BAB III UJICOBA PENGEMBANGAN SISTEM CLEARINGHOUSE MENGGUNAKAN APLIKASI GEONETWORK OPENSOURCE
3.1. Rancangan Ujicoba Berikut tahap-tahap yang dilalui dalam ujicoba pengembangan sistem Clearinghouse menggunakan aplikasi Geonetwork Opensource yang ditunjukan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Rancangan Ujicoba
3.2. Penyusunan Metadata Pada tahap ini dilakukan inventarisasi item metadata yang bertujuan untuk mencari dan membakukan item informasi yang akan digunakan pada ujicoba aplikasi. Metode yang dilakukan dalam tahapan ini dengan melakukan pendaftaran
23
item-item metadata yang disimpan dalam format XML dan kemudian melakukan pengelompokkan (klasifikasi). Metadata yang digunakan mengikuti standar metadata yang telah ditetapkan secara nasional, yaitu standar FGDC. Aplikasi yang digunakan dalam penyusunan metadata ini ada dua, yaitu Copsmet95 dan TKME (TK Metadata Editor). Corpsmet95 merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat metadata yang telah mengikuti standar FGDC dan TKME digunakan sebagai editor yang mampu menampilkan metadata dalam bentuk XML.
Gambar 3.2 Skema penyimpanan format metadata
Tampilan interface dari aplikasi Copsmet95 dapat dilihat pada Gambar 3.4 Pada aplikasi ini elemen-elemen metadata disusun secara hirarki yang ditampilkan pada panel sisi kiri, sedangkan pada sisi kanan digunakan untuk pemasukan informasi metadata. Elemen-elemen metadata yang termasuk mandatory (elemen yang harus ada nilainya) ditampilkan dengan simbol mandatory if applicable disimbolkan dengan optional disimbolkan dengan
. Elemen yang termasuk
, serta elemen yang termasuk
.
24
Gambar 3.3 Tampilan metadata dalam bentuk XML
Gambar 3.4 Tampilan interface aplikasi Corpsmet95
25
Karena Corpsmet95 tidak mampu menampilkan metadata dalam bentuk XML, maka dibutuhkan aplikasi TKME yang dapat mengubah format metadata yang telah disimpan oleh Corpsmet95 dalam format .GEN menjadi format XML. 3.3. Instalasi Aplikasi Ggeonetwork Opensource Berikut ini akan diuraikan bagaimana proses instalasi aplikasi Geonetwork Opensource beserta persyaratan yang dibutuhkan. Aplikasi yang digunakan dalam ujicoba kali ini adalah Geonetwork Opensource v2.1.0 dan pada sistem operasi Windows XP Service Pack 2 dan Windows Server 2003. 1. Lakukan instalasi paket Java 2 Runtime Environment v1.5. 2. Paket
instalasi
Geonetwork
Opensource
dapat
diperoleh
dari
http://sourceforge.net/projects/geonetwork. Untuk memulai proses instalasi masuk ke direktori installer pilih Setup.exe. 3. Lalu ikuti petunjuk instalasi berikutnya. 4. Setelah proses intalasi selesai, menu Geonetwork Opensource telah tersedia dalam Windows Start menu Æ Programs.
Gambar 3.5 Tampilan proses instalasi Geonetwork Opensource
5. Untuk mengaktifkan server web Geonetwork Opensource dapat dilakukan melalui StartÆProgramsÆGeonetwork OpensourceÆStart Server. Untuk pertama kali sistem membutuhkan kira-kira 1 menit untuk proses startup.
26
6. Geonetwork Opensource dapat diakses melalui browser web pada alamat http://localhost:8080/geonetwork.
Gambar 3.6 Tampilan halaman utama Geonetwork Opensource
7. Melakukan konfigurasi firewall : • Port awal yang digunakan oleh Jetty adalah 8080. Konfigurasi port ini dapat diubah misalnya untuk kebutuhan percobaan atau port 8080 sudah terpakai untuk kegunaan yang lain. Konfigurasinya dapat ditemukan pada direktori geonetwork/bin/jetty.xml.
Gambar 3.7 Konfigurasi Jetty
27
3.4. Instalasi Apache Tomcat Pada ujicoba kali ini juga dilakukan penggunaan server container lain yang mendukung, yaitu Apache Tomcat. Instalasi dilakukan menggunakan Apache Tomcat 6.0.13. Untuk dapat menggunakan Apache Tomcat sebagai server Geonetwork haruslah dilakukan konfigurasi pada server Tomcat yang dapat ditemukan dalam dir tomcat/conf/server.xml, dengan menambahkan baris berikut :
Gambar 3.8 Konfigurasi Apache Tomcat
3.5. Pembangunan Server Metadata Pada uji kali ini digunakan dua server yang dijadikan sebagai server metadata, dan salah satu nya dijadikan gateway server untuk dapat mengakses server yang lain sebagai node server. Setelah Aplikasi Geonetwork Opensource terpasang pada kedua komputer yang akan dijadikan server, maka diperlukan terlebih dahulu konfigurasi sistem yang dapat dilakukan melalui tampilan web dan masuk ke area administrator. Untuk masuk ke dalam area kekuasaan administrator harus terlebih dulu login pada kotak yang disediakan di ujung kanan atas.
Gambar 3.9 Kotak Login
28
Sebagian besar parameter-parameter konfigurasi Geonetwork dapat diubah melalui web-interface. Dan parameter-parameter yang tidak terdapat pada konfigurasi di tampilan web dapat diubah melalui GAST. Setelah login sebagai administrator, konfigurasi dapat ditemukan pada halaman AdministratorÆSystem Configuration.
Gambar 3.10 Sistem Konfigurasi
Ketika Geonetwork terhubung dengan beberapa port http atau node server dan Intermap, port Z39.50 disarankan untuk diaktifkan dan server diberi koneksi ke luar. Standar port Z39.50 yang digunakan untuk query yang datang adalah 2100.
3.5.1. Pembuatan Metadata Salah satu kemampuan aplikasi Geonetwork Opensource sebagai manajemen data spasial adalah tersedianya fasilitas pembuatan metadata. Pembuatan metadata dapat dilakukan berdasarkan template metadata yang telah disediakan dalam berbagai standar, yaitu Standar Dublin Core, Standar FGDC serta ISO 19139. Standar yang digunakan dalam pembuatan metadata kali ini adalah ISO 19139.
29
Proses pembuatan metadata melalui Geonetwork persis seperti proses pembuatan metadata menggunakan aplikasi Corpsmet95, yaitu pemasukan nilai-nilai informasi pada form metadata yang telah disediakan. Setelah melakukan pemilihan standar metadata, yaitu ISO 19139, kemudian akan tampil form pemasukan deskripsi informasi-informasi metadata. Yang membedakannya bahwa dalam pembuatan metadata pada Geonetwork dapat langsung melalui format XML dan penambahan atribut berupa file gambar.
Gambar 3.11 Form Pembuatan Metadata
3.5.2. Pemasukan Metadata Geonetwork Opensource telah menyediakan fasilitas untuk membuat metadata berdasarkan pada template metadata yang sudah tersedia. Tapi pada kali ini kita akan menggunakan fasilitas lain yaitu memasukan metadata dalam format XML yang telah dibuat melalui aplikasi Corpsmet95 dan TKME. Fasilitas pemasukan metadata ini dapat ditemukan pada halaman AdministratorÆXML Metadata Insert.
30
Dalam form pemasukan metadata, metadata yang sudah disimpan dalam bentuk XML kemudian dimasukkan dalam kolom metadata kemudian dipilih format nya sesuai dengan format metadata yang dibuat yaitu metadata dengan standar FGDC. Setelah itu dapat dilakukan penambahan informasi lain ke dalam metadata, seperti penentuan kategori berdasarkan jenis data spasial serta aksesibilitas yang menentukan siapa saja yang dapat mengakses metadata tersebut.
Gambar 3.12 Form Pemasukan Metadata dalam bentuk XML
Pemasukan metadata juga dapat dilakukan sekaligus banyak jumlahnya berdasarkan penyimpanan dalam suatu folder. Untuk dapat memasukan sekaligus metadata yang tersimpan dalam suatu folder cukup memasukan lokasi dari direktori folder tersebut.
31
Gambar 3.13 Form Pemasukan metadata dari direktori suatu folder
Metadata-metadata yang telah dimasukan ke dalam database server selanjutnya harus ditentukan pada setiap metadata informasi apa yang ditampilakan dan siapa dan darimana saja yang diberi kuasa untuk mengakses, mengedit ataupun menghapus metadata tersebut.
Gambar 3.14 Penentuan previleges metadata Untuk tujuan pengaturan dan pendokumentasian, metadata-metadata dapat diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori berdasar pada jenis data spasialnya.
Gambar 3.15 Penentuan kategori metadata
32
3.5.3. Konfigurasi Node Server Untuk dapat melakukan penelusuran metadata ke server-server dijadikan node server
maka diperlukan konfigurasi node server. Konfigurasi ini dapat
dilakukan dengan mengubah parameter-parameter server yang disimpan dalam repositories.xml,
yang
dapat
ditemukan
dalam
direktori
geonetwork/web/geonetwork/xml/repositories.xml.
Gambar 3.16 Konfigurasi pada repositories.xml
3.6. Ujicoba Aplikasi Melalui Web Interface Sistem Clearinghouse yang dibangun menggunakan aplikasi Geonetwork Opensource ini memungkinkan bagi para pengguna untuk mengaksesnya melalui jaringan internet (web). Pengujian aplikasi Geonetwork melalui web dilakukan dengan
mengakses
server
gateway
melalui
alamat
http://167.205.98.176:8080/geonetwork. Dan untuk server node dapat diakses melaui alamat http://167.205.98.32:8080/geonetwork. Dengan mengakses web interface para pengguna dapat mencari informasi data spasial yang dibutuhkan melalui query metadata. Pencarian informasi dalam
33
metadata dapat dilakukan berdasarkan teks, koordinat atau lokasi serta waktu yang terkait dengan data spasial.
3.6.1. Penelusuran Metadata Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk melakukan penelusuran ke basisdata metadata ataupun data geografis lainnya. 1) Penelusuran melalui teks bebas, menyediakan fasilitas penelusuran melalui teks bebas diantara seluruh informasi data yang disimpan.
Gambar 3.17 Penelusuran melalui teks bebas
2) Penelusuran melalui teks khusus, menyediakan fasilitas penelusuran dengan lebih rinci kriteria yang dapat ditetapkan, seperti penelusuran dapat langsung dilakukan terhadap judul peta, abstraksi dan kata kunci lainnya.
Gambar 3.18 Penelusuran melalui teks khusus
34
3) Geographic Search, menyediakan fasilitas pencarian berdasarkan pada peta interaktif yang tersedia dan atau lokasi suatu wilayah. Pencarian dapat dilakukan melalui pemilihan suatu area di dalam peta, pemasukan angkaangka batasan
koordinat atau juga melalui region, pemilihan wilayah-
wilayah yang telah ditetapkan batasan koordinatnya.
Gambar 3.19 Geographic Search
4) Remote Search, menyediakan fasilitas penelusuran terhadap basisdata eksternal yang tersimpan dalam server-server node dan yang telah didaftarkan pada gateway. Melalui gateway interface pencarian remote dapat dilakukan pada satu atau lebih server baik yang termasuk ke dalam suatu profil server ataupun tidak.
Gambar 3.20 Remote Search
35
3.6.2
Metadata Hasil Penelusuran Hasil dari penelusuran metadata adalah berupa daftar metadata-metadata
yang memenuhi kriteria dan sesuai dengan query yang dilakukan. Setiap metadata berisi deskripsi informasi yang menggambarkan data spasial tertentu yang disajikan melalui tampilan default atau juga dapat disajikan dalam format XML.
Gambar 3.21 Tampilan default metadata
Metadata yang menggunakan standar ISO 19139 selain menampilkan deskripsi informasi data spasial juga tersedia informasi melalui download, merupakan fasilitas yang diberikan untuk mengunduh peta yang tersimpan dalam format gambar. Selain itu jika tersedia terdapat juga peta interaktif yang dapat menampilkan layer-layer melalui Intermap. Fasiltas-fasilitas tersebut akan tersedia sesuai dengan penentuan previlages metadatanya.
Gambar 3.22 Tampilan metadata standar ISO 19139
36