BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
PENDAHULUAN
Sistem mechanical electrical dan plumbing merupakan suatu instalasi listrik dan saluran air bersih,air bersih ,air kotor dan air hujan.Pada instalasi Mechanical Electrical dan Plumbing dipergunakan untuk penerangan dan salurean air bersih,kotor dan air hujan pada suatu ruangan yang didesain sedemikian rupa sehingga nyaman untuk dihuni. Perancangan suatu instalasi Mechanical Electrical dan Plumbing untuk bangunan gedung harus diperhatikan mengingat biaya dan energi yang digunakan relatif besar. Perancangan dan penyelengaraan bangunan yang dilakukan dalam pendekatan moderen dimaksutkan untuk menghasilkan tingkat efisiensi, kenyamanan dan kenikmatan bagi pengguna atau penghuni bangunan (Latar, 2013).
3.2 PERANCANGAN PENERANGAN/PENCAHAYAAN Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada siang hari maupun pada malam hari. Dewasa ini pemanfaatan pencahayaandigunakansumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 – 2396 –2001 tentang “Tatacara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung”.Selain itu dalam perencanaan penerangan atau pencahayaan jugamempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 03-6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung”. 3.2.1
SISTEM TITIK LAMPU
Mengingat sangat luasnya cakupan penerapan teknologi Mekanikal Elektrikal Plambing (MEP), maka kita sempitkan terlebih dahulu istilah mekanikal elektrikal plambing yang dimaksud disini adalah bidang mekanikal elektrikal plambing untuk utilitas bangunan atau infrastruktur. Seperti ilmu ilmu teknik lainnya, maka 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
diperlukan dasar pengetahuan matematika dan fisika untuk bisa membantu memecahkan fenomena fenomena fisik yang terjadi. a Berikut ini adalah beberapa bidang pekerjaan yang biasanya termasuk ke dalam bidang MEP untuk utilitas bangunan atau infrastruktur.
Plambing
Pemipaan
Perlindungan bahaya kebakaran
Tata Udara
Transportasi dalam bangunan
Penerangan buatan
Distribusi daya
Penangkal Petir dan Pentanahan
Pengindera dan peringatan bahaya kebakaran
Tata Suara
Telekomunikasi
Data
Pemanggil perawat
CCTV
MATV
Building Automation System
3.3
Perencanaan Kabel dan Lampu
Dalam pemasangan instalasi mechanical electrical perlu ada perencanaan kabel dan lampu untuk menentukan baik buruknya produk yang akan di gunakan. ( Erlangga, Jakarta. 1982) 3.3.1
Perhitungan kuat arus ( I )
Perhitungan kuat arus perlu debedakan antara perhitungan satu fasa dengan tiga fasa dengan uraian sebagai berikut Satu Fasa
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Untuk perhitungan kuat arus satu fasa adalah P I = ---------------E x Cosθ
Dimana : I
= Kuat arus yang mengalir (ampere)
P
= Daya beban terpasang (watt)
E
= Tegangan terpasang
Cos θ= Faktor daya
1. Tiga Fasa Untuk perhitungan kuat arus 3 fasa adalah : P I = ----------------------1.732 x E x cos θ Dimana : I = Kuat arus yang mengalir (ampere) 1.732= Akar 3 P = Daya beban terpasang (watt) E = Tegangan terpasang(Volt) Cos θ= Faktor daya
3.3.2
Perhitumgan penampang kabel
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penentuan Penampang kabel juga dibedakan berdasarkan fasa yang mengalir, dengan uraian sebagai berikut : Satu fasa. 1. Rumus yang digunakan adalah : 2 x L x I x Cosθ A= --------------------γxu Dimana : A = Luas Penampang Minimun kabel (mm) L = Panjang Kabel (m) I = Kuat arus yang melewati kabel (Ampere) γ = Hantaran jenis tembaga (ohm) u = Rugi-rugi tegangan (volt) cosθ = Faktor daya
b. Tiga fasa Rumus yang digunakan adalah 1,732 x I x L x cos θ A= -------------------------γxu Dimana : A = Luas Penampang Minimun kabel (mm) L = Panjang Kabel (m) I = Kuat arus yang melewati kabel (Ampere) γ = Hantaran jenis tembaga (ohm) u = Rugi-rugi tegangan (volt) cosθ = Faktor daya
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.3.3 Pencahayaan Hubungan warna dengan suasana hati
merah : hangat, senang, menggairahkan, merangsang, panas, bahaya.
emas: riam, gemerlap, ornamental.
jingga: ramah, menyenangkan, bercahaya, menggairahkan, menggelisahkan.
biru: tenang, sejuk, menentramkan, lembut, menyegarkan, kesedihan.
ijau: tenang, sejuk, alami, hidup.
putih: kemurnian, kesucian, monoton, membosankan, menyilaukan.
ungu: ketaatan, kesepian, elok.
kuning: riang.
coklat: tak gembira, netral.
hitam: dukacita, kehidmatan, kesedihan.
Sedangkan warna cahaya lampu di kelompokan menjadi:
kelompok 1, warna putih kekuningan warm-white (<3300k)
kelompok 2, warna putih netral cool-white (3300k-5300k)
kolompok 3, warna putih daylight (>5300k)
3.4 Rumus Iluminasi (dari sumber titik cahaya), E E = I/d2 cos β (lux) Dimana : E = Iluminasi, lux (lm/m2) I = Intensitas sumber cahaya kearah titik yang disinari (lm) d = Jaraj dari lampu ke titik bidang yang disinari (m) β = Sudut datang sinar (dihitung antara garis tegak lurus bidang dan sinar)
factor cahaya siang hari (daylight factor, DF), merupakan perbandingan antara iluminan di satu titik di dalam ruangan dengan titik di luar ruangan, dirumuskan DF = Ei/Eo x 100 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dimana : DF = Daylight factor Ei = iluminasi pada satu titik didalam ruangan Eo = iluminasi di ruang luar oleh cahaya bola langit yang tidak terhalang. listrik pada bangunan sebenarnya sama saja dengan yang ada pada rumah-rumah dan tempat-tempat lainnya, hanya saja karena kebutuhan akan sytem yang ampuh terhadap gedung yang dibangun merupakan tuntutan pemilik gedung sehingga dibuatlah system yang sesuai akan kebutuhan tersebut. Sebenarnya system yang kelihatannya rumit tidak sepenuhnya benar, hanya saja kita belum tau lebih dalam, sebenarnya saya juga belum begitu paham secara keseluruhan. urutannya sebagai berikut : ( Ibrahim, B. H 1993) 3.4.1
Sambungan Dari PLN
Listrik yang masuk dari PLN kegedung-gedung hampir seluruhnya bertegangan Menegah (anggap seluruhnya) dari gardu-gardu utama PLN, sehingga pihak PLN harus menarik kabel tengangan menengah yang biasanya di tanam didalam tanah dengan kabel khusus bawah tanah, yang biasanya ditandai dengan “Gb” pada nama kabel tersebut yang berarti kabel tersebut di lindungi armor sebagai pelindungnya. Tentu saja biaya panarikan kabel tersebut di tanggung oleh pihak gedung. 3.4.2
Generator Set
Genset pada bangunan cendrung hanya sebagai backup atau cadangan jika terjadi ganguan pada PLN, kapasitas genset ditentukan dari equipment apa yang ingin tetap menyala jika PLN mati, seperti lift, pompa pemadam, dan lain-lain, namun ada juga yang full backup semua itu tergantung keingingan owner alias sang pemilik gedung. 3.4.3
Panel Genset
Panel genset berguna untuk mengelola dan mendisrtribusikan arus ke panel LV (low voltage), pada panel genset terdapat banyak instrument untuk mengelola arus yang
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
masuk antar lain AMF (automatic main failure), PLC (program logic control), synchronizer jika genset lebih dari satu dan masih banyak lainnya. ( Ching, D.K. 2000) 3.4.4
Panel MV (Medium Voltage)
Setelah sampai ke gedung kemudian kabel dari PLN masuk kepanel Tengan Menengah atau yang biasa disebut panel MV(medium voltage) yang terdiri dari sell incoming, metering dan outgoing, namun lagi-lagi susuan ini tidak baku bisa saja berbeda pada setiap proyek yang juga dilengkapi berbagai peralatan pengaman yang biasanya di control oleh alat yang disebut Power Logic, yang memvisualkan seluruh kejadian di panel tersebut juga settingan untuk panel tersebut seperti over current, earth fault relay, dll. 3.4.5
Trafo
Arus yang telah masuk ke panel MV kemudian diaralirkan ke trafo untuk menurunkan tegangan dari medium voltage ke low voltage dan pada umumnya mengunakan kabel single core (3x1x…mm) yang di dipisahkan dengan kayu (wooden block) sebagai pemisah untuk menghindari induski antar kabel yang masih bertegangan menengah, namun outputnya biasanya menggunakan bayak kabel karena mengalir arus yang besar dan tegangan yang rendah jenis trafo saat ini ada dua jenis. (Snyder, J.C (Ed) 1979) Trafo basah, trafo jenis ini merupakan jenis lama yang sampai saat ini jg masih banyak digunakan karena harga yang masih lebih murah daripada jenis yang lain namun trafo ini harus terus di pantau level olinya tidak boleh sampai kurang dari batas minimum, trafo ini diberi nama trafo basah karena menggunakan oli sebagai bahan pendinginnya. Trafo Kering, trafo yang satu ini termasuk jenis yang agak baru, dan trafo jenis ini di laim sebagai trafo free maintenance karena tidak menggunakan oli sebagai bahan pendinginnya melainkan menggunakan fan yang berada didalam unit trafo namun karena panasnya yang lumayan tinggi biasanya trafo kering juga membutuhkan perlakuan khusus pada ruangnya yang mengharuskan ruangan tetap stabil sehingga membutuhkan AC (Air conditioning) sebagai pendingin tambahan, trafo kering menggunakan 2 material lilitan (winding) yaitu tembaga, alumenium!pemilihan jenis yang sesuai juga berdasarkan bayak aspek, trafo kering juga memiliku alat untuk memonitor dan trip jika terjadi over heating atau kelebihan panas dari trafo itu sendiri. 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4.6
Panel LV (low voltage)
Panel LV adalah panel untuk mendistribusikan arus ke seluruh gedung, setelah tegangan diturunkan di trafo kemudian di alirkan ke panel LV juga ada incoming dari panel genset untuk di distribusikan, pada LV juga di lengkapi berbagai peralatan seperti power logic untuk memonitor dan mengatur arus trip, ground trip dll, juga dilengkapi PLC (power logic control) untuk menjalankan seluruh instrument pengontrol panel, dan masih banyak instrument lain yang digunakan dan diaplikasikan pada panel LV. 3.4.7
Panel distribusi
Panel distribusi merupakan panel paling akhir sampai arus mengalir ke peralatan penerangan dan peralatan rumah tangga lainnya, panel distribusi ini menerima arus dari panel LV untuk didistribusikan ke pengguna, namun pada panel ini tidak memiliki banyak instrument hanya beberapa instrument pengontrol seperti volt metet, ampere meter dan beberapa instrument lainnya, namun hal ini bisa berbeda jika panel distribusi ini melayani peralatan khusus seperti pompa pemadam kebakaran atau alat-alat lainnya tentunya akan terdapat banyak instrument yang lain.
3.5 PERANCANGAN TELEPON Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada, perencanaan sistem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan sistem komunikasi luar. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistempengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan.Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus menggunakan sistemhubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran di dalamlantai (floor duct)
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6 PERANCANGAN CCTV DAN SKURITI SISTEM CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkangambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanyatersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kameran dan televisiini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapatdimonitor di suatu ruangan sekuriti.
Gambar 3.1 CCTV
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.7
PERANCANGAN PENGUDARAAN/PENGHAWAAN
Untuk mencapai kenyamaan, kesehatan dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau bangunan bertingkat, khususnya kegiatan – kegiatan yang di lakukan pada daerah yang beriklim tropis dengan udarany yang panas dan kelembaban udara yang tinggi, maka di perlukan usaha untuk mendapatkan udara segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan. Perancangan pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya(Wiranto 1995)
Gambar 3.2 AC
3.8 PERANCANG PENCEGAHAN KE BAKARAN Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukansuata cara atau
sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapatmenimbulkan
kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya prosesproduksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat.Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu: 1. Berat 2. Sedang 3. Ringan Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yangmempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaranmelepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaranmelepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat.Perancangan sistem ini erat kaitannya dengan sistem plumbing karena agarmeminimalisir bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-istemyang melingkupi pengaliran air, sebagai media pemadaman guna mencegahbahaya kebakaran skala besar, sistem pencegahan tersebut diantaranya adalah: 1.Sistem hidran 2.Sistem sprinkle
Gambar 3.3 Sprinkle 3.8.1
Perancangan Penangkal Petir
Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut.Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimalbangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya
Sumber: Arsip Pt.kreaasi cipta prestasi Gambar 3.4 Komponen Instalasi Penangkal Petir
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.9 Plumbing Air Panas Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes supaya panasnya tidak terbuang keluar ( benang- benang asbes tersebut sebagai isolator yang baik untuk menahan panas).Alat pemanas yang digunakan adalah : a.Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat dan melewati pipa-pipa yangdipanaskan. b.Pemanas air listrik. c.Pemanas air energi surya, system pemanas air energi surya menggunakan tabung penyimpan dan letaknya harus dipasang di atas atap bangunanuntuk mendapatkan panas matahari (Prasasto, Satwiko. 2009).
Gambar.3.5 Foto Plambing Air Panas Sumber : Poto arsip pribadi lt Typikal
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/