BAB IV ANALISIS Setelah dilakukan kajian mengenai batas maritim antara Indonesia dengan Singapura pada segmen Timur, maka dapat dilakukan proses analisis dengan hasil sebagai berikut ini : 4.1 Analisis Terhadap Penentuan Datum, Titik Dasar dan Garis Pangkal Umumnya sebelum dilakukan penentuan titik dasar dan penarikan garis pangkal untuk menentukan suatu batas maritim, perlu dilakukan suatu identifikasi untuk titik awal dan titik akhir yang bertujuan untuk mendapatkan cakupan wilayah laut yang akan ditentukan batas maritimnya.
Gambar 4.1 Hasil Dari Penentuan Titik Dasar Yang Diperoleh Saat dilakukannya identifikasi titik awal pada saat akan menentukan batas maritim, pada Tugas Akhir ini yaitu titik awal di titik 6 merupakan titik akhir dari batas maritim Indonesia – Singapura pada segmen Tengah. Suatu permasalahan muncul yaitu datum geodetic yang digunakan pada titik 6 tersebut hingga saat ini tidak diketahui statusnya. Sehingga dalam menentukan batas maritim segmen Timur ini, penulis perlu mengasumsikan bahwa titik 6 menggunakan datum geodetik yang umum digunakan yaitu datum geodetik World Geodetic System 1984 (WGS84).
28
Dalam hal penentuan garis pangkal, hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 4.2 Hasil Dari Penentuan Garis Pangkal Yang Diperoleh Untuk negara Singapura menggunakan garis pangkal normal sebagai penanda kedudukan garis air rendahnya, sedangan untuk negara Indonesia menggunakan garis pangkal lurus dan garis pangkal kepulauan. 4.2 Analisis Terhadap Prinsip Sama Jarak (Equidistant Principle) Prinsip sama jarak (equidistant principle) yang digunakan sangat bergantung pada pemilihan titik-titik dasar dan garis pangkal yang digunakan. Semakin banyak titik dasar yang digunakan maka akan semakin banyak pula titik-titik median yang akan terbentuk sehingga nantinya median line yang dihasilkan akan semakin rapat. Dengan semakin rapatnya median line yang dihasilkan maka akan mendapatkan suatu garis batas laut territorial yang lebih adil dan teliti. Dalam pengolahan data pada Bab 3, penetapan batas maritim dilakukan dengan menggunakan prinsip ekuidistan. Hasil dari pengolahan data tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut ini :
29
Gambar 4.2 Hasil Penentuan Garis Tengah (Median Line) Dapat dilihat bahwa dari pengolahan data pada Bab 3 didapatkan hasil titik-titik median sebanyak 5 (lima) titik yang kemudian menghasilkan garis tengah yang terpisah menjadi 2 (dua) segmen garis yaitu segmen Timur-1 dan Timur-2. Terpisahnya garis batas maritim ini disebabkan garis tengah tersebut berada pada kawasan Trijunction Point.
Gambar 4.3 Hasil Batas Maritim Indonesia Singapura Segmen Timur-1
30
Gambar 4.4 Hasil Batas Maritim Indonesia Singapura Segmen Timur-2 Berikut ini adalah daftar tabel titik median yang telah diperoleh. Titik median nomor 1 sampai 6 merupakan titik median pada batas teritorial segmen Tengah, sedangkan titik median nomor 7 sampai 11 merupakan titik median pada segmen Timur. Tabel 4.1 Koordinat Titik Median Batas Teritorial Indonesia – Singapura Pada Segmen Tengah Dan Segmen Timur Titik Median
Lintang (Utara)
Bujur (Timur)
1
1°10' 46"
103°40' 14".6
2
1°07' 49".3
103°44' 26".5
3
1°10' 17".2
103°48' 18"
4
1°11' 45".5
103°51' 35".4
5
1°12' 26".1
103°52' 50".7
6
1°16' 10".2
104°02' 00"
7
1°15' 36"
104°01' 12"
8
1°15' 00"
104°01' 48"
31
9
1°16' 48"
104°14' 24"
10
1°15' 36"
104°28' 12"
11
1°28' 48"
104°35' 24"
4.3 Analisis Terhadap Permasalahan Yang Ada Seperti yang sudah di singgung sebelumnya di subbab 4.1, bahwa terdapat perbedaan datum geodetik yang digunakan. Permasalahan pertama timbul ketika akan dilakukan penarikan median line, ketika titik akhir median line segmen Tengah dan titik awal median line segmen Timur-1 yang seharusnya berada pada 1 (satu) titik yang sama namun pada kenyataannya hasil yang di dapatkan titik awal median pada segmen Timur tidak saling bertemu dengan titik akhir median segmen Tengah sehingga perlu dilakukan transformasi datum pada batas teritorial segmen Tengah dari sistem referensi datum lama yang digunakan menjadi sistem referensi datum yang sudah digunakan secara Internasional yaitu datum World Geodetic System 1984 (WGS84).
Gambar 4.5 Penggambaran Wilayah Trijunction Point Permasalahan kedua yang terlihat jelas pada penentuan batas maritim Indonesia – Singapura pada segmen Timur ini adalah pada segmen Timur ini merupakan suatu kawasan Trijunction Point (dapat dilihat ilustrasinya pada gambar 4.5 diatas). Seharusnya terdapat 3 belah pihak negara yang berkaitan langsung yaitu Indonesia, 32
Singapura dan Malaysia sehingga nantinya akan didapatkan suatu garis batas maritim yang saling berkesinambungan. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai hal ini, khususnya mengenai batas maritim pada kawasan Trijunction Point tersebut. Permasalahan ketiga ialah mengenai status kepemilikan dari kepulauan South Ledge yang masih menjadi sengketa antara Malaysia dan Singapura. Ketidakjelasan status ini membuat langkah penentuan titik dasar dan penarikan garis pangkal pada daerah tersebut menjadi sedikit rancu.
33