BAB III PROFIL PT S DUPANTEX DAN PERAN ORANG TUA PEKERJA PT.S DUPANTEX DALAM PENDIDIKAN AKHLAK ANAK
A. Profil PT. S Dupantex PT Sampangan Duta Panca Sakti Textile, alamat di Jl. Raya Tirto Km. 4 Pekalongan. PT. Sampangan Duta Panca Sakti Textile adalah perusahaan yang bergerak dibidang textile dengan pemasaran di luar dan dalam negeri. Perusahaan berdiri dengan akte pendirian notaries FX. Budianto, SH. Nomor 65, tanggal 19 Oktober 1990 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI nomor 02-7008 HT 01-01 Tahun 1991. Perusahaan ini diresmikan sebagai perusahaan textile terpadu (Integrated Tekxtile Industry) pada tanggal 31 juli 1991 oleh Menteri Perindustrian RI Bapak Hartanto mewakili presiden RI Bapak Soeharto. Nama lengkap dari PT. S. DUPANTEX ini adalah PT. Sampangan Duta Panca Sakti Textile karena dimiliki oleh direksi yang terdiri dari lima orang (Panca). Nama kelima direksi tersebut adalah Loe Tiong Peng, Liu Chongming, Lui Chung Leung, Luis Haryanto dan Iwan Herdiyanto.
41
42
B. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Akhlak Anak Orang tua adalah orang yang pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak pada awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan ayah. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dalam penelitian peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pekerja PT. S. Dupantex, mengenai peran orang tua pekerja PT. S. Dupantex dalam pendidikan akhlak anak, adapun ungkapan beberapa pekerja PT. S DUPANTEX mengenai pendidikan akhlak pada anak-anak mereka. Pendidikan akhlak ialah pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan dan mejadikan seorang anak menjadi anak yang berakhlak mulia.1 Pengajaran/pendidikan yang bertujuan membentuk karakter dan budi pekerti yang mulia.2 Mendidik oran g tentang akhlak atau budi pekerti mana yang baik dan mana yang tidak baik.3 Mengarahkan kita untuk dapat memahami tentang unsur-unsur yang ada dalam agama yang kita anut.4 Nah...itu pendidikan tanpa disertai pendidikan akhlak, anda bisa lihat sendiri koruptor dimana-mana, itulah contoh orang yang berpendidikan tapi tidak berakhlak.5 Pendidikan akhlak adalah untuk membuat seseorang memounyai akhlak yang baik, pendidikan akhlak adalah pendidikan hati dengan hati yang baik orang akan menjadi baik.6 Pendidikan adalah belajar yang harus di jalani setiap orang.7
1
Susanto, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 27 mei 2015.,baris 8 – 9. Wasmiyati, Op, cit.,baris 10 – 11. 3 Slamet karnyo, Op, cit.,baris 7 – 8. 4 Erin supriyono, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 30 mei 2015, baris 7 – 8. 5 Ghozali, Op, cit., baris 9 – 11. 6 Muh. Sugiyono, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 4 juni 2015, baris 9 – 11. 7 Joyo slamet, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 28 Mei 2015, baris 2. 2
43
Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa pendidikan akhlak menurut pendapat pekerja PT. S Dupantex itu pendidikan yang mengarahkan kita agar memahami agama serta mendidik budi pekerti dan membentuk karakter agar berakhlak mulia. Orang tua haruslah memberikan pendidikan akhlak untuk anak-anaknya karena untuk membentuk akhlak yang mulia bagi anak. Pendidikan akhlak yang dilakukan oleh orang tua sangatlah penting bagi anak-anaknya dan itu sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan pekerja PT. S. Dupantex. Penting, karena pendidikan adalah kunci kepribadian seseorang anak di manapun mereka berada. Terutama pendidikan akhlak. 8 Penting, tanpa pendidikan orang tidak dapat menggapai apa yang dicita – citakan. 9 Penting sekali, tanpa pendidikan hidup orang tidak terarah, tidak berakhlak, tidak berilmu, yang tentu saja bakal amburadul dalam menghadapi kehidupan di masa depan, pendidikan harus diberikaan kepada anak kita baik formal maupun nonformal untuk pembentukan akhlaknya.10 Sangat penting, karena orang yang berpendidikan mereka bisa menerapkan di kehidupan sehari-hari mana yang baik dan mana yang buruk.11 Penting, karena dari orang yang berpendidikan suatu negara atau bangsa bisa maju dan berkembang.12 Pendidikan itu penting, karena dengan adanya pendidikan kita akan mendapatkan wawasan yang luas.13 8
Susanto, Ibid, baris 5 – 6. Joyo slamet, Op.cit.,baris 4. 10 Wasmiyati, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 5 Juni 2015, baris 5 – 8. 11 Slamet karnyo, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 1 juni 2015, baris 4 – 5. 12 Ghozali, Op.cit.,baris 6-7. 9
44
Penting, karena untuk membangun karakter yang baik untuk menata kehidupan yang baik.14 Dari hasil penelitian di atas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa pada dasarnya pendidikan itu sangat penting, baik itu dari pendidikan formal maupun nonformal, dan agar mampu menghadapi permasalahan yang ada, kemudian mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk bekal menggapai apa yang dicitacitakan dikemudian hari. Setiap pendidikan pastinya memiliki tujuan tersendiri bagi anak-anak maupun orang tua, bagaimana dengan tujuan pendidikan akhlak pada diri anak menurut orang tua di PT. S. Dupantex. Tujuan pendidikan adalah membentuk sifat manusia untuk menjadi lebih baik dan bermartabat semakin baik akhlak seseorang, maka akan berwibawa orang itu.15 Tujuannya agar setiap orang mampu membandingkan mana yang baik dan mana yang buruk.16 Agar anak mengerti/memahami tingkah dan perilaku baik, juga menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangannya.17 Tujuanya untuk mengajarkan hal – hal yang baik, sebagai pondasi dalam kehidupan sehari – hari.18 Tujuanya untuk menjadikan seseorang mempunyai akhlak yang lebih baik.19
13
Erin Supriyono, Ibid, Baris 4-5. Ristiyanto, Pekerja PT. S. Dupantex, Wawancara Pribadi, 2 Juni 2015, baris 3 - 4. 15 Ghozali, Ibid.,baris 13 – 15. 16 Kisyanto, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 6 juni 2015 , baris 9 – 10. 17 Wasmiyati, Op, cit.,baris 13 – 15. 18 Yenny Susan, Pekerja PT. S.Dupantex, Wawancara Pribadi, 3 Juni 2015, baris 9 – 10. 19 Muh.Sugiarto, Ibid, baris 13. 14
45
Tujuan pendidikan akhlak yaitu untuk membentuk kepribadian seseorang mental, budi pekerti yang luhur.20
Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa tujuan pendidikan akhlak menurut pendapat pekerja PT. S Dupantex itu untuk membentuk sifat yang taat kepada Allah SWT, mengerti/memahami tingkah dan perilaku mana yang baik dan mana yang buruk agar bermartabat serta berwibawa dihadapan sesama dan disisi Allah SWT. Di atas merupakan beberapa pendapat pekerja
PT. S.
Dupantex yang peneliti dapatkan mengenai tujuan pendidikan, mengenai pendidikan akhlak bagaimana orang tua menerapkan pada anak mereka dalam membina akhlak terhadap anak di waktu kesibukan orang tua masing-masing . Ya, disamping kita selalu memberi pengertian apa akhlak yang baik dan akhlak yang buruk, yang paling penting kita sebagai orang tua, kita harus memberikan contoh akhlak-akhlak yang baik dalam sehari-hari.21 Ya, diajarkan akhlak sejak dini supaya anak bisa menghargai dan hormat sesama manusia.22 Ya, mengajarkan untuk berbuat baik dan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara memberikan pendidikan di sekolah atau TPQ.23 Ya, karena seorang anak akan lebih mudah meniru orang yang ada didekatnya.24
20
Joyo Slamet, Op,Cit.,Baris 9 – 10. Slamet karnyo, Op,cit.,baris 18 – 20. 22 Ristiyanto, Op,cit., baris 13 – 14. 23 Yenni susana, Ibid, 3 juni 2015. baris 13 – 14. 21
46
Ya, carannya dengan memberi arahan, pengertian dan memberi, contoh dalam kehidupan sehari – hari.25 Pasti, sejak dari kecil anak saya sudah saya mulai ajarkan pendidikan akhlak, mulai membaur dengan teman saya ajarkan untuk tidak nakal, selalu berbagi dengan teman agar kelak tidak menjadi orang yang pelit.26 Iya , seperti dengan saya melatih anak supaya bisa mengaji, mengenal prilaku yang baik dan lain – lain.27 Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa orang tua pekerja PT. S DUPANTEX itu telah memberi pengertian apa akhlak yang baik dan akhlak yang buruk serta telah memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kesibukan orang tua bekerja di pabrik tidak berarti orang tua lupa akan tanggung jawab mereka terhadap anak-anak, apalagi dalam pendidikan akhlak. Dalam berbagai macam akhlak apa saja akhlak yang ditanamkan oleh orang tua pada diri anak, banyak akhlak yang ditanamkan pada diri anak misalnya. Ikhlas, saling berbagi, mengasihi, kesopanan, kedisiplinan, ke agamaan.28 Akhlak dalam pergaulan, Akhlak dalam kehidupan seharihari, dan Akhlak yang berdasarkan agama.29 Akhlak sesama orang yang lebih tua Akhlak sesama teman sebaya dan Akhlak sesama teman yang lebih muda.30 Berbuat baik pada lingkungannya, sopan santun pada orang tua dan belajar ilmu agama.31 24
Susanto, Op,cit.,baris 21 – 22. Joyo slamet, Op,cit.,baris 13 – 14. 26 Ghozali, Op,cit.,baris 18 – 20. 27 Erin supriyono, Op,cit.,baris 13 – 14. 28 Susanto, Op,cit.,baris 18. 29 Joyo slamet, Op,cit.,baris 16 – 18. 30 Slamet karnoyo, Op,cit.,baris 18 – 20. 25
47
Saya sering mendidik anak saya untuk ramah sama temantemannya, tujuannya agar kelak anak saya tidak sombong, saya juga mendidik anak saya untuk selalu berbagi, tujuannya kelak biar anak saya menjadi dermawan, juga tidak ketinggalan saya didik untuk suka menolong.32 Ya, karena orang tualah yang lebih bisa mengerti bagaimana kita mengajarkan ilmu pada anak kita, karena kita lebih dekat.33 Pendidikan akhlak agama itu yang sangat penting niat bisa berguna buat masyarakat dan bangsa.34 Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa orang tua pekerja PT. S DUPANTEX telah menanamkan pendidikan akhlak dengan cara berperilaku ikhlas, saling berbagi, mengasihi sesama, sopan santun , kedisiplinan, ke agamaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan akhlak pada anak orang tua memberikan contoh teladan ketika di rumah sehingga anak mampu memahami dan mengerti apa yang dicontohkan baik itu ucapan atau tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dilakukan orang tua pekerja PT S Dupantex. Selalu dan selalu saya contohkan, setiap tingkah laku kita sebagai orangtua, anak selalu memperhatikan dan disadari atau tidak. Anak akan meniru dan mengikuti tingkah laku/perbuatan kita sebagai orang tua, jadi dari situlah saya selalu memberi contoh yang baik buat anak saya.35
31
Wasmiyati,Op,cit.,baris 21 – 22. Ghozali, Op,cit.,baris 22 – 25. 33 Erin supriyono, Op,cit.,baris 20 – 21. 34 Ristiyanto, Op,cit.,baris16 – 17. 35 Ghozali,Op,cit.,baris 28 – 31. 32
48
Ya, karena orang tualah yang lebih bisa mengerti bagaimana cara kita mengajarkan ilmu pada anak kita, karena kita lebih dekat.36 Ya, karena kalau kita hanya menyuruh tanpa memberi contoh mereka hanya melakukan karena terpaksa karena takut orang tua marah.37 Ya, karena anak lebih mudah meniru orang yang berada didekatnya.38 Ya, memberikan karena apa yang kita lakukan pasti anak-anak akan mengikutinya tanpa kita menyadarinya.39 Ya, memberikan pengertian, memberi contoh tingkah laku sehari – hari.40 Selalu dan selalu saya contohkan, setiap tingkah laku kita sebagai orangtua, anak selalu memperhatikan dan disadari atau tidak. Anak akan meniru dan mengikuti tingkah laku / perbuatan kita sebagai orang tua, jadi dari situlah saya selalu memberi contoh yang baik buat anak saya.41 Ya, karena pendidikan akhlak itu seharusnya dilakukan setiap hari baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain.42 Ya, karena kalau kita hanya menyuruh tanpa memberi contoh mereka hanya melakukan karena terpaksa karena takut orang tua marah.43 Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwasanya peran orang tua sangat berpengaruh terhadap akhlak anak dimana anak mampu melihat tindakan orang tua dan dari hal tersebut anak juga mampu menerapkannya pada diri anak sendiri, karena terbiasa melihat apa yang dilakukan oleh orang tua anak tersebut.
36
Erin supriyono,Op,cit.,baris 20 – 21. Muh. Sugiarto, Op,cit., baris 24 – 25. 38 Susanto, Op,cit.,baris 21 – 22. 39 Kisyanto,Op,cit.,baris 21 – 22. 40 Joyo slamet, Op,cit.,baris 21. 41 Ghozali, Op,cit.,baris 28 – 31. 42 Yenni susan, Op,cit.,baris 19 – 20. 43 Muh. Sugiarto, Op,cit.,baris 24 – 25. 37
49
Dalam pendidikan akhlak anak menurut pandangan orang tua, pendidikan yang lebih diutamakan pada diri anak lebih cenderung memasrahkannya pada suatu lembaga pendidikan atau orang tua lebih percaya mendidik anak mereka sendiri ketika berada dirumah, dilihat dari kesibukan masing-masing orang tua anak. Ya kalau ada waktu diberikan pendidikan sendiri, tapi tetap disuruh ikut pendidikan di TPQ supaya lebih baik, karena di TPQ ada orang yang lebih berpendidikan.44 Ya, dirumah diajarkan cara berakhlak kepada yang lebih tua biar bisa meghormati.45 Yang jelas kita tidak bisa memasrahkan 100 % pada guru atau ustadz, tapi orang tua juga sangat berperan karena anak sangat dekat dengan orang tua dan waktunya lebih banyak.46 Keduanya saya jalani, sebagai kepala keluarga, saya juga punya tanggungjawab memberi nafkah kepada istri dan anak saya, jadi karena keterbatasan waktu, maka anak saya, saya titipkan di TPQ. Tapi di waktu luang saya selalu habiskan waktu bersama keluarga, sambil saya tanamkan pendidikan akhlak dan berbudi pekerti yang baik dan benar.47 TPQ, karena di dalm TPQ anak lebih semangat belajar karena banyak temannya.48 Meluangkan waktu, karena orangtualah yang bertanggung jawab atas anaknya.49 Iya, disamping saya sekolahkan di TPQ, ya dengan perilaku sehari – hari kita kasih contoh, karena jaman sekarang kalau tidak kita beri contoh mereka mau hanya terpaksa.50
44
Yenni susana, Op,cit.,baris 24 – 26. Ristiyanto, Op,cit.,baris 24. 46 Slamet karnoyo, Op,cit.,baris 28 – 30. 47 Ghozali, Op,cit.,baris 35 – 39. 48 Susanto, Op,cit.,baris 26 – 27. 45
49
Joyo Slamet, Op,cit.,baris 25 – 26.
50
Muh. Sugiarto, Op,cit.,baris 29 – 31.
50
Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa orang tua pekerja PT. S DUPANTEX memberikan, menanamkan pendidikan akhlak kepada anaknya dengan cara mengajarkannya sendiri dan menyerahkannya kepada guru/ustad serta menyekolahkan anaknya di TPQ. Adapun manfa’at dari adanya pendidikan akhlak bagi anak menurut pekerja PT. S. DUPANTEX, Anak menjadi tahu di antara perbuatan yang baik dan buruk.51 Anak berbakti kepada orang tua dan terbentuk kepribadian yang berbudi luhur, sopan santun dalam pergaulan.52 Minimal saya tidak menanggung malu, karena saya punya anak yang berakhlak baik, kemana anak saya pergi main, orang melihatnya senang.53 Manfa’atnya banyak anak jadi lebih bisa hormat yang lebih tua dan punya sopan santun.54 Anak akan patuh kepada orangtuanya, sopan santun dan memiliki budi pekerti yang baik sehingga kelak bisa di banggakan orang tuanya.55 Anak-anak akan mengerti dan menghormati orang tua dan menghargai orang lain.56 Bisa lebih memahami tentang kehidupan di lingkungan sekitar.57 51
Susanto, Op,cit.,baris 30. Joyo slamet, Op,cit.,baris 29 – 30. 53 Ghozali, Op,cit., baris 42 – 43. 54 Ristiyanto, Op,cit.,baris 27 – 28. 55 Wasmiyati, Op,cit.,baris 39 – 40. 56 Kisyanto, Op,cit.,baris 30 – 31. 52
51
Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa manfaat pendidikan akhlak menurut orang tua pekerja PT. S DUPANTEX untuk menjadikan anak berbakti kepada orang tua, berkepribadian yang luhur, mempunyai sopan santun dalam pergaulan serta kelak dapat membanggakan orang tua. C. Faktor-faktor
yang
Mendukung
dan
Menghambat
dalam
Memberikan Pendidikan Akhlak bagi Anak di PT. S Dupantex Kewajiban mendidik dan memelihara anak dengan cara yang diajarkan oleh agama pun harus diketahui oleh orang tua. Bagaimana cara menghadapi dan mendidik anak adalah masalah penting yang tidak boleh diabaikan dalam keluarga. Dalam pendidikan akhlak pada anak pastinya bukanlah hal yang mudah apalagi di zaman sekarang ini, banyaknya perkembangan alat komunikasi yang digunakan pada anak-anak. Kadang dengan adanya hal tersebut membuat anak menjadi lalai akan suatu kewajiban yang harus diutamakan seperti halnya shalat 5 waktu, membaca Al-Qur’an dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya yang semakin terabaikan. a.
Faktor Pendukung Dalam Pendidikan Akhlak Bagi Anak Pastinya sebagai orang tua ingin memberikan pendidikan akhlak yang baik pada anak, namun kadang dalam setiap hal ada beberapa faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengajaran
57
Erin Supriyono, Op,cit.,baris 29.
52
pendidikan akhlak pada diri anak, seperti bebrapa ungkapan pekerja PT. S DUPANTEX, mengenai hal tersebut yang peneliti temui dalam wawancara yang telah dilakukan. Beberapa faktor pendukung dalam pendidikan akhlak pada anak. Memiliki banyak teman, dikasihi orang sekitar, ingin menjadi seseorang yang menjadi panutanya.58 Faktor bermain, karena dalam memberikan ilmu bisa saja anak kita akan ada kemauan dengan dorongan teman-temannya, tetapi dalam hal ini, bermain dalam mencapai tujuan tertentu, bukan hal yang negatif.59 Faktor agama karena anak berakhlak baik akan masuk surga dan sebaliknya dan Faktor sesama manusia anak berakhlak baik akan selalu dihormati dan disenangi sesama.60 Faktor genetik, faktor keluarga (lingkungan keluarga) dan faktor sarana dan prasarana (kita harus menyediakan apa kebutuhan mereka).61 Faktor utamanya adalah lingkungan dan keluarga anak akan selalu termotivasi pada kedua faktor tersebut.62 Faktor kasih sayang, faktor kesabaran dan faktor keharmonisasi dalam keluarga.63
Dari beberapa faktor yang mendukung anak dalam pendidikan akhlak yang dapat peniliti simpulkan bahwa anak bersemangat dalam menerima suatu pendidikan akhlak itu yang paling utama dari keluarga, dimana anak paling dekat dengan keluarga jika dalam suatu keluarga tercipta suatu komunikasi yang baik maka anak akan merasa nyaman dalam menerima suatu pendidikan akhlak dari keluarga,
58
Susanto, Op,cit.,baris 34 – 35. Erin supriyono, Op,cit.,baris 33 – 35. 60 Slamet karnoyo, Op,cit.,baris 38 – 42. 61 Moh, sugiarto, Op,cit.,baris 38 – 41. 62 Wasmiyati, Op,cit.,baris 39 – 40. 63 Joyo slamet, Op,cit.,baris 34 – 36. 59
53
teman bermain, lingkungan yang baik akan membuat anak mampu bersosialisai dengan baik, saling menghormati satu sama lain walaupun bukan bagian keluarga dan mampu berbagi dan belajar bersama karena anak
merasa senang bisa bersama-sama dalam
menerima suatu pendidikan akhlak baik di sekolah dan saat bermain di luar jam sekolah. b.
Faktor penghambat dalam pendidikan akhlak Adapun faktor penghambat dalam pendidikan akhlak pada anak yang diungkapkan oleh karyaawan PT. S DUPANTEX. Dari wawancara yang peneliti lakukan. Ya kalau ada sih emang ada, tapikan itu dulu waktu anak saya masih kecil, namanya juga anak-anak kadang kebawa temannya, nah disitulah peran kita sebagai orang tua, kita harus sabar menasehati anak kecil, berdo’a dan sambil menggarahkan anak kita supaya mau dan mengikuti nasehat serta perintah kita sebagai orang tua.64 Pengaruh dari lingkungan teman-teman yang kurang baik dan Pengaruh orang tua yang bila tidak bisa memberikan contoh pada anak tentang perbuatan yang kurang baik.65 Banyak kendala dalam kita mengajarkan ilmu akhlak pada anak kita, seperti faktor lingkungan yang tidak baik atau kurang mendukung.66 Lingkungan yang buruk, yang menjadikan anak mudah terpengaruh.67 Pasti ada kendalanya, misalnya dengan adanya kegiatan anak yang terlalu padat maupun dengan adanya pergaulan sekarang.
64
Ghozali, Op,cit., baris 53 – 37. Slamet karnyo, Op,cit.,baris 46 – 48. 66 Erin supriyono, Op,cit.,baris 39 – 40. 67 Susanto, Op,cit.,baris 39. 65
54
Jadi kita tetap harus hati-hati, tetap memberikan pendidikan akhlak walaupun sedikit.68 Mungkin karena lingkungan, teman bermain, mungkin juga karena lingkungan keluarga.69 Kendalanya adalah biasanya pada saat adaptasi terhadap lingkungan sekolahnya/TPQ, tapi ini sifatnya hanya sementara saja.70 Kendalanya banyak anak-anak yang mengajak bermain, banyak acara TV yang menggoda dan pelajaran formal yang sangat mendesak.71 Bahwa pada dasarnya setiap orang tua selalu menekankan pendidikan agama terhadap anak, anak selalu diajarkan sopan santun, baik dalam bertutur kata, saling menghormati satu sama lain. Tetapi pengaruh dari luar anak seperti pengaruh lingkungan keluarga, pengaruh lingkungan sekolah dan pengaruh lingkungan masyarakat akan berdampak lebih dominan dibandingkan dengan apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya dirumah. Sehingga ada anak yang kurang sopan santunnya, kurang tata kramanya, ada yang kurang dalam hal agamanya, tetapi tidak sedikit pula yang tak terpengaruh oleh lingkungan sekitar, tetap dengan pendirian ajaran orang tuanya, semua tergantung dari pengaruh mana yang lebih kuat, lebih cenderung membawa anak itu, apakah pengaruh yang baik lebih kuat, ataukah pengaruh yang kurang baik yang lebih dominan untuk anak tersebut.72
68
Yenni susan, Op,cit., baris 37 – 39. Moh, sugiarto, Op,cit., baris 45 – 46. 70 Wasmiyati, Op,cit.,baris 44 – 45. 71 Kisyanto, Op,cit., baris 40 – 41. 72 Hasil observasi, 27 Mei 2015 69
55
Dari
beberapa
faktor
yang
menghambat
anak
dalam
pendidikan akhlak yang dapat peniliti simpulkan bahwa anak akan menjadi
enggan
dalam
belajar
pendidikan
akhlak,
malas
mengerjakannya serta menjadikan anak kurang dalam sopan santun terhadap sesama, berperilaku yang kurang patut dalam kehidupan sehari-hari, karena pengaruh dari keluarga dalam hal ini orang tua sangat berpengaruh apabila jarang atau bahkan tidak memberikan pengertian dan contoh yang baik kepada anak, pengaruh dari teman bermain yang mengajak bermain diwaktu mengaji, sekolah. Pengaruh lingkungan yang buruk juga sangat menentukan baik buruknya sifat dan sikap anak dalam kehiudpan sehari-hari, serta kemajuan teknologi yang tidak disertai bimbingan orang tua juga dapat mempengaruhi akhlak anak karena meniru dari hal-hal yang kurang baik dalam media elektronik. Anak boleh saja dikenalkan dengan media elektronik akan tetapi masih dalam pengawasan orangtua, misalnya menggunakan karena adanya keperluan yang lebih penting.