40
BAB III TEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Profil Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang
Madrasah Aliyah Negeri Malang 1 lahir berdasarkan SK Menteri Agama No. 17 Tahun 1978, yang merupakan alih fungsi dari PGAN 6 Tahun Puteri Malang. Pengalihfungsian PGAN 6 Tahun Puteri menjadi dua madrasah, yaitu MTsN Malang II (saat ini pindah ke Jl. Cemorokandang 77 Malang) dan MAN Malang I
MAN 1 sejak masih berstatus PGAN 6 Tahun Puteri menempati gedung milik Lembaga Pendidikan Maarif di Jalan MT. Haryono 139 Malang dengan hak sewa sampai akhir Desember 1988. Kemudian pada tanggal 2 Januari 1989, MAN Malang 1
pindah ke lokasi baru yang
berstatus milik sendiri di Jalan Simpang Tlogomas I/40 Malang. Di tempat terakhir inilah; yang saat ini bernama Jalan Baiduri Bulan 40 Malang, sampai sekarang MAN Malang 1 berkembang. MAN Malang 1 memiliki geografis yang strategis yaitu berada di tengah kota Malang yang dilalui oleh angkutan dari Kota Batu Ke Kota Malang/Surabaya/Blitar. MAN Malang 1 letaknya dikelilingi oleh perguruan tinggi yaitu Unibraw, UIN, UM Malang, Unisma, Unmuh, ITN
41
sehingga anak-anak yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi akan lebih mudah mengakses ke perguruan tinggi. Pada perkembangan akademik yang bagus menjadi penyebab para peminat semakin meningkat. Jika pada tahun 80-an para peminat madrasah ini
berasal
dari
masyarakat
desa/kelurahan
Tlogomas
kecamatan
Lowokwaru dengan radius 5 km, maka pada tahun 2007/2008 terjadi peningkatan yang luar biasa hingga dari luar kota bahkan luar pulau. MAN Malang 1 adalah sebagai lembaga pendidikan umum ditingkat menengah, yang
diselenggarakan
oleh
Departemen
Agama
yang
mempunyai
keunggulan dibidang pemahaman agama Islam. Secara fisik citra yang ditampilkan adalah bernafaskan Islam, sehingga terkesan berwibawa, sejuk, rapi dan indah. Cerminan pokok yang ditampilkan kampus MAN Malang 1 adalah Islami dan terkesan modern, serta dihuni oleh orang-orang yang dekat dengan Allah SWT., ramah terhadap sesama, santun, selalu tersenyum, serta peduli terhadap lingkungannya. Ditinjau dari kelembagaan, MAN Malang 1
mempunyai tenaga
akademik yang handal dalam pemikiran, memiliki manajemen yang kokoh yang mampu menggerakkan seluruh potensi untuk mengembangkan kreatifitas civitas akademika MAN Malang I, serta memiliki kemampuan antisipatif masa depan dan proaktif. Selain itu MAN Malang 1 memiliki pimpinan yang mampu mengakomodasikan seluruh potensi yang dimiliki menjadi kekuatan penggerak lembaga secara menyeluruh. Sejak resmi
42
memiliki sebutan MAN Malang I, madrasah ini telah mengalami 5 masa kepemimpinan, yaitu: • Raimin, BA : Tahun 1978 – 1986 • Drs. H. Kusnan A : Tahun 1986 - 1993 • Drs. H. Toras Gultom : Tahun 1993 - 2004 • Drs. H. Tonem Hadi : Tahun 2004 - 2006 • Drs. H. Zainal Mahmudi, M.Ag : Tahun 2006 - Sekarang
VISI MAN 1 MALANG
Visi MAN MALANG 1 adalah Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu lulusan baik secara keilmuan, maupun secara moral dan sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya insani yang unggul di bidang iptek dan imtaq.
MISI MAN 1 Malang
Sedangkan misi dari penyelenggaran pembelajaran dan pendidikan di MAN Malang 1 terurai sebagai berikut :
1. Menumbuhkan semangat belajar untuk pengembangan Iptek dan Imtaq 2. Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan baru yang berorientasi masa depan 3. Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan inovatif.
43
4. Menumbuhkembangkan semangat penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari 5. Mewujudkan warga sekolah yang memiliki kepedulian terhadap diri, lingkungan dan berestetika tinggi
TUJUAN MAN 1 MALANG
Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di MAN Malang I adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan dan daya saing peserta didik 2. Meningkatkan wawasan berfikir ilmiah warga madrasah melalui kegiatan penelitian 3. Menciptakan proses pembelajaran yang mengasyikkan, menyenangkan, dan mencerdaskan. 4. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang berjiwa ajaran agama Islam 5. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dalam lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya yang dijiwai ajaran agama Islam
44
STRUKTUR ORGANISASI MAN MALANG 1 TAHUN 2009/2010
Kepala MAN 1 Malang : Drs. Zainal Mahmudi, M.Ag Wakil Kepala Bidang Kurikulum : Drs. Arif Djunaidi Wakil Kepala Bidang Humas : Drs. Moh. Shohib, M.Ag Wakil Kepala Bidang Kesiswaan : drs. Nur Hidayatulloh Wakil Kepala Bidang Sarana dan Pra sarana : Agung Nugroho, S.Pd Kepala Urusan Tata Usaha : Siti Aqofah Maimunah
KOORDINATOR UNIT Penelitian dan Pengembangan : Subhan, S.Pd. M.Si Program Akselerasi : Drs. Moh. Husnan Abror Perpustakaan : Riyono, S.Pd Bimbingan Konseling : Dra. Hj. Siti Kholifah Laboratorium Bahasa : Ary Budiono Laboratorium Fisika : Emi Rohanum, S.Pd Laboratorium Kimia : Dra. Sri Pusporini Laboratorium Biologi : Nur Handayani, S.P Laboratorium IPS : Drs. Sudirman, ST, S.Pd
45
Keagamaan : Drs. Moh. Dahri, S.Pd. Laboratorium Komputer : Endro Subagyo, S.Pd. Kerumah Tanggaan : Dra. H. Isrtarsyidah, S.Pd. Bimbel : Chusnul Chotimah, S.Pd Pusat Komputer : Moh. Azwar Taufiq
Pengembangan Madrasah
Rencana Pengembangan Jangka Panjang MAN Malang I
Era Kompetisi pendidikan menengah/Madrasah Aliyah berlangsung ketat dan tajam hampir tiada batas. Sekolah/ Madrasah yang tidak mampu bersaing secara fair dan terbuka akan tumbang terseleksi oleh keadaan. Menghadapi kondisi tersebut MAN Malang 1 perlu mempersiapkan diri secara mantap dengan membuat Rencana Kerja Madrasah (RKM) untuk menghadapai masa yang akan datang. Walaupun RKM bersifat umum diharapkan mampu menjadi dasar pijakan rencana tahunan MAN Malang 1. Tujuan pembuatan RKM ini untuk menakar dan memanfaatkan kekuatan yang ada, sehingga mampu memanfaatkan dan meraih peluang dalam persaingan global. RKM ini dimaksudkan agar dapat dijadikan : a. Dasar pengembangan MAN malang 1 b. Cermin keberadaan MAN malang 1 c. Dasar evaluasi dan kendala-kendala yang dihadapi untuk pembuatan atau penyempurnaan rencana strategis selanjutnya.
46
Lebih dari itu, RKM merupakan skenario realistik yang disusun berdasarkan pengalaman, kondisi saat ini serta analisis situasi terhadap komponen-komponen penentu dalam proyeksi 4 tahun kedepan, sehingga dapat diimplementasikan untuk menyusun langkah pengembangan menuju Madrasah Unggul dan terdepan. Selanjutnya MAN Malang 1 merumuskan pengembangan madrasah dalam beberapa strategi pengembangan sebagai berikut : a. Menjadikan MAN Malang 1
sebagai Madrasah Unggul di tingkat
regional dan nasional b. Meningkatkan mutu akademik c. Mencetak lulusan berjiwa enterpreneurship. d. Mengembangkan sarana fisik terutama program unggulan sukses ujian nasional/masuk
Perguruan
Tinggi
Favorit,
program
bahasa
(berkomunikasi bahasa arab dan Inggris), Teknologi Informasi dan Keagamaan. e. Meningkatkan misi pengajaran sesuai situasi dunia yang penuh perubahan. f. Mendirikan kelas internasional g. Mendirikan ma’had h. Meningkatkan kembali komitmen untuk membina kemitraan dengan masyarakat. i. Memantapkan pendanaan madrasah.
47
SARANA AKADEMIK
Dalam meningkatkan pelayanan sarana akademik, khususnya proses belajar mengajar, MAN 1 Malang melengkapi seluruh kelas yang ada dengan perangkat multimedia pembelajaran berupa LCD Projector, Laptop, dan Bahan Ajar Multimedia. Selain itu setiap kelas juga dilengkapi dengan CCTV. CCTV ini akan terkendali dalam ruang Kontrol yang dapat dilihat dari ruang kepala sekolah atau guru. Pada ruang kontrol ini, juga dilengkapi perangkat audio sistem. sehingga kegiatan belajar mengajar dapat direkam dalam format video dan audio untuk evaluasi.
PROGRAM UNGGULAN TEKNOLOGI KOMPUTER
Dunia iptek tidak asing lagi bagi siswa MAN Malang 1. laboratorium komputer sudah ada sejak tahun 1994. Pada tahun 1995 madrasah membeli 20 unit komputer dan pada tahun 2008 laboratorium komputer MAN Malang 1 telah menjadi 3 ruangan dengan satu kantor Manajemen Teknologi Komputer. Jumlah komputer sekarang sebanyak 90 unit.
Mulai tahun pelajaran 2009/2010 sebagai lembaga yang dikoordinir oleh kepala laboratorium komputer telah membuat jaringan lokal (Intranet) dengan tiga ruangan yang ber-AC, berlangganan internet 2 jalur speedy, Hotspot, Mengelola SMS gateway, mempunyai website, ruangan berkarpet serta dilengkapi dengan LCD proyektor. Program yang berjalan adalah :
48
1. Sertifikasi program setara Diploma Satu bidang TI bekerjasama dengan FKK SDI ITS dan Microsoft 2. Program tambahan Animasi (Swish, flash, AutoCad, Adobe Primer, dll) 3. Peningkatan SDM MAN Malang 1 bidang Teknologi Komputer. 4. Mengembangkan pembelajaran dengan animasi dan game 5. Pusat Komputer (Mengendalikan seluruh jaringan di MAN Malang 1) 6. Mengikuti
Lomba-lomba
bidang
Teknologi
Komputer
dengan
dibentuknya team Olimpiade bidang Teknologi Komputer.
Kerja Sama Dengan Pihak lain
Dalam mengembangkan Teknologi Informasi komputer, MAGESA telah
merealisasikan
program
dengan
melaksanakan
penandatanganan kerjasama (MoU) dengan FKK SDI ITS Surabaya dalam program sertifikasi Diploma satu. Kerjasama ini merupakan terobosan baru dibidang teknologi Informasi pada lembaga pendidikan tingkat menengah atas. Penandatanganan MoU dengan FKK SDI ITS dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2008 yang disaksikan oleh Kepala Bidang Mapenda Kanwil Depag Jatim DR. H. Suyudi, M.Ag., Kepala Depag Kota Malang Drs. H. Chomsin, M.Ag , Kepala Depag Kabupaten Malang Drs. H. Afwan Mukkarom, MA serta Pengawas pendidikan dan kepala sekolah/madrasah dilingkungan kota Malang maupun kabupaten Malang.
Kerja sama ini diharapkan siswa MAN Malang 1 setelah lulus: 1) Mendapat
sertifikat
setara
Diploma
1
dari
ITS,
sertifikat
dari
49
Microsoft selain Ijazah MAN Malang I. 2) Setiap siswa akan memperoleh konsultasi dan bimbingan dari FKK SDI ITS dalam menapaki karir. 3) Bagi para siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan mendapatkan nilai lebih. Program Sertifikasi Diploma Satu di MAGESA akan tempuh dalam waktu 2 ½
tahun. Khusus materi
Microsof Office (Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft power point, Microsoft Acces dan Microsoft Front Page) akan ditangani langsung oleh pihak Microsoft (PT. E-BIZ).
Penandatanganan
MoU
dengan
Microsoft
(PT.
E-BIZ)
waktunya bersamaan dengan penandatanganan MoU dengan ITS. Khusus materi Microsoft akan diberikan sertifikat dari Microsoft. Sistem pendidikan program setara D1 di MAGESA adalah 90% praktek dan 10% teori. Waktu 90 menit untuk satu pertemuan dan 2 kali dalam seminggu. Sistem Ujian Program setara D1 yaitu Ujian akan dilakukan setiap selesai materi, antara lain: a) Pra ujian (dilakukan selama 2 x pertemuan) b) Ujian praktikum selama 2 kali c) Test pemahaman teori 1 kali. Siswa setiap akhir semester akan diberikan penghargaan berupa transkip nilai sebagai acuan nilai total pada saat mereka menerima transkip nilai akhir.
Siswa yang berhak diwisuda (dinyatakan lulus) adalah siswa yang menempuh semua matakuliah keseluruhan program setara diploma satu. Sedang pengajarnya dari FKK SDI ITS dan Guru MAN Malang 1 yang telah lulus sertifikasi dari ITS (Pelaksanaan TOT oleh pihak ITS).
50
Kurikulum yang digunakan di MAN 1 Malang
Kurikulum MAN 1 Malang pada tahun pelajaran 2009/2010 mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (kurikulum 2006) untuk kelas X, XI dan XII.
Program kurikulum mulai tahun pelajaran 2009/2010 dibagi
menjadi 2 (dua ) yaitu : •
Program reguler dengan masa studi 3 ( tiga ) tahun.
•
Program akselerasi dengan masa studi 2 ( dua ) tahun.
1. Struktur Kurikulum
a.
Mata pelajaran kelas X yang mengalami perubahan struktur kurikulum semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 adalah :
1. Matematika : 5 jam pelajaran perminggu 2. Sejarah : 2 jam pelajaran perminggu 3. Fisika : 4 jam pelajaran perminggu 4. Biologi : 4 jam pelajaran perminggu 5. Bahasa Asing : 5 jam pelajaran perminggu, terdiri dari : a. Bahasa Perancis : 1 jam pelajaran perminggu b. Bahasa Jepang : 1 jam pelajaran perminggu c. Bahasa Jerman : 1 jam pelajaran perminggu d. Bahasa Mandarin : 1 jam pelajaran perminggu e. Bahasa Arab : 1 jam pelajaran perminggu
51
b. Mata pelajaran kelas XI dan XII program studi Ilmu Alam yang mengalami perubahan struktur kurikulum semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 adalah :
1.
Matematika : 7 jam pelajaran perminggu untuk kelas XII
2.
Kimia : 6 jam pelajaran perminggu untuk kelas XII
3.
Fisika : 6 jam pelajaran perminggu untuk kelas XII
4.
Biologi : 6 jam pelajaran perminggu untuk kelas XII
5.
Geografi : 2 jam pelajaran perminggu untuk kelas XI
c. Mata pelajaran kelas XI dan XII Program Studi Ilmu Sosial yang mengalami perubahan struktur kurikulum semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 adalah
1. Ekonomi : 8 jam pelajaran perminggu untuk kelas XII
2. Bahasa Inggris : 5 jam pelajaran perminggu untuk kelas XII
d. Mata pelajaran kelas XI dan XII program studi Ilmu Bahasa yang mengalami perubahan struktur kurikulum semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 adalah :
1. Bahasa Inggris : 8 jam pelajaran perminggu untuk kelas XII, : 6 jam pelajaran perminggu untuk kelas XI 2. Antropologi : 3 jam pelajaran perminggu untuk kelas XII
52
e. Keterampilan pada kelas XI untuk seluruh program studi, jam pelajarannya diatur sebagai berikut :
a. Bahasa Perancis : 2 jam pelajaran perminggu dengan rombel 1 kelas b. Bahasa Jepang : 2 jam pelajaran perminggu dengan rombel 2 kelas c. Bahasa Jerman : 2 jam pelajaran perminggu dengan rombel 2 kelas d. Bahasa Mandarin : 2 jam pelajaran perminggu dengan rombel 1 kelas e. Komputer : 2 jam pelajaran perminggu dengan rombel 1 kelas f. Elektro : 2 jam pelajaran perminggu dengan rombel 1 kelas
B. Temuan Data Pemanfataan E-Learning di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang
Berdasarkan hasil studi empirik berupa observasi, wawancara dan dokumentasi
yang dilakukan di MAN Malang 1 pada tahun pelajaran
2009/2010, berikut ini kami paparkan temuan data sebagai berikut :
Pemanfaatan e-learning di MAN Malang 1 oleh Civitas Akademika dapat dilakukan dengan dua cara :
1) Mengunjungi situs : http://www.magesa.my-php.net 2) Melalui kunjungan ke situs : http://www.manmalang1.sch.id lalu mengklik link magesa e-learning.
53
Lalu akan tampil tampilan web site sebagai berikut :
Gambar 1 Tampilan website Magesa E-learning MAN Malang 1
54
1. Model E-Learning yang digunakan dan dikembangkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang
Website E-Learning MAN Malang 1 dinamakan Magesa Elearning dibuat dan didesain dengan model melakukan kustomisasi dari software aplikasi learning management system (LMS) atau course management system (CMS) berbasis moodle versi 1.7.1.
Hal senada juga diungkapkan oleh Azwar (2009), menurut beliau :
Model e-learning yang digunakan dan dikembangkan di MAN Malang 1 adalah menggunakan CMS berbasis moodle versi 1.7.1 dengan melakukan penyesuaian/kustomisasi pada header dan pada beberapa bagian yang dianggap perlu disesuaikan dengan rancangan desain yang direncanakan oleh tim desain web MAN Malang 1. Untuk mendesain web e-learning yang ada oleh pihak pimpinan madrasah dibentuk tim desain web yang diketuai oleh Muh Azwar, S.Kom. Materi yang sudah diupload dalam Web tersebut adalah pelajaran TIK, Bahasa, IPA, IPS, Agama. Fitur yang ada pada website tersebut antara lain :
Macam kursus/mata pelajaran yang disajikan, diskusi
keilmuan, quis interaktif, penugasan, evaluasi. Karena masih dalam taraf pengembangan maka website tersebut masih dibangun dan dikembangkan dengan melibatkan seluruh komponen madarasah baik itu guru, siswa, maupun pimpinan madrasah.
Berdasarkan
hasil observasi dan
angket pengamatan website
magesa e-learning, yang disebar kepada siswa dan guru sejumlah 20 orang, didapatkan hasil sebagai berikut :
55
No 1 2. 3. 4. 5.
Aspek Desain Visual Kelengkapan informasi Kecepatan mengakses Kemudahan mencari website Ketersediaan fitur e-Learning : a. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar (tugas, jadual ujian,jadual ujian dll) b. Kemudahan akses ke sumber informasi (sumber referensi, artikel, materi pelajaran) c. Komunikasi dalam Kelas (Forum diskusi, mailing list, papan informasi) d. Sarana Untuk melakukan kerja kelompok (sharing file, diskusi tugas) e. Sistem Ujian online f. Fasilitas pengumpulan tugas/feedback
Prosentase Pendapat Cukup Kurang
Baik 75 % 40% 80% 85%
25 % 60% 20% 15%
70%
30%
75%
25%
80%
20%
75%
25%
70% 20%
30% 80%
Keterangan
Tabel 1 Hasil angket pengamatan terhadap website Magesa E-learning
Mencermati wawancara yang ada, siswa maupun guru menyatakan tidak mendapatkan kesulitan dalam membuka website yang ada, demikian juga dalam mendonwload maupun upload materi yang ada. Demikian diungkapkan oleh Rohmah (2009) siswa kelas XI, “Kami tidak mengalami kesulitan dalam membuka situs/website e-learning magesa, masalah download juga tak ada kendala.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Subagyo (2009), “Kami tidak mengalami kesulitan dalam membuka situs/website e-learning magesa, masalah upload materi juga tak ada kendala.”
56
2. Pengelolaan E-Learning yang digunakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang Pengelolaan E-learning Magesa MAN Malang 1 sudah dibentuk tim pengelola didasarkan SK Kepala madrasah tahun 2008. Tim pengelola mempunyai hak penuh sebagai admin pada website tersebut, yang akan mengelola
dan
mengatur
keberadaan
website
dan
mengatasi
kendala/masalah yang berhubungan dengan website.
Struktur Organisasi Pengelola Website Magesa E-learning MAN Malang 1 (www.magesa.my-php.net) adalah menyatu dengan PUSKOM yang sekaligus pengelola Situs/website (www.manmalang1.sch.id) adalah seperti berikut ini :
Kepala MAN Malang 1
Koordinator LAB TI Edro Subagyo, S.Pd
PUSKOM M. AZWAR, S.Kom
LABORATORIUM KOMPUTER
Drs. Imam Mustamar
Gambar 2 Struktur Organisasi Pengelola Website/Puskom
Siswa dapat menggunakan website tersebut sebagai user dengan mendaftarkan pada sistem keanggotaan yang ada dengan mengisi isian form yang ada pada website. Selanjutnya siswa akan mendapat konfirmasi
57
keanggotaan sebagai user melalui email, dengan hak akses pada materi pelajaran.
Guru juga dapat menggunakan website tersebut sebagai user dengan mendaftarkan pada system keanggotaan yang ada dengan mengisi isian form yang ada pada website. Selanjutnya siswa akan mendapat konfirmasi keanggotaan sebagai user melalui email., dengan kewenangan sebagai pengelola pada materi yang diampu, mendapatkan hak untuk upload materi pelajaran dan hak-hak lain yang diberikan oleh admin.
Selanjutnya pengelola menerapkan pengelolaan web berdasarkan aturan main pada software moodle yang ada, yang dapat dicermati sebagai berikut :
Management MOODLE
1) Site Management •
Website diatur oleh Admin, yang telah ditetapkan ketika membuat website.
•
Tampilan (themes) diizinkan pada admin untuk memilih warna, jenis huruf, susunan dan lain sebagainya untuk kebutuhan tampilan.
•
Bentuk kegiatan yang ada dapat ditambah.
•
Source Code yang digunakan ditulis dengan menggunakan PHP. Mudah untuk dimodifikasi dan sesuai dengan kebutuhan.
58
2) User management •
Tujuannya ialah untuk mengurangi keterlibatan admin menjadi lebih minimum, ketika menjaga keamanan yang berisiko tinggi.
•
Metode Email standar : Pelajar dapat membuat nama pemakai untuk login. Alamat email akan diperiksa melalui konfirmasi.
•
Tiap orang disarankan cukup 1 pengguna saja untuk seluruh server. Dan tiap pengguna dapat mempunyai akses yang berbeda.
•
Pengajar mempunyai hak istimewa, sehingga dapat mengubah (memodifikasi) bahan pelajaran.
•
Ada “kunci pendaftaran” untuk menjaga akses masuk dari orang yang tidak dikenal
•
Semua Pengguna dapat membuat biografi sendiri, serta menambahkan photo.
•
Setiap pengguna dapat memilih bahasa yang digunakan. Bahasa Indonesia, Inggris, Jerman, Spanyol, Perancis, dan Portugis dll.
3) Course management •
Pengajar mengendalikan secara penuh untuk mengatur pelajaran, termasuk melarang pengajar yang lain.
•
Memilih bentuk/metode pelajaran seperti berdasarkan mingguan, berdasarkan topik atau bentuk diskusi.
•
Terdapat Forum, Kuis, Polling, Survey, Tugas, Percakapan dan Pelatihan yang digunakan untuk mendukung proses belajar.
59
•
Semua kelas-kelas untuk forum, Kuis - kuis dan tugas-tugas dapat ditampilkan pada satu halaman (dan dapat didownload sebagai file lembar kerja).
•
Bahan pelajaran dapat dipaketkan dengan menggunakan file zip.
3. Pemanfaatan E-Learning di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang untuk meningkatkan kualitas Pembelajaran
Pemanfaatan e-learning MAN Malang 1
dilakukan dengan
mengunjungi situs www.magesa.my-php.net atau mengunjungi situs www.manmalang1.sch.id
lalu
mengklik
link
magesa
e-learning.
Pemanfaatan E-Learning Magesa MAN Malang 1 telah dimanfaatkan oleh guru dan siswa yang sudah terdaftar dalam web elearning tersebut.
Adapun yang dimanfaatkan dari Magesa E-learning adalah berupa : (1) materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk modul, tutorial ataupun dalam bentuk yang lain,
(2) akses penugasan dari guru, (3) forum
diskusi/diskusi keilmuan antar siswa dan antar siswa dengan guru, (4) chatting antar siswa, (5) Evaluasi pembelajaran, (6) Interaktif Kuis, (7) Materi-materi pengayaan yang berhubungan dengan mata pelajaran
Pemanfaatan elearning tersebut digunakan sebagai pelengkap terhadap pembelajaran yang berjalan secara regular. Adapun materi yang sudah tersaji dalam Magesa E-learning meliputi mata pelajaran TIK, IPA, IPS, Agama.
60
Hal yang menunjang dalam pemanfaatan tersebut adalah antusiasme dari civitas akademika MAN Malang 1 dalam pemanfaatan yang cukup tinggi, Guru selalu membimbing dan mengarahkan siswa dengan penuh semangat, pihak pimpinan madrasah sangat mendukung pemanfaatan elearning tersebut, Fasilitas akses internet yang cukup memadai.
Hal ini diungkapkan oleh Subagyo (2009) :
“Kami telah memanfaatkan e-learning magesa yang ada sesuai dengan kebutuhan kami, dan ternyata guru dan siswa antusias sekali memanfaatkan e-learning yang ada.” Hal yang senada diungkapkan pula oleh Waka Kurikulum, Djunaidi (2009) : “Kami menyambut baik antusiasme guru dan siswa dalam memanfaatkan e-learning magesa dan ternyata mampu menambah referensi belajar siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada.”
Selain itu beberapa siswa juga mengungkapkan hal serupa, Husna (2009)
Siswa Kelas XII Akselerasi, “Kami sangat antusias sekali
menyambut pembelajaran dengan e-learning magesa, sehingga kami dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana saja, sehingga kami dapat terbantu dan mampu meningkatkan motivasi belajar kami, tentunya kualitas pembelajaran di madrasah ini akan semakin baik dan meningkat.”
Demikian juga Bayu (2009) mengungkapkan bahwa “ Kami siswa Kelas XI juga sangat tertarik dengan model pembelajaran e-learning magesa, ini merupakan alternatif media pembelajaran yang ada, selain
61
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, ini tentunya akan menambah kualitas pembelajaran yang ada.”
Siswa dan guru dapat menggunakan e-learning ini dengan mendaftar pada website Magesa E-learning MAN Malang 1:
Gambar 3 Fasilitas login Ke situs atau Pendaftaran User
Jika sudah terdaftar sebagai user, maka guru dan siswa dapat menggunakan dan memanfaatkan e-learning dengan standar penggunaan yang ditetapkan aplikasi moodle.
Gambar 4 Aktivitas Siswa Mengakses E-learning Magesa
62
4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan e-learning dan solusi pemecahan masalah yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang
Kendala yang dihadapi antara lain :
a. Pengelola Kendala yang dihadapi pengelola antara lain : Keterbatasan personil pengelola web yang masih menangani pekerjaan yang lain seperti mengajar dan job-job yang lain. Kurangnya personil yang profesional dalam mengelola website tersebut. b. Keterbatasan infrastruktur Kendala infrastruktur yang ada : keterbatasan space yang dimiliki oleh website, belum semua guru mengupload materi pelajarannya pada web yang ada. Proses download yang agak lambat manakala jaringan sedang dipakai secara penuh, lambannya proses upload pengiriman hasil tugas ke web. c. Guru Kendala yang dihadapi guru antara lain : masih terbatasnya pengetahuan guru masalah pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, terutama dalam mengemas materi pelajaran untuk diupload ke web seringkali masih mengandalkan pengelola web. Belum semua guru mampu mengupload materi pelajarannya.
63
d. Siswa Kendala yang dihadapi siswa antara lain: Siswa belum terbiasa menggunakan e-learning, siswa masih memerlukan bimbingan dalam memanfaatkan e-learning magesa
Mengahadapi kendala-kendala atau hambatan dalam pemanfataan elearning tersebut, maka
pihak pimpinan madarasah dan PUSKOM
pengelola Website MAN Malang mengambil langkah sebagai solusi pemecahan masalah antara lain: a) Menempatkan, memilih dan menambah personil yang professional dalam
pengelolaan web, b) Merencanakan
menambah space/kapasitas ruang website yang ada dengan berlangganan pada jasa penyedia hosting yang ada. c) Melakukan diklat penggunaan aplikasi elearning yang khususnya software moodle pada guru dan siswa. d) Melakukan pembenahan, pengembangan dan pemeliharaan jaringan internet/LAN yang ada di MAN Malang 1. e) Melakukan diklat penyusunan bahan materi, penugasan, evaluasi pada aplikasi elearning yang ada. f) Melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi sistem e-learning yang ada kepada siswa dan guru.
Hal tersebut diungkapkan oleh Azwar (2009) selaku Koordinator PUSKOM MAN Malang 1 : Mengatasi kendala-kendala yang ada yang ada maka kami kami akan : Merencanakan menambah space/kapasitas ruang website yang ada dengan berlangganan pada jasa penyedia hosting yang ada, Melakukan diklat penggunaan aplikasi e-learning yang khususnya software moodle pada guru dan siswa, Melakukan pembenahan,
64
pengembangan dan pemeliharaan jaringan internet/LAN yang ada di MAN Malang 1, Melakukan diklat penyusunan bahan materi, penugasan, evaluasi pada aplikasi e-learning yang ada. Melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi system e-learning yang ada kepada siswa dan guru, dan juga akan memilih menempatkan dan menambah personil pengelola web yang professional pada bidangnya. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Kepala MAN malang 1 yaitu Drs. Zainal Mahmudi, M.Ag. dan juga Waka Sarana Prasarana yaiitu Agung Nugroho, S.Pd. Mahmudi (2009) berpendapat :
Kami telah mendengar kendala-kendala dalam pemanfaatan elearning magesa, selanjutnya kami telah berkoordinasi dengan semua Waka dan koordinator PUSKOM untuk mengambil langkah-langkah pemecahan masalah yang dihadapi, dengan langkah-langkah seperti yang diungkapkan oleh Koordinator PUSKOM.
C. PEMBAHASAN
1. Model E-Learning yang digunakan dan dikembangkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang
MAN Malang 1 yang
membangun aplikasi e-learningnya
menggunakan software berbasis pada Learning Management system (LMS) atau Course Management System (CMS) yaitu dengan menggunakan software open source moodle versi 1.7.1. Selanjutnya melakukan penyesuaian pada beberapa bagian disesuaikan dengan perencanaan yang telah dilakukan oleh tim pengelola Website yang dikoordiatori oleh Muh. Azwar, S.Kom.
65
Penyediaan atau pengadaan sistem e-learning dalam suatu organisasi khususnya lembaga pendidikan seperti madarasah, ada tiga alternatif yaitu ; (1)
Mengembangkan sendiri, artinya madrasah perlu membentuk tim
pengembangan system dan perlu mananjemen proyek tersebut. (2) Membeli sistem yang sudah ada, hal ini dipilih manakala tersedianya anggaran. (3) Menggunakan open source e-learning system, saat ini terdapat beberapa system e-learning berbasis open source sperti moodle, claroline, joomla. Jelas, bagi madrasah yang akan memamfaatkan software ini tidak perlu membayar. MAN 1 Malang memilih alternatif pilihan ketiga, yaitu mengembangkan dari software open source yaitu moodle.
Model yang dikembangkan yang terbaik dan direkomendasikan adalah dengan mengimplementasikan e-learning dengan sebuah learning management system (LMS) yang komprehensif yaitu dengan software moodle. Kenyataannya cara terbaik untuk melacak, memonitor, mencatat dan mengelola berbagai program kursus adalah melalui learning management system yang komprehensif. Sebuah learning management system yang baik didasarkan pada berbagai program trainning yang modern. Sistem tersebut akan melacak pemanfaatan kursus, menangani registrasi, jadwal kelas, memonitor keefektivan biaya dan sebagainya. Sebagai tambahan , migrasi ini harus dapat memenuhi tujuan strategis perusahaan dan kemudian LMS anda dapat mengukur bagaimana efektifitas dari migrasi tersebut dalam rapat tentang tujuan perusahaan tersebut.
66
Keunggulan didapatkan dari membangun E-Learning dengan menggunakan moodle: • Sederhana,efisien, ringan dan kompatibel dengan banyak browser. • Mudah cara instalasinya serta mendukung banyak bahasa termasuk Indonesia • Tersedianya manajemen situs untuk pengaturan situs keseluruhan, mengubah theme, menambah module dan sebagainya. • Tersedianya manajemen pengguna • Manajemen kursus, penambahan jenis kursus, pengurangan atau pengubahan kursus • Modul Chat, modul pemilihan (polling), modul forum, modul untuk jurnal, modul untuk kuis, modul untuk survey dan workshop serta masih banyak yang lainnya • Free dan opensource software Hal senada juga dilakukan oleh MAN Malang 1 yang membangun aplikasi e-learningnya menggunakan software berbasis pada Learning Management system (LMS) atau Course Management System (CMS) yaitu dengan menggunakan software open source moodle versi 1.7.1. Selanjutnya melalukan penyesuaian pada beberapa bagian disesuaikan dengan perencanaan yang telah dilakukan oleh tim pengelola Website.
Kemudian setelah aplikasi e-learning sudah tersaji
maka
pengelola website bersama guru dan siswa memanfaatkan e-learning
67
tersebut. Guru dapat mengupdate materi pelajarannya, memberikan penugasan, dan melaksanakan evaluasi dan memberikan penilaian pada aktivitas pembelajaran yang dialakukan oleh siswa secara berkala dan berkelanjutan.
2. Pengelolaan E-Learning yang digunakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang
Pengelolaan E-Learning MAN 1 Malang dilakukan dengan membentuk Tim Pengelola sebagai berikut : Kepala MAN Malang 1
Koordinator LAB TI Edro Subagyo, S.Pd
PUSKOM
LABORATORIUM KOMPUTER
M. AZWAR, S.Kom
Drs. Imam Mustamar
Gambar 5 Struktur Organisasi PUSKOM
Koordinator PUSKOM bertugas mengelola website yang dimiliki oleh MAN Malang 1 yaitu situs utama yaitu www.manmalang1.sch.id dan situs magesa e-learning www.magesa.my-php.net. Pengelolaan yang dilakukan mulai desain web, update content, update materi, pemeliharaan
68
web dengan mengkoordinasikan dengan pihak-pihak yang berhubungan seperti kepala madasrah, waka, TU, guru dan siswa.
Pengelolaan content/materi
yang
pelajaran
dilakukan secara
berkala
adalah
melakukan
update
dan
berkelanjutan
dengan
berkoordinasi dengan guru materi pelajaran yang ada. Selain itu juga melakukan sosialisasi kepada guru dan siswa tentang standar penggunaan dan pemanfaatan magesa e-learning.
3. Pemanfaatan E-Learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang
Pemanfaatan e-learning MAN Malang 1
dilakukan dengan
mengunjungi situs www.magesa.my-php.net atau mengunjungi situs www.manmalang1.sch.id
lalu
mengklik
link
magesa
e-learning.
Pemanfaatan E-Learning Magesa MAN Malang 1 telah dimanfaatkan oleh guru dan siswa.
Adapun yang dimanfaatkan dari Magesa E-learning adalah berupa : (1) materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk modul, tutorial ataupun dalam bentuk yang lain,
(2) akses penugasan dari guru, (3) forum
diskusi/diskusi keilmuan antar siswa dan antar siswa dengan guru, (4) chatting antar siswa, (5) Evaluasi pembelajaran, (6) Interaktif Kuis, (7) Materi-materi pengayaan yang berhubungan dengan mata pelajaran
69
Pemanfaatan elearning tersebut digunakan sebagai pelengkap terhadap pembelajaran yang berjalan secara regular. Adapun materi yang sudah tersaji dalam Magesa E-learning meliputi mata pelajaran TIK, IPA, IPS, Agama.
Hal yang menunjang dalam pemanfaatan tersebut adalah antusiasme dari civitas akademika MAN Malang 1 dalam pemanfaatan yang cukup tinggi, Guru selalu membimbing dan mengarahkan siswa dengan penuh semangat, pihak pimpinan madrasah sangat mendukung pemanfaatan elearning tersebut, Fasilitas akses internet yang cukup memadai.
Hal yang menunjang dalam pemanfaatan tersebut adalah antusiasme dari civitas akademika MAN Malang 1 dalam pemanfaatan yang cukup tinggi, Guru selalu membimbing dan mengarahkan siswa dengan penuh semangat, pihak pimpinan madrasah sangat mendukung pemanfaatan elearning tersebut, Fasilitas akses internet yang cukup memadai.
Pemanfaatan E-learning ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah. Senada dengan itu, Lamhot Simamora (2002) mengemukakan penelitian tentang hasil pembelajaran yang menggunakan e-learning sebagai berikut :
1. Kualitas siswa jauh melebihi dibandingkan kelas konvensional 2. Siswa memiliki antusiasme yang tingi dalam mengikuti dan menyelesaikan proses. 3. Adanya tingkat kepuasan yang substansial pada siswa melalui pendekatan constructive paedagogical.
70
E-Learning juga mampu dengan baik menyampaikan materi pembelajaran secara baik dan lengkap (teks, grafik, gambar, foto, suara dan video). Selain format tampilan yang atraktif, e-Learning tersedia tanpa batas waktu dalam artian setiap saat dapat diakses, digunakan, dan dapat menjadikan setiap siswa menjadi mandiri.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya pemanfaatan E-Learning dapat digunakan sebagai komplemen dan suplemen dalam pembelajaran di madrasah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah. Senada dengan pendapat Siahaan (2003), terdapat tiga fungsi atau manfaat e-learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom setting), adalah sebagai berikut : 1. Suplemen. Dikatakan berfungsi sebagai suplemen atau tambahan apabila peserta
didik
mempunyai
kebebasan
memilih,
apakah
akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran. 2. Komplemen. Dikatakan berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai
komplemen
berarti
materi
pembelajaran
elektronik
diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
71
3. Subtitusi.
Beberapa
Perguruan
Tinggi
di
Negara-negara
maju
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain seharihari mahasiswa. E-Learning dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
menjadi materi
reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi
peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk
72
mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas. Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) manfaat Pembelajaran electronic learning (e-Learning) itu terdiri atas 4 hal, yaitu: (1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001). (2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. (3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka
73
jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benarbenar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan. (4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian guru/dosen/ instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran berbasis electronic learning pada magesa e-learning MAN Malang 1 dilakukan dengan memadukan sistem pembalajaran di kelas secara regular yang ada. Sehingga posisi magesa e-learning adalah sebagai pelengkap (komplemen) terhadap pembelajaran yang ada. Materi pelajaran yang sudah diupload antara lain IPA, IPS, Agama, bahasa. Sehingga apabila guru dan siswa telah terdaftar sebagai user, maka dapat memanfaatkan magesa e-learning yang ada.
Di MAN Malang 1 guru mengarahkan siswa untuk memanfaatkan elearning ini, dengan memberikan instruksi atau bimbingan kepada siswa kapan
mengaksesnya,
tugas
apa
yang
harus
diselesaikan,
kapan
penyelesainnya dan bagaimana proses penyelesain tugasnya. Selain itu
74
siswa juga diberikan kesempatan mengakses materi-materi pelajaran tanpa bimbingan guru.
4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan e-learning dan solusi pemecahan masalah yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang
Kendala-kendala yang mengemuka dalam pemanfataan e-learning tersebut antara lain: 1) Pengelola, Keterbatasan personil pengelola web yang masih menangani pekerjaan yang lain seperti mengajar dan mendapat tugas tambahan yang lain, 2) Keterbatasan infrastruktur web site, keterbatasan space yang dimiliki oleh website, proses download yang agak lambat manakala jaringan sedang dipakai secara penuh, lambannya proses upload pengiriman hasil tugas ke web, 3) Guru : masih terbatasnya pengetahuan guru masalah pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, terutama dalam mengemas materi pelajaran untuk diupload ke web seringkali masih mengandalkan pengelola web, belum semua guru mampu mengupload materi pelajarannya pada web yang ada. 4) Siswa : Siswa belum terbiasa menggunakan e-learning, siswa masih memerlukan bimbingan dalam memanfaatkan e-learning magesa.
Menghadapi kendala-kendala atau hambatan dalam pemanfataan elearning tersebut, maka
pihak pimpinan madarasah dan PUSKOM
pengelola Website MAN Malang mengambil langkah sebagai solusi pemecahan masalah antara lain: a) Menempatkan, memilih dan menambah
75
personil yang professional dalam
pengelolaan web, b) Merencanakan
menambah space/kapasitas ruang website yang ada dengan berlangganan pada jasa penyedia hosting yang ada. c) Melakukan diklat penggunaan aplikasi elearning yang khususnya software moodle pada guru dan siswa. d) Melakukan pembenahan, pengembangan dan pemeliharaan jaringan internet/LAN yang ada di MAN Malang 1. e) Melakukan diklat penyusunan bahan materi, penugasan, evaluasi pada aplikasi elearning yang ada. f) Melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi sistem e-learning yang ada kepada siswa dan guru.
Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat para ahli. Ahli-ahli pendidikan dan internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran (Bullen, 2001; Hartanto dan Purbo, 2002; Soekartawi et.al, 1999; Yusup Hashim dan Razmah, 2001) antara lain:
a. Analisis kebutuhan (need analysis) Satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan e-learning. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan atau need analysis. Kalau analisis ini telah dilaksanakan dan jawabannya adalah membutuhkan atau memerlukan e-learning, maka tahap berikutnya adalah membuat studi kelayakan (Soekartawi, 1995), yang komponen penilaiannya adalah: - Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible).
76
- Apakah secara ekonomis menguntungkan (economically profitable). - Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh masyarakat (socially acceptable). b. Rancangan instruksional c. Tahap pengembangan d. Pelaksanaan (Prototype) e. Evaluasi Faktor-faktor yang dibutuhkan yang menunjang keberhasilan pemanfaatan e-learning adalah sebagai berikut : kesadaran semua pihak baik institusi, guru maupun mahasiswa tentang pentingnya e-learning, kemauan dan kemampuan serta SDM, sarana dan prasarananya, informasi yang selalu up to date, akses cepat dan (diharapkan gratis), serta sosialisasi. Dalam penerapan e-learning harus juga diperhatikan masalahmasalah yang sering dihadapi sebagai berikut: - Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang lain. - Masalah
ketersediaan
software
(piranti
lunak).
mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal. - Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.
Bagaimana
77
- Masalah skill dan knowledge. - Sikap terhadap ICT (Information and Communication Technology). Kebijakan institusi pendidikan dalam memanfaatkan teknologi internet menuju e-learning perlu kajian dan rancangan mendalam. Elearning bukan semata-mata hanya memindahkan semua pembelajaran pada internet. Hakikat e-learning adalah proses pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet. Di samping prinsip sederhana, personal, dan cepat perlu dipertimbangkan, juga mempertimbangkan komunikasi pembelajaran perlu didesain seperti layaknya pembelajaran konvensional. Di sini perlunya pengembangan model e-learning yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penanaman nila-nilai dan sentuhan kepribadian sulit dilakukan. Di sini tantangan bagi para pengambil kebijakan dan perancang e-learning. Oleh karena itu fungsi e-learning adalah untuk memperkaya wawasan dan pemahaman peserta didik, serta proses pembiasaan agar melek sumber belajar khususnya teknologi internet. Ada empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah. Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga tersedianya
78
infrastruktur yang memadai. Keempat administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran. Kunci sukses terealisasinya program e-learning, yakni adanya perencanaan dan leadership yang terarah dengan mempertimbangkan efektifitas
dalam
pembiayaan,
integritas
system
teknologi
serta
kemampuan guru dalam mengadaptasi perubahan model pembelajaran yang baru yang sudah barang tentu didukung kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta mempersiapkan budaya belajar. Selanjutnya membudayakan belajar berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komputer). Untuk mempersiapkan budaya belajar berbasis TIK adalah keterlibatan orang tua murid dan kultur masyarakat akan teknologi serta dukungan dari lingkungan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan. Pembentukan kominitas TIK sangat mendukung untuk membudayakan anak didik dengan teknologi. Selain itu juga perlu meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki guru untuk menyelenggarakan model pembelajaran e-learning. Pertama kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah
paedagogis
yang
dituangkan
dalam
rencana
pembelelajaran. Kedua, penguasaan TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan berkualitas dan yang ketiga
79
adalah penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui oleh guru dalam pengembangan bahan pembelajaran adalah mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik mungkin dalam bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video dan bahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaedahkaedah evaluasi pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Demikian juga bahan pengayaan (additional matter) hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut selesai maka secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs e-learning yang telah dibuat. Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan elearning/digital classroom adalah guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet.
