat keandalan pusat-pusat beban akan ditingkatkan dengan cara menambahkan pembangkit ataupun saluran transmisi yang baru. Pemilihan besarnya daya pembangkit tambahan dan tempat pemasangan saluran transmisi baru dilakukan dengan memperhatikan peningkatan nilai keandalan yang paling besar serta biaya investasi dan operasi (yang mungkin ditimbulkan sehubungan dengan besar tingkat keandalan) yang paling kecil. Gambar dan data sistem Garver 5 bus adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Sistem Garver Eksisting 5 Bus
Tabel 4.1 Data Sistem Garver Terminal
Panjang
R(pu)
X(pu)
1-2 1-4 1-5 2-3 2-4 3-5
40 60 20 20 40 20
0.1 0.15 0.05 0.05 0.1 0.05
0.4 0.6 0.2 0.2 0.4 0.2
Kapasitas (MW) 100 80 100 100 100 100
Dalam rangka penentuan perencanaan penambahan komponen pada sistem dan penentuan biaya investasi dan operasinya, maka dilakukan proses pemilihan konfigurasi sistem berdasarkan algoritma tertentu. Algoritma ini digunakan dalam upaya pemilihan konfigurasi sistem yang memiliki besar peningkatan nilai tingkat keandalan sistem (penurunan nilai daya tidak tersuplai / EENS) yang tinggi dengan biaya investasi dan operasi yang rendah. Algoritma pemilihan konfigurasi sistem tersebut diperlihatkan pada gambar 4.2 Pada sistem Garver 5 bus, saluran yang dapat ditambahkan adalah saluran dengan terminal awal dan akhir seperti yang ada pada jaringan eksisting, yaitu saluran antara bus 1-2, 1-4, 1-5, 2-3, 2-4, dan 3-5. Jumlah saluran yang mungkin ditambahkan ini akan mempengaruhi jumlah kemungkinan konfigurasi yang harus dievaluasi. Pembangkit yang direncanakan akan ditambahkan pada sistem diasumsikan ditempatkan pada bus 3. Pada kenyataannya, saluran yang mungkin ditambahkan bisa saja di luar daftar saluran yang ada dan pembangkit baru yang akan dipasang bisa saja ditempatkan di bus lain. Hal ini dilakukan untuk membatasi jumlah kemungkinan konfigurasi yang harus dianalisis. Selain itu, pada Tugas Akhir ini, jumlah komponen yang mungkin dimasukan dalam suatu konfigurasi dibatasi maksimal sebuah saluran dan sebuah pembangkit.
Start
Input data jaringan eksisting dan input data pembangkit dan saluran yang mungkin ditambahkan
Pembuatan konfigurasi jaringan dan pembangkit minimal (1 saluran + 1 pembangkit)
TIDAK Nilai EENS seluruh titik beban = 0 pada kontingensi N-1?atau membayar biaya EENS? YA Hitung biaya investasi dan operasi keandalan
Hitung perbandingan antara nilai tingkat keandalan sistem dengan biaya investasi dan operasi keandalan
Didapat nilai perbandingan terkecil ?
TIDAK
YA Tetapkan perubahan konfigurasi
End Gambar 4.2 Algoritma Pemilihan Konfigurasi Sistem
4.3 Perubahan Konfigurasi Sistem Garver 5 Bus Dari data-data pada bagian 4.2 , langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pembuatan konfigurasi jaringan dan pembangkit yang mungkin ditambahkan dengan persyaratan nilai EENS seluruh titik beban sama dengan 0 atau apabila hal itu tidak tercapai, maka sistem diangap bersedia menanggung biaya EENS yang ada. Biaya EENS yang muncul pada suatu konfigurasi diasumsikan dapat diuangkan dengan nilai konversi 1 MWh sebesar 1 $. Hal yang perlu diketahui adalah bahwa semakin kecil nilai EENS, hal ini menunjukan bahwa keandalan titik beban semakin baik karena besarnya daya yang tidak tersuplai ke pusat beban semakin kecil pula. Nilai EENS seluruh pusat beban didapatkan dengan cara perhitungan indeks titik beban seperti dicontohkan pada Bab III. Analisis aliran daya pada kondisi normal dan kondisi kontingensi N-1 dilakukan dengan menggunakan software PowerWorld. Dari hasil simulasi pada software PowerWorld ini, didapatkan karakteristik keandalan konfigurasi-konfigurasi sistem seperti yang terlihat pada tabel 4.15. Untuk mendapatkan nilai EENS di setiap pusat beban, data keandalan komponen pembangkit dan saluran transmisi yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Karakteristik Pembangkit Data Karakteristik Pembangkit Data Karakteristik Pembangkit di Bus 1 Failure Rate λ (f/year) : Generation Capacity (MW) Repair Rate / Unit µ (r/year) : Data Karakteristik Pembangkit di Bus 3 Failure Rate λ (f/year) : Generation Capacity (MW) Repair Rate / Unit µ (r/year) : Data Karakteristik Pembangkit Tambahan di Bus 3 Failure Rate λ (f/year) : Generation Capacity (MW) Repair Rate / Unit µ (r/year) :
Nilai
Keterangan
1,1 150 73
Untuk Tipe Pembangkit Termal Daya Keluaran Pembangkit 120 jam / perbaikan
1,1 120 73
Untuk Tipe Pembangkit Termal Daya Keluaran Pembangkit 120 jam / perbaikan
1,1
Untuk Tipe Pembangkit Termal Tergantung Konfigurasi Sistem 120 jam / perbaikan
x 73
Tabel 4.3 Data Karakteristik Saluran Transmisi Data Karakteristik Saluran Transmisi Data Karakteristik Saluran Transmisi Line 2-3 (L1) Failure Rate λ (f/year) : Length (miles) : Failure Rate (f/year/mile) : Expected Repair Duration (huors) : Repair Rate / Unit µ (r/day) : Repair Rate / Unit µ (r/year) : Number of Lines : Data Karakteristik Saluran Transmisi Line 2-4 (L2) Failure Rate λ (f/year) : Length (miles) : Failure Rate (f/year/mile) : Expected Repair Duration (huors) : Repair Rate / Unit µ (r/day) : Repair Rate / Unit µ (r/year) : Number of Lines : Data Karakteristik Saluran Transmisi Line 1-4 (L3) Failure Rate λ (f/year) : Length (miles) : Failure Rate (f/year/mile) : Expected Repair Duration (huors) : Repair Rate / Unit µ (r/day) : Repair Rate / Unit µ (r/year) : Number of Lines : Data Karakteristik Saluran Transmisi Line 1-2 (L4) Failure Rate λ (f/year) : Length (miles) : Failure Rate (f/year/mile) : Expected Repair Duration (huors) : Repair Rate / Unit µ (r/day) : Repair Rate / Unit µ (r/year) : Number of Lines : Data Karakteristik Saluran Transmisi Line 3-5 (L5) Failure Rate λ (f/year) : Length (miles) : Failure Rate (f/year/mile) : Expected Repair Duration (huors) : Repair Rate / Unit µ (r/day) : Repair Rate / Unit µ (r/year) : Number of Lines : Data Karakteristik Saluran Transmisi Line 1-5 (L6) Failure Rate λ (f/year) : Length (miles) : Failure Rate (f/year/mile) : Expected Repair Duration (huors) : Repair Rate / Unit µ (r/day) : Repair Rate / Unit µ (r/year) :
Nilai 1 20 0,05 10 2,4 876 1 2 40 0,05 10 2,4 876 1 3 60 0,05 10 2,4 876 1 2 40 0,05 10 2,4 876 1 1 20 0,05 10 2,4 876 1 1 20 0,05 10 2,4 876
Number of Lines :
1
Tabel 4.4 Availability dan Unavailability Komponen Komponen Pembangkit di Bus 1 Pembangkit di Bus 3 Pembangkit Tambahan di Bus 3 Saluran Line 2-3 (L1) Saluran Line 2-4 (L2) Saluran Line 1-4 (L3) Saluran Line 1-2 (L4) Saluran Line 3-5 (L5) Saluran Line 1-5 (L6)
Availability 0,9851552 0,9851552 0,9851552 0,99885975 0,9977221 0,99658703 0,02439024 0,99885975 0,99885975
Unavailability 0,014844804 0,014844804 0,014844804 0,001140251 0,002277904 0,003412969 0,975609756 0,001140251 0,001140251
Tabel 4.5 Probabilitas State Permbangkit State 1 2 3
Units Down 0G1,0G3 1G1,0G3 0G1,1G3
Probability 0,97053076 0,014624436 0,014624436
Departure Rate (occ/year) 2,2 74,1 74,1
Tabel 4.6 Probabilitas State Saluran Transmisi Lines Out
State 1 2 3 4 5 6 7
0 1 2 3 4 5 6
Probability 0,988662 0,001129 0,002257 0,003386 0,002257 0,001129 0,001129
Departure Rate (occ/year) 10 885 884 883 884 885 885
Tabel 4.7 Data Beban Puncak Beban Peak Load BUS 1 (MW) Peak Load BUS 2 (MW) Peak Load BUS 3 (MW) Peak Load BUS 4 (MW) Peak Load BUS 5 (MW)
Nilai 20 60 10 40 60
Untuk mendapatkan nilai LKj (kekurangan daya pada bus K untuk mengatasi overload saluran / berkurangnya suplai daya ketika terjadi kontigensi j atau tidak tersuplainya beban pada suatu bus K yang terisolasi karena terjadinya kontingensi j ), manajemen Load Shadding (ketika terjadi suatu kontingensi) dilakukan dengan cara menurunkan besar daya beban yang letaknya paling jauh dari pusat pembangkit. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembagian daya bagi pusat-pusat beban pada saat terjadi kontingensi dan untuk meminimalkan rugi-rugi saluran sehingga diperoleh perkiraan nilai EENS sistem yang minimal. Selain itu, pada kasus Sistem Garver yang akan dianalisis pada Tugas Akhir ini diasumsikan besar rugi-rugi saluran untuk mengatasi kekurangan daya pada pusat beban ketika terjadi kontingensi dirata-ratakan sebesar 2 MW. Untuk melakukan perbandingan antara sistem Garver sebelum dan setelah keandalannya ditingkatkan, maka nilai EENS awal sistem eksisting Garver dicari terlebih dahulu. Dari data-data di atas, diperoleh nilai EENS titik-titik (pusat-pusat) beban pada sistem eksisting Garver 5 bus sebagai berikut :
Tabel 4.8 Nilai EENS pada Bus 1
Tabel 4.9 Nilai EENS pada Bus 2
Tabel 4.10 Nilai EENS pada Bus 3
Tabel 4.11 Nilai EENS pada Bus 4
Tabel 4.12 Nilai EENS pada Bus 5
Tabel 4.13 Nilai EENS Total Sistem Garver Eksisting 5 Bus BUS
EENS (MWh/tahun)
1 2 3 4 5 TOTAL
2786 1900 0 10639 1140 16465
Pada konfigurasi sistem eksisting Garver 5 Bus dapat dilihat bahwa nilai EENS keseluruhan pusat beban (pada kontingensi N-1) masih cukup tinggi yaitu sebesar 16465,48539 MWh. Jika nilai ini diuangkan dengan konversi 1 KWh = 1$, maka biaya yang harus ditanggung oleh keseluruhan sistem eksisting adalah sebesar :
Biaya EENS Sistem Eksisting = (16465,48539) MWh × (1000 KW/MW) × 1$/KWh = 16.465.485,39 $
Jadi, untuk mengatasi EENS yang muncul (agar EENS berubah dari 16465,48539 MWh menjadi 0 MWh) pada sistem eksisting Garver 5 Bus, sistem tersebut harus menyediakan biaya kerugian EENS sebesar 16.465.485,39 $. Nilai perbandingan antara perubahan penurunan nilai EENS terhadap biaya yang harus dikeluarkan adalah :
Perubahan Nilai EENS 16.465,48539 MWh = = 0.001 MWh/$ Biaya (16.465.485,39) $
Nilai di atas menggambarkan bahwa untuk menurunkan nilai EENS sebesar 0.001 MWh, sistem eksisting Garver 5 bus harus mengeluarkan uang sejumlah 1 $. Nilai perbandingan ini nantinya akan dibandingkan dengan nilai konfigurasi-konfigurasi lain setelah ditambahkan pembangkit atau saluran tambahan. Konfigurasi dengan nilai perbandingan yang paling besar menunjukan efisiensi keuangan yang paling besar pula. Oleh karena itu, konfigurasi ini akan dipilih sebagai konfigurasi terbaik. Biaya yang dikeluarkan oleh sistem untuk membuat konfigurasi terbaik ini (biaya investasi pembuatan pembangkit atau saluran tambahan)
nantinya akan dijadikan nilai fungsi karakteristik sistem
eksisting Garver 5 bus dalam proses pembentukan koalisi dengan GENCO, TRANSCO, dan beban baru. Data biaya investasi untuk setiap komponen pembangkit atau saluran transmisi yang mungkin ditambahkan ke dalam sistem adalah sebagai berikut :
Tabel 4.14 Data Biaya Investasi Komponen Pembangkit dan Saluran KOMPONEN BUNGA BANK UMUR PERALATAN
BIAYA INVESTASI PEMBANGKIT BATU BARA PER KWH
NILAI
KET
0,0285
ADB
20
THN
1000
$
BIAYA INVESTASI PEMBANGKIT BATU BARA 1 MW
1000.000
$
BIAYA INVESTASI PEMBANGKIT DIESEL PER KWH
600
$
BIAYA INVESTASI PEMBANGKIT DIESEL 1 MW
600.000
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI PER KM
54046
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI PER MIL
86.978,77271
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 1 (LINE 1, BUS 2-3)
1.739.575,454
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 2 (LINE 2, BUS 2-4)
3.479.150,908
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 3 (LINE 3, BUS 1-4)
5.218.726,363
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 4 (LINE 4, BUS 1-2)
3.479.150,908
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 5 (LINE 5, BUS 3-5)
1.739.575,454
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 6 (LINE 6, BUS 1-5)
1.739.575,454
$
BIAYA INVESTASI PEMBANGKIT 1 MW
66.231,30552
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI PER KM
3.579,537138
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI PER MIL
5.760,717669
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 1 (LINE 1, BUS 2-3)
115.214,3534
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 2 (LINE 2, BUS 2-4)
230.428,7068
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 3 (LINE 3, BUS 1-4)
345.643,0601
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 4 (LINE 4, BUS 1-2)
230.428,7068
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 5 (LINE 5, BUS 3-5)
115.214,3534
$
BIAYA INVESTASI SALURAN TRANSMISI 6 (LINE 6, BUS 1-5)
115.214,3534
$
KETERANGAN BIAYA INVESTASI ANNUAL
Nilai perbandingan perubahan penurunan nilai EENS terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap konfigurasi (dengan tambahan pembangkit dan saluran baru) diperlihatkan pada tabel 4.15. Pada perhitungan nilai EENS tersebut, besar dari pembangkit tambahan yang ada pada setiap konfigurasi berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan kapasitas jaringan transmisi pada setiap konfigurasi dan analisis kontingensi N-1 pada pusat-pusat beban yang ada. Contoh perhitungan besar daya pembangkit cadangan adalah sebagai berikut : Pada kasus konfigurasi eksisting dan generator 73 MW, generator 73 MW merupakan generator cadangan di bus 3 yang dipergunakan sistem
ketika terjadi kontingensi. Pada saat terjadi kontingensi keluarnya generator 150 MW di bus 1 maka suplai cadangan daya pada generator cadangan di bus 3 diaktifkan. Akan tetapi, ketika generator cadangan ini masuk ke sistem, ternyata terjadi overload di saluran 1 (antara bus 2 dan bus 3) sebesar 101 %. Selain itu, tegangan di bus 4 turun dari 0.95 p.u menjadi 0.88 pu (kurang dari 0.9 p.u) dan hal ini tidak diizinkan karena menggambarkan kualitas tegangan yang kurang baik. Untuk mengatasi hal ini, daya beban di bus 4 diturunkan sebesar 7 MW, sehingga daya yang masih bisa tersuplai ke bus 4 adalah 33 MW (kurang dari 40 MW yang merupakan daya beban puncak dari bus 4). Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa masalah bus 4 yang tegangannya menurun sebaiknya diatasi dengan penurunan daya beban di bus tersebut. Selain itu, bus 4 secara jarak merupakan bus yang paling jauh dari bus sumber pembangkitan, yaitu bus 3, sehingga pada saat kontingensi keluarnya pembangkit di bus 1 terjadi, untuk mengurangi rugi-rugi saluran agar mendapatkan nilai keluaran pembangkit cadangan yang paling kecil , maka bus yang paling jauh dari sumber pembangkitlah (bus 4) yang daya bebannya diturunkan. Setelah dilakukan pengurangan daya pada bus 4, terlihat bahwa daya yang disuplai oleh generator cadangan di bus 3 adalah sebesar 73 MW dan overload saluran ataupun under voltage sudah tidak ada lagi.. Dari hasil evaluasi ini maka dapat diasumsikan bahwa daya keluaran generator cadangan yang optimal yaitu sebesar 73 MW.
Analisis kontingensi seperti di atas dilakukan pula pada konfigurasikonfigurasi perubahan sistem Garver yang lain.
Tabel 4.15 Analisis Konfigurasi Perubahan Sistem Garver Eksisting 5 Bus NILAI TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
SATUAN MWh MWh $ $ $ MWh/$
KONFIGURASI EKSISTING DAN GENERATOR 73 MW DI BUS 3 BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 0 BUS 2 0 BUS 3 0 BUS 4 1.122,996356 BUS 5 0 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
1.122,996356 15.342,48903 4.834.885,303 1.122.996,356 5.957.881,659 0,002763648
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 1 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 2.783,289487 BUS 2 1.897,697377 BUS 3 0 BUS 4 10.627,10531 BUS 5 1.012,105628 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
16.320,1978 145,287583 115.214,3534 16.320.197,8 16.435.412,16 0,00100183
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 2 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 2.780,119453 BUS 2 1.895,535991 BUS 3 0 BUS 4 10.615,00155 BUS 5 1.137,321594 TOTAL EENS 16.427,97859
PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
37,506797 230.428,7068 16.427.978,59 16.658.407,29 0,000988419
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 3 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 2776,956632 BUS 2 1893,379522 BUS 3 0 BUS 4 10602,92532 BUS 5 1136,027713 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
16.409,28919 56,196198 345.643,0601 16.409.289,19 16.754.932,25 0,000982725
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 4 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 2.780,119453 BUS 2 1.769,166925 BUS 3 0 BUS 4 10.615,00155 BUS 5 1.137,321594 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
16.301,60952 163,875863 230.428,7068 16.301.609,52 16.532.038,23 0,000995974
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 5 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 2.783,289487 BUS 2 1.897,697377 BUS 3 0 BUS 4 10.627,10531 BUS 5 1.012,105268 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS
16.320,19744 145,287943 115.214,3534 16.320.197,44
TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
16.435.411,8 0,00100183
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 6 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 2.783,289487 BUS 2 1.771,184219 BUS 3 0 BUS 4 10.627,10531 BUS 5 1.138,618426 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
16.320,19744 145,287943 115.214,3534 16.320.197,44 16.435.411,8 0,00100183
KONFIGURASI EKSISTING, GENERATOR 77,8 MW DAN LINE 1 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 BUS 2 BUS 3 BUS 4 BUS 5 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
0 0 0 0 0
0 16.465,48539 5.268.009,923 0 5.268.009,923 0,003125561
KONFIGURASI EKSISTING, GENERATOR 76 MW DAN LINE 2 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 0 BUS 2 0 BUS 3 0 BUS 4 746,9588519 BUS 5 0 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
746,9588519 15.718,52653 5.264.007,926 746.958,8519 6.010.966,778 0,002739241
KONFIGURASI EKSISTING, GENERATOR 78,8 MW DAN LINE 3 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 0 BUS 2 0 BUS 3 0 BUS 4 497,4060463 BUS 5 0 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
497,4060463 15.968,07934 5.564.669,935 497.406,0463 6.062.075,981 0,002716146
KONFIGURASI EKSISTING, GENERATOR 73 MW DAN LINE 4 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 0 BUS 2 0 BUS 3 0 BUS 4 1120,438278 BUS 5 0 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
1.120,438278 15.345,04711 5.065.314,009 1.120.438,278 6.185.752,287 0,00266184
KONFIGURASI EKSISTING, GENERATOR 78,6 MW DAN LINE 5 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 BUS 2 BUS 3 BUS 4 BUS 5 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
0 0 0 0 0
0 16.465,48539 5.320.994,967 0 5.320.994,967 0,003094437
KONFIGURASI EKSISTING, GENERATOR 76,3 MW DAN LINE 6 BARU BUS EENS BUS (MWH) BUS 1 0 BUS 2 0 BUS 3 0 BUS 4 747,8105724 BUS 5 0 TOTAL EENS PERUBAHAN (∆) EENS BIAYA INVESTASI BIAYA EENS TOTAL BIAYA ∆ EENS/TOTAL BIAYA
747,8105724 15.717,67481 5.168.662,964 747.810,5724 5.916.473,537 0,00278299
Dari perhitungan nilai perbandingan antara perubahan penurunan nilai EENS terhadap biaya yang harus dikeluarkan sistem di atas, didapatkan data sebagai berikut : Tabel 4.16 Nilai ∆ EENS/TOTAL BIAYA Untuk Setiap Konfigurasi Konfigurasi
∆ EENS/TOTAL BIAYA
SISTEM EKSISTING
0.001
KONFIGURASI EKSISTING DAN GENERATOR 73 MW DI
0,002763648
BUS 3 KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 1 BARU
0,00100183
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 2 BARU
0,000988419
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 3 BARU
0,000982725
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 4 BARU
0,000995974
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 5 BARU
0,00100183
KONFIGURASI EKSISTING DAN LINE 6 BARU
0,00100183
KONFIGURASI
EKSISTING, GENERATOR 77,8 MW DAN
0,003125561
KONFIGURASI EKSISTING, GENERATOR 76 MW DAN LINE
0,002739241
LINE 1 BARU
2 BARU KONFIGURASI
EKSISTING, GENERATOR 78,8 MW DAN
0,002716146
LINE 3 BARU KONFIGURASI EKSISTING, GENERATOR 73 MW DAN LINE
0,00266184
4 BARU KONFIGURASI
EKSISTING, GENERATOR 78,6 MW DAN
0,003094437
EKSISTING, GENERATOR 76,3 MW DAN
0,00278299
LINE 5 BARU KONFIGURASI LINE 6 BARU
Dari tabel di atas, terlihat bahwa konfigurasi sistem yang memiliki nilai
∆ EENS/TOTAL BIAYA terbesar adalah konfigurasi antara sistem eksisting Garver ditambah dengan generator 77,8 MW dan saluran transmisi 1 (antara bus 2 dan bus 3). Oleh karena itu konfigurasi yang dipilih sebagai konfigurasi yang paling baik adalah konfigurasi ini. Besar biaya investasi dari konfigurasi yang terpilih ini nantinya akan dijadikan nilai fungsi karakteristik sistem eksisting Garver ketika sistem eksisting Garver ini berkoalisi dengan pemain lain (GENCO, TRANSCO, dan beban baru). Analisis mengenai koalisi ini lebih jauh dibahas pada Bab V.