perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Menurut Pasal 47 Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Biro Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a.
Penyusunan rencana kebutuhan pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan koordinasi pengendalian formasi guru;
b.
Pelaksanaan pemetaan kompetensi pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
c.
Pelaksanaan
urusan
pengadaan
pegawai
di
lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; d.
Pelaksanaan urusan pembinaan dan disiplin pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
e.
Pelaksanaan
urusan
pengembangan
pegawai
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan; f.
Pelaksanaan urusan promosi dan mutasi jabatan pimpinan tinggi, administrasi,
dan
fungsional
Pendidikan dan Kebudayaan;
commit to user
di
lingkungan
Kementerian
perpustakaan.uns.ac.id
g.
digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan urusan pemberhentian dan pemensiunan pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
h.
Pelaksanaan urusan pemberian penghargaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
i.
Pengembangan sistem informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
j.
Pengembangan
penilaian
kinerja
pegawai
di
lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; k.
Pelaksanaan
urusan
kepegawaian
di
tata
naskah
lingkungan
dan
layanan
Kementerian
informasi
Pendidikan
dan
Kebudayaan; dan l.
Pelaksanaan
urusan
ketatausahaan
dan
kerumahtanggaan
Biropelaksanaan urusan ketatausahaan Biro. 2. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang ada pada Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat dilihat pada Gambar IV.1. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan merupakan pembagian pembagian tugas yang menjadi tanggung jawab setiap karyawannya, dimana karyawan dapat mengetahui dengan jelas dimana posisinya dan apa saja tanggung jawab pekerjaan yang ia miliki. 1)
Bagian Perencanaan dan Pemetaan Kompetensi Menurut
Kompetensi
Pasal
50
mempunyai
Bagian
tugas
Perencanaan
melaksanakan
dan
Pemetaan
penyusunan
bahan
rencana kebutuhan, pemetaan kompetensi, dan pengadaan pegawai di lingkungan
Kementerian
Pendidikan
commit to user
dan
Kebudayaan.
Dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Bagian Perencanaan dan Pemetaan Kompetensi menyelenggarakan fungsi: a.
Penyusunan bahan rencana kebutuhan pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan koordinasi pengendalian formasi guru;
BAGIAN PERENCANAAN DAN PEMETAAAN
BAGIAN PENGEMBANGAN DAN PENGHARGAAN
BAGIAN SISTEM INFORMASI DAN KINERJA
BAGIAN MUTASI
KOMPETENSI SUBBAGIAN PERENCANAAN DAN PENGADAAN SUBBAGIAN PEMETAAN KOMPETENSI
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBBAGIAN PENGEMBANGAN DAN SISTEM KARIR
SUBBAGIAN PENINGKATAN
SUBBAGIAN MUTASI JABATAN PIMPINAN TINGGI DAN ADMINISTRASI
SUBBAGIAN SISTEM INFORMASI
SUBBAGIAN KINERJA
SUBBAGIAN MUTASI TENAGA FUNGSIONAL
KOMPETENSI
SUBBAGIAN DISIPLIN DAN PENGHARGAAN
SUBBAGIAN PEMBERHENTIAN
SUBBAGIAN TATA NASKAH KEPEGAWAIAN
Gambar IV.1 Struktur Organisasi Biro Kepegawaian Kementerian dan Kebudayaan b. Penyusunan
bahan
pengendalian
formasi
pegawai
di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; c. Penyusunan
bahan
koordinasi
pengadaan
pegawai
di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; d. Pelaksanaan urusan pengangkatan dan penetapan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Pelaksanaan pemetaan kompetensi pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; danPelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Biro Berdasarkan Pasal 52 dan 53 Bagian Perencanaan dan Pemetaan Kompetensi terdiri atas: a)
Subbagian Perencanaan dan Pengadaan; Subbagian Perencanaan dan Pengadaan mempunyai tugas
melakukan
penyusunan
bahan
rencana
kebutuhan,
rencana
pengadaan pegawai, pengendalian formasi pegawai, koordinasi pengadaan pegawai, dan urusan pengangkatan dan penetapan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta penyusunan bahan koordinasi pengendalian formasi guru. b) Subbagian Pemetaan Kompetensi; Subbagian melakukan
Pemetaan
pemetaan
Kompetensi
kompetensi
mempunyai
pegawai
di
tugas
lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. c) Subbagian Tata Usaha. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, barang milik negara, dan kerumahtanggaan Biro. 2)
Bagian Pengembangan dan Penghargaan Berdasarkan Pasal 54 Bagian Pengembangan dan Penghargaan
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan pengembangan, peningkatan kompetensi, disiplin, dan penyusunan bahan pemberian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penghargaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Bagian Pengembangan dan Penghargaan menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan bahan pengembangan sistem karir pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; b. Penyusunan
bahan
peningkatan
kompetensi
pegawai
di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; c. Penyusunan bahan evaluasi sistem karir pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; d. Pelaksanaan urusan disiplin pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan e. Penyusunan
bahan
pemberian
penghargaan
di
lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan Pasal 56 dan 57 Bagian Pengembangan dan Penghargaan terdiri atas: a)
Subbagian Pengembangan Sistem Karir Subbagian Pengembangan Sistem Karir mempunyai tugas
melakukan penyusunan bahan pengembangan dan evaluasi karir pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. b) Subbagian Peningkatan Kompetensi Subbagian
Peningkatan
Kompetensi
mempunyai
tugas
melakukan penyusunan bahan peningkatan kompetensi pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. c) Subbagian Disiplin dan Penghargaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Subbagian Disiplin dan Penghargaaan mempunyai tugas melakukan urusan disiplin dan penyusunan bahan pemberian penghargaan
di
lingkungan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan. 3)
Bagian Mutasi Pasal
58
menyatakan
Bagian
Mutasi
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan promosi dan mutasi jabatan pimpinan tinggi, administrasi, dan fungsional serta penyusunan bahan penetapan pemberhentian dan pemensiunan pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, Bagian Mutasi menyelenggarakan fungsi: a.
Pelaksanaan urusan pengangkatan, kepangkatan, pemindahan, dan pemberhentian jabatan pimpinan tinggi, administrasi, dan fungsional;
b.
Pelaksanaan urusan penugasan atase pendidikan, wakil tetap Republik Indonesia di UNESCO, dan guru pada sekolah Indonesia di luar negeri;
c.
Penyusunan bahan penetapan jabatan dan pangkat guru madya golongan
ruang IV/b ke atas, guru sekolah Indonesia di luar
negeri, dan penyetaraan jabatan dan pangkat guru bukan Pegawai Negeri Sipil; dan d.
Pelaksanaan urusan pemberhentian dan pemensiunan pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan Pasal 60 dan 61 Bagian Mutasi terdiri atas:
a)
Subbagian Mutasi Jabatan Pimpinan Tinggi dan Administrasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Subbagian Mutasi Jabatan Pimpinan Tinggi dan Administrasi mempunyai tugas melakukan urusan pengangkatan, kepangkatan, pemindahan, dan pemberhentian jabatan pimpinan tinggi dan administrasi serta urusan penugasan Atase Pendidikan dan Wakil tetap Republik Indonesia di UNESCO. b)
Subbagian Mutasi Tenaga Fungsional Subbagian
Mutasi
Tenaga
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan urusan pengangkatan, kepangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
jabatan
fungsional
di
lingkungan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta penyusunan bahan penetapan jabatan dan pangkat guru madya golongan ruang IV/b ke atas guru sekolah Indonesia di luar negeri, dan penyetaraan jabatan dan pangkat guru bukan Pegawai Negeri Sipil. c)
Subbagian Pemberhentian Subbagian Pemberhentian mempunyai tugas melakukan urusan
pemberhentian
dan
pemensiunan
pegawai
di
lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 4)
Bagian Sistem Informasi dan Kinerja Pasal 62 menyatakan Bagian Sistem Informasi dan Kinerja
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan pengembangan sistem informasi dan pengembangan penilaian kinerja pegawai serta urusan tata naskah dan layanan informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, Bagian Sistem Informasi dan Kinerja menyelenggarakan fungsi: a.
Penyusunan
bahan
pengembangan
sistem
informasi
dan
pengelolaan data dan informasi pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; b.
Penyusunan bahan pengembangan penilaian kinerja pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan
c.
Pelaksanaan
urusan
kepegawaian
di
tata
lingkungan
naskah
dan
Kementerian
layanan
informasi
Pendidikan
dan
Kebudayaan Berdasarkan Pasal 64 dan Pasal 65 Bagian Sistem Informasi dan Kinerja terdiri atas: a)
Subbagian Sistem Informasi Subbagian Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan
penyusunan bahan pengembangan sistem dan pengelolaan data dan informasi pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. b)
Subbagian Kinerja Subbagian Kinerja mempunyai tugas melakukan penyusunan
bahan pengembangan penilaian kinerja pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. c)
Subbagian Tata Naskah Kepegawaian Subbagian
Tata
Naskah
Kepegawaian
mempunyai
tugas
melakukan urusan tata naskah dan layanan informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Analisis Deskriptif Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk mengetahui karakteristik responden dan tanggapan yang diberikan responden ketika menjawab itemitem pertanyaan dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.
1. Deskripsi Responden Pada sub bab ini, akan dijelaskan deskripsi responden menurut jenis kelamin, usia, masa kerja, dan pendidikan terakhir yang tersaji pada Tabel IV.1. Data dari responden menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di Biro Kepegawaian
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Jakarta
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan masa kerja. Dari 103 responden, jenis kelamin yang mendominasi adalah perempuan dengan jumlah sebesar 57. Sedangkan jumlah responden laki-laki hanya sebesar 39 orang. Artinya, di dalam biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perempuan lebih mendominasi dalam pekerjaan yang berhubungan dengan kepengurusan kepegawaian dalam bidang Pendidikan. Sebagian besar distribusi responden berada pada usia 21
30 tahun
sebanyak 32 orang. Sedangkan jumlah paling rendah adalah responden yang berusia 31-40 tahun sebanyak 14 orang. Artinya, pada karyawan di Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masuk dalam tenaga kerja produktif yaitu 15 berusia 21
64 tahun dengan karyawan terbanyak
30 tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.1. Tanggapan Responden Mengenai Jenis Kelamin, Usia, Masa Kerja, dan Pendidikan Deskripsi Responden
No 1
2
3
4
Banyaknya
Jumlah
39 57 7
103
21 30 31 40 41 50 51 60 Tidak di isi
32 14 27 20 10
103
Masa Kerja 1 10 11 20 21 30 31 40 Tidak di isi
23 28 25 15 12
103
Pendidikan D2 S1 S2 SMA SMK Tidak di isi
1 56 6 29 4 7
103
Jenis Kelamin Laki Laki Perempuan Tidak di isi Usia
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Lama bekerja karyawan berada pada lama bekerja 11-20 tahun dengan jumlah 28 orang. Artinya karyawan di Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setia terhadap instansi dan sudah nyaman dengan pekerjaannya. Dari segi pendidikan yang dimiliki karyawan paling banyak yaitu lulusan S1 dengan jumlah 56 orang. Artinya karyawan Biro Kepegawaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta memiliki kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan, keahlian, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya (Pasal 3 PP No. 101/2000). 2.
Tanggapan Responden Bagian ini akan membahas mengenai frekuensi tanggapan karyawan Biro
Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta sebagai responden dalam penelitian. Pernyataan responden mengenai variabel penelitian dapat dilihat pada jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan.Penelitian ini menggunakan 5 skala Likert dengan total 14 item pertanyaan dan 7 skala Likert dengan total 7 pertanyaan. 1) Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Dalam Penggunaan Internet (Internet Self-Efficacy) Tabel IV.2 menunjukan jawaban responden terhadap item pertanyaan mengenai internet self-efficacy. Terdapat dua item pertanyaan dalam variabel keterlibatan intrinsik ini. Pada item ISE2 menggunakan pengukuran 5 skala likert, yaitu Tidak ada, Ada, Netral/Biasa saja, Luas, dan Sangat luas. Dari hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 38
kemajuan teknologi komputer seperti internet membuat karyawan dituntut untuk mampu menggunakan internet yang berguna untuk mempermudah akses mendapatkan informasi dan menjalin komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam tersebut sebanyak 34 karyawan menjawab memiliki pengalaman yang luas dalam menggunakan internet. Artinya sudah terlalu seringnya orang menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari sehingga memiliki pengalaman yang luas dalam menggunakan internet.
Kode
ISE1
ISE2
Tabel IV.2. Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Diri Sendiri dalam Penggunaan Internet(Internet Self-Efficacy) Item Pertanyaan FrekuensiJawaban Mean
Saya merasa yakin mampu menggunakan internet
Pengalaman saya dalam menggunakan internet
STS
TS
N
S
SS
0
8
33
38
24
TA
A
N
L
SL
0
25
32
34
12
3,71
3,32
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan jawaban responden atas 2 item pertanyaan dapat dikatakan bahwa karyawan di Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Jakarta
memiliki
keyakinan
dan
keahlian
dalam
menggunakan internet. 2) Tanggapan Responden Mengenai Berapa Lama Melakukan Kegiatan Cyberloafing Pada Tabel IV.3 menunjukan bahwa jawaban karyawan di Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai berapa menit waktu yang mereka habiskan untuk melakukan perilaku-perilaku cyberloafing terlihat variatif. Dari hasil menunjukan bahwa jawaban karyawan di Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai berapa menit waktu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang mereka habiskan untuk melakukan perilaku-perilaku cyberloafing terlihat variatif. Tabel IV.3 Tanggapan Responden Mengenai Berapa Lama Melakukan Kegiatan Cyberloafing (dalam menit) Frekuensi Jawaban No.Item
Item Pertanyaan
0-5
6-20
21-30
31-40
41-50
51-60
>60
Mean
PC1
Mengobrol di aplikasi messager Mengunjungi website online shop Mengunjungi website hiburan, berita umum,dan olahraga Mengunjungi website yang berhubungan dengan investasi Mengecek, mengirim, dan menerima email yang tidak berkaitan dengan pekerjaan Total berapa lama waktu yang anda habiskan untuk menggunakan internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan
17
60
19
4
1
1
1
2,21
54
24
15
5
2
2
1
1.90
21
58
12
4
2
4
2
2,30
56
25
15
4
2
0
1
1,79
54
25
14
3
4
2
1
1,91
20
54
15
4
1
6
3
2,11
PC2 PC3
PC4
PC5
PC6
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Dari item-item pertanyaan tentang perilaku cyberloafing ternyata ratarata yang paling tinggi yang dilakukan oleh karyawan itu mengunjungi website yang berhubungan dengan hiburan, umum, dan olahraga dengan rata-rata 2,30. Hal ini dapat terjadi karena lewat internet karyawan dapat memperoleh informasi secara cepat dan terbaru tentang berita umum dan olahraga dan juga untuk menghibur mereka dengan mengunjungi websitewebsite hiburan. Waktu yang dilakukan karyawan dengan kegiatan tersebut yaitu berkisar antara 6 menit sampai 20 menit per hari. Sedangkan yang sangat sedikit dilakukan oleh karyawan mengunjungi website berhubungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan investasi dengan rata-rata 1,79. Mungkin ini terjadi karena karyawan kurang paham dengan dunia-dunia investasi sehingga karyawan jarang berkunjung ke website-website yang berhubungan dengan investasi dan saham. Waktu yang dilakukan karyawan untuk kegiatan tersebut hanya 0-5 menit per hari. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sehari total waktu
yang
dihabiskan
karyawan
Biro
Kepegawaian
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melakukan kegiatan-kegiatan cyberloafing sekitar 0-20 menit per hari selama jam kerja. 3) Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Kerja Tabel IV.4 merupakan tanggapan responden tentang keterlibatan kerja dan item pertanyaan KK1 pada variabel keterlibatan kerja merupakan reverse code dan jawaban responden sudah dibalik. Tabel IV.4 Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Kerja Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban
Kode
STS
TS
N
S
SS
Mean
KK1
Saya akan tetap bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan saya, walaupun tidak dibayar
14
56
20
9
4
3,65
KK2
Dulu saya hanya peduli dengan pekerjaan, tetapi sekarang banyak hal lain yang lebih penting buat saya
6
13
27
34
23
3,53
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa sebanyak 56 karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini mungkin terjadi karena di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang kerja lembur dan pemberian uang lembur bagi Pegawai Negeri Sipil menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang sedang melakukan kerja lembur berhak diberikan uang lembur yang besarnya uang tiap-tiap jam penuh kerja lembur. Sehingga membuat karyawan tidak mau tetap bekerja lembur walaupun tidak dibayar. Sedangkan pada
menunjukkan bahwa sebanyak 34 karyawan menjawab setuju. Artinya karyawan tidak saja memprioritaskan pekerjaan tapi juga hal lain diluar pekerjaan penting bagi karyawan, misalnya saja urusan keluarga, urusan bisnis yang dahulu sempat mereka abaikan karena dahulu mereka hanya peduli dengan pekerjaan. 4) Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Intrinsik
Kode
Tabel IV.5 Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Intrinsik Item Pertanyaan Jawaban Responden STS
TS
N
S
SS
Mean
KI1
Saya berfikir dapat membuat kontribusi unik untuk instansi
6
23
38
28
8
3,09
KI2
Keberhasilan instansi tergantung pada karyawan seperti saya
1
19
28
42
13
3,46
KI3
Kinerja pada jabatan saya penting untuk instansi
1
18
13
19
12
3,61
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.5 menunjukan jawaban responden terhadap item pertanyaan mengenai keterlibatan intrinsik yang mereka rasakan di dalam Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Terdapat tiga item pertanyaan dalam variabel keterlibatan intrinsik. Dari Tabel IV.5 hasil rata-rata tertinggi sebesar 3,61 pada pertanyaan
beranggapan apabila mereka tidak bekerja dengan baik sesuai dengan tugas kerja yang telah ditentukan maka akan menghambat tujuan dari instansi yang nantinya bisa mengakibatkan sanksi untuk karyawan. Di sisi lain, rata-rata terendah sebesar 3,09 yang terdapat pada item pertanyaan Artinya, dapat diindikasikan bahwa karyawan tidak mengerti bagaimana cara melakukan kontribusi unik untuk instansi, karena semua tugas kerjanya sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Dapat disimpulkan bahwa karyawan memiliki keterlibatan intrinsik yang tinggi bekerja di Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena mereka menunjukkan kinerja yang baik yang berguna untuk mencapai tujuan instansi dan tidak meremehkan tugas kerjanya. 5. Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Rekan Kerja Tentang Cyberloafing Tabel IV.6 menunjukan jawaban responden terhadap item pertanyaan mengenai persepsi rekan kerja tentang cybeloafing yang dilakukan rekan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kerja lainnya dalam Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
No.Item PRK1
Tabel IV.6 Tanggapan Responden Mengenai Lama Rekan Kerja Melakukan Cyberloafing (dalam menit) Jawaban Responden 0-5 6-20 21-30 31-40 41-50 51-60 >60 Mean Item Pertanyaan Rata-rata berapa lama per hari rekan kerja anda bermain internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan pada saat jam kerja
25
18
21
15
2
6
16
3,32
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa ternyata rentan waktu kegiatan karyawan Biro Kepegawaian yang menggunakan internet pada saat jam kerja yang tidak berkaitan dengan pekerjaan menurut persepsi rekan kerjanya yaitu dengan durasi 0 sampai 30 menit. Dapat disimpulkan bahwa karyawan berpresepsi rekan kerjanya melakukan dengan intensitas waktu yang tinggi. Ini bisa diindikasikan karena internet merupakan sebuah fasilitas karyawan di tempat kerja untuk menunjang kerja karyawan. Sehingga membuat karyawan memanfaatkan internet tidak hanya untuk bekerja saja tetapi juga untuk penggunaan pribadi karyawan. 6. Diskripsi Tanggapan Responden Mengenai Dukungan Manajerial Tentang Penggunaan Internet Tabel IV.7 menunjukan jawaban responden terhadap item pertanyaan mengenai dukungan manajerial tentang penggunaan internetdalam Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempunyai rata-rata yaitu 3,63 dengan sebanyak 43 karyawan menjawab netral atau biasa saja. Ini mengindikasikan karena karyawan tidak terlalu sering menggunakan internet dalam tugas kerjanya dan karyawan mendapatkan dukungan dan dorongan ketika tugas kerjanya membutuhkan internet agar menggunakan internet untuk mempermudah tugas kerjanya sehingga dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Kode
Tabel IV.7 Tanggapan Responden Mengenai Dukungan Manajerial Tentang Penggunaan Internet Item Pertanyaan Jawaban Responden Mean STS
TS
N
S
SS
DM1
Saya yakin instansi akan mendapatkan keuntungan dengan penggunaan internet
4
8
41
29
21
3,53
DM2
Saya selalu didukung dan didorong untuk menggunakan internet dalam bekerja oleh atasan saya
3
2
43
37
18
3,63
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Dari Tabel IV.7 dapat kita lihat bahwa
memiliki rata-rata 3,53 dengan 41 karyawan menjawab netral/biasa saja. Hal ini menunjukkan bahwa memang dengan adanya internet di Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karyawan dapat mempermudah mencari informasi, tetapi nantinya juga bisa membuat kerugian untuk instansi karena karyawan akan lebih sering menggunakan internet untuk hal pribadi sehingga kinerja karyawan tidak optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dapat disimpulkan bahwa karyawan memiliki keyakinan yang tinggi jika
Biro
Kepegawaian
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
memberikan dorongan untuk menggunakan fasilitas internet dalam urusan tugas kerja agar efesien dan efektif karena hanya beberapa responden saja yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. 7. Diskripsi Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Non-Internet Loafing Yang Dilakukan Pada Saat Jam Kerja Tabel IV.8 menunjukan jawaban responden mengenai perilaku noninternet loafing yang mereka lakukan di dalam Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Terdapat 4 item pertanyaan pada variabel. Rata rata tertinggi di dalam item pertanyaan mengenai perilaku non-internet loafing bersama rekan kerja saat jam kerja sedang berlangsung (seperti pergi makan bareng, dan sebagainya) dengan rata-rata 2,56 dengan jawaban paling banyak yaitu jarang. Pada item tersebut menunjukan bahwa kegiatan pergi keluar bersama rekan kerja saat jam kerja dengan pekerjaan jarang dilakukan oleh karyawan. Ini mungkin dikarenakan karyawan memiliki intensitas tugas kerja yang tinggi dan tidak begitu perlu melakukan hal tersebut pada saat jam kerja. Dan ketika mereka dalam keadaan perlu untuk melakukan hal tersebut pada saat jam kerja mereka dapat melakukannya dengan bebas karena tidak tidak ada pengawasan dari atasan. Di sisi lain, rata rata terendah terdapat pda item pertanyaan yang
-rata 2,09 dan paling banyak banyak karyawan menjawab jarang. Mungkin ini terjadi karena karyawan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
fokus terhadap tugas kerja dan ketika karyawan sedang tidak ada tugas kerja maka bukan tidak mungkin karyawan akan mengobrol dengan topik diluar pekerjaannya.
Kode
Tabel IV.8 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Non-Internet Loafing Yang Dilakukan Pada Saat Jam Kerja Item Pertanyaan Jawaban Responden Mean TP
J
K
S
SS
NIL1
Kegiatan mengobrol sesama rekan kerja yang tidak ada keterkaitan dengan pekerjaan
14
72
12
4
1
2,09
NIL2
Pergi keluar bersama rekan kerja saat jam kerja sedang berlangsung (seperti pergi makan bareng, pergi ke koperasi dan sebagainya)
5
59
16
22
1
2,56
NIL3
Kegiatan menggunakan ponsel atau telfon untuk membuat panggilan yang tidak ada keterkaitan dengan pekerjaan
11
56
21
13
2
2,41
NIL4
Kegiatan mengambil waktu jeda di sela-sela jam kerja (misalnya pergi ke kamar kecil, mengemil, peregangan badan, dan sebagainya)
11
68
16
8
0
2,20
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan masih suka melakukan kegiatan non-internet loafing pada saat jam kerja. Hal ini dimungkinkan terjadi karena kegiatan tersebut wajar adanya karena tidak ada pengawasan yang ketat dari atasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8. Diskripsi
digilib.uns.ac.id
Tanggapan
Responden
Mengenai
Sikap
Terhadap
Cyberloafing Tabel IV.9 menunjukan jawaban responden mengenai sikap terhadap perilaku cyberloafing yang terjadi di dalam Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tabel IV.9 Tanggapan Responden MengenaiSikap terhadap Cyberloafing Kode
SC1
Item Pertanyaan
Jawaban Responden
Semua akan baik-baik saja apabila hanya sebentar menggunakan internet yang tidak keterkaitan dengan pekerjaan
Mean
STS
TS
N
S
SS
9
29
27
35
3
2,94
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sebanyak 35 karyawan menyatakan setuju apabila hanya sebentar menggunakan internet yang tidak keterkaitan dengan pekerjaanya. Mungkin hal ini dikarenakan mereka melihat kegiatan menggunakan fasilitas internet yang diberikan kantor untuk keperluan pribadi dilakukan tidak akan berdampak buruk bagi instansi dan banyaknya karyawan yang melakukan hal tersebut di Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu uji dapat dinyatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan menggunakan teknik factor analysis dengan bantuan software SPSS 16 for windows. Tabel IV.10 menunjukan hasil dari uji KMO dimana menunjukan angka 0,818. Apabila suatu uji KMO diatas 0,5 maka akan memenuhi syarat validitas yang pertama. Pada hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara variabel yang diuji dengan sampel yang diuji.
Tabel IV.10. Uji KMO Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. ChiSquare Bartlett's Test of Sphericity
.818 969.485
Df
136
Sig.
.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Hasil tersebut juga menunjukan bahwa item item pertanyaan yang diajukan sudah sesuai dengan sampel yang akan diuji dan para responden juga dapat memahami item pertanyaan tersebut dengan baik. Kemudian besarnya factor loading diatas 0,4. Namun untuk mencapai hasil tersebut harus melakukan 2x tes uji validitas. Setelah mengetahui mana item item pertanyaan yang tidak valid, peneliti lalu melakukan tes uji validitas ulang namun dengan mengeluarkan item item pertanyaan yang tidak valid tersebut. Hal ini dimaksudkan agar nantinya hasil yang muncul akan menjadi valid. Setelah dilakukan uji validitas yang kedua, maka munculah hasil seperti yang tertera pada Tabel IV.11 yang telah valid karena telah memenuhi syarat besarnya factor loading >0,4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.11 Factor Loading Component Variabel
1
2
Cyberloafing
.780
3
4
5
6
7
.743 .678 .723 .797 Keterlibatan Kerja
.867 .832
Keterlibatan Intrinsik
.844 .801 .799
Persepsi Rekan Kerja
.899
Dukungan Manajerial
.852 .791
Sikap Karyawan
.919
Perilaku Non-internet loafing
.833 .814 .922
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
4. UJI RELIABILITAS Reliabilitas
merupakan
salah
satu
pengujian
statistik
untuk
menunjukkan apakah sebuah pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten pada kondisi yang berbeda. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach's Alpha untuk setiap variabel dengan bantuan perangkat lunak komputer SPSS 16 for windows.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil uji dapat dikatakan memiliki reliabilitas baik jika nilai dari Cronbach's Alpha antara 0,80-1,0. Jika nilai Cronbach's Alpha lebih dari 0,6 maka termasuk dalam kategori bahwa reliabilitas dapat diterima. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel IV.12. Tabel IV.12. Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach's Alpha
Cyberloafing 0,737 Keterlibatan Kerja 0,737 Keterlibatan Intrinsik 0,799 Dukungan Manajerial 0,879 Perilaku Non-internet 0,847 loafing Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015
Keterangan Diterima Diterima Diterima Baik Baik
Hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas diketahui bahwa pada masing-masing variabel yang diteliti memiliki nilai cronbach alpha > 0,60 yang berarti seluruh intrumen dapat diterima karena sudah memenuhi syarat uji reliabilitas. Menurut penelitian sebelumnya Liberman et al (2011) pada variabel persepsi rekan kerja tentang cyberloafing dan sikap terhadap cyberloafing tidak bisa diuji reliabilitasnya karena hanya memiliki satu item pertanyaan saja. 5. UJI HIPOTESIS Langkah selanjutnya setelah data penelitian berhasil lolos uji instrumen, yaitu uji validitas dan reliabilitas, adalah melakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi yaitu regresi linear berganda. Analisis regresi digunakan untuk mempelajari pola dan mengukur pengaruh statistik antara dua variabel atau lebih. Analisis regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap variabel terikat atau variabel dependen, serta memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen. Tabel IV.13. Hasil Analisis Regresi Standarized t
Sig
Tahap 1 Usia
.126
1.262
.210
Jenis Kelamin
-.208
-2.159
.034
Internet Self-efficacy
.368
3.669
.000
Usia
.059
.818
.416
Jenis Kelamin
.046
.625
.533
Internet Self-efficacy
.048
.569
.571
Keterlibatan kerja
-.183
-2.513
.014
Keterlibatan Intrinsik
-.157
-2.048
.044
Persepsi Rekan Kerja tentang Cyberloafing
.149
1.933
.057
Dukungan Manajerial
.380
4.208
.000
Perilaku Non-internet loafing
.212
3.015
.003
Sikap terhadapCyberloafing
.208
2.861
.005
Tahap 2
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015
1. Hipotesis 1a Berdasarkan hasil analisis regresi pengujian H1a yang disajikan pada Tabel IV.13, menyatakan bahwa nilai Standardized Coefficients Beta( ) pada analisis regresi ini negatif sebesar -0.183 dengan nilai signifikansi <0,05 (Sig : 0,014) dan hasil nilai t sebesar -2,513. Hasil ini menunjukanbahwa keterlibatan kerja secara signifikan berpengaruh negatif pada cyberloafing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 1a pada penelitian ini didukung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hipotesis 1b Berdasarkan hasil analisis regresi pengujian H2 yang disajikan pada Tabel IV.13, menyatakan bahwa nilai Standardized Coefficients Beta( ) pada analisis regresi ini sebesar-0.157 dengan nilai signifikansi <0,05 (Sig : 0,044) dan hasil nilai t sebesar -2.048. Hasil ini menunjukan bahwa keterlibatan intrinsik secara signifikan berpengaruh negatif pada cyberloafing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 1b pada penelitian ini didukung. 3. Hipotesis 2a Berdasarkan hasil analisis regresi pengujian H2a yang disajikan pada Tabel IV.13, menyatakan bahwa nilai Standardized Coefficients Beta( ) pada analisis regresi ini sebesar0.149 dengan nilai signifikansi <0,10 (Sig : 0,057) dan hasil nilai t sebesar 1.933. Hasil ini menunjukan bahwa persepsi rekan kerja tentang cyberloafing secara signifikan berpengaruh positif pada cyberloafing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 2a pada penelitian ini didukung. 4. Hipotesis 2b Berdasarkan hasil analisis regresi pengujian H2b yang disajikan pada Tabel IV.13, menyatakan bahwa nilai Standardized Coefficients Beta( ) pada analisis regresi ini sebesar 0.380 dengan nilai signifikansi <0,05 (Sig : 0,000) dan hasil nilai t sebesar 4.208. Hasil ini menunjukan bahwa dukungan manajerial secara signifikan berpengaruh positif pada cyberloafing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 2b pada penelitian ini didukung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Hipotesis 3 Berdasarkan hasil analisis regresi pengujian H3 yang disajikan pada Tabel IV.13, menyatakan bahwa nilai Standardized Coefficients Beta( ) pada analisis regresi ini sebesar 0.212 dengan nilai signifikansi <0,05 (Sig : 0,003) dan hasil nilai
t
sebesar
3.015. Hasil ini menunjukan bahwa
perilaku non-internet loafing secara signifikan berpengaruh positif pada cyberloafing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa H3 pada penelitian ini didukung. 6. Hipotesis 4 Berdasarkan hasil analisis regresi pengujian H4 yang disajikan pada Tabel IV.13, menyatakan bahwa nilai Standardized Coefficients Beta( ) pada analisis regresi ini sebesar 0.208 dengan nilai signifikansi <0,05 (Sig : 0,005) dan hasil nilai t sebesar 2.861. Hasil ini menunjukan bahwa sikap terhadap
cyberloafing
ecara
signifikan
berpengaruh
positif
pada
cyberloafing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa H4 pada penelitian ini didukung. 6. PEMBAHASAN Berdasarkan pada hasil analisis data yang peneliti lakukan, maka dapat dilakukan pembahasan untuk masing-masing hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya sebagai berikut: 1. Pembahasan Hipotesis1a Berdasarkan pada hasil pengolahan data analisis regresi yang menguji hipotesis 1a, menunjukkan bahwa variabel keterlibatan kerja secara signifikan berpengaruh negatif pada cyberloafing. Ini menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki kesibukan dan terlalu asik dengan pekerjaan di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kantor, waktu mereka habis untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga kesempatan untuk melakukan cyberloafing lebih kecil. Hasil ini juga mendukung penelitian sebelumnya dari Galperin dan Burke (2006) dan Liberman et al (2011) yang mengemukakan bahwa perilaku kerja karyawan yang tinggi akan cenderung tidak berpartisipasi untuk melakukan kegiatan cyberloafing karena mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan cyberloafing. 2. Pembahasan Hipotesis 1b Berdasarkan pada hasil pengolahan data analisis regresi yang menguji hipotesis kedua, menunjukkan bahwa variabel keterlibatan intrinsik secara signifikan berpengaruh negatif pada cyberloafing. Ini menunjukkan bahwa karyawan yang merasakan pekerjaan itu penting untuk diri sendiri dan juga instansi maka akan semakin rendah melakukan cyberloafing. Seperti pada penelitian sebelumnya (George,1992) ketika keterlibatan intrinsik yang dirasakan karyawan tinggi, dengan menganggap pekerjaan yang dilakukan penting untuk diri sendiri dan organisasi, maka karyawan lebih mungkin untuk tidak berpartisipasi dalam cyberloafing 3. Pembahasan Hipotesis 2a Berdasarkan pada hasil pengolahan data analisis regresi yang menguji hipotesis 2a, menunjukkan bahwa variabel persepsi rekan kerja tentang
cyberloafing
secara
signifikan
berpengaruh
positif
pada
cyberloafing. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa dengan tingginya persepsi karyawan mengenai rekan kerja yang melakukan cyberloafing di instansi maka akan semakin tinggi karyawan tersebut melakukan cyberloafing. Individu yang mengetahui bahwa rekan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kerjanya juga melakukan cyberloafing, akan lebih mungkin untuk melakukan cyberloafing (Weatherbee, 2010). 4. Pembahasan Hipotesis 2b Berdasarkan pada hasil pengolahan data analisis regresi yang menguji hipotesis 2b, menunjukkan bahwa variabel dukungan manajerial secara signifikan berpengaruh positif pada cyberloafing.Penelitian ini dapat dikatakan bahwa ketika karyawan mendapatkan dukungan dan dorongan yang tinggi dari pimpinan dalam hal penggunaan internet maka akan tinggi karyawan melakukan cyberloafing. seperti yang dikemukakan oleh Garret dan Danziger (2008) bahwa ketika teknologi komputer seperti internet diberikan sebagai bagian dari standar operasional prosedur di kantor, akan ada peningkatan kemungkinan karyawan memanfaatkan internet untuk penggunaan pribadi dan penggunaan tersebut akan menjadi kebiasaan. 5. Pembahasan Hipotesis Ketiga Berdasarkan pada hasil pengolahan data analisis regresi yang menguji hipotesis ketiga, menunjukkan bahwa variabel perilaku non internet-loafing berpengaruh positif pada cyberloafing. Penelitian ini dapat dikatakan bahwa karyawan di biro kepegawian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih melakukan kegiatan-kegiatan pribadi pada saat jam kerja selain melakukan perilaku berinternet. Sehingga semakin tinggi karyawan melakukan kegiatan-kegiatan pribadi saat jam kerja selain berinternetan maka akan semakin tinggi karyawan melakukan cyberloafing. H bahwa karyawan yang terlibat di sejumlah kegiatan pribadi di tempat kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
termasuk cyberloafing karena sama-sama tidak ada keterkaitan dengan pekerjaan. 6. Pembahasan Hipotesis Keempat Berdasarkan pada hasil pengolahan data analisis regresi yang menguji hipotesis keempat, menunjukkan bahwa variabel sikap terhadap cyberloafing berpengaruh positif pada cyberloafing. Hasil ini menguatkan penelitian sebelumnya Liberman et al, (2011). Dari hasil analisis dapat dikatakan bahwa semakin tinggi karyawan menyetujui bahwa semua akan baik-baik saja ketika melakukan cyberloafing di tempat kerja maka akan semakin meningkat karyawan melakukan cyberloafing. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Morris (2007) yang menemukan bahwa individu yang menerima baik perilaku berinternet dengan komputer pada saat jam kerja lebih mungkin melakukan hal sama juga.
commit to user