BAB IV ANALISIS A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01 Gumawang Wiradesa Kab. Pekalongan Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab III, dapat dianalisis bahwa untuk internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran menurut kurikulum 2013 di SD Negeri 01 Gumawang telah terlaksana di dalam proses pembelajaran akan tetapi tidak semua sikap yang tertulis di dalam RPP bisa terinternalisasi kepada setiap siswa-siswi. Dan terkadang ada peserta didik yang belum mencapai sikap yang ditentukan dalam RPP. Nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang diinternalisasikan di SD Negeri 01 Gumawang dilaksanakan di dalam proses pembelajaran. Untuk nilai-nilai pendidikan karakter yang diinternalisasikan terintegrasi di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) antara lain sikap jujur, sikap disiplin, sikap tanggung jawab, sikap santun, sikap peduli, dan sikap percaya diri. Untuk menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa atau
sikap tersebut ada tahap-tahap yang dilakukan. Yaitu menurut
bukunya E. Mulyasa bahwa Tahap-tahap internalisasi nilai dalam pendidikan karakter mencakup :
86
a.
Transformasi nilai, pada tahap ini guru sekedar menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang sematamata merupakan komunikasi verbal.
b.
Transaksi nilai, yaitu suatu tahap pendidikan karakter denga jalan melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antar peserta didik dan guru bersifat timbal balik. Dalam tahap ini tidak hanya menyajikan informasi tentang nilai-baik dan buruk, tetapi juga terlibat untuk melaksanakan dan memberika contoh dalam kehidupan sehari-hari, dan peserta didik diminta memberikan respons, yakni menerima dan mengamalkan nilai itu.
c. Transinternalisasi, yakni bahwa tahap ini lebih dari sekedar transaksi. Dalam tahap ini penampilan guru dihadapan peserta didik bukan lagi sosok fisiknya, melainkan sikap mental, dan kepribadiannya. Demikian juga peserta didik meresponsnya bukan hanya dalam gerakan dan penampilan, tetapi diwujudkan dalam sikap dan peilakunya.1 Nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang terdapat dalam proses pembelajaran yaitu sikap jujur, sikap disiplin, sikap tanggung jawab, sikap santun, sikap peduli, dan sikap percaya diri yang diinternalisasikan dengan sikap atau perilaku yang sesuai dengan sikap yang akan diinternalisasikan.
1
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: BumiAksara, 2011), hlm.167
87
a. Sikap Jujur Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya, selain itu jujur merupakan sebuah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika hati tidak benar-benar bersih. Pada saat sekarang ini membutuhkan teladan yang jujur, teladan yang diberi amanah dan menjalankan amanah yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Maka kejujuran yang tertanam dalam hati akan membuahkan kententraman.Begitu juga dalam kegiatan belajar mengajar jujur atau kejujuran sangat diperlukan untuk menumbuhkan moral peserta didik menjadi lebih baik untuk generasi bangsa dan memberikan kebiasaan baik kepada peserta didik. Contohnya pada saat pembelajaran untuk bisa memberikan
dan
menuliskan
hasil
dari
diskusi
yang
dilaksanakan, kejujuran akan diajarkan pada saat kegiatan tersebut berlangsunng yaitu ketika hasil dari yang ditulis tersebut apakah memang dari pemikiran sendiri apakah menyontek dari orang lain. b. Sikap Disiplin Disiplin adalah sikap patuh kepada waktu dan peraturan yang ada. Peraturan tersebut mengandung dua makna yaitu patuh pada waktu, dan juga peraturan atau tata tertib. Sikap disiplin ini bertujuan untuk mengembangkan diri agar dapat
88
berperilaku tertib. Dan di sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu pengetahuan agar kelak menjadi orang yang sukses. Dan sikap disiplin inilah faktor yang dapat membantu meraih kesuksesan bagi siswa. Dalam proses pembelajaran sikap disiplin dilakukan ketika sebelum pembelajaran dan dalam proses pembelajaran dilakukan. c. Sikap Tanggung jawab Tanggung jawab adalah sebuah sikap kesadaran atau tingkah laku yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja. Arti tanggung jawab siswa yaitu konsekuensi yang harus diterima atau dijalankan terhadap apa yang sudah biasa dilakukan atau dijalani oleh siswa. Jadi seorang siswa harus bisa melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa agar mendapatkan dan mempunyai sikap tanggung jawab kepada diri sendiri.Sikap tanggung jawab sebagai peserta didik di dalam proses pembelajaran yaitu bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam
belajar
seperti
diskusi,
kerja
kelompok, mengerjakan tugas itu semua menjadi tanggung jawab dari peserta didik dalam proses pembelajaran. d. Sikap Santun Santun atau sopan santun adalah sikap seseorang terhadap apa yang dirasakan dan dalam keadaan apapun. Sikap ini lebih
89
menonjolkan kepribadian yang baik dan menghormati siapa saja. Seorang siswa harus bisa mempunyai sikap santun di lingkungan sekolah, kelas, maupun lingkungan rumah sendiri. Jika sikap tersebut tertanam dalam diri individu maka orang lain yang melihat akan merasa senang. Tidak hanya itu anak yang mengenyam bangku pendidikan itu harus bisa mempunyai sikap yang santun agar mempunyai pebedaan antara yang berpendidikan dan tidak berpendidikan. Semua itu bisa diawali dari pelaksanaan dalam pembelajaran yang selalu bersikap santun kepada guru ketika belajar, memperhatikan guru ketika sedang menerangkan, berbicara sopan ketika menjawab pertanyaan dari guru. e. Sikap Peduli Sikap peduli sangat dibutuhkan dalam masyarakat, maupun dalam lingkungan sekolah. Dengan adanya sikap peduli seseorang tersebut akan saling mengasihi, saling membantu jika ada yang membutuhkan bantuan. Sikap peduli yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu saling membantu antar teman yang masih membutuhkan bantuan. Dengan sering melakukan sikap peduli maka anak akan tumbuh rasa sosial kepada orang lain di lingkungan tempat tinggalnya. Takkan bersikap acuh tak acuh ketika ada kegiatan bakti sosial,
90
mereka yang mempunyai sikap peduli akan terjun bersama untuk melaksanakan kegiatan itu dengan rasa senang. f. Sikap Percaya diri Percaya diri adalah suatu kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. orang yang mempunyai sikap percaya
diri
tersebut
akan
yakin
atas
kemampuan
merekasendiri serta memiliki harapan yang nyata, bahkanketika harapan tersebut belum terpenuhi mereka tetap berpikir positif dan dapat menerimanya. Jadi sikap ini sangat diperlukan sekali oleh peserta didik agar bisa mencapai tingkat kecerdasan yang bagus dan akan mendapatkan nilai akademik yang bagus juga. Untuk melatih percaya diri dilakukan dalam pembelajaran yaitu menyuruh anak untuk belajar maju ke depan untuk membaca cerita, membacakan hasil diskusi dan lain-lain. Dengan dibekali seperti itu maka anak setidaknya akan timbul rasa percaya diri walau belum 100%. Dari beberapa sikap tersebut di atas seorang guru menginternalisasikan sikap tersebut dengan tingkah laku agar sikap tersebut bisa menjadi pedoman bagi peserta didik. Tidak semua sikap tersebut dilakukan dalam satu hari proses pembelajaran akan tetapi menyesuaikan kondisi pembelajaran yangsedang berlangsung.
91
Kemudian untuk memberikan penilaian, seorang guru menilai sikap pada saat pembelajaran berlangsung dengan melakukan pengamatan kepada setiap individu untuk penilaian yang digunakan oleh guru menggunakan pengamatan dari hasil pengamatan yang dilakukan dicatat pada tabel penilaian sikap, apakah
sikap
yang
diterapkan
dalam
pembelajaran
dilaksanakan atau tidak. Bentuk nilai yang digunakan dengan simbol SB = Sangat baik, B = Baik, C = Cukup, K = Kurang. Apabila sikap tersebut dilaksanakan oleh peserta didik maka dalam tabel sikap diberi tanda cheklist (√ ). Maka akan terlihat mana siswa yang melakukan sikap-sikap tersebut. B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01 Gumawang Wiradesa Kab. Pekalongan Untuk menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa di sekolah pasti ada faktor-faktor yang bisa mempengaruhi yaitu seperti faktor pendukung dan faktor penghambat. Dan dari pihak sekolah bisa memahami dan membantu apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat untuk menginternalisasikan pendidikan karakter di SD Negeri 01 Gumawang supaya bisa mengoptimalkan dalam menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang diterapkan.
92
Berdasarkandari hasil penelitian di SD Negeri 01 Gumawang tentang faktor-faktor yang mendukung dan juga faktor yang mengahambat internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter yang disampaikan oleh Guru SD Negeri 01 Gumawang yaitu dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Faktor Pendukung a. Orang tua Adalah orang yang terdekat, dan menjadi salah satu faktor pendukung untuk mengintrenalisasikan pendidikan karakter yang ada di sekolah karena ketika anak dibekali nilai karakter di sekolah maka untuk menjadikan sebuah pedoman bagi anak, dirumah juga harus diberikan ataupun menerapkan nilai tersebut dan orang tua bisa bekerja sama dengan sekolah untuk menerapkan nilai tersebut dirumah bersama dengan orang tua karena oranng tua yang mempunyai waktu paling banyak dengan anak. Ibu Meilia sebagi guru kelas IV mengatakan bahwa : Untuk faktor pendukung yang paling utama itu adalah dari orang tua si anak tersebut mbak, karena orang tua merupakan guru bagi anak dari sejak lahir dan juga mempunyai waktu yang paling banyak untuk selalu bareng.2 b. Kepala sekolah paham dengan konsep pendidikan karakter Dengan paham akan konsep karakter yang ada disekolah maka kepala
2
sekolah
bisa
memberikan
sebuah
manajemen
Wawancara kepada Ibu Meilia selaku guru kelas IV, tgl 14 Agustus 2014
untuk
93
meningkatkan kwalitas akhlak/sikap peserta didik yaitu dengan menerapkan kebiasaan tentang nilai karakter tersebut, karena kepala sekolah menjadi wewenang dalam menetapkan kebijakan di sekolah. Wawancara kepada Bu Zumrotus Solikhah guru kelas I bahwa : Peran kepala sekolah itu sangat penting sekali, dan itu merupakan faktor yang penting. Dan ketika kepala sekolah memahami akan pendidikan karakter di sekolah maka kepala sekolah akan memberikan kebijakan-kebijakan bagaimana caranya agar anak bisa mempunyai akhlak yang baik.3 c. Peran aktif guru dan kepala sekolah dalam kegiatan belajar mengajar Yaitu dengan adanya keseimbangan atau keselarasan antara dua komponen tersebut maka akan semakin mudah untuk melaksanakan internalisasi nilai karakter dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus pandai memberikan nilai tersebut dalam pembelajaran dan kepala sekolah juga memberikan masukan-masukan untuk para guru dalam pembelajaran agar menjadi lebih baik. Dalam bukunya Thomas Lickona dengan judul Character Matters
(persoalan
karakter:
bagaimana
membantu
anak
mengembangkan penilaian yanng baik,integritas, dan kebajikan penting lainnya)bahwa Pada inti pendidikan karakter efektif terdapat kemitraan yang kuat antara orang tua dan sekolah. Keluarga adalah
3
Wawancara kepada Ibu Zumrotus Sholikhah selaku guru kelas I, Tgl 12 Agustus 2014
94
aliran kebaikan pertama. Keluarga adalah tempat dimana kita belajar tentang kasih.4 Jadi dapat dianalisis bahwa faktor yang terpenting yang bisa mendukung untuk membentuk karakter anak adalah dari pihak orang tua dan juga dari pihak sekolah tersebut karena untuk membentuk karakter anak membutuhkan kerja sama antara sekolah dengan orang tua di rumah. Dengan nilai-nilai yang dibekali di sekolah anak juga harus bisa menerapkan ataupun menginternalisasikan nilai tersebut di rumah agar menjadi sebuah pedoman bagi anak tersebut. Dan dari pihak
sekolah
hanya
bisa
memberikan
contoh
dan
menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dalam tingkah laku dan juga memberikan pengertian ataupun pendidikan tentang sikap atau nilainilai yang baik kepada peserta didik. 2. Faktor Penghambat Sedangkan
untuk
faktor
yang
menjadi
penghambat
untuk
menjalankan internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses pembelajaran yaitu: a. Faktor lingkungan peserta didik Lingkungan yang kurang baik akan menimbulkan atau memudarkan nilaikarakter yang telah diinternalisasikan di sekolah. 4
Thomas Lickona, Character Matters (persoalan karakter: bagaimana membantu anak mengembangkan penilaian yanng baik,integritas, dan kebajikan penting lainnya), (Jakarta: PT BumiAksara, 2012), hlm. 4
95
Seorang anak itu biasanya suka meniru hal-hal yang menurut dia sesuatu yang baru. Maka dengan anak tersebut membaur di lingkungan yang kurang baik sedikit demi sedikit karakter yang diajarkan disekolah akan memudar. Maka dengan adanya seperti itu kembali lagi kepada orang tua yang selalu membimbing kita dimanapun berada. Ibu Meilia sebagai guru kelas IV mengatakan bahwa : Untuk faktor kekurangan yaitu lingkungan, bahwa untuk lingkungan yang tidak mendukung akan mengakibatkan nilai karakter yang sudah diajarkan atau diinternalisasikan di sekolah akan hilang sedikit demi sedikit. Makanya semuanya itu kembali lagi kepada orang tua yang bisa mengontrol anaknya dimanapun tempatnya.5 b. Minimnya waktu Di sekolah anak hanya mempunyai waktu kurang lebih 6 jam saja,
itulah
yang
menjadikan
penghambat
untuk
menginternalisasikan nilai karakter, karena untuk menjadikan kebiasaan atau budaya kepada anak membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Jadi dengan minimnya waktu di sekolah maka dari pihak sekolah bisa bekerja sama untuk bisa memberikan dan juga meneruskan sikap yang telah dilaksanakan di sekolah. Ibu Meilia sebagai guru kelas IV mengatakan bahwa : Untuk menginternalisasikan nilai pendidikan karakter pada anak membutuhkan proses yang begitu lama, akan tetapi di sekolah hanya mempunyai waktu beberapa jam saja. Jadi dari pihak orang 5
Hasil wawancara dengan Ibu Meilia sebagai guru kelas IV SD Negeri 01 Gumawang, tanggal 16 Agustus 2014
96
tua seharusnya membantu dan bekerja sama 6 menginternalisasikan nilai karakter yang diterapkan.
untuk
c. Perkembangan teknologi yang disalahgunakan siswa (internet) Seperti
internet yang sekarang dimana-mana sudah ada
warnet (Warung Internet), padahal bagi anak sekolah internet adalah untuk membantu belajar siswa mencari ilmu pengetahuan. Akan tetapi zaman sekarang anak ke warnet hanya untuk main game online dan playstation saja dan jika anak sudah main game mereka lupa akan waktu dan tanggung jawab sebagai pelajar yaitu belajar, maka dari itu secara tidak langsung anak tersebut menurun nilai kedisiplinannya dan menjadi penghambat internalisasi nilai karakter yang dibiasakan di sekolah. Dari faktor penghambat yang dipaparka tersebut dapat saya analisis. Bahwa hambatan-hambatan yang ada setidaknya bisa diminimalisir agar nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah tidak sia-sia. Hambatan yang pertama yaitu faktor lingkungan peserta didik, untuk bisa meminimalisir hambatan lingkungan maka dari pihak orangtua harus bisa memberikan pengertian kepada anaknya agar bisa bergaul atau bermain dengan lingkungan yang baik, tidak boleh meniru perilaku yang menyimpang. Hambatan yang kedua yaitu Minimnya waktu untuk meminimalisir hambatan tersebut dari pihak sekolah harus bisa memberikan pengertian kepada orang tua 6
Wawancara kepada Ibu Meilia selaku guru kelas IV, Tgl 16 Agustus 2014
97
bagaimana yang seharusnya dilakukan untuk bisa membantu menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut, yang selanjutnya hambatan yang ada yaitu perkembangan teknologi yang disalah gunakan siswa (internet), untuk bisa meminimalisir hambatan tersebut maka anak harus bisa selalu didampingi oleh orang yang lebih dewasa ketika menggunakan teknologi (internet) tersebut.