BAB IV ANALISIS A. Analisis Kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Zenith Menurut Saini KM, teater memiliki persamaan-persamaan dengan lembaga pendidikan, baik di dalam hal unsur-unsurnya maupun di dalam kegiatannya. Namun kiranya jelas pula, bahwa teater memiliki perbedaan atau kekhasan. Di dalam tujuannya, teater dapat mengubah baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan seseorang. Namun, berbeda dengan perubahan yang terencana secara ketat seperti yang diselenggarakan di sekolah-sekolah melalui kurikulum, perubahan yang terjadi melalui kegiatan teater lebih bersifat alamiah.1 Teater Zenith sebagai kelompok teater yang menjadi wadah bagi mahasiswa STAIN Pekalongan dalam melatih bakat dan minat dalam teater mempunyai kegiatan-kegiatan yang mengandung pendidikan seni dan pendidikan karakter. Kegiatan tersebut berupa kegiatan pokok dan kegiatan pendukung, kegiatan pokok adalah kegiatan yang secara rutin dilaksanakan setiap minggu sedangkan latihan pendukung dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, contohnya kegiatan sajak negeri atau apresiasi puisi, tari dan perkusi. Oleh karena itu dalam penelitian ini yang menjadi objek utama yaitu kegiatan pokok UKM Teater Zenith, meliputi kegiatan yang dilaksanakan
1
Sutardjo, dkk. Bagi Masa Depan Teater Indonesia (Saini KM; Teater Sebagai Lembaga Pendidikan). (Bandung: PT Granesia, 1983). hlm. 53
77
77
secara rutin dan berkesinambungan yaitu kegiatan latihan rutin dan proses pementasan naskah teater. 1. Latihan Rutin Kegiatan latihan rutin yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu ini mempunyai tiga materi inti yaitu olah tubuh, olah rasa dan olah vocal. Ketiga materi ini dilaksanakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan anggota dalam ilmu teater serta dapat menanamkan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Olah tubuh mempunyai tujuan sebagai barikut, menyehatkan tubuh, melemaskan otot-otot dan meringankan badan serta melincahkan gerak anggota tubuh, selain tujuan tersebut melalui olah tubuh teknik-teknik dalam pementasan teater pun dilatih, seperti teknik muncul, teknik menciptakan peran dan teknik penempatan ruang. Olah rasa merupakan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan rasa anggota. Kepekaan rasa sangat bermanfaat dalam pementasan teater maupun dalam kehidupan sehari-hari, contohnya dalam pementasan teater sangat memerlukan kepekaan rasa antara aktor yang satu dan aktor yang lain, tanpa adanya kepekaan rasa, pementasan kurang berjalan dengan baik, kekuatan dari naskah ataupun tokoh yang diperankan tidak hidup sehingga penonton merasakan ada yang hambar dari pementasan tersebut. Dalam kehidupan bermasyarakatpun kepekaan rasa sangat diperlukan, kemampuan untuk membaca pola kehidupan masyarakat dilatih supaya anggota bisa berbaur dengan masyarakat dari semua lapisan.
78
Kemampuan berkomunikasi dibutuhkan dalam hal apapun, baik saat pementasan maupun sosialisasi dengan masyarakat luas. Melalui latihan olah vocal anggota berlatih teknik komunikasi, teknik mengatur tempo dan intonasi dalam berdialog, sehingga di atas panggung maupun di masyarakat luas bisa berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, melalui kegiatan teater terdapat nilai-nilai pendidikan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, meskipun proses perubahan melalui kegiatan teater tersebut sangat tergantung pada kemampuan masing-masing pelakunya, akan tetapi mereka mempunyai tujuan yang sama, yaitu kesadaran yang luas dan lebih dalam tentang kehidupan dan kesadaran akan kemampuan-kemampuan pribadi di dalam menyesuaikan diri dan mengambil peran di dalam kehidupan. Tokoh pendidikan di Indonesia Ki Hajar Dewantara nenuturkan: “Teater merupakan alat pendidikan yang sangat baik karena di dalam sandiwara (teater) itu terdapat dasar-dasar pendidikan yang bersifat kesenian (estetis), kebajikan (etis), religius (untuk mengajarkan agama) dan sosial (untuk mengajarkan laku kemasyarakatan), kemudian didalam pengajaran sandiwara (teater) dapat membantu bermacam-macam kepandaian dan pengetahuan seperti: kesusasteraan, berdialog (berirama), menghafalkan, menghilangkan tabiat malu, menggembirakan karena bersifat permainan, memberikan pelajaran gerak irama, juga menyesuaikan kata dengan pikiran, perasaan dan kemauan serta kemampuan”.2 Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh UKM Teater Zenith mempunyai nilai-nilai pendidikan karakter, selain itu juga
2
Brahim, Drama Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1968), Hlm. 155
79
dapat
membangkitkan
dan
mengembangkan
rasa
keindahan
dan
penghargaan terhadap seni. 2. Proses Pementasan (Produksi) Naskah Teater Teater sebagai sebuah seni pertunjukan tidak terlepas dari aspek tanda dan simbol kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang merupakan bahan penciptaan bagi penulis maupun pekerja seni teater lainnya akan membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol kehidupan. Tanda dan simbol yang sifatnya universal tersebut diyakini sebagai dasar dari komunikasi teater. John Powers, dalam Littlejohn (1995) menegaskan bahwa yang paling penting dalam komunikasi adalah pesan. Menurut Powers, pesan memiliki tiga unsur yaitu: tanda dan simbol, bahasa, dan wacana. Teater sebagai sebuah karya seni pertunjukan akan mengangkat pesan tentang kehidupan, tentang norma, tentang kebaikan, keburukan, kejahatan, dan berbagai watak karakter manusia untuk ditampilkan di atas panggung. Simbol-simbol dari penulis naskah yang dibawakan oleh aktor melalui interpretasi sutradara berfungsi untuk mengomunikasikan konsep, gagasan umum, pola, atau bentuk. Konsep disebut makna yang dipegang bersama antara para komunikator, tetapi masing-masing komunikator juga akan memiliki kesan atau makna pribadi yang mengisi gambaran umum tersebut. Kesan pribadi merupakan konsepsi orang tersebut. Makna terdiri atas konsepsi pribadi individu dan konsep umum yang dipegang bersamasama dengan orang-orang lain.
80
Tokoh atau pelaku dalam sebuah cerita menunjuk pada orangnya atau pelakunya. Sedangkan lakuan akan berkaitan dengan bagaimana tokoh tersebut berlaku atau berperilaku, menunjuk pada sifat sehingga bisa juga disebut watak, perwatakan, dan karakter.3 Proses pementasan naskah Surat untuk Gubernur yang telah dijalani oleh anggota Teater Zenith selama ± 6 bulan, selain mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan naskah kepada penonton, internalisasi pendidikan karakter melalui kegiatan tersebut juga diterapkan. Sebagai sebuah organisasi, manajemen pertunjukan pun harus dipelajari dan dijalankan dengan baik, sehingga anggota dapat menguasai kemampuan dalam bidang teater maupun manajemen pertunjukan, oleh karena itu, pada proses pementasan terdapat beberapa tahapan yang dilalui, tahapan tersebut meliputi; tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi telah berjalan dengan lancar sesuai dengan yang sudah direncanakan oleh tim produksi UKM Teater Zenith. Manajemen yang di jalankan dengan baik akan membantu organisasi teater untuk dapat mencapaai tujuan dengan efektif dan efesien. Efektif artinya dapat menghasilkan karya seni yang berkualitas sesuai dengan keinginan pelaku atau penontonnya. Efisien berarti menggunakan sumberdaya secara rasional dan hemat, tidak ada pemborosan atau penyimpangan.
3
http://indrasuherjanto.wordpress.com/teori-drama/dramaturgi-seni-pertunjukan-teater/, Diakses, 9 September 2014
81
Perencanaan merupakan tahapan pertama yang harus dilakukan oleh anggota UKM Teater Zenith dalam menentukan arah dari kegiatan yang akan dilaksanakan, dengan perencanaan yang baik maka perjalanan menuju tujuan yang hendak dicapai akan semakin mudah. Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan, dalam pelaksanaan proses pementasan Surat untuk Gubernur yang mempunyai serangkaian tahapan membutuhkan kerja kelompok yang baik, dari tahap bedah naskah hingga pementasan berlangsung tim produksi mengalami beberapa kendala yang harus dilewati, baik kendala pribadi maupun cuaca dan sebagainya. Pada tahap ini masing-masing anggota atau tim produksi menjalankan tugas sesuai dengan yang menjadi tugasnya, aktor berusaha memerankan lakon yang dimainkan ataupun sutradara yang mengarahkan semua tim untuk mengatur kerja kelompok produksi. Dengan demikian melalui proses ini anggota dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga, baik dari pesan naskah maupun dari proses yang dijalani, sehingga karakter-karakter yang diperankan ataupun karakter yang secara tidak langsung terdapat pada proses tersebut dapat menjadi bahan pembelajaran dan karakter-karakter tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan tersebut. Tahap yang terkahir yaitu evaluasi, tahap ini merupakan kesempatan yang tepat untuk anggota atau tim produksi untuk menilai bagaimana jalannya proses yang telah direncanakan. Masukan, kritik dan saran dari sesama anggota maupun penonton umum menjadi bahan
82
pembelajaran yang dapat digunakan untuk perbaikan proses yang selanjutnya. Berdasarkan serangkaian atau tahapan yang telah dilaksanakan dalam proses tersebut, tidak hanya bidang teater saja yang dipelajari, akan tetapi dari segi kemanusiaanpun di asah melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan oleh anggota. B. Analisis nilai-nilai pendidikan karakter dari kegiatan UKM Teater Zenith STAIN Pekalongan Dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh UKM Teater Zenith, seperti proses latihan rutin dan proses pementasan naskah teater, dapat diambil beberapa nilai pendidikan karakter, yaitu: a) Latihan Rutin 1). Nilai Bersahabat atau komunikatif Bersahabat
atau
komunikatif,
yaitu
tindakan
yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Persahabatan dan komunikasi sangat erat kaitannya. Untuk dapat bersahabat dengan baik maka dibutuhkan komunikasi yang baik pula.4 Kegiatan yang dilaksanakan oleh UKM Teater Zenith membantu mahasiswa dalam berlatih komunikasi dan persahabatan. Hal tersebut dapat ditemukan pada kegiatan latihan rutin, terutama saat latihan olah vocal. 4
Muhammad Fadlillah & lilif Mualifatu Khorida. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.. Cetakan I. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Hlm. 200
83
Olah vocal mengajarkan anggota tentang bagaimana cara mengucapkan kata atau kalimat dengan benar. Dimulai dari mengeja huruf vocal a – i – u – e – o, sampai berlatih mengeja kata dan kalimat. Sedikit demi sedikit anggota akan terbiasa berkomunikasi dengan tenang, baik berkomunikasi antar anggota maupun komunikasi di depan umum, sehingga latihan vocal ini bermanfaat bagi kemampuan berkomunikasi anggota yang dapat dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. 2). Nilai Kesederhanaan Kesederhanaa merupakan hal dibutuhakan oleh manusia, supaya tidak menjadi pribadi yang berlebihan. Nilai kesederhanaan ini dapat dilatih dengan banyak cara, diantaranya malalui kegiatan teater. Kesederhanaan dapat dilihat dari penampilan, saat melakukan latihan teater, anggota Teater Zenith menggunakan pakaian yang sederhana, celana panjang dan kaos, yang penting nyaman untuk digunakan. Saat pentas berlangsung juga sering menggunakan pakaian yang sederhana, pakaian atau kostum yang digunakan berasal dari pakaian anggota yang oleh tim kostum diubah sedemikian rupa sesuai kebutuhan pementasan. Sikap sederhana muncul dalam kegiatan yang berguna dan bermanfaat, misalnya menggunakan barang-barang sesuai kebutuhan dan bukan untuk mencari perhatian, konsumsi saat latihan secukupnya,
84
memanfaatkan waktu untuk serius melakukan hal-hal yang sangat bermakna, hal tersebut yang dilatih dalam teater. 3). Nilai Percaya Diri Menurut Lauster kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakantindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.5 Kepercayaan diri akan di dapatkan bukan saat seseorang merasa menguasai sesuatu akan tetapi kepercayaan diri akan tumbuh jika sering dilakukan, percaya diri bukanlah sesuatu yang statis, yang tidak bisa berubah. Percaya diri dapat tumbuh dan berkembang pada diri seseorang jika ia memiliki niat untuk melakukannya. Dengan latihan yang intensif dilakukan, baik saat latihan olah tubuh, olah rasa maupun olah rasa, kepercayaan diri anggota untuk menyampaikan perasaan dan pemikiran dalam bentuk perkataan maupun perbuatan akan dapat direalisasikan. 4). Nilai Kemandirian Mandiri yaitu sikap yang tidak mudah tergantung pada orang lain. Di dalam kegiatan teater, diajarkan bagaimana mahasiswa dapat belajar mandiri. Mandiri yaitu contohnya ketika anggota harus 5
http://bambang-rustanto.blogspot.com/2013/08/konsep-kepercayaan-diri.html. Diakses pada tanggal 9 September 2014
85
menjalankan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya tanpa mengharapkan bantuan dari anggota lain. Kemandirian di UKM Teater Zenith dipraktekkan dalam kegiatan-kegiatan ringan yang bertujuan untuk kemandirian anggotanya, seksi konsumsi dalam kepanitian latihan rutin yang menyiapkan konsumsi dengan melakukan proses memasak sendiri, dalam proses pementasan aktor dibebaskan untuk mencari sendiri karakternya, hingga ia menemukan sebuah kenyamanan terhadap karakter yang dimainkan. Pembiasaan bersikap mandiri ketika latihan teater, akan membawa dampak bagi masing-masing anggota, dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, berusaha menambah kemampuan diri supaya mengerti banyak hal dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. 5) Nilai Disiplin Kedisiplinan seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan. Orang yang disiplin akan mudah dalam mengatur waktu dalam aktifitasnya, sedangkan orang yang tidak bisa disiplin akan terbuai oleh ketidak disiplinannya sehingga bisa membuat rugi bagi diri sendiri. Teater melatih kedisiplinan melalui pola latihan yang secara berkesinambungan dilakukan. Pada latihan rutin yang dilaksanakan oleh UKM Teater Zenith, meskipun dalam prakteknya kurang berjalan
86
dengan lancar, karena berbagai kendala yang dihadapi, untuk kedisplinan dalam hal waktu, pakaian dan tempat tetap diperhatikan. b) Proses Pementasan 1). Nilai Bersahabat atau komunikatif Aktor sebagai objek utama di atas panggung mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pesan naaskah kepada penonton, melalui olah vocal dan proses yang bertahap harapan akan suksesnya pementasan terletak pada benak aktor. Untuk itu kemampuan vocal aktor sangat dibutuhkan saat pentas berlangsung. Kebiasaan untuk berlatih vocal tersebut, mempunyai manfaaat tersendiri buat aktor setelah pementasan, aktor menjadi terbiasa berkomunikasi dengan baik dengan lawan bicaranya. Juga kebiasaan anggota bekerja dalam tim produksi saat pementasan, kerja kelompok untuk menghasilkan karya yang baik dijalankan dengan sikap saling menghargai, antara kru yang satu dan yang lain saling memberikan motivasi guna kesuksesan proses tersebut. 2). Nilai Kesederhanaan Dalam menghadapi sebuah masalah, kemampuan untuk berfikir sederhana sangat di butuhkan. Tidak muluk-muluk mempunyai harapan membunyai ide yang besar, ide brilian, tetapi dengan ide yang sederhana justru membuat hal yang bermakna. Contohnya dalam menggarap naskah teater, diperlukan fikiran-fikiran yang sederhana
87
untuk menampilkan naskah menjadi sebuah pementasan yang hidup dan bermanfaat bagi anggota maupun penonton yang menyaksikan. Dari segi inteprestasi naskah, kesederhanaan sutradara dalam mengambil keputusan sangat dibutuhkan guna konsep pementasan yang baik dan tidak keluar dari pesan naskah, begitu pula kesederhanaan aktor dan tim artistik lainnya. Sebagai contom untuk tim kostum, dalam menyajikan kostum yang sesuai dengan lakon yang diperankan, tidak harus membeli kostum, tetapi bisa menggunakan kostum yang ada dan dibuat sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Misal pada kostum yang dikenakan oleh lakon Patemah dalam pementasan Surat untuk Gubernur, baju yang dikenakan dan asesoris lainnya terlihat sangat sederhana, sebagai acuan untuk kostum pementasan yaitu aktor bisa nyaman menggunakan kostum tersebut dan tidak menghilangkan karakter lakon yang diperankan. 3). Nilai Kreatif Pada sebuah produksi naskah teater, aktor menghidupkan dialog yang terdapat dalam naskah menggunakan tubuh dan dialog yang ucapkan, kreatifitas aktor di atas panggung membutuhkan imajinasi yang kuat dari aktor dan memunculkan hasil imajinasinya ke dalam gerak tubuh di atas panggung. Lakon Patemah yang diperankan oleh afauna pada naskah Surat untuk Gubernur misalnya, untuk memerankan tokoh dengan karakter yang lemah lembut, mengamati wanita yang mempunyai karakter nyaris
88
mirip dengan lakon yang diperankan adalah keharusan. Dengan mengamati kemudian mengmbangkannya dalam suatu permainan adegan, lakon tersebut menjadi hidup di atas panggung, meskipun masih terdapat pula kekurangan dalam hal teknis, seperti cara berbicara yang masih kurang menunjukkan karakter lakon yang di mainkan. Kreatifitas tim artistik juga diuji dalam sebuah pementasan. Bagaimana tim artistik menampilkan sebuah dimensi ruang yang mudah untuk diterima oleh penonton. Dalam naskah Surat pada Gubernur tersebut tim artistik menampilkan sebuah panggung yang berisi 3 ruang sekaligus, yaitu ruang dapur, ruang makan dan ruang tamu. Properti yang ditampilkan tentunya membutuhkan harus sesuai dengan pesan naskah, dengan begitu kreatifitas sangat dibutuhkan untuk kesuksesan sebuah pementasan. 4). Nilai Percaya Diri Sebuah pementasan teater apabila aktor maupun kru tidak mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, pementasan akan berjalan kurang menarik, bisa saja dialog yang seharusnya dikatakan oleh aktor jadi lupa ataupun tim panggung yang tanggung dalam menampilkan propertinya. Dalam kehidupan di luar pementasan, kepercayaan diri untuk menyampaikan pendapat, untuk melakukan aktivitas tertentu juga perlu di latih, karena baik di lingkungan kampus maupun lingkungan masyarakat, kepercayaan diri sangat dibutuhkan. Untuk itu melalui
89
latihan-latihan yang terdapat pada kegiatan UKM Teater Zenith, kepercayaan diri dapat secara rutin untuk dilatih dan dikembangkan supaya bermanfaat bagi sendiri dan masyarakat. 5). Nilai Kemandirian Kelompok
merupakan
wadah
bagi
orang-orang
yang
mempunyai tujuan yang sama. Pada sebuah pementasan membutuhkan kerja kelompok proporsional, sehingga proses pementasan dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu kemampuan masing-masing anggota harus berimbang, dengan melatih kemandirian anggota, lama-lama kemampuan anggota akan meningkat. Kemandirian tersebut meliputi bagaimana anggota menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya, aktor secara mandiri menghidupkan lakon yang diperankan, tim artistik secara mendiri menyajikan bentuk panggung dan propertinya dan tim non artistik secara mandiri mendukung kesuksesan acara melalui publikasi dan lain sebagainya. Melalui kemandirian dari masing-masing anggota tim tersebut, sebuah pementasan yang utuh akan berjalan dengan baik, dari proses perencanaan, penggarapan maupun proses pementasan dan evaluasi. 6). Nilai Disiplin Pada proses produksi naskah, dimana latihan yang dilakukan memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan energi dari kelompok yang cukup besar, maka kedisiplinan menjadi kunci utama untuk
90
kesuksesan proses tersebut. Mulai dari tahap bedah naskah, casting atau pemilihan tim produksi, reading (membaca naskah), lepas naskah, blocking
(latihan
penempatan
ruang),
eksplorasi
panggung,
penghalusan, gladi dan pementasan harus berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan pola latihan tersebut, kebiasaan untuk hidup disiplin diharapkan bisa menjadi karakter yang membekas, bukan hanya saat proses teater, tetapi dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun dalam pelaksanaan khususnya kedisiplinan anggota untuk datang tepat waktu saat latihan masih mengalami kesulitan, karena kesibukan masing-masing yang tidak bisa ditunda, secara umum proses yang memakan waktu ± 6 bulan ini dapat berjalan dengan baik.
91
C. Analisis peran UKM Teater Zenith STAIN Pekalongan
dalam
membentuk karakter mahasiswa. Teater adalah media yang tepat untuk mahasiswa menampilkan kreativitas kesenian secara kompetitif sehingga mendidik generasi muda untuk menyeimbangkan logika, etika dan dan estetika. Pada kegiatan teater tidak hanya belajar untuk menampilkan pertunjukan saja, tetapi di pada kegiatan teater juga diajarkan nilai-nilai kemanusian, seperti bagaimana menghargai peran yang akan dibawakan. Dengan berlatih teater, seseorang bisa mengenal berbagai karakter yang dimiliki manusia dan memilih mana yang pantas dan tidak pantas untuk dilkukan. Oleh sebab itu selaras dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada UKM Teater Zenith, Peran Teater Zenith dalam membentuk karakter mahasiswa di STAIN Pekalongan adalah sebagai fasilitas dan wadah bagi mahasiswa untuk
mengembangkan beberapa
karakter,
yaitu
karakter
komunikatif atau bersahabat, kesederhanaan, kreatif, percaya diri, kemandirian dan disiplin.