BAB IV ANALISIS ASPEK PSIKOLOGI TERHADAP QS. AL-INSYIRAH : 5-8 DALAM MENANGGULANGI STRES IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
A. Aspek psikologi dalam QS. al-Insyirah : 5 – 8 Setelah mengkaji dan menelaah Q.S. Al-Insyirah : 5 – 8, menurut penulis di dalamnya ada beberapa aspek psikologi, yaitu sebagai berikut : 1. Sikap Optimis Dalam kehidupan manusia didunia ini penuh suka dan duka, penuh kesenangan dan kesedihan. Bagi orang yang menghayati kehidupanya dengan konsep duniawi ia akan cenderung dipengaruhi oleh emosi negatifnya, banyak mengalami kesedihan, frustasi, penyesalan diri. Tapi orang yang beriman akan menyadari bahwa nikmat atau bencana itu karena Allah dengan pemaknaan yang benar.1 Tingkat beratnya ujian terhadap setiap manusia itu sesuai dengan keimanan individu. Ujian yang menimpa manusia, sehingga manusia tidak membawa dosa sebab keyakinan menerima semua dengan ikhlas dan reaksi yang positif sesuai dengan ketakwaanya. Suka dan duka dalam kehidupan membawa dampak positif bagi pembentukan pribadi manusia.2 Dari berbagai permasalahan hidup orang yang optimis akan yakin segala macam penyakit seperti stres dan frustasi bisa disembuhkan. Sikap optimis merupakan upaya pencegahan terhadap kejadian-kejadian tersebut.
1
Kartini Kartono, Hygiene Mental, (Bandung : Mandar Maju, 1989), hlm. 323.
2
Ibid., hlm. 325 70
68 Orang yang optimis memusatkan pikiran serta aktifitas mereka pada kebaikan, kesehatan dan kesuksesan.3 Orang yang memusatkan pada kebahagiaan, kesuksesan, ia tidak pernah khawatir, karena kekhawatiran adalah kebiasaan mental yang tidak sehat dan rusak. Kekhawatiran adalah penyakit yang samar dan merusak. Penderita khawatir yang tidak mampu menyingkirkan akan merusak kedalam kepribadian sehingga menyebabkan banyak bentuk penyakit. 4 Untuk menghilangkan rasa khawatir adalah dengan bersikap optimis, artianya menghadapi sesuatu selalu memiliki harapan yang baik, berprasangka baik, selalu bersungguh-sungguh. Maka harapan yang baik adalah perlu, karena harapan yang baik atau positif adalah harapan yang memiliki muatan-muatan optimisme dan kesungguhan untuk sampai kepada tujuan yang diinginkan. Tanpa harapan ini manusia akan pesimis dan jiwanya akan rapuh. Maka, harapan/pikiran negatif harus dihilangkan karena akan menghalangi manusia untuk mengerjakan amal shaleh.5 Bersikap optimis merupakan bentuk aktualisasi diri dalam pencapaian sebuah cita-cita atau kesuksesan. Namun perlu diketahui juga bagaimana untuk bersikap optimis dan ini sudah dijelaskan di bab II yaitu dalam beroptimis diperlukan keyakinan dan pemikiran positif, selain itu bersungguh-sungguh atau tidak putus asa, tidak berprasangka buruk dan lainya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sikap optimis yang terdapat dalam QS. al-Insyirah : 5 – 6 yaitu “Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan” adalah Allah memberikan sebuah hadiah pelipur lara, kebahagiaan hati, memberikan untaian penenang kehidupan
3
Denis Waitley, Buti-butir Kebesaran Jiwa, (Semarang : Dahara Prize, 1994), hlm. 101
4
Norman Vincent Peale, Berfikir Positif, (Jakarta : Bina Rupa Aksara, 1992), hlm. 135
5
Khalil al-Musawi, Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, (Jakarta : Lentera, 1998), hlm. 15
69 terutama
bagi
mereka yang
lagi
tertimpa
kesedihan,
kesulitan,
menumbuhkan keimanan bahwa Allah SWT, maha pengasih dan maha penyayang. Memberikan kepercayaan bahwa persoalan, kesulitan yang muncul dalam kehidupan Allah tidak menghendaki hal tersebut. Sebagaimana firman Allah :
ﺮ ﺴ ﻌ ﺍﹾﻟﺪ ِﺑﻜﹸﻢ ﻳﺮِﻳ ﻭﻟﹶﺎ ﺮ ﺴ ﻴ ﺍﹾﻟﻪ ِﺑﻜﹸﻢ ﺪ ﺍﻟﱠﻠ ﻳﺮِﻳ Artinya : “Tuhan menghendaki untuk kamu kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan.”6 (QS. al-Baqarah : 185). Selain itu dari ayat 5 – 6 merupakan penjelasan salah satu sunnatullah yakni ketetapanya yang bersifat umum dan konsisten ; “Setiap kesulitan pasti disusul dengan kemudahan selama yang bersangkutan bertekad untuk menanggulanginya.” Ayat tersebut di atas seakan-akan menyatakan kelapangan dada Nabi Muhammad, keringanan dari beban yang dirasakan, keharuman nama yang disandang yaitu disebabkan sebelumnya mengalami puncak kesulitan, namun bila tetap tabah dan optimis. Ayat 5 – 6 ini tidak memberikan kesempatan kepada seseorang atau masyarakat untuk berputus asa.7 Dengan kata-kata kesulitan bersamanya suatu kemudahan itu memberikan peluang kepada seseorang untuk memiliki jiwa yang kuat, menggunakan pikiranya, bagaimana untuk memecahkan sebuah persoalan. Kemudian pada kalimat yang terulang yaitu pada ayat 6 itu dimaksudkan untuk menghilangkan keraguan.8 Maka dengan meyakini dan memahami ayat-ayat Allah ini akan menumbuhkan sikap optimis, tidak putusasa dan menjadi yakin setiap akan melangkah, mengarungi kehidupan yang penuh dengan liku-liku. Percaya diri, bisa menghargai potensi yang ada pada diri dan menggalinya
6
Sunarjo, Al-Qur’an dan terjemahnya (Semarang : Wicaksana, 1994), hlm. 45.
7
Quraish Shihab, Tafsir Al-Quran Al-Karim, atas Surat-surat Pendek, (Bandung : Pustaka Hidayat, 1997), hlm. 456 8
M. Abduh, Tafsir Juz Amma, (Bandung : Mizan, 1999), hlm. 235
70 dengan baik dan akhirnya menambahkan rasa syukur pada Allah atas segala anugerah dan petunjuk yang diberikanya pada umat manusia. 2. Sabar Allah memberikan peringatan, ujian pada manusia dengan segala kekuasaan-Nya, salah satu manfaatnya adalah menguji kesabaran manusia. Maka jika seseorang mengalami kesulitan persoalan hidup dianjurkan untuk terbiasa mengalaminya dengan ketabahan dan kesabaran. Manusia dalam mengarungi kehidupanya yang penuh liku-liku diperintahkan oleh Allah yang terdapat dalam al-Quran untuk meminta pertolongan kepadaNya dengan sabar. Sebagaimana firman Allah :
ﻦ ﺎِﺑﺮِﻳﻊ ﺍﻟﺼ ﻣ ﻪ ﺼﻠﹶﺎ ِﺓ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ ﺍﻟﺒ ِﺮ ﻭﺼ ﻮﺍ ﺑِﺎﻟﺘﻌِﻴﻨﺳ ﻮﺍ ﺍﻣﻨ ﻦ ﺀَﺍ ﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳﻳﻬﺎﹶﺃﻳ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”9(QS. Al-Baqarah : 153) Hal ini mengandung berbagai manfaat dalam mendidik diri, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan manusia dalam menanggung kesulitan, memperbarui tenaganya dalam menghadapi berbagai problem dan beban kehidupan serta bencana. Islam datang membawa kedamaian tidak menghendaki umat manusia berkeluh kesah melainkan Islam menghendaki manusia memiliki jiwa yang tegar dalam menghadapi segala musibah yang menimpa orang mukmin yang sabar, tidak bersedih ketika menerima cobaan.10 Al-Quran datang dengan konsep kesabaran, al-Quran mengajak manusia untuk menyadari bahwa semua yang terjadi ada ditangan Allah. Dengan kesabaran mengajak manusia untuk menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah :
9
Soenarjo, op. cit., hlm. 38
10
M.Usman Najati, Al-Quran dan Ilmu Jiwa, (Bandung : Pustaka, 1985), hlm, 321
71
ﺕ ِ ﺍﻤﺮ ﺍﻟﱠﺜﺲ ﻭ ِ ﻧﻔﹸﺍﹾﻟﹶﺄﺍ ِﻝ ﻭﻣﻮ ﻦ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﺺ ِﻣ ٍ ﻧ ﹾﻘﻭ ﻉ ِ ﻮﺍﹾﻟﺠﻑ ﻭ ِ ﻮ ﺨ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻲ ٍﺀ ِﻣ ﺸ ﻢ ِﺑ ﻧﻜﹸﻮ ﺒﻠﹸﻨﻭﹶﻟ ()ﻮ ﹶﻥﺍ ِﺟﻌﻴ ِﻪ ﺭﺎ ِﺇﹶﻟﻭِﺇﻧ ﺎ ِﻟﻠﱠ ِﻪﺒ ﹲﺔ ﻗﹶﺎﻟﹸﻮﺍ ِﺇﻧﻣﺼِﻴ ﻢ ﻬ ﺘﺑﺎﻦ ِﺇﺫﹶﺍ ﹶﺃﺻ ﻦ)(ﺍﱠﻟﺬِﻳ ﺼﺎِﺑﺮِﻳ ﺸ ِﺮ ﺍﻟ ﺑﻭ Artinya: “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: “ Sesungguhnya kita milik Allah dan kepadaNyalah kita akan kembali.”11 (QS. Al-Baqarah : 155-156)
Ayat ini dapat dipahami bahwa jika seseorang dengan penuh kesabaran sudah mengatakan: “Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali” saat mendapat musibah, maka ia akan mendapat kabar gembira seperti dalam kalimat "ﺍﻟﺼﺎﺑﺮﻳﻦ
"ﻭﺑﺸﺮ
Apabila manusia telah belajar bersabar dalam menanggung derita kehidupan dan bencana masa, maka ia menjadi seorang manusia yang mempunyai kepribadian yang matang, seimbang, utuh, iapun menjadi terhindar dari kegelisahan dan terlindung dari berbagai gangguan kejiwaan.12 Kesabaran sesunggunya mengandung kekuatan yang luar biasa maka harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan sabar sesulit apapun masalah akan terselesaikan dengan aman. Namun dengan banyaknya teori dalam konsep kesabaran, manusia masih banyak lalai menggunakanya, yang rata-rata terjadi karena adanya tiga musuh. Pertama keputusasaan, yakni bendera putih bertanda menyerah, yang membuat orang menyerah begitu mudahnya, Kedua kekecewaan, yang menghasilkan kemarahan hingga dapat mengabulkan penilaian dan selanjutnya menghancurkan pengaturan waktu. Ketiga kecenderungan untuk memberikan reaksi yang berlebih-lebihan akibat stres atau jiwa yang tertekan. Sehingga membuat
11
Sunarjo, op. cit., hlm. 39
12
M.Usman Najati, op. cit, hlm. 324
72 keributan secara keterlaluan dan tidak memiliki kepala yang dingin. Untuk menghancurkan tiga musuh besar itu, maka ada tiga teknik yaitu : a.
BILA
HARAPAN TIDAK MENJADI KENYATAAN, INGATLAH BAHWA SEORANG
AHLI FILSAFAT MENGATAKAN BAHWA ORANG YANG GENIUS ITU HANYALAH MERUPAKAN ORANG YANG LUAR BIASA BAKAT KESABARANYA.
b.
BILA
NYALA API FRUSTASI SUDAH MEMULAI MEMANASKAN PIKIRAN MAKA
INGAT YANG DIKATAKAN AHLI ILMU JIWA DENGAN KATA-KATA
SWISS PAUL DUBOIS
YAITU
“TENANG”, “TENTRAM” ATAU “DAMAI”, DENGAN INI
AKAN MENETRALKAN KEJENGKELAN YANG BERASAL DARI FRUSTASI, DAN DI ATAS
SEGALA-GALANYA
DOA
YANG
SUNGGUH-SUNGGUH
AKAN
MENINGKATKAN KESABARAN.
c.
ADANYA
KECENDERUNGAN UNTUK KEHILANGAN KESEIMBANGAN JIWA
DALAM KEADAAN KRISIS, MAKA JANGAN GENTAR, DAN TENANGLAH SELAIN ITU LIHATLAH KEHIDUPAN ORANG DENGAN MELIHAT KEHIDUPAN DIRI 13
SENDIRI.
ORANG-ORANG
YANG SABAR DAN KEHENDAK YANG KUAT YANG MANA
KEHENDAK TERSEBUT AKAN SENANTIASA MENGARAHKAN UNTUK TERUS DAN TERUS BERUSAHA UNTUK MENCAPAI HARAPAN ATAU TUJUAN DAN SELALU BERFIKIR SUATU SAAT AKAN BERHASIL.
KESABARAN
SESEORANG AKAN PERILAKU TAWAKKAL.
INILAH
AKAN MENGARAHKAN
YANG DIKEHENDAKI DARI
QS.AL-INSYIRAH : 5 – 6, BAHWA SETIAP KESULITAN PASTI DATANG KEMUDAHAN. HAL
INI TERDAPAT JANJI
ALLAH
BAHWA JIKA MANUSIA DALAM MENGHADAPI
KESULITAN MAKA IA AKAN SABAR DAN AKAN DATANGLAH KEMUDAHAN KARENA JANJI
ALLAH
PASTI DITEPATI.
DENGAN
KEKHAWATIRAN, KEMUDAHANPUN DATANG.
KESABARAN DAN TIDAK ADANYA
SELAIN
ITU DENGAN KESABARAN
AKAN MENJADIKAN TAWAKKAL SEBAGAIMANA MAKSUD DALAM AL-QURAN SURAT AL-INSYIRAH AYAT
7 – 8,
DIMANA MANUSIA DIANJURKAN UNTUK SELALU
BERUSAHA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DISERTAI DOA DAN HARAPAN HANYA
13
114
MORTON HUNT, DKK, SUKSES DAN PRESTASI, (JAKARTA : MITRA UTAMA, 1991),
HLM. 111-
73 KEPADA
ALLAH,
MAKA DARI SINI MANUSIA AKAN MENJADI TAWAKKAL KARENA
PERCAYA SEMUA ATAS KEHENDAK ALLAH.
3. KETENANGAN JIWA KETENANGAN
JIWA ADALAH SESUATU YANG DISIMPAN OLEH
ALLAH
UNTUK DIBERIKAN HANYA PADA ORANG-ORANG PILIHAN-NYA. SESUNGGUHNYA BANYAK ORANG YANG DIBERI
ALLAH
YANG BANYAK JUGA KEMASYHURAN. OLEH
ALLAH
KEPINTARAN, KESEHATAN DAN HARTA
TAPI KETENANGAN JIWA HANYA DIBERIKAN
DENGAN UKURAN DAN TERBATAS.
SELAMANYA DIPERLUKAN
KELEBIHAN
TERSEBUT TIADA
UNTUK MEMPEROLEH KETENANGAN.
BAHKAN
KETENANGAN JIWA ITU BISA DIPEROLEH TANPA PERTOLONGAN HARTA, BAHKAN PERTOLONGAN KESEHATAN.
TIADA PULA DENGAN
DENGAN
PONDOK KECIL BISA BERUBAH MENJADI ISTANA YANG BESAR. NIKMAT
YANG
LEBIH
MAHAL
HARGANYA,
LEBIH
KETENANGAN,
HIDUP INI TIADA
UTAMA
DAN
LEBIH
MENGUNTUNGKAN, SELAIN DARI KETENANGAN JIWA DAN KETENTRAMAN HATI.
HAL
INI TERKAIT PADA
QS.
AL-INSYIRAH
: 7 – 8,
14
DIMANA AYAT INI
MEMILIKI SALAH SATU MAKSUD BAHWA KESUKARAN ATAU PROBLEM ITU TIDAK KEKAL.
KEGAGALAN
DAN KEKECEWAAN SERTA KESULITAN AKAN DAPAT
DIHADAPI DENGAN TENANG, SEHIGGA TIDAK MEMBAWA PADA GEJALA MENTAL YANG
TIDAK
SEHAT.
MAKA
DENGAN
AL-QURAN, 15
PENYELESAIAN TERHADAP KESULITAN HIDUP.
ISLAM
MEMBERIKAN
PERLU DIKETAHUI PULA BAHWA
UNTUK MENDAPATKAN KETENANGAN BUKAN HARTA DAN TAHTA MELAINKAN DENGAN IMAN KEPADA
ALLAH. AKHIRNYA
DENGAN KEIMANAN HATI MENJADI
TENANG DAN DENGAN KETENANGAN JIWA INILAH MENJADI SUMBER UTAMA UNTUK TIDAK GELISAH SEHINGGA MEMPEROLEH HIDUP BAHAGIA.
KETENANGAN SEHINGGA
BERHATI
JIWA BERADA DALAM HATI ORANG YANG BERIMAN TEGUH
DIKALA
ORANG
BANYAK
MENGALAMI
KEGONCANGAN, KERAGUAN, MEREKA YAKIN KETIKA ORANG BANYAK TELAH
14 15
YUSUF QARDAWI, IMAN DAN KEHIDUPAN, (JAKARTA : BULAN BINTANG, 1993), HLM. 49
ZAKIYAH DJARAJAH, PENDIDIKAN AGAMA BINTANG, 1982), HLM. 93
DALAM
PEMBINAAN MENTAL, (JAKARTA: BULAN
74 16
BERKELUH KESAH DAN MEREKA BERDADA LAPANG.
UNTUK
MENCAPAI
KETENANGAN MENTALNYA ADALAH KEIMANAN, SALAH SATU BENTUK APLIKASI
ALLAH,
BERIMAN ADALAH SELALU MENGINGGAT KEPADA MENGINGAT-NYA,
ALLAHPUN
AKAN
PERHATIAN
PADA
KARENA DENGAN MANUSIA
DAN
MANUSIAPUN AKAN MENJADI TENANG. SEBAGAIMAN FIRMAN ALLAH :
ﺏ ﻦ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﻠﹸﻮ ﻤِﺌ ﺗ ﹾﻄ ﻢ ِﺑ ِﺬ ﹾﻛ ِﺮ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﹶﺃﻟﹶﺎ ِﺑ ِﺬ ﹾﻛ ِﺮ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﻬ ﺑﻦ ﹸﻗﻠﹸﻮ ﻤِﺌ ﺗ ﹾﻄﻭ ﻮﺍﻣﻨ ﻦ ﺀَﺍ ﺍﱠﻟﺬِﻳ ARTINYA: “(YAITU) ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN HATI MEREKA MENJADI TENTRAM DENGAN MENGINGAT ALLAH. INGATLAH HANYA DENGAN 17 MENGINGAT ALLAH HATI MENJADI TENTRAM.” ( QS. AL-RA’DU :28) TIDAK
SEORANGPUN
MENCARI
KESUSAHAN.
SEMUA
PASTI
MENCARI KETENANGAN, KEBAHAGIAAN MESKIPUN TIDAK SEMUA MENCAPAINYA.
SEHINGGA
BANYAK ORANG YANG STRES.
AKAN MENEMUI KESUKARAN DALAM BENTUK APAPUN.
SETIAP
AKAN DAPAT
ORANG PASTI
MEREKA
SAMA-SAMA
18
MERASAKAN KETIDAK TENANGAN JIWA.
SEBAGAIMANA QS.
AL-INSYIRAH AYAT
5
YANG SEBELUMNYA ORANG
MUSLIM DIHINA KEMISKINANYA, DIOLOK-OLOK OLEH KAUM MUSYRIKIN, MAKA DATANGLAH AYAT INI SEBAGAI KABAR GEMBIRA, DAN AYAT TERSEBUT DIULANG UNTUK MENJADIKAN YAKIN PADA KAUM KERAGUAN DAN MEREKA BERIMAN KEPADA
MUSLIMIN
ALLAH,
SEHINGGA
HILANG
WALAUPUN PENDERITAAN
YANG MENIMPA MEREKA SELALU ADA, MEREKA TENANG DAN SENANG DENGAN KABAR
YANG
KEMUDAHAN.
DIBACA
JIKA
BAHWA
DALAM
DIKAITKAN PADA AYAT
KESULITAN
8
BERSAMA
DENGAN
MAKA BISA DIKETAHUI BAHWA
“KEPADA TUHANMULAH
ENGKAU BERHARAP” DI SINI JIKA MANUSIA BERIMAN
DAN BERTAWAKAL PADA
ALLAH
MAKA DENGAN PENUH HARAP HATINYA TIDAK
KACAU.
16
YUSUF QARDLAWI, OP. CIT., HLM. 50
17
SOENARJO, OP.CIT., HLM. 373
18
ZAKIYAH DJARAJAH, KESEHATAN MENTAL, (JAKARA: HAJI MAS AGUNG, 1994),
HLM. 15
75 MEREKA
TENANG
KARENA
MEREKA
PERCAYA
WALAU
DILANDA
KESUSAHAN DAN PERCAYA BAHWA KEMUDAHAN AKAN DATANG ATAS KEHENDAK-
NYA. BEGITU
JUGA YANG TERDAPAT PADA AYAT
7
DENGAN ANJURAN
BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM MENGERJAKAN HAL DAN DIIRINGI HATI YANG TENANG DAN BERHARAP HANYA PADA
ALLAH, AKHIRNYA DENGAN KETENANGAN
TERHINDAR DARI PRASANGKA NEGATIF, SERTA KETEGUHAN HATI TIDAK AKAN MUDAH TERPENGARUH DENGAN LINGKUNGAN.
B. CARA MENANGGULANGI STRES DALAM PERSPEKTIF Q.S AL-INSYIRAH : 5 - 8 UPAYA
PENANGGULANGAN
STRES
BANYAK
CARA,
ADA
YANG
PENANGGULANGAN DIARAHKAN PADA SEGI FISIK ADA JUGA YANG DIARAHKAN PADA SEGI PSIKIS.
SEBAGAIMANA
YANG TELAH DITERANGKAN PADA BAB
III
BAHWA UPAYA PENANGGULANGAN STRES DENGAN MELALUI CARA FISIK YAITU DENGAN CARA BEROLAHRAGA, KETERATURAN WAKTU, MAKANAN YANG SEHAT DAN LAINYA.
SEDANGKAN
DARI SEGI AGAMA SEPERTI MELALUI MENGINGAT
ALLAH, SHALAT, SADAKAH, PUASA DAN IBADAH-IBADAH LAINYA. ADA JUGA DARI SEGI SUFISTIK, YANG MENJADI ARAHAN ADALAH HATI YAITU DENGAN CARA
TAKHALI YAKNI PENGOSONGAN DIRI DARI SIFAT BURUK DAN HAWA NAFSU YAITU AGAR ORANG MUSLIM DAPAT MENGENALI, MENGUASAI DAN MEMBERSIHKAN DIRI.
KEDUA DENGAN CARA TAHALI YAITU PENGISIAN TERHADAP HATI DENGAN
SIFAT-SIFAT BAIK DISINI TUJUANYA ADALAH TERPUJI DAN KETIGA ADALAH KETUHANAN,
DISINI
UNTUK MENUMBUHKAN SIFAT
TAJALLI YAKNI TERUNGKAPNYA RAHASIA-RAHASIA
MENFOKUSKAN
PENINGKATAN
HUBUNGAN
DENGAN
19
ALLAH.
DALAM AL-QURAN JIKA MANUSIA MENGKAJINYA DENGAN BENAR, MAKA IA AKAN MENEMUKAN MUTIARA-MUTIARA HIKMAH YANG SANGAT BERMANFAAT BAGI KEHIDUPAN, KARENA AL-QURAN DITURUNKAN UNTUK MENJADI PETUNJUK BAGI UMAT MANUSIA, MEMBERIKAN JAWABAN DARI PERSOALAN HIDUP, MENGARAHKAN MANUSIA PADA JALAN YANG BENAR DAN TIDAK DIRAGUKAN LAGI BAHWA
19
AL-QURAN TERDAPAT KEKUATAN SPIRITUAL YANG LUAR BIASA,
IBID., HLM. 123
76 MEMPUNYAI PENGARUH YANG MENDALAM ATAS DIRI MANUSIA. MEMBANGKITKAN
PIKIRAN,
MENGGELORAKAN
PERASAAN,
IA
AKAN
MENGGUGAH
20
KESADARAN, DAN MENAJAMKAN WAWASAN.
URAIAN DI ATAS SENADA DENGAN APA YANG TELAH DIJELASKAN DALAM Q.S AL-INSYIRAH : 5 – 8. SALAH SATU BENTUK APLIKASI DARI AYAT TERSEBUT DALAM UPAYA PENANGGULANGAN STRES YAITU DENGAN BERSIKAP OPTIMIS.
ADAPUN
HAL-HAL UNTUK MENANAMKAN RASA OPTIMIS PADA JIWA SEEORANG,
KHUSUSNYA SEORANG MUSLIM, YAITU SEBAGAI BERIKUT :
a. Menanamkan kesadaran Orang yang stres biasanya lupa segalanya, yang ada seakanakan sedang berdiri dengan beban yang berat, kepala pusing, berfikirpun tersumbat bahkan ingin menghancurkan teman dan lingkungan sekitarnya yang dia anggap sebagai wujud yang mengganggu pandangan bahkan menganggap Allah tidak adil. Hal ini perlu adanya pencegahan sehingga tidak mengganggu jiwa. Sebagai upayanya adalah dengan perenungan, bahwa problema, perubahan atau pergantian situasi adalah hal-hal yang wajar dan tidak bisa dihindarkan dalam suatu alur kehidupan.21Sebagaimana dalam surat al-Insyirah ayat 5 bahwa ada kesulitan ada kemudahan dan itu adalah sunnatullah yang berarti bahwa dalam kehidupan tidak ada susah saja dan tidak ada senang saja melainkan selalu beriringan dan itu selalu ada secara kontinyu. Selanjutnya berfikir siapa sebenarnya manusia ini, mengapa dilahirkan kedunia ini, dalam hal ini terjawab dalam Al-Qur’an :
ﻭ ِﻥﺒﺪﻌ ﻴﺲ ِﺇﻟﱠﺎ ِﻟ ﻧﺍﹾﻟِﺈﻦ ﻭ ﺠ ِ ﺍﹾﻟﺧﹶﻠ ﹾﻘﺖ ﺎﻭﻣ Artinya : “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku.”22 (QS. Al-Dzariyat : 56) 20
M.USMAN NAJATI, OP. CIT., HLM. 284
21
Denis Waitly, op. cit., hlm. 106
22
Soenarjo, op. cit., hlm. 862
77 Ayat tersebut bisa difahami bahwa hidup ini untuk ibadah, jadi apabila stres apalagi disebabkan hal keduniaan maka perlu ditenangkan dan diluruskan bahwa hidup untuk ibadah, jika setiap langkah diiringi untuk ibadah, hidup perlahan-lahan berjalan dengan baik dengan dasar keikhlasan. Selain itu berintrospeksi diri, merupakan alat penting bagi manusia dalam memperbaiki kesalahan menerima kritikan orang lain sehingga tahu apa yang sebenarnya yang telah ia lakukan dan jadikanlah nurani diri sendiri sebagai alat introspeksi diri dan memperbaiki kesalahan.23Firman Allah:
ﺮﻩ ﺎﺫِﻳﻣﻌ ﻮ ﹶﺃﹾﻟﻘﹶﻰ ﻭﹶﻟ ()ﲑ ﹲﺓ ﺼ ِ ﺑ ﺴ ِﻪ ِ ﻧ ﹾﻔ ﻋﻠﹶﻰ ﺎ ﹸﻥﻧﺴﺑ ِﻞ ﺍﹾﻟِﺈ Artinya : “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun ia mengemukakan alasan-alasanya.”24 (QS. AlQiyamah : 14-15 ) Uraian tersebut dapat difahami bila orang menghadapi kesulitan yang pertama dibutuhkan adalah istirahat sejenak, dan berenung untuk mewujudkan kesadaran siapa sebenarnya tujuan manusia didunia ini, dan berhenti sejenak berfikir mengapa bisa stres, bila karena kegagalan bertindak, apa kesalahan yang telah dilakukan? Apakah ada kecerobohan dan sebagainya. Hal ini sebagai bentuk introspeksi diri dengan penuh kesadaran untuk menjadi lebih baik lagi. Adanya kesulitan akan sadar dan berfikir untuk mendapatkan kemudahan. b. MEMILIKI KEYAKINAN. SEBAGAIMANA INSYIRAH : 5-8,
TELAH DIBAHAS DALAM BAB
II
TENTANG
QS AL-
DI SANA TERDAPAT UNGKAPAN BAHWA SETIAP KESULITAN
PASTI ADA KEMUDAHAN. SETELAH SADAR SIAPA DIRI DAN SADAR KEHIDUPAN INI MAKA DALAM SURAT AL-INSYIRAH
: 5-8, SELAIN
SEBAGAI KABAR BAGI
MANUSIA, JUGA SEBAGAI USAHA UNTUK MEYAKINKAN TERHADAP PERSOALAN
23
Khalil Al-Musawi, op. cit., hlm. 67
24
Soenarjo, op. cit., hlm. 999
78 DAN ITU MERUPAKAN JANJI
ALLAH
PADA MANUSIA DALAM MENGHADAPI
KESULITAN, AKAHIRNYA DALAM DIRI TIDAK TERDAPAT SUATU KEKHAWATIRAN SEBAGAIMANA FIRMAN ALLAH DALAM QS AL-THALAK : 7
ﺍﺴﺮ ﻳ ﺴ ٍﺮ ﺪ ﻋ ﻌ ﺑ ﻪ ﻌﻞﹸ ﺍﻟﱠﻠ ﺠ ﻴﺳ ARTINYA
:
“ALLAH AKAN MEMBERIKAN 25 KESEMPITAN.” (QS. AL-THALAK : 7)
DARI
KELAPANGAN
SETELAH
SEGALA PERMASALAHAN YANG DAPAT MENIMBULKAN STRES
MAKA YAKINLAH BAHWA ITU BUKAN KARENA
ALLAH SENGAJA MENYULITKAN
MANUSIA, KESULITAN ITU BISA SEBAGAI JALAN UNTUK MENDAPATKAN JALAN KELUAR ATAU KESULITAN BISA KERENA PERINGATAN KEPADA MANUSIA, YANG
ALLAH
TIDAK MENGHENDAKI MANUSIA MENJADI SULIT DALAM HIDUP DAN
ALLAH
MEMBERIKAN SUATU UJIAN MEMBERIKAN SEBUAH BEBAN, SEBUAH
BENTUK PERHATIANYA SESUAI DENGAN KEMAMPUAN MANUSIA SEBAGAIMANA FIRMAN ALLAH :
ﺖ ﺒﺴ ﺘﺎ ﺍ ﹾﻛﺎ ﻣﻴﻬﻋﹶﻠ ﻭ ﺖ ﺒﺴ ﺎ ﹶﻛﺎ ﻣﺎ ﹶﻟﻬﻌﻬ ﺳ ﻭ ﺎ ِﺇﻟﱠﺎﻧ ﹾﻔﺴ ﻪ ﻒ ﺍﻟﱠﻠ ﻳ ﹶﻜﻠﱢ ﻟﹶﺎ ARTINYA : “ ALLAH TIDAK MEMBEBANI MANUSIA MELAINKAN SESUAI DENGAN KESANGGUPANYA IA MENDAPAT PAHALA (DARI KEBAJIKAN) YANG DIUSAHAKAN DAN IA MENDAPAT SIKSA (DARI KEJAHATAN )YANG 26 DIKERJAKAN.” (QS. AL-BAQARAH : 286) JADI
DISINI KEYAKINAN SANGAT DIPERLUKAN KARENA MERUPAKAN
DERAJAT TERTINGGI DARI ILMU DAN MAKRIFAT, YAKIN ADALAH PENYANGGA POKOK KEIMANAN.
IMAN
TANPA KEYAKINAN TIDAK UBAHNYA BANGUNAN
TANPA TIANG PENYANGGANYA, YAKIN MEMBEBASKAN JIWA MANUSIA DARI KERAGUAN-KERAGUAN SETAN DAN MEMBERIKAN KEPADANYA KETENANGAN DAN KEPASTIAN.
YAKIN DISINI MEMPUNYAI EMPAT CABANG YAITU, PERTAMA,
KECERDASAN.
KEDUA,
MENJELASKAN HIKMAH.
MAMPU
KETIGA,
MENAFSIRKAN
,
MENGUKUR
DAN
MENGAMBIL PELAJARAN DARI PERISTIWA
YANG TERJADI DAN KEEMPAT MENGAMBIL PELAJARAN DARI KEHIDUPAN
25
SOENARJO, OP. CIT., HLM. 946
79 ORAMG-ORANG
27
TERDAHULU.
DENGAN
YAKIN
MENJADIKAN
TIDAK
KHAWATIR DAN RAGU DALAM MENGHADAPI SEGALA HAL.
c. Tidak putus asa Putus asa berarti hilangnya gairah, semangat, sinergi dan motivasi hidup setelah seseorang tidak berhasil menggapai sesuatu yang diinginkan akibat tidak berhasil ia tidak mau berusaha, putus asa dianggap sebagai patologis karena ia menafikkan hakiki potensi manusia dan tidak percaya takdir, dan putus asa dari rahmat karuniaNya. Karakter orang yang mudah putus asa pertama bila ia diberi kesenangan ia berpaling dan bersika sombong pada Allah jika ditimpa kesedihan ia putus asa. Kedua karena kesesatanya, ia putus asa dari rahmat Tuhanya dan tidak bersyukur atas karunia-Nya. Ketiga
ia
memohon ketika ditimpa malapetaka, ia putus asa lagi, diberi rahmat setelah ditimpa kesusahan ia berkata: “ini adalah pakku dan aku tidak yakin bahwa hari kiamat itu tidak ada.” Kehidupan dan kematian merupakan hukum kauni Allah, yang diberikan kepada manusia untuk mengetahui siapa diantara mereka yang lebih baik kualitas amalnya.28 Maka berusahalah supaya tidak tertimpa keputus asaan dan perlu diketahui bahwa hidup ini adalah rangkaian dari kemenangan dan kekalahan, keberhasilan dan kegagalan. Jika berhasil jangan sombong, jika gagal jadikanlah pelajaran.29 Maka betapapun pedihnya harus tegar, sabar dan tawakkal. Hadits Rasulullah:
26
IBID.,
27
KHALIL AL-MUSAWI, OP. CIT., HLM. 7-8
28
Abdul mujib op. cit., hlm 193
29
Khalil al-Musawi op.cit., hlm 16
HLM. 72
80
ﻻ ﻳﺘﻤﻨﲔ ﺍﺣﺪﻛﻢ ﺍﳌﻮﺕ ﻟﻀﺮﻧﺰﻝ ﺑﻪ ﻓﺎﺀﻥ: ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﱮ ﺹ ﻡ ﻗﺎﻝ ﻛﺎﻥ ﻻ ﺑﺪﻣﺘﻤﻨﻴﺎﻓﻠﻴﻘﻞ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺣﻴﲏ ﻣﺎﻛﺎﻧﺖ ﺍﳊﻴﺎﺕ ﺧﲑﺍﱄ ﻭﺗﻮﻓﲏ 30 (ﺍﺫﺍﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻮﻓﺎ ﺓ ﺧﲑﱄ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻋﻦ ﺍﻧﺲ Artinya : “ Diriwayatkan dari pada an-Nas r.a katanya: Rasul bersabda : “Janganlah kamu bercita-cita supaya cepat mati karena ditimpa sesuatu kesulitan. Sekiranya dia berada dalam keadaan yang mengharuskan dia berbuat demikian bolehlah dia berkata: Ya Allah hidupkanlah aku sekiranya itu lebih baik bagiku akan tetapi sekiranya mati itu lebih baik bagiku maka matikanlah aku.” (H.R.Al-Bukhari dari Annas) Untuk
menghindari
ketidakputusasaan
dianjurkan
untuk
mengaktualisasikan seluruh potensinya kemudian tawakkal dan adanya statemen “Innalillaahi wainnalillahi raaji’uun” yang artinya : Sesunguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.” Statemen ini difahami ketika musibah ini merupakan realisasi kenyataan hidup. Sesuai dengan QS al-Insyirah : 8 yaitu
ﺐ ﺭ ﹶﻏ ﻚ ﻓﹶﺎ ﺑﺭ ﻭِﺇﻟﹶﻰ Artinya: “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” d. TAWAKKAL SETELAH
ORANG BERUSAHA DAN BEKERJA HENDAKNYA KEMUDIAN
DISERAHKAN PADA ALLAH, ARTINYA SEBAGAIMANA DIJELASKAN PADA AYAT 7 DAN AYAT
8,
BAHWA SETIAP USAHA HENDAKNYA HASILNYA SELALU
DISANDARKAN KEPADA ALLAH. INI BERARTI BAHWA USAHA TERSEBUT HARUS TERLEBIH DAHULU DIWUJUDKAN BARU KEMUDIAN MENCURAHKAN HARAPAN PADA
ALLAH, DAN BISA BERARTI BERUSAHA SAJA TIDAK CUKUP MAKA HARUS
DIBARENGI DENGAN DOA, HAL INI HARUS MENGHIASI SETIAP PRIBADI
30
274
Ibnu Dawud al-Jarudi, Abu dawud al-Thayalisi, (Bairut : Darul Makrifah, t.th), hlm.
81 31
MUSLIM, KARENA BETAPAPUN KUATNYA MANUSIA POTENSINYA TERBATAS.
SIKAP INILAH YANG DINAMAKAN TAWAKKAL YAKNI MENYERAH TANPA PAMRIH SEPENUHNYA, PASRAH DAN BERPEGANG TEGUH PADA MENCARI KEMASLAHATAN DAN KEBAIKAN. KEPUTUSAN
(DARI
MAKA
ALLAH
DALAM
IA MENYERAHKAN SEGALA
HASIL USAHA) BAIK ATAU BURUK KEPADA
ALLAH.32
SEBAGAIMANA FIRMAN ALLAH :
ﻪﺴﺒ ﺣ ﻮ ﷲ ﹶﻓﻬ ِ ﻠﻰ ﺍﻮﻛﱠ ﹾﻞ ﻋ ﺘﻳ ﻦ ﻣ ﻭ ARTINYA : “BARANG
SIAPA BERTAWAKKAL PADA ALLAH MAKA ALLAH AKAN 33 MENCUKUPKAN (KEPERLUAN) NYA. (QS. AL-THALAQ : 3)
KEEMPAT
SIKAP TERSEBUT MERUPAKAN SATU KESATUAN UNTUK
MEMBERIKAN SEBUAH PENANAMAN JIWA OPTIMISME TERHADAP JIWA SESEORANG KHUSUSNYA JIWA SEORANG MUSLIM.
BEROPTIMIS
DIIRRINGI
DENGAN TAWAKAL SEHINGGA KETIKA BERUSAHA DAN HASIL TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN TIDAK MENJADIKAN STRES.
DEMIKIAN
BEBERAPA HAL YANG BISA DITANAMKAN DALAM DIRI
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENANGGULANGI STRES.
AKHIRNYA DENGAN HASIL
KAJIANYA YANG MENJADIKAN KEFAHAMAN DAN DIPRAKTEKAN DENGAN TANPA BOSANNYA, SETIDAKNYA MENGURANGI RASA KEGONCANGAN DALAM BATIN DAN MEMBERIKAN SEBUAH PENCERAHAN SINAR DALAM KALBU SERTA MEMBERIKAN ARAHAN PADA POLA PIKIR YANG JERNIH.
C. IMPLIKASI ٍSIKAP OPTIMIS
DALAM
MENANGGULANGI
STRES PERSPEKTIF
Q.S. AL-INSYIRAH TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM Pendidikan dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi masyarakat yang berarti pewarisan kebudayaan dari generasi kegenerasi muda agar hidup masyarakat tetap berlanjutan. Yang kedua dari segi individu yaitu
31
Quraish Shihab, op. cit., hlm. 468.
32
Imam Ghazali, Misteri Ketajaman Hati (Surabaya : Bintang Usaha Jaya, 2002), hlm.
33
Soenarjo, op. cit., hlm. 946.
42.
82 pendidikan berarti pengembanagn potensi-potensi yang terpendam atau tersembunyi,34 sehingga menimbuhkan kepribadian dan kemampuan. Pendidikan Islam pada hakekatnya adalah pendidikan yang berdasarkan atas Al-Quran dan sunnah Rasul, bertujuan untuk membantu perkembanagn manusia untuk lebih baik.35 Pendidikan Islam dalam hal ini tidak terbatas pada institusi atau lembaga tertentu melainkan dalam ruang lingkup yang luas seperti keluarga dan masyarakat. Islam dalam melakukan pendidikan dengan pendekatan yang menyeluruh terhadap manusia, dari segi jasmani maupun rohani dan kehidupanya secara mental hingga segala aktifitasanya dibumi.36 Selanjutnya penjelasan pada sub bab terdahulu tentang sikap optimis dalam menaggulangi stres Perspektif al-Insyirah merupakan upaya pembinaan mental yang diarahkan pada pendidikan dengan pendekatan emosional yang implikasinya terhadap pendidikan Islam adalah sebagai berikut : - Dalam pendidikan Islam untuk menumbuhkan sikap optimis pada anak didik maka adanya pendidikan mental, walaupun sebenarnya itu dibicarakan dalam pelajaran psikologi karena mengenai kejiwaan dan reaksinya, namun itu erat sekali dengan pendidikan karena dalam ilmu mendidik tidak mungkin dapat lepas dari psikologi kalau menginginkan ilmu pendidikan menjadi lebih praktis sifatnya.37 - Dengan bersikap optimis dalam ilmu pendidikan terhadap anak didik maka berupaya untuk menidik anak tidak hanya untuk kepentingan si
34
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta : Al-Husna Zikra, 2000),
35
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Semarang : Pustaka Pelajar,1996),
36
M. Qutb, Sistem Pendidiakn Islam, Terj. Salman Harun, (Bandung : Al-Ma’rif, 1984),
hlm. 1. hlm. 25. hlm. 27. 37
Ngalim Purwanto Mp., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 110.
83 anak sendiri melainkan mempersiapkan mentalnya untuk dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat sebagai makhluk sosial.38 - Pendidikan Islam mencakup berbagai aspek sebagaimana yang diungkapkan oleh Ali Ashrof bahwa pendidikan seharusnya bertujuan menimbulkan pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, intelektual, rasional diri, perasaan, kepekaan tubuh manusia.39 - Sikap optimis perspektif al-Insyirah : 5-8 merupakan pendidikan mental (aspek psikologi) terhadap anak didik untuk menjadikan manusia (anak didik) memiliki kemampuan psikis dan siap menghadapi persoalan. Sehingga anak didik memiliki jiwa optimis dengan penanaman dasar keagamaan. Optimis merupakan sisi yang ingin dikembangkan dalam pendidikan Islam yang merupakan ranah afektif dan psikomotor. - Dalam hal ini maka terhadap anak didik perlu adanya pendidikan mental seperti halnya
bagaimana beroptimis ketika menghadapi persoalan
dengan potensinya dan dengan pembinaan keagamaan maka ia akan mampu menyesuaikan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. DALAM PENDIDIKAN
FORMAL MISALNYA PENDIDIK YANG MENGHADAPI
ANAK SULIT DENGAN BELAJAR MAKA PERLU DITANAMAKAN RASA OPTIMIS BAHWA JIKA SI ANAK BELAJAR DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH PASTI BERHASIL DAN DAPAT NILAI YANG BAGUS.
UNTUK
MEWUJUDKAN SIKAP OPTIMIS PADA ANAK PERLU
ADANYA MOTIVASI YAITU DENGAN MENGGERAKKAN ATAU MENGGUGAH SESEORANG AGAR MUNCUL KEINGINAN DAN KEMAUAN MISALNYA DIBERI STIMULAN MELAKUKAN
SESUATU
MEMPEROLEH HASIL
YANG
. BAGI
MENANTANG
UNTUK
MENGHASILKAN
UNTUK ATAU
ANAK YANG BERKEMAMPUAN RENDAH DAPAT
DIBERIKAN TUGAS-TUGAS YANG RINGAN SEHINGGA TIDAK MERASA SUSAH DAN PUTUS ASA.
DALAM KELUARGA ORANG TUA BERPERAN PENUH
DALAM PEMBINAAN
INI MISALNYA MEMBERIKAN PENGAJARAN KEAGAMAAN SECARA KONTINYU, MEMBERI
38
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, op. cit., hlm. 135.
39
Ali Ashrof, Horison Baru Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka Firdous, 1993), hlm. 2.
84 KAN TANTANGAN SECARA BERTAHAB SESUAI DENGAN KEMAMPUAN, MEMBERI MOTIVASI DENGAN DASAR KEAGAMAAN.
D. PESAN-PESAN AL-QUR’AN TERHADAP PERMASALAHAN STRES
ﻚ ﺴ ِ ﻧ ﹾﻔ ﻦ ﻴﹶﺌ ٍﺔ ﹶﻓ ِﻤﺳ ﻦ ﻚ ِﻣ ﺑﺎﺎ ﹶﺃﺻﻭﻣ ﻦ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﻨ ٍﺔ ﹶﻓ ِﻤﺴ ﺣ ﻦ ﻚ ِﻣ ﺑﺎﺎ ﹶﺃﺻﻣ ARTINYA : ” APAPUN KEBAIKAN KEBAIKAN YANG KAU PEROLEH, ALLAH, DAN APAPUN YANG BURUK YANG MENIMPAMU, 40 DIRIMU SENDIRI.” (QS. AN-NISA’: 79). SAKIT TERMASUK SESUATU YANG BURUK. BERDASARKAN AYAT BUKAN KARENA
ALLAH
MENJADI KEKUASAAN
ITU DARI ITU DARI INI SAKIT
MELAINKAN KARENA OLAH MANUSIA SENDIRI.
ALLAH
ADALAH MENYEMBUHKANNYA.
SEBAGAI
YANG
CONTOH
ORANG SAKIT PERUT ITU BISA TERJADI KARENA KONSUMSI MAKANAN YANG KEMASUKAN UNSUR MERUGIKAN SEPERTI KUMAN, DAN ITU KEBIASAAN OLAH MANUSIA SENDIRI YANG KADANG KURANG BERSIH.
ADA
PULA PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA GANGGUAN MENTAL YANG
GANGGUAN ITU TIDAK HANYA MENIMBULKAN PENYAKIT YANG BERSIFAT PSIKIS, TAPI JUGA BERSIFAT FISIK.
STRES
MISALNYA, TERNYATA TIDAK HANYA MENGGANGGU
JIWA, TAPI JUGA MERUSAK SUSUNAN SYARAF, MENIMBULKAN PENYAKIT JANTUNG, GINJAL DAN SEBAGAINYA.
BAHKAN
ADA PENYAKIT INFEKSI YANG TIMBUL KARENA
FAKTOR KEJIWAAN SEPERTI SEPERTI GATAL-GATAL YANG SELALU MUNCUL SELAMA FAKTOR MENTALNYA BELUM BERES. MANUSIA.
TUHAN, AYAT
DENGAN
TEKANAN
MENTAL INIPUN ADALAH OLAH
DEMIKIAN BAHWA SAKIT BUKAN KARENA CAMPUR TANGAN
TETAPI KARENA KESALAHAN YANG DIPERBUAT MANUSIA SENDIRI.
DI
ATAS
DINYATAKAN
JUGA
BAHWA
ALLAHLAH
YANG
DARI
BERKUASA
41
MENYEMBUHAN PENYAKIT.
ﲔ ﺆ ِﻣِﻨ ﻤ ﹲﺔ ِﻟ ﹾﻠﻤ ﺣ ﺭ ﻭ ﻮ ِﺷﻔﹶﺎ ٌﺀ ﺎ ﻫﺮﺀَﺍ ِﻥ ﻣ ﻦ ﺍﹾﻟ ﹸﻘ ﻝﹸ ِﻣﻨﺰﻭﻧ ARTINYA: “DAN
KAMI TURUNKAN AL-QUR’AN YANG MERUPAKAN OBAT DAN 42 RAHMAT BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN”. (QS. AL-ISRA : 82)
40
SOENARJO,
41
SALMAN HARUN, MUTIARA AL-QURAN, (JAKARTA : LOGOS, 1999), HLM. 51-52
42
SOENARJO, OP. CIT., HLM. 437
OP. CIT., HLM. 132
85 AYAT TERSEBUT MENGUNGKAPKAN TENTANG KEBENARAN ITU ADALAH ALQURAN
YANG MERUPAKAN OBAT DAN RAHMAT BAGI KAUM BERIMAN, KARENA
MEREKA MENERIMA AJARANNYA DAN MENJALANKANNYA, SEHINGGA KEHIDUPAN MEREKA MENJADI TENTRAM. SEDANGKAN KERUGIAN AKAN MENIMPA MEREKA YANG TETAP KAFIR, KARENA HATINYA TERTUTUP, SEHINGGA KEHIDUPANNYA TERASA GERSANG DAN GOYANG.
43
KEHIDUPAN
ITULAH YANG MENIMBULKAN PENYAKIT.
FIRMAN ALLAH :
ﻤ ﹲﺔ ﺣ ﺭ ﻭ ﻯﻫﺪ ﻭ ﻭ ِﺭﺼﺪ ﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻭ ِﺷﻔﹶﺎ ٌﺀ ِﻟﻤ ﻢ ﺑ ﹸﻜﺭ ﻦ ﻮ ِﻋ ﹶﻈ ﹲﺔ ِﻣ ﻣ ﻢ ﺗ ﹸﻜﺎ َﺀﺪ ﺟ ﺱ ﹶﻗ ﺎﺎ ﺍﻟﻨﻳﻬﺎﹶﺃﻳ ﲔ ﺆ ِﻣِﻨ ِﻟ ﹾﻠﻤ ARTINYA: HAI MANUSIA! TELAH DATANG KEPADA KALIAN PERINGATAN DARI TUHAN KALIAN, DAN OBAT BAGI (PENYAKIT) DI DALAM HATI, BEGITU JUGA (TELAH 44 DATANG) PETUNJUK DAN RAHMAT BAGI ORANG YANG BERIMAN. (QS. YUNUS : 57) AYAT TERSEBUT JELAS BERFUNGSI BAGI OBAT PENYAKIT YANG ADA DALAM HATI YANG BERUPA BERBAGAI BENTUK MENTALITAS YANG TERCELA, TERMASUK TEKANAN MENTAL YANG DAPAT MENIMBULKAN PENYAKIT.45
DEMIKIAN
ISYARAT AL-QUR’AN MENGENAI PENYEMBUHAN PENYAKIT.
BAHWA PENYAKIT YANG MURNI BERSIFAT FISIK HANYA BISA DISEMBUHKAN DENGAN OBAT, SEDANGKAN PENYAKIT YANG DISEMBUHKAN LEWAT AL-QUR’AN. MENIMBULKAN
PENYAKIT
BERSUMBER
KARENA
FISIK,
DARI PSIKOLOGIS DAPAT
PENYAKIT PSIKOLOGIS DAPAT PULA
DENGAN
DEMIKIAN,
AL-QURAN
TIDAK
MENYEMBUHKAN PENYAKIT TERSEBUT SECARA LANGSUNG TETAPI MEMBENAHI FAKTOR PENYEBABNYA DARI DASAR.
DENGAN
PANDANGAN DEMIKIANLAH KATA 46
MEMAHAMI BAGAIMANA AL-QURAN DAPAT BERFUNGSI SEBAGAI OBAT.
BAIK
PENYAKIT YANG SIFATNYA FISIK MAUPUN PSIKIS ITU SEMUA
MERUPAKAN PERSOALAN HIDUP, NAMUN ITU TIDAK AKAN MENJADIKAN BEBAN YANG BERAT JIKA BISAS MENYADARI MENGAPA ADA PERSOALAN HIDUP.
PERSOALAN
ITU
BISA SEBAGAI MUSIBAH, UJIAN, PERINGATAN BAHKAN ITU MERUPAKAN SALAH SATU 43
SALMAN HARUN, OP. CIT., HLM. 54
44
SOENARJO, OP. CIT., HLM. 315
45
SALMAN HARUN, OP. CIT., HLM. 54
86 BENTUK KASIH SAYANG ATAU PERHATAIAN
ALLAH
KEPADA MANUSIA.
KEMUDIAN
BERBAGAI BENTUK PEMBINAAN UNTUK MENJADI MANUSIA YANG DEWASA, TENTRAM MENUJU INSAN KAMIL.
MAKA
UNTUK MENCAPAINYA HARUS MENINGKATLKAN
KETAQWAAN DENGAN DASAR KEIMANAN DAN SELALU MENGINGAT
TUHAN
SEBAGAIMANA FIRMAN ALLAH :
ﺏ ﻦ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﻠﹸﻮ ﻤِﺌ ﺗ ﹾﻄ ﻢ ِﺑ ِﺬ ﹾﻛ ِﺮ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﹶﺃﻟﹶﺎ ِﺑ ِﺬ ﹾﻛ ِﺮ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﻬ ﺑﻦ ﹸﻗﻠﹸﻮ ﻤِﺌ ﺗ ﹾﻄﻭ ﻮﺍﻣﻨ ﻦ ﺀَﺍ ﺍﱠﻟﺬِﻳ ARTINYA: (YAITU) ORANG-ORANG YANG BERIMAN, HATI MEREKA MENJADI TENTRAM DENGAN MENGINGAT ALLAH. INGATLAH HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI MENJADI TENTRAM. 47 (QS. AL-RA’DU: 28) KEMUDIAN
APABILA KETENTRAMAN BATIN TERGANGGU, ORANG MUNGKIN
MENJADI LESU, MALAS BEKERJA, BAHKAN AKAN MERASA SAKIT.
GANGGUAN
ITU
KADANG-KADANG DISEBABKAN OLEH KEGAGALAN BAIK DALAM RUMAH TANGGA, DALAM PEKERJAAN ATAU MASYARAKAT. BAGI SEORANG YANG BERIMAN DAN MAMPU MENGGUNAKAN KEYAKINANNYA KEPADA TUHAN ITU DALAM MENGAHADAPI SEGALA PERMASALAHAN HIDUP IA TIDAK AKAN SAMPAI PATAH SEMANGAT, MALAS ATAU KESASAR.
KARENA
IA YAKIN BAHWA DI BALIK KESUKARANNYA ADA KELAPANGAN
YANG TERSEMBUNYI, JUGA KESUKARAN ATAU PROBLEMA ITU TIDAK TEPAT ATAU KEKAL.
48
SEPERTI FIRMAN ALLAH DALAM QS. AL-INSYIRAH : 5-8)
ﻚ ﺑﺭ ﻭِﺇﻟﹶﻰ ()ﺐ ﺼ ﻧﺖ ﻓﹶﺎ ﺮ ﹾﻏ ﺍ)(ﹶﻓِﺈﺫﹶﺍ ﹶﻓﺴﺮ ﻳ ﺴ ِﺮ ﻌ ﻊ ﺍﹾﻟ ﻣ ﺍ)(ِﺇﻥﱠﺴﺮ ﻳ ﺴ ِﺮ ﻌ ﻊ ﺍﹾﻟ ﻣ ﹶﻓِﺈﻥﱠ ()ﺐ ﺭ ﹶﻏ ﻓﹶﺎ ARTINYA: MAKA SESUNGGUHNYA DI SAMPING KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN. SESUNGUHNYA DI SAMPING KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN. MAKA APABILA KAMU TELAH SELESAI DARI SATU UNSUR MAKA KERJAKANLAH YANG LAIN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH. DAN KEPADA TUHAN 49 HENDAKNYA KAMU BERHARAP. (QS. AL-INSYIRAH : 5-8)
Demikian beberapa pesan Al-quran terhadap persoalan hidup khususnya masalah stres yang intinya manusia akan bisa menghadapi, menyelesaikan persoalan hidup, jika bisa memahami apa-apa yang
46
IBID., HLM. 55
47
SOENARJO, OP. CIT., HLM. 373
48
ZAKIYAH DJARAJAT, PENDIDIKAN AGAMA DALAM PEMBANGUNAN MENTAL, OP. CIT.,
49
SOENARJO, OP. CIT., HLM. 1073
93
HLM.
87 terkandung dalam Al-Quran yang sebagai pedoman hidup yang bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami maksud Al-quran nampaklah bahwa agama berfungsi sebagai terapi bagi jiwa yang gelisah dan terganggu, berperan sebagai alat pencegah terhadap kemungkinan gangguan kejiwaan dan merupakan faktor pembinaan bagi kesehatan mental pada umumnya.