BAB III PERANCANGAN ETHERNET OVER SDH ( EoS )
Sebelum melakukan implementasi perlu dilakukan beberapa tahapan-tahapan dalam perancangan dimulai dari melihat alokasi port yang akan digunakan menentukan kapasitas bandwith yang akan dibuat hingga proses penyambungannya kearah NE (Network Element) disisi tujuannya. Untuk melihat alokasi dan menentukan seberapa besar bandwith yang akan dibuat dapat dilihat melalui NMS (Network Management System) berikut adalah penjelasan NMS serta pengenalan tetang fitur apa saja yang terdapat didalamnya.
3.1 Network Management System (NMS) Network Management System (NMS) merupakan software yang berfungsi sebagai system administrasi jaringan khususnya jaringan backbone SDH. NMS yang digunakan dalam perancangan ini merupakan tipe TNMS client yang didalamnya terdapat beberapa jenis tipe perangkat, diantaranya Surpass 7070 SC/DC series,merupakan produk dari vendor jaringan Nokia Solution Network (NSN). Yang saling terintegrasi satu sama lain dengan jaringan-jaringan backbone SDH dari perangkat vendor jaringan lainnya. Untuk mengakses NMS yang ada diperlukan user id dan password user ini juga berguna untuk mengidentifikasi apabila sewaktu-waktu ada sirkit yang down dan terhapus dapat, untuk tampilan loginnya terlihat seperti pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Tampilan Login TNMS Client
17
18
Selain berfungsi sebagai sistem administrasi jaringan NMS juga mendukung untuk suksesnya sebuah integrasi, dengan bantuan create circuit customer, deteksi alarm, beberapa simulasi test diantaranya test loop guna memastikan titik pusat dari suatu masalah integrasi baik masalah configurasi maupun perangkat fisik. 3.2 Element – Element pada NMS Pada NMS terdapat beberapa element – element diantaranya :
NE (Network Element) NE merupakan semacam lemari besi yang didalamnya terdapat beberapa slot, slot berguna untuk tempat menginsert card yang dapat di insert sesuai kebutuhan. Slot ini dapat diisi dengan tipe card yang berspesifikasi SDH atau juga dapat diisi dengan jenis card yang berspesifikasi ethernet,mulai dari slot dengan kapasitas E1 hingga level STM-N. Di bawah ini adalah contoh Gambar rak NE hiT 7070 series.
Gambar 3.2 Rak NE hiT 7070 series
19
Link Link Physical ini pada NMS adalah sebuah gambaran virtual jaringan fisik fiber yang mewakili kondisi sebenarnya di lapangan, biasa disebut juga ‘jaringan besar’ pada NMS. di PT. Indosat, Tbk sendiri, dalam menggelar jaringan fibernya menggunakan core STM-1, STM-16 dan STM-64
Garis pada NMS yang berwarna hijau adalah garis yang menghubungkan antar NE satu ke NE yang lainnya yang merupakan gambaran koneksi dari NE satu ke NE yang lainnya, yang dilengkapi dengan kapasitas yang berbeda – beda, dengan satuan kapasitas STM-1,STM-4 hingga STM-64. Satuan kapasitas sebagai jalur untuk menghantarkan trafik dari drop to drop. Di bawah ini contoh Gambar link area Banda Aceh.
Gambar 3.3 Link
20
Trail Merupakan jalur yang dibuat untuk untuk menghubungkan trafik dari drop asal ke drop port tujuan. Trail dibuat dengan menggunakan kapasitas Port STM-1 yang dipecah ke level E1, yang berjumlah 63 kali E1. Di bawah ini adalah contoh gambar Trail STM-1 yang di pecah E1 menjadi 63 E1.
Gambar 3.4 Trail STM-1
3.3 Alur Diagram Perancangan Dalam perancangannya, EoS (Ethernet over SDH) dapat di gambarkan dalam sebuah diagram blok. Diagram blok yang menuliskan tentang bagaimana proses perancangan dari awal perancangan EoS itu sendiri hingga siapnya sirkit tersebut untuk di Integrasi. Untuk alur diagram pembuatannya dapat dilihat pada gambar 3.5.
21
Start
Menentukan Alokasi Port Ethernet
Pembuatan Gabungan
Penggabungan 8 E1 sisi Sigli
Hubungkan Local port ke Logical port
Penggabungan 8 E1 sisi Lamnyong
Permintaan tidak bisa lanjutkan
Permintaan tidak bisa lanjutkan
Hubungkan Sigli – Lamnyong di sisi SDH
Hubungkan Local port ke Logical port
Hasil penggabungan 8E1 Pastikan Clear Alarm
Pengetesan Link
End
Gambar 3.5 Alur Diagram Perancangan.
Pada Gambar 3.5 merupakan alur perancangan EoS (Ethernet over SDH) dimulai dari menentukan alokasi port ethernet yang akan digunakan, kemudian menggabungkan 8 level E1 menjadi 1 dengan kapasitas total 16 Mb dengan metode concatination di kedua network element, yaitu Network Element Sigli dan Network Element Lamnyong. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan local port dengan logical port di masing-masing Network Element tersebut. Setelah melakukannya di Network Element origin dan Network Element destinationnya kemudian menyambungkan ke-2 Network Element tersebut di sisi SDH. Setelah ke-2 Network Element terhubung sirkit berarti telah selesai dibuat. Selanjutnya yaitu memastikan sirkit yang telah dibuat clear alarm. Apabila pada sirkit yang telah dibuat terdapat indikasi alarm maka lakukan pengecekan ulang perancangan dimulai dari awal hingga dipastikan bebas dari indikasi alarm. Selanjutnya adalah melakukan proses integrasi dan perhintungan dan analisa. Setelah membuat alur diagram perancangan langkah selanjutnya yaitu merancang dan
22
mengimplementasikan nya sesuai dengan alur diagram yang telah dibuat pada gambar 3.5 dalam perancangan awalnya akan dimulai dengan menentukan alokasi port yang akan digunakan seperti yang akan dijelaskan pada pembahasan 3.6.
3.4 Menentukan alokasi Port Ethernet Hal Pertama yang dilakukan dalam perancangan ini adalah dengan melihat ketersediaan port ethernet yang ada pada lokasi yang akan dibuat. Apakah pada lokasi yang akan dibuat tersedia port dengan tipe IF4FE4GEB jika belum tersedia maka insert card ethernet pada slot yang kosong terlebih dahulu. untuk melihat ketersediaannya dapat diliat langsung pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Tampilan dalam Network element di NMS
Pada Gambar 3.6 merupakan tampilan dalam dari sebuah NE. Terdapat beberapa jenis card diantaranya card IF4FE4GEB card tersebut merupakan card ethernet,sebuah card yang menyediakan 8 buah port dengan 4 buah port bertipe FE (fast ethernet) dan 4 buah port bertipe GE (gigabyte ethernet). Hal berikutnya ialah menentukan di port mana yang akan digunakan dengan memilih port yang kosong serta mebuat LCAS nya sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan menghubungkannya ke local port SDH.
23
3.5 Konfigurasi di sisi Ethernet Service Hit 7070 Sigli – 7070 Lamnyong Dalam membuat crossconnect EoS ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya kita harus melakukan setting di masing-masing NE yang akan kita buat. Kemudian kita harus menentukan Bandwidht yang akan digunakan, serta parameterparameter lainnya. Berikut adalah cara melakukan setting disisi NE 7070 Sigli ke NE 7070 Lamnyong.
1. Pada Card IF4FE4GEB mengklik kanan kemudian mengklik configuration kemudian selanjutnya mengklik VC4 Subview
Gambar 3.7 VC4 Subview Setelah meng-klik configuration maka kita aktifkan VC4 Muxnya structurenya dengan meng-klik kanan di VC4 mana yang ingin kita aktifkan.
24
3.8 Tampilan VC4 Mux aktif 2. Setelah kita selesai mengaktifkan VC4 Mux maka selanjutnya adalah kita mengklik kanan pada card IF4FE4GEB lalu configuration kemudian gabunggkan. Kemudian memilih berapa kapasitas yang akan kita digunakan untuk pembuatan link EOS ini.
Gambar 3.9 Penggabungan Konfigurasi
25
Gmbar 3.10 Add Penggabungan Group
Gambar 3.11 Tampilan setelah kita memilih kapasitas
3. Setelah selesai menggabungkan, kita masih dalam card IF4FE4GEB di klik kanan untuk mengkonfigurasi GFP Assigment. Dalam situasi seperti ini kita harus menyamakan konfigurasi yang kita buat pada GFP ini. Pada proses sebelumnya kita mengisi kolom LCAS VC12 dengan kapasitas 8 (8E1= 16 Mb) yang harus di samakan dengan GFP yang akan kita setting.
26
Gambar 3.12 Tampilan GFP Assigment
Gambar 3.13 Tampilan Setting LCAS VC12
Gambar 3.14 Tampilan Setting GFP Group
27
Setelah aktifkan VC4 MUX, setting LCAS VC12 dan setting GFP Group di NE Sigli maka lakukan hal yang sama di NE Lamnyong.
3.6 Konfigurasi di sisi SDH Pada tahap ini penulis akan membuat trail dan membuat circuit menggunakan NMS NSN. 3.6.1 Trail VC4 Trail VC4 ini disebut juga sebagai jalur virtual, trail ini di buat untuk sirkit-sirkit service E1 yang akan digunakan, diibaratkan sirkit-sirkit E1 atau 2 mb tersebut menumpang melalui trail ini. Rata-rata trail ini dibuat hanya dalam kapasitas 1xSTM-1.
Gambar 3.15 Routing Display Trail VC4
Pada gambar 3.15 penulis telah membuat trail VC4 dari NE Sigli kearah NE Lamnyong yang berkapasitas 1xSTM-1. Langkah tersebut di buat sebelum membuat VC12 atau E1.
28
3.6.2 Circuit VC-12 (E1/2Mb) Circuit atau bisa di sebut sirkit ini adalah bagian terkecil dari transmisi SDH, sesuai dengan struktur multiplex SDH yaitu berkapasitas 2Mb. Dalam kasus ini penulis akan membuat sirkit 2MB x 8E1 (16Mb).
Gambar 3.16 Tampilan Circuit VC-12 Gambar 3.16 adalah gambar VC12 yang sudah di buat dari NE Sigli kearah Lamnyong.
3.7 Proses pembuatan crossconnect EoS Setelah kita membuat atau mengetahui trail yang akan di gunakan, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan crossconnect virtual di sisi NMS. Di bawah ini adalah beberapa langkah-langkahnya.
29
1. Create Service
Gambar 3.17 Tampilan create service
2. Pelabelan Service
Gambar 3.18 Pelabelan
30
3. Pembuatan EoS di sisi SDH
Gambar 3.19 Pilih port
Gambar 3.20 Route Automatically
31
Untuk mempercepat membuat crosconnect dan link clear alarm disini penulis menggunakan route automatic maka secara otomatis route akan mencari trail yang kosong dan clear alarm untuk menghubungkan NE Sigli ke NE Lamnyong.
Gambar 3.21 VC-12 Hasil Penggabungan
Gambar 3.22 Penggabungan
32
Gambar 3.23 Crossconnect SDH to EoS Pada gambar 3.23 merupakan gambar dari konfigurasi yang telah dibuat sebesar 1x8E1 yang atau sebesar 16 Mbps, sirkit ini bukan lagi sirkit dengan kapasitas ber level VC-12 melainkan sirkit dengan satuan VG(VC 12-8V). sirkit tersebut tersusun atas 8E1 masing-masing E1 berkapasitas 2 Mbps, sehingga apabila digabungkan akan menghasilkan kapasiitas sebesar 16 Mbps. Kapasitas 16 Mbps inilah yang nantinya akan dihubungkan pada port ethernet yang akan digunakan disisi origin dan destinationnya, sehingga bila pada SDH pada umumnya dalam 1 port hanya mengeluarkan kapasitas sebesar 2 Mbps kini dalam 1 port yang digunakan dapat menghantarkan kapasitas sebesar 16 Mbps, sesuai dengan kebutuhan.