BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Tinjauan Umum 3.1.1
Teori Buku Buku terdiri dari tulisan atau percatakan perlembar kertas atau
beberapa bahan lainnya yang saling disatukan dalam satu tepian maka buku dapat dibuka dalam beberapa cara. Kebanyakan buku memiliki cover yang protektif. Buku merupakan sesuatu yang tidak mahal dan merupakan cara yang tepat untuk dijual ditoko, dan untuk menemukan informasi pengetahuan. Buku merupakan salah satu peringkat dari penemuan manusia yang terhebat. Masyarakat sudah menggunakan buku dalam beberapa bentuk lebih dari 5000 tahun. Pada waktu lampau, masyarakat menulis di atas lembaran dari tanah liat, bagian dari kayu, dan bahan-bahan lainnya. Istilah ‘buku’ berasal dari daftar kata inggris awal, yang berarti ‘lembaran’ atau ‘kertas tulis’. Buku tercetak pertama berasal dari eropa yang muncul pada pertengahan tahun 1400. Sejak saat itu berjuta-juta buku cerita, buku bacaan (text book), buku pekerjaan, dan komik. Kadang kita juga sering menggunakan kalender. Kamus, ensiklopedi, dan buku telepon untuk referensi. Kita juga membaca novel, buku puisi, dan percetakan versi permainan untuk hiburan.
3.1.1.1
Didalam Buku Halaman dari buku diberi lem atau direkatkan bersama
dalam satu sisi, yang disebut punggung atau bagian belakang. Dua cover digabungkan dengan ‘engsel’ ke punggung buku. Buku ada yang disebut ‘kertas’ atau ‘lunak’, tergantung covernya. Buku dengan cover yang kertas kebanyakan covernya terbuat dari kain, plastik atau dengan kulit diatas papan. Kertas yang disebut dust jacket sering ditambahkan untuk melindungi cover dari buku hardcover. Buku yang bersifat “lunak” disebut paperbacks, yang memiliki cover terbuat dari kertas.
Biasanya, judul buku dan informasi lainnya berada diatas punggung buku dan di cover depan yang sebaikknya dilindungi dust jacket (pelindung kotoran) Didalam cover depan pada buku yang khas merupakan kumpulan dari halaman yang disebut ‘bahan permulaan’. Bahan dimulai dengan kertas terakhir yang kosong, yang biasanya diikuti dengan halaman separuh judul. Pada sisi depan dari halaman ini mempengaruhi judul buku. Pada sisi belakang dari halaman ini mungkin saja kosong, atau mungkin juga mengikutsertakan sebuah ilustrasi, yang disebut frontisplece.
Belakang
dari
halaman
buku
mungkin
juga
mengikutsertakan daftar buku lainnya dengan nama pengarang yang sama. Pada keseluruhan buku, sebuah sisi belakang dari halaman selalu dinomori pada setiap halamannya dan sisi depan halaman selalu merupakan nomor halaman ekstra. Pada
halaman
berikutnya,
disebut
halaman
judul,
yang
mengikutsertakan judul yang penuh dari buku pada sisi depan halaman, sebaiknya juga ada nama pengarang dan penerbit sebuah perusahaan yang menerbitkan buku tersebut. Pada halaman judul memperlihatkan tanggal publikasi dan dimana buku itu dipublikasikan. Juga ada pernyataan pengesahan, bagian isi buku yang merupakan milik dari pengarang atau penerbit. Teks merupakan bagian utama dari buku. Teks biasanya sibagi menjadi beberapa bagian yang disebut ‘bab’. Teks juga termasuk ilustrasi. Beberapa buku memiliki footnotes yang menyediakan informasi tambahan yang terpisah dari teks utama. Catatan kaki berada di setiap kaki halaman yang relevan atau mungkin juga catatan kaki yang dikumpulkan dibelakang setiap bab. Kebanyakan buku, beberapa bagian mengikuti teks, sebuah lampiran mengandung unsure catatan, table, daftar dan informasi detil lainnya yang dibahas dalam teks.
3.1.1.2
Pemeliharaan Buku Semua buku seharusnya ditangani dengan hati-hati.
Menjatuhkan buku atau membuat cover depan dan belakangnya saling tertekuk dapat merusak punggung buku dan dapat menyebabkan kehilangan beberapa halaman. Untuk membuka sebuah buku yang baru, taruhlah buku dengan punggungnya diatas meja, dan bukalah cover depannya dengan hati-hati. Dust jacket melindungi buku dari kotoran, noda, dan guratan.
3.1.1.3
Penjilidan Buku Penjilidan buku merupakan proses dari menaruh halaman-
halaman ke dalam suatu buku yang terletak diantara cover. penjilidan merupakan penyatuan dan berguna untuk melindungi buku dari air dan debu. Penjilidan juga membuat buku jadi lebih menarik dan lebih mudah digunakan. Sekarang ini mesin menjilid banyak buku, tetapi ada juga beberapa buku yang dijilid dengan tangan. Buku merupakan ‘penjilidan lunak’ dan ‘penjilidan keras’. ‘Penjilidan keras’ pada buku memiliki cover yang terbuat dari papan yang dibungkus dengan kertas, kain, plastic, dan lainnya. ‘Penjilidan lunak’ pada buku kebanyakan disebut paperbacks, yang memiliki cover kertas. Mesin penjilid buku menggunakan 3 pengoperasian utama yaitu: Membentuk, Memotong, dan Membungkus(covering).
3.1.1.4
Membentuk buku Merupakan langkah pertama dalam penjilidan buku, sebuah
buku ditaruh bersamaan dalam halaman-halaman yang berurutan. Langkah-langkahnya adalah: melipat, merekatkan, menyatukan, dan menjahit. 1. Melipat buku tidak dicetak hanya satu halaman dalam 1 waktu. Beberapa halaman berasal dari percetakan press yang merupakan
bagian dari lebar, dan lembaran kertas yang datar. Setiap sisi dari setiap lembar mengandung 2 atau lebih halaman yang berbeda dari sebuah buku yang sudah dicetak. Setiap lembarnya harus melalui sebuah mesin pelipat. 2. Merekatkan
merupakan
metode
perekat
terpisah,
terutama
percetakan halaman ke dalam suatu buku. Halaman lepas mungkin ditaruh didalamnya hanya sebelum dan sesuadah tanda-tanda dengan menggunakan mesin perekat. 3. Menyatukan tanda-tanda pada suatu buku dipasang dalam sebuah mesin penyatu. Tanda-tanda ditaruh dalam perintah yang beruntunan didalam jajaran tempat penyimpanan yang panjang yang terdapat pada mesin. 4. Menjahit terdapat 2 metode utama dalam menjahit yaitu: penjahitan smyth dan penjahitan sisi. Kedua penjahitan ini menggunakan kapas yang kuat atau benang sintetis. Penjahitan smyth memproduksi penjilidan yang kokoh dengan bagian belakang yang bundar yang membuat buku relative rata pada saat dibuka. Penjahitan sisi lebih kuat, tetapi tidak membuat buku terbuka lebih mudah. Penjahitan ini digunakan untuk buku yang menerima penanganan yang lebih berat.
3.1.1.5
Memotong buku Dalam memotong buku terdapat 4 langkah utama yaitu:
1. Smashing- penjahitan smyth membuat buku-buku jadi menonjol disepanjang
punggung
buku.
Sebuah
smashing
machine
memadatkan buku diantara 2 blok besi dan memberikan masingmasing buku sebuah seragam yang sangat tebal. 2. Gluing- setelah proses smashing, kebanyakan buku penjahitan smyth menuju melalui mesin pengelem, dimana mesin tersebut menaruh lem ke punggung buku. 3. Trimming- ujung yang tidak rata di sudut-sudut buku harus dibuang/dipotong.
4. Rounding backing and lining- biasanya dibentuk oleh mesin tunggal. Pertama, mesin mencetak ppunggung buku dalam bentuk bundar. Kemudian, mencetak buku itu dengan bahu (hinge) pada setiap sisi punggung buku.
3.1.1.6
Membungkus (Covering) Buku Proses menjilid buku dilengkapi dengan langkah-langkah:
case making, Blocking, dan casing-in. 1. Case making- selubung biasanya dibuat secara terpisah, yang suatu saat siap dibuat selubungnya (casing). 2. Blocking- ada beberapa cara untuk memblocking judul dan mendekorasi cover buku yaitu emboss, member tinta, dan menggunakan foil yang dibuat dari besi yang bervariasi. 3. Casing in- mesin pembuat selubung (casing) bergabung dengan buku ke covernya. Mesin ini menyediakan suatu mantel perekat pada kertas terakhir.
3.1.2
Teori Percetakan/Printing Printing merupakan salah satu dari beberapa arti penting dari
komunikasi massa, seperti radio, televise, dan film. Printing/percetakan membentuk suatu dasar dari berbagai sistem pendidikan. Bisnis modern bergantung pada percetakan dalam bentuk apapun dari penjualan sampai uang dan untuk membagikan sertifikat. Advertising bergantung pada percetakan di setiap bagiannya untuk menjual keahlian. Percetakan dan penerbitan merupakan bisnis yang besar di setiap Negara. Beberapa jumlah buku, Koran, dan majalah, menggunakan beribu dari items “roll off printing press” setiap harinya. Item-item ini termasuk juga poster, kalender, tekstil, table minuman, postcard, peraturan minum obat, wallpaper, kartu mainan, catalog pemesanan, buku komik, dan pekerjaan reproduksi seni lainnya.
Percetakan seperti yang kita ketahui sekarang dimulai di Eropa pada tahun 1400. Sebelum itu setiap orang dapat membaca dengan cara mengcopy dengan tangan atau dicetak dari blok kayu yang diukir dengan tangan. Kemudian satu dari banyakknya peristiwa yang member pengaruh pada sejarah mengambil alih. Pada tahun 1440, Johannes Gutenberg dan perkumpulannya di Jerman mengembangkan teknik “ mencetak dengan huruf bergerak”. Huruf bergerak diciptakan dari kayu yang telah ditemukan di china pada tahun 1100, dan korea menggunakan huruf bergerak dari besi pada tahun 1200. Percetakan dengan cepat menjadi satu bagian dalam komunikasi massa, percetakan menaruh banyak pengetahuan dalam genggaman masyarakat, lebih cepat dan lebih murah daripada sebelmnya. Seperti hasil survey, membaca dan menulis semakin berpengaruh luas dan cepat. Banyak dari percetakan komersial dari sekarang ini dilakukan dengan salah satu dari 3 proses mencetak yaitu: percetakan Relief, Offset Lithography, pencetakan Gravure. Masing-masing dari proses ini menggunakan “image carier” yang berbeda-beda (permukaan pencetakan yang dibawah image/gambar untuk dicetak).
3.1.2.1 Mencetak Warna Ada 2 macam hal yang penting dalam percetakan warna yaitu: proses pencetakan warna dan pencetakan warna datar/flat. Proses pencetakan warna sebagian besar digunakan untuk memproduksi salinan warna yang mengandung unsur warna dan bayangan. Beberapa salinantermasuk lukisan cat minyak, cat air, dan fotografi warna. Dengan menggunakan hanya titik kecil dari tinta transparent dalam warna kuning, magenta, dan cyan proses pencetakan warna dapat memproduksi salinannya yang mengandung hamper semua unsur nada dan warna. 3 plat pencetakan harus dibuat salah satunya adalah untuk mencetak tinta kuning, magenta, dan cyan. Biasanya plat hitam juga dibuat, karena tinta hitam dapat menambah ketajaman dan kekontrasan untuk mencetak sebuah ilustrasi.
Langkah pertama dalam pembuatan plat warna adalah memisahkan warna-warna tersebut dalam salinana fotografis. Kamera foto menyalin 4 kali untuk mendapatkan separasi negative dari kuning, magenta, cyan, dan hitam. Setiap saat, penyaring warna yang berbeda digunakan untuk menghalangi semua warna dari masing-masing negative kecuali warna biasanya diciptakn diatasa scanner warna elektronik (electronic colour scanner) merupakan sebuah alat baru yang dapat men-scan dan menyalin dengan lampu yang kecil, dan memproduksi separasi negative warna dengan sangat cepat dan secara otomatis.
3.1.3
Teori Tipografi Tipografi berasal dari bahasa yunani: tupos = yang diguratkan; graphoo = tulisan. Semula penamaan diberikan kepada profesi pencetakan buku, sekarang juga penamaan untuk pemberian bentuk naskah yang telah atau akan dicetak, tidak tergantung kepada teknik percetakan yang digunakan. Sejarah tipografi sama umurnya dengan seni sejarah seni mencetak buku. Tipografi adalah suatu bentuk studi yang mempelajari bagaimana cara menggunakan bentuk-bentuk huruf untuk menciptakan efek-efek dalam suatu desain, dari sesuatu yang berat, mantap, sampai yang elegan, dari yang halus sampai yang kasar. Menurut Arens, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis tulisan:
1. Kesesuaian (appropriateness), kesesuaian jenis huruf yang dipilih dengan topic yang dibicarakan. 2. Tingkat keterbacaan huruf (readability). 3. Keseimbangan (harmony/ apprerance), keseimbangan jenis huruf dengan elemen-elemen desain lainnya. 4. Penekanan
(emphasis),
penekanan
menggunakan jenis huruf yang tepat.
pada
hal-hal
penting
harus
Jen nis-jenis hu uruf: a. Huruf Serrif Huruff serif memiiliki garis-g garis kecil tersebut t Couunterstroke pada mper semuua letter. Garis-garis G kecil itu pposisinya berdiri b ujung ham horizontall terhadap badan b huruff. Huruf serif ini dikenal lebih leegible dan readaable karenaa garis-gariss horizontall pada massing-masing g kaki huruf itu membantu menuntun pandangann mata pem mbaca pada baris teks yang tengah dibaacanya.
b. Huruf San Serif Huruff San Serif adalah hurruf yang tannpa serif (ggaris kait), jenis huruf ini muncul m belaakangan kiraa-kira di akkhir abad 199 dan termassuk di antara karrya para seeniman mod dernist. Hurruf tanpa kkait ini mem miliki sifat
yanng
stream mline,
fun ngsional,
dan
konteemporer.
Pada
perkembanngannya huuruf San Seerif semakiin banyak ddibuat walaaupun jumlahnyaa tidak sebaanyak huru uf serif. Alaasannya, kaarena huruf yang tidak mem miliki kait ini i dirasakaan kurang legibility l ddan readablee jika dipasang pada p baris-bbaris teks yaang panjangg.
c. Huruf Rooman Jenis huruf h ini meemiliki cirrii ketebalan huruf yang tidak samaa. Ada bagian yanng dibuat leebih tebal, sedangkan bagian b lainnnya lebih tip pis.
Eras d. Huruf Goothic Jenis huruf h ini memiliki m baagian-bagiann yang sam ma tebalnyaa baik pada bagiaan yang luruus maupun lengkung, stroke s mauppun bar.
Arial
ntury Gothic Frank F klin Cen Gothic Co ourie er Shhowcarrd Gothhic e. Huruf Teext Huruff text adalahh huruf yan ng memilikii ketebalan garis-garis yang ringan serrta tidak memiliki m waajah terlalu lebar. Sebbagaimana nama kelompokknya, jenis huruf ini dipergunakkan untuk bbody teks. Dari keseluruhaan jenis tyypeface yan ng ada, jennis ini yangg paling baanyak
karena penggunaannya pun paling banyak dalam pekerjaan grafis dan penerbitan.
Gill Sans
f. Huruf Block Huruf Block adalah huruf yang memiliki ketebalan stroke sangat mencolok. Biasanya dipergunakan untuk penulisan judul, sebagai huruf display, dan tidak tepat sebagai huruf teks. Selain ketebalannya, jenis huruf ini seringkali menonjolkan sifat artistic dan unik. Selain berupa typeface yang spesifik, yang tergolong jenis ini juga anggota family dengan predikat heavy, bold maupun extra black.
Arial Black Bodoni MT Black Cooper Black g. Huruf Script Jenis huruf ini diambil dari corak tulisan tangan. Namun pada perkembangannya tidak semua tipe tulisan tangan termasuk script, karena kelompok ini berkembang secara lebih luas menjadi frehand dengan berbagai macam coraknya.
Staccato
AdineKirnberg
Bickham Script Typeface Connecting Script
Chapman Freestyle ScriptLucida
Calligraphy Paul Typeface Nonconnecting Script
h. Huruf Italic Huruf italic adalah huruf yang strokesnya tidak berdiri tegak, melainkan memiliki derajat kemiringan ke kanan. Selain istilah italic, di dalam typografi juga dikenal istilah Oblique (bahasa perancis). Selain italic yang sekarang kita kenal sebagai pilihan style dari suatu font family, ada typeface yang memang di desain sebagai huruf yang berbentuk miring.
Usuzi italic
3.1.4
Teori Layout Layout atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tata letak adalah pengaturan tulisan-tulisan dan gambar-gambar dan mempunyai elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Elemen layout dibagi menjadi tiga: elemen teks, elemen visual, invisible elemen. Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis. didalamnya antara lain:
1. Kesatuan (unity and grouping). 2. Kesederhanaan dan keramaian (simplicity and clutter). 3. Unsur kontras dan unsur dominan (contrast and dominance). 4. Keseimbangan (balance). 5. Pergerakan dan arah (movement and direction).
3.1.5
Teori Warna Setiap warna memiliki karakteristik tertentu. Yang dimaksud dengan karakteristik dalam hal ini adalah cirri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh suatu warna. Secara garis besarnya sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua golongan besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Warna menunjukkan berpengaruh terhadap emosi setiap orang. Apabila seseorang tidak menyukai warna tertentu mungkin ada sebabnya. Demikian juga respon kita terhadap warna tertentu, karena warna tersebut pernah dipakai oleh orang tertentu karena pernah mengalami peristiwa pahit dengan warna tertentu. Menurut
Sandra
E.
Moriatry
dalam
bukunya
Creative
AdvertisingTheory and Practice, warna adalah sinar. Sebenarnya mata manusia melihat warna hanya sebagai satu sinar yang dipantulkan atau menembus melewati sebuah atau beberapa benda sebagai objek. Warna dianalisa dalam 3 karakteristik yaitu: 1. Hue Adalah warna itu sendiri, seperti merah, biru/hijau. Kira-kira ada 150 jenis warna yang dapat dibedakan oleh mata normal. 2. Saturation Adalah kekuatan atau kemurnian yang relative dari sebuah warna. Misalnya, warna biru keabu-abuan. 3. Brightness Adalah suatu ukuran identitas sinar yang dipantulkan oleh sebuah warna. Warna-warna terang atau cerah memantulkan banyak cahaya, sedangkan warna yang lebih redup menyerap cahaya/ tidak memantulkan banyak cahaya.
Tujuan penggunaan warna adalah untuk menarik perhatian (attention), untuk menekankan suatu elemen (emphasis), untuk pengcodean warna (color coding)I dan untuk mendefinisikan kedalam (depth definition).
Color Wheel
Warna Primer, Sekunder, Tersier 1. Warna primer terdiri dari warna merah, kuning dan biru. Warna primer merupakan warna dasar dalam lingkaran warna. 2. Warna skunder terdiri dari warna orange, hijau, dan ungu. Warna skunder merupakan pencampuran dua warna primer dengan perbandingan yang sama. Warna orange merupakan pencampuran antara warna merah dan biru. 3. Warna tersier merupakan pencampuran antara warna primer dan skunder disebelahnya dengan perbandingan yang sama.
Warna Additive Pencampuran warna primer cahaya yang terdiri dari warna red, green dan blue dimana pencampuran ketiga warna primer dengan jumlah yang sama akan menghasilkan warna putih. Kombinasi antara dua warna primer akan menghasilkan warna skunder. Warna skunder adalah cyan
(gabungan warna green dan blue), magenta ( gabungan warna blue dan red) dan yellow (gabungan warna red dan green). Prinsip pencampuran warna additive diterapkan pada monitor, TV, Video, Scanner dan lain-lain.
Warna Additive
Warna Substractive Warna skunder dari warna additive, namun secara material warna subtractive berbeda dengan warba additive. Warna additive dibentuk dari cahaya, sedangkan warna subtractive dibentuk dengan pigment warna yang bersifat transparan. Tinta cetak adalah contoh dari pencampuran warna subtractive. Warna subtractive terdiri atas cyan, magenta dan yellow, secara teori pencampuran ketiiga warna subtractive akan menghasilkan warna hitam, tetapi kenyataan dilapangan adalah warna coklat tua(karena keterbatasan pigment tinta cetak) oleh sebab itu ditambahkan warna hitam (black dinyatakan dengan symbol K berasal dari kata key) untuk menambah kepekatannya. Saat ini warna CMYK menjadi standard dalam proses cetak warna di industry grafika.
Warna Substractive
3.1.6
Psikologi Warna Warna dapat menghasilkan suasana tertentu. Dalam puisi dan literature
baik yang kuno maupun modern banyak menggunakan metafora warna. Berikut adalah ringkasan dari berbagai kesimpulan dan penelitian oleh para ahli menurut Graves adalah: 1. Warna hanyat yaitu kuning, jingga, merah adalah positif dan agresif, lebih merangsang dibandingkan dengan warna dingin yaitu ungu, biru, dan hijau yang negative. 2. Panduan warna dan urutan berdasarkan kemurniannya: merah- Biru- unguhijau- kuning- jingga- kuning. 3. Merah sangat popular di kalangan wanita dan biru juga popular di kalangan pria kebanyakan. 4. Beberapa penelitian menyatakan bahwa wanita keseluruhan lebih sensitive terhadap warna dibandingkan dengan pria. 5. Warna murni lebih disukai dalam pewarnaan jika digunakan di area yang lebih kecil. Karakteristik dan symbol warna menurut Graves: 1. Kuning, karakteristiknya merupakan warna yang paling terang, tetapi tidak begitu popular, apalagi dalam pewarnaan gelap. Simbolnya adalah keceriaan, kehidupan, dan matahari. 2. Merah, karakteristiknya dari semua warna. Merah mempunyai unsure menarik perhatian yang paling kuat. Positif dan agresif juga memberikan semangat. Merah adalah warna yang paling popular khususnya bagi
waanita. Sombbolnya emoosi dan gairrah. Merahh dihubungkkan dengan n rasa maarah, bahayaa, keberaniaan, dan sex. 3. Unngu, karaktteristiknya agung, mengesankann dan angkkuh. Simbolnya gabbungan darri 2 warna yaitu meraah : keberannian dan keetangguhan n, dan birru :keagungan dan spiriitual. 4. Violet, karaktteristiknya dingin, neg gative dan terkucil. Siimbolnya adalah maalaikat dan religious. r 5. Birru, karakterristiknya dinngin, pasif, tentram, daan terang. Simbolnya adalah kessucian, ketuulusan, dan harapan. 6. Hijjau, karakteeristiknya netral, n samaa seperti birru lebih cennderung ke pasif darripada aktiff, warna yaang penuh dengan d ketenangan. S Simbolnya dalam d agaama, hijau mewakili m keepercayaan,, keabadian dan perenuungan. 7. Puutih, karakteeristiknya positif dan merangsang m g dibandingkkan dengan n abuabuu atau hitam m kegemilaauan, cahay ya, dan keannggunan. Siimbolnya adalah a kem murnian, keesucian, dann kejujuran. 8. Abbu-abu, karaakteristiknyya penggabu ungan antarra karakter pputih dan hitam. Sim mbolnya addalah kepasifan, tua, dan n kesabarann. 9. Hittam, karakkteristiknyaa tertekan, tertahan, kesungguhhan dan dalam d sim mbolnya dallam kebudaayaan barat adalah, hittam selalu ddiidentikan pada kejjahatan, teroor, dan keraahasiaan.
3.1.7
k Teeori Bentuk Bentukk adalah saalah satu un nsur dasar desain. d Tungggal atau deengan kom mbinasi benntuk yang lain l atau gaarisnya yang dapat meenyampaikaan arti yanng universaal serta jugaa mengarah hkan mata atau a membeerikan inforrmasi. Tigga bentuk dasar d yaitu Geometris, G Organik, O daan Abstrak.
Geometric
Org ganik
Abstract
a. Lingkaran Dapat diartikan dinamis, bergerak, kecepatan, berulang, tak terputus, tak berawal dan tak berakhir, abdi, kualitas, dapat diandalkan, sempurna, matahari, kehidupan, semesta.
00
b. Segi Empat Dapat diartikan stabil, diam, kokoh, teguh, rasional, keunggulan teknis, formal, sempurna, dapat diandalkan, kejujuran, integritas.
c. Segi Tiga Dapat diartikan stabil, diam, kokoh, megah, teguh, rasional, tritunggal, api, kekuatan, gunung, harpan, terarah, progress, bernilai, suci, sukses, sejahtera, keamanan.
3.1.8 Teori Ilustrasi Ilustrasi dapat membuat karya suatu desain jadi lebih menarik dan informative. Jika kita melihat sebuah halaman dengan hanya terdiri dari teks saja, kemudian kita bandingkan dengan halaman yang mempunyai teks dan ilustrasi, akan terlihat perbedaan yang sangat mencolok. Jika benar bahwa gambar bernilai 1000 kata, berarti kita dapat menyelamatkan penulis dengan menggunakan beberapa ilustrasi, dan untuk mereka yang lebih mudah mempelajari sesuatu dengan menggunakan visual kita benarbenar memberikan pengertian secara jelas kepada mereka sehingga tujuan dapat tercapai. Menurut Adkins, sebuah ilustrasi harus berhubungan dengan topic dan juga harus sesuai dengan biaya produksinya. Symbol dan logo
termasuk dalam ilustrasi kecil. Ilustrasi adalah gambar yang diciptakan untuk memperjelas tulisan/teks. Jadi pengertian ilustrasi bisa berupa foto maupun gambar tangan yang menjelaskan sebuah pertanyaan dalam tulisan sehingga lebih memudahkan pembaca menangkap maksud dan tujuan penulis. Menurut Lori Siebert dan Mary Crooper ilustrasi dapat mengkomunikasikan pesan kita walau hanya sekilas. Ilustrasi dapat menegaskan atau mengartikan sebuah headline, menjelaskan sebuah keterangan dari perasaan, dan memberikan emosi atau ide dalam bentuk yang nyata. Ilustrasi dapat mengeluarkan sebuah pesan kita yang tidak dapat dibaca dengan jelas oleh pembaca atau yang tidak dapat diuraikan oleh cerita tertulis. Ilustrasi membuat pesan kita lebih mudah diingat karena semua orang lebih mudah mengingat gambar daripada tulisan. Ilustrasi merupakan penarik perhatian yang hebat, ilustrasi juga sangat efektif ketika ilustrasi tersebut dapat memperkuat pesan kita. Jenis huruf dan ilustrasi harus direncanakan dengan baik agar keduanya dapar bekerja sma untuk menghasilkan pengaruh pesan yang kita inginkan. Jangan menggunakan ilustrasi sebagai pengisi saja atau hanya sekedar ‘untuk membuat suatu bagian terlihat lebih baik’. Ketika kita mengingat bagaimana caranya menggunakan ilustrasi dengan gaya apa atau sebaliknya menggunakan perantara apa saja, tanyakan dulu diri kita sendiri apa yang kita inginkan supaya ilustrasi kita berhasil. Bagaimana ilustrasi akan bisa berhubungan dengan headline atau teks? Akankah jenis ilustrasi ini dapat menarik pembaca? (ingatlah bahwa ‘menarik’ tidak selalu berarti ‘daya tarik’, tetapi dapat juga berarti yang mengejutkan atau menakutkan). 3.1.9
Teori Penerbitan Penerbitan buku adalah benar-benar merupakan kunci bagi pembangunan bangsa dan Negara. Dalam pertumbuhan satu industry buku haruslah terdapat 4 unsur dasar, yaitu:
a. Pengarang yang menulis naskah. b. Pencetak yang membuat naskah menjadi buku.
c. Penerbit yang memegang strategi dan orang utama dari seluruh usaha. d. Penjual buku yang menjual bukunya.
3.2
Tinjauan Khusus 3.2.1
Pengertian Batik Batik merupakan kata yang berasal dari bahasa jawa yaitu “Ba”
atau “mba” yang merupakan awalan umum dalam bahasa jawa berarti akan melakukan sedangkan kata “tik” berarti titik jadi batik artinya membuat titik. Batik sendiri pada dasarnya terdiri dari 2 goresan dasar yaitu titik dan garis, dari kedua goresan tersebut lahirlah motif yang bervariasi mengikuti perkembangan waktu, latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan geografi. Batik sama artinya dengan menulis, tetapi batik secara umum memiliki arti khusus yaitu melukis pada kain mempergunakan malam (lilin) dengan mempergunakan alat berupa canting.
3.2.2
Sejarah Perkembangan Batik di Indonesia Ada beberapa pendapat yang berbeda tentang asal mula batik
Indonesia dan sampai kini masih dalam tahapan penelitian. Hal ini diungkapkan oleh Sumarni pada Katalog Batik Indonesia (2003: 6), antara lain: 1. Ditinjau dari sejarah kebudayaan, Prof. Dr.R.M. SuejiptoWirosaputro menyatakan bahwa bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayaan India, telah mengenal aturan menyusun syair-syair, mengenal teknik membuat batik, mengenal industry logam,cara penanaman padi di sawah dengan jalan pengairan dan pemerintah yang teratur. Jadi dari pernyataan ini mengembangkan seni batik di Indonesia adalah bangsa Indonesia. 2. Menurut R. Soeprapto dalam bukunya The Art of Batik, menyatakan bahwa pada mulanya batik merupakan suatu seni yang berkembang di kalangan keratin di Jawa. Pada masa pemerintahan Sultan Hanjoko Kusumo (1613-1645), beliau sangat mencintai karya-karya seni batik
dan menciptakan ragam hias simbolik pada batik yang mempunyai arti yang dalam mengenai falsafah hidup dan mencerminkan unsure-unsur kehidupan batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dan budaya Indonesia(khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membetik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung” dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Batik telah menempuh sejarah perjalanan yang panjang. Sejak zaman pra sejarah pembuatan batik sudah dimulai. Terbukti tradisi batik kuno sampai sekarang masih dipakai di beberapa pedalaman yang terasing dari kebudayaan luar. Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman pra sejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu (Yudoseputro, 1986: 97), sejalan dengan pendapat Derlan (1984: 68) Bahwa “batik sudah dikenal pada zaman prasejarah, ini tampak pada cara-cara nenek moyang megalith, keramik bogor dan kain ikat. Pada zaman hindu jelas sudah ada batik, buktinya bisa dilihat pada Candi Borobudur (relief).” Ragam corak dan warna dipengaruhi berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas. Batik yang paling banyak dikenal adalah batik jawa. Daerah penghasil batik terbesar di Indonesia adalah Yogyakarta, Surakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Lasem, dan Tuban.
Batik pada masa kini mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan mengalami akulturasi budaya, baik dari satu dengan yang lain maupun dengan Negara lain. Dahulu, hanya batik tulis yang dikenal, namun sekarang kita mengenal batik tulis, batik cap(print), batik tenun, dan campuran (kombinasi).
Keunggulan batik adalah kemampuan bertahan melalui waktu terutama motif dan corak warna yang tak lekang dimakan zaman. Namun ada sedikit perubahan yaitu hanya pada bentuk fisik kain batik, fungsi, dan bahan yang digunakan. Bila dahulu batik berbentuk kain panjang sekarang ini dapat ditemukan batik untuk digunakan sebagai selendang, pakaian, produk interior, dan kerajinan.
3.2.3
Jenis-jenis Ornamen atau Motif Batik Ragam hias motif batik umumnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor di antaranya: 1. Letak geografis daerah pembuatan batik; 2. Sifat dan data penghidupan daerah yang bersangkutan; 3. Kepercayaan dan adat istiadat setempat; 4. Keadaan alam, flora dan fauna; 5. Akulturasi dengan daerah-daerah pembatik lain.
3.2.4
Alat dan bahan Membatik: a) Alat membatik: •
Canting, Kuas
•
Kompor, Panci
•
Wajan, Ember atau baskom
•
Gawangan, Pensil dan pengaris
•
Sarung Tangan, Celemek
b) Bahan membatik:
3.2.5
•
Kain
•
Malam dan parapin
•
Pewarna
Jenis-jenis membatik Menurut cara pembuatannya (teknik), saat ini dikenal ada 4 macam jenis batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing, dan batik kombinasi: 1. Batik Tulis Batik Tulis memiliki kualitas paling bagus dibandingkan jenis Batik lainnya. Batik Tulis dibuat menggunakan canting tulis, baik untuk kelowong (pinggiran) maupun isen-isen (isi-
isian). Batik jenis Tulis ini dapat diidentifikasi dengan bentuk motif yang tidak akan tepat sama karena semua motif melalui goresan tangan. Pembuatan Batik jenis ini memakan waktu yang cukup lama sehingga harganya mahal. Adapun faktorfaktor yang dapat membuat harga Batik Tulis menjadi mahal, yaitu: a. Bahan yang digunakan, contonya kain berbahan sutera lebih mahal dari katun b. Tingkat kerumitan motif, semakin rumit motif semakin lama waktu pengerjaan c. Banyaknya warna pada kain, semakin banyak warna semakin banyak pencelupan warna yang harus dilakukan sehingga waktu pengerjaan semakin lama. 2. Batik Cap Batik Cap dalam pembuatannya menggunakan canting cap yang terbuat dari tembaga. Jenis Batik cap dapat teridentifikasi dengan motif yang memiliki ritme atau perulangan.
3. Batik Kombinasi Cap dan Tulis Batik Kombinasi merupakan gabungan dari Batik Tulis dan Batik Cap sehingga akan ditemui motif-motif perulangan dan bukan perulangan. Saat ini, berkembang istilah Batik Printing, akan tetapi Batik Printing adalah tekstil bermotif serupa dengan Batik sehingga tidak termasuk dalam jenis Batik. Munculnya Batik Printing disebabkan oleh permintaan konsumen akan produk Batik namun berharga murah, dan untuk memfasilitasi pembuatan seragam batik dalam jumlah besar, seperti seragam sekolah atau kantor.
3.2.6 Proses Membatik Tahap-tahap membuat Batik yaitu: 1. Pembuatan pola Proses awal membuat Batik bermula dari sketsa di kertas. Untuk mendapatkan bentuk yang lebih rapi, menggambar pola dapat menggunakan bantuan penggaris atau kertas kotak-kotak. Untuk memperoleh kualitas garis yang baik, sketsa motif Batik dibuat menggunakan pensil dengan tingkat kehitaman lebih tinggi, yaitu minimal 5B. 2. Proses mencanting Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, proses mencanting terbagi menjadi dua, yaitu kelowong dan isen-isen. Pada proses ini, canting yang berisi malam panas ditorehkan mengikuti pola motif Batik. 3. Proses pencelupan Pewarnaan kain Batik harus melalui proses pencelupan (dyeing). Bahan pewarna Batik terbagi menjadi dua, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis (kimia). Pewarna alami contohnya daun pandan atau daun suji (hijau), kunyit (kuning tua), daun teh (cokelat muda), nila/tarum/indigofera (biru tua) dan kulit pohon mengkudu (merah tua). Pewarna sintetis contohnya napthol dan indigosol. Pada proses pewarnaan Batik, terdapat teknik coletan, yaitu memberi sedikit warna pada bagian motif yang diinginkan sebelum akhirnya dicelup untuk diberi warna dasar. 4. Proses Perebusan (melorod) Melorod adalah proses meluruhkan malam yang masih melekat pada kain. Malam akan lebih mudah terlepas dari kain jika pada proses perebusan, air mendidih ditambahkan sedikit soda abu (soda ash).
3.3.
Foormat Mediia Standaar ukuran kertas k yang digunakan diseluruh ddunia (kecu uali di merika dan kanada) terrmasuk di Indonesia I a adalah ISO 216. Stand dar ini Am meenggunakann rasio 1 bannding 1.414 42 untuk ukkuran lebar banding panjang kerrtas. Rasio ini diperkenalkan perttama kali olleh seorangg peneliti Jeerman Geeorg Lichtennberg pada tahun t 1786. Standaar ISO 2166 mempuny yai tiga serri, yaitu A, B dan C yang d den ngan angka belakangnyya. Misalnya seri maasing-masinng ukuran ditandai A: A4, A5, A6, A A7. Seteengah ukuraan A4 adalah A5, sedanngkan A5 adalah a A66 dan seteruusnya. Sejaak tahun 1977, A4 mennjadi standar ukuran kertas k surrat. Seri C adalah a ukuraan amplop.
3.4
M Koomponen Media 3.44.1
Posterr Poster ataau plakat adalah karya seni atau deesain grafis yang memuaat komposiisi gambar dan huruff di atas kkertas beruk kuran besar. Umumnya poster terd diri dari tekks dan elem men visual, selain s uhnya itu adaa juga postter yang beerisi seluruuhnya teks atau seluru visual.. Pengaplikkasiannya dengan ditempel d dii dinding atau permukaan datarr lainnya dengan d sifaat mencari perhatian mata sekuatt mungkin sekaligus menyampai m ikan inform masi. Karen na itu poster biasanya diibuat dengaan warna-waarna kontrass dan kuat.
3.4.2
Billboard Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar. Bisa disebut juga billboard adalah bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang. Billboard termasuk model iklan luar ruang (outdoor advertising) yang paling banyak digunakan. Perkembangannya pun cukup pesat. Sekarang di jaman digital, billboard pun menggunakan teknologi baru sehingga muncullah digital billboard. Ada juga mobile billboard yaitu billboard yang berjalan ke sana ke mari karena di-pasang di mobil (iklan berjalan). Mobile billboard sendiri sekarang sudah ada yang digital mobile billboard. Di Indonesia, billboard punya definisi sendiri, yaitu reklame yang berbentuk bidang dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiberglas, kain, kaca, plastik, dan sebagainya yang pemasangannya berdiri sendiri, menempel bangunan dengan konstruksi tetap, dan reklame tersebut bersifat permanen. Jadi papan iklan di atas toko pun masuk kategori billboard.
3.4.3
Flyers (pamflet) Flyer adalah salah satu media promosi yang paling sering di gunakan, selain karena bentuknya yang kecil (berukuran tidak lebih dari A4), penyebarannya juga terbilang mudah. Dan biasanya orang akan menyimpan flyer tersebut jika desain nya menarik atau mempunyai nilai tambah seperti kode diskon. Kunci efektifitas flyer memang ada pada desain nya, secara visual harus menarik, dan jangan terlalu banyak memasukkan informasi, cukup seperlunya dan garis besarnya saja. Yakinlah orang yang menerima (sambil berjalan, makan, mengerjakan aktifitas lain) tidak akan punya banyak waktu untuk membaca semua informasi jika terlalu banyak yang ingin di sampaikan.
3.4.4
Mini X-Benner Mini X-Banner adalah merupakan salah satu media promosi yang berukuran 60cm x 160cm yang berisikan informasi sebuah produk baik berupa barang maupun jasa dan tentu saja bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk menggunakan produk tersebut. media promosi ini dapat ditempatkan diatas meja karena ukurannya yang lebih kecil, sehingga dapat langsung dilihat di layanan costumer service. Mini X-Banner juga disebut media printing yang sederhana sehingga dapat memberikan pengaruh langsung kepada konsumen. Biasa digunakan untuk pameran, display produk maupun presentasi.
3.4.5
Spanduk Spanduk merupakan media luar ruangan (outdoor) dan jangkauannya lebih besar dari poster. Karena dari segi ukuran, spanduk lebih besar dari poster, namun isi dari informasinya lebih singkat. Penempatan akan ditata di tempat keramaian yang sering dilalui oleh remaja diantaranya disekitar perempatan jalan dan alun-alun kota.
3.4.6
Iklan Koran Iklan melalui surat kabar adalah pilihan lain yang murah
iklan bisnis Anda. Iklan baris iklan koran atau edisi khusus dibaca oleh orang-orang biasa dalam skala besar. Oleh karena itu, ini mungkin pilihan Anda mencapai yang lebih banyak orang, tanpa investasi terlalu banyak uang.
3.4.7
Iklan Majalah Iklan melalui majalah adalah pilihan yang efektif karna
segmen pembaca lebih spesifik sehingga perancang tinggal memilih mana pembaca yang sesuai dengan target untuk promosi.
3.4.8
Media event pameran Media yang mendukung pameran buku ini merupakan
factor pendorong adanya informasi dalam promosi. Informasi yang disampaikan untuk pameran dapat melalui media pendukung tersebut yang telah disetujui yaitu ada pra pameran (Spanduk, Poster, Billboard, mini X-Banner) , pameran berlangsung (Iklan Majalah, Iklan Koran, Web, TVC, Radio, T-Shirt, Paper Bag) dan pasca pameran (flyer, Pin, Gantungan Kunci, stiker).
3.4.9
Merchandise/ Gimmick Merchandise/ Gimmick adalah media-media pendukung
atau media sekunder. Media ini sangat membantu untuk menarik perhatian
target
sasaran
melalui
objek-objek
khusus
dan
merupakan item tambahan saja. bisa dibilang juga termasuk sales promo. intinya adalah memberikan reward kepada end-user pengunjung event, untuk mewujudkan rasa terima kasih karena menyempatkan waktu untuk mengunjungi event tersebut, sekaligus menunjukkan prestige dari si penyelenggara bahwa masih bisa bagi-bagi hadiah gratis. gimmick yang dipasangkan, bisa menjadi promo gratis bagi brand tersebut apabila dikenakan oleh sang pengunjung yang diberi gimmick tersebut.
3.5
Teknik Cetak 3.5.1
Rotogravure Rotogravure adalah salah satu teknologi dalam dunia percetakan. Pengertian Rotogravure itu sendiri dalam dunia grafika berarti cetak dalam. Atau juga disebut teknologi cetak yang biasa digunakan untuk mencetak media yang terbuat dari bahan yang fleksibel (misalnya; berbagai jenis plastik, alumunium dan kertas serta PVC). Bahan yang akan dicetak adalah dalam bentuk gulungan. Hasil dari cetakan rotogravure tersebut tidak langsung dapat dinikmati oleh konsumen, tetapi harus melalui beberapa tahap proses berikutnya. Contoh untuk kemasan makanan ringan. Plastik hasil cetakan dilaminasi terlebih dahulu dengan menempatkan rol yang telah dicetak ke mesin laminasi, kemudian plastik rol tersebut dilapisi dengan bahan perekat dan ditempelkan ke media lain berupa “metalize” (campuran antara bahan plastik yang dilapisi alumunium).
Hasil rol yang telah dilaminasi kemudian dikeringkan dengan cara ditempatkan diruang panas atau ada juga yang hanya butuh temperatur kamar biasa. -(di “aging”)- terlebih dahulu. Gulungan yang telah dikeringkan kemudian dibawa ke mesin potong atau mesin pembuat kantong, untuk memotong gulungan panjang dan lebar menjadi ukuran tertentu atau langsung dibuatkan kantongnya sesuai dengan pesanan dari produsen makanan ringan tersebut. Proses tersebut diatas hanya gambaran singkat saja, dibalik itu masih banyak sekali teknologi yang digunakan dalam dunia rotogravure untuk menghasilkan suatu kemasan. Mulai dari desain, pembuatan tabung silinder cetak dari besi, pelapisan tembaga, pembuatan gambar diatas silinder cetak besi yang telah dilapis tembaga, pelapisan chrome, pencetakan, inspeksi, laminasi, pemotongan, pembuatan kantong serta masih banyak lagi proses didalamnya. Karena dalam prosesnya merubah bentuk bahan dasar menjadi bahan jadi, biasanya proses ini dinamakan proses “converting” atau dengan kata lain adalah “converting industry” 3.5.2
Cetak Offset Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, di mana citra (image) bertinta di-transfer (atau di- "offset") terlebih dahulu dari plat ke lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan dicetak. Ketika dikombinasikan dengan proses litografi, yang berdasarkan pada sifat air dan minyak yang tidak bercampur, maka teknik offset menggunakan sebuah pemuat citra yang rata (planographic) di mana citra yang akan dicetak mengambil Ada beberapa metode cetak yaitu diantaranya :
-
Cetak dalam
-
Cetak rata (offset)
-
Cetak tinggi
-
Cetak saring Apabila kita bahas satu persatu mungkin akan memerlukan
ulasan yang cukup panjang. Disini saya akan mengurai penjelasan singkat tentang jenis cetak rata (Offset). Pada umumnya pada jenis cetak rata memerlukan acuan cetak berupa PS Plate/Master paper, Yang dibuat melalui peroses rekam dari naskah/setingan yang akan kita perbanyak sesuai dengan jumlah oplagh yang kita inginkan. Acuan berupa PS Plate/master diperbanyak secara cepat melalui alat bantu berupa mesin Offset. Metode cetak pada mesin Offset akan akan terjadi melalui acuan cetak yang terlebih dahulu dicetak terbalik pada perantara cetak, berupa Blangket atau lapisan karet pada mesin yang kemudian dicetak pada kertas yang belum dicetak.
Proses pemindahan image dari acuan cetak ke blangket inilah yang memerlukan proses kimia yang merupakan ciri khas dari mesin Offset, maka atas dasar inilah maka disebut cetak Offset. Pada proses ini juga mesin memerlukan alat bantu air pada mesin Offset dimana proses pemulasan air
dan kerataan tinta
perlu dikontrol secara berkala pada Ps Plate /master, dan akan berpengaruah besar pada hasil cetak. peran operator mesin sangat berpengaruh dan dalam menghasilkan cetakan yang baik. Dalam mengoperatori mesin Offset memerlukan skil dan kemempuan
khusus sehingga hasil cetak dapat Baik dan masukan warna dasar akan serasi, terlebih biasanya mesin bekerja dalam kecepatan tinggi.
3.5.3
Cetak Saring/ Sablon Cetak saring atau sablon atau screen printing merupakan bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Cetak saring dapat diartikan kegiatan cetak mencetak dengan menggunakan kain gasa/kasa yang biasa disebut screen (Guntur Nusantara, 2007: iii). Pada umumnya cetak mencetak dilakukan pada setiap benda padat yang datar tetapi dapat juga dilakukan di atas bentuk yang melingkar. Pada prinsipnya cetak mencetak pada berbagai macam benda padat adalah sama. Perbedaannya terletak pada jenis cat / tinta yang digunakan dan jenis produk yang akan dicetak. Menengok sejarah cetak saring atau cetak sablon telah lama dikenal dan digunakan oleh bangsa Jepang sejak tahun 1664, abad ke- 17. Ketika itu, Yuzensai Miyasaki
dan
Zisukeo
Mirose mengembangkannya
dengan
menyablon kain kimono beraneka motif yang sebelumnya dibuat motif kimono dengan tulis tangan. Ternyata lebih menekan biaya sehingga kimono motif sablon mulai b anyak digunakan oleh masyarakat Jepang. Sejak itu, teknik cetak saring terus berkembang dan
merambah
ke
berbagai
negara.
Pada
tahun
1907,
pria berkebangsaan Inggris, Samuel Simon, mengembangkan teknik sablon menggunakan chiffon sebagai pola untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari benang sutera halus. Bahan rajut inilah yang merupakan cikal bakal kain gasa untuk menyablon. Menyablon dengan chiffon caranya tinta yang akan dicetak dialirkan melalui kain gasa atau kain saring, sehingga teknik ini juga disebut silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutera.
Setelah Perang Dunia II, teknik cetak saring terus berkembang
pesat, inovasi-inovasi
terus
dilakukan
sehingga
munculah teknik-teknik baru, yang semula membuat motif secara sederhana kemudian berkembang dengan digunakannya komputer untuk membuat motif yang lebih bervariasi. Istilah cetak saring di Indonesia lebih populer dengan sebutan cetak sablon. Kata sablon berasal dari bahasa Belanda, yaitu Schablon, sehingga dalam bahasa serapan menjadi sablon (Guntur Nusantara, 2007: 2). Sablon dapat didefinisikan sebagai pola berdesain yang dapat dilukis berdasarkan contoh. Cetak sablon adalah mencetak dengan menggunakan model cetakan atau mal. Cetak saring adalah mencetak dengan menggunakan kain gasa yang dibingkai disebut screen. Proses Pembuatan Cetak saring bisa dilakukan dengan mesin seperti yang dilakukan pada pabrik printing dan bisa dilakukan secara manual seperti yang dilakukan oleh home Industri menengah dan kecil. Teknik pembuatan desain motif dengan cara: Tanpa kodatrace atau menggunakan kertas warna gelap yang diafdruk, dengan kodatrace dan komputer atau teknik sparasi warna (CMYK). Zat warna yang digunakan antara lain zat warna pigmen dan zat warna reaktif, walaupun hampir semua jenis zat warna untuk tekstil bisa digunakan. Kain tekstil yang digunakan hampir semua jenis kain tekstil, dari serat sintetis atau serat alam yang mempunyai permukaan datar bisa disablon dengan menggunakan screen.
3.5.4
Cetak Flexografi Flexografi adalah suatu teknik cetak yang menggunakan acuan cetak berupa pelat dari karet atau photopolymer. Cetak flexografi dikenal juga sebagai cetak tinggi karena tinta dialihkan dari area cetak yang lebih tinggi ke media cetak. Pemindahan tinta ke pelat cetak melaluinrol transfer yang disebut Anilox dan terbuat dari tembaga (Cu) atau keramik. Pemahaman sederhana cetak
fleksografi dapat kita lihat pada proses pembuatan stempel. Cetak flexografi banyak digunakan untuk mencetak kemasan label, corrugated (karton gelombang). Ciri khas cetak Flexografi:
3.5.5
•
Cocok untuk material berupa karton gelombang
•
Cocok untuk mencetak dengan jumlah cetak tinggi
Digital Printing Secara umum pengertian digital printing adalah proses pencetakan gambar/citra digital ke permukaan material atau media fisik. Umumnya proses ini di gunakan untuk pekerjaan pencetakan dengan volume atau jumlah terbatas. Dapat juga digunakan jika kita menginginkan personalisasi pada gambar yang dicetak atau customize. Personalisasi ini kita kenal dengan istilah “Variable Data Printing”. Pada era tahun 90-an digital printing untuk keperluan media dalam dan luar ruang dengan menggunakan mesin cetak berteknologi inkjet mulai berkembang dengan sangat dramatis. Beberapa mesin dengan teknologi ini juga digunakan sebagai alat untuk kebutuhan proofing pada cetak offset sebelum masuk pada proses produksi. Sedangkan inkjet secara massal sudah digunakan untuk keperluan kantor dan rumah. Saat ini digital printing untuk keperluan indsutri promosi juga berkembang dengan sangat luar biasa terutama yang berkaitan dengan promosi luar ruang. Dapat disimpulkan, bahwa pengertian digital printing tidak hanya dapat di artikan dan dihubungkan dengan industri cetak dengan volume besar, tapi juga dapat juga berkaitan dengan industri promosi baik dalam ruang/indoor juga luar ruang atau outdoor