31
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen dengan menggunakan desain one group pretest-postest. Metode pra-eksperimen ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen (terikat). Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen (bebas). Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol (Sugiyono, 2009). Desain penelitian one group pretest-postest dapat digambarkan sebagai berikut: O1 X O2 Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:
= pretes (sebelum diberi perlakuan) O1 O2 = postes (setelah diberi perlakuan) (O2-O1) = pengaruh perlakuan pembelajaran yang diberikan. (Sugiyono, 2009)
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas XI salah satu sekolah SMA Negeri di Kab. Bandung berjumlah 45 orang. Pemilihan kelas ini berdasarkan saran dari guru bidang studi yang bersangkutan, karena menurut beliau kelas tersebut dinilai
31
32
memiliki kompetensi akademik IPA yang lebih baik dibandingkan dengan kelas lainnya. Jumlah siswa dalam penelitian ini sebanyak 45 orang.
C. Prosedur Percobaan 1.
Tahap 1 (Tahap Persiapan) Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Menentukan materi yang dapat dikembangkan dengan model Problem Based Learning (PBL), yaitu dengan cara menganalisis standar isi mata pelajaran kimia SMA, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan materi kimia pada kurikulum. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka diputuskan bahwa materi untuk penelitian adalah kelarutan dan hasilkali kelarutan pada sub pokok bahasan hasilkali kelarutan dan reaksi pengendapan. Selain itu, dilakukan pula studi kepustakaan tentang model PBL, penguasaan konsep, dan keterampilan proses sains. b. Mencari masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. c. Menyusun konsep pemecahan masalah yang dapat mengantarkan ke arah konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan e. Menyusun instrumen yang dapat mengukur hasil penelitian yang diharapkan. f. Melakukan validasi seluruh instrumen kepada kelompok ahli serta melakukan uji coba tes tertulis dan analisis hasil uji coba soal.
33
g. Merevisi/memperbaiki instrumen. h. Menentukan subyek penelitian. i. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. 2. Tahap 2 (Tahap Pelaksanaan) Kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dilakukan pretes dan dilanjutkan dengan penerapan
tahap-tahap
pembelajaran
berupa
tahap
menghantarkan
dan
memfokuskan masalah yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Pertemuan kedua berupa kegiatan praktikum, dan pertemuan terakhir berupa tahap penampilan hasil karya berupa hasil laporan praktikum dalam bentuk poster, dilanjutkan dengan evaluasi dengan melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa dan terakhir pelaksanaan postes dan wawancara. Semua kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu dengan mengikuti skenario pembelajaran PBL. 3. Tahap 3 (Tahap Akhir) a. Mengolah data hasil penelitian. b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan penelitian.
34
Analisis Materi pada Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas XI
Analisis topik Hasil Kali Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan
Studi Kepustakaan PBL, Penguasaan Konsep, dan Keterampilan Proses Sains
Standar Kompetensi Pencarian Masalah yang Indikator-indikator dan Kompetensi Dasar Kontekstual pengusaan konsep dan keterampilan proses sains Penyusunan Konsep Pemecahan Kompetensi Masalah Tahap1 Penyusunan RPP PBL pada Materi Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan Penyusunan Instrumen Penelitian Pembuatan Pengujian Perbaikan Pretes Tahap2 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Postes Wawancara Pengumpulan Data Pengolahan Data
Tahap3 Analisis
Data Kesimpulan Hasil Penelitian
35
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian D. Instrumen Penelitian 1. Tes Tertulis
! " !
# $
a.. Uji Validitas Menurut Firman (2000), validitas adalah suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Uji validitas yang dilakukan terhadap intrumen ini adalah uji validitas isi dan validasi butir soal. 1. Validasi Isi Uji validasi isi, yaitu validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (konten) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Cara menilai validitas isi suatu alat ukur ialah dengan mengundang judgement (timbangan) kelompok ahli dalam bidang yang diukur (Firman, 2000). 2. Validasi Butir Soal Sebuah soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau
36
rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan disini bahwa sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2007). Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui nilai validitas soal dapat menggunakan koefisien produk momen dengan rumus : rxy =
N ¦ XY − (¦ X )(¦ Y )
(N ¦ X
2
− (¦ X )
2
)(N ¦ Y
2
− (¦ Y )
2
)
Keterangan : rxy
=
koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
X
=
skor tiap butir soal.
Y
=
skor total tiap butir soal.
N
=
jumlah siswa.
%
$
& Tabel 3.1 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai rxy
Kriteria
0,80 < rxy ≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80
Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60
Cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40
Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20
Sangat Rendah # '(()
Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas, digunakan uji t seperti yang dikemukakan Sugiyono (2008) dengan rumus sebagai berikut :
t = r
n − 2 xy
1− r
xy
37
Jika nilai t dari perhitungan lebih besar dari nilai t dari tabel pada taraf signifikan 0,05 (thitung > ttabel) maka butir soal tersebut dikatakan valid. Dari hasil perhitungan, dapat dirangkum hasil analisis validitas butir soal pada tabel berikut : Tabel 3.2 Hasil Analisis Validasi Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Nomor Nilai rxy t hitung t tabel Keterangan Soal 1 0,61 4,92 2,02 Valid/tinggi 2 0,65 5,53 2,02 Valid/tinggi 3 0,45 3,31 2,02 Valid/cukup 4 0,61 4,95 2,02 Valid/tinggi 5 0,57 4,47 2,02 Valid/cukup 6 0,41 2,92 2,02 Valid/cukup 7 0,51 3,79 2,02 Valid/cukup 8 0,44 3,11 2,02 Valid/cukup
b.. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Firman, 2000). Arikunto (2007) menyatakan bahwa reliabilitas itu sama dengan konsistensi atau kejekan. Suatu tes dikatakan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes maka semakin yakin bahwa dalam hasil tesnya mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.
38
Salah satu bentuk reliabilitas adalah reliabilitas internal, yaitu ukuran sejauh mana seluruh soal dalam tes mengukur kemampuan yang sama (Firman, 2000). Harga reliabilitas internal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus KR#20, yaitu sebagai berikut: r11 =
k ª ¦ pq º «1 − » k − 1 «¬ Vt »¼
(Firman, 2000)
dimana : r11 = reliabilitas instrumen k = jumlah soal p = proporsi respon betul pada suatu soal q = proporsi respon salah pada suatu soal Vt= variansi total Harga reliabilitas yang diperoleh kemudian ditafsirkan dengan kriteria reliabilitas yang dikemukakan oleh Arikunto (2007) yang secara rinci dijabarkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Tafsiran Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas 0,80 – 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19
Tafsiran Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah (Arikunto, 2007)
b. Daya Pembeda Ukuran daya pembeda (lambangnya D) ialah selisih antara proporsi kelompok tinggi yang menjawab benar dengan proporsi kelompok rendah yang menjawab benar pada soal yang dianalisis (Firman, 2000). Suatu soal sebaiknya
39
memiliki harga D yang tinggi, artinya soal tersebut mampu membedakan siswa yang menguasai materi pelajaran dengan siswa yang tidak menguasai materi pelajaran. Harga daya pembeda (D) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
D=
Mean kelompok atas − Mean kelompok bawah Skor maksimum soal
(Miliman dan Ireene dalam Budiono, 2009) Kriteria indeks daya pembeda yang digunakan adalah kriteria yang dikemukakan Arikunto (2007) sebagai berikut : •
D 0ҏ ,00
= Sangat jelek
•
0,00 D 0ҏ ,20 = Jelek
•
0,20 D 0ҏ ,40 = Cukup
•
0,40 D 0ҏ ,70 = Baik Dari hasil perhitungan, dapat dikemukakan rekapitulasi hasil analisis daya
pembeda tes penguasaan konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan seperti pada tabel berikut ini :
40
Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Nomor Soal
Mean Kelompok Atas
Jumlah Skor Kelas Bawah
Skor Maksimum Soal
Daya Pembeda (D)
Keterangan
1
2,9
1,8
3
0,38
Cukup
2
3
1,7
3
0,44
Baik
3
1,6
0,8
3
0,29
Cukup
4
3
2,2
3
0,25
Cukup
5
3
2,5
3
0,16
Jelek
6
2,2
1,7
3
0,19
Jelek
7
2,5
1,7
3
0,25
Cukup
8
2
1,3
3
0,22
Cukup
d. Tingkat Kesukaran Taraf kesukaran suatu pokok uji atau soal ialah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada pokok uji atau soal tersebut (Firman, 2000). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk mempertinggi usaha memecdahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauan (Arikunto, 2007).
41
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus berikut ini. Mean Tingkat Kesukaran =
Skor Maksimun yang ditetapkan
% * '((+ %
# '(() •
(( ((
•
(( ()(
•
()( (( Dari hasil perhitungan, dapat dikemukakan rekapitulasi hasil taraf
kemudahan tes penguasaan konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan seperti pada tabel berikut ini :
42
Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Nomor Soal
Mean
Skor Tingkat Keterangan Maksimum Kesukaran yang (TK) Ditetapkan
1
2,33
3
0,78
Mudah
2
2,33
3
0,78
Mudah
3
1,19
3
0,39
Sedang
4
2,62
3
0,87
Mudah
5
2,76
3
0,92
Mudah
6
2,02
3
0,67
Sedang
7
2,09
3
0,69
Sedang
8
1,67
3
0,56
Sedang
2. Format penilaian keterampilan merencanakan percobaan Format penilaian terdiri dari 7 aspek yang merupakan aspek keterampilan proses merencanakan percobaan yang digali dari siswa disajikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6 Format Penilaian Keterampilan Merencanakan Percobaan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek Keterampilan Merencanakan Percobaan Menuliskan judul percobaan Menentukan tujuan percobaan Menentukan landasan teori Menuliskan hipotesis Menentukan alat yang digunakan Menentukan bahan yang digunakan Menyusun langkah kerja Menentukan data/fakta yang akan diamati
Penilaian ya tidak
43
3. Format penilaian poster Poster digunakan untuk mengukur keterampilan proses berkomunikasi siswa melalui pembuatan laporan hasil percobaan.
Format penilaian poster
disajikan dalam Tabel 3.7. Tabel 3.7 Format Penilaian Poster No.
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kriteria
Penilaian ya tidak
Aspek Fisik Menggunakan kombinasi warna Menggunakan skema daripada teks Menyertakan gambar Lay out poster dihias dan dibuat menarik Proporsional ukuran poster dengan ukuran tulisan/gambar Aspek Isi Menuliskan judul Mencantumkan tujuan percobaan Menuliskan landasan teori Langkah penyelesaian Hasil Pembahasan Kesimpulan
4. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket untuk siswa. Di dalam angket ini
berisi pernyatan dan siswa diminta menanggapi pernyataan yang
diberikan dengan cara memberi cheklist pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) atau Sangat Tidak setuju (STS). Angket siswa bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Untuk angket siswa ini, datanya diolah dengan cara
44
mengkalasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak setuju (STS). Kemudian jawaban tersebut dinyatakan dalam persentase. Dari persentase ini kita bisa mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan bagaimana yang mereka rasakan (penguasaan konsep dan keterampilan proses sains) selama dan setelah pembelajaran. 5.
Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar
observasi aktivitas guru dan siswa yang digunakan untuk melihat sejauhmana keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. 6.
Pedoman Wawancara Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara tidak
terstruktur, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis untuk pengumpulan datanya. Responden yang diwawancarai adalah perwakilan siswa dari kelompok perempuan dan laki-laki. Wawancara tidak hanya dilakukan pada siswa tetapi dilakukan juga pada guru. Wawancara ini dilakukan pada pertemuan terakhir setelah proses pembelajaran selesai.
E.
Teknik Pengolahan Data
1. Tes Tertulis a. Pengelompokan siswa berdasarkan nilai rata-rata harian yang dibagi ke dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah melalui kategori menurut Arikunto (2007) sebagai berikut:
45
kelompok tinggi: nilai x + standar deviasi kelompok sedang: x + standar deviasi nilai x - standar deviasi kelompok rendah: nilai x - standar deviasi b. Menentukan kunci jawaban soal. c. Penentuan skor siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut: • Skor 3 jika pilihan benar, alasan benar • Skor 2 jika pilihan salah, alasan benar • Skor 1 jika pilihan benar, alasan salah • Skor 0 jika pilihan salah, alasan salah d. Memeriksa jawaban siswa dengan mengelola skor yang diperoleh dalam bentuk persentase, cara menghitungnya sebagai berikut:
Skor siswa (%) =
jumlah jawaban benar X 100% skor total
e. Menghitung skor rata-rata untuk keseluruhan siswa dan untuk kelompok siswa (tinggi, sedang, rendah), cara menghitungnya sebagai berikut:
Skor rata − rata =
f.
Skor total siswa (¦ X ) Jumlah siswa (N )
Menghitung nilai gain rata-rata dari pretes dan postes untuk keseluruhan siswa tujuannya untuk mengetahui pernedaan nilai pretes dan postes. Gain rata-rata = Skor rata-rata postes – skor rata-rata pretes
g. Menghitung gain ternormalisasi (g) rata-rata untuk keseluruhan siswa tujuannya untuk mengetahui signifikansi dari peningkatan penguasaan konsep
46
siswa. Gain ternormalisasi diperoleh dengan cara menghitung selisih antara skor rata-rata postes dengan skor rata-rata pretes dibagi dengan selisih antara skor maksimum dengan skor rata-rata pretes.
=
(% < S f > −% < Si >) % = % < G > maks (100 − % < Si >)
(Hake, 1998)
Keterangan: Gmaks Sf Si G
= gain ternormalisasi = gain maksimum (%) = skor pretes (%) = skor postes (%) = gain aktual
Nilai ¢g² yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi sebagai berikut : •
Nilai ¢g² ≥ 0,7 dikategorikan tinggi
•
Nilai 0,7 > ¢g² ≥ 0,3 dikategorikan sedang
•
Nilai ¢g² <¢g² < 0,3 dikategorikan rendah
g. Menafsirkan nilai siswa berdasarkan kriteria sangat kurang, cukup, baik, dan sangat baik sesuai kategori kemampuan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Skala Kategori Kemampuan Nilai S 20
Kategori Sangat kurang
21 S 40
Kurang
41 S 60
Cukup
61 S 80
Baik
81 S 100
Sangat baik (Arikunto, 2007)
47
h. Menilai sebaran peningkatan nilai rata-rata presentase siswa, kemudian ditafsirkan berdasarkan Tabel 3.9. Tabel 3.9 Tafsiran Presentase Sebaran Siswa Persentase (%) 0 1 – 25 26 – 49 50 51 – 75 76 – 99 100
2.
Tafsiran Tidak ada Sebagian kecil Hampir separuhnya Separuhnya Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya (Koentjoroningrat, 1996)
Poster a. Menentukan jumlah rata-rata persentase kelompok yang memenuhi kriteria poster b. Menafsirkan rata-rata persentase berdasarkan Tabel 3.8.
3.
Angket Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket untuk siswa. Di dalam angket ini berisi pernyatan dan siswa diminta menanggapi pernyataan yang diberikan dengan cara memberi cheklist pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) atau Sangat Tidak setuju (STS). Angket siswa bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Untuk angket siswa ini, datanya diolah dengan cara mengkalasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak setuju (STS). Kemudian jawaban tersebut dinyatakan dalam persentase. Dari persentase ini kita bisa mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
48
bagaimana yang mereka rasakan (penguasaan konsep dan keterampilan proses sains) selama dan setelah pembelajaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase tanggapan siswa misalnya untuk tanggapan “setuju” adalah:
Persentase Setuju =
¦ siswa yang menjawab " Setuju " × 100% ¦ siswa
4. Lembar Observasi Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Observasi aktivitas guru dan siswa ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa. Dalam lembar observasi aktivitas guru disediakan komentar dan saran. Hal ini dilakukan agar kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pembelajaran bisa diketahui sehingga diharapkan pembelajaran selanjutnya bisa lebih baik.
5. Wawancara Data hasil wawancara diperoleh melalui rekaman dengan siswa yang selanjutnya hasil rekaman tersebut diubah ke dalam bentuk transkripsi.