BAB IV ANALISIS
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Implikasinya Terhadap Pemecahan Masalah Peserta Didik Di Ma Negeri Kendal Madrasah Aliyah Negeri Kendal merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah Negeri yang ada di kabupaten Kendal dibawah naungan departemen agama yang melaksanakan pendidikan terpadu antara pendidikan agama dan umum. MA Negeri Kendal sebagai profil pendidikan Islam dalam mencapai tujuan pendidikan nasional memiliki tujuan pendidikan yang tertuang dalam tujuan madrasah. Adapun tujuan MAN Kendal adalah menghasilkan output yang memiliki akhlak mahmudah, berilmu, beriman dan ikhlas serta menumbuh kembangkan secara optimal bakat dan ketrampilan yang dimiliki oleh peserta didik.1 Untuk menghasilkan output atau hal ini peserta didik yang berjiwa iptek dan imtak tentunya perlu pembinaan yang berkesinambungan. bimbingan dan konseling di MAN Kendal merupakan bidang pembinaan peserta didik bekerja sama dengan guru-guru bidang studi lainnya, dalam upayanya diharapkan mampu melahirkan peserta didik yang "ready for use" sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai tersebut. Selama ini MAN Kendal sejak berdirinya sampai sekarang telah melahirkan sosok alumni yang tak ketinggalan kualitasnya dengan sekolah umum yang notabene outputnya lebih baik dari madrasah apalagi dengan madrasah swasta. Hal ini sendiri adalah merupakan buah dari suatu aktifitas baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Keberhasilan dari proses belajar mengajar adalah berhasilnya peserta didik untuk memenuhi target dalam belajar, penuhi disini maksudnya adalah kemampuan peserta didik dalam menyerap materi-materi pelajaran yang telah diterapkan oleh madrasah. Hasil yang dimaksud dalam pencapaiannya supaya lebih efektif banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah pembimbing dalam bimbingan dan konseling. Oleh karena itu 1
Dikutip dari profil MA Negeri Kendal
76
77
keadaan psikologis peserta didik dalam menyerap materi-materi pelajaran hendaknya diperhatikan untuk mencapai keberhasilan peserta didik dalam memenuhi target yang diinginkan. Dalam hal ini peran bimbingan dan konseling sangat berperan aktif dalam melaksanakan program-program bimbingan dan konseling yang telah direncanakan. A. Perencanaan Perencanaan program layanan bimbingan dan konseling di tingkat SMA, ada beberapa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan yaitu: a. Analisis kebutuhan dan permasalahan peserta didik. b. Penentuan tujuan program layanan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai. c. Analisis situasi dan kondisi sekolah. d. Penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan. e. Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan. f. Penetapan personel-personel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan. g. Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan. h. Perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan itu.2 Perencanaan bimbingan dan konseling di MAN Kendal sudah sesuai dengan teori yang ada dalam pelaksanaan BK sebagai upaya untuk meningkatkan potensi dari peserta didik dan teratasinya problem agar peserta didik mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Namun, perencanaan BK di MAN Kendal adalah suatu aktivitas untuk menyempurnakan sistem yang sudah ada dengan cara mendesain agar memperoleh sistem pelaksanaan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Tapi konsep bimbingan dan konseling di MAN Kendal yang kurang jelas, dengan kemampuan ketrampilan pembimbing yang lemah dan sarana pendukung yang 2
H. Ahmad Juntika Nur Ikhsan, Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA, (Jakarta: Grasindo, 2005), hlm. 28.
78
tidak memadai dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling menyokong untuk tidak berjalannya pelaksanaan BK yang diharapkan di sekolah. Pekerjaan bimbingan dan konseling yang seharusnya profesional dengan berdasarkan pada standarisasi profesi pembimbing di sekolah, tetapi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN Kendal di kapling-kapling oleh hampir seluruh personil madrasah. Guru-guru bidang studi maupun karyawan yang kekurangan jam mengajar, meski mereka tidak tahu menahu tentang pelayanan bimbingan dan konseling tetapi dalam pelaksanaan BK di MA Negeri Kendal mereka bertindak sebagai pembimbing BK. Pelaksanaan bimbingan dan konseling tenggelam dalam berbagai kerancuan dan kekaburan, baik teorinya, metodologinya, pelaksanaannya, pelayanannya, kode etikanya, para pelaksanaannya dan bahkan dalam nama dan istilah-istilah yang dipergunakan dalam BK itu sendiri. Perencanaan bimbingan dan konseling yang tidak jelas tersebut, kiranya perlu di desain kembali menjadi perencana bimbingan dan konseling yang jelas, sehingga dalam pelaksanaannya menjadi jelas dan terarah. B. Pelaksanaan Pelaksanaan bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Negeri Kendal terlaksana dengan mengandalkan sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling. Seluruh kegiatan itu diselenggarakan dalam rangka melaksanakan suatu program bimbingan dan konseling, yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran. Suatu program bimbingan dan konseling dapat disusun dengan berdasarkan pada suatu kerangka berpikir tertentu, yang dapat mempengaruhi pola dasar yang dipegang dalam mengatur seluruh kegiatan bimbingan yang diadakan oleh MAN Kendal. Pelayanan bimbingan dan konseling di MAN Kendal di laksanakan secara terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan program-program
79
itulah menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan dan konseling di MA Negeri Kendal. Dilihat dari Volume dan Jenisnya, program-program bimbingan dan konseling di MA Negeri Kendal meliputi program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan serta program satuan layanan dan kegiatan pendukung. Dari semua jenis program itu, yang sangat penting dan paling diutamakan pendukung bimbingan dan konseling. Program satuan layanan dan kegiatan pendukung itulah yang menjadi inti dari keseluruhan kegiatan pelaksanaan bimbingan dan konseling di madrasah. Betapapun hebatnya program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan apabila program-program satuannya tidak beres, maka akan kacaulah seluruh kegiatan bimbingan dan konseling Islami. Sebaliknya apabila program-program satuan layanan dan kegiatan pendukungnya lengkap meliputi segenap kebutuhan dan permasalahan yang menyangkut peserta didik, teratur rapi dan terlaksana dengan baik tahunan tidak lain adalah kumpulan atau pemaduan untuk jangka waktu tertentu. Oleh karena itu guru membimbing sebagai pelaksana program bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Negeri Kendal dituntut untuk benar-benar mampu membuat dan melaksanakan program-program satuan layanan dan kegiatan pendukung itu. Dari penyusunan dan pelaksanaan program satuan layanan dan kegiatan pendukung itulah kadar aktivitas guru pembimbing akan dilihat dalam kegiatan bimbingan dan konseling, dan berdasarkan pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung itu pulalah angka kredit mereka akan diperhitungkan lebih jauh, hanya tenaga-tenaga yang mampu dan melaksanakan program-program satuan itulah yang akan mampu menyusun program mingguan, bulanan dan seterusnya. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN Kendal, pembimbing bekerjasama dengan berbagai pihak selain dengan kolega-kolega di MAN Kendal itu sendiri yaitu dengan wali peserta didik dan instansi lain dalam rangka peningkatan mutu dan menyiapkan output yang siap bersaing dalam dunia pelajar maupun masyarakat.
80
Program-program bimbingan dan konseling adalah program-program yang dirancang khusus untuk membentuk peserta didik yang mampu bersaing dalam kehidupan mendatang, yang merupakan usaha untuk mencetak peserta didik yang berjiwa IPTEK dan IMTAQ serta membentuk MA Negeri Kendal yang bermutu dalam pendidikan seiring dengan tuntutan zaman tanpa melupakan jati diri sebagai Madrasah Aliyah Negeri Kendal yaitu insan yang berwawasan Islami, berperilaku Islami, bertata hidup zamani dengan ciri Islami, terampil, berkemampuan teknologi berbasis ilmu pengetahuan akademik setara dengan lulusan SMU. Untuk itu pelaksanaan bimbingan dan konseling di MA Negeri Kendal mewujudkan pengembangan peningkatan mutu Madrasah Aliyah Negeri Kendal untuk menghadapi dan menyongsong masa depan yang kompetitif menuju Madrasah Aliyah Negeri Kendal yang berdaya guna dan berhasil guna. Oleh karena itu, rekontruksi pendidikan sehingga lebih adaptive terhadap perubahan zaman terus dilakukan, penyempurnaan dan renovasi baik secara fisik maupun metode dan teknik layanan bimbingan dan konseling diberlakukan. C. Analisis Evaluasi Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu komponen sistem pengajaran, pengembangan alat evaluasi merupakan bagian integral dalam pengembangan sistem instruksional. Evaluasi bimbingan dan konseling di MAN Kendal berfungsi untuk memonitor keberhasilan proses pelaksanaan bimbingan dan konseling dan juga
berfungsi
memberikan
feed
back
guna
menyempurnakan
dan
pengembangan proses pelaksanaan bimbingan dan konseling lebih lanjut sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, evaluasi dilakukan secara terus menerus, karena evaluasi itu tidak menentukan angka keberhasilan BK dan juga sebagai umpan balik dari proses BK yang dilaksanakan, maka kemampuan pembimbing dalam
81
menyusun alat dan melaksanakan evaluasi merupakan bagian dari kemampuan menyelenggarakan proses BK secara keseluruhan. Pendidikan dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di MAN Kendal bukan hanya terbatas pada penilaian hasil layanan bimbingan dan konseling pada peserta didik, melainkan juga penilaian keseluruhan program BK dan proses pelaksanaannya. Hasil penilaian terhadap tiga aspek penyelenggaraan itu (Program, Proses dan Hasil) dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan BK secara keseluruhan. Dalam evaluasi bimbingan dan konseling di MAN Kendal terhadap peserta didik, bagaimanapun nilai raportnya dalam ujian moral keagamaan yang melekat pada sikap dan perilaku peserta didik akan menjadi tolak ukur bagi keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN Kendal. BK di MAN Kendal disamping mendidik kecerdasan intelektual melalui layananlayanannya pembimbing juga membina moral dan akhlak peserta didiknya. Itulah nilai plus MAN Kendal dibanding sekolah umum yang menekankan pembinaan kecerdasan intelek (aspek kognitif). Dalam bimbingan dan konseling di MAN Kendal pembinaan kecerdasan dalam aspek kognitif, efektif dan psikomotorik dikembangkan secara seimbang. Keberhasilan peserta didik di MAN Kendal dilihat melalui outputnya yang telah mampu menghadapi tantangan zamannya dengan dibekali ketrampilan-ketrampilan melalui workshop dan program-program unggulan lainnya dalam bimbingan karir layanan bimbingan dan konseling dan IMTAQ yang telah tertanam dalam diri peserta didik. Penekanan tujuan MAN Kendal pada pencapaian moral/akhlak yang mulia (Fadhilah) tidak berarti bahwa pendidikan jasmani, ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan praktis lainnya menjadi tidak penting, akan tetapi maksudnya adalah menjadikan akhlakul karimah itu sebagai jiwa dari semua yang dicapai melalui pendidikan didalamnya. Sains dan teknologi sebagai hasil yang dicapai dari proses pendidikan, apapun jenis dan bentuknya, memiliki dua sisi yang saling bertentangan dan bertolak belakang seperti halnya sebilah pisau bermata dua. Di satu sisi lain juga dapat
82
digunakan untuk merusak, demikian juga dengan IPTEK, di satu sisi dapat digunakan untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas hidup manusia tetapi disisi lain juga menjadi senjata pemusnah peradaban manusia. Oleh
karena
itu,
agar
perkembangan
IPTEK
tidak
salah
penggunaannya dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan umat manusia maka harus dikawal oleh akhlakul karimah. Artinya orang-orang yang menciptakan, mengembangkan dan menggunakannya harus memiliki landasan akhlakul karimah agar IPTEK diorientasikan untuk membangun peradaban manusiawi, bukan untuk hal-hal yang destruktif. D. Problema dan Solusi dalam Pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN Kendal. Secara umum pelaksanaan BK di MAN Kendal dilaksanakan cukup baik berdasarkan program kerja yang direncanakan, walaupun jika dikaitkan dengan unjuk kerja profesi pembimbing di sekolah jika belum sepenuhnya atau 100% sesuai dengan standarisasi akan tetapi yang terpenting dalam pengembangan layanan berjalan kearah progresif. Adapun unjuk kerja pembimbing
adalah
prosedur
perilaku
kerja
pembimbing
sehingga
3
menghasilkan sesuatu menjadi pekerjaan profesinya. Jika dilihat dari tata pelaksanaan begitu juga bidang bimbingan dalam kegiatan pendukung. Secara umum hasil analis dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di MAN Kendal secara keseluruhan masih terbatas konseling perorangan pada umumnya merupakan jenis layanan yang paling dilaksanakan meskipun hal itu masih tergolong rendah juga, sedangkan layanan format kelompok dan klasikal kurang dilaksanakan hal ini menyebabkan frekuensi layanan yang diterima peserta didik sangat kecil. Kegiatan pendukung sangat kurang dilakukan apabila dilakukan hasilnya pun belum layak digunakan dalam kegiatan layanan. Program-program layanan bimbingan dan konseling, pada umumnya belum lengkap, rinci dan jelas. Hal ini menyebabkan rendahnya pelaksanaan 3
Mungin Eddy Wibowo, Profesi Konselor, makalah, (Semarang: IKIP Semarang, 1995), td, hlm. 15.
83
kegiatan BK. Kesempatan guru pembimbing melakukan kontak langsung (face to face) dengan peserta didiknya sangat terbatas, tidak tersedia waktu terjadwal setiap kelas untuk itu. Penanganan masalah peserta didik oleh guru pembimbing telah tersebut dalam layanan-layanan BK, meskipun dari segi frekuensinya masih kecil. Sedangkan dari seluruh kegiatan, penanganan bidang permasalahan kedisiplinan peserta didik dan kenakalan peserta didik menduduki tempat yang paling dominan. Adapun beberapa hal yang menjadi problema dalam pelaksanaan BK di MA Negeri Kendal yang dipaparkan oleh guru pembimbing yaitu: 4 1. Antusias Peserta didik yang kurang. Pada umumnya peserta didik berhubungan dengan BK karena didatangkan atau dipanggil oleh guru pembimbing BK, berdasarkan identifikasi peserta didik bermasalah baik belajar, pribadi maupun sosial. Hal ini diperoleh dari koordinasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. Dengan demikian guru BK senantiasa proaktif dalam proses pelaksanaan BK, sedangkan peserta didik terkesan pasif dan terpaksa. Hal ini dirasa sebagai penghambat dalam pelaksanaan BK di MAN Kendal. 2. Jam tatap muka di kelas yang tidak ada. Padatnya mata pelajaran di MAN Kendal, sehingga tidak memungkinkan alokasi waktu untuk BK di kelas, BK dilaksanakan di selasela waktu kosong dari jam mata pelajaran yang ada atau secara insidental jika ada layanan yang harus diberikan kepada peserta didik, maka mengambil jam mata pelajaran untuk melaksanakan kegiatan BK, misal layanan informasi, orientasi atau juga sosialisasi BK dan programnya kepada peserta didik. 3. Sarana dan Prasarana Kondisi gedung MA Negeri Kendal terbagi dari dua lokasi, MAN Selatan untuk kelas 3 dan MAN Utara untuk kelas 1 dan 2, masing-masing MA dilengkapi gedung khusus untuk BK, gedung BK untuk kelas 3 4
2006.
Wawancara, dengan Ibu Tatik Fetri Setiaputri, S.Pd, selaku guru BK tanggal 24 April
84
kondisinya cukup baik dan sehat dalam proses kegiatan BK, sedangkan untuk kelas 1 dan 2 yang ada di MAN Utara dapat dikatakan kurang kondusif untuk proses kegiatan BK, hal ini karena letaknya di satukan dengan ruang kegiatan lain, sehingga menjadi kurang tenang karena dapat terdengar dan mendengar suara dari ruang lain. 4. Anggapan peserta didik tentang BK sebagai Polisi Sekolah yang menangani dan menghukum peserta didik yang bermasalah. Sehingga menjadikan peserta didik kurang berantusias terhadap kegiatan BK. 5. Minimnya guru bimbingan dan konseling yang sesuai dengan disiplin ilmunya sehingga pelaksanaan BK kurang dapat optimal. Pembimbing BK di MAN Kendal yang sesuai dengan disiplin ilmunya sangat terbatas dalam pelaksanaan BK guru pembimbing di bantu oleh guru bidang studi yang kekurangan jam mengajar. Para pelaksana BK dalam hal ini guru pembimbing di sekolah harus memahami bahwa pelayanan BK yang diselenggarakannya itu memiliki muatan unsur yang bersifat psikologi, edukasi, budaya dan religi keempatnya terpadukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Apabila salah satu atau lebih unsur-unsur itu terabaikan, maka kegiatan yang dimaksudkan itu kehilangan jati dirinya sebagai pelayanan BK yang profesional. Berbagai
kegiatan
pelaksanaan
BK
di
MAN
Kendal
yang
mencerminkan praktek "Polisi Sekolah" dan "Kredit Pelanggaran" misalnya, pada dasarnya mengabaikan integrasi keempat unsur psikologis, edukasi, budaya dan religi itu. Kegiatan-kegiatan " Polisi Sekolah" dan "Kredit Pelanggaran" yang dilakukan oleh guru pembimbing justru 180 derajat berlawanan dengan pelayanan BK yang ingin ditegakkan di MAN Kendal, maka praktek semacam itu oleh guru pembimbing dihilangkan dan diganti dengan praktek yang benar-benar didasarkan atas pertimbangan keempat unsur tersebut dan dilaksanakan dengan mempergunakan teknologi BK yang matang.
85
Adapun solusi yang di tawarkan oleh penulis dalam menyelesaikan problem dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN Kendal adalah sebagai berikut : 1. Dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar maka perlu adanya sarana dan prasarana yang memadai. Demilian halnya dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN Kendal. Meskipun sudah tersedianya ruangan khusus BK yang sangat sederhana, maka perlu adanya ruangan khusus BK yang letaknya kondusif dan tersedianya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan BK di MAN Kendal. 2. Profesionalisme pembimbing sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan BK di MAN Kendal untuk lebih meningkatkan kualitas bimbingan dan konseling. Pembimbing di MAN Kendal yang sesuai dengan disiplin ilmunya masih sangat terbatas oleh karenanya pembimbing dibantu oleh guru bidang studi yang kekurangan jam mengajar. Sehingga pelaksanaan BK tenggelam dalam berbagai kerancuan dan kekaburan, baik teorinya, metodenya, pelaksanaannya dan kode etiknya. Bahkan nama dan istilahistilah yang digunakan dalam BK itu sendiri. Oleh karena itu perlu penambahan guru pembimbing yang sesuai dengan disiplin ilmu BK, untuk merubah asumsi terhadap BK itu sendiri dan meningkatkan kualitas pelaksanaan BK dalam mencapai tujuan yang diinginkan. 3. kurangnya pengetahuan dalam pelaksanaan BK di sekolah, sehingga pembimbing yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya dalam memberikan bimbingannya hanya berdasarkan pada identifikasi peserta didik yang bermasalah, lebih-lebih yang berkaitan dengan bidang bimbingan pribadi tentang kredit poin pelanggaran. Sehingga munculnya asumsi dari peserta didik bahwa pembimbing sebagai polisi sekolah, untuk itu perlunya sosialisasi kepada peserta didik tentang ruang garapan BK dan aplikasi yang berbentuk keaktifan pembimbing dalam setiap layanan bimbingan dan konseling di MAN Kendal. 4. dalam kaitannya dengan waktu untuk melaksanakan kegiatan BK di MAN Kendal yang tidak ada jam tatap muka di kelas, sehingga pembimbing
86
mengalami kesulitan dalam tugasnya. Dalam buku Manajemen Bimbingan dan konseling di SMA Kurikulum 2004, (Juntika Nurikhsan dan Akur Sudianto: 2005, hlm. 29), menjelaskan dalam SK Mendikbud. No. 025/0/1995, mengemukakan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan di dalam atau di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan BK di luar jam sekolah sebanyak-banyaknya 50% dari keseluruhan kegiatan BK untuk di sekolah itu, atas persetujuan kepala sekolah. Jadi jelas bahwa dalam kegiatan BK di MAN Kendal meskipun dilaksanakan pada jam kosong, tetapi bisa melakukan kegiatan di luar jam pelajaran, misalnya sehabis pulang sekolah dan waktunyapun lebih lama bahkan bila perlu dengan diadakan home visit atau kunjungan rumah. Para pelaksana BK di MAN Kendal, dalam hal ini guru pembimbing, guru kelas, para pengawas bidang BK, dituntut untuk menguasai sistem yang dimaksud itu supaya para pelaksana BK mampu menemukan jati diri BK itu sendiri yang penuh dengan nuansa psikologi, pendidikan budaya dan religi. Demikianlah analis pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN Kendal.
_____000_____