BAB III TEORI TENTANG BIMBINGAN KARIR
A. Pengertian Bimbingan Karir Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris “guidane” kata guiden adalah bentuk masdar
(kata
benda) yang berasal dari kata kerja “to guide” artinya menunjukan, membimbing, atau membantu orang lain kejalan yang benar.1 Jadi bimbingan adalah bantuan kepada seseorang dalam sebuah proses pemahaman
dan
penerimaan
pada
dirinya
sendiri
serta
memperhitungkan penilaian terhadap lingkungan sosio-ekonomiya saat sekarang dan masa mendatang dan bagaimana mengintegrasikan keduanya melalui pemilihan serta penyesuaian-penyesuaian diri yang membawa kepada kepuasan hidup pribadinya.2 Karir adalah pekerjaan, profesi.3 Dibawah ini beberapa pendapat menurut para ahli tentang bimbingan karir yaitu sebagai berikut: Pertama menurut Rochman Natawidjaja bimbingan karir merupakan proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di
1
M. Arifin, pokok-pokok pikiran tentang bimbingan dan penyuluhan agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), p. 18 2 Samsul Munir Amin, bimbingan dan konseling islam, (Jakarta: Amzah, 2010), p. 5 3 Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi & Karir), (Yogyakarta: Andi, 2010), p. 201
23
24
luar dirinya, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja itu.4 Kedua menurut P.M. Hatari bimbingan karir membantu siswa dalam proses pengambilan mengenai karir atau pekerjaan utama yang memengaruhi kehidupannya di masa depan.5 Ketiga menurut Donald D. Super, seperti yang dikutip oleh Yeni Karneli, mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal penting. Pertama, proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan Kedua, memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu, hal penting dalam bimbingan karir adalah pemahaman dan penyesuaian diri, baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor-faktor yang mendukung
kemajuan
dirinya.
Faktor-faktor
yang
mendukung
perkembangan diri tersebut, misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang tua.6 Keempat menurut Winkel bimbingan karir merupakan bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan 4
Ruslan A. Gani, Bimbingan Karir Sebuah Paduan Pemilihan Karir yang Terarah,(Bandung: CV Angkasa, 2012), p. 11 5 Ruslan, Bimbingan Karir Sebuah Paduan…, p. 12 6 Anas Salahudin, M.Pd., Bimbingan & Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), p. 116
25
lapangan pekerjaan atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. Berdasarkan pengertian diatas, bimbingan karir bias bermakna suatu bantuan
dari
pembimbing
kepada
terbimbing
(siswa)
dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah karir. Bimbingan karir juga bermakna jenis bimbingan yang membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut karir tertentu.7 Kewajiban setiap manusia untuk saling membantu atau tolong menolong terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2
“Hendaknya
kalian,
wahai
orang-orang
mukmin,
saling
menolong dalam berbuat baik dan dalam melaksanakan semua bentuk ketaatan dan jangan saling menolong dalam berbuat kemaksiatan dan melanggar ketentuan-ketentuan Allah. Takutlah hukuman dan siksa Allah, karena siksa-Nya amat kejam bagi orang-orang yang menentang-Nya.”(QS. Al-Maidah (5):2)
7
Drs. Tohirin, M. Pd., Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), p. 133, p. 134
26
Ayat ini, mewajibkan orang-orang mukmin tolong menolong sesama mereka dalam berbuat kebaikan dan bertakwa untuk kepentingan dan kebahagiaan mereka. Dilarang tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran serta memerintahkan supaya tetap bertakwa kepada Allah agar terhindar dari siksaan-Nya yang sangat berat.8 Bimbingan karir atau jabatan (vocational guidance) merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang. Bimbingan karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu memberikan bimbingan agar siswa dapat memasuki kehidupan, tata hidup, dan kejadian dalam kehidupan, dan mempersiapkan diri dari kehidupan sekolah menuju dunia kerja. Di samping itu, bimbingan jabatan memiliki kisaran usaha bimbingan kepada peserta didik dalam jasa pertimbangan untuk berkerja atau tidak, dan jika perlu segera bekerja, baik parttime maupun fulltime, memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri-ciri pribadi, menentukan lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bimbingan karir merupakan suatu program yang disusun untuk membantu
8
perkembangan
siswa
agar
ia
memahami
dirinya,
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2010), p. 352
27
mempelajari dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman yang akan membantunya dalam membuat keputusan dan mendapatkan pekerjaan.9 Bimbingan karir di sekolah adalah upaya untuk membantu individu atau siswa untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki atau mereka dapat mengembangkan sebagai suatu bentuk bantuan yang sistematis untuk dapat memperoleh penyesuaian baik terhadap sekolah, siswa, maupun kehidupannya.10 Persepsi merupakan sebuah istilah yang sudah sangat familiar didengar dalam percakapan sehari-hari. Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris “perception”, yang diambil dari bahasa Latin “perception” yang berarti menerima atau mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia, kata perception diartikan dengan “penglihatan” atau “tanggapan”.11 Menurut pendapat Kartini Kartono persepsi adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang subyek dan obyeknya belum terbedakan satu dari yang lainnya (baru ada proses memiliki tanggapan). Sedangkan
menurut
Bimo
Walgito
persepsi
adalah
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan aktivitas yang integrated dalam diri. 9
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), p. 115 10 Munadir, Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: B3PTKSM, 1996), p. 12 11 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p. 117
28
Dan menurut Jalaluddin Rakhmat persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.12
B. Tujuan Bimbingan Karir Tujuan bimbingan karir, berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan pelayanan bimbingan karir di sekolah dan madrasah adalah: (a) agar siswa memperoleh informasi tentang karir atau jabatan atau profesi tertentu, (b) agar siswa memperoleh pemahaman tentang karir atau pekerjaan atau profesi tertentu secara benar, (c) agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihanpilihan karir tertentu kelak setelah selesai dari pendidikan, (d) agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karir yang akan dipilihnya kelak, (e) agar siswa mampu mengembangkan karir setelah selesai dari pendidikan. Selain tujuan di atas, bimbingan karir di sekolah dan madrasah juga bertujuan untuk: (a) mengenal berbagai jenis jabatan yang terbuka baginya dan sekaligus bermakna serta memuaskan, dan menghayati nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat yang berorientasi pada karir, (b) mampu membantu keputusan-keputusan rasional sehubungan tujuantujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang karir tertentu, (c) melaksanakan
12
keputusan-keputusan
tersebut
dalam
bentuk
www.rokhim.net./2012/05/pengertian-persepsi.html, diakses pada tanggal 23 Oktober 2015
29
mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam karir serta sikapsikap yang dituntut dalam berkarir.13 Adapun tujuan bimbingan karir, bahwa bimbingan karir ini tidak bersifat Teacher Center, melainkan sebaliknya bersifat Pupil Center. Bahwa para siswalah yang paling aktif mengenali dirinya, memahami dan menemukan dirinya, memahami gambaran dunia kerja, dan para siswa itu sendiri yang akan memilih dan memutuskan pilihannya. Adapun
para
guru/pembimbing,
hanya
memberikan
bantuan,
pengarahan, dan bimbingan. Sekalipun demikian tujuannya hanya satu yaitu agar siswa: 1.
Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensi-potensi dasar, minat, sikap, dan kecakapan.
2.
Mempelajari
dan mengetahui
tingkat
kepuasan
yang
mungkin dapat dicapai dari suatu pekerjaan. 3.
Mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dan minatnya.
4.
Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja. Artinya siswa dapat memberikan penghargaan yang wajar terhadap setiap jenis pekerjaan.
5.
Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada di lingkunganya.
6.
Mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pendidikan atau latihan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu.
13
Tohirin, Bimbingan dan Konseling…, p. 134, p. 135
30
7.
Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat.
8.
Sadar dan akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada masyarakat.
9.
Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan lingkungannya, dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
10. Akan sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang berkembang. 11. Dapat merencanakan masa depannya sehingga dia dapat menemukan karir dan kehidupannya yang serasi.14 Sedangkan tujuan bimbingan karir menurut salah satu guru BK, yaitu bertujuan agar peserta didik memahami apa yang ada dalam dirinya dengan baik dan mengetahui pekerjaan apa saja yang ada dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pekerjaan tersebut, sehingga terbentuk perpaduan yang serasi antara pekerjaan yang dipilih dengan potensi yang dimiliki.15
C. Fungsi Bimbingan Karir Sebelumnya telah dijelaskan bahwa bimbingan karir ini merupakan salah satu aspek dari bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Oleh karena itu, kurang bijaksana apabila pelaksanaan bimbingan karir tersebut terlepas dari bimbingan secara menyeluruh 14 15
2015
Ruslan, Bimbingan Karir…, p. 13, p. 14 Wawancara dengan Bpk Chandra Kusmana, guru BK kelas XI, 26 Januari
31
sehingga bimbingan yang lain jadi terbengkalai. Saat ini, bimbingan karir memang sedang mendapatkan tempat tersendiri sehingga lebih sering dilakukan. Bimbingan karir ini perlu dan penting untuk diberikan kepada para siswa, baik SMP maupun SMA dengan alasan sebagai berikut: 1.
Para siswa di tingkat SMA pada akhir semester 2 perlu menjalani pemilihan program studi atau penjurusan, apakah memilih program A1, A2, A3, atau A4. Kenyataan menunjukkan bahwa program A5 secara praktis belum atau tidak dapat berlangsung. Walaupun ada kata “memilih“, namun sebenarnya telah adanya batas tertentu dalam pengambilan program karena ada persyaratan yang terkait dengan prestasi akademik dari siswa yang bersangkutan. Penjurusan itu jelas akan menentukan masa depan siswa. Dalam
pemilihan
ini,
diperlukan
kecermatan,
serta
perhitungan yang matang dan tepat. Oleh karena itu, siswa memerlukan adanya bimbingan. 2.
Kenyataan menunjukan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari SMA akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun ke dunia kerja tentu memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja dengan senang dan baik.
3.
Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial. Merekalah yang akan menentukan bagaimana keadaan negara yang akan datang. Mereka merupakan sumber daya manusia dalam pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang sebaik-baiknya untuk menghadapi masa
32
depan, serta menyiapkan dengan baik pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan yang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Untuk mempersiapkan hal tersebut, diperlukan bimbingan karir. 4.
Pada kenyataannya, para siswa SMA sedang berada dalam masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada umumnya, mereka belum dapat mandiri sehingga masih memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian. Sehubungan dengan itu, mereka memerlukan bimbingan, termasuk bimbingan karir untuk menyiapkan kemandirian dalam hal pekerjaan.
5.
Siswa SMP juga membutuhkan bimbingan tersebut, baik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan karena sesuatu sebab tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Dengan demikian, jelaslah manfaat bimbingan karir ini. Pada pembahasan educational guidance dan vocational guidance, masalah pekerjaan pada tingkatan SMP mulai tampak sehingga perlu adanya vocational guidance, di samping educational guidance.16
D. Prinsip Bimbingan Karir Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan karir. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi
16
Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi & Karir), (Yogyakarta: Andi, 2010), p. 203, p. 204
33
pemberian layanan bantuan atau bimbingan karir, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut: 1.
Bimbingan karir ditujukan bagi semua individu. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan karir diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dengan demikian, bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan atau layanan yang berkelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang; bukan merupakan peristiwa yang terpilah satu sama lainnya.
2.
Bimbingan karir merupakan bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) yang sedang dalam proses berkembang. Dengan demikian, ciri-ciri dan tugas-tugas perkembangan pada tahap tertentu hendaknya dijadikan dasar pertimbangan dalam setiap kegiatan bimbingan karir. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan karir lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik atau pendekatan dalam setting
(adegan)
kelompok
daripada
perseorangan
(individual). Pendekatan prventif adalah layanan bimbingan untuk mencegah individu/klien agar tidak terjerumus kepada masalah dalam proses pengembangan dirinya. Pendekatan pengembangan
adalah
layanan
bimbingan
untuk
memfasilitasi laju perkembangan individu/klien. Pendekatan kuratif adalah layanan bimbingan untuk menyembuhkan
34
individu/klien dari masalah psikologis atau model pencarian jalan keluar dari masalah yang dihadapi individu. 3.
Bimbingan karir bersifat individual. Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan karir individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
4.
Bimbingan karir menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan karir karena bimbingan karir dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan itu, bahwa dalam hal ini bimbingan karir sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan pengembangan kekuatan dalam diri dan kesuksesan, karena bimbingan karir merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
5.
Bimbingan karir merupakan usaha bersama. Bimbingan karir bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai tim kerja terlibat dalam proses bimbingan karir. Program bimbingan karir akan berlangsung efektif apabila ada upaya kerja sama antar personel sekolah, juga dibantu oleh personel dari luar sekolah, seperti orang tua siswa atau para spesialis.
35
6.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan
karir.
Bimbingan
karir
diarahkan
untuk
membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan karirnya. Bimbingan karir berperanan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu. Hal itu sangat penting baginya dalam mengambil keputusan karirnya. Kehidupan karir individu diarahkan oleh tujuan karirnya, dan bimbingan karir memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyempurnakan
menyesuaikan tujuan
karir
melalui
diri,
dan
pengambilan
keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan itu. Kemampuan individu untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Oleh karena itu, bimbingan karir tidak sekadar memperhatikan hak individu untuk menentukan pilihan atau mengambil keputusan sendiri, tetapi juga membantu individu agar memperoleh keterampilan dalam mengembangkan cara-cara pemenuhan pilihan/putusan itu secara bertanggung jawab. 7.
Bimbingan
karir
berlangsung
dalam
berbagai
latar
kehidupan. Pemberian layanan bimbingan karir tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri,
lembaga
pemerintah/swasta,
dan
masyarakat. Bidang layanan bimbingan karir pun bersifat
36
multi-aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, dan pendidikan yang terkait dengan karir.17
E. Paket-paket Bimbingan Karir Paket-paket bimbingan karir yang dikeluarkan oleh Departemen pendidikan dan kebudayaan dalam rangka realisasai bimbingan karir tersebut terdiri dari 5 paket, antara lain: 1. Pemahaman diri (paket I) Paket
pemahaman
diri
merupakan
suatu
paket
yang
dimaksudkan untuk membantu siswa agar dapat mengetahui dan memahami siapa sebenarnya dirinya. Para siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami potensi, kemampuan, minat, bakat, dan cita-citanya. Oleh karena itu, paket I ini terdiri dari: a. Pengantar pemahaman diri b. Bakat, potensi, dan kemampuan c. Cita-cita/gaya hidup d. Sikap Dalam pelaksanaan, siswa dituntut untuk dapat mencapai hal tersebut sehingga dapat mengetahui dan memahami keadaan dirinya. Pertanyaan “siapa saya?” akan dapat dijawab. 2. Nilai-nilai (paket II) Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada
17
https://dianpranata92.wordpress.com/bimbingan-karir/, tanggal 23 Oktober 2015
diakses
pada
37
dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu, paket II ini mencakup: a. Nilai kehidupan b. Saling mengenal dengan nilai orang lain c. Pertentangan nilai-nilai dalam diri sendiri d. Pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain e. Nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyarakat f. Bertindak atas nilai-nilai sendiri 3. Pemahaman lingkungan (paket III) Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami keadaan lingkungan. Dengan mengetahui dan memahami lingkungan, siswa dapat mengambil langkah dengan tepat. Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan: a. Informasi pendidikan b. Kekayaan daerah dan pengembangannya c. Informasi jabatan 4. Hambatan dan mengatasi hambatan (paket IV) Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami hambatan-hambatan apa yang ada dalam rangka pencapaian tujuan (karir yang cocok) dan setelah mengetahui hambatannya maka akan mencoba cara pemecahan atas hambatan yang ada. Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan: a. Faktor pribadi b. Faktor lingkungan c. Manusia dan hambatan
38
d. Cara-cara mengatasi hambatan
5. Merencanakan masa depan (paket V) Setelah siswa memahami apa yang ada dalam dirinya, keadaan dirinya, nilai-nilai yang ada (dalam dirinya sendiri atau dalam masyarakat), lingkungan (informasi mengenai pendidikan atau pekerjaan), dan hambatan-hambatan yang ada (dalam diri sendiri atau di luar) maka siswa diharapkan mampu merencanakan masa depannya. Oleh karena itu, paket V ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan: a. Menyusun informasi diri b. Mengelola informasi diri c. Mempertimbangkan alternative d. Keputusan dan rencana e. Merencanakan masa depan Semua itu akan menjadi ideal apabila seluruh paket tersebut dapat diselesaikan pada semester pertama dan kedua sehingga siswa telah mantap pada saat pemilihan program. Hal tersebut tentu dapat membantu para siswa dalam memilih program.18
F. Peran Konselor Sekolah di dalam Pengembangan Karir Siswa Karena gerakan karir di sekolah sudah dilihat sebagai proses primer perkembangan dan pendidikan, konselor sekolah sekurangkurangnya memiliki kesempatan untuk berfungsi dalam kapasitas
18
Walgito, Bimbingan + Konseling…, p. 206, p. 207
39
perkembangan dan di satu pengertian kemampuan preventif. Meskipun guru jelas-jelas pribadi kunci dari tim pendidikan karir, konselor sekolah, berdasarkan pemahaman dan keahlian khususnya. Dapat membuat kontribusi yang bernilai bagi upaya total sekolah. Kontribusi ini dapat dikategorikan berdasarkan aktivitas berikut: 1. Koseling karir Program pendidikan karir dirancang untuk menyiapkan individu bagi pemilihan karir secara bijak, namun banyak remaja dan para dewasa muda tidak mampu mengatasi secara adekuat pengambilan keputusan yanga sangat kritis ini tanpa bantuan konselor profesional. 2. Asesmen karir Salah
satu
aspek
penting
program
pendidikan
karir
menyediakan siswa-siswa peluang untuk menilai karakteristik pribadi mereka terkait perencanaan karir dan pengambilan keputusannya. 3. Sumber daya individu dan konsultan Konselor sekolah tradisional secara aktif dalam memperoleh bahan-bahan yang tepat bagi perencanaan dan pembuatan keputusan karir. Konselor juga menyadari program, media dan bahan-bahan audiovisual informasi terkomputerisasi. 4. Agen perantara Yang jelas, konselor akan semakin dituntut aktif dalam upayaupaya kolaboratif bukan hanya dengan para guru dan pihak lain
40
di lingkup sekolah, namun juga dengan lembaga komunitas dan pekerja.19
19
Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), p. 485, p. 486, p. 487