30
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulis dalam proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Penggunaan metode dalam penelitian begitu penting karena akan berdampak terhadap kebutuhan suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Surakhmad (1982: 139) penelitian deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi pula analisis dan interpretasi data itu sendiri. Penggunaan metode deskriptif ditujukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Hal ini tentunya dilakukan atas dasar asumsi bahwa penelitian ini dirancang dengan tujuan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan status gejala pada saat penelitian dilakukan. Salah satu hal yang termasuk dalam metode ini adalah proses pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, daftar, dan peta sehingga analisis dan penafsiran data tersebut memiliki makna dan akhirnya membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian yang lebih lanjut. Surakhmad (1982:139) menyatakan bahwa : Metode deskriptif esensinya membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil studi komparatif atau mengukur sesuatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, tes, interview, dan lain-lain atau mengadakan klasifikasi, ataupun mengadakan penilaian, menetapkan standar (normatif), menetapkan hubungan dan kedudukan (status) satu unsur dengan unsur lain.
31
Penulis menggunakan metode deskriptif dalam peneltian ini karena metode deskriptif merupakan suatu metode yang tepat dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu setting kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penulis bermaksud mengidentifikasi kegiatan industri rumah tangga kerajinan payet di Desa Mekarsari Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, serta menganalisis hubungan antara industri rumah tangga kerajinan payet dengan kondisi sosial ekonomi pengusaha karajinan payet. B. Variabel Penelitian Variabel merupakan konsep yang tidak pernah tertinggal dalam setiap penelitian. Menurut Hasan (2004:12) variabel adalah konstruksi yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum. Nilai suatu variabel dapat dinyatakan dengan angka atau kata-kata. Singarimbun (1987:48) menjelaskan bahwa variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai, sedangkan Arikunto (2002:99) mengartikan variabel sebagai objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu: 1. Variabel bebas (Variabel X) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Selain itu variabel bebas juga merupakan variabel yang menunjukkan adanya gejala atau peristiwa, sehingga diketahui intensitas atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
32
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan industri rumah tangga kerajinan payet dengan penjabaran indikator di antaranya adalah sebagai berikut : modal, penggunaan bahan dasar, produksi, teknologi, tenaga kerja, dan pemasaran. 2. Variabel terikat (Variabel Y) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah kondisi sosial ekonomi para pengusaha kerajinan payet dengan indikator variabel yaitu pendapatan, pendidikan dan kepemilikian fasilitas hidup. Untuk lebih lanjutnya penggambaran kedua variabel tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : Variabel Bebas (X) Industri Rumah Tangga Kerajinan Payet
Input • Modal • Penggunaan Bahan Dasar • Teknologi • Tenaga Kerja
Variabel Terikat (Y) Kondisi sosial ekonomi pengusaha
kerajinan
payet
dengan indikator variabel sebagai berikut: •
Pendapatan
Proses • Proses Produksi
•
Pendidikan
Output • Pemasaran • Produksi Kerajinan
•
Kepemilikan fasilitas hidup
33
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan gejala fisik maupun sosial di daerah penelitian yang terdiri atas variabel yang mendukung. Menurut Sugiyono (2009:55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sumaatmadja (1988:112) populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti atas semua kasus individu dan gejala yang ada di daerah penelitian. Populasi penelitian geografi meliputi kasus, masalah tertentu baik perorangan maupun kelompok dan masalah fisis, sosial, ekonomi, budaya, politik, yang ada pada ruang geografi tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha kerajinan payet yang berada di wilayah Desa Mekarsari Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat sebanyak 20 pengusaha kerajinan payet.
34
Tabel 3.1 Komposisi Penduduk Desa Mekarsari Berdasarkan Mata Pencaharaian No
Mata Pencaharian
Jumlah
1
Petani
454
2
Buruh Tani
650
3
Buruh swasta
2993
4
Pegawai negeri
538
5
TNI / POLRI
43
6
Pedagang
249
7
Pengusaha kerajinan payet
20
8
Montir
10 Jumlah
4957
Sumber : Data Profil Desa Mekarsari Tahun 2010 2. Sampel Menurut Sumaatmadja (1988:112) sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang dapat mewakili populasi yang bersangkutan. Kriteria yang mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada dalam populasi, yang harus dimiliki oleh sampel namun dalam penarikan sampel ini tidak ada ketentuan yang pasti, sedangkan menurut Arikunto (2002:109) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian kali ini, sampel yang digunakan adalah sampel total / sensus (Census Sampling), pengampilan sampel ini dicirikan oleh pengambilan seluruh populasi sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 100 % dari jumlah populasi, yaitu 20 pengusaha kerajinan payet dan 65 tenaga kerja.
35
Tabel 3.2 Persebaran Industri Rumah Tangga Kerajinan Payet Di Desa Mekarsari No
RT
RW
Jumlah (Unit)
1
01
01
1
2
03
01
2
3
04
01
8
4
03
06
4
5
01
09
1
6
04
09
2
7
01
10
2
JUMLAH
20
Sumber : Hasil Pra Penelitian Tahun 2010 D. Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian Tabel 3.3 Nama Pengusaha dan Tenaga Kerja No Responden 1
POPULASI / SAMPEL PENELITIAN IBU ERNAWAATI
POPULASI / SAMPEL TENAGA KERJA 6
2 3 4 5 6
IBU IMAS IBU TITIN IBU ENUNG BAPAK DIKI BAPAK MULYANA
5 10 6 7 7
7 8 9 10 11
IBU WARIDAH IBU YATI IBU LENI BAPAK DADAN ABAH ENGKANG
5 9 8 10 10
12
BAPAK TAUFIK
9
13 14 15 16
BAPAK ENDANG IBU RINI IBU YATI BAPAK UJANG JUNAEDI
10 11 10 8
17 18 19
BAPAK UDIN BAPAK CUCUN IBU SUSI
10 6 12
20
BAPAK KURNIA
10
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2011
36
Populasi penelitian kali ini adalah seluruh pengusaha kerajinan payet di Desa Mekarsari Kecamatan Ngamprah. Sedangkan pengampilan sampel ini dicirikan oleh pengambilan seluruh populasi sebagai sampel penelitian dimana sampel penelitiannya adalah 20 pengusaha kerajinan payet dan 65 tenaga kerja. Karena sebagian besar tenaga kerja tersebar di beberapa wilayah seperti Desa Ciburuy, Desa Ngamprah, Desa Cilame, Desa Ciburial, bahkan sampai ke Garut serta Tasikmalaya maka proses pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling). Jadi tenaga kerja yang dimaksud dalam usaha kerajinan payet ini adalah para koordinator payet, koordinator bordir, dan beberapa pengrajin payet (maklun). Sedangkan ratusan atau ribuan dari para maklun dan pengrajin bordir itu sendiri bukan merupakan karyawan atau tenaga kerja, melainkan mitra kerja pengusaha kerajinan payet. Adapun untuk satu koordinator ini dapat mengkoordinasi pekerja antara 10 -100 maklun, dan pengrajin bordir. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Lapangan Observasi lapangan adalah teknik pengamatan langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas menyangkut objek penelitian. Observasi lapangan dilakukan secra terkontrol sesuai masalah yang akan diteliti. Hal-hal yang diteliti mencakup faktor-faktor geografi yang mempengaruhi industri rumah tangga kerajinan payet dengan kondisi sosial-ekonomi pengusaha kerajinan payet.
37
2 Studi Literatur Studi literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari bukubuku, majalah, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Melalui teknik ini penulis memperoleh teori-teori atau konsep-konsep yang relevan berhubungan dengan masalah-masalah penelitian yang penulis kumpulkan dari beberapa literatur terkait. Hal ini dimaksudkan agar dapat melengkapi data dalam rangka analisa permasalahan yang diteliti. Data yang digunakan di antaranya adalah buku dan literatur mengenai industri, usaha kecil dan menengah, teori lokasi industri, dan teknik kerajinan payet untuk pemula. 3 Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Studi ini digunakan untuk melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti misalnya tentang jumlah penduduk, mata pencaharian dan lain-lain. Adapun data yang digunakan adalah Data Profil Desa Mekarsari Tahun 2010 dan penelitian-penelitian yang membahas mengenai kerajinan dan industri kecil. 4. Wawancara Melalui wawancara, data dikumpulkan dengan cara mengontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data (responden). Wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi.
38
Jenis wawancara di antaranya yaitu : a.
Wawancara bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
b.
Wawancara
terpimpin,
yaitu
wawancara
yang
dilakukan
oleh
pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. c.
Wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara bebas dan terpimpin dimana setiap wawancara yang dilakukan, mengacu pada instrumen yang tersedia dan menanyakan tentang hal yang berkaitan dengan kajian penelitian. Hal-hal yang menjadi pertanyaan dalam teknik wawancara ini adalah : 1)
Modal
2)
Penggunaan bahan baku / bahan dasar
3)
Produksi
4)
Teknologi industri rumah tangga
5)
Tenaga kerja
6)
Pemasaran
7)
Pendapatan
8)
Pendidikan
9)
Kepemilikan fasilitas hidup
F. Langkah-Langkah Pengolahan Data Langkah-langkah pengolahan data di antaranya adalah sebagai berikut :
39
40
1. Pemeriksaan data yaitu memeriksa perolehan data yang terdapat pada instrumen penelitian dengan mengecek kelengkapan jawaban responden. 2. Klasifikasi data yaitu penggolongan data berdasarkan kriteria yang ditentukan 3. Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat. 4. Menghitung frekuensi jawaban/data. 5. Menghitung persentase dengan teknik persentase dari setiap data yang diperoleh. 6. Menampilkan data dalam bentuk tabel. 7. Mendeskripsikan data yang diperoleh, sesuai dengan pertanyaan dan maksud dalam penelitian. G. Teknik analisis data 1. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan dengan formula persentase. Data yang terkumpul adalah data berupa tabel, bagan, serta peta selanjutnya dianalisis secra kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan formula persentase yang rumusnya adalah sebagai berikut : P%=
f x100% n
Keterangan : P = besarnya persentase hasil penelitian
f = frekuensi jawaban n = jumlah seluruh responden % = bilangan konstan
41
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Skor Persentase Persentase
Kriteria
O
Tidak ada
1-24 %
Sebagian kecil
25-49%
Kurang dari setengahnya
50%
Setengahnya
51-74%
Sebagian besar
75-99%
Hampir Seluruhnya
100%
Seluruhnya
Sumber : Santoso dalam Arbilly (2010:51) 2. Rumus Koefisien Korelasi Kontingensi (C) Rumus Koefisien Korelasi Kontingensi (C), digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel nominal dengan variabel nominal. Koefisien kontingensi dirumuskan:
( Hasan 2004 : 46) Keterangan: C
= Kontingensi
n
= Jumlah data
X2
= Chi Kuadrat
Menghitung derajat besarnya hubungan antara dua variabel itu (yang di sini dapat disebut; koefisien) selalu diukur dengan hasil yang dinyatakan dalam lambang bilangan antara 0,00 dan 1,00 (atau-1,00). Jika diperoleh hasil 0,00, berarti bahwa hubungan antara variabel-variabel yang dimaksud tidak ada. Sebaliknya, kalau hasil yang diperoleh dari perhitungan itu berjumlah (1,00 atau 1,00), berarti bahwa hubungan itu ada secara sempurna. Selain itu untuk
42
menentukan keeratan hubungan/korelasi antar variabel yang dinyatakan dalam jumlah bilangan antara 0,00 – 1,00 dapat digunakan tabel 3.5 di bawah ini : Tabel 3.5 Interval Nilai Koefisien Korelasi Dan Kekuatan Hubungan No.
Interval nilai
Kekuatan hubungan
1
KK =0
2
0,00-0,20
Sangat rendah atau lemah sekali
3
0,20-0,40
Rendah atau lemah tapi pasti
4
0,40-0,70
Cukup berarti atau sedang
5
0,70-0,90
Tinggi atau kuat
6
0,90-1,00
Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat
Tidak ada
diandalkan 7
KK = 1
Sempurna Sumber : Hasan (2004:44)