BAB III PERANCANGAN INSTALASI
3.1 Tujuan Perencanaan Tujuan perencanaan adalah untuk untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam merealisasikan ide atau gagasan yang akan dicapai berdasarkan teori pendukung, dengan memperhatikan semua aspek yang berkaitan dengan perencanaan tersebut. Tujuan dari perencanaan instalasi listrik adalah:
1) Membuat layout instalasi listrik. 2) Menentukan jumlah armatur lampu penerangan yang diperlukan. 3) Menentukan besarnya luas penampang penghantar dan setting pengaman.
4) Membuat diagram rekapitulasi daya. 5) Menentukan besar genset yang digunakan. 6) Menganalisa sistem pentanahan. 3.2 Deskripsi Banguna Bangunan yang dijadikan objek instalasi listrik ini ialah rumah sakit yang berlokasi di Jl. Pajajaran Rt.003/03, Kelurahan Bantarjati Bogor Utara Jawa Barat. Peralatan atau komponen yang direncanakan akan dipakai pada dibangunan ini diantaranya yaitu lampu ruangan, stop kontak, pendingin udara, pompa air, saklar pengaturan dan lainnya Untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang sesuai dengan ruangan, maka perlu dilakukan perhitungan jumlah armatur yang dapat dilakukan setelah kita mendapatkan dimensi ruang, fungsi ruang dan jenis lampu yang akan dipakai.
37
Bangunan ini memakai daya besar, sehingga menggunakan sistem listrik AC 3 Phasa. Oleh karena itu perlu perhatikan tentang pembagian daya supaya antara phasa R, S dan T dapat seimbang. Untuk dapat mempermudah, kita dapat membuat rekapitulasi daya untuk seluruh beban yang dipakai pada bangunan tersebut.
3.3 Instalasi Penerangan Tipe-tipe ruangan pada rumah sakit ini sebagian besar berbentuk persegi, banyaknya jumlah waktu dan armatur untuk masing-masing ruangan bergantung dari fungsi dan luas ruangannya. Perhitungan jumlah lampu dan armatur pada sebuah ruangan, dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang baik. Sebagai contoh perhitungan untuk menentukan jumlah armatur pada sebuah ruangan, penulis mengambil contoh pada ruangan rawat inap kelas 3 lantai 2 ,selebihnya untuk ruangan-ruangan lain akan diuraikan dalam lampiran. Contoh perhitungan ruang rawat inap yang mempunyai ruangan ukuran 7,3 x 6,1 m, harus diberi penerangan. Jumlah lampu yang diperlukan ditentukan sebagai berikut. Data Ruangan : Intensitas Penerangan
= 250 lux
Luas Bidang Kerja ( m2 )
= 44,53 m2
Koefisien Pengguna ( kp )
= 0,69
Koefisien Depresiasi ( kd )
= 0,8
Ftotal =
(lumen)
(3.1)
= 20167,57 lumen
38
Kemudian jumlah armatur dihitung sebagai berikut : (3.2) Dimana : F1 = Fluks luminus satu buah lampu N = jumlah lampu dalam satu armatur
= 6,02 armatur Jadi jumlah armatur/lampu yang dibutuhkan pada ruangan tersebut ialah sebanyak 6 armatur. Berikut Perhitungan jumlah armatur/lampu yang digunakan pada setiap lantai. Tabel 3.1 Perhitungan Menentukan Jumlah Titik Cahaya Lantai 1. No. Ruangan 1 R. Poli Kandungan 2 R. Poli Bedah Ortopedy+Paru 3 R. Poli Bedah Umum 4 R. Poli Syaraf 5 R. Poli Jantung 6 R. X ray 7 R. CT Scan 8 R. Dokter 9 R. Poli Umum 10 R. Poli Umum 11 R. Poli Penyakit 12 R. Poli Gigi 13 R. Poli Mata 14 R. Laboratorium 15 R. Pendaftaran 16 R. Kasir 17 R. Perawat 18 R. Tindakan 19 Lobi Utama 20 Lobi Pendaftaran 21 Lobi Setelah
A (m2) 23,4
Kp 0,69
Kd 0,8
E (lux) 350
F1 3350
N (bh) 4,4
12,96
0,69
0,8
350
3350
2,4
10,8
0,69
0,8
350
3350
2,4
12,24 16,96 30,1 30,09 8 10,54 9,61 14,43 27,47 17 49 12,76 28,42 21,25 60,06 57,96 46,8 68,83
0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 1 0,69 1 1 1 1 1
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 100 100 100
3350 3350 3350 3350 2100 3350 3350 3350 3350 3350 3350 2100 3350 2100 3350 1100 1100 1100
2,3 3,2 5,6 5,6 1,6 1,9 1,8 2,7 5,1 3,2 13,2 2,6 5,3 4,4 11,3 6,5 5,3 7,8
39
22 23 24 25 26
Pendaftaran Lorong Toilet Lorong Laboratorium Lorong Koridor Lorong R. Tunggu R. Tunggu Poli
16,2 50,76
1 1
0,8 0,8
100 100
1100 1100
1,8 5,7
42,73 24,48 64,6
1 1 1
0,8 0,8 0,8
100 100 100
1100 1100 110
4,8 2,7 7,34
Tabel 3.2 Perhitungan Menentukan Jumlah Titik Cahaya Lantai 2 No. Ruangan 1 R. Inap Kelas 3 Pria 2 R. Inap Kelas 3 Wanita 3 R. Inap Kelas 3 Wanita 4 R. Isolasi Terbuka 5 R. Isolasi Tertutup 6 R. Inap Kelas 3 Wanita 7 R. Inap Kelas 3 Wanita 8 R. Inap Kelas 2 9 R. Inap Kelas 3 Anak 10 R. Inap Kelas 3 Anak 11 R. Inap Kelas 2 12 R. Inap Kelas 2 13 R. Inap Kelas 2 14 R. Inap Kelas 2 15 R. THT + Kebidanan 16 R. Poli Anak 17 R. Poli Anak 18 R. Poli Bebas 19 R. Medical Check Up 20 R. Medical Check Up 21 R. Tunggu Poli
A (m2) 44,53
Kp 0,69
Kd 0,8
E (lux) 250
F1 3350
N (bh) 6
54,02
0,69
0,8
250
3350
7,3
18,55
0,69
0,8
250
3350
2,5
10,92
0,69
0,8
250
3350
1,4
15,99
0,69
0,8
250
3350
2,1
34,02
0,69
0,8
250
3350
4,5
16
0,69
0,8
250
3350
2,1
19,8 32,34
0,69 0,69
0,8 0,8
250 250
3350 3350
2,6 2,2
16,5
0,69
0,8
250
3350
6
19,04 32,3 21.09 25,56 13,94
0,69 0,69 0,69 0,69 0,69
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
250 250 250 250 350
3350 3350 3350 3350 3350
2,5 4,3 2,8 3,4 2,6
9,36 16,4 12,4 23,45
0,69 0,69 0,69 0,69
0,8 0,8 0,8 0,8
350 350 350 350
3350 3350 3350 3350
1,7 3,1 2,3 4,4
15,6
0,69
0,8
350
3350
2,9
80,85
1
0,8
100
1100
9
40
22 23 24 25 26 27
R. Perawat Lorong Lorong Medical Chek up Lorong Tengah Lorong 2 Lorong Balkon
15,6 72,34 56,12
0,69 1 1
0,8 0,8 0,8
100 100 100
1100 1100 1100
5 8,2 6,3
27,56 60,87 21,08
1 1 1
0,8 0,8 0,8
100 100 100
1100 1100 1100
3,1 6,9 2,3
Tabel 3.3 Perhitungan Menentukan Jumlah Titik Cahaya Lantai 3 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Ruangan R. Inap VVIP R. Inap VIP R. Inap VIP R. Inap VIP R. Inap VVIP R. Inap VIP R. Inap VVIP R. Inap Kelas 1 R. Tunggu R. Inap Kelas 1 R. Inap VIP R. Persiapan Bersalin R. Perawat R. Kuret R. Bersalin R. Bersalin Lorong Lorong R. Perawat Lorong Bayi Sehat R. Bayi Sehat R. Bayi Tidak Sehat R. Persiapan Operasi R. Steril R. Recovery R. Alat Steril R. Alat Kantor R. Spoolhok R. Operasi 1
A (m2) 20,28 19,95 17 2,5 21 36,66 21 21,92 15,74 19,74 15,97 14,20
Kp 1 1 1 1 1 1 1 0,69 1 0,69 1 0,69
Kd 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
E (lux) 250 250 250 250 250 250 250 250 100 250 250 350
F1 2100 2100 2100 2100 2100 2100 2100 3350 1100 3350 2100 3350
N (bh) 3 2,9 2,5 3 3,1 5,4 3,1 2,9 1,7 2,6 2,3 2,6
14,66 7,67 10,71 35,51 12,55 19,14
0,69 0,69 0,69 0,69 1 1
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
350 350 300 300 100 100
3350 3350 3350 3350 1100 1100
2,7 1,45 1,73 5,4 1,4 2,1
16,23
1
0,8
100
1100
1,8
20,97 21,77
0,69 0,69
0,8 0,8
250 250
3350 3350
2,8 2,9
36,97
0,69
0,8
350
3350
6,9
34,33 27,4 6,7 7,05 5,36 27,22
0,69 0,69 1 1 1 0,69
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
350 250 350 350 350 300
3350 3350 2100 2100 2100 3350
6,4 3,7 1,3 1,4 1,1 4,4
41
29 30 31 32 33 34 35 36 37
R. Operasi 2 R. Operasi 3 R. Duduk Dokter R. ICU R. Lobi Lorong Toilet R. Duduk Lorong 1 Lorong Lift
19,06 18,13 17,43
0,69 0,69 1
0,8 0,8 0,8
300 300 100
3350 3350 1100
3 2,9 1,9
109,44 15,71 16,96 61,85 71,82 38,08
0,69 1 1 1 1 1
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
250 100 100 100 100 100
3350 1100 1100 1100 1100 1100
14,7 1,7 1,9 7 8,1 4,3
Tabel 3.4 Perhitungan Menentukan Jumlah Titik Cahaya Lantai 4 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Ruangan R. Inap VIP R. Inap VIP R. Inap VIP R. Inap VIP R. Inap VIP R. Inap Suite R. Inap Suite R. Inap President Suite R. Inap President Suite R. Inap Kelas 1 R. Inap Kelas 1 R. Inap VIP R. Inap VIP R. Inap VIP R. Inap VIP R. Fisioterapi R. HD R. Kelas 1 (3ruangan) R. Inap President Suite R. Inap VVIP (3 ruangan) R. Inap VIP R. President Suite Lorong 1 Lorong 2
A (m2) 20,73 18,32 15,87 16,40 18,32 16,26 23,73 34,38
Kp 1 1 1 1 1 1 1 1
Kd 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
E (lux) 250 250 250 250 250 250 250 250
F1 2100 2100 2100 2100 2100 2100 2100 2100
N (bh) 3 2,7 2,3 2,4 2,4 2,4 3,5 5,1
13,95
1
0,8
250
2100
2
21,59 32,76 17,26 15,98 23 17,71 49,06 37,12 20,19
0,69 0,8 1 1 1 1 0,69 0,69 0,69
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
250 250 250 250 250 250 250 250 250
3350 3350 2100 2100 2100 2100 3350 3350 3350
2,9 4,4 2,5 2,3 3,4 2,63 6,6 5 2,72
30,52
1
0,8
250
2100
4,5
17,68
1
0,8
250
2100
2,6
18,2 30,56
1 1
0,8 0,8
250 250
2100 2100
2,7 4,5
54,20 18,67
1 1
0,8 0,8
100 100
1100 1100
6,5 2,1
42
25 26 27 28
Lorong Tengah Lorong Toilet Lorong Tengah 1&2 Lorong R. VIP
54,95 28,11 31,8
1 1 1
0,8 0,8 0,8
100 100 100
1100 1100 1100
6,4 3,1 3,6
41,65
1
0,8
100
1100
4,7
Tabel 3.5 Perhitungan Menentukan Jumlah Titik Cahaya Lantai 5 No. Ruangan 1 R. Inap Suite 2 R. Inap President Suite 3 R. Inap VVIP 4 R. Inap VVIP 5 R. Inap Suite 6 R. Inap Kelas 1 7 R. Inap VIP 8 R. Inap VIP 9 R. HD 10 R. Inap VIP 11 R. Inap VIP 12 R. Inap VIP 13 R. Staff 14 R. Rapat 15 R. Owner 16 R. Dirut 1&2 17 R.Tamu Dirut 18 R. Serbaguna 19 Lorong Tangga 20 Lorong R. Serbaguna 21 Lorong Toilet 22 Lorong Utama 23 Lorong R.VIP 24 Lorong Balkon
A (m2) 29,25 31,85
Kp 1 1
Kd 0,8 0,8
E (lux) 250 250
F1 2100 2100
N (bh) 4,3 4,7
16,90 16,92 29,25 22,32 16,8 15,8 119,6 22,56 15,84 16,4 46,49 31,19 35,85 16,56 22,42 201,53 52,65 33,20
1 1 1 0,69 1 1 0,69 1 1 1 0,69 0,69 1 1 1 0,69 1 1
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
250 250 250 250 250 250 250 250 250 250 350 300 350 350 100 250 100 100
2100 2100 2100 3350 2100 2100 3350 2100 2100 2100 3350 2100 2100 2100 1100 3350 1100 1100
2,5 2,5 4,3 3 2,5 2,3 16,1 3,3 2,3 2,4 8 5 7,4 3,4 2,5 27 5,9 3,7
31,24 26,6 58,17 13,03
1 1 1 1
0,8 0,8 0,8 0,8
100 100 100 100
1100 1100 1100 1100
3,5 3 6,6 1,4
43
Tabel 3.6 Perhitungan Menentukan Jumlah Titik Cahaya Lantai Basement No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Ruangan Parkir Mobil R. MRI R. Gudang Rekamedis R. Keuangan R. Teknisi R. Gudang Basah R. Dapur Gizi R. Saji R. Loundry Lorong 1 Lorong 2 Lorong 3 Lorong 4 Lorong Toilet R. Pompa
A (m2) 540,98 30,74 13,74
Kp 0,75 0,69 0,75
Kd 0,8 0,8 0,8
E (lux) 100 350 150
F1 3350 3350 3350
N (bh) 26,9 5,8 1
25,15 22,4 10,71
0,69 0,69 0,69
0,8 0,8 0,8
350 350 150
3350 3350 3350
4,7 4,2 1
36,72 15,64 38,64 56,06 12,51 21,13 30,66 46,99 20,33
0,69 0,69 0,69 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,75
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
300 300 350 100 100 100 100 100 100
3350 3350 3350 1350 1350 1350 1350 1350 3350
5,9 2,5 7,3 7,7 1,7 2,92 4,2 6,4 1
3.4 Spesifikasi Bangunan dan Daya Setiap Ruangan Spesifikasi bangunan ini dimaksudkan untuk mengetahui spesifikasi beban yang akan dilayani dari setiap ruang yang terdapat dalam sebuah bangunan atau gedung. Dengan membuat mengetahui spesifikasi bangunan ini, kita dapat mengetahui beban-beban yang dilayani dari setiap ruangan dalam sebuah gedung, sehingga dapat diketahui pula jumlah beban (daya) yang dilayani dari sebuah gedung, yang merupakan penjumlahan dari total beban yang dilayani dari setiap ruang dalam bangunan tersebut. Untuk layout dan spesifikasi lay out terlampir.
3.5 Penempatan Titik Lampu Penempatan titik lampu dapat dilihat pada gambar perancangan instalasi listrik. Lay out terlampir.
44
3.6 Tata Letak Saklar Lampu Penerangan Saklar dinding biasanya dipasang kurang lebih 120 cm diatas lantai jalan yang biasa dilalui. Jika harus dilayani dengan membuka pintu terlebih dahulu, maka saklar dinding ditempatkan didekat dan disisi daun pintu yang membuka. Contoh cara perhitungan untuk menentukan rating saklar sebagai berikut, (diambil dari saklar seri pada ruang inap kelas 3 pria lantai 2) melayani 7 lampu untuk menyinari ruangan dengan daya total 252 W. Rating saklar
Dipasaraan tersedia dari 6A, 10A dst. Spesifikasi teknis dari saklar yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Rating tegangan 500 V 2) Rating arus minimal 10 A 3) Tipe pemasangan, dipasang pada dinding dan menggunakan doss dengan ketinggian 120cm diatas permukaan lantai yang sudah jadi. 4) Saklar harus dilengkapi dengan label yang menunjukkan lampu dari kelompok mana yang dilayaninya.
3.7 Tata Letak Stop Kontak Stop kontak yang digunakan harus memenuhi ketentuan yang terdapat di PUIL 2000, dimana dalam PUIL dijelaskan, bahwa kotak kontak biasa, kebutuhan maksimum diambil 200VA, untuk kotak kontak dengan kemampuan setinggitingginya 16 A. Stop kontak ditempatkan didekat ujung dinding hal ini dimaksudkan untuk menghindari terhalang karena penempatan mebel atau lemari. Stop kontak sebaiknya dipasang kurang lebih 30 cm di atas lantai dengan dilengkapi penutup
45
atau 30 cm di atas landasan bidang kerja meja. Pemasangan kotak kontak harus dipasang sedemikian rupa sehingga dihubungkan tidak mungkin terjadi sentuhan tak sengaja dengan beban aktif. Pemasangan tata letak stop kontak harus sesuai dengan gambar pada perancangan, untuk tata letak stop kontak dapat dilihat pada layout instalasi listrik.
3.8 Pembagian Kelompok Beban Suplai energi listrik untuk rumah sakit ini menggunakan sistem 3 phasa dengan tegangan suplai 220 / 380 V, sehingga perlu dilakukan pembagian kelompok beban, hal ini bertujuan untuk : 1. Menjaga keseimbangan beban pada tiap phasa. 2. Melokaslisir gangguan yang timbul dengan tidak mempengaruhi kerja sistem secara keseluruhan. 3. Mempermudah dalam pemasangan, pemeriksaan, pengoperasian dan perbaikan. 4. Jika ada gangguan pada satu kelompok, maka kelompok lain tetap tidak akan terpengaruh gangguan tersebut. Untuk lebih jelasnya, uraian pembagian kelompok beban untuk bangunan ini dapat dilihat di rekapitulasi daya.
3.9 Catu Daya Cadangan ( GENSET ) Genset di sini yang digunakan adalah dengan cara metoda quick starting, yaitu pada saat PLN mati genset langsung beroperasi tidak mengalami proses pemanasan terlebih dahulu. Diesel ini dihubungkan satu poros dengan genset. Pada diesel dan generator tersebut terdapat pemanas kira-kira pada suhu (2550)0C yaitu oli pada heater tersebut. Dan kelembaban generator ini tidak tinggi.
46
BEBAN A
KT
KG
AMF B A Battery Charging
Disesel Engine
PLN
G
ACCU
Cara kerja rangkaian di atas adalah: Dalam keadaan normal yaitu beban disuplai oleh PLN, arus akan mengalir sebagai berikut. Dari meter PLN-Titik A-Switch KT (on)-Titik B-Load. Dalam keadaan darurat yaitu PLN off (KT off), secara otomatis AMF memerintahkan diesel untuk start dan dalam waktu ± 8 sec. Generator mengeluarkan tegangan (voltage), secara otomatis pula switch KG on. Sekarang beban disuplai dari genset. Apabila PLN on kembali, ± 30 sec. AMF memerintahkan KG off dan setelah itu meng-on-kan KT, tetapi genset masih running. Apabila PLN dalam waktu ± 120 sec tidak off lagi, maka genset stop. Semuanya akan bekerja secara otomatis.
47