BAB IV ANALISA HASIL LOAD BALANCING DAN ADDING CAPACITY TRANSCODERPOOL
4.1
Analisa Load Balancing TRApool Setelah proses load balancing selesai, kemudian query data kembali untuk
mengetahui hasil setelahnya. Selain itu skenario yang sudah dilakukan bisa dilihat prosesnya berdasarkan data.
Gambar 4.1 Performance Utilisasi Pool BMLG2 Dari grafik diatas terlihat bahwa untuk pool AMRFR (biru) resourcenya berkurang, dimana pool tersebut yang memberikan resource kepada pool AMRHR (merah) dikarenakan Per_Used AMRFR sudah mencapai 74,15% (>70%). Sehingga resource pool AMRHR (merah) bertambah karena bebannya sudah di sharing dengan pool AMRFR (biru). Proses load balancing telah berhasil dilakukan dengan adanya perubahan jumlah resource (TRA_Avail) pada pool yang meminta (AMRFR) dan pool pemberi resource (AMRHR).
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.1
Analisa Skenario Load Balancing Skenario load balancing dilakukan dengan formula additional, reducting
dan eksekusi akhir pada Citrix. Berdasarkan formula additional dapat diambil nilai load yang di sharing ke pool lain Tabel 4.1 Hasil Load Balancing
Dari tabel diatas, formula additional terjadi di pool AMRFR dimana nilai TRA_Avail bertambah dari 432 menjadi 445 dan pada pool AMRHR terjadi pengurangan TRA_Avail dari 9672 menjadi 9659 sehingga didapatkan Per_Used dengan AMRFR sebesar 69,07% dari sebelumnya bernilai 74,15%. Nilai ini sudah mencapai ketentuan Per_Used yaitu < 70%. Untuk AMRHR nilai sebelumnya 32,50% terjadi penambahan menjadi 32,68%. Selain memperhatikan resource yang masih available dengan resource yang sudah terpakai, perlu diperhatikan juga nilai congestion sebelum dan sesudah dilakukan optimisasi TRApool dengan load balancing.
Gambar 4.2 Congestion pada BSC BMLG2
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa terjadi kenaikkan congestion baik dalam ratio (merah) maupun dalam number (biru) di BMLG2. Dimana attempt adalah jumlah congest secara real dan perceive adalah nilai congest yg sudah di handover. Sehingga jika kenaikkan congestion pada TRApool diikuti dengan congestion pada BSC, maka akan menimbulkan bad user experience yang bersifat massive atau besar. Penurunan jumlah congestion terjadi secara bertahap, namun terkadang jumlah congest kembali meningkat. Hal itu bisa dikarenakan adanya site pada BSC tersebut yang mengalami problem sehingga men-trigger congest. 4.1.2
Analisa Traffic dan Congestion Adding Capacity Tabel 4.2 Hasil Adding Capacity
Dari tabel diatas, formula additional terjadi di pool AMRHR dimana nilai TRA_Avail bertambah dari 11232 menjadi 13613 dan Untuk AMRHR nilai sebelumnya 92,18% terjadi pengurangan menjadi 58,56%. Pada pool HR TRA_Avail dari 552 menjadi 633 sehingga didapatkan Per_Used dengan HR sebesar 62,88% dari sebelumnya bernilai 86,78%.
Gambar 4.3 Kondisi Traffic dan Congestion BOMB1 setelah adding capacity
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jika dilihat pada high traffic terlihat bahwa kondisi congestion (merah) pada saat peak hour , diketahui bahwa proses adding capacity berhasil me-reduce nilai congestion pada BOMB1 sesuai dengan gambar 4.3.
4.1.3
Analisa Eksekusi adding board pada Citrix Proses pertama eksekusi adalah block pool device pada BSC yang
dilakukan load balancing agar tidak mengganggu kinerja pool yang lain, kemudian dilanjutkan proses change channel rate. RRTBI:DEV=RTTG1D-13120&&-13151,FORCE;
Command : RRTBI
memblok device TRApool yang akan dieksekusi.
DEV
device yang akan di blocked.
RTTG1D
type device transcoder, sedangkan 13120 dan 13151 adalah
nomor device dari AMRHR dan HR. Proses kedua adalah perubahan channel rate dan supervisor atau numbering jenis codec yang digunakan. RRTCC:DEV=RTTG1D-13120&&-13151,CHRATE=HR,SPV=3; Dari command diatas, didapatkan informasi sebagai berikut: RTTG1D adalah tipe device yang digunakan sedangkan 13120 dan 131151 merupakan device number dari AMRHR dan HR. RRTCC adalah proses penambahan board CHRATE atau channel rate adalah TRApool yang akan diubah sesuai dengan resources main transcoder yang diinginkan. SPV atau speech version adalah kode yang disetujui untuk menentukan jenis codec yang nantinya dipakai.
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
SPV = 1 ; digunakan untuk jenis codec awal baik FR atau HR SPV = 2 ; digunakan untuk jenis codec EFR SPV = 3 ; digunakan untuk jenis codecFR,HR, AMRHR atau AMRFR SPV = 5 ; digunakan untuk jenis codec AMRWB Proses ketiga adalah disable proses block device dan menunjukkan proses telah selesai. RRTBE:DEV=RTTG1D-13120&&-13151; RRTBE adalah unblock device TRApool Kemudian untuk melihat kondisi TRApool saat ini dapat dilakukan dengan command RRTPP:trapool=all; Penambahan kapasitas TRApool diambil sebagai langkah lain optimisasi TRA utilisasi. Dimana pool yang tersedia hampir semua kekurangan resource, walaupun ada beberapa yang masih bisa dilakukan sharing load namun tetap menimbulkan resiko terjadinya congest. Hal itu dikarenakan traffic yang masuk semakin lama semakin banyak atau bisa juga disaat ada event tertentu lonjakan traffic bisa terjadi. Ketentuan penambahan kapasitas TRApool adalah berdasarkan kapasitas yang masih available pada suatu BSC. Selain itu perlu dipertimbangkan untuk pembagian resource pada tiap pool nya. Prioritaskan pada pool yang menggunakan banyak resource, untuk menghindari problem congest TRA maupun kondisi halted saat banyak traffic yang masuk ke pool tersebut.
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.4 Lokasi Board CSPB 2.0
Pada gambar 4.4 adalah kondisi real board pada lokasi BOMB1. Dari formula additional dengan prioritas utama kepada pool yang usage-nya Pada BSC biasanya terdapat 32 board CSPB sehingga total keseluruhan kapasitasnya adalah 12288 channel.
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/