perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pemanfaatan Aspek Bunyi dalam Antologi Geguritan Puser Bumi karya Gampang Prawoto
Geguritan adalah sebuah karya sastra yang mengutamakan unsur keindahan/estetis. Dalam geguritan AGPB karya GP terdapat aspek-aspek bunyi yang menimbulkan efek keindahan yaitu berupa purwakanthi ‘perulangan bunyi’ yang meliputi purwakanthi swara (asonansi), purwakanthi sastra (aliterasi), dan purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita. Berikut analisis data dan pembahasan mengenai aspek bunyi yang terdapat dalam AGPB karya GP. 1. Purwakanthi Swara/Asonansi Purwakanthi swara/asonansi merupakan purwakanthi yang mengulangi bunyi vokal yang sama. Asonansi yang terdapat dalam AGPB karya GP yaitu berupa perulangan vokal [a], [i], [u], [ɔ], [ə]. Berikut ini disajikan asonansi atau purwakanthi swara yang terdapat dalam AGPB karya GP. a. Asonansi [a] (17) awang-awang bakal jingglang (AGPB/24/DM/1/7) ‘langit akan terang’ (76) mendra saka kahyangan, lelumban ing sendhang busanane ilang (AGPB/48/JTNW/1/3-4) ‘pergi dari kahyangan, bermain air di sendang’ ‘pakaiannya hilang’ (88) lumbunge wis padhang anane mung jarit, kemben lan slendhang ayo padha sing irit ben ora kakehan utang
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
(AGPB/49/JTNW/9/2-4) ‘lumbung padinya sudah terang’ ‘adanya hanya kain batik, kain penutup dada, dan selendang’ ‘ayo bersama yang hemat supaya tidak kebanyakan hutang’ (122) aja mung nggugoni wirang nadyan wirang ora kena ditimbang (AGPB/98/GUKD/1/1-2) ‘jangan hanya menuruti malu’ ‘walaupun malu tidak bisa diukur’ Pada data (17), (76), (88), dan (122) terdapat asonansi vokal [a] yang langsung diikuti konsonan [ŋ]. Data (17) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [ŋ] yaitu pada kata awang-awang ‘langit’ dan kata jingglang ‘terang’. Data (76) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [ŋ] terdapat pada kata sendhang ‘sendang’ dan kata ilang ‘hilang’. Data (88) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [ŋ] terdapat pada kata padhang ‘terang’, kata slendhang ‘selendang’, dan kata utang ‘hutang’. Pada data (122) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [ŋ] terdapat pada kata wirang ‘malu’ dan kata ditimbang ‘diukur’. Bunyi vokal [a] merupakan pusat kenyaringan bunyi, sedangkan konsonan [ŋ] memiliki kedudukan sebagai penutup suku kata. Asonansi [a] tertutup [ŋ] masing-masing terletak di suku kata akhir. Maka asonansi berupa suku kata –aŋ, menambah kesan indah pada geguritan. (29) bakal disenggut kewan sing ucul saka kawaran (AGPB/36/ANN/2/3) ‘akan dimakan hewan yang lepas dari pengikat’ (102) diculake mblandrang saparan-paran ora gelem mangan (AGPB/86/WD/1/1) ‘dilepaskan pergi ke mana-mana tidak mau makan’ (113) ijo-ijonan godhong enom, akeh-akehan simpenan, royokan wedokan, gabrugan, jotosan, adu endhas sampek sungune ilang. (AGPB/86/WD/6/1)
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
‘hijau-hijauan daun muda, banyak-banyakan simpanan, saling merebut wanita, adu kepala, saling menjotos, adu kepala sampai tanduknya hilang’ (136) puser bumi manglung mangetan kemrengseng swarane sedhan kalah seru swarane sepatu lerekan (AGPB/103/PB/2/1-3) ‘pusar bumi bergayut ke depan ke arah timur’ ‘deruan suara sedan’ ‘kalah keras suara sepatu berresleting’ (137) ngidak-idak lemah warisan ngurug dalan wetune pangan ngosak-asik pranatan nyadhong dhuwit sewan (AGPB/103/PB/2/5-8) ‘menginjak-injak tanah warisan’ ‘menutupi jalan keluarnya makanan’ ‘membuka-buka aturan’ ‘menerima jatah uang sewa’ (142) sakilan banyu panguripan wutah ing sedhengah papan (AGPB/103/PB/4/2-4) ‘sejengkal’ ‘air kehidupan’ ‘tumpah di sembarang tempat’ (146) mumpung bojomu mlebu awan janjian. (AGPB/104/PB/5/3-4) ‘mumpung suamimu masuk siang’ ‘janjian’ (147) puser bumi minger ngalor-ngetan Kalisari lawange tutupan Gandul disangoni telung yutaan widodari mabur saparan-paran mula bapake arang mangan (AGPB/104/PB/6/1-5) ‘pusar bumi berbelok ke utara ke timur’ ‘Kalisari pintunya tertutup’ ‘Gandul diberi saku tiga jutaan’ ‘bidadari terbang kemana-mana’ ‘maka bapaknya jarang makan’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Data (29), (102), (113), (136), (137), (142), (146), dan (147) merupakan asonansi [a] tertutup konsonan [n]. Pada data (29) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [n] terdapat pada kata kewan ‘hewan’ dan terdapat pada kata kawaran ‘pengikat’. Pada data (102) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [n] terdapat pada kata saparan-paran ‘ke mana-mana’ dan terdapat pada kata mangan ‘makan’. Pada data (113) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [n] terdapat pada kata ijo-ijonan ‘hijau-hijauan’, akeh-akehan ‘banyak-banyakan’, simpenan ‘simpanan’, royokan ‘saling merebut’, wedokan ‘wanita’, gabrugan ‘adu kepala’, dan jotosan ‘saling menjotos’. Pada data (136) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [n] yaitu pada kata mangetan ‘ke arah timur’, sedhan ‘sedan’, dan lerekan ‘resleting’. Data (137) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [n] yaitu pada kata warisan ‘warisan’, pangan ‘makanan’, pranatan ‘aturan’, dan sewan ‘sewa’. Pada data (142) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [n] terletak pada kata terakhir di setiap larik yaitu kata sakilan ‘sejengkal’, penguripan ‘air kehidupan’, dan papan ‘tempat’. Data (146) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [n] yaitu pada kata awan ‘siang’ dan kata janjian ‘janjian’. Data (147) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [n] yaitu pada kata ngetan ‘ke arah timur,’, tutupan ‘tertutup’, yutaan ‘jutaan’, saparan-paran ‘ke mana-mana’, dan mangan ‘makan’. Bunyi vokal [a] merupakan pusat kenyaringan bunyi, sedangkan konsonan [n] memiliki kedudukan sebagai penutup suku kata. Asonansi [a] tertutup [n] masing-masing terletak di suku kata akhir, Maka asonansi berupa suku kata –an, menambah kesan indah pada geguritan.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
(60) gogrog, ketlarak amerga ngelak (AGPB/44/NG/2/5) ‘jatuh, tidak terawat karena haus’ Pada data (60) terdapat asonansi vokal [a] tertutup konsonan [k] terdapat pada kata ketlarak ‘tidak terawat’ dan kata ngelak ‘haus’. Bunyi vokal [a] merupakan pusat kenyaringan bunyi, sedangkan konsonan [k] memiliki kedudukan sebagai penutup suku kata. Asonansi [a] tertutup [k] masing-masing terletak di suku kata akhir. Maka asonansi berupa suku kata –ak, menambah kesan indah pada geguritan.
(33) lamun banyu segara munggah dharat iki tsunami (AGPB/36/ANN/3/5) ‘jika air lautan naik ke darat ini tsunami’ (39) Ika dudu godhong wijen ning ganja ika dudu glepung tempe ning mariyuana (AGPB/37/ANN/5/3-4) ‘itu bukan daun wijen tetapi ganja’ ‘itu bukan tepung tempe tetapi mariyuana’ Pada data (33) dan (39) merupakan asonansi vokal [a] terbuka, tanpa dikombinasikan dengan konsonan. Data (33) terdapat asonansi vokal [a] terbuka tanpa dikombinasikan dengan konsonan sebagai penutup suku kata terdapat pada kata lamun ‘jika’, banyu ‘air’, dan dharat ‘darat’ serta kata tsunami ‘tsunami’. Pada data (39) terdapat asonansi vokal [a] terbuka tanpa dikombinasikan dengan konsonan sebagai penutup sukukata terdapat pada kata ganja ‘ganja’ dan kata mariyuwana ’mariyuwana’. Asonansi [a] terbuka letaknya cenderung bervariatif. Asonansi [a] terbuka seperti datadata di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan. b. Asonansi [i]
(1) Urip kang jati, wus dumadi Ana alam donya iki, kudu dilakoni. (AGPB/2/EMS/1/1-2) ‘hidup yang nyata, sudah terjadi’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
‘berada di alam dunia ini, harus dijalani’ (3) Duwe nurani, bagus ing ati (AGPB/2/EMS/2/2) ‘punya nurani, baik hatinya’ (5) Ati suci kasendhata ing nafsu birahi lelampah bebrayaning ngaurip iki (AGPB/2/EMS/3/1-3) ‘hati suci’ ‘menghentikan nafsu birahi’ ‘perjalanan bersama hidup ini’ (6) margi tinemuning rasa sejati rasa kang jati (AGPB/2/EMS/3/4&4/1) ‘jalan ditemukan rasa yang sesungguhnya’ ‘rasa yang sesungguhnya’ (7) linambaran resiking ati (AGPB/2/EMS/4/2) ‘didasarkan bersihnya hati’ (10) tunggal manunggal dhiri siji (AGPB/2/EMS/4/5-6) ‘tunggal menjadi satu diri’ ‘satu’ (13) swara ati kaya tangise bayi (AGPB/24/DM/1/3) ‘suara hati seperti tangisan bayi’ (14) faseh nintingi tumetese eluh kang mili (AGPB/24/DM/1/4) ‘lancar memilih tetesnya air mata yang mengalir’ (16) yen wis titiwanci kababaring sandi (AGPB/24/DM/1/6) ‘jika sudah saatnya terbukanya rahasia’ (78) yen kakung bakal daksuwitani yen wadon bakal dakaku dulur senarawedi (AGPB/48/JTNW/3/1-2) ‘jika laki-laki akan menjadi suami’ ‘jika perempuan akan saya akui sebagai saudara’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
(82) iki ana jas, kemeja lan dhasi dudu, iku busanane para mentri (AGPB/48/JTNW//1-2) ‘ini ada jas, kemeja, dan dasi’ ‘bukan, itu pakaiannya para menteri’ (83) iki ana klambi takwa, sarung lan peci dudu, iku klambi santri kanggo ngaji (AGPB/48/JTNW/6/1-2) ‘ini ada baju takwa, sarung dan peci’ ‘bukan, itu baju santri dan untuk mengaji’ (84) iki ana kutang lan kathok cilik ribi-ribi dudu, iku kostume madona sakanca nalika nyanyi (AGPB/48/JTNW/7/1-2) ‘ini ada kutang dan celana kecil renda-renda’ ‘bukan, ini pakaian Madona dan teman-temannya ketika bernyanyi’ (85) buruh, kuli, petani, mantri (AGPB/49/JTNW/8/2) ‘buruh, kuli, petani, mantri’ (92) wegah bali wedi pornografi-pornoaksi (AGPB/49/JTNW/11/2) ‘malas pulang takut pornografi-pornoaksi’ Data-data tersebut di atas terdapat asonansi vokal [i] terbuka, tanpa dikombinasikan dengan konsonan. Data (1) terdapat asonansi vokal [i] terbuka yang terletak pada larik pertama yaitu kata jati ‘nyata’ dan kata dumadi ‘terjadi’. Asonansi vokal [i] terbuka yang terletak pada larik kedua yaitu kata iki ‘ini’ dan dilakoni ‘dijalani’. Data (3) terdapat asonansi vokal [i] yang terdapat pada kata nurani ‘nurani’ dan ati ‘hati’. Data (5) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata ati ‘hati’, suci ‘suci’, kata birahi ‘birahi’, dan kata iki ‘ini’. Data (6) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata margi ‘jalan’, tinemuning ‘ditemukan’, sejati ‘sesungguhnya’, kata jati ‘sesungguhnya’. Data (7) terdapat asonansi vokal [i]
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
terbuka terdapat pada kata linambaran ‘didasarkan’ dan kata resiking ati ‘bersihnya hati’. Data (10) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata dhiri ‘diri’ dan kata siji ‘satu’. Data (13) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata ati ‘hati’, kata tangise ‘menangisnya’, dan bayi ‘bayi’. Data (14) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata nintingi ‘memilih’ dan kata mili ‘mengalir’. Data (16) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata titiwanci ‘saatnya’ dan kata sandi ‘rahasia’. Data (78) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terletak pada kata terakhir setiap larik yaitu kata daksuwitani ‘saya jadikan suami’ dan kata senarawedi ‘saudara. Data (82) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata iki ‘ini’ dan kata dhasi ‘dasi’ yang terletak pada larik pertama, kata iku ‘itu’ dan mentri ‘menteri’ yang terletak pada larik kedua. Data (83) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata iki ‘ini’, klambi ‘baju’, dan peci ‘peci’ yang terletak pada larik pertama, kata iku ‘itu’, klambi ‘baju’, santri ‘santri’, dan ngaji ‘mengaji’ yang terletak pada larik kedua.
Data (84) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata iki ‘ini’, cilik ‘kecil, dan ribi-ribi ‘renda-renda’ yang terletak pada larik pertama, kata iku ‘itu’, nalika ‘ketika’, dan nyanyi ‘bernyanyi’ yang terletak pada larik kedua. Data (85) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terletak pada kata kuli ‘kuli’, petani ‘petani’, dan mantri ‘mantri’. Data (92) terdapat asonansi vokal [i] terbuka terdapat pada kata bali ‘pulang’ dan kata wedi ‘takut’, dan pornografi-pornoaksi ‘pornografi-pornoaksi’. Asonansi [i] terbuka letaknya cenderung bervariatif. Asonansi [i] terbuka seperti data-data di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
(12) aku ngrakit gurit karo njerit (AGPB/24/DM/1/2) ‘aku membuat puisi dengan menjerit’ (46) sapecak lemah aking nukulake tanduran kolang kaling weteng kemruncung, daringan garing (AGPB/41/LA/3/1-3) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘menumbuhkan tanaman kolang-kaling’ ‘perut keroncongan, daringan (tempat menyimpan beras) kering’ (51) sapecak lemah aking lemah sing dadi gonjang-ganjing (AGPB/41/LA/5/1-2) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘tanah yang menjadi prahara’ (100) banjir nylametake sing arep kintir (AGPB/60/KT/5/2) ‘banjir menyelamatkan yang akan hanyut’ (123) ora perlu isin amerga isin iku ora mambu basin (AGPB/98/GUKD/2/1-2) ‘tidak perlu malu’ ‘karena malu itu tidak berbau busuk’ (130) aja amung milih aja amung angger milih (AGPB/98/GUKD/6/3-4) ‘jangan hanya memilih’ ‘jangan hanya asal memilih’ Data-data terdapat asonansi vokal [i] tertutup konsonan. Data (12) terdapat asonansi vokal [i] tertutup konsonan [t] terdapat pada kata ngrakit ‘membuat’, gurit ‘puisi’ dan njerit ‘menjerit’ dalam satu larik. Data (46) terdapat asonansi vokal [i] tertutup konsonan [ŋ] terletak pada setiap kata terakhir dalam setiap larik yaitu kata aking ‘kering’, kaling ‘kolang-kaling’, dan kata garing ‘kering’. Data (51) terdapat asonansi vokal [i] tertutup konsonan [ŋ] terletak pada setiap kata terakhir dalam setiap larik yaitu kata aking ‘kering’, dan ganjing
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
‘prahara’. Data (100) terdapat asonansi vokal [i] tertutup konsonan [r] terletak pada kata banjir ‘banjir’ dan kata kintir ‘hanyut’ dalam satu larik. Data (123) terdapat asonansi vokal [i] tertutup konsonan [n] terletak pada larik pertama yaitu kata isin ‘malu’, dan larik kedua yaitu kata isin ‘malu’, basin ‘busuk’. Data (130) terdapat asonansi vokal [i] tertutup konsonan [h] terletak pada larik pertama yaitu kata milih ‘memilih’, dan larik kedua yaitu kata milih ‘memilih’. Bunyi vokal [i] tertutup konsonan merupakan pusat kenyaringan bunyi yang menambah kesan keindahan dalam geguritan. c. Asonansi [u] (37) iku dudu petis ning candu iku dudu gula watu ning sabu-sabu (AGPB/36/ANN/4/3-4) ‘itu bukan petis tetapi candu’ ‘itu bukan gula batu tetapi sabu-sabu’ (38) lamun bumi horeg lemah bengkah iku lindhu aja lali, sregep sinau ora tau ora mlebu mituhu dhawuhe guru ngabekti bapa lan ibu (AGPB/36/ANN/4/5-7) ‘jika bumi bergetar tanah retak itu gempa’ ‘jangan lupa, rajin belajar tidak pernah tidak masuk’ ‘mematuhi perintah guru berbakti bapak dan ibu’ (45) alas “iki dudu lemahe embahmu” “ora tandurane bapakmu” (AGPB/41/LA/2/3-4) ‘hutan “ini bukan tanah milik nenekmu’’ ‘‘bukan tanaman milik bapakmu’’ (50) lintung “iki dudu lemahe embahmu” “dudu icir-icirane bapakmu” (AGPB/41/LA/4/4-5) ‘minyak mentah, ini bukan tanah nenekmu’ ‘bukan milik bapakmu’ (99) kemrengsenge rasa ing dhadhamu sapecak satindak larasing lembehanmu (AGPB/60/KT/4/3-4) ‘deruan suara rasa di dadamu’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
‘selangkah tindakan yang selaras dengan ayunan tanganmu’ Data-data tersebut di atas terdapat asonansi [u] terbuka tanpa dikombinasikan dengan konsonan. Data (37) terdapat asonansi [u] terbuka terletak pada larik pertama yaitu terdapat pada kata iku ‘itu’, dudu ‘bukan’, candu ‘candu’, dan pada larik kedua yaitu kata iku ‘itu’, dudu ‘bukan’, sabu-sabu ‘sabu-sabu’. Data (38) terdapat asonansi
[u] terbuka terletak pada larik pertama yaitu terdapat pada kata bumi ‘bumi’, lindhu ‘gempa’, pada larik kedua yaitu kata sinau ‘belajar’, tau ‘pernah’, mlebu ‘masuk’, dan pada larik ketiga mituhu ‘mematuhi’, dhawuhe ‘perintah’, guru ‘guru’, dan ibu ‘ibu’. Data (45) terdapat asonansi [u] terbuka yang terletak pada larik pertama yaitu pada kata dudu ‘bukan’, embahmu ‘nenekmu’, dan pada larik kedua yaitu kata tandurane ‘tanaman’, bapakmu ‘bapakmu’. Data (50) terdapat asonansi [u] terbuka terletak pada larik pertama yaitu terdapat pada kata dudu ‘bukan’, embahmu ‘nenekmu’, dan pada larik kedua yaitu kata dudu ‘bukan’, bapakmu ‘bapakmu’. Data (99) terdapat asonansi [u] terbuka terletak pada setiap kata terakhir dari setiap larik yaitu kata dhadhamu ‘dadamu’, dan lambehanmu ‘ayunan tanganmu’. Asonansi [a] terbuka letaknya cenderung bervariatif. Asonansi [u] terbuka seperti data-data di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan. (125) aja geman ngamuk mundhak atimu remuk tiwas ngrimuk mengko ora bakal kedumuk ora maido ancene awakmu iku bal-sadhuk (AGPB/98/GUKD/3/1-3) ‘jangan kadang-kadang marah takut malah hatimu hancur’ ‘tiwas terbujuk nanti tidak akan tersentuh’ ‘tidak menyepelekan memang badanmu itu bola-sadhuk’ Data (125) terdapat asonansi [u] tertutup konsonan [k] terletak pada larik pertama yaitu kata ngamuk ‘marah’, remuk ‘hancur, pada larik kedua yaitu kata
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
ngrimuk ‘terbujuk’, kedumuk ‘tersentuh’ dan pada larik ketiga kata sadhuk ‘saduk’. Bunyi vokal [u] merupakan pusat kenyaringan bunyi, sedangkan konsonan [k] memiliki kedudukan sebagai penutup suku kata. Asonansi [u] tertutup [k] masing-masing terletak di suku kata akhir. Maka asonansi berupa suku kata –uk, menambah kesan indah dalam geguritan. d. Asonansi [ɔ] (20) lamun sira ora percaya (AGPB/24/DM/1/10) ‘jika kamu tidak percaya’ (22) fenomena jantra uriping manungsa (AGPB/24/DM/2/3) ‘kejadian roda kehidupan manusia’ (48) sapecak lemah aking karanta-ranta pindha tela mangsa ketiga (AGPB/41/LA/4/1-2) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘meronta-ronta seperti singkong musim kemarau’ (58) kendhi tuwa pancurna weninging toya ketimbang mencep omber tanpa guna (AGPB/44/NG/2/1-3) ‘kendi tua’ ‘pancarkan jernihnya air’ ‘daripada penuh meluber tanpa guna’ (63) kareben bisa ndhepani Semeru ngrengkuh Arjuna, ngukir samodra (AGPB/44/NG/3/5-6) ‘supaya bisa mengukur Semeru’ ‘menganggap seperti Arjuna, mengukir samudera’ Pada data (20), (22), (48), (58), dan (63) terdapat asonansi [ɔ] terbuka tanpa dikombinasikan dengan konsonan. Data (20) terdapat asonansi [ɔ] terbuka terdapat pada kata sira ‘kamu’ dan percaya ‘percaya’. Data (22) terdapat asonansi [ɔ] terbuka terdapat pada kata jantra ‘roda’ dan manungsa ‘manusia’. Data (48)
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
terdapat asonansi [ɔ] terbuka terletak pada larik kedua yaitu kata karanta-ranta ‘meronta-ronta’, pindha ‘seperti’, tela ‘singkong’, mangsa ‘musim’, ketiga ‘kemarau’. Data (58) terdapat asonansi [ɔ] terbuka terletak pada larik pertama yaitu kata tuwa ‘tua’, larik kedua yaitu kata pancurna ‘pancarkan’, toya ‘air’, dan larik ketiga yaitu kata tanpa ‘tanpa’ dan guna ‘guna’. Data (63) terdapat asonansi [ɔ] terbuka terletak pada larik pertama yaitu kata bisa ‘bisa’, larik kedua yaitu kata Arjuna ‘Arjuna’, dan samodra ‘samudera’. Asonansi [ɔ] terbuka letaknya cenderung bervariatif. Asonansi [ɔ] terbuka seperti data-data di atas menunjang aspek
keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan. (52) “yen ketiga ora bisa cewok” “yen rendheng ora bisa ndhodhok” (AGPB/42/LA/3-4) ‘jika musim kemarau tidak bisa cebok’ ‘jika musim hujan tidak bisa jongkok’ (53) papan ngebrok cewok karo ndodhok (AGPB/42/LA/6/4) ‘tempat membuang kotoran cebok dengan jongkok’ Pada data (52) dan (53) terdapat asonansi [ɔ] tertutup konsonan [k]. Data (52) terdapat asonansi [ɔ] tertutup konsonan [k] terletak pada kata terakhir setiap larik yaitu kata cewok ‘cebok’ dan ndhodhok ‘jongkok’. Data (53) terdapat asonansi [ɔ] tertutup
konsonan [k] terdapat pada kata ngebrok ‘membuang kotoran’, cewok ‘cebok’, dan kata ndodhok ‘jongkok’. Bunyi vokal [ɔ] merupakan pusat kenyaringan bunyi, sedangkan konsonan [k] memiliki kedudukan sebagai penutup suku kata. Asonansi [ɔ] tertutup [k] masing-masing terletak di suku kata akhir. Maka asonansi berupa suku kata –ɔk, menambah kesan indah dalam geguritan.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
e. Asonansi [ə] (65) kali sing reged, letheg, badheg (AGPB/44/NG/4/3) ‘sungai yang kotor, keruh, bau busuk’ (133) aja amung mbegudul manut karepe dhewe aja angger, mengko mundhak getun ing tembe (AGPB/99/GUKD/7/1-2) ‘jangan hanya seenaknya sendiri menuruti kehendak sendiri’ ‘jangan asal, nanti malah tambah menyesal akhirnya’
Pada data (65) dan (133) terdapat asonansi [ə]. Data (65) terdapat asonansi [ə] tertutup konsonan [d] terdapat pada kata reged ‘kotor’. Asonansi [ə] tertutup konsonan [g] terdapat pada kata letheg ‘keruh’, dan badheg ‘bau busuk’. Asonansi [ə] tertutup konsonan masing-masing terletak di suku kata akhir. Data (133) terdapat asonansi [ə] terbuka tanpa kombinasi konsonan terdapat pada kata mbegudul ‘seenaknya’, karepe ‘kehendak’ pada larik pertama, dan angger ‘asal’, mengko ‘nanti’, getun ‘menyesal’, tembe ‘akhirnya’ pada larik kedua. Asonansi [ə] terbuka letaknya cenderung bervariatif. Bunyi vokal [ə] merupakan pusat
kenyaringan bunyi yang menambah kesan indah dalam geguritan. f. Asonansi [e] (133) aja amung mbegudul manut karepe dhewe aja angger, mengko mundhak getun ing tembe (AGPB/99/GUKD/7/1-2) ‘jangan hanya seenaknya sendiri mnuruti kehendak sendiri’ ‘jangan asal, nanti malah tambah menyesal akhirnya’ Pada data (133) terdapat
asonansi [e] terbuka terdapat pada kata karepe
‘kehendaknya’, dhewe ‘sendiri’ yang terletak pada larik pertama dan tembe ‘akhirnya’ yang terletak pada larik kedua. Asonansi [ə] terbuka letaknya cenderung bervariatif.
Asonansi [e] terbuka seperti data-data di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Dari analisis data dan pembahasan mengenai asonansi di atas, dapat diketahui asonansi yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah asonansi [i], ditemukan data sebanyak 21 data dengan persentase kemunculan 40,38% dibuktikan dengan tabel berikut. No.
Asonansi
1.
[a]
Jumlah Kemunculan 15
2.
[i]
21
40,38% adalah
3.
[u]
6
11,54% dengan
4.
[ɔ]
7
13,46% 40,38%
5.
[ə]
2
3,85%
6.
[e]
1
1,92%
Jumlah
52
100%
Persentase
Keterangan
28,85% Yang
mendominasi asonansi
[i]
persentase
Tabel 1. Asonansi dalam AGPB karya GP
2. Purwakanthi Sastra/Aliterasi Purwakanthi sastra/aliterasi adalah bentuk perulangan konsonan yang sama. Aliterasi yang terdapat dalam AGPB karya GP yaitu berupa perulangan konsonan [g], [h], [k], [l], [m], [n], [ŋ], [s]. Berikut ini disajikan purwakanthi sastra atau aliterasi yang terdapat dalam AGPB karya GP. a. Aliterasi [g] (60) gogrog, ketlarak amerga ngelak (AGPB/44/NG/2/5) ‘jatuh, kekeringan karena haus’ (95) goreh goroh ning gurih (AGPB/60/KT/2/3) ‘kegelisahan yang disembunyikan seperti tidak ada apa-apa’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Pada data (60) dan (95) terdapat aliterasi [g]. Data (60) aliterasi [g] terdapat pada kata gogrog ‘jatuh’ dan kata amerga ‘karena’. Data (95) terdapat aliterasi [g] terdapat pada kata goreh ‘kegelisahan’, goroh ‘berbohong’ dan kata gurih ‘renyah’.
Aliterasi [g] letaknya cenderung bervaritif. Aliterasi [g] seperti data-data di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan. b. Aliterasi [h] (95) goreh goroh ning gurih
(AGPB/60/KT/2/3) ‘kegelisahan berbohong tetapi renyah’ Data (95) terdapat aliterasi [h] terdapat pada kata goreh ‘kegelisahan’, goroh ‘berbohong’ dan kata gurih ‘renyah’. Aliterasi [h] masing-masing terletak di fonem
akhir. Aliterasi [h] seperti data-data di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan.
c. Aliterasi [k] (43) aku dilairake saka sapecak lemah kang aking (AGPB/41/LA/1/1-2) ‘aku dilahirkan dari’ ‘seukuran setelapak kaki tanah yang kering’ (52) “yen ketiga ora bisa cewok” “yen rendheng ora bisa ndhodhok” (AGPB/42/LA/3-4) ‘jika musim panas tidak bisa cebok’ ‘jika musim hujan tidak bisa jongkok’ (53) papan ngebrok cewok karo ndodhok (AGPB/42/LA/6/4) ‘tempat membuang kotoran cebok dengan jongkok’
(60) gogrog, ketlarak amerga ngelak (AGPB/44/NG/2/5) ‘jatuh, tidak terawat karena haus’ (67) kendhi tuwa, ora bakal kothong (AGPB/45/NG/5/1)
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
‘kendi tua, tidak akan kosong’ (71) kebak kecangking, asat kecangking (AGPB/45/NG/6/1) ‘penuh terbawa, habis terbawa’ (78) yen kakung bakal daksuwitani yen wadon bakal dakaku dulur senarawedi (AGPB/48/JTNW/3/1-2) ‘jika laki-laki akan saya jadikan suami’ ‘jika perempuan akan saya akui sebagai saudara’ (125) aja geman ngamuk mundhak atimu remuk tiwas ngrimuk mengko ora bakal kedumuk ora maido ancene awakmu iku bal-sadhuk (AGPB/98/GUKD/3/1-3) ‘jangan kadang-kadang marah takut hatimu hancur’ ‘terlanjur terbujuk nanti tidak akan tersentuh’ ‘tidak menyepelekan memang badanmu itu bola sodok’ Data-data tersebut di atas terdapat aliterasi [k] yang menimbulkan efek keindahan dalam AGPB karya GP. Data (43) terdapat aliterasi [k] terdapat pada kata aku ‘aku’, dilairake ‘dilahirkan’, saka ‘dari’ yang terletak pada larik pertama dan kata sapecak ‘setelapak kaki’, kang ‘yang’, aking ‘kering’, yang terletak pada larik kedua. Data (52) terdapat aliterasi [k] terdapat pada kata ketiga ‘panas’, cewok ‘cebok’ yang terletak pada larik pertama, dan kata ndhodhok ‘jongkok’ yang terletak pada larik kedua. Data (53) aliterasi [k] terdapat pada kata ngebrok ‘membuang kotoran’, cewok ‘membersihkan kotoran’, karo ‘dengan’, dan ndodhok ‘jongkok’. Data (60) terdapat aliterasi [k] terdapat pada kata ketlarak ‘kekeringan’ dan ngelak ‘haus’. Data (67) terdapat aliterasi [k] terdapat pada kata kendhi ‘kendhi’, bakal ‘akan’, dan kothong ‘kosong’. Data (71) terdapat aliterasi [k] terdapat pada kata kebak ‘penuh’, kecangking ‘terbawa’.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Data (78) terdapat aliterasi [k] terdapat pada kata kakung ‘laki-laki’, bakal ‘akan’, daksuwitani ‘saya jadikan suami’ yang terletak pada larik pertama, dan kata bakal ‘akan’ dan dakaku ‘saya akui’ yang terletak pada larik kedua. Data (125) terdapat aliterasi [k] terdapat pada kata ngamuk ‘marah’, mundhak ‘takutnya’, remuk ‘hancur’ yang terletak pada larik pertama, kata ngrimuk ‘terbujuk’, mengko ‘nanti’, bakal ‘akan’, dan kedumuk ‘tersentuh’, yang terletak pada larik kedua, dan kata awakmu ‘badanmu’, iku ‘itu’, bal-sadhuk ‘bola sodok’ yang terletak pada larik ketiga. Aliterasi [k] letaknya cenderung bervariatif. Aliterasi [k] seperti data-data di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan. d. Aliterasi [l] (40) lamun srengenge lan bulan rerangkulan ika grahana (AGPB/37/ANN/5/5) ‘jika matahari dan bulan saling merangkul itu gerhana’ (41) aja lali, lakune urip uga uripe laku lakonana (AGPB/37/ANN/5/6) ‘jangan lupa, perjalanan hidup dan hidupnya perjalanan jalanilah’ (63) lamun lila ngiling toya wening (AGPB/44/NG/3/5-6) ‘jika rela menuang air jernih’ (93) aku ora banyu aku dudu banjir aku ilu sing elu keli kali (AGPB/60/KT/1/1-3) ‘aku tidak air’ ‘aku tidak banjir’ ‘aku air mata yang keluar ikut hanyut di kali’ (97) nyebal ninggal tilas kadhung (AGPB/60/KT/3/3) ‘lewat meninggalkan bekas sudah terlanjur’ (98) ilu elu keli kali
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
(AGPB/60/KT/4/1) ‘air mata yang keluar ikut hanyut di kali’ Data (40), (41), (63), (93), (97), (98) terdapat aliterasi [l]. Data (40) terdapat aliterasi [l] terdapat pada kata lamun ‘jika’, lan ‘dan’, bulan ‘bulan’, dan rerangkulan ‘saling merangkul’. Data (41) terdapat aliterasi [l] terdapat pada kata lali ‘lupa’ dan pada kata lakune ‘perjalanan’ laku ‘tindakan’ lakonana ‘lakukanlah’. Data (63) terdapat aliterasi [l] terdapat pada kata lamun ‘jika’, lila ‘rela’ dan pada kata ngiling ‘menuang’. Data (93) terdapat aliterasi [l] terdapat pada kata ilu ‘air mata’, elu ‘keluar’, keli ‘hanyut’, dan kali ‘sungai’ yang terletak pada larik ketiga. Data (97) terdapat aliterasi [l] terdapat pada kata nyebal ‘lewat’, ninggal ‘meninggalkan’, dan tilas ‘bekas’. Data (98) aliterasi [l] terdapat pada semua kata yaitu ilu ‘air mata’, elu ‘yang keluar’, keli ‘ikut hanyut’, dan kali ‘sungai’. Aliterasi [l]
letaknya cenderung bervariatif. Aliterasi [l] seperti data-data di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan. e. Aliterasi [m] (102) diculake mblandrang saparan-paran ora gelem mangan, lamun mangan milih tanduran ijo ramutane liyan (AGPB/86/WD/1/1) ‘dilepaskan pergi ke mana-mana tidak mau makan’ ‘jika makan memilih tanaman hijau milik orang lain’ (125) aja geman ngamuk mundhak atimu remuk tiwas ngrimuk mengko ora bakal kedumuk ora maido ancene awakmu iku bal-sadhuk (AGPB/98/GUKD/3/1-3) ‘jangan kadang-kadang marah takut malah hatimu hancur’ ‘terlanjur terbujuk nanti tidak akan tersentuh’ ‘tidak menyepelekan memang badanmu itu bola sodok’
(128) aja amung melu umebe banyu banyu panas iku mloncotake (AGPB/98/GUKD/5/1-2) ‘jangan hanya ikut mendidihnya air’ ‘air panas itu melepuhkan’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
(133) aja amung mbegudul manut karepe dhewe aja angger, mengko mundhak getun ing tembe (AGPB/99/GUKD/7/1-2) ‘jangan hanya seenaknya sendiri manuruti kehendak sendiri’ ‘jangan asal, nanti malah tambah menyesal akhirnya’ (146) mumpung bojomu mlebu awan janjian. (AGPB/104/PB/5/3-4) ‘mumpung suamimu masuk siang’ ‘janjian’
Pada data (102), (125), (128), (133), dan (146) terdapat aliterasi [m]. Data (102) terdapat aliterasi [m] terdapat pada kata mblandrang ‘ke mana-mana’, gelem ‘mau’, mangan ‘makan’ yang terletak pada larik pertama, dan kata lamun ‘jika’, mangan ‘makan’, milih ‘memilih’, dan ramutane ‘milik’ yang terletak pada larik kedua. Data (125) terdapat aliterasi [m] terdapat pada kata geman ‘kadang-kadang’, ngamuk
‘berontak’, mundhak ‘takut malah’, atimu ‘hatimu’, remuk ‘hancur’ yang terletak pada larik pertama, kata ngrimuk ‘terbujuk’, mengko ‘nanti’, kedumuk ‘tersentuh’ yang terletak pada larik kedua, dan kata maido ‘menyepelekan’, awakmu ‘badanmu’ yang terletak pada larik ketiga. Data (128) terdapat aliterasi [m] terdapat pada kata amung ‘hanya’, melu ‘ikut’, umebe ‘mendidihnya’ yang terletak pada larik pertama, dan kata mloncotake ‘melepuhkan’ yang terletak pada larik kedua. Data (133) terdapat aliterasi [m] terdapat pada kata amung ‘hanya’, mbegudul ‘seenaknya’, manut ‘menuruti’ yang terletak pada
larik pertama, dan kata mengko ‘nanti’, mundhak ‘malah’, tembe ‘akhirnya’ yang terletak pada larik kedua. Data (146) terdapat aliterasi [m] terdapat pada kata mumpung ‘mumpung’, mlebu ‘masuk’ yang terletak pada larik pertama. Aliterasi [m] letaknya cenderung bervariatif. Aliterasi [m] seperti data-data di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
f. Aliterasi [n] (21) linambaran prasetyaning janji (AGPB/24/DM/2/2) ‘didasarkan kesetiaan janji’ (40) lamun srengenge lan bulan rerangkulan ika grahana (AGPB/37/ANN/5/5) ‘jika matahari dan bulan saling merangkul itu gerhana’ (58) kendhi tuwa pancurna weninging toya ketimbang mencep omber tanpa guna (AGPB/44/NG/2/1-3) ‘kendi tua’ ‘pancarkan jernihnya air’ ‘daripada penuh tanpa guna’ (75) jeneng nawang wulan ngaku-aku widadari (AGPB/48/JTNW/2/2) ‘bernama Nawang Wulan mengaku-aku bidadari’ (80) iki ana surban lan jubah (AGPB/48/JTNW/4/2) ‘ini ada sorban dan jubah’ (102) diculake mblandrang saparan-paran ora gelem mangan, lamun mangan milih tanduran ijo ramutane liyan (AGPB/86/WD/1/1) ‘dilepaskan pergi ke mana-mana tidak mau makan’ ‘jika makan memilih tanaman hijau peliharaan orang lain’ (137) ngidak-idak lemah warisan ngurug dalan wetune pangan ngosak-asik pranatan nyadhong dhuwit sewan (AGPB/103/PB/2/5-8) ‘menginjak-injak tanah warisan’ ‘menutupi jalan keluarnya makanan’ ‘membuka-buka aturan’ ‘mengharap uang sewa’ (142) sakilan banyu panguripan wutah ing sedhengah papan (AGPB/103/PB/4/2-4) ‘sejengkal’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
‘air kehidupan’ ‘tumpah di sembarang tempat’ Data-data tersebut di atas terdapat aliterasi [n]. Data (21) terdapat aliterasi [n] terdapat pada kata linambaran ‘didasarkan’ dan kata prasetyaning ‘kesetiaan’, dan janji ‘janji’. Data (40) terdapat aliterasi [n] terdapat pada kata lamun ‘jika’, lan ‘dan’, bulan ‘bulan’, rerangkulan ‘saling merangkul’ dan grahana ‘kesetiaan’. Data (58) terdapat aliterasi [n] terdapat pada kata kendhi ‘kendi’ yang terletak pada larik pertama, kata pancurna ‘pancarkan’, weninging ‘jernihnya’ yang terletak pada larik kedua, dan kata mencep ‘penuh’, tanpa ‘tanpa’, guna ‘guna’ yang terletak pada larik ketiga. Data (75) terdapat aliterasi [n] terdapat pada kata jeneng ‘nama’, Nawang ‘Nawang’, Wulan ‘Wulan’, rerangkulan ‘saling merangkul’. Data (80) terdapat aliterasi [n] yang terdapat pada kata ana ‘ada’, kata surban ‘sorban’, dan lan ‘dan’. Data (102) terdapat aliterasi [n] terdapat pada kata mblandrang ‘pergi’, saparan-paran ‘ke mana-mana’, mangan ‘makan’ yang terletak pada larik pertama dan kata lamun ‘jika’, mangan ‘makan’, tanduran ‘tanaman’, ramutane ‘milik, dan liyan ‘orang lain’ yang terletak pada larik kedua. Data (137) terdapat aliterasi [n] terdapat pada kata warisan ‘warisan’ yang terletak pada larik pertama, dalan ‘jalan’, wetune ‘keluarnya’, pangan ‘makanan’ yang terletak pada larik kedua, kata pranatan ‘aturan’ yang terletak pada larik ketiga, dan kata sewan ‘sewa’ yang terletak pada larik keempat. Data (142) terdapat aliterasi [n] terdapat pada kata sakilan ‘sejengkal’ yang terletak pada larik pertama, panguripan ‘kehidupan’ yang terletak pada larik kedua, kata papan ‘tempat’ yang terletak pada larik ketiga. Aliterasi [n] seperti data-data di atas
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan dan letak aliterasi [n] cenderung bervariatif. g. Aliterasi [ŋ] (24) hamung ingwang kang anglenggahi kencananing ati (AGPB/24/DM/2/5) ‘hanya aku yang menduduki singgasana hati’ (55) nyandhung watang apa nyandhing weteng. (AGPB/42/LA/7/2) ‘perkara yang sulit serta membahayakan atau bersanding perut’ (68) rembesing sumur panggah kanggo (AGPB/45/NG/5/2) ‘resapnya sumur tetap berguna’ (69) ngangsu ngisi genthong (AGPB/45/NG/5/3) ‘mencari mengisi genthong’ (94) omberku ming nelesi batinmu kang garing (AGPB/60/KT/2/1-2) ‘penuhku’ ‘hanya membasahi batinmu yang kering’ (122) aja mung nggugoni wirang nadyan wirang ora kena ditimbang (AGPB/98/GUKD/1/1-2) ‘jangan hanya menuruti malu’ ‘walaupun malu tidak bisa ditimbang’ Data-data tersebut di atas terdapat aliterasi [ŋ]. Data (24) terdapat aliterasi [ŋ] terdapat pada kata hamung ‘hanya’, ingwang ‘aku’, kang ‘yang’, anglenggahi ‘menduduki’, dan kencananing ‘singgasana’. Data (55) terdapat aliterasi [ŋ] terdapat pada kata nyandhung ‘menyandung’, watang ‘galah’, dan nyandhing ‘bersanding’, weteng ‘perut’. Data (68) terdapat aliterasi [ŋ] yang terdapat pada kata rembesing ‘resapnya’, kata panggah ‘tetap’, dan kanggo ‘berguna’ .
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Data (69) terdapat aliterasi [ŋ] yang terdapat pada kata ngangsu ‘mencari’, kata ngisi ‘mengisi’, dan genthong ‘gentong’. Data (94) terdapat aliterasi [ŋ] yang terdapat pada kata ming ‘hanya’, kang ‘yang’, dan garing ‘kering’ yang terletak pada larik kedua. Data (122) terdapat aliterasi [ŋ] yang terdapat pada kata mung ‘hanya’, nggugoni ‘menuruti’, dan wirang ‘malu’ yang terletak pada larik pertama, kata wirang ‘malu’ dan ditimbang ‘ditimbang’ yang terletak pada larik kedua. Aliterasi [ŋ] seperti data-data di atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan dan letaknya cenderung bervariatif. h. Aliterasi [s] (42) sabar sareh sumeleh nrima osike kang Maha Kuwasa. (AGPB/37/ANN/5/7) ‘sabar pasrah menerima kehendak yang Maha Kuasa’ (136) puser bumi manglung mangetan kemrengseng swarane sedhan kalah seru swarane sepatu lerekan (AGPB/103/PB/2/1-3) ‘pusar bumi bergayut ke depan ke arah timur’ ‘deruan suara sedan’ ‘kalah keras suara sepatu berresleting’ Data (42) dan (136) terdapat aliterasi [s]. Data (42) terdapat terdapat aliterasi [s] terdapat pada kata sabar ‘sabar’, sareh ‘sabar’, sumeleh ‘menerima’, osike ‘kehendak’, dan Kuwasa ‘Kuasa’. Data (136) terdapat aliterasi [s] yang terdapat pada kata puser
‘pusar’ yang terletak pada larik pertama, kata kemrengseng ‘deruan’, swarane ‘suara’, sedhan ‘sedan’ yang terletak pada larik kedua, dan kata seru ‘keras’, swarane ‘suara’, sepatu ‘sepatu’ yang terletak pada larik ketiga. Aliterasi [s] seperti data-data di
atas menunjang aspek keindahan karena menonjolkan bunyi yang ritmis pada geguritan dan letaknya cenderung bervariatif.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Dari analisis data dan pembahasan mengenai aliterasi di atas, dapat diketahui aliterasi yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah aliterasi [n] dan aliterasi [k] ditemukan data sebanyak 8 data dengan persentase kemunculan 21,05% dibuktikan dengan tabel berikut. No.
Aliterasi
1.
[g]
Jumlah kemunculan 2
2.
[h]
1
3.
[k]
8
21,05% aliterasi
4.
[l]
6
15,79% persentase 21,05%
5.
[m]
5
13,16%
6.
[n]
8
21,05%
7.
[ŋ]
6
15,79%
8.
[s]
2
5,26%
Jumlah
38
100%
Persentase
Keterangan
5,26% Yang
mendominasi
2,63% adalah aliterasi [n] dan [k]
dengan
Tabel 2. Aliterasi dalam AGPB karya GP 3. Purwakanthi Basa/Purwakanthi Lumaksita Purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita adalah bentuk pengulangan kata. Berikut ini disajikan purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita yang terdapat dalam AGPB karya GP. (6) margi tinemuning rasa sejati rasa kang jati (AGPB/2/EMS/3/1-3) ‘jalan ditemukan rasa yang sesungguhnya’ ‘rasa yang sesungguhnya’ (51) sapecak lemah aking lemah sing dadi gonjang-ganjing
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
(AGPB/41/LA/5/1-2) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘tanah yang menjadi prahara’ (102) diculake mblandrang saparan-paran ora gelem mangan, lamun mangan milih tanduran ijo ramutane liyan (AGPB/86/WD/1/1) ‘dilepaskan pergi ke mana-mana tidak mau makan’ ‘jika makan memilih tanaman hijau peliharaan orang lain’ (122) aja mung nggugoni wirang nadyan wirang ora kena ditimbang (AGPB/98/GUKD/1/1-2) ‘jangan hanya menuruti malu’ ‘walaupun malu tidak bisa ditimbang’ (123) ora perlu isin amerga isin iku ora mambu basin (AGPB/98/GUKD/2/1-2) ‘tidak perlu malu’ ‘karena malu itu tidak berbau busuk’ (128) aja amung melu umebe banyu banyu panas iku mloncotake (AGPB/98/GUKD/5/1-2) ‘jangan hanya ikut mendidihnya air’ ‘air panas itu melepuhkan’ (140) sadalan-dalan, warung warung cilik nawakake (AGPB/103/PB/3/4-5) ‘di jalan-jalan, warung’ ‘warung kecil menawarkan’ Data (6), (51), (102), (122), (123), (128), dan (140) terdapat purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita. Data (6) terdapat purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita yang terdapat pada kata rasa ‘rasa’ yang terletak pada larik pertama dan kedua. Pada larik pertama margi tinemuning rasa sejati ‘jalan ditemukan rasa yang sesungguhnya’, kata rasa ‘rasa’ terletak pada kata ketiga. Pada larik kedua rasa kang jati ‘rasa yang sesungguhnya’, kata rasa ‘rasa’ terletak pada kata pertama. Selain itu, purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita juga terdapat pada
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
kata sejati ‘sesungguhnya’ yang terletak pada larik pertama dan kedua. Pada larik pertama margi tinemuning rasa sejati ‘jalan ditemukan rasa yang sesungguhnya’, kata sejati ‘sesungguhnya’ terletak pada kata terakhir. Pada larik kedua rasa kang jati ‘rasa yang sesungguhnya’, kata jati ‘sejati’ terletak pada kata terakhir. Data (51) terdapat purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita terdapat pada kata lemah ‘tanah’ yang terletak pada larik pertama dan kedua. Pada larik pertama sapecak lemah aking ‘setelapak kaki tanah yang kering’, kata lemah ‘tanah’ terletak pada kata kedua. Pada larik kedua lemah sing dadi gonjang-ganjing ‘tanah yang menjadi prahara’, kata lemah ‘tanah’ terletak pada kata pertama. Data (102) terdapat purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita terdapat pada kata mangan ‘makan’ yang terletak pada larik pertama dan kedua. Pada larik pertama diculake mblandrang saparan-paran ora gelem mangan ‘dilepaskan pergi ke mana-mana tidak mau makan’, kata mangan ‘makan’ terletak pada kata terakhir. Pada larik kedua lamun mangan milih tanduran ijo ramutane liyan ‘jika makan memilih tanaman hijau peliharaan orang lain’, kata mangan ‘makan’ terletak pada kata kedua. Data (122) terdapat purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita terdapat pada kata wirang ‘malu’ yang terletak pada larik pertama dan kedua. Pada larik pertama aja mung nggugoni wirang ‘jangan hanya menuruti malu’, kata wirang ‘malu’ terletak pada kata terakhir. Pada larik kedua, nadyan wirang ora kena ditimbang ‘walaupun malu tidak bisa diukur’, kata wirang ‘malu’ terletak pada kata kedua. Data (123) terdapat purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita terdapat pada kata isin ‘malu’ yang terletak pada larik pertama dan kedua. Pada larik pertama
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
ora perlu isin ‘tidak perlu malu’, kata isin ‘malu’ terletak pada kata terakhir. Pada larik kedua, amerga isin iku ora mambu basin ‘karena malu itu tidak berbau busuk’, kata isin ‘malu’ terletak pada kata kedua. Data (128) purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita terdapat pada kata banyu ‘air’ yang terletak pada larik pertama dan kedua. Pada larik pertama aja amung melu umebe banyu ‘jangan hanya ikut mendidihnya air’, kata banyu ‘air’ terletak pada kata terakhir. Pada larik kedua, banyu panas iku mloncotake ‘air panas itu melepuhkan’, kata banyu ‘air’ terletak pada kata pertama. Data (140) terdapat purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita terdapat pada kata warung ‘warung’ yang terletak pada larik pertama dan kedua. Pada larik pertama sadalandalan, warung ‘dijalan-jalan, warung’, kata warung ‘warung’ terletak pada kata terakhir. Pada larik kedua, warung cilik nawakake ‘warung kecil menawarkan’, kata warung ‘warung’ terletak pada kata pertama. Adanya purwakanthi basa/purwakanthi lumaksita tersebut menambah nilai estetis pada geguritan. Dari analisis data dan pembahasan mengenai aspek bunyi di atas, dapat diketahui bahwa yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah asonansi/purwakanthi swara, ditemukan data sebanyak 52 data dengan persentase kemunculan 53,61 % dibuktikan dengan tabel berikut.
No.
Aspek Bunyi
1.
Asonansi
Jumlah Kemunculan 52
2.
Aliterasi
38
3.
Purwakanthi
7
Persentase
53,61% Yang mendominasi
39,18% adalah asonansi
7,22% dengan persentase 53,61%
Basa/lumaksita
Jumlah
Keterangan
97
100%
Tabel 3. Aspek Bunyi dalam AGPB karya GP
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
B. Kekhasan Diksi/Pilihan Kata dan Aspek Penanda Morfologis dalam Antologi Geguritan Puser Bumi karya Gampang Prawoto 1. Kekhasan Diksi/Pilihan Kata Diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata yang tepat sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai efek-efek tertentu. Diksi yang ditemukan dalam AGPB karya GP antara lain sinonim, antonim, kosakata bahasa Indonesia, idiolek pengarang, tembung saroja, tembung plutan, tembung kawi, kata sapaan. Berikut analisis data dan pembahasan mengenai aspek bunyi yang terdapat dalam AGPB karya GP. a. Sinonim (10) tunggal manunggal dhiri siji (AGPB/2/EMS/4/5-6) ‘tunggal menjadi satu diri’ ‘satu’ (18) therik, thukul winih-winih godhong waru (AGPB/24/DM/1/8) ‘tumbuh, tumbuh biji-biji daun waru (45) alas “iki dudu lemahe embahmu” “ora tandurane bapakmu” (AGPB/41/LA/2/3-4) ‘hutan ‘ini bukan tanah milik nenekmu’ ‘bukan tanaman milik bapakmu’ (93) aku ora banyu aku dudu banjir aku ilu sing elu keli kali (AGPB/60/KT/1/1-3) ‘aku tidak air’ ‘aku tidak banjir’ ‘aku air mata yang keluar ikut hanyut di sungai’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Data (10), (18), (45), dan (93) terdapat diksi yaitu berupa sinonim. Data (10) terdapat sinonim yaitu pada kata tunggal ‘satu’ yang bersinonim dengan kata siji ‘satu’. Data (18) terdapat sinonim yaitu pada kata therik ‘tumbuh’ yang bersinonim
dengan kata thukul ‘tumbuh’. Data (45) terdapat sinonim yaitu pada kata dudu ‘bukan’ yang bersinonim dengan kata ora ‘bukan’. Data (93) terdapat sinonim yaitu pada kata ora ‘tidak’ yang bersinonim dengan kata dudu ‘tidak’. Adanya sinonim-sinonim tersebut menambah keestetisan pada geguritan dan letaknya cenderung bervariatif. b. Antonim (30) Kange lan Yune (AGPB/36/ANN/3/1) ‘kakak laki-laki dan kakak perempuan’ (35) sangu urip celengan mati (AGPB/36/ANN/3/7) ‘bekal hidup tabungan mati’ (38) lamun bumi horeg lemah bengkah iku lindhu aja lali, sregep sinau ora tau ora mlebu mituhu dhawuhe guru ngabekti bapa lan ibu (AGPB/36/ANN/4/5-7) ‘jika bumi bergetar tanah retak itu gempa’ ‘jangan lupa, rajin belajar tidak pernah tidak masuk’ ‘mematuhi perintah guru berbakti bapak dan ibu’ (52) “yen ketiga ora bisa cewok” “yen rendheng ora bisa ndhodhok” (AGPB/42/LA/3-4) ‘jika musim kemarau tidak bisa cebok’ ‘jika musim hujan tidak bisa jongkok’ (71) kebak kecangking, asat kecangking. (AGPB/45/NG/6/1) ‘penuh terbawa, kosong terbawa’ (78) yen kakung bakal daksuwitani yen wadon bakal dakaku dulur senarawedi (AGPB/48/JTNW/3/1-2) ‘jika laki-laki akan saya jadikan suami’ ‘jika perempuan akan diaku sebagai saudara’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
(104) sendhal rana sendhal rene kaya arep didadekake kewan kurban ing sasi besar (AGPB/86/WD/2/2) ‘menyendal ke sana menyendhal ke sini seperti akan dijadikan hewan kurban di bulan Besar’ (105) nyenggut kana nyenggut kene darbeke liyan, (AGPB/86/WD/3/2) ‘makan sana makan sini punya orang lain’ (114) lamun gumbul lanang-wedok, ya… nganaika!. (AGPB/87/WD/6/2) ‘jika dicampur laki-laki-perempuan, ya… seperti itu’ (126) mlebu gol-kene uga mlebu gol-kana (AGPB/98/GUKD/3/4) ‘masuk gol sini juga masuk gol sana’ (139) dol-tinuku (AGPB/103/PB/3/3) ‘jual-dibeli’ Data-data tersebut di atas terdapat diksi yaitu berupa antonim. Data (30) terdapat antonim jenis oposisi hubungan yaitu pada kata Kange ‘kakak laki-laki’ >< Yune ‘kakak perempuan’. Data (35) terdapat antonim jenis oposisi mutlak yaitu pada kata urip ‘hidup’ >< mati ‘meninggal’. Data (38) terdapat antonim jenis oposisi hubungan yaitu pada kata bapa ‘bapak’ >< ibu ‘ibu’. Data (52) terdapat antonim jenis oposisi mutlak yaitu pada
kata ketiga ‘kemarau’ >< rendheng ‘penghujan’. Data (71) terdapat antonim jenis oposisi mutlak yaitu pada kata kebak ‘penuh’ >< asat ‘kosong’. Data (78) terdapat antonim jenis oposisi hubungan yaitu pada kata kakung ‘laki-laki’ >< wadon ‘perempuan’. Data (104) terdapat antonim jenis oposisi mutlak yaitu pada kata rana ‘ke sana’ >< rene ‘ke sini’. Data (105) terdapat antonim jenis oposisi mutlak yaitu pada kata kana ‘di sana’ >< kene ‘di sini’. Data (114) terdapat antonim jenis oposisi hubungan yaitu pada kata lanang ‘laki-laki’ >< wedok ‘perempuan’. Data (126) terdapat antonim jenis oposisi mutlak yaitu pada kata kene ‘di sini’ >< kana ‘di sana’. Data (139) terdapat antonim jenis oposisi hubungan yaitu pada kata dol ‘jual’ ><
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
tinuku ‘dibeli’. Kata tinuku ‘dibeli’ berasal dari kata dasar tuku ‘beli’ yang mendapat seselan {-in-}. Adanya antonim-antonim tersebut menambah nilai estetis pada geguritan dan letaknya cenderung bervariatif. c. Kosakata Bahasa Indonesia (3) duwe nurani, bagus ing ati (AGPB/2/EMS/2/2) ‘punya nurani, baik hatinya’ (5) Ati suci kasendhata ing nafsu birahi lelampah bebrayaning ngaurip iki (AGPB/2/EMS/3/1-3) ‘hati suci’ ‘menghentikan terhadap nafsu birahi’ ‘perjalanan hidup bersama ini’ (14) fasih nintingi tumetese eluh kang mili (AGPB/24/DM/1/4) ‘lancar memilih tetesnya air mata yang mengalir’ (22) fenomena jantra uriping manungsa (AGPB/24/DM/2/3) ‘kejadian roda kehidupan manusia’ (32) iki dudu wedang teh ning wisky iki dudu permen blis ning ekstasi (AGPB/36/ANN/3/3-4) ‘ini bukan air teh tetapi wisky’ ‘ini bukan permen blis tetapi ekstasi (33) lamun banyu segara munggah dharat iki tsunami (AGPB/36/ANN/3/5) ‘jika air lautan naik ke darat ini tsunami’ (39) ika dudu godhong wijen ning ganja ika dudu glepung tempe ning mariyuana (AGPB/37/ANN/5/3-4) ‘itu bukan daun wijen tetapi ganja’ ‘itu bukan tepung tempe tetapi mariyuana’
(42) sabar sareh sumeleh nrima osike kang Maha Kuwasa. (AGPB/37/ANN/5/7) ‘sabar pasrah menerima kehendak yang Maha Kuasa’ (54) investor asing (AGPB/42/LA/6/5)
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
‘investor asing’ (72) jamane reformasi (AGPB/48/JTNW/1/1) ‘zamannya reformasi’ (73) dudu ludruk, dudu kethoprak utawa sinetron TV (AGPB/48/JTNW/1/2) ‘bukan ludruk, bukan ketoprak atau sinetron TV’ (80) iki ana surban lan jubah (AGPB/48/JTNW/4/2) ‘ini ada sorban dan jubah’ (81) dudu iku agemane para ulama (AGPB/48/JTNW/4/3) ‘bukan, itu pakaian para ulama’ (82) iki ana jas, kemeja lan dhasi dudu, iku busanane para menteri (AGPB/48/JTNW//1-2) ‘ini ada jas, kemeja, dan dasi’ ‘bukan, itu pakaiannya para menteri’ (83) iki ana klambi takwa, sarung lan peci dudu, iku klambi santri kanggo ngaji (AGPB/48/JTNW/6/1-2) ‘ini ada baju takwa, sarung dan peci’ ‘bukan, itu baju santri untuk mengaji’ (84) iki ana kutang lan kathok cilik ribi-ribi dudu, iku kostume madona sakanca nalika nyanyi (AGPB/48/JTNW/7/1-2) ‘ini ada kutang dan celana kecil renda-renda’ ‘bukan, ini pakaian Madona dan teman-temannya ketika bernyayi’ (85) buruh, kuli, petani, mantri (AGPB/49/JTNW/8/2) ‘buruh, kuli, petani, mantri’ (86) penari, dhokter, artis, tekan klambine pragawati sing durung dadi (AGPB/49/JTNW/8/3-4)
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
‘penari, dokter, artis sampai bajunya peragawati yang belum jadi’ (87) dudu, kabeh iku klambi karnavale para politisi (AGPB/49/JTNW/8/3-4) ‘bukan, semua itu baju karnaval para politisi’ (91) Mbok, aku arep dadi TKI (AGPB/49/JTNW/10/4) ‘Ibu, saya akan menjadi TKI’ (92) wegah bali wedi pornografi-pornoaksi (AGPB) ‘malas pulang takut pornografi-pornoaksi’ (109) digumbulake wedok padha wedok pating jegagrug petan, rasan-rasan, senam, arisan, rujakan, akeh-akehan mlebu salon, adu paes, (AGPB/86/WD/4/1) ‘dicampur perempuan dengan perempuan malah mencari kutu temannya, membicarakan orang lain, senam, arisan, rujakan, banyak-banyakan masuk salon, mengadu kecantikan’ (112) apik-apikan tumpakan, sepeda pancal, moge apa sedan bmw, (AGPB/86/WD/5/3) ‘bagus-bagusan kendaraan, sepeda jejak, motor besar atau sedan BMW’ (116) cengar-cengir brahi, nyendhal pathok kedhungsangan padha raben (AGPB/87/WD/6/2) ‘cengar-cengir birahi, menyendal patok aturan, malah nikah’ (118) wedhus kendhit sing di dadekake kurban sesaji wedhus etawa sing susune diperesi wedhus dumba sing dielus-elus wulune (AGPB/87/WD/8/2-4) ‘kambing kendhit yang dijadikan kurban sesaji’ ‘kambing etawa yang susunya diperah’ ‘kambing dumba yang dielus-elus bulunya’ Data-data tersebut di atas terdapat diksi/pilihan kata berupa kosakata bahasa Indonesia. Data (3) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata nurani ‘nurani’. Data (5) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata suci ‘suci’,
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
nafsu ‘nafsu’, dan birahi ‘birahi’. Data (14) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata fasih ‘fasih’. Data (22) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata fenomena ‘fenomena’. Data (32) terdapat kosakata bahasa Indonesia wisky ‘wisky’, ekstasi ‘ekstasi’. Data (33) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata tsunami ‘tsunami’. Data (39) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu terdapat pada kata ganja ‘ganja’, mariyuana ‘mariyuana’. Data (42) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata Maha ‘paling’. Data (54) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata investor ‘investor’, asing ‘asing’. Data (72) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata reformasi ‘reformasi’. Data (73) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata sinetron ‘sinetron’, dan TV ‘televisi’. Data (80) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata surban ‘surban’ dan jubah ‘jubah’. Data (81) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata ulama ‘ulama’. Data (82) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata kemeja ‘kemeja’, dan menteri ‘menteri’. Data (83) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata takwa ‘taqwa’, santri ‘santri’ dan peci ‘peci’. Data (84) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata kostume ‘pakaiannya’. Data (85) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata buruh ‘buruh’, kuli ‘kuli’, petani ‘petani’, dan mantri ‘mantri’. Data (86) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata penari ‘penari’, dokter ‘dokter’, artis ‘artis’, dan peragawati ‘peragawati’. Data (87) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata karnavale ‘karnavalnya’ dan politisi ‘politisi’. Data (91) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata TKI ‘Tenaga Kerja Indonesia’. Data (92) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata pornografi ‘pornografi’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
dan pornoaksi ‘pornoaksi’. Data (109) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata senam ‘senam’, dan salon ‘salon’. Data (112) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata sepede ‘sepeda’, moge ‘motor besar’, sedan ‘sedan’, dan BMW ‘BMW’. Data (116) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata brahi ‘birahi’. Data (118) terdapat kosakata bahasa Indonesia yaitu pada kata kurban ‘kurban’. Pemakaian kosakata tersebut dimaksudkan agar pembaca lebih mudah memahami makna kata pada geguritan. d. Idiolek Pengarang (18) therik, thukul winih-winih godhong waru (AGPB/24/DM/1/8) ‘tumbuh, tumbuh biji-biji daun waru’ (34) aja lali, isuk sekolah sore ngaji (AGPB/36/ANN/3/6) ‘jangan lupa, pagi sekolah sore mengaji’ (50) lintung “iki dudu lemahe embahmu” “dudu icir-icirane bapakmu” (AGPB/41/LA/4/4-5) ‘minyak mentah, ini bukan tanah nenekmu’ ‘bukan milik bapakmu’ (68) rembesing sumur panggah kanggo (AGPB/45/NG/5/2) ‘resapnya sumur tetap berguna’ (94) omberku ming nelesi batinmu kang garing (AGPB/60/KT/2/1-2) ‘penuhku’ ‘hanya membasahi batinmu yang kering’ (96) santerku ming nipeti dalan sambang (AGPB/60/KT/3/1-2) ‘arusku’ ‘hanya membekasi jalan yang pernah dilewati’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
(108) sampek gulune kejiret tampar. (AGPB/86/WD/3/2) ‘sampai lehernya terjerat tali’ (114) lamun gumbul lanang-wedok, ya… nganaika!. (AGPB/87/WD/6/2) ‘jika dicampur laki-laki-perempuan, ya seperti itu’ (120) wedhus panggah wae wedhus (AGPB/87/WD/9/1) ‘kambing tetap saja kambing’ (125) aja geman ngamuk mundhak atimu remuk tiwas ngrimuk mengko ora bakal kedumuk ora maido ancene awakmu iku bal-sadhuk (AGPB/98/GUKD/3/1-3) ‘jangan kadang marah takut malah hatimu hancur’ ‘terlanjur terbujuk nanti tidak akan tersentuh’ ‘tidak menyepelekan memang badanmu itu bola sodok’ (127) sakno......... (AGPB/98/GUKD/3/5) ‘kasihan’ (128) aja amung melu umebe banyu banyu panas iku mloncotake (AGPB/98/GUKD/5/1-2) ‘jangan hanya ikut mendidihnya air’ ‘air panas itu melepuhkan’ (129) aja amung njeplak, nadyan cocot ora ana balunge (AGPB/98/GUKD/6/1) ‘jangan hanya asal bicara, meskipun mulut tidak ada tulangnya’ Data-data tersebut di atas terdapat diksi berupa idiolek pengarang. Data (18) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata therik ‘tumbuh’. Data (34) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata isuk ‘pagi’. Data (50) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata lintung ‘minyak mentah’. Data (68) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata panggah ‘tetap’. Data (94) terdapat idiolek pengarang
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
yaitu pada kata ming ‘hanya’. Data (96) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata ming ‘hanya’. Data (108) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata sampek ‘sampai’. Data (114) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata nganaika ‘seperti itu’. Data (120) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata panggah ‘tetap’. Data (125) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata ancene ‘memang’. Data (127) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata sakno ‘kasihan’. Data (128) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata mloncotake ‘melepuhkan’. Data (129) terdapat idiolek pengarang yaitu pada kata njeplak ‘asal bicara’. Idiolek pengarang tersebut cenderung mengarah ke dialak Jawa Timuran (Bojonegoro) dan menjadi kekhasan pengarang. e. Tembung Saroja (16) yen wis titi wanci kababaring sandi (AGPB/24/DM/1/6) ‘jika sudah saatnya terbukanya rahasia’ (42) sabar sareh sumeleh nrima osike kang Maha Kuwasa. (AGPB/37/ANN/5/7) ‘sabar pasrah menerima kehendak yang Maha Kuasa’ Data (16) dan (42) terdapat diksi berupa tembung saroja. Data (16) terdapat tembung saroja yaitu pada kata titi wanci ‘waktu’, kata titi bermakna waktu dan kata wanci juga bermakna waktu. Kedua kata dipakai secara bersamaan tanpa disisipi kata lain di kedua kata tersebut. Data (42) terdapat tembung saroja yaitu pada kata sabar sareh ‘sabar’, kata sabar bermakna sabar dan kata sareh juga bermakna sabar. Kedua kata dipakai secara bersamaan tanpa disisipi kata lain di kedua kata tersebut. Tembung saroja tersebut menunjukkan keestetisan pada geguritan.
f. Tembung Plutan (1) Urip kang jati, wus dumadi ana alam donya iki, kudu dilakoni (AGPB/2/EMS/1/1-2) ‘hidup yang sesungguhnya, sudah terjadi’ ‘berada di alam dunia ini, harus dijalani’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
(2) manungsa kang jati (AGPB/2/EMS/2/1) ‘manusia yang nyata’ (6) margi tinemuning rasa sejati rasa kang jati (AGPB/2/EMS/3/4&4/1) ‘jalan ditemukan rasa yang sesungguhnya’ ‘rasa yang sesungguhnya’ (14) fasih nintingi tumetese eluh kang mili (AGPB/24/DM/1/4) ‘lancar memilih tetesnya air mata yang mengalir’
(24) hamung ingwang kang anglenggahi kencananing ati (AGPB/24/DM/2/5) ‘hanya aku yang menduduki singgasana hati’ (25) Kange….. (AGPB/36/ANN/1/1) ‘kakak laki-laki’ (30) Kange lan Yune... (AGPB/36/ANN/3/1) ‘kakak laki-laki dan kakak perempuan’ (35) iku dudu petis ning candu iku dudu gula watu ning sabu-sabu (AGPB/36/ANN/3/7) ‘bekal hidup, tabungan mati’ (36) Kange... Yune... (AGPB/36/ANN/4/1) ‘kakak laki-laki.. kakak perempuan’ (39) ika dudu godhong wijen ning ganja ika dudu glepung tempe ning mariyuana (AGPB/37/ANN/5/3-4) ‘itu bukan daun wijen tetapi ganja’ ‘itu bukan tepung tempe tetapi mariyuana’ (42) sabar sareh sumeleh nrima osike kang Maha Kuwasa. (AGPB/37/ANN/5/7) ‘sabar pasrah menerima kehendak yang Maha Kuasa’ (43) aku dilairake saka sapecak lemah kang aking (AGPB/41/LA/1/1-2)
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
‘aku dilahirkan dari’ ‘setelapak kaki tanah yang kering’ (49) mbrebes mili netesake luh-luh (AGPB/41/LA/4/3) ‘mengalir meneteskan air mata’
(77) sapa-sapa kang nemokake (AGPB/48/JTNW/3/1) ‘siapa saja yang menemukan’ (79) Ndhuk cah ayu (AGPB/48/JTNW/4/1) ‘Nduk, ‘nak cantik’ (94) omberku ming nelesi batinmu kang garing (AGPB/60/KT/2/1-2) ‘penuhku’ ‘hanya membasahi batinmu yang kering’ (95) goreh goroh ning gurih (AGPB/60/KT/2/3) ‘kegelisahan yang disembunyikan seperti tidak ada apa-apa’
(131) ning, miliha sing nduweni angger-angger (AGPB/98/GUKD/6/5) ‘tetapi, memilihlah yang mempunyai pedoman’ (132) aja amung waton milih, ning miliha sing maton (AGPB/98/GUKD/6/6) ‘jangan hanya asal memilih, tetapi memilihlah yang tepat’
Data-data tersebut di atas terdapat diksi berupa tembung plutan. Data (1), (2), (6), (14), (24), (42), (43), (77), dan (94) terdapat tembung plutan yaitu kata kang ‘yang’ yang berasal dari kata ingkang ‘yang’. Data (25), (30), dan (36) terdapat tembung plutan yaitu kata kange ‘kakak laki-laki’ yang berasal dari kata dasar kakang ‘kakak laki-laki’ yang mendapat sufiks [e]. Data (35), (39), (95), (131) dan (132) terdapat tembung plutan yaitu pada kata ning ‘tetapi’ yang berasal dari kata nanging ‘tetapi’. Data (49) terdapat tembung plutan yaitu pada kata luh ‘air
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
mata’ yang berasal dari kata eluh ‘air mata’. Data (79) terdapat tembung plutan yaitu pada kata Ndhuk ‘panggilan untuk anak perempuan’, yang berasal dari kata gendhuk. Tembung plutan tersebut digunakan untuk menunjukkan keestetisan pada geguritan. g. Tembung Kawi (20) lamun sira ora percaya (AGPB/24/DM/1/10) ‘jika kamu tidak percaya’ (24) hamung ingwang kang anglenggahi kencananing ati (AGPB/24/DM/2/5) ‘hanya aku yang menduduki singgasana hati’ (76) mendra saka kahyangan, lelumban ing sendhang busanane ilang (AGPB/48/JTNW/1/3-4) ‘pergi dari kahyangan, bermain air di sendhang’ ‘pakaiannya hilang’ (82) iki ana jas, kemeja lan dhasi dudu, iku busanane para menteri (AGPB/48/JTNW//1-2) ‘ini ada jas, kemeja, dan dasi’ ‘bukan, itu pakaiannya para menteri’ (135) Kuthaku mabur ngawiyat (AGPB/103/PB/1/1 ‘kotaku terbang ke langit’ Data-data tersebut di atas terdapat diksi berupa tembung kawi. Data (20) ditunjukkan pada kata sira ‘kamu’. Data (24) ditunjukkan pada kata ingwang ‘aku’. Data (76) dan (82) ditunjukkan pada kata busana ‘pakaian’. Data (135) ditunjukkan pada kata ngawiyat ‘ke langit’ yang berasal dari kata dasar wiyat ‘langit’. Adanya tembung kawi tersebut di atas menambah efek estetis pada geguritan dan letaknya cenderung bervariatif. h. Kata Sapaan (25) Kange….. (AGPB/36/ANN/1/1) ‘kakak laki-laki’ (27)Yune….. (AGPB/36/ANN/2/1) ‘kakak perempuan’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
(36) Kange lan Yune... (AGPB/36/ANN/4/1) ‘kakak laki-laki.. kakak perempuan’ (79) Ndhuk cah ayu (AGPB/48/JTNW/4/1) ‘nduk, nak cantik’ (89) Le, Jaka Tarub (AGPB/49/JTNW/10/1) ‘Nak, Jaka Tarub’ (91) Mbok, aku arep dadi TKI (AGPB/49/JTNW/10/4) ‘ibu, saya akan menjadi TKW’ Data (25), (27), (36), (79), (89), dan (91) terdapat diksi berupa kata sapaan. Data (25) terdapat kata sapaan jenis istilah kekerabatan yaitu kata Kange ‘kakak laki-laki’. Data (27) terdapat kata sapaan jenis istilah kekerabatan yaitu kata Yune ‘kakak perempuan’. Data (36) terdapat kata sapaan jenis istilah kekerabatan Kange ‘kakak laki-laki’ dan Yune ‘kakak perempuan’. Data (79) terdapat kata sapaan jenis kata nama Ndhuk ‘sapaan yang ditujukan untuk anak perempuan’. Data (89) terdapat kata sapaan jenis kata nama Le ‘sapaan yang ditujukan untuk anak laki-laki’. Data (91) terdapat kata sapaan istilah kekerabatan Mbok ‘ibu’.
Tujuan menggunakan kata sapaan tersebut yaitu untuk menyapa seseorang. Dari analisis data dan pembahasan mengenai diksi/pilihan kata di atas, dapat diketahui diksi yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah kosakata bahasa Indonesia, ditemukan data sebanyak 25 data dengan persentase kemunculan 29,41% dibuktikan dengan tabel berikut.
No.
Diksi
Jumlah
Persentase
Keterangan
Kemunculan
1.
Sinonim
4
4,71% Yang
2.
Antonim
11
12,94% adalah
mendominasi diksi
berupa
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
25
29,41% kosakata
4.
Kosakata Bahasa Indonesia Idiolek Pengarang
13
15,29%
5.
Tembung Saroja
2
2,35%
6.
Tembung Plutan
19
22,35%
7.
Tembung Kawi
5
5,88%
8.
Kata Sapaan
6
7,06%
Jumlah
85
100%
3.
Indonesia
bahasa dengan
persentase 29,41%
Tabel 4. Diksi dalam AGPB karya GP
4. Kekhasan Aspek Penanda Morfologis a. Afiksasi 1) Prefiks (4) manunggaling kawula kalawan Gusti (AGPB/2/EMS/2/3) ‘bersatunya manusia dengan Tuhannya’ (5) ati suci kasendhata ing nafsu birahi lelampah bebrayaning ngaurip iki (AGPB/2/EMS/3/1-3) ‘hati suci’ ‘menghentikan nafsu birahi’ ‘perjalanan hidup bersama ini’ (10) tunggal manunggal dhiri Siji (AGPB/2/EMS/4/5-6) ‘tunggal menjadi satu diri’ ‘satu’ (136) puser bumi manglung mangetan kemrengseng swarane sedhan kalah seru swarane sepatu lerekan (AGPB/103/PB/2/1-3) ‘pusar bumi bergayut ke depan ke arah timur’ ‘deruan suara sedan’ ‘kalah keras suara sepatu berresleting’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
Data (4), (5), (10), dan (136) terdapat aspek penanda morfologis afiksasi berupa prefiks. Data (4) terdapat prefiks [ka] pada kata kalawan ‘dengan’ yang berasal dari kata dasar lawan ‘dengan’. Data (5) terdapat prefiks [ka-] pada kata kasendhata ‘menghentikan’, yang berasal dari kata dasar sendhat ‘berhenti’. Data (10) terdapat prefiks [maN-] pada kata manunggal ‘menjadi satu’, yang berasal dari kata dasar tunggal ‘satu’. Data (136) terdapat prefiks [maN-] pada kata mangetan ‘ke arah timur’, yang berasal dari kata dasar etan ‘timur’. Pada kata yang mengandung prefiks [maN-] terjadi alomorf /n/ dan /ŋ/ menjadi /man/ dan /mang/ sehingga menjadi manunggal dan mangetan. Adanya prefiks [ka-] dan [maN-] tersebut menambah nilai estetis pada geguritan. Dari analisis data dan pembahasan mengenai prefiks di atas, dapat diketahui kemunculan prefiks [ka-] dan [maN-] sama yaitu masing-masing 2 data.
No.
Prefiks
1.
[ka-]
Jumlah Kemunculan 2
2.
[maN-]
2
Jumlah
Persentase
Keterangan
50% Tidak
ada
yang
50% mendominasi.
4
100%
Tabel 5. Prefiks dalam AGPB karya GP 2) Infiks (8) jumangkah (AGPB/2/EMS/4/3) ‘melangkah’ (134) ujare para winasis (AGPB/99/GUKD/7/3) ‘perkataan para ahli’ (139) dol-tinuku (AGPB/103/PB/3/3) ‘jual-dibeli’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
(143) gumrojog, kemricik kaya swarane lenga (AGPB/104/PB/4/5-6) ‘gumrojog (suara air yang turun deras), gemericik’ ‘seperti suara minyak’ Data (8), (134), (139), dan (143) terdapat aspek penanda morfologis afiksasi berupa infiks. Data (8) terdapat infiks [-um-] pada kata jumangkah ‘melangkah’, yang berasal dari kata dasar jangkah ‘langkah’. Data (139) terdapat infiks [-in-] pada kata tinuku ‘dibeli’, yang berasal dari kata tuku ‘beli’. Data (134) terdapat infiks [-in-] pada kata winasis ‘pintar’, yang berasal dari kata dasar wasis ‘pintar’. Data (143) terdapat infiks [-um-] pada kata gumrojog ‘suara air yang turun deras’, yang berasal dari kata grojog ‘suara air yang turun deras’. Adanya infiks tersebut di atas menambah keestetisan pada geguritan. Dari analisis data dan pembahasan mengenai infiks di atas, dapat diketahui kemunculan infiks {-um-} dan {-in-} sama yaitu masing-masing 2 data. No.
Infiks
1.
{-um-}
Jumlah Kemunculan 2
2.
{-in-}
2
50% infiks {-um-} dan {-in-}
4
100% dengan persentase masing-
Jumlah
Persentase
Keterangan
50% Yang mendominasi adalah
masing 40%
Tabel 6. Infiks dalam AGPB karya GP
3) Sufiks (5) ati suci kasendhata ing nafsu birahi lelampah bebrayaning ngaurip iki (AGPB/2/EMS/3/1-3) ‘hati suci’ ‘menghentikan nafsu birahi’ ‘perjalanan bersama hidup ini’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
(7) linambaran resiking ati (AGPB/2/EMS/4/2) ‘didasarkan bersihnya hati’ (21) linambaran prasetyaning janji (AGPB/24/DM/2/2) ‘didasarkan kesetiaan janji’ (22) fenomena jantra uriping manungsa (AGPB/24/DM/2/3) ‘kejadian roda kehidupan manusia’ (24) hamung ingwang kang anglenggahi kencananing ati (AGPB/24/DM/2/5) ‘hanya aku yang menduduki singgasana hati’ (58) kendhi tuwa pancurna weninging toya ketimbang mencep omber tanpa guna (AGPB) ‘kendi tua’ ‘pancarkan jernihnya air’ ‘daripada penuh meluber tanpa guna’ (68) rembesing sumur panggah kanggo (AGPB/45/NG/5/2) ‘resapnya sumur tetap berguna’ (99) kemrengsenge rasa ing dhadhamu sapecak satindak larasing lembehanmu (AGPB/60/KT/4/3-4) ‘deruan rasa di dadamu’ ‘selangkah tindakan selaras ayunan tanganmu’ Data (5), (7), (21), (22), (24), (58), (68), dan (99) terdapat aspek penanda morfologis afiksasi berupa sufiks. Data (5) dan (68) terdapat sufiks [-ing] pada kata rembesing ‘meresapnya’, yang berasal dari kata dasar rembes ‘resap’. Data (7) terdapat sufiks [-ing] pada kata resiking ‘bersihnya’, yang berasal dari kata dasar resik ‘bersih’. Data (21) terdapat sufiks [-ing] pada kata prasetyaning ‘kesetiaannya’ yang berasal dari kata prasetya ‘kesetiaan’. Pada kata prasetyaning, sufiks
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
[-ing] terjadi alomorf /n/ sehingga menjadi prasetyaning. Data (22) terdapat sufiks [-ing] pada kata uriping ‘hidupnya’, yang berasal dari kata dasar urip ‘hidup’. Data (24) terdapat sufiks [-ing] yang terdapat pada kata kencananing ‘kencananya’, yang berasal dari kata kencana ‘kencana’. Pada kata kencananing, sufiks [-ing] terjadi alomorf /n/ sehingga menjadi kencananing. Data (58) terdapat sufiks [-ing] pada kata weninging ‘jernihnya’, yang berasal dari kata dasar wening ‘jernih’. Data (99) terdapat sufiks [-ing] pada kata larasing ‘selarasnya’ yang berasal dari kata laras ‘laras’. Adanya sufiks [-ing] tersebut menambah keestetisan pada geguritan, daripada sufiks [e]. 4) Konfiks (4) manunggaling kawula kalawan Gusti (AGPB/2/EMS/2/3) ‘bersatunya manusia dengan Tuhannya’ (16) yen wis titiwanci kababaring sandi (AGPB/24/DM/1/6) ‘jika sudah saatnya terbukanya rahasia’ (24) hamung ingwang kang anglenggahi kencananing ati (AGPB/24/DM/2/5) ‘hanya aku yang menduduki singgasana hati’ (142) sakilan banyu panguripan wutah ing sedhengah papan (AGPB/103/PB/4/2-4) ‘sejengkal’ ‘air kehidupan’ ‘tumpah di sembarang tempat’ Data (4), (16), (24), dan (142) terdapat aspek penanda morfologis afiksasi berupa konfiks. Data (4) terdapat konfiks [ma-ing] pada kata manungggaling ‘bersatunya’, yang dari kata dasar tunggal ‘satu’. Konfiks [ma-ing] terjadi alomorf /n/ sehingga menjadi
manunggaling. Data (16) terdapat konfiks [ka-ing] pada kata kababaring ‘dibukanya’, yang dari kata dasar babar ‘buka’. Data (24) terdapat konfiks [a-i] pada kata anglenggahi ‘menduduki’, yang berasal dari kata dasar lenggah
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
‘duduk’. Pada kata anglenggahi, konfiks [a-i] terjadi alomorf /ŋ/ sehingga menjadi anglenggahi. Data (142) terdapat konfiks [pa-an] pada kata panguripan ‘kehidupan’, yang berasal dari kata dasar urip ‘hidup’. Pada kata panguripan, konfiks [pa-an] terjadi alomorf /ŋ/ sehingga menjadi panguripan. Adanya konfiks tersebut di atas menambah keestetisan pada geguritan. Dari analisis data dan pembahasan mengenai afiksasi di atas, dapat diketahui afiksasi yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah sufiks ditemukan data sebanyak 8 data dengan persentase kemunculan 34,78% dibuktikan dengan tabel berikut.
No.
Afiksasi
1.
Prefiks
Jumlah Kemunculan 4
Persentase
2.
Infiks
4
20% adalah sufiks dengan
3.
Sufiks
8
40% persentase 40%
4.
Konfiks
4
20%
Jumlah
20
100%
20% Yang
Keterangan
mendominasi
Tabel 7. Afiksasi dalam AGPB karya GP
b. Reduplikasi 1) Dwipurwa (5) ati suci kasendhata ing nafsu birahi lelampah bebrayaning ngaurip iki (AGPB/2/EMS/3/1-3) ‘hati suci’ ‘menghentikan nafsu birahi’ ‘perjalanan hidup bersama ini’ (9) rerangkulan (AGPB/2/EMS/4/4) ‘saling merangkul’ (40) lamun srengenge lan bulan rerangkulan ika grahana
(AGPB/37/ANN/5/5) ‘jika matahari dan bulan saling merangkul itu gerhana’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
(76) mendra saka kahyangan, lelumban ing sendhang busanane ilang (AGPB/48/JTNW/1/3-4) ‘pergi dari kahyangan, bermain air di sendhang’ ‘pakaiannya hilang’ (144) sesidheman (AGPB/104/PB/5/1) ‘secara bersembunyi’ Data-data tersebut di atas terdapat aspek penanda morfologis berupa reduplikasi. Data (5) terdapat reduplikasi berupa dwipurwa asal pada kata lelampah ‘perjalanan’, yang berasal dari kata dasar lampah ‘jalan’. Data (9) dan (40) terdapat reduplikasi berupa dwipurwa asal dengan sufiks [-an] pada kata rerangkulan ‘saling merangkul’, yang
berasal dari kata dasar rangkul ‘merangkul’. Data (76) terdapat dwipurwa asal pada kata lelumban ‘bermain air’ yang berasal dari kata lumban ‘bermain air’. Data (144) terdapat reduplikasi berupa dwipurwa asal dengan sufiks [-an] pada kata sesidheman ‘secara bersembunyi’ yang berasal dari kata dasar sidhem ‘dirahasiakan’. Adanya dwipurwa di atas menunjukkan kelitereran pada geguritan.
2) Dwilingga Salin Swara (46) sapecak lemah aking nukulake tanduran kolang-kaling weteng kemruncung, daringan garing (AGPB/41/LA/3/1-3) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘menumbuhkan tanaman kolang-kaling’ ‘perut keroncongan, daringan (tempat menyimpan beras) kering’ (51) sapecak lemah aking lemah sing dadi gonjang-ganjing (AGPB/41/LA/5/1-2) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘tanah yang menjadi prahara’ (115) ingah-ingih embak-embek, lali ngombe lali mangan (AGPB/87/WD/6/2)
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
‘ingah-ingih, mengembak-embek, lupa minum lupa makan’ (116) cengar-cengir brahi, nyendhal pathok kedhungsangan padha raben (AGPB/87/WD/6/2) ‘cengar-cengir birahi, menyendal batas aturan, malah nikah’ (121) amerga, wedhus-wedhus manut embak-embek ing jamane (AGPB/87/WD/9/2) ‘karena, kambing-kambing mengikuti embak-embek di jamannya’ (137) ngidak-idak lemah warisan ngurug dalan wetune pangan ngosak-asik pranatan nyadhong dhuwit sewan (AGPB/103/PB/2/5-8) ‘menginjak-injak tanah warisan’ ‘menutupi jalan keluarnya makanan’ ‘membuka-buka aturan’ ‘menerima uang hasil sewaan’ (145) klesak-klesik (AGPB/104/PB/5/2) ‘berbicara pelan-pelan’ Data (46) terdapat dwilingga salin swara pada kata kolang-kaling ‘kolang-kaling’. Data (51) terdapat dwilingga salin swara pada kata gonjangganjing ‘prahara’. Data (115) terdapat dwilingga salin swara pada kata ingahingih ‘ingah-ingih’ dan embak-embek ‘mengembak-ngembek’. Data (116) terdapat dwilingga salin swara pada kata cengar-cengir ‘cengar-cengir’. Data (121) terdapat dwilingga salin swara pada kata embak-embek ‘embak-embek’. Data (137) terdapat dwilingga salin swara pada kata ngosak-asik ‘membukabuka’ yang berasal dari kata dasar osak-asik. Data (145) terdapat dwilingga salin swara pada kata klesak-klesik ‘berbicara pelan-pelan’. Adanya dwilingga salin swara di atas menunjukkan kelitereran pada geguritan.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
Dari analisis data dan pembahasan mengenai reduplikasi di atas, dapat diketahui reduplikasi yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah dwilingga salin swara, ditemukan data sebanyak 7 data dengan persentase kemunculan 58,33% dibuktikan dengan tabel berikut. No.
Reduplikasi
1.
Dwipurwa
2.
Dwilingga Salin Swara
Jumlah Kemunculan 5
Jumlah
Persentase
Keterangan
41,67% Yang
mendominasi
7
58,33% adalah dwilingga salin
12
100% swara dengan persentase 58,33%
Tabel 8. Reduplikasi dalam AGPB karya GP
c. Kata Majemuk (113) ijo-ijonan godhong enom, akeh-akehan simpenan, royokan wedokan, gabrugan, jotosan, adu endhas sampek sungune ilang. (AGPB/86/WD/6/1) ‘hijau-hijauan daun muda, banyak-banyakan simpanan, saling berebut wanita, adu kepala, saling menjotos, adu kepala sampai tanduknya hilang’ Data (113) terdapat aspek penanda morfologis berupa kata majemuk yaitu pada kata godhong enom ‘daun muda’ yang memiliki arti wanita muda. Kata majemuk tersebut juga memiliki kelitereran yaitu terdapat asonansi [ↄ]. Dari analisis data dan pembahasan mengenai aspek penanda morfologis di atas, dapat diketahui yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah afiksasi ditemukan data sebanyak 23 data dengan persentase kemunculan 60,61% dibuktikan dengan tabel berikut.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
No.
1.
Aspek Penanda Morfologis Afiksasi
2.
Reduplikasi
12
3.
Kata Majemuk
1
3,03% persentase 60,61%
33
100%
Jumlah
Jumlah Kemunculan 20
Persentase
Keterangan
60,61% Yang
mendominasi
36,36% adalah afiksasi dengan
Tabel 9. Aspek penanda morfologis dalam AGPB karya GP
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
C. Penggunaan Gaya Bahasa dalam Antologi Geguritan Puser Bumi karya Gampang Prawoto Gaya bahasa adalah pemakaian gaya/style bahasa yang menimbulkan aspek keindahan/estetis yang menjadi ciri khas seseorang jika menggunakannya. Dalam geguritan AGPB karya GP terdapat gaya bahasa yang menimbulkan efek keindahan yaitu repetisi, asidenton, polisidenton, litotes, tautologi, hiperbola, simile, personifikasi, eponim, epitet, metonomia, ironi, dan pun/paronomasia. Berikut analisis data dan pembahasan mengenai gaya bahasa yang terdapat dalam AGPB karya GP. 1. Repetisi (32) iki dudu wedang teh ning wisky iki dudu permen blis ning ecstasy (AGPB/36/ANN/3/3-4) ‘ini bukan air teh tetapi wisky’ ‘ini bukan permen blis tetapi ecstasy’ (37) iku dudu petis ning candu iku dudu gula watu ning sabu-sabu (AGPB/36/ANN/4/3-4) ‘itu bukan petis tetapi candu’ ‘itu bukan gula batu tetapi sabu-sabu’ (38) lamun bumi horeg lemah bengkah iku lindhu aja lali, sregep sinau ora tau ora mlebu mituhu dhawuhe guru ngabekti bapa lan ibu (AGPB/36/ANN/4/5-7) ‘jika bumi bergetar tanah retak itu gempa’ ‘jangan lupa, rajin belajar tidak pernah tidak masuk’ ‘mematuhi perintah guru berbakti bapak dan ibu’ (39) ika dudu godhong wijen ning ganja ika dudu glepung tempe ning mariyuana (AGPB/37/ANN/5/3-4) ‘itu bukan daun wijen tetapi ganja’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
‘itu bukan tepung tempe tetapi mariyuana’ (50) lintung “iki dudu lemahe embahmu” “dudu icir-icirane bapakmu” (AGPB/41/LA/4/4-5) ‘minyak mentah, ini bukan tanah nenekmu’ ‘bukan milik bapakmu’ (52) “yen ketiga ora bisa cewok” “yen rendheng ora bisa ndhodhok” (AGPB/42/LA/3-4) ‘jika musim kemarau tidak bisa cebok’ ‘jika musim hujan tidak bisa jongkok’ (56) ora gripis ora grupil (AGPB/44/NG/1/3) ‘tidak rusak pinggirnya, tidak berkurang’ (57) sangsaya lawas, sangsaya nggalih (AGPB/44/NG/1/3) ‘semakin lama, semakin kuat’ (70) kendhi tuwa, kendhi pretula (AGPB/45/NG/6/1) ‘kendi tua, kendi pretula’ (73) dudu ludruk, dudu kethoprak utawa sinetron TV (AGPB/48/JTNW/1/2) ‘bukan ludruk, bukan ketoprak atau sinetron TV’ (78) yen kakung bakal daksuwitani yen wadon bakal dakaku dulur senarawedi (AGPB/48/JTNW/3/1-2) ‘jika laki-laki akan saya jadikan suami’ ‘jika perempuan akan saya akui sebagai saudara’ (93) aku ora banyu aku dudu banjir aku ilu sing elu keli kali (AGPB/60/KT/1/1-3) ‘aku tidak air’ ‘aku tidak banjir’ ‘aku air mata yang keluar ikut hanyut di sungai’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
(104) sendhal rana sendhal rene kaya arep didadekake kewan kurban ing sasi besar (AGPB/86/WD/2/2) ‘menyendal ke sana menyendal ke sini seperti akan dijadikan hewan kurban di bulan Besar’ (105) nyenggut-kana-nyenggut kene darbeke liyan, (AGPB/86/WD/3/2) ‘makan sana, makan sini milik orang lain’ (109) digumbulake wedok padha wedok pating jegagrug petan, rasan-rasan, senam, arisan, rujakan, akeh-akehan mlebu salon, adu paes, (AGPB/86/WD/4/1) ‘dicampur perempuan dengan perempuan malah mencari kutu temannya, membicarakan orang lain, senam, arisan, rujakan, banyak-banyakan masuk salon, mengadu kecantikan’ (111) gathuk lanang padha lanang (AGPB/86/WD/5/2) ‘bertemu laki-laki dengan laki-laki’ (115) ingah-ingih embak-embek, lali ngombe lali mangan, (AGPB/87/WD/6/2) ‘ingah-ingih, mengembak-embek, lupa minum lupa makan’ (117) wedhus.....wedhus..... dhasar wedhus...!!! (AGPB/87/WD/7/1) ‘kambing... kambing… dasar kambing…!!!’ (118) wedhus kendhit sing di dadekake kurban sesaji wedhus etawa sing susune diperesi wedhus dumba sing dielus-elus wulune (AGPB/87/WD/8/2-4) ‘kambing kendhit yang dijadikan kurban sesaji’ ‘kambing etawa yang susunya diperah’ ‘kambing dumba yang dielus-elus bulunya’ (120) wedhus panggah wae wedhus (AGPB/87/WD/9/1) ‘kambing tetap saja kambing’ (126) mlebu gol-kene uga mlebu gol-kana (AGPB/98/GUKD/3/4) ‘masuk gol sini juga masuk gol sana’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
(130) aja amung milih aja amung angger milih (AGPB/98/GUKD/6/3-4) ‘jangan hanya memilih’ ‘jangan hanya asal memilih’ (132) aja amung waton milih, ning miliha sing maton (AGPB/98/GUKD/6/6) ‘jangan hanya asal memilih, tetapi memilihlah yang tepat’ (133) aja amung mbegudul manut karepe dhewe aja angger, mengko mundhak getun ing tembe (AGPB/99/GUKD/7/1-2) ‘jangan hanya seenaknya sendiri menuruti kehendak sendiri’ ‘jangan asal, nanti malah tambah menyesal akhirnya’ (136) puser bumi manglung mangetan kemrengseng swarane sedhan kalah seru swarane sepatu lerekan (AGPB/103/PB/2/1-3) ‘pusar bumi bergayut ke depan ke arah timur’ ‘deruan suara sedan’ ‘kalah keras suara sepatu berresleting’ Data-data tersebut di atas terdapat gaya bahasa. Data (32) dan (37) terdapat gaya bahasa repetisi yaitu pada iki dudu ‘ini bukan’, yang menunjukkan repetisi anafora dan kata ning ‘yang’, yang menunjukkan repetisi mesodiplosis. Data (38) dan (56) terdapat gaya bahasa repetisi pada kata ora ‘tidak’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (39) terdapat gaya bahasa repetisi yaitu pada ika dudu ‘itu bukan’, yang menunjukkan repetisi anafora dan kata ning ‘yang’, yang menunjukkan repetisi mesodiplosis. Data (50) dan (73) terdapat gaya bahasa repetisi yaitu pada dudu ‘bukan’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (52) terdapat gaya bahasa repetisi yen ‘jika’, yang menunjukkan repetisi anafora dan ora bisa ‘tidak bisa’, yang menunjukkan repetisi mesodiplosis. Data
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
(57) terdapat gaya bahasa repetisi yaitu pada kata sangsaya ‘semakin’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (70) terdapat gaya bahasa repetisi yaitu pada kata kendhi ‘kendhi’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (78) terdapat gaya bahasa repetisi yen ‘jika’, yang menunjukkan repetisi anafora dan bakal dak ‘akan saya’, yang menunjukkan repetisi mesodiplosis. Data (93) terdapat gaya bahasa repetisi, yang ditunjukkan pada kata aku ‘saya’, yang menunjukkan repetisi anafora. Data (104) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata sendhal ‘menyendal’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (105) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata nyenggut ‘meraih’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (109) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata wedok ‘perempuan’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (111) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata lanang ‘laki-laki’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (115) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata lali ‘lupa’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (117) dan (120) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata wedhus ‘kambing’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (118) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata wedhus ‘kambing’ di awal baris, yang menunjukkan repetisi anafora dan kata sing ‘yang’ di tengah baris’, yang menunjukkan repetisi mesodiplosis. Data (126) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata mlebu ‘masuk’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis. Data (130) terdapat gaya bahasa repetisi tautotes yang ditunjukkan pada aja amung ‘jangan hanya’ dan milih ‘memilih’ yang diulang dalam sebuah
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
kontruksi. Data (132) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata milih ‘memilih’, yang menunjukkan repetisi epizeuksis.. Data (133) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata aja ‘jangan’ yang terdapat pada awal baris, yang menunjukkan repetisi anafora. Data (136) terdapat gaya bahasa repetisi yang ditunjukkan pada kata swarane ‘suaranya’ di tengah baris, yang menunjukkan repetisi mesodiplosis. Gaya bahasa repetisi di atas menambah efek estetis pada geguritan. 2. Asidenton (65) kali sing reged, letheg, badheg (AGPB/44/NG/4/3) ‘sungai yang kotor, keruh, bau busuk’ (85) buruh, kuli, petani, mantri (AGPB/49/JTNW/8/2) ‘buruh, kuli, petani, mantri’ Data (56) dan (85) terdapat gaya bahasa asidenton. Data (56) terdapat gaya bahasa asidenton yang ditunjukkan pada kata reged, letheg, badheg ‘kotor, keruh, bau busuk’ tanpa adanya kata penghubung antara ketiga kata tersebut. Data (85) terdapat gaya bahasa asidenton yang ditunjukkan pada kata buruh, kuli, petani, mantri ‘buruh, kuli, petani, mantri’ tanpa adanya kata penghubung antara keempat kata tersebut. Gaya bahasa asidenton di atas menambah efek estetis pada geguritan. 3. Polisidenton (62) nglangga, nyucup, apa nyecep (AGPB/44/NG/3/3) ‘minum dengan bibir tanpa menyentuh tempat minum, minum dengan dikecup, atau mencari ilmu’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
(82) iki ana jas, kemeja lan dhasi dudu, iku busanane para mentri (AGPB/48/JTNW//1-2) ‘ini ada jas, kemeja, dan dasi’ ‘bukan, itu pakaiannya para menteri’ (83) iki ana klambi takwa, sarung lan peci dudu, iku klambi santri kanggo ngaji (AGPB/48/JTNW/6/1-2) ‘ini ada baju takwa, sarung dan peci’ ‘bukan, itu baju santri dan untuk mengaji’ (88) lumbunge wis padhang anane mung jarit, kemben lan slendhang ayo padha sing irit ben ora kakehan utang (AGPB/49/JTNW/9/2-4) ‘lumbung padinya sudah terang’ ‘adanya hanya kain batik, kain penutup dada, dan selendang’ ‘ayo sama-sama berhemat supaya tidak kebanyakan hutang’ Data-data tersebut di atas terdapat gaya bahasa polisidenton. Data (62) terdapat gaya bahasa polisidenton ditandai dengan kata penghubung yaitu kata apa ‘atau’ di antara ketiga kata nglangga, nyucup, nyecep ‘minum dengan bibir tanpa menyentuh tempat minum, minum dengan dikecup, atau mencari ilmu’. Data (82) terdapat gaya bahasa polisidenton ditandai dengan kata penghubung yaitu kata lan ‘dan’ di antara ketiga kata jas, kemeja, dhasi ‘jas, kemeja, dan dasi’. Data (83) terdapat gaya bahasa polisidenton ditandai dengan kata penghubung yaitu kata lan ‘dan’ di antara ketiga kata klambi takwa, sarung peci ‘klambi takwa, sarung, peci’. Data (88) terdapat gaya bahasa polisidenton ditandai dengan kata penghubung yaitu kata lan ‘dan’ di antara ketiga kata jarit, kemben lan slendhang ‘kain panjang, kain penutup dada, dan slendang’. Gaya bahasa polisidenton di atas menambah efek estetis pada geguritan.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
4. Litotes (43) aku dilairake saka sapecak lemah kang aking (AGPB/41/LA/1/1-2) ‘aku dilahirkan dari’ ‘setelapak kaki tanah yang kering’ Data (43) terdapat gaya bahasa litotes, ditunjukkan pada kalimat sapecak lemah kang aking ‘setelapak kaki tanah yang kering’. Seseorang tersebut merendah dengan menyatakan bahwa ia hanya dilahirkan dari sebongkah tanah yang kering. Gaya bahasa litotes tersebut menambah keestetisan pada geguritan. 5. Tautologi (15) ijen tanpa rewang (AGPB/24/DM/1/5) ‘sendiri tanpa teman’ Data (5) tersebut di atas terdapat gaya bahasa tautologi yang ditunjukkan pada kata ijen ‘sendiri’ yang diperjelas dengan frasa tanpa rewang ‘tanpa teman’. Gaya bahasa tautologi tersebut menambah keestetisan pada geguritan. 6. Hiperbola (12) aku ngrakit gurit karo njerit (AGPB/24/DM/1/2) ‘aku membuat puisi dengan menjerit’ (125) aja geman ngamuk mundhak atimu remuk tiwas ngrimuk mengko ora bakal kedumuk ora maido ancene awakmu iku bal-sadhuk (AGPB/98/GUKD/3/1-3) ‘jangan kadang marah takut malah hatimu hancur’ ‘terlanjur terbujuk nanti tidak akan tersentuh’ ‘tidak menyepelekan memang badanmu itu bola sodok’ Data-data tersebut di atas terdapat gaya bahasa hiperbola. Data (12) terdapat gaya bahasa hiperbola, ditunjukkan pada frase ngrakit gurit karo njerit ‘membuat puisi dengan menjerit’, yang menunjukkan hal yang berlebihan. Data
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
(125) terdapat gaya bahasa hiperbola, ditunjukkan pada frase atimu ngrimuk ‘hatimu hancur’, yang menunjukkan hal yang berlebihan. Gaya bahasa hiperbola tersebut menambah keestetisan pada geguritan. 7. Simile (13) swara ati kaya tangise bayi (AGPB/24/DM/1/3) ‘suara hati seperti tangisan bayi’ (48) sapecak lemah aking karanta-ranta pindha tela mangsa ketiga (AGPB) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘meronta-ronta seperti singkong musim kemarau’ (103) lamun dikawar bakal mubeng kaya kitiran, (AGPB/86/WD/2/2) ‘jika diikat lehernya, akan berputar seperti kitiran’ (104) sendhal rana sendhal rene kaya arep didadekake kewan kurban ing sasi besar (AGPB/86/WD/2/2) ‘menyendal ke sana menyendal ke sini seperti akan dijadikan hewan kurban di bulan Besar’ (106) kaya sandhinge ora ana pakan, (AGPB/86/WD/3/2) ‘seperti disampingnya tidak ada makan’ (143) gumrojog, kemricik kaya swarane lenga (AGPB/104/PB/4/5-6) ‘gumrojog (suara air yang turun deras), gemericik’ ‘seperti suara minyak’ Data-data tersebut di atas terdapat gaya bahasa simile. Data (13) terdapat gaya bahasa simile, ditunjukkan pada kata kaya ‘seperti’, dengan mengibaratkan suara hati seperti tangisan seorang bayi. Data (48) terdapat gaya bahasa simile, ditunjukkan pada kata pindha ‘seperti’, dengan mengibaratkan setelapak kaki
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
tanah yang kering meronta-ronta seperti singkong di musin kemarau. Data (103) terdapat gaya bahasa simile, ditunjukkan pada kata kaya ‘seperti’, dengan mengibaratkan kambing yang diikat lehernya akan berputar seperti mainan kitiran. Data (104) terdapat gaya bahasa simile, ditunjukkan pada kata kaya ‘seperti’, dengan mengibaratkan bahwa kambing yang sedang menyendal ke sana ke mari seperti akan dijadikan hewan kurban di bulan Besar. Data (106) terdapat gaya bahasa simile, ditunjukkan pada kata kaya ‘seperti’, diibaratkan kambing yang seperti di sampingnya tidak ada makanan. Data (143) terdapat gaya bahasa simile, ditunjukkan pada kata kaya ‘seperti’, diibaratkan suara air seperti suara minyak. Gaya bahasa simile tersebut di atas menambah efek estetis pada geguritan. 8. Personifikasi (40) lamun srengenge lan bulan rerangkulan ika grahana (AGPB/37/ANN/5/5) ‘jika matahari dan bulan saling merangkul itu gerhana’ (48) sapecak lemah aking karanta-ranta pindha tela mangsa ketiga (AGPB/41/LA/4/1-2) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘meronta-ronta seperti singkong musim kemarau’ (49) mbrebes mili netesake luh-luh (AGPB/41/LA/4/3) ‘mengalir meneteskan air mata’ (59) nyirami winih-winih alum (AGPB/44/NG/2/4) ‘menyirami biji-biji yang layu’ (60) gogrog, ketlarak amerga ngelak (AGPB/44/NG/2/5) ‘jatuh, tidak terawat karena haus’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
(61) kendhi tuwa ajarana ngombe (AGPB/44/NG/3/2) ‘kendi tua’ ‘ajarkan minum’ (100) banjir nylametake sing arep kintir (AGPB/60/KT/5/2) ‘banjir menyelamatkan yang akan hanyut’ (135) kuthaku mabur ngawiyat (AGPB/103/PB/1/1) ‘kotaku terbang ke langit’ Data-data tersebut di atas mengandung gaya bahasa personifikasi. Data (40) terdapat gaya bahasa personifikasi, ditunjukkan pada kata rerangkulan ‘saling merangkul’. Matahari dan bulan saling merangkul. Matahari dan bulan (benda mati) diibaratkan sebagai makhluk hidup. Data (48) terdapat gaya bahasa personifikasi, ditunjukkan pada kata karanta-ranta ‘meronta-ronta’. Setelapak kaki tanah yang kering meronta-ronta. Seukuran setelapak kaki tanah yang kering diibaratkan sebagai makhluk hidup karena meronta-ronta. Data (49) terdapat gaya bahasa personifikasi, ditunjukkan pada kata netesake luh-luh ‘meneteskan air mata’. Setelapak kaki tanah yang kering meneteskan air mata. Setelapak kaki tanah kering diibaratkan sebagai makhluk hidup. Data (59) terdapat gaya bahasa personifikasi, ditunjukkan pada kata nyirami ‘menyirami’. Kendi tua menyirami biji-biji yang layu. Kendi tua diibaratkan sebagai makhluk hidup. Data (60) terdapat gaya bahasa personifikasi, ditunjukkan pada kata ngelak ‘haus’. Biji-biji yang layu mengalami kehausan. Biji-biji diibaratkan sebagai makhluk hidup. Data (61) terdapat gaya bahasa personifikasi, ditunjukkan pada kata ajarana ‘ajarkanlah’. Kendi tua mengajarkan minum. Kendi tua diibaratkan sebagai makhluk hidup.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
Data (100) terdapat gaya bahasa personifikasi, ditunjukkan pada kata nylametake ‘menyelamatkan’. Banjir menyelamatkan yang akan hanyut. Banjir diibaratkan sebagai makhluk hidup. Data (135) terdapat gaya bahasa personifikasi, ditunjukkan pada kata mabur ‘terbang’. Kota terbang ke langit. Kota diibaratkan sebagai makhluk hidup. Gaya bahasa personifikasi tersebut menambah efek estetis pada geguritan. 9. Eponim (63) kareben bisa ndhepani Semeru ngrengkuh Arjuna, ngukir samodra (AGPB/44/NG/3/5-6) ‘supaya bisa mengukur Semeru’ ‘menganggap seperti Arjuna, mengukir samudera’ Data (63) terdapat gaya bahasa eponim dengan ditandai kata Arjuna, menunjukkan seorang yang tampan dan bersifat bijaksana. Gaya bahasa eponim tersebut menambah efek estetis pada geguritan. 10. Epitet (113) ijo-ijonan godhong enom, akeh-akehan simpenan, royokan wedokan, gabrugan, jotosan, adu endhas sampek sungune ilang. (AGPB/86/WD/6/1) ‘hijau-hijauan daun muda, banyak-banyakan simpanan, saling berebut wanita, adu kepala, saling menjotos, adu kepala sampai tanduknya hilang’ Data (113) terdapat gaya bahasa epitet dengan ditandai dengan kata godhong enom ‘daun muda’ yang artinya wanita pelayan/wanita penghibur. Gaya bahasa epitet tersebut menambah efek estetis pada geguritan. 11. Metonimia (112) apik-apikan tumpakan, sepeda pancal, moge apa sedan BMW, (AGPB/86/WD/5/3) ‘bagus-bagusan kendaraan, sepeda jejak, motor besar atau sedan BMW’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
(136) puser bumi manglung mangetan kemrengseng swarane sedhan kalah seru swarane sepatu lerekan (AGPB/103/PB/2/1-3) ‘pusar bumi bergayut ke depan ke arah timur’ ‘deruan suara sedan’ ‘kalah keras suara sepatu berresleting’ Data (112) terdapat gaya bahasa metonimia dengan ditandai kata sedhan BMW ‘sedan BMW’ yang merupakan sejenis merk kendaraan. Data (136) terdapat gaya bahasa metonimia dengan ditandai kata sedhan ‘sedan’ yang merupakan sejenis merk kendaraan. Gaya bahasa metonimia tersebut menambah efek estetis pada geguritan. 12. Ironi (147) puser bumi minger ngalor-ngetan Kalisari lawange tutupan Gandul disangoni telung yutaan widodari mabur saparan-paran mula bapake arang mangan (AGPB/104/PB/6/1-5) ‘pusar bumi berbelok ke utara-timur’ ‘Kalisari pintunya tertutup’ ‘Gandul diberi saku tiga jutaan’ ‘bidadari terbang ke mana-mana’ ‘maka bapaknya jarang makan’ Data (147) terdapat gaya bahasa ironi dengan ditandai larik widodari mabur saparan-paran ‘bidadari terbang kemana-mana’ yang menyindir seorang wanita yang bekerja sebagai pelayan atau penghibur/sering disebut juga sebagai ‘kupu-kupu malam’. Gaya bahasa ironi tersebut menambah efek estetis pada geguritan.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
13. Pun/Paronomasia (119) nganti wedhus jawa sing lali lan ilang jawane (AGPB/87/WD/8/5) ‘sampai kambing jawa yang lupa dan hilang rasa kejawaannya’ Data (119) terdapat gaya bahasa pun/paranomasia yang ditandai dengan kata jawa ‘jawa’ dan jawane ‘jawanya’. Makna yang pertama yaitu wedhus jawa ‘nama jenis kambing’, sedangkan makna yang kedua yaitu jawane ‘rasa kejawaannya’. Gaya bahasa pun/paronomasia tersebut di atas menambah efek estetis pada geguritan. Dari analisis data dan pembahasan mengenai gaya bahasa di atas, dapat diketahui gaya bahasa yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah gaya bahasa repetisi ditemukan data sebanyak 25 data dengan persentase kemunculan 45,45% dibuktikan dengan tabel berikut.
No.
Gaya Bahasa
1.
Repetisi
Jumlah Kemunculan 25
Persentase
Keterangan
2.
Asidenton
2
3,64% adalah gaya bahasa
3.
Polisidenton
4
7,27% repetisi dengan
4.
Litotes
1
1,82% persentase 45,45%
5.
Tautologi
1
1,82%
6.
Hiperbola
2
3,64%
7.
Simile
6
10,91%
8.
Personifikasi
8
14,55%
9.
Eponim
1
1,82%
10.
Epitet
1
1,82%
45,45% Yang mendominasi
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
11.
Metonomia
2
3,64%
12.
Ironi
1
1,82%
13.
Pun/Paronomasia
1
1,82%
55
100%
Jumlah
Tabel 10. Gaya Bahasa dalam AGPB karya GP
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
D. Aspek Pencitraan dalam Antologi Geguritan Puser Bumi karya Gampang Prawoto Pencitraan adalah penggambaran melalui kata-kata untuk membangkitkan kualitas indera. Adanya pencitraan menjadikan sebuah geguritan semakin hidup dan tampak keindahannya. Dalam geguritan AGPB karya GP terdapat aspek pencitraan yaitu berupa citra penglihatan, citra pendengaran, citra penciuman, citra perabaan, dan citra gerak. Berikut analisis data dan pembahasan mengenai aspek pencitraan yang terdapat dalam AGPB karya GP. 1. Citra Penglihatan (14) fasih nintingi tumetese eluh kang mili (AGPB/24/DM/1/4) ‘lancar memilih tetesnya air mata yang mengalir’ (17) awang-awang bakal jingglang (AGPB/24/DM/1/7) ‘langit akan terang’ (18) therik, thukul winih-winih godhong waru (AGPB/24/DM/1/8) ‘tumbuh, tumbuh biji-biji daun waru’ (26) sadawane tipet rodha cikar (AGPB/36/ANN/1/2) ‘sepanjang bekas roda cikar’ (28) sadawane pager, yen saka ijone tanduran (AGPB/36/ANN/2/2) ‘sepanjang pagar, jika dari hijaunya tanaman’ (29) bakal disenggut kewan sing ucul saka kawaran (AGPB/36/ANN/2/3) ‘akan dimakan hewan yang lepas dari pengikat’ (38) lamun bumi horeg lemah bengkah iku lindhu aja lali, sregep sinau ora tau ora mlebu mituhu dhawuhe guru ngabekti bapa lan ibu
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
(AGPB/36/ANN/4/5-7) ‘jika bumi bergetar tanah retak itu gempa’ ‘jangan lupa, rajin belajar tidak pernah tidak masuk’ ‘mematuhi perintah guru berbakti bapak dan ibu’ (43) aku dilairake saka sapecak lemah kang aking (AGPB/41/LA/1/1-2) ‘aku dilahirkan dari’ ‘setelapak kaki tanah yang kering’ (46) sapecak lemah aking nukulake tanduran kolang-kaling weteng kemruncung, daringan garing (AGPB/41/LA/3/1-3) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘menumbuhkan tanaman kolang-kaling’ ‘perut keroncongan daringan (tempat menyimpan beras) kering’ (48) sapecak lemah aking karanta-ranta pindha tela mangsa ketiga (AGPB/41/LA/4/1-2) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘meronta-ronta seperti singkong musim kemarau’ (58) kendhi tuwa pancurna weninging toya ketimbang mencep omber tanpa guna (AGPB/44/NG/2/1-3) ‘kendi tua’ ‘pancarkan jernihnya air’ ‘daripada penuh meluber tanpa guna’ (59) nyirami winih-winih alum (AGPB/44/NG/2/4) ‘menyirami biji-biji yang layu’ (60) gogrog, ketlarak amerga ngelak (AGPB/44/NG/2/5) ‘jatuh, tidak terawat karena haus’ (64) lamun lila ngiling toya wening (AGPB/44/NG/4/2) ‘jika rela menuang air jernih’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
(65) kali sing reged, letheg, badheg (AGPB/44/NG/4/3) ‘sungai yang kotor, keruh, bau busuk’ (66) kebak uget-uget (AGPB/44/NG/4/4) ‘penuh jentik-jentik’ (67) kendhi tuwa, ora bakal kothong (AGPB/45/NG/5/1) ‘kendi tua, tidak akan kosong’ (71) kebak kecangking, asat kecangking (AGPB/45/NG/6/1) ‘penuh terbawa, habis terbawa’ (74) ana kenya ayu (AGPB/48/JTNW/2/1) ‘ada gadis cantik’ (88) lumbunge wis padhang anane mung jarit, kemben lan slendhang ayo padha sing irit ben ora kakehan utang (AGPB) ‘lumbung padinya sudah terang’ ‘adanya hanya kain panjang, kain penutup dada, dan selendang’ ‘ayo sama-sama berhemat supaya tidak kebanyakan hutang’ (90) nyewoki kebo gupak ing pereng kali (AGPB/49/JTNW/10/3) ‘membersihkan kerbau kotor di pinggir sungai’ (94) omberku ming nelesi batinmu kang garing (AGPB/60/KT/2/1-2) ‘penuhku’ ‘hanya membasahi batinmu yang kering’ (107) nggayuh-nggayuh suket ijo sing adoh saka kawaran, (AGPB/86/WD/3/2) ‘meraih-raih rumput hijau yang jauh dari pengikat’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
(116) cengar-cengir brai, nyendhal pathok kedhungsangan padha raben (AGPB/87/WD/6/2) ‘cengar-cengir birahi, menyendal patok aturan, malah nikah’ (136) puser bumi manglung mangetan kemrengseng swarane sedhan kalah seru swarane sepatu lerekan (AGPB/103/PB/2/1-3) ‘pusar bumi bergayut ke depan ke arah timur’ ‘deruan suara sedan’ ‘kalah keras suara sepatu berresleting’ (142) sakilan banyu panguripan wutah ing sedhengah papan (AGPB/103/PB/4/2-4) ‘sejengkal’ ‘air kehidupan’ ‘tumpah di sembarang tempat’ Data-data tersebut di atas terdapat aspek pencitraan berupa citra penglihatan, karena membangkitkan kualitas indera penglihatan. Data (14) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frasa mili ‘mengalir’. Data (17) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata jingglang ‘terang’. Data (18) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frasa therik, thukul winihwinih godhong waru ‘tumbuh, tumbuh biji-biji daun waru’. Data (26) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frasa tipet rodha cikar ‘bekas roda cikar’. Data (28) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata ijone ‘hijaunya’. Data (29) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata ucul ‘lepas’. Data (38) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frasa lemah bengkah ‘tanah retak’. Data (43) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frasa sapecak lemah kang aking ‘setelapak kaki tanah yang kering’. Data (46) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frasa sapecak lemah kang aking
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
‘setelapak kaki tanah yang kering’ dan pada kata garing ‘kering’. Data (48) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frasa sapecak lemah kang aking ‘setelapak kaki tanah yang kering’. Data (58) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frasa weninging ‘jernihnya’. Data (59) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata alum ‘layu’. Data (60) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata gogrog ‘jatuh’. Data (64) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata wening ‘jernih’. Data (65) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata reged ‘kotor’dan kata letheg ‘keruh’. Data (66) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frase kebak ‘penuh’. Data (67) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata kothong ‘kosong’. Data (71) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata kebak ‘penuh’ dan kata asat ‘habis’. Data (74) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata ayu ‘cantik’. Data (88) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata padhang ‘terang’. Data (90) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata gupak ‘kotor’. Data (94) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata garing ‘kering’. Data (107) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata ijo ‘hijau’. Data (116) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata cengar-cengir ‘cengar-cengir’. Data (136) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada frasa manglung mangetan ‘bergayut ke depan ke arah timur’. Data (142) terdapat citra penglihatan yang ditunjukkan pada kata wutah ‘tumpah’. Adanya citra penglihatan tersebut di atas menambah efek estetis pada geguritan.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
2. Citra Pendengaran (13) swara ati kaya tangise bayi (AGPB/24/DM/1/3) ‘suara hati seperti tangisan bayi’ (46) sapecak lemah aking nukulake tanduran kolang-kaling weteng kemruncung, daringan garing (AGPB/41/LA/3/1-3) ‘setelapak kaki tanah yang kering’ ‘menumbuhkan tanaman kolang-kaling’ ‘perut keroncongan daringan (tempat menyimpan beras) kering’ (115) ingah-ingih embak-embek, lali ngombe lali mangan, (AGPB/87/WD/6/2) ‘ingah-ingih, mengembak-embek, lupa minum lupa makan’ (121) amerga, wedhus-wedhus manut embak-embek ing jamane (AGPB/87/WD/9/2) ‘karena, kambing-kambing mengikuti embak-embek di jamannya’ (136) puser bumi manglung mangetan kemrengseng swarane sedhan kalah seru swarane sepatu lerekan (AGPB/103/PB/2/1-3) ‘pusar bumi bergayut ke depan ke arah timur’ ‘deruan suara sedan’ ‘kalah keras suara sepatu berresleting’ (143) gumrojog, kemricik kaya swarane lenga (AGPB/104/PB/4/5-6) ‘gumrojog (suara air yang turun deras), gemericik’ ‘seperti suara minyak’ Data-data tersebut di atas terdapat aspek pencitraan berupa citra pendengaran karena membangkitkan kualitas indera penglihatan. Data (13) terdapat citra pendengaran yang ditandai pada kata tangise ‘tangisnya’. Data (46) terdapat citra pendengaran yang ditandai pada kata kemruncung ‘keroncongan’. Data (115) dan (121) terdapat citra pendengaran yang ditandai pada kata embak-
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
embek ‘suara kambing’. Data (136) terdapat citra pendengaran yang ditandai pada kata kemrengseng ‘suara yang berderu’. Data (143) terdapat citra pendengaran yang ditandai pada kata gumrojog ‘suara air yang turun deras’ dan kata kemricik ‘suara gemericik’. Adanya citra pendengaran tersebut di atas menambah efek estetis pada geguritan. 3. Citra Penciuman (65) kali sing reged, letheg, badheg (AGPB/44/NG/4/3) ‘sungai yang kotor, keruh, bau busuk’ (123) ora perlu isin amerga isin iku ora mambu basin (AGPB/98/GUKD/2/1-2) ‘tidak perlu malu’ ‘karena malu itu tidak berbau busuk’ Data (65) dan (123) terdapat aspek pencitraan berupa citra penciuman karena membangkitkan kualitas indera penciuman. Data (65) terdapat citra penciuman yang ditunjukkan pada kata badheg ‘bau busuk’. Data (123) terdapat citra penciuman yang ditunjukkan pada kata basin ‘bau busuk’. Adanya citra penciuman tersebut di atas menambah efek estetis pada geguritan. 4. Citra Gerak (8) jumangkah (AGPB/2/EMS/4/3) ‘melangkah’ (19) ubengana jagadmu (AGPB/24/DM/1/9) ‘kelilingilah bumimu’ (33) lamun banyu segara munggah dharat iki tsunami (AGPB/36/ANN/3/5) ‘jika air lautan naik ke darat ini tsunami’
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
(52) “yen ketiga ora bisa cewok” “yen rendheng ora bisa ndhodhok” (AGPB/42/LA/3-4) ‘jika musim kemarau tidak bisa cebok’ ‘jika musim hujan tidak bisa jongkok’ (64) lamun lila ngiling toya wening (AGPB/44/NG/4/2) ‘jika rela menuang air jernih’ (90) nyewoki kebo gupak ing pereng kali (AGPB/49/JTNW/10/3) ‘membersihkan kerbau kotor di pinggir sungai’ (103) lamun dikawar bakal mubeng kaya kitiran, (AGPB/86/WD/2/2) ‘jika diikat lehernya, akan berputar seperti kitiran’ (104) sendhal rana sendhal rene kaya arep didadekake kewan kurban ing sasi besar (AGPB/86/WD/2/2) ‘menyendal ke sana menyendal ke sini seperti akan dijadikan hewan kurban di bulan Besar’ (105) nyenggut-kana-nyenggut kene darbeke liyan, (AGPB/86/WD/3/2) ‘makan sana, makan sini milik orang lain’ (107) nggayuh-nggayuh suket ijo sing adoh saka kawaran, (AGPB/86/WD/3/2) ‘meraih-raih rumput hijau yang jauh dari pengikat’ (113) ijo-ijonan godhong enom, akeh-akehan simpenan, royokan wedokan, gabrugan, jotosan, adu endhas sampek sungune ilang. (AGPB/86/WD/6/1) ‘hijau-hijauan daun muda, banyak-banyakan simpanan, saling berebut wanita, adu kepala, saling menjotos, adu kepala sampai tanduknya hilang’ (137) ngidak-idak lemah warisan ngurug dalan wetune pangan ngosak-asik pranatan
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
nyadhong dhuwit sewan (AGPB/103/PB/2/5-8) ‘menginjak-injak tanah warisan’ ‘menutupi jalan keluarnya makanan’ ‘membuka-buka aturan’ ‘menerima uang hasil sewaan’ (138) puser bumi munggah (AGPB/103/PB/3/1) ‘pusar bumi naik’ (141) puser bumi mudhun (AGPB/103/PB/4/1) ‘pusar bumi turun’ Data-data tersebut di atas terdapat aspek pencitraan berupa citra gerak. Data (8) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata jumangkah ‘melangkah’. Data (19) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata ubengana ‘kelilingilah’. Data (33) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata munggah ‘naik’. Data (52) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata cewok ‘cebok’ dan kata ndhodhok ‘jongkok’. Data (64) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata ngiling ‘menuang’. Data (90) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata nyewoki ‘membersihkan’. Data (103) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata mubeng ‘berputar’. Data (104) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata sendhal ‘menyendal’. Data (105) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata nyenggut ‘makan’. Data (107) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata nggayuh ‘meraih’. Data (113) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata royokan ‘saling berebut’, kata gabrugan ‘gabrugan’, dan kata jotosan ‘saling menjotos’ dan adu endhas ‘adu kepala’.
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
Data (137) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata ngidak-idak ‘menginjak-injak’. Data (138) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata munggah ‘naik’. Data (141) terdapat citra gerak yang ditunjukkan pada kata mudhun ‘turun’. Pembaca membayangkan adanya penggambaran gerak. Adanya citra gerak tersebut di atas menambah efek estetis pada geguritan. Dari analisis data dan pembahasan mengenai aspek pencitraan di atas, dapat diketahui pencitraan yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah citra penglihatan ditemukan data sebanyak 26 data dengan persentase kemunculan 54,17% dibuktikan dengan tabel berikut. No.
Aspek Pencitraan
Jumlah
Persentase
Keterangan
Kemunculan
1.
Citra Penglihatan
26
2.
Citra Pendengaran
6
12,5% adalah citra penglihatan
3.
Citra Penciuman
2
4,17% dengan
4.
Citra Gerak
14
29,17% 54,17%
Jumlah
54,17% Yang
48
mendominasi
persentase
100%
Tabel 11. Aspek pencitraan dalam AGPB karya GP Dari analisis data dan pembahasan mengenai unsur stilistika di atas, dapat diketahui yang paling sering muncul dalam AGPB karya GP adalah kekhasan diksi dan aspek penanda morfologis ditemukan data sebanyak 121 data dengan persentase kemunculan 37,11% dibuktikan dengan tabel berikut. No.
Unsur Stilistika
Jumlah
Persentase
Keterangan
Kemunculan
1.
Aspek bunyi
97
30,50% Yang mendominasi
2.
Kekhasan diksi
118
37,11% adalah kekhasan diksi
dan aspek penanda
dan aspek penanda
morfologis
morfologis dengan
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
3.
Gaya bahasa
55
17,30% persentase 37,11%
4.
Aspek pencitraan
48
15,09%
318
100%
Jumlah
Tabel 12. Unsur stilistika dalam AGPB karya GP
commit to user
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.